SISTEM BILANGAN & KONVERSI BILANGAN*sumber:
http://bonzcalm.blogspot.com/2010/10/sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan.htmlhttp://andikaindara.blogspot.com/2013/05/rangkuman-sistem-bilangan.html
Sistem Bilangan atau Number System adalah Suatu cara untuk
mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem Bilangan menggunakan
suatu bilangan dasar atau basis (base / radix) yang tertentu. Dalam
hubungannya dengan
HYPERLINK "http://sistem-bilangan.blogspot.com/" komputer, ada 4
Jenis Sistem Bilangan yang dikenal yaitu : Desimal (Basis 10),
Biner (Basis 2), Oktal (Basis 8) dan Hexadesimal (Basis 16).
Berikut penjelesan mengenai 4 Sistem Bilangan ini :
1. Desimal (Basis 10)
Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal
menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu
: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal dapat
berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa
pecahan desimal (decimal fraction).
Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan perhitungan
seperti berikut, misalkan contoh bilangan desimal adalah 8598. Ini
dapat diartikan :
Dalam gambar diatas disebutkan Absolut Value dan Position Value.
Setiap simbol dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut Value
dan Position Value. Absolut value adalah Nilai Mutlak dari
masing-masing digit bilangan. Sedangkan Position Value adalah Nilai
Penimbang atau bobot dari masing-masing digit bilangan tergantung
dari letak posisinya yaitu bernilai basis di pangkatkan dengan
urutan posisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah
ini.
Dengan begitu maka bilangan desimal 8598 bisa diartikan sebagai
berikut :
Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal
(decimal fraction), misalnya : 183,75 yang dapat diartikan :
2. Biner (Basis 2)
Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2
simbol yaitu 0 dan 1. Bilangan Biner ini di populerkan oleh John
Von Neumann. Contoh Bilangan Biner 1001, Ini dapat di artikan (Di
konversi ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :
Position Value dalam sistem Bilangan Biner merupakan
perpangkatan dari nilai 2 (basis), seperti pada tabel berikut ini
:
Berarti, Bilangan Biner 1001 perhitungannya adalah sebagai
berikut :
3. Oktal (Basis 8)Oktal (Basis 8) adalah Sistem Bilangan yang
terdiri dari 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Contoh Oktal
1024, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan
desimal) menjadi sebagai berikut :
Position Value dalam Sistem Bilangan Oktal merupakan
perpangkatan dari nilai 8 (basis), seperti pada tabel berikut ini
:
Berarti, Bilangan Oktal 1022 perhitungannya adalah sebagai
berikut :
4. Hexadesimal (Basis 16)Hexadesimal (Basis 16), Hexa berarti 6
dan Desimal berarti 10 adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 16
simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11), C(12),
D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2
unsur yaitu angka dan huruf. Huruf A mewakili angka 10, B mewakili
angka 11 dan seterusnya sampai Huruf F mewakili angka 15.
