Top Banner
1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SEKOLAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
57

Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

Jun 26, 2015

Download

Documents

Ubaidah Sudjai
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

1

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN

SEKOLAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Page 2: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

2

KATA PENGANTAR

Pembangunan di bidang pendidikan nasional masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang

perlu ditangani secara serius, yaitu (1) belum meratanya kesempatan memperoleh pendidikan; (2)

rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; serta (3) lemahnya manajemen pendidikan.

Berbagai upaya telah dan sedang ditempuh pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Dalam rangka mengoptimalkan dan peningkatkan mutu pembelajaran melalui pemanfaatan TIK,

Pustekkom pada tahun 2010 akan merintis pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

dalam kegiatan pembelajaran di SMP/MTs. dan SMA/MA negeri dan swasta secara bertahap di 33

provinsi di Indonesia. Kegiatan ini akan diawali dengan pelaksanaan di perintisan di 50 sekolah di tahun

akademis 2010/2011 yang secara bertahap akan mencapai 250 sekolah di tahun 2013/2014.

Panduan Pelaksanaan ini memberikan penjelasan tentang deskripsi program, kriteria sekolah binaan,

organisasi, tugas dan tanggung jawab, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan . Oleh

karena itu, setiap instansi/lembaga yang akan menjalankan program ini agar mempelajari dan

memahami terlebih dahulu panduan pelaksanaan ini agar pelaksanaan program dapat berjalan lebih

efektif, dan efisien

Selanjutnya, apabila dalam panduan pelaksanaan ini terjadi kekurangan atau kekeliruan, maka akan

dilakukan perbaikan-perbaikan sesuai ketentuan yang berlaku.

Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan menyampaikan

pemikirannya dalam pembuatan Panduan Pelaksanaan ini.

Jakarta, Juli 2010

Kepala,

Ir. Lilik Gani M.Sc,Ph.D.

NIP. 680001660

Page 3: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

3

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

A. Latar belakang

B. Tujuan

C. Dasar Hukum dan Kebijakan

D. Sasaran

E. Persyaratan Sekolah Binaan

F. Hasil yang diharapkan

BAB II Model Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan di Sekolah

A. Deskripsi Program

B. Konsep Pendekatan sekolah Berbasis TIK

C. Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran

BAB III Level Sekolah

BAB IV Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab

A. Organisasi

B. Tugas dan Tanggung Jawab

BAB V Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan

A. Pengendalian dan evaluasi

B. Obyek pengendalian

C. Metode Pengendalian

D. Pelaporan

BAB VI Rencana Aksi

BAB VII Penutup

Page 4: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia merupakan investasi jangka panjang. Pendidikan jangan hanya dijadikan

sebagai kewajiban Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) tetapi harus menjadi kebutuhan

primer dari setiap insan manusia Indonesia seutuhnya.

Setiap satuan pendidikan diharuskan untuk memenuhi 8 standar nasional pendidikan, agar tercipta

model lembaga pendidikan yang mampu competitive dan comparative dengan lembaga pendidikan

di Negara Lain. Lembaga pendidikan sekolah dari jenjang paling rendah hingga tinggi harus mampu

menjaga kualitas proses pembelajarannya sehingga menghasilkan output yang bermutu.

Sekolah merupakan institusi sosial yang memainkan peranan amat penting dalam mengubah

kehidupan masyarakat. Di sinilah tempat kita membina masa depan bangsa kita. Tanggung jawab

sekolah yang besar dalam memasuki era globalisasi adalah mempersiapkan siswa untuk mampu

mengahadapi tantangan-tantangan yang sangat cepat perubahannya.

Disisi lain kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau memunculkan tantangan

tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan pendidikan terutama dalam usaha meningkatkan mutu

dan memeratakan kesempatan memperoleh pendidikan. Oleh karena itu perlu strategi baru untuk

mengatasi permasalahan pendidikan tersebut yaitu dengan pendayagunaan teknologi komunikasi

dan informasi (TIK).

Pendayagunaan TIK untuk keperluan pendidkan adalah dalam rangka mendukung upaya

pengembangann SDM yang memiliki kemampuan bersaing secara global, dengan demikian akan

meningkat pula kemampuan bersaing bangsa Indonesia dalam kancah persaingan global. Pemilihan

pendayagunaan TIK dalam bidang pendidikan, sudah terbukti manfaatnya di berbagai negara yang

telah menerapkannya, bahwa semakin tinggi investasi dan penetrasi TIK semakin tinggi pula daya

saing bangsa.

Page 5: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

5

Demikian juga dengan kompleksitas implementasi Triple-Track Strategy (pertumbuhan, lapangan

kerja, dan pengentasan kemiskinan) yang dicanangkan pemerintah, memerlukan sepenuhnya

dukungan TIK.

Begitu pula dengan upaya membangun dan mempertahankan karakter bangsa dan jati diri bangsa,

perlu dukungnan TIK melalui pengembangan e-cultural heritage, sehingga jangkauannya akan

semakin luas dan penetrasinya mampu mencapai seluruh lapisan masyarakat baik melaui

pendidikan di keluarga, masyrakat maupun sekolah.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, pendayagunaan TIK untuk pendidikan

memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan secara interaktif dan simulative sehingga

memungkinkan siswa belajar secara aktif. Pemanfaatan TIK juga memungkinkan untuk melatih

kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta

secara tidak langsung juga meningkatkan ”ICT literacy”.

Dalam hal pendayagunaan TIK di sekolah, mengingat jumlah sekolah yang demikian banyak dengan

kualitas yang beragam, maka agar pemanfaatan TIK di sekolah bisa berlangsung optimal, perlu

diawali pemanfaatannya di sekolah-sekolah perintis yang dipilih berdasarkan kelayakan serta tingkat

kemauan dan kesungguhan untuk mengintegrasikan TIK dalam sistem manajemen dan

pembelajaran. Sekolah perintis yang ditunjuk ini juga berfungsi sebagai laboratorium untuk

melakukan uji coba agar penyelenggaraan TIK berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan agar

dapat memberikan manfaat berbagai pihak dalam upaya pengembangan dan peningkatan mutu

pembelajaran melalui TIK, yang pada ujung akhirnya adalah peningkatan mutu pendidikan baik

lokal maupun nasional.

B. Tujuan

Tujuan umum:

Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui pemanfaatan pengintegrasian

TIK di sekolah

Tujuan Khusus:

1. Mengarahkan kegiatan belajar mengajar untuk berorientasi pada proses yang lebih

efektif dan efisien.

Page 6: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

6

2. Menumbuh kembangkan budaya pemanfaatan TIK di lingkungan sekolah untuk

meningkatkan mutu pembelajaran serta layanan administrasi dan informasi sekolah

3. Meningkatkan kesadaran dan motivasi guru dalam memanfaatkan TIK dalam

pembelajaran.

4. Meningkatkan kompetensi guru untuk berperan sebagai pendidik dan fasilitator

dalam membantu siswa mencapai tujuan belajar dengan menggunakan TI

5. Melatih peserta didik untuk secara dini mampu mengorganisasikan aktivitas belajar

dari dalam diri sendiri (student-centered), dan tidak selalu bergantung pada guru

(teacher-centered).

C. Dasar Hukum dan Kebijakan

1. Undang-Undang Dasar 1945.

2. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

4. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

5. Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional

tahun 2010 Nomor 2

6. Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional RI No. 111/MPN/LL/2008 tentang pemanfaatan

peralatan penerima siaran TVE.

7. Surat Edaran Dirjen Mandikdasmen No. 3306/C/LL/2006 tentang Siaran Pendidikan melalui TVRI.

8. TOR 2010

9. Rekomendasi Panja Komisi X DPR RI Tahun 2010

Page 7: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

7

D. Sasaran

Sasaran program ini pada tahap awal adalah 66 (enam puluh enam) sekolah perintis yang terdiri dari

Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Atas

(SMA)/Madrasah Aliyah (MA) baik negeri maupun swasta yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan. Jumlah ini akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 250 sekolah pada tahun

2014.