Contoh Hexadesimal F3D4, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke
sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :
Position Value dalam Sistem Bilangan Hexadesimal merupakan
perpangkatan dari nilai 16 (basis), seperti pada tabel berikut ini
:
Berarti, Bilangan Hexadesimal F3DA perhitungannya adalah sebagai
berikut :
2. konversi bilangan
konversi bilangan decimal ke bilangan biner
nilai bilangan decimal dibagi dengan 2 , pembacaan nilai akhir
hasil pembagian dan urutan sisa hasil pembagian adalah bentuk
bilangan biner dari nilai decimal
contoh :
ubah bilangan decimal 9 ke bentuk bilangan biner
jawab = 9:2= 4 1
4:2= 2 0
2:2= 1 0
Konversi bilangan biner ke bilangn decimal
Setiap urutan nilai bilangan biner di jumlahkan dengan terlebih
dahulu nilai biner
Contoh :
ubah bilengan biner 1001 ke dalam bilangan decimal
1001(2)= . . . (10)
=(1*23 )+ (0*22) +(0*21) +(1*20)
=9Adapun contoh contoh lain mengenai konversi bilangan decimal
ke biner ataupun sebaliknya
11(10) = (2)
15(10) =. .(2)
10011(2 ) = .(10)
100011(2) = (10)
Jawab
11(10) = .(2)
11:2=5 sisa 1
5:2=2 sisa 1 dibaca 1011
2:2=1 sisa 0
15(10)= ..(2)
15:2=7 sisa1
7:2= 3 sisa1 dibaca 1111
3:2= 1 sisa1
110011 (2) = (10)
=(1*25)+(1*24)+(0*23)+(0*22)+(1*21)+(1*20)
=32+16+0+0+2+1
=51
100011 (2) =..(10)
=(1*25)+(0*24)+(0*23)+(0*22)+(1*21)+(2*20)
=32+0+0+0+2+1
=35
Konversi bilangan decimal ke bilangan oktal
Nilai bilangan decimal dibagi dengan 8 , pembacaan nilai akhir
hasil pembagian dan urutan sisa hasil pembagian adalah bentuk
bilangan octal dari nilai decimal
Konversi bilangan heksadesimal ke bilangan decimal
Setiap urutan nilai bilangan heksa dihumlahkan dengan terlebih
dahulu nilai heksa tersebut dikalikan denang bobot bilangan heksa
decimal masing masing
Contoh :
Ubah bilangan heksa 9AF ke dalam bilangan decimal .
Jawab :
9AF = (9*162)+(A*161)+(F*160)
=(9*256)+(10*16)+(15*1)
=2304+160+15
=2479
Konversi bilangan octal ke bilangan biner
Setiap digit bilangan octal dapat di presentasikan ke dalam 3
digit bilangan biner setiap digit bilangan octal diubah secara
terpisah
Contoh :
Ubahlah bilangan octal 3527 kedalam bilagnan biner
3 5 2 7 = 011101010111
011 101 010 111
Constanta
1/4 1/2 1/1
Konversi bilangan heksa decimal ke dalam bilangan biner
Setiap digit bilangan heksa dapat di presentasikan ke dalam 4
digit bilangan biner . setiap digit bilangan heksa dibah secara
terpisah
Contoh
Ubalah bilangan heksa 2 ac ke dalam bilangan biner
2 A C =001010101100
0010 1010 1100
Constanta
1/8 1/4 1/2 1/1
Bilangan Biner Pecahan
Dalam sistem bilangan desimal, bilangan pecahan disajikan dengan
menggunakan titik desimal. Digit-digit yang berada di sebelah kiri
titik desimal mempunyai nilai eksponen yang semakin besar, dan
digit-digit yang berada di sebelah kanan titik desimal mempunyai
nilai eksponen yang semakin kecil. Sehingga,
0.110=10-1=1/10
0.1010=10-2=1/100
0.2=2 x 0.1=2 x 10-1, dan seterusnya.
Cara yang sama juga bisa digunakan untuk menyajikan bilangan
biner pecahan. Sehingga,
0.12=2-1=, dan
0.012=2-2=2 =
Sebagai contoh,
0.1112=1/2 + 1/4 + 1/8
=0.5 + 0.25 + 0.125
=0.87510101.1012=4 + 0 + 1+ + 0 + 1/8
=5 + 0.625
=5.62510
Pengubahan bilangan pecahan dari desimal ke biner dapat
dilakukan dengan cara mengalikan bagian pecahan dari bilangan
desimal tersebut dengan 2, bagian bulat dari hasil perkalian
merupakan pecahan dalam bit biner. Proses perkalian diteruskan pada
sisa sebelumnya sampai hasil perkalian sama dengan 1 atau sampai
ketelitian yang diinginkan. Bit biner pertama yang diperoleh
merupakan MSB dari bilangan biner pecahan. Sebagai contoh, untuk
mengubah 0.62510 menjadi bilangan biner dapat dilaksanakan
dengan
0.625 x 2=1.25,bagian bulat=1 (MSB), sisa = 0.25
0.25 x 2=0.5,bagian bulat=0, sisa = 0.5
0.5 x 2=1.0, bagian bulat=1 (LSB), tanpa sisa
Sehingga,
0.62510 =0.1012GERBANG LOGIKA DASAR
1) Pengertian gerbang LogikaGerbang Logika adalah rangkaian
dengan satu atau lebih dari satu sinyal asukan tetapi hanya
menghasilkan satu sinyal berupa tegangan tinggi atau tegangan
rendah. Gerbang-gerbang logika merupakan dasar untuk membangun
rangkaian elektronika digital. Suatu gerbang logika mempunyai satu
terminal keluaran dan satu atau lebih terminal masukan. Keluaran
dan masukan gerbang logika ini dinyatakan dalam kondisi HIGH (1)
atau LOW (0). Dalam suatu sistem TTL level HIGH diwakili dengan
tegangan 5V, sedangkan level LOW diwakili dengan tegangan 0V.
Melalui penggunaan gerbang-gerbang logika, maka kita dapat
merancang suatu sistem digital yang akan mengevaluasi level masukan
dan menghasilkan respon keluaran yang spesifik berdasar rancangan
rangkaian logika. Ada tujuh gerbang logika yaitu AND, OR, INVERTER,
NAND, NOR, exclusive-OR (XOR), dan exclusive-NOR (XNOR).
2) Gerbang Logika AndGerbang and merupakan salah satu gerbang
dasar yang memiliki dua buah saluran keluaran (output). Suatu
gerbang AND akan menghasilkan sebuah keluaran biner tergantung dari
kondisi masukan dan fungsinya. Gerbang AND mempunyai dua atau lebih
dari dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Gerbang
AND mempunyai sifat bila sinyal keluaran ingin tinggi (1) maka
semua sinyal masukan harus dalam keadaan tinggi (1). Gerbang AND 2
masukan dapat dianalogikan sebagai 2 saklar seri untuk menghidupkan
lampu, sebagaimana Gambar 1.1.a, dimana lampu akan menyala bila
saklar SA dan saklar SB sama-sama ditutup.
Secara skematik, gerbang AND diperlihatkan dalam gambar
1.1.b
(a)
Y = A . B
(b)
Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang ANDTabel 1.1 kebenaran
Gerbang AND 2 masukan :MasukanKeluaran
ABY (And)
000
010
100
111
Perhatikan tabel kebenaran tersebut bahwa L1 = 1 hanya apabila
kondisi A dan B = 1. Total kombinasi yang memungkinkan adalah 2N,
dimana N merupakan jumlah input , dalam hal ini maka N = 2,
sehingga 22 = 4.
3) Gerbang Logika ORGerbang OR merupakan salah satu gerbang
logika dasar yang memiliki dua buah saluran keluaran masukan atau
lebih dan sebuah saluran keluaran. Suatu gerbang logika OR akan
menghasilkan sebuah keluaran logika 1 apabila salah satu atau semua
saluran masukannya mendapatkan nilai logika 1. Gerbang OR mempunyai
sifat bila salah satu dari sinyal masukan tinggi (1), maka sinyal
keluaran akan menjadi tinggi (1) juga. Simbol dan Analogi :
Gerbang OR 2 masukan dapat dianalogikan sebagai 2 saklar paralel
untuk menghidupkan lampu, sebagaimana Gambar 1.2.a, dimana lampu
akan menyala bila salah satu saklar SA atau saklar SB ditutup.
(a)
Y = A + B
b)
Gambar 1.2 Analogi dan simbol Gerbang OR
Tabel kebenaran Gerbang OR :MasukanKeluaran
ABY (OR)
000
011
101
111
Perhatikan tabel kebenaran tersebut bahwa L1 = 0 hanya apabila
kondisi A dan B = 0. Total kombinasi yang memungkinkan adalah 2N,
dimana N merupakan jumlah input , dalam hal ini maka N = 2,
sehingga 22 = 4.