E. Kriteria Sekolah Binaan

Sekolah yang ditetapkan sebagai sekolah binaan adalah SMP/MTs. dan SMA/MA yang memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1. Memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN)

2. Dapat menerima siaran TVE melalui parabola atau TV Kabel

3. Telah terkoneksi dengan schoolnet

4. Memiliki fasilitas lab komputer

5. Sudah memanfaatkan TIK untuk pembelajaran (TV, Radio/kaset audio, Komputer, CD

Pembelajaran, e-dukasi.net, jardiknas)

6. Memiliki program kerja dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran

7. Memiliki fasilitas komunikasi (telepon, faksimili dan internet) yang memadai dan berfungsi

dengan baik

8. Memiliki tenaga khusus yang ditugaskan untuk mengelola pemanfaatan media

pembelajaran di sekolah

9. Menyatakan secara tertulis bersedia untuk menjadi sekolah binaan dengan persetujuan

komite sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Page 8: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

8

F. Indikator Keberhasilan

1. Jumlah RPP berbasis TIK

2. Jumlah media pembelajaran berbasis TIK

3. Frekuensi pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran

4. Jumlah Karya siswa berbasis TIK

5. Frekuensi Akses terhadap Jardiknas

6. Frekuensi keterlibatan guru dalam forum online di Jardiknas

7. Jumlah Aplikasi sistem informasi administrasi sekolah

8. Efektifitas media komunikasi sekolah berbasis web

9. Nilai hasil belajar (Ulangan harian, ujian semester, dan uji akhir).

10. Jumlah blog yang dikembangkan oleh guru dan siswa

11. Jumlah karya tulis/karya ilmiah siswa dan guru yang di upload ke server/Jardiknas

Page 9: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

9

BAB II

MODEL PEMANFAATAN TIK UNTUK PENDIDIKAN DI SEKOLAH

A. Deskripsi Program

1. Sekolah Berbasis TIK

a. Sekolah Berbasis TIK Indonesia adalah sebuah institusi belajar yang secara sistematis

memanfaatkan TIK secara terpadu untuk meningkatkan proses dan layanan pendidikan di

sekolah dari sisi pembelajaran, managemen dan informasi sekolah dalam rangka

mempersiapkan siswa menuju abad 21.

b. Sekolah Berbasis TIK Indonesia adalah model sekolah masa depan (school of the future) yang

mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai “enabler” efektifitas,

efisiensi dan kemenarikan pembelajaran.

c. Sekolah Berbasis TIK ini bukan merupakan bentuk sekolah baru melainkan hanya berupa

pengembangan dari sekolah yang telah ada terutama dalam memanfaatkan TIK.

d. Terbentuknya Sekolah Berbasis TIK ini adalah untuk mendukung/menunjang model

pengembangan sekolah oleh Kementerian Pendidikan Nasional khususnya Direktorat

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

2. Model Pemanfaatan TIK

Pemanfaatan TIK untuk pendidikan di sekolah adalah suatu bentuk pemanfaatan TIK secara

terpadu untuk meningkatkan proses dan layanan pendidikan di sekolah. Pemanfaatan TIK secara

terpadu ini meliputi pelayan pembelajaran, administrasi dan informasi sekolah.

3. Sekolah Binaan

Sekolah Binaan adalah sekolah yang merupakan perintis pemanfaatan TIK secara terintegrasi

dalam proses pembelajaran, administrasi dan informasi sekolah yang mendapat binaan secara

intensif dari Kementerian Pendidikan Nasional

Page 10: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

10

4. Pusat Sumber Belajar (PSB)

Pusat Sumber Belajar (PSB) adalah sebuah tempat yang dirancang sebagai sarana untuk belajar

dan meningkatkan hasil pembelajaran di sekolah, yang difasilitasi dengan perangkat TIK yang

memungkinkan sekolah dapat mengakses dengan mudah berbagai sumber belajar yang meliputi

televisi edukasi, radio edukasi, konten jardiknas, bimbel online dan konten TIK lainnya yang

bersifat offline.

B. Konsep Pendekatan Sekolah Berbasis TIK

Ada empat aspek yang merupakan pilar keberhasilan pengintegrasian TIK di sekolah yang perlu

mendapatkan perhatian baik dalam tahap persiapan maupun pelaksanaan pengembangan sekolah

berbasis TIK.

Keempat aspek atau pilar tersebut terdiri dari aspek SDM, teknologi, konten, dan kebijakan untuk

menjamin keterlaksanaan program ini sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

1. Aspek SDM (Manusia)

Aspek SDM memiliki peran yang sangat menentukan keberhasilan pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran. Olh karena itu aspek ini memerlukan perhatian, sejak proses rekruitmen,

penugasan dan pengendaliannya. SDM yang akan terlibat dalam proses perintisan dan

pengembangan sekolah berbasis TIK ini, meliputi SDM pengelola, pengembang, pengguna, dan

teknisi

2. Aspek Teknologi (Ubiquitous learning)

Aspek teknologi meliputi infrastruktur jaringan, koneksi internet,televisi dan radio, serta

peralatan (radio, TV, computer/laptop) dan perangkat pendukungnya. Mengingat

perkembangan teknologi yang demikian pesat, maka dalam penyediaan peralatan hendaknya

memperhatikan aspek kebutuhan, kompatibilitas, kesinambungan produksi, ketersediaan suku

cadang, layanan purna jual, dan kemudahan perawatannya.

Page 11: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

11

Idealnya semua kelas, laboratorium, PSB, TU tersedia fasilitas TIK yang lengkap serta terhubung

ke jaringan lokal dan koneksi internet.

3. Aspek konten

Kionten yang harus dikembangkan dan disediakan baik konten online maupun off-line,

meliputi konten E-Pembelajaran (Jardiknas, Edukasinet, TVE, Radio Edukasi, Modul Cetak),

serta konten E-Administrasi (Sistem Administrasi sekolah, Sistem Penerimaan Siswa baru,

Sistem Informasi Sekolah, Aplikasi Sekolah Pintar dll)

Yang tak kalah pentingnya adalah adanya perhatian terhadap masalah penyimpanan,

pengembangan, pemutakhiran dan perawatan sistem pangkalan data (data base) baik yang

berkaitan dengan administrasi sekolah maupun pembelajaran.

4. Aspek Kebijakan

Kebijakan sangat diperlukan untuk menjamin kesuksesan program Sekolah Pintar ini, oleh

karena itu peran serta para stake holder pendidikan sangat diperlukan.

Kebijakan ini meliputi kebijakan tingkat pusat yang dikeluarkan oleh menteri atau institusi

jajaran Kemdiknsas tingkat eselon 1 dan 2, kemudian kebijakan daerah yang dikeluarkan oleh

Dinas Pendidikan tingkat propinsi, kabupaten/Kota, maupu kebijakan yang dikeluarkan pihak

sekolah sendiri untuk mendukung kebijakan institusi di atasnya.

C. Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan di Sekolah

1. Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran.

Untuk dapat memanfaatkan TIK secara optimal dalam proses pembelajaran yang ideal, perlu

diperhatikan sarana dan prasarana sekolah secara keseluruhan dan sarana prasarana di ruang

belajar.

a. Sarana/Prasarana TIK sekolah

Selain memfasilitasi terselenggaranya proses pembelajarn di kelas, hendaknya sekolah juga

dilengkapi dengan fasilitas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran di luar

kelas, baik di halamn sekoalh ataupun ruangan lain seperti perustakaan, kantin, tempat

Page 12: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

12

ibadah dll. Salah satu contoh konsep sekolah yang berbasis TIK yang ideal adalah sebagai

berikut:

Kemudian untuk memanfaatkan TIK secara terintegrasi dalam pembelajaran, sekolah hendaknya

mengembangkan konstruksi jaringan lokal sekolah dengan topologi sebagai berikut:

Server

TV Tunner

Komp.Klient

HUB

Parabola

Jardiknas Internet

E-Book

Bimbel Online

SSuummbbeerr bbeellaajjaarr

llaaiinnnnyyaa

Page 13: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

13

a. Sarana/prasarana TIK ruang belajar

Untuk dapat memanfaatkan TIK secara optimal dalam proses pembelajaran diperlukan

melengkapai sarana prasarana di ruang belajar dengan fasilitas TIK.

1) Prasarana

a) Ruang kelas dan ruang PSB yang dilengkapi dengan fasilitas TIK, sebagai berikut:

1. Memiliki catu daya listrik

2. Dilengkapi dengan alat penyejuk ruangan (AC)

3. Memiliki penerangan yang cukup

4. Memiliki fasilitas jaringan lokal (LAN)

5. Terkoneksi ke internet dengan bandwidth minimal 1 Mbps

2) Sarana ruang kelas berbasis TIK

a) Elektronik:

1. TV minimal 29” 1 buah,

2. computer desktop/laptop (rasio 1 komputer 2 siswa),

3. DVD Player 1 buah

4. Printer dan Scanner 1 buah,

5. Soundsystem (tape, radio, microphone, speaker),

6. LCD Projector 1 buah,

7. IP Camera,

8. Access point (WiFi) 1 buah,

9. DVBS (Set top box),

Page 14: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

14

10. Server,

11. 4 IP Public.

b) Non elektronik: meja–kursi guru dan siswa, meja–kursi komputer, papan tulis, rak

multi guna, layar, rak sepatu, papan jadwal pemanfaatan.