4) Gerbang Logika NotGerbang NOT juga sering disebut dengan
gerbang inverter. Gerbang ini merupakan gerbang logika yang paling
mudah diingat. Gerbang NOT memiliki satu buah saluran masukan dan
satu buah saluran keluaran. Gerbang NOT akan selalu menghasilkan
nilai logika yang berlawanan dengan kondisi logika pada saluran
masukannya. Bila pada saluran masukannya mendapatkan nilai logika
1, maka pada saluran keluarannya akan dihasilkan nilai logika 0,
dan sebaliknya. Gambar 3.1 menunjukkan rangkaian diskrit gerbang
NOT yang dibangun menggunakan sebuah transistor dan dua buah
resistor.
Gambar 3.1 rangkaian diskrit gerbang NOT
Gerbang inverter (NOT) merupakan suatu rangkaian logika yang
berfungsi sebagai "pembalik", jika masukan berlogika 1, maka
keluaran akan berlogika 0, demikian sebaliknya.
Simbol dan Analogi :Gerbang NOT dapat dianalogikan sebagai
sebuah saklar yang dihubungkan dengan relay normaly closed (NC)
untuk menghidupkan lampu, sebagaimana Gambar 1.3.a, dimana jika
saklar SA terbuka (logika 0), maka relay (S) dalam kondisi tertutup
sehingga lampu menyala (logika 1), sedangkan bila saklar terbuka
(logika 0), maka relay dalam kondisi terbuka sehingga lampu padam
(logika 0).
Secara skematik, gerbang NOT diperlihatkan dalam gambar
1.3.b
(a)
Y = A (not)
(b)
Gambar 1.3 Analogi dan simbol Gerbang NOT
Tabel kebenaran Gerbang OR:MasukanKeluaran
AA (NOT)
01
10
5) Gerbng Logika NandGerbang NAND mempunyai dua atau lebih dari
dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Gerbang NAND
mempunyai sifat bila sinyal keluaran ingin rendah (0) maka semua
sinyal masukan harus dalam keadaan tinggi (1). Gerbang NAND juga
disebut juga Universal Gate karena kombinasi dari rangkaian gerbang
NAND dapat digunakan untuk memenuhi semua fungsi dasar gerbang
logika yang lain.Simbol :
Gambar 1.4 Simbol gerbang Nand
Tabel kebenaran Gerbang NAND:MasukanKeluaran
ABYANDYNAND
0001
0101
1001
1110
6) Gerbang Logika NorGerbang NOR mempunyai dua atau lebih dari
dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Gerbang NOR
mempunyai sifat bila sinyal keluaran ingin tinggi (1) maka semua
sinyal masukan harus dalam keadaan rendah (0). Jadi gerbang NOR
hanya mengenal sinyal masukan yang semua bitnya bernilai nol.Simbol
:
Gambar 1.5 simbol gerbang norTabel kebenaran Gerbang
NOR:MasukanKeluaran
ABYORYNOR
0001
0110
1010
1110
7) Gerbang Logika XORGerbang XOR disebut juga gerbang EXCLUSIVE
OR dikarenakan hanya mengenali sinyal yang memiliki bit 1 (tinggi)
dalam jumlah ganjil untuk menghasilkan sinyal keluaran bernilai
tinggi (1).
Simbol :
Gambar 1.6 simbol gerbang xorTabel kebenaran Gerbang
XOR:MasukanKeluaran
ABYORYXOR
0000
0111
1011
1110
8) Gerbang Logika XNORGerbang XNOR disebut juga gerbang
Not-EXCLUSIVE-OR. Gerbang XNOR mempunyai sifat bila sinyal keluaran
ingin benilai tinggi (1) maka sinyal masukannya harus benilai genap
(kedua nilai masukan harus rendah keduanya atau tinggi
keduanya).
Simbol :
Gambar 1.7 simbol gerbang Xnor
Tabel kebenaran Gerbang XNOR:MasukanKeluaran
ABYXORYXNOR
0001
0110
1010
1101
Tabel 3.13. Ringkasan gerbang logika dasar
Gerbang
LogikaExspresi
Aritmatik SimbolTabel Kebenaran
ANDX = A.B
A
B
X
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
ORX = A+B
A
B
X
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
NOT
X =A
X
0
1
1
0
NAND
X = A
B
X
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
NOR
X = A
B
X
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
Lanjutan Tabel 3.13. Ringkasan gerbang logika dasar
EXOR
X = A
B
X
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
EXNORX = A
B
X
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Biner Biner adalah bilangan
berbasis dua yang hanya mempunyai dua angka yaitu 1 dan 0. Karena
hanya mempunyai dua angka maka jika 1 + 1 = 10 (bukan 2 seperti
halnya bilangan Octal, Decimal, dan Hexadecimal) demikian juga jika
10 + 10 = 100. 10 adalah 2 pada bilangan Decimal dan 100 adalah
bilangan 4 pada bilangan Decimal. Pembahasan lebih detil dapat
dilihat pada posting sebelumnya mengenai konversi bilangan.
1. PENJUMLAHAN BILANGAN BINER
0 + 0 = 00 + 1 = 11 + 0 = 11 + 1 = 10 (0 carry 1)
Contoh:101011(2) -110111(2) = ..............(2)
Langkah-langkah Penyelesaian
Jadi 101011(2)+110111(2)= 1100010(2)
2. PENGURANGAN BILANGAN BINER
0 - 0 = 00 - 1 = 1 borrow 1 (jika masih ada angka di sebelah
kiri)1 - 0 = 11 - 1 = 0
Contoh:1100010(2) -110111(2) =..............(2)
Langkah-langkah penyelesaian
Jadi1100010(2) -110111(2) =0101011(2) atau101011(2)Angka 0
Paling kiri dapat dihilangkan.
V. Multiplexer dan Demultiplexer
Multiplexer atau biasa disingkat dengan Mux adalah suatu
rangkaian yang mempunyai input/masukan dua atau lebih dan hanya
mempunyai satu output/ keluaran (jumlah input dapat bergantung dari
jumlah keluarannya), didalam multiplexer terdapat suatu pemilih,
untuk memilih masukannya, maka dapat disimpulkan bahwa multiplexer
merupakan rangkaian elektronika (dalam dunia Elektronika) yang
dapat dipilih inputnya untuk meneruskan data/sinyal kedalam
outputnya.
Sebagai contoh adalah gambar ini :
Multiplexer
Multiplexer dari gambar diatas bisa diumpamakan sebuah saklar
yang akan memindah-mindah jalur untuk memilih inputnya, dan jika
diaplikasikan kedalam gerbang logika, multiplexer dapat
diimplementasikan sebagai berikut :
Multiplexer Dengan Gerbang Logika
Dengan menggunakan gerbang logika and, not, dan or, secara
sederhana multiplexer dapat diimplementasikan sebagai rangkaian
pemilih input. Apabila pemilih berlogika 1 maka I1 akan menjadi
input dari multiplexer tetapi bila pemilih berlogika 0 maka Io yang
akan menjadi input dan meneruskan data ke Outputnya. Rangkaian
multiplexer dapat menggunakan lebih dari 2 input dimana input dapat
berjumlah 2n.
Multiplexer 4 ke 1
Dalam gambar diatas multiplexer 4 masukan ini terdapat dua
pemilih input dimana setiap logika pemilih mewakili setiap
inputnya, lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut :
PemilihInput
00I0
10I1
01I2
11I3
Sehingga multiplexer 4 masukan ini akan mengeluarkan data ketika
pemilih akan memilih data pada masukan yang dituju, sebagai contoh
pemilih menunjuk masukan I1 dengan memasukkan logika 10 pada
pemilih, sehingga keluaran hanya akan mengikuti data masukannya
yaitu masukan I1, apabila I1 berlogika 1 maka keluaran juga
berlogika 1 dan juga sebaliknya, walaupun masukan lainnya mencoba
untuk memasukkan data tetapi keluaran tidak akan terpangaruh dan
hanya akan mematuhi masukan data pada input I1.