Contoh konsep ruang kelas dan Pusat Sumber Belajar berbasis TIK yang ideal adalah sebagai

berikut:

Konsep 1. Ruang kelas berbasis TIK

Topologi Jaringan lokal kelas

Page 15: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

15

1) Sarana/prasarana ruang ruang PSB

a. 1 set Alat Pembantu Peraga Elektronik

b. 1 set Notebook

c. 1 set LCD projector dengan Layar

d. 1 set Settop Box DVB-S

e. 10 set Personal Computer (Thin Client PC) untuk Siswa

f. 1 set Perangkat Jaringan, berikut kabel dan konektor

Page 16: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

16

Konsep 2. Pusat Sumber Belajar (PSB)

b. SDM

Sumber Daya Manusia yang terlatih dan terampil mengelola dan memanfaatkan PSB adalah

motor penggerak dari PSB yang ideal. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam

mengelola dan memanfaatkan PSB dapat ditempuh melalui berbagai pelatihan-pelatihan di

sekolah binaan terutama untuk tenaga pengelola media yang bertugas mengelola

pemanfaatan media dan perangkatnya serta kepala sekolah dan guru-guru yang bertugas

memanfaatkan TIK secara maksimal guna peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah

binaan.

Sebagaimana telah disinggung di depan ada empat SDM yang dibutuhkan di sekolah yaitu

pengelola, pengembang, pngguna dan teknisi.

1) Pengelola

Page 17: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

17

Tenaga pengelola TIK di sekolah bisa dilakukan oleh guru yang diberi tambahan tugas,

pustakawan atau staf tata usaha sekolah. Dalam hali ini petugas pengelola mempunyai

tanggung jawab sebagai berikut:

a) Inventarisasi seluruh peralatan yang ada

b) Penyimpanan, penggunaan dan perawatan peralatan dengan dibantu oleh teknisi

c) Pengaturan dan penjadwalan penggunaan ruang Lab dan PSB

2) Pengembang

Seyogyanya setiap sekolah yang ditunjuk sebagi sekolah binaan, memiliki kemauan

untuk mengembangkan materi ajar berbasis TIK, dari yang paling sederhana dengan

misalnya dengan menggunakan Power Point hingga bahan ajar interaktif yang lebih

kompleks. Peran pengembang konten ini bisa dilakukan oleh oleh guru yang dilatih

untuk memiliki kompetensi sebagai pengembangn konten. Selain mengembangkan

konten pembelajaran untuk dirinya sendiri, diharapkan juga tenaga tersebut dapat

membantu guru lain yang tidak memiliki kemampuan dalam menyiapkan konten

pembelajaran baik off-lin maupun on-line.

3) Pengguna

Pengguna dalam hal ini adalah guru-guru yang memanfaatakn TIK dalam proses

pembelajaran, mulai dari persiapan, pelaksanaan pembelajaran hingga evaluasi. Secara

lebih rinvci tugas-tugas guru dalam memanfaatkan TIK adalah sebagai berikut:

a) Menyusun RPP berbasis TIK

b) Menyiapkan dan mengembangkan bahan ajar berbasis TIK

c) Membuat blog, sebagai sarana komunikasi dan penugasan kepada siswa

d) Melaksanakan proses pembelajaran dengan mengintegrasikan TIK

e) Memanfaatkan konten yang telah tersedia di jardiknas, TV Edukasi, dan sumber lain

di internet

Page 18: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

18

f) Meningkatkan kemampuan dengan menggali dan memperoleh informasi berkaitan

dengan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan kurikulum, metodologi,

dan sistem evaluasi

g) Melakukan evaluasi prestasi belajar siswa (ulangan harian, UTS, UAS) dengan

memanfaatkan TIK

4) Teknisi

Dalam pemanfaatan TIK di sekolah, teknisi bertanggung jawab atas dapat berfungsinya

dengan baik sarana dan prasarana seperti listrik, jaringan local (LAN), server, koneksi

internet dan TVE, TV, komputer maupun laptop, sehingga berjalannya proses

pembelajaran berbasis TIK dapat berlangsung dengan lancar.

c. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran di sekolah binaan ini menekankan pada keatifan siswa dalam belajar

dengan memanfaatkan berbagai sarana belajar yang tersedia atau student-centered

learning. Siswa dituntut aktif mengelaborasi informasi yang diperoleh serta secara kreatif

dan terampil mengasah kemampuan berkolaboratif dalam memecahkan persoalan.

Penerapkan metode “active learning” ini mengarah pada upaya melibatkan semua siswa

dalam seluruh proses belajar mengajar (partisipasi aktif). Bahkan dalam topik tertentu, siswa

diharapkan mampu menjadi guru bagi teman-temannya. Siswa tidak hanya belajar dari guru

dan buku tetapi juga dari pemanfaatan komputer dan sarana TIK lainnya sebagai media

pembelajaran untuk mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan.

Selain metode active learning, siswa juga dapat merasa senang pada saat belajar karena

terciptanya suasana belajar yang menyenangkan(joyful learning) sehingga dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa yang datang dari dalam diri pembelajar.

Metode joyful learning ini lebih menekanan pada pemberian:

Page 19: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

19

– Aspek visual (gambar, peta, diagram, warna, simbol, alat peraga dan penulisan kata

kunci),

– Aspek auditif (variasi suara, umpan balik secara lisan, pengulangan informasi

penting atau kata kunci, penggunaan sajak atau nyanyian), dan

– Aspek kinestetik (peragaan konsep, simulasi atau bermain peran, gerakan dan

bahasa tubuh).

Dalam pembelajaran online, siswa menggunakan media Learning Management System

(LMS) untuk mendapatkan bahan ajar utama dari pengajar dan berkomunikasi baik dengan

sesama peserta ajar maupun dengan pengajar. Terdapat berbagai sumber pembelajaran

yang berbasis TIK (Resources-Based Learning) diantaranya yaitu :

• Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

wallchart

• Audio Visual seperti: video/film,VCD

• Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH

• Visual: foto, gambar, model/maket

• Multi Media: CD interaktif, bahan belajar berbasis web, Internet

Media Pembelajaran Berbasis yang berbasis ICT, yaitu:

� Searching, dengan search engine

� Collecting, MP3, grafik, animasi, video

� Creating, membuat web, membuat game

� Sharing, web pages, blog

� Communicating, e-mail, IM, chat

Page 20: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

20

� Coordinating, workgroups, mailing list

� Meeting, forum, chatroom,

� Socializing, beragam kelompok sosial on line

� Evaluating, on line advisor

� Buying-Selling, jual beli on line

� Gaming, game on line

� Learning, jurnal on line, riset on line

Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi juga dapat dilakukan

di luar kelas, baik di halaman di kantin dlll, Karen sekolah sudah dilengkapi dengan akses

poin (wifi).

Dengan fasilitas Jardiknas, maka proses pembelajaran di sekolah berbasis TIK telah

terkoneksi ke system dan infrastruktur Jardiknas, berbagai sumber belajar seperti E-

dukasi.net, mobile learning dll, terkoneksi dengan sekolah binaan lainnya bahkan dengan

seluruh sekolah lain yang telah terhubung ke Jardiknas, sehingga dapat saling

berkomunikasi dan berkolaborasi.

Dengan demikian Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui

internet/intranet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga

menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas

Page 21: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

21

Mobile Learning

Sistem &

Infrastruktur TIK

Data Centre,

Pustekkom

Pelatihan Aplikasi

SEKOLAH BINAAN HelpDesk

Pusat Sumber Belajar

Integrasi TIK dalam

Pembelajaran

SchoolNet/ Akses

Di luar llingkungan sekolah,siswa diharapkan melakukan aktivitas berkaitan dengan tugas-

tugas yang diberikan oleh gurunya, sepanjang siswa dapat terkoneksi ke internet. Karena

sebagian bahan ajar digital yang dikembangkan oleh guru telah diunggah ke internet, baik

melalui blog guru ataupun web sekolah, juga materi belajar dari sumber lain seperti

Edukasi.Net, TVE dll. Dengan fasilitas ini juga dimaksudkan untuk melayani aktivitas siswa

yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah.

Di lingkungan

sekolah

Di luar lingkungan

sekolah

Page 22: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

22

2. Pemanfaatan TIK untuk Administrasi dan Informasi Sekolah.

a. Sarana

Untuk dapat memanfaatkan TIK secara optimal untuk keperluan administrasi dan informasi

sekolah diperlukan sarana dan prasarana yang tepat dan memadai termasuk dalam

pengelolaannya.

1) Prasarana

a. Memiliki fasilitas jaringan lokal (LAN)

b. Memiliki fasilitas koneksi ke internet

2) Sarana

a. TV 29”

b. DVBS (Set top box)

c. computer desktop

d. laptop

e. DVD Player

f. Printer

g. Scanner

h. Fotocopy

i. LCD Projector,

j. Access point (WiFi)

k. Server

Page 23: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

23

b. SDM

SDM yang menangani system administrasi sekolah (e-administrasi) adalah dalam rangka

menangani beberapa fungsi, bisa saja masning-masing fungsi ditangani oleh 1 orang, atau

kalau ada keterbatasan jumlah SDM yang memiliki kompetensi, bisa dirangkap oleh satu

atau dua orang.

Adapun SDM atau fungsi yang seyogyanya tersedia adalah:

1) Administrator

2) Programmer

3) Teknisi

c. Sistem

Seyogyanya system administrasi sekolah berbasis TIK yang dikembangkan adalh system yang

terintegrasi yang paling tidak mencakup fitur-fitur sebagai berikut:

1) Penyusunan RPP

2) Absensi guru, siswa dan tenaga kependidikan

3) Prestasi siswa

4) Keuangan

5) Perpustakaan

6) Komunikasi internal dan eksternal

7) Informasi terbuka untuk umum dan yang terbatas untuk pihak tertentu

8) Evaluasi (tengah semester, akhir semester dan UN)

9) Data sekolah

10) Pelaporan

Page 24: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

24

BAB III

LEVEL SEKOLAH BERBASIS TIK

Untuk menuju sekolah yang secara penuh mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran perlu

dilakukan secara bertahap, selain itu penerapannya juga perlu memperhatikan aspek kesiapan sekolah,

mengingat adanya perbedaan kondisi sekolah terutama sekolah di daerah terpencil, dan perbatasan

yang sarana prasarana dasarnya masih belum memadai.

Untuk itu perlu dilakukan pengklasifikasian kondisi fasilitasnya dalam empat level, yaitu

o Level 1: Perintis (< 50%)

Level 1 disebut level Perintis dengan prosentase pemenuhan indikator dibawah 50%.

Yang masuk kategori ini adalah sekolah dengan fasilitas terbatas (termasuk sekolah terpencil,

dan sekolah yang belum memiliki sambungan listrik)

o Level 2: Dasar (50% - 70%)

Level 2 disebut level Dasar dengan prosentase pemenuhan indikator antara 50%-70%.

Yang masuk kategori ini adalah sekolah dengan fasilitas sudah mendekati standar

o Level 3: Menengah (70%-90%)

Level 1 disebut level Menengah dengan prosentase pemenuhan indikator dibawah 70%-90%.

Sekolah yang memnuhi kriteria level ini sudah dapat mengimplementaskian model teknologi

secara standar.

o Level 4: Matang (> 90%)

Level 4 disebut level Matang dengan prosentase pemenuhan indikator di atas 90%.

Pada level ini sudah dapat dilakukan implementasi secara menyeluruh dari model Sekolah

Binaan

Page 25: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

25

Pembagian sekolah berbasis TIK ke dalam beberapa level merujuk pada Smart School Qualification

Standards. Smart School sendiri dibagi ke dalam 4 level yang berbeda dari segi kematangan

implementasi beberapa indikator seperti: Utilization, Human Capital, Application,dan Technology.

� Utilization merupakan integrasi TIK dalam proses belajar mengajar serta administrasi sekolah

(40%)

� Human Capital merupakan kemampuan pihak administrasi sekolah, guru, dan siswa dalam

mengintegrasikan TIK dalam proses belajar mengajar serta administrasi sekolah (30%).

� Application merupakan indikator dimana content dan sistem telah tersedia (20%).

� Technology Infrastructure merupakan indikasi dimana peralatan teknologi telah tersedia (10%).

Adapun level dari model sekolah berbasis TIK ini dapat dikelompokkan atas 4 level yaitu perintis,

dasar, menengah,dan matang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Perintis

(< 50%)

Dasar

(50% - 70 %)

Menengah

(70% - 80%)

Matang

(> 90%)

Utilization 1A 2A 3A 4A

Human capital 1B 2B 3B 4B

Application 1C 3C 3C 4C

Technology

Infrastructure

1D 2D 3D 4D

Level 1: Perintis (< 50%)

Level 1 disebut level Perintis dengan prosentase pemenuhan indikator dibawah 50%.

Page 26: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

26

A. Utilization

o Penggunaan konten berbasis TIK: 0–79 menit per bulan

o Guru mengintegrasikan courseware (memilih topik-topik yang relevan dari courseware

minimal 0–79 menit per bulan) untuk masing-masing core subject.

o Guru mengembangkan bahan ajar berbasis multimedia untuk proses belajar mengajar:

sekali dalam setahun

o Penggunaan Learning Content Management System (Guru): 0–79 menit per bulan

o Penggunaan materi TV edukasi atau pendidikan: 0 Period per bulan

o Jumlah waktu (jam) akses siswa dengan PC: 0–80 menit (untuk mata pelajaran apa saja) tiap

bulan

o Penggunaan Learning Content Management System (Siswa): 0–1 tugas per bulan

o Siswa mampu menyelesaikan 0–1 judul dari modul belajar mandirinya per bulan

o Update aktivitas dan data dari modul yang relevan di Web Based School

o Management System/Smart School Management System: Sekali dalam setahun.

B. Human Capital

o Level kompetensi TIK untuk Koordinator TI: Dasar

o Level kompetensi TIK untuk Teknisi: Dasar

o Para guru memiliki level kompetensi TIK dasar

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam menggunakan materi ajar berbasis TIK

dalam kegiatan belajar mengajar

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam mengintegrasikan materi ajar berbasis TIK

dalam kegiatan belajar mengajar

Page 27: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

27

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam mengembangkan bahan ajar dalam format

multimedia untuk kegiatan belajar mengajar

o <50% siswa memiliki pengetahuan mengenai bahan ajar berbasis TIK dan mampu

menggunakannya dalam kegiatan belajar

o Frekuensi program kemitraan Smart School dan komunitas: belum ada

o Mengadakan in-house ICT training: 1 training

o Penggunaan email: < 4 kali per tahun

o Penyebaran informasi melalui TIK: < 4 kali per tahun

o Pelaksanaan program change management: Nil

C. Application

o Setidaknya terdapat 5 buah modul aplikasi yang dapat digunakan manajemen

o Tidak ada aplikasi berbasis TIK tambahan yang dibanagun di atas Smart School

Management

o System/Web Based School Management System i.e. sistem kehadiran (absensi)

o Harus memiliki Learning Content Management System

o Harus memiliki Ministry of Education courseware dan bahan ajar berbasis TIK: 1 buah

o Sekolah tidak memiliki website

D. Technology Infrastructure.

o Perbandingan PC dan Siswa (1:>80)

o Perbandingan PC/Notebook dan Guru (1>11)

o Local Area Network & Wide Area Network accessibility (Extremely Low availability &

location)

Page 28: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

28

o Standard maximum downtime > 7 jam/bulan

o Internet accessibility (Extremely Low availability & location)

o 0–24% dari total waktu pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dilakukan

dalam bahasa Inggris

o Perbandingan LCD Projector dan Kelas (1:>39)

o 1 Lab komputer yang beroperasi

Level 2: Dasar (50% - 70%)

Level 2 disebut level Dasar dengan prosentase pemenuhan indikator antara 50%-70%.

A. Utilization

o Penggunaan konten berbasis TIK: 80–159 menit per bulan

o Guru mengintegrasikan courseware (memilih topik-topik yang relevan dari courseware

minimal 80–159 menit per bulan) untuk masing-masing core subject.

o Guru mengembangkan bahan ajar berbasis multimedia untuk proses belajar mengajar: dua

kali dalam setahun

o Penggunaan Learning Content Management System (Guru): 80–159 menit per bulan

o Penggunaan materi TV edukasi atau pendidikan: 1 Period per bulan

o Jumlah waktu (jam) akses siswa dengan PC: 81–160 menit (untuk mata pelajaran apa saja)

tiap bulan

o Penggunaan Learning Content Management System (Siswa): 2–3 tugas per bulan

o Siswa mampu menyelesaikan 2–3 judul dari modul belajar mandirinya per bulan

o Update aktivitas dan data dari modul yang relevan di Web Based School

o Management System/Smart School Management System: Sekali dalam 6 bulan

Page 29: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

29

B. Human Capital

o Level kompetensi TIK untuk Koordinator TI: Basic Plus (1-1.99)

o Level kompetensi TIK untuk Teknisi: Basic Plus (1-1.99)

o Para guru memiliki level dasar kompetensi TIK : Level 2 (1.51-2.5)

o Para guru memiliki level lanjut untuk kompetensi TIK : Level 2 (1.51-2.0)