Demultiplexer
Demultiplxer atau dapat disingkat Demux merupakan suatu
rangkaian elektronika yang mempunyai output dua atau lebih dan
hanya mempunyai satu input (jumlah input dapat bergantung dari
jumlah keluarannya), didalam multiplexer terdapat suatu pemilih
keluaran/outputnya, jadi demultiplexer merupakan rangkaian yang
dapat dipilih outputnya untuk meneruskan data dari inputnya.
Berkebalikan dari multiplexer yang dapat dipilih intputnya,
demultiplexer ini yang dipilih adalah outputnya. Untuk lebih
mudahnya dapat dilihat gambar dibawah ini :
Demultiplexer
Dalam gambar tersebut data dimasukan dari inputnya kemudian
pemilih sel akan memilih salah satu output dari Q0 dan Q1 untuk
meneruskan datanya. Dan apabila diaplikasikan kedalam gerbang
logika, Demultiplexer dapat diimplementasikan sebagai berikut :
Demultiplexer Dengan Gerbang Logika
Dengan menggunakan gerbang logika and dan not, secara sederhana
Demultiplexer dapat diimplementasikan sebagai rangkaian pemilih
output. Sehingga apabila pemilih berlogika 1 maka I1 akan menjadi
output dari demultiplexer, tetapi bila pemilih berlogika 0 maka Io
yang akan menjadi input dan meneruskan data ke Outputnya. Sama
seperti multiplexer, rangkaian demultiplexer dapat digunakan untuk
memilih banyak keluaran(lebih dari dua output dalam output
berjumlah 2n.)
Demultiplexer 4 keluaran ini akan mengeluarkan data yang sesuai
ketika pemilih menunjuk keluaran yang dituju, sebagai contoh
pemilih menunjuk keluaran F0 dengan memasukkan logika 00 pada
pemilih, sehingga keluaran yang akan mengeluarkan data hanyalah
output F0, apabila Input berlogika 1 maka keluaran F0 juga
berlogika 1 dan juga sebaliknya, walaupun pada masukan/input
dimasukkan data tetapi keluaran lain tidak akan mengeluarkan data
seperti output F0 dan hanya akan berlogika 0 walaupun input
berlogika 1.
Dalam dunia komunikasi Multiplexer dan Demultiplexer dapat
mempermudah memindahkan sinyal satu ke sinyal yang lainnya atau
dapat bermanfaat menyalurkan sinyal pada jalur tertentu kedalam
tujuan yang telah ditentukan walaupun komunikasi tersebut hanya
memiliki jalur tunggal, dan apabila diimplemetasikan kedalam
gerbang logika maka hasilnya sebagai berikut :
Penggabungan Multiplexer dengan Demultiplexer
Gambar diatas merupakan implementasi Multiplexer yang
digabungkan dengan Demultiplexer sehingga data yang akan masuk
dapat memilih input mana yang akan digunakan dan dari data yang
telah dimasukan tersebut dapat dipilih keluaran mana yang akan
menjadi keluaran dari data masukan.VI. Pengertian dan Jenis
Flip-FlopFlip-flop adalah rangkaian digital yang digunakan untuk
menyimpan satu bit secara semi permanen sampai ada suatu perintah
untuk menghapus atau mengganti isi dari bit yang disimpan. Prinsip
dasar dari flip-flop adalah suatu komponen elektronika dasar
seperti transistor, resistor dan dioda yang dirangkai menjadi suatu
gerbang logika yang dapat bekerja secara sekuensial. Nama lain dari
flip-flop adalah multivibrator bistabil.