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam menggunakan materi ajar berbasis TIK

dalam kegiatan belajar mengajar: Level 2 (1.501-2.5)

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam mengintegrasikan materi ajar berbasis TIK

dalam kegiatan belajar mengajar: Level 2 (1.501-2.5)

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam mengembangkan bahan ajar dalam format

multimedia untuk kegiatan belajar mengajar: Level 2 (1.501-2.5)

o 50% -60% siswa memiliki pengetahuan mengenai bahan ajar berbasis TIK dan mampu

menggunakannya dalam kegiatan belajar

o Frekuensi program kemitraan Smart School dan komunitas: sekali setahun

o Mengadakan in-house ICT training: 2 training

o Penggunaan email: 4 kali per tahun

o Penyebaran informasi melalui TIK: 4 kali per tahun

o Pelaksanaan program change management: sekali setahun

C. Application

o Setidaknya terdapat 6 buah modul aplikasi yang dapat digunakan manajemen

o Satu buah aplikasi berbasis TIK tambahan yang dibangun di atas Smart School Management

o System/Web Based School Management System i.e. sistem kehadiran (absensi)

o Harus memiliki Learning Content Management System untuk pengajaran dan pembelajaran

Page 30: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

30

o Harus memiliki Ministry of Education courseware dan bahan ajar berbasis TIK: 2 buah

o Sekolah harus memiliki website

D. Technology Infrastructure.

o Perbandingan PC dan Siswa (1:61- 80)

o Perbandingan PC/Notebook dan Guru (1: 9-11)

o Local Area Network & Wide Area Network accessibility (Low availability & location)

o Standard maximum downtime 6-7 jam/bulan

o Internet accessibility (Low availability & location)

o 25–49% dari total waktu pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dilakukan

dalam bahasa Inggris

o Perbandingan LCD Projector dan Kelas (1: 30-39)

o 2 Lab komputer yang beroperasi

Level 3: Menengah (70%-90%)

Level 3 disebut level Menengah dengan prosentase pemenuhan indikator dibawah 70%-90%.

A. Utilization

o Penggunaan konten berbasis TIK: 240–319 menit per bulan

o Guru mengintegrasikan courseware (memilih topik-topik yang relevan dari courseware

minimal 240–319 menit per bulan) untuk masing-masing core subject.

o Guru mengembangkan bahan ajar berbasis multimedia untuk proses belajar mengajar:

setiap bulan

o Penggunaan Learning Content Management System (Guru): 240–319 menit per bulan

Page 31: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

31

o Penggunaan materi TV edukasi atau pendidikan: 3 Period per bulan

o Jumlah waktu (jam) akses siswa dengan PC: 240–319 menit (untuk mata pelajaran apa saja)

tiap bulan

o Penggunaan Learning Content Management System (Siswa): 6–7 tugas per bulan

o Siswa mampu menyelesaikan 6–7 judul dari modul belajar mandirinya per bulan

o Update aktivitas dan data dari modul yang relevan di Web Based School

o Management System/Smart School Management System: setiap minggu.

B. Human Capital

o Level kompetensi TIK untuk Koordinator TI: Advanced (3-3.99)

o Level kompetensi TIK untuk Teknisi: Advanced (3-3.99)

o Para guru memiliki level kompetensi TIK: level 4(3.51-4.5)

o Para guru memiliki advance kompetensi TIK: Level 4 (2.51-3.0)

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam menggunakan materi ajar berbasis TIK

dalam kegiatan belajar mengajar: Level 4 (3.501-4.5)

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam mengintegrasikan materi ajar berbasis TIK

dalam kegiatan belajar mengajar: Level 4 (3.501-4.5)

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam mengembangkan bahan ajar dalam format

multimedia untuk kegiatan belajar mengajar: Level 4 (3.501-4.5)

o 71%-80% siswa memiliki pengetahuan mengenai bahan ajar berbasis TIK dan mampu

menggunakannya dalam kegiatan belajar

o Frekuensi program kemitraan Smart School dan komunitas: setiap minggu

o Mengadakan in-house ICT training: 4-5 training

o Penggunaan email: setiap minggu

Page 32: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

32

o Penyebaran informasi melalui TIK: setiap minggu

o Pelaksanaan program change management: setiap minggu

C. Application

o Setidaknya terdapat 8 buah modul aplikasi yang dapat digunakan manajemen

o Terdapat 3 aplikasi berbasis TIK tambahan yang dibangun di atas Smart School

Management

o System/Web Based School Management System i.e. sistem kehadiran (absensi)

o Harus memiliki Learning Content Management System untuk pengajaran dan pembelajaran

o Harus memiliki Ministry of Education courseware dan bahan ajar berbasis TIK: 4 buah

o Sekolah harus mengelola, mengupdate dan mengakses website

D. Technology Infrastructure.

o Perbandingan PC dan Siswa (1:18-40)

o Perbandingan PC/Notebook dan Guru (1: 3-5)

o Local Area Network & Wide Area Network accessibility (High availability & location)

o Standard maximum downtime 2-3 jam/bulan

o Internet accessibility (high availability & location)

o 75%–99% dari total waktu pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dilakukan

dalam bahasa Inggris

o Perbandingan LCD Projector dan Kelas (1:10-19)

o 4 Lab komputer yang beroperasi

Page 33: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

33

Level 4: Matang (> 90%)

Level 4 disebut level Matang dengan prosentase pemenuhan indikator di atas 90%.

A. Utilization

o Penggunaan konten berbasis TIK: > 320 menit per bulan

o Guru mengintegrasikan courseware (memilih topik-topik yang relevan dari courseware

minimal > 320 menit per bulan) untuk masing-masing core subject.

o Guru mengembangkan bahan ajar berbasis multimedia untuk proses belajar mengajar:

setiap minggu

o Penggunaan Learning Content Management System (Guru): > 320 menit per bulan

o Penggunaan materi TV edukasi atau pendidikan: 4 Period per bulan

o Jumlah waktu (jam) akses siswa dengan PC: > 320 menit (untuk mata pelajaran apa saja) tiap

bulan

o Penggunaan Learning Content Management System (Siswa): 8 atau lebih tugas per bulan

o Siswa mampu menyelesaikan 8 atau lebih judul dari modul belajar mandirinya per bulan

o Update aktivitas dan data dari modul yang relevan di Web Based School

o Management System/Smart School Management System: setiap hari

B. Human Capital

o Level kompetensi TIK untuk Koordinator TI: Advanced Plus (4-5)

o Level kompetensi TIK untuk Teknisi: Advanced Plus (4-5)

o Para guru memiliki level dasar kompetensi TIK : Level 5 (> 4.5)

o Para guru memiliki level advanced kompetensi TIK : Level 5 (> 3.0)

Page 34: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

34

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam menggunakan materi ajar berbasis TIK

dalam kegiatan belajar mengajar: Level 5 (> 4.5)

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam mengintegrasikan materi ajar berbasis TIK

dalam kegiatan belajar mengajar : Level 5 (> 4.5)

o Para guru memiliki level kompetensi dasar dalam mengembangkan bahan ajar dalam format

multimedia untuk kegiatan belajar mengajar : Level 5 (> 4.5)

o 80% siswa memiliki pengetahuan mengenai bahan ajar berbasis TIK dan mampu

menggunakannya dalam kegiatan belajar

o Frekuensi program kemitraan Smart School dan komunitas: setiap minggu

o Mengadakan in-house ICT training: > 5 training

o Penggunaan email: tiap hari

o Penyebaran informasi melalui TIK: tiap hari

o Pelaksanaan program change management: tiap minggu

C. Application

o Setidaknya terdapat > 8 buah modul aplikasi yang dapat digunakan manajemen

o Lebih dari 3 aplikasi berbasis TIK tambahan yang dibanagun di atas Smart School

Management

o System/Web Based School Management System i.e. sistem kehadiran (absensi)

o Harus memiliki Learning Content Management System dalam pengajarn dan pembelajaran

o Harus memiliki Ministry of Education courseware dan bahan ajar berbasis TIK: > 4 buah

o Sekolah harus mengeloa, mengupdate, mengakses dan advanced interactive website

Page 35: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

35

D. Technology Infrastructure.

o Perbandingan PC dan Siswa (1: < 17)

o Perbandingan PC/Notebook dan Guru (1< 2)

o Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN), Wireless and value-added

o Standard maximum downtime < 2 jam/bulan

o Internet accessibility (advanced availability & location)

o 100% dari total waktu pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dilakukan dalam

bahasa Inggris

o Perbandingan LCD Projector dan Kelas (1: <10)

o Lebih dari 4 Lab komputer yang beroperasi

Page 36: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

36

BAB V

ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Pelaksanaan Program Pemanfaatan TIK di Sekolah Binaan melibatkan beberapa institusi/lembaga terkait

meliputi:

1. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kementerian Pendidikan

Nasional

2. Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

3. Direktorat Kelembagaan Pendidikan MTs, Ditjen Binbaga Kementerian Agama

4. Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

5. Direktorat Kelembagaan Pendidikan MA, Ditjen Binbaga Kementerian Agama

6. Dinas Pendidikan Provinsi (Balai Tekkom)

7. Kanwil Kementerian Agama Provinsi

8. Kan Kementerian Agama Kabupaten/Kota

9. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

10. Sekolah Binaan di 33 Provinsi

Mekanisme kerja diatur melalui tugas dan tanggung jawab masing-masing lembaga, sebagai berikut:

1. Pustekkom, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Kelembagaan

Pendidikan MTs dan MA memiliki tugas dan tanggung jawab:

a. Menyusun panduan program dan model.

b. Melakukan seleksi sekolah binaan

c. Melakukan orientasi program dan model

Page 37: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

37

d. Memfasilitasi sekolah binaan

e. Melakukan pembinaan

f. Melakukan monitoring dan evaluasi

g. Menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi

2. Dinas Pendidikan Provinsi, dan Kanwil Depag memiliki tugas dan tanggung jawab:

a. Mensosialisasikan program ke sekolah

b. Mengidentifikasi calon sekolah binaan

c. Bersama dinas kabupaten/kota mengusulkan calon sekolah binaan ke Pustekkom

d. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program.

e. Memberi masukan terhadap pelaksanaan sekolah binaan.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dan Kandepag Kabupaten/ Kota memiliki tugas dan tanggung

jawab:

a. Bersama sekolah mengusulkan calon sekolah binaan ke Pusat

b. Mensosialisasikan program ke sekolah

c. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program

d. Memfasilitasi sekolah binaan

e. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program

f. Memberi masukan terhadap pelaksanaan sekolah binaan

4. Sekolah binaan memiliki tugas dan tanggung jawab:

Page 38: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

38

a. Membuat surat pernyataan kesediaan untuk menjadi sekolah binaan pustekkom

b. Melengkapi sarana infrastruktur TIK yang diperlukan

c. Aktif mengikuti dan memanfaatkan tayangan TVE dan konten jardiknas

d. Membuat profil sekolah terkait dengan infrastruktur TIK

e. Menyusun action plan pendayagunaan TIK (PSB) untuk 3 tahun

f. Membentuk tim pengelola PSB

g. Mengisi form laporan pemanfaatan TIK secara berkala (per 3 bulan) yang telah tersedia pada

website

5. Rincian Tugas dan Tanggung Jawab Pengelola Pemanfaatan TIK

a. Penanggung Jawab

1) Bertanggungjawab atas terlaksananya pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di lingkungan

sekolah

2) Membentuk Tim pengelola pemanfaatan TIK

3) Melakukan pembinaan pemanfaatan TIK di sekolah

4) Melaporkan kegiatan pemanfaatan TIK kepada Pustekkom

b. Koordinator

1) Menyusun jadwal pemanfaatan ruang PSB

2) Membuat matrik media yang akan digunakan dalam pembelajaran berdasarkan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL)

3) Membuat matrik jadwal mingguan dalam pemanfaatan TIK

4) Menyusun jadwal pemanfaatan TIK

5) Membuat laporan triwulan

Page 39: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

39

6) Mengkoordinasikan pembuatan RPP yang terintegrasi dengan TIK

7) Memanfaatkan TIK dalam pembelajaran meliputi televisi edukasi, radio edukasi, konten

jardiknas, bimbel online dan konten TIK yang bersifat offline

8) Mendokumentasikan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran (foto, RPP, matrik jadwal

mingguan) untuk dilampirkan dalam laporan triwulan

9) Mengisi jurnal pemanfaatan TIK secara online setelah pemanfaatan

c. Teknisi/ Pengelola Media

6. Manfaat bagi Sekolah Binaan

a. Sarana dan prasarana

Sekolah memiliki ruang kelas yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran berbasis TIK secara

terintegrasi dan ruang PSB berbasis TIK

b. SDM

Sekolah dapat mengembangkan kemampuan seluruh komponen sekolah dalam pemanfaatan

TIK, melalui pelatihan dan pembinaan.

c. Sistem

Sekolah dapat menerapkan sistem pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

Page 40: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

40

BAB VI

PENGENDALIAN, EVALUASI, PELAPORAN

DAN LAYANAN INFORMASI

1. Pengendalian dan Evaluasi

Pengendalian dan evaluasi dilakukan secara online dengan fasilitas jaringan intranet dan internet

(Jardiknas), secara on site dan atau melalui komunitas dan pihak ketiga. Dengan demikian diharapkan

pengendalian kegiatan pelaksanaan sekolah berbasis TIK ini dapat dilakukan secara efektif dan

efisien.

Pada tataran implementasinya kegiatan ini akan melibatkan para pakar, ahli media dan ahli materi

tetrutama berkaitan dengan pelaksaan proses pembelajaran dan penyediaan materi bahan ajar.

Dalam aspek manjemen pengendalian dan evaluasi akan dilakukan oleh jajaran pusat Kementrian

Pendidikan Nasional yang terkait, demikian juga untuk daerah pengendalian dan evaluasi akan

dilakukan hingga level sekolah yang akan ditangani oleh komite sekolah.

Pada tataran strategi akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:

• membina sekolah untuk mengembangkan dan mengimplentasi action plan berbasis TIK,

• melakukan in house training untuk guru dalam mengintegrasikan TIK,

• lomba integrasi TIK antara siswa, antar sekolah binaan dll

• memonitor proses pengintegrasian TIK ke dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru

• peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan TIK untuk guru dan tenaga non

kependidikan yang terlibat dalam pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran TIK di

sekolah (SDM pengelola, pengembang, dan teknisi)

Page 41: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

41

2. Obyek pengendalian

a. Infrastruktur

Pengendalian infrastruktur dilakukan melalui berbagai cara antara lain:

1) Network manajemen

2) Manajemen taknologi Informasi

3) Laporan infrastruktur sekolah

4) Bandwidth utilization

5) Helpdesk

b. Konten

1) Jumlah konten e-pembelajaran

2) Jumlah konten e-administrasi

3) Learning management system

4) Web Based School management

Page 42: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

42

c. Pemanfaatan

1) Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

2) Jumlah Mata Pelajaran yang Terintegrasi TIK

3) Jumlah Tugas yang Terintegrasi LMS

4) Lama Pemakaian Komputer

5) Jumlah Pembelajaran Mandiri yang diselesaikan oleh Siswa

d. Pelaksanaan

1) Manajemen

2) Kbijakan

3) Sosialisasi

3. Metode Pengendalian

a. On-line

1) Survey on-line

2) Form pelaporan

b. On-site

1) Obsevasi

2) Evaluasi pelaksanaan

c. Komunitas pihak/ketiga

1) Evaluasi penyelenggaraan

2) Laporan pemanfaatan

4. Pelaporan

1. Laporan pemanfaatan, meliputi:

a. Perkembangan Leveling Sekolah

Page 43: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

43

b. Monitoring Online, Onsite, Komunitas

c. Strategi dan action plan sekolah

d. E-Pembelajaran

e. E-Administrasi

f. Integrasi TIK dalam pembelajaran

g. Pengembangan SDM

2. Materi Pelaporan

Materi pelaporan adalah seperti dijelaskan di atas. Format laporan sesuai lampiran ……

3. Periode Pelaporan

Laporan pemanfaatan TIK disampaikan setiap bulan.

2. Layanan Informasi

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kantor Dinas Pendidikan/Kanwil Depag Propinsi,

Dinas Pendidikan/ Kandepag Kabupaten/Kota, dan Pustekkom:

Pustekkom

Alamat : Jl. RE Martadinata Km 5,5 Ciputat Jakarta

Telp : (021) 7418808, ext. 3006/3007

0856-870-7161 (sms)

Fax : (021) 7401727

Email : [email protected]

Page 44: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

44

BAB VII

RENCANA AKSI

Pembentukan sekolah berbasis TIK melalui tahapan Perintisan yang terdiri dari empat tahapan utama,

yaitu (1) Persiapan; (2) Pelaksanaan atau Implementasi, dan (3) Evaluasi, dan tahapan berikutnya yaitu

Penyebarluasan.

A. Tahap perintisan

Berikut ini akan diuraikan secara lebih rinci tahapan-tahapan yang perlu dilaksanakan, yaitu:

Tahap persiapan dalam masa perintisan ini diawali dengan penyusunan konsep, disain dan

rancangan dan kemudian diikuti dengan persiapan pelaksanaan implementasi, sehingga nantinya

pada saat pelaksanaan untegrasi TIK di sekolah akan dapat berjalan dengan lancar.