Ada berbagai jenis flip-flop ditinjau dari beberapa aspek namun
pada penulisan ini yang kami bahas adalahflip-flop yang ditinjau
dari cara kerjanya yang terdiri dari:
1. Flip-Flop RSFlip-flop ini mempunyai dua masukan dan dua
keluaran, di mana salah satu keluarannya (y) berfungsi sebagai
komplemen. Sehinggaflip-flopini disebut juga rangkaian dasar untuk
membangkitkan sebuah variabel beserta komplemennya.Flip-flop RS
dapat dibentuk dari kombinasi dua gerbang NAND atau kombinasi dua
gerbang NOR.
2. D Flip-FlopNama flip-flop ini berasal dari Delay. Flip-flop
ini hanya mempunyai satu masukan, yaitu D. Jenis flip-flop ini
sangat banyak dipakai sebagai sel memori dalam komputer.
D Flip-flop merupakan salah satu jenis flip-flop yang dibangun
dengan menggunakan flip-flop S-R. Perbedaannya dengan flip-flop S-R
terletak pada inputan R, pada D Flip-flop inputan R terlebih dahulu
diberi gerbang NOT, maka setiap input yang diumpankan ke D akan
memberikan keadaan yang berbeda pada input S-R, dengan demikian
hanya akan terdapat dua keadaan S dan R yaitu S=0 dan R=1 atau S=1
dan R=0, jadi dapat diisi. Master Save D Flip-flop merupakan
rangkaian flip-flop yang memiliki 2 latch D dan sebuah inverter.
Latch yang satu bernama Master dan yang kedua bernama Slave.
3. JK Flip-FlopDari uraian subbab-subbab sebelumnya dapat
dilihat bahwa dasar dari semua flip-flop adalah flip-flop RS. JK
Flip-flop merupakan rangkaian flip-flop yang dibangun untuk
megantisipasi keadaan terlarang pada flip-flop S-R. Dalam
prakteknya, ada kalanya perlu merealisasikan flip-flop tertentu
daripada flip-flop yang tersedia, misalnya flipflop yang dibutuhkan
tidak tersedia atau dari serpih (chip) flip-flop yang digunakan
masih ada sisa flip-flop dari jenis lain yang belum termanfaatkan.
Sebagaimana diuraikan di depan, flip-flop D dapat dibangun dari
flip-flop JK dengan memberikan komplemen J sebagai masukan bagi K.
Flip-flop D yang disusun dari flip-flop JK.
4. T Flip-FlopT Flip-flop merupakan rangkaian flip-flop yang
dibangun dengan menggunakan flip-flop J-K yang kedua inputnya
dihubungkan menjadi satu, maka akan diperoleh flip-flop yang
memiliki watak membalik output sebelumnya jika inputannya tinggi
dan outputnya akan tetap jika inputnya rendah. Flip-flop T dapat
dibentuk dari flip-flop JK dengan menggabungkan masukan J dan K
sebagai masukan T. Perhatikan bahwa bila T=0 akan membuat J=K=0
sehingga keadaan flip-flop tidak berubah. Tetapi bila T=1, J=K=1
akan membuat flip-flop beroperasi secara toggle.
SUMBER REFERENSI MATERISISTEM BILANGAN,
http://bonzcalm.blogspot.com/2010/10/sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan.htmlhttp://andikaindara.blogspot.com/2013/05/rangkuman-sistem-bilangan.htmlGERBANG
LOGIKA-KARNOUGH MAP ,
http://electrical-icezz.blogspot.com/2013/04/gerbang-logika-dasar.html
PENJUMLAHAN & PENGURANGAN BINER
http://www.linksukses.com/2012/10/penjumlahan-dan-pengurangan-bilangan.htmlMULTI
PLEXER DAN DEMULTIPLEXER:
http://baskarapunya.blogspot.com/2011/12/multiplexer-dan-demultiplexer.html#ixzz2vNO6VMMXFLIP
FLOP1.
http://catatancermin.blogspot.com/2012/12/penjelasan-lengkap-flip-flop.html2.http://ariztik.wordpress.com/2010/11/26/pengertian-flip-flop/
Page 24 of 24