1. Pembuatan konsep, disain, dan rancangan (2010)

Tahap pembuatan konsep sekolah berbasis TIK dilakukan pada tahun 2010 dengan

memperhatikan kebutuhan serta visi dan misi pendidikan. Benchmarking dilakukan terhadap

beberapa Negara yang telah mengimplementasikan sekolah berbasis TIK. Masukan juga digali dari

para pakar pendidikan dan teknologi informasi, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi.

Persiapan Pelaksanaan Evaluasi

2010 2010-2013 2013/2014

Page 45: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

45

Pada tahap ini, konsep sekolah berbasis TIK direpresentasikan dalam bentuk yang lebih terukur,

baik dari sisi infrastruktur, dana, sumber daya maupun jadwal implementasi.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan pada tahun 2010 dan 2011 adalah Sumber Daya, Infrastruktur,

dan Learning Management System, serta Content.

a. Sumber Daya

Program pelatihan sumber daya akan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) perlu dilakukan

untuk mempersiapkan proses implementasi yang dimulai pada tahun 2010 sehingga dapat

berjalan lancar.

• Pelatihan komputer dasar

• Pelatihan Learning Management System untuk Guru, Siswa, dan Administrator

• Pelatihan pengembangan Self-Learning Material dan Multimedia Content

Pelatihan TIK ini dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan sebagai berikut:

o Meningkatkan pengetahuan sumber daya mengenai TIK meliputi pengetahuan dasar,

potensi pemanfaatan sebagai salah satu sumber daya, dan perkembangan teknologi terkini.

o Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya dalam penggunaan TIK

seoptimal mungkin sesuai dengan bidang kerja masing-masing.

o Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja sumber daya dengan pemanfaatan maksimal

alat bantu komputer.

o Pemanfaatan TI yang maksimal sehingga dapat membantu peningkatan kinerja sekolah

secara keseluruhan.

Page 46: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

46

Kisi-kisi Kurikulum Pelatihan Komputer Dasar

o Panduan menjalankan sistem operasi komputer

Deskripsi: Pengguna komputer dalam suatu perusahaan perlu mengetahui pemakaian

sistem operasi yang dipakai secara luas di perusahaan tersebut, seperti Windows, Dos atau

Unix. Aktivitas yang perlu mereka ketahui adalah :

� Manipulasi berkas, seperti cara menyunting, menyimpan, menghapus, mengganti nama,

menyalin serta mencetak berkas.

� Manipulasi direktori, seperti membuat dan menghapus direktori, juga memindahkan atau

menyalin berkas antar direktori.

� Instalasi sederhana perangkat lunak atau perangkat keras baru.

� Pemahaman dan penggunaan fasilitas jaringan sistem komputer, meliputi: sharing file,

mapping drive.

Mekanisme: Penguasaan untuk hal ini membutuhkan pengetahuan dasar teori komputer.

Dengan dasar tersebut diharapkan memiliki pemahaman tentang cara kerja sistem

komputer. Pemahaman ini akan dilatih dalam bentuk praktek langsung menggunakan

komputer untuk kegiatan kerja. Penguasaan ini mutlak diketahui oleh seluruh pengguna

komputer sebagai pengetahuan dasar.

Evaluasi: Peserta akan memiliki pengetahuan komputer yang lebih baik dan mengetahui

bagaimana suatu sistem komputer dapat membantu kerja.

Pra syarat: tidak ada

o Panduan penggunaan aplikasi pemrosesan dokumen

Deskripsi: Aktivitas ini dilakukan oleh hampir seluruh bagian di perusahaan, dengan bantuan

word processor. Namun tidak semua kemampuan perangkat lunak tersebut perlu dikuasai

oleh setiap pegawai. Fasilitas penyuntingan standard dan pencetakan diperlukan oleh

seluruh pemakai. Namun mail merge misalnya, dibutuhkan oleh pegawai administrasi yang

banyak berhubungan dengan surat menyurat. Fasilitas seperti tabel, diagram, master

document, table of content, serta indexing berguna bagi pegawai yang bertugas menulis

Page 47: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

47

proposal atau laporan. Jika perusahaan bergerak di bidang engineering atau science,

diperlukan word processor yang dapat membantu penyuntingan formula matematika.

Mekanisme: Peserta diberikan pengetahuan dasar tentang bagaimana membuat dan

mengolah dokumen dengan menggunakan komputer. Diajarkan bagaimana melakukan

pekerjaan-pekerjaan pemrosesan dokumen dibandingkan dengan menggunakan cara

konvensional selama ini.

Evaluasi: Dilihat berapa trampil dan cepatnya dalam mengolah dokumen, baik dalam hal

pembuatan surat ataupun pencarian dokumen serta efektifitas kerja pembuatan dokumen.

Prasyarat: Memiliki dasar pengetahuan tentang sistem operasi komputer dan dasar

pengetahuan tentang pengolahan dokumen

o Panduan penggunaan aplikasi Penyiapan Presentasi

Deskripsi: Aktivitas penyiapan bahan presentasi dilakukan oleh hampir seluruh fungsi dalam

perusahaan, terutama bagi para manajer ataupun supervisor. Presentasi yang bagus akan

memberikan kesan yang lebih profesional. Penggunaan software alat bantu presentasi akan

memudahkan para profesional dalam menyiapkan serta menyajikan presentasinya. Dengan

penggunaan komputer (seringkali dibantu oleh alat pembesar layar seperti in-focus) dalam

rapat, ia dapat secara langsung meng-update maupun menambahkan bahan-bahan

presentasinya.

Mekanisme: Peserta diberikan pengetahuan tentang cara membuat, mengolah, mengelola

dan menampilkan bahan presentasi dengan menggunakan komputer.

Evaluasi: Dilihat berapa trampil dan cepatnya dalam mengolah presentasi, kesesuaian ketika

memilih template yang sesuai dengan jenis presentasinya.

Prasyarat: Memiliki dasar pengetahuan tentang sistem operasi komputer dan pengetahuan

pemrosesan berbagai jenis dokumen yang akan dipresentasikan.

Page 48: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

48

o Panduan Penggunaan Internet dan Email

Deskripsi: Penggunaan Internet oleh perusahaan semakin meluas. Aktiftas yang banyak

dilakukan adalah penelusuran World Wide Web (WWW), eletronic mail (e-mail), dan news.

Penelusuran WWW memerlukan kemampuan untuk searching dan downloading informasi

dengan menggunakan browser. Aktivitas ini dilakukan secara luas dalam suatu perusahaan.

Selain itu beberapa perusahaan memperkerjakan web specialist untuk mendesain dan

mengembangan web site mereka.

E-mail juga digunakan secara luas. Kemampuan yang perlu dimiliki oleh pengguna e-mail

adalah cara menyunting, mengirim, membalas, membaca, serta mengorganisasikan e-mail.

o Penggunaan news yang mirip dengan penggunaan e-mail

Mekanisme: Pemberian pengetahuan tentang sistem kerja internet. Mendemokan/

memperlihatkan bagaimana penggunaan internet tersebut. Memberikan kesempatan untuk

mencoba menggunakannya untuk keperluan tertentu.

Evaluasi: Melalui pre-post test berkenaan dengan penggunaan fasilitas internet.

Prasyarat: Mengetahui dasar pengetahuan sistem operasi, memiliki pemahaman komunikasi

dan persepsi yang baik.

Kisi-kisi Kurikulum Pelatihan Learning Management System

o Modul Siswa yang meliputi manajemen profil, mekanisme diskusi, mekanisme pengumpulan

tugas, serta mekanisme pengumpulan tugas atau kuis.

o Modul Guru yang meliputi manajemen bahan ajar, manajemen siswa, manajemen aktivitas

belajar mengajar, pembuatan tugas serta kuis.

o Modul Administrator yang meliputi panduan instalasi aplikasi, mekanisme konfigurasi LMS,

manajemen pengguna, dan manajemen proses belajar mengajar.

Page 49: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

49

Kisi-kisi Kurikulum Pelatihan Self-Learning Material dan Multimedia Content

o Konsep pengembangan bahan ajar berbasis multimedia

o Pengenalan dan pembuatan Program Mapping (Satuan Acara Pembelajaran untuk tujuan

khusus e-Learning)

o Pengenalan authoring tools (Macromedia Flash, Audacity - audio editor, dan Articulate

Presenter)

b. Infrastruktur

Infrastruktur yang perlu dipersiapkan meliputi:

• Penyiapan laboratorium komputer dan fasilitasnya

• Penyiapan infrastruktur Jaringan Intra Sekolah (Local Area Network)

• Penyiapan akses Internet

Calon sekolah peserta rintisan sekolah berbasis TIK harus memenuhi aspek penyediaan fasilitas

yang akan digunakan sebagai lingkungan penyelenggaraan sistem e-Learning ini, termasuk

aspek-aspek sumber daya manusia pendukung fasilitas sistem e-Learning. Untuk lebih jelasnya

penetapan kriteria tersebut adalah sbb:

1. Memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN)

2. Dapat menerima siaran TVE melalui parabola atau TV Kabel

3. Telah terkoneksi dengan schoolnet

4. Memiliki fasilitas lab komputer

5. Sudah memanfaatkan TIK untuk pembelajaran (TV, Radio/kaset audio, Komputer, CD

Pembelajaran, e-dukasi.net, jardiknas)

Page 50: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

50

6. Memiliki program kerja (master plan) dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran

7. Memiliki fasilitas komunikasi (telepon, faksimili dan internet) yang memadai dan berfungsi

dengan baik

8. Memiliki tenaga khusus yang ditugaskan untuk mengelola pemanfaatan media

pembelajaran di sekolah

9. Menyatakan secara tertulis bersedia untuk menjadi sekolah binaan dengan persetujuan

komite sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

c. Learning Management System (LMS)

Terdapat beberapa kandidat solusi yang dapat dipilih dalam rangka penyediaan sistem e-

Learning:

1. Mengembangkan sendiri.

Dengan menjatuhkan pilihan pada pilihan ini, artinya institusi perlu memiliki tim untuk

pengembangan sistem. Disini benar-benar akan digunakan manajemen proyek dimana

alokasi sumber daya manusia (mulai dari manajer proyek, system analyst, business analyst,

system architect, system developer, tester, hingga documentator), alokasi biaya dan waktu

diatur sedemikian rupa sehingga requirements dapat dicapai sesuai target. Pilihan

metodologi pengembangan dan teknologi yang akan digunakan merupakan ‘hak prerogratif’

tim pengembang dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang ada.

2. Membeli sistem yang sudah ada.

Salah satu hal yang bisa digunakan untuk menebak mengapa suatu organisasi membeli

aplikasi perangkat lunak atau perangkat keras adalah tersedianya anggaran yang dimiliki

serta berbagai pertimbangan seperti kemudahan, khususnya pendeknya waktu

implementasi serta layanan pasca-implementasi. Namun yang perlu diperhatikan dari

Page 51: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

51

pilihan ini adalah seringkali fasilitas yang ada terlalu kompleks dari apa sebenarnya yang

dibutuhkan organisasi yang bersangkutan.

3. Menggunakan open source e-Learning system.

Saat ini telah terdapat beberapa sistem e-Learning berbasis open source seperti Moodle,

Claroline, dan yang lainnya. Jelas, bagi organisasi yang akan memanfaatkan software ini

tidak perlu membayar. Lisensi yang digunakan biasanya adalah GPL atau GNU. Effort yang

perlu kita lakukan ketika memutuskan menggunakan sistem ini adalah, kita perlu

mempelajari dokumentasi program, bahkan kalau perlu algoritma-algoritma yang

digunakan. Tidak adanya layanan pasca-implementasi berarti menuntut penggunanya untuk

terlibat aktif dalam milis-milis atau memperhatikan bug-bug yang mungkin ditemukan

dibelakang hari.

4. Melakukan kustomisasi.

Melakukan kustomisasi artinya memanfatkan kembali modul-modul yang tersedia, baik itu

dikembangkan sendiri, dari software open source ataupun dengan cara membeli dengan

tujuan untuk dapat dimodifikasi sesuai requirements yang dibutuhkan organisasi.

Dari beberapa uraian di atas, strategi yang dapat kita gunakan untuk implementasi LMS adalah

pemilihan LMS berbasis OSS dengan beberapa target modifikasi dan penambahan modul-modul

yang diperlukan. Pilihan ini jauh lebih efektif dan efisien dari sisi SDM, waktu, dan biaya.

d. Content Development

Bahan ajar yang dapat digunakan untuk pelaksanaan implementasi di tahun 2010 adalah bahan

ajar berbasis Multimedia yang tersedia di situs Jardiknas dan bahan belajar audio dan audio

visual dari TVE dan radio Swara Edukasi. Terdapat beberapa macam teknologi multimedia

(software) ‘dominan’ yang digunakan dalam pengembangan materi pembelajaran yaitu

Page 52: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

52

Microsoft Word, Microsoft PowerPoint, Adobe Photoshop, Macromedia Flash MX, serta

Articulate Presenter.

Selain bahan yang diperoleh dari Jardiknas, TVE dan Radio Swara Edukasi, para guru juga

diharapkan menguasai konsep pengembangan self-learning material dan bahan ajar berbasis

multimedia. Setidak-tidaknya 1 buah modul dapat dihasilkan oleh masing-masing guru mata

ajar.

2. Persiapan Pelaksanaan (2010)

a. Penetapan Sekolah Rintisan s.d. Juli 2010

b. Penyusunan Rancangan s.d. Juli 2010

c. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan s.d. Juli 2010

d. Penyusunan Petunjuk Teknis Pemanfaatan Modul dan Media s.d. Juli 2010

e. Temukarya Pengelolaan s.d. Agustus 2010

f. Penyiapan Sumber Daya Manusia s.d. Agustus 2010

g. Penyiapan prasarana dan Sarana s.d. Agustus 2010

h. Instalasi jaringan dan konten s.d. Agustus 2010

3. Pelaksanaan (Agustus 2010 – Juli 2014)

Pada tahap kedua ini, sekolah terpilih yang akan terlibat dalam tahapan rintisan sudah siap baik

dari segi Sumber Daya Manusia, Infrastruktur, LMS, serta Content.

Implementasi dilaksanakan secara bertahap dimulai dari 50 sekolah pada tahun 2010 dengan

fokus di kelas 7 dan kelas 10. Selama tahap implementasi akan diadakan pembinaan intensif dan

monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan implementasi.

Kegiatan dalamm tahp ini terdiri dari:

1. Pembuatan RPP

Page 53: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

53

2. Pembuatan Media/Konten Lokal

3. Pemanfaatan Media dalam proses pembelajaran

4. Pengunduhan RPP dan Konten Lokal ke Jardiknas

5. Pelaksanaan Aktivitas Telekolaborasi dan Forum Sekolah Berbasis TIK di Jardiknas

6. Pembuatan Web Sekolah

7. Pembuatan Blog guru dan siswa

4. Evaluasi (2011- 2014)

a. Evaluasi Formatif (2011 – Okt 2013):

Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi pelaksanaan Pilot Project. Berbagai kekurangan

bahkan kesulitan yang terjadi harus dapat diantisipasi dan dipecahkan.

Hasil dari evaluasi formatif ini adalah rekomendasi perbaikan dan peningkatan

b. Evaluasi sumatif (2013/2014)

Evaluasi sumatif dilakukan pada tahap akhir perintisan utnuk mengetahu kelayakan program

sekolah berbasis TIK. Seberapa besar tingkat efektivitas program dan kontribusinya

peningkatan kualitas pembelajaran, serta bagaimana dampak program ini terhadap kualitas

pendidikan secara keseluruhan. Semua itu untuk menentukan apakah program iini bisa

direkomendasikan untuk disebarluaskan atau tidak.

B. Perluasan Sekolah Berbasis TIK (Juli 2014- ):

Sebelum perluasan implementasi dilaksankanan dilakukan upaya sosialisasi yang lebih masif

tentang sekolah berbasis TIK berdasarkan hasil evaluasi. Diharapkan mulai tahun ajaran baru

2014 terjadi penambahan jumlah sekolah yang mengadopsi konsep sekolah berbasis TIK.

Berbeda dengan tahap rintisan, pada tahap ini sekolah-sekolah telah melaksanakan

Page 54: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

54

implementasi ini dengan sukarela. Tugas Pustekkom selanjutnya adalah membina implementasi

ini dengan melibatkan unsur pemerintah daerah.

Page 55: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

55

BAB VIII

PENUTUP

Keberhasilan pengintegrasian TIK dalam pembelajaran, tergantung pada komitmen semua pihak, mulai

dari pihak di level jajaran Kementrian Pendidikan Nasional, jajaran Dinas Pendidikan

propinsi/kabupaten/kota hingga pihak sekolah yang dipercaya sebagai sekolah binaan.

Namun di antara pihak-pihak tersebut, yang paling menentukan keberhasilan program pemanfaatan TIK

di sekolah adalah kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah sebagai pimpinan, dituntut untuk

menciptakan iklim organisasi sekolah yang kondusif, yang mampu menumbuhkembangkan budaya

pemanfaatan TIK di lingkungan sekolah.

Sedangkan guru sebagai pendidik abad 21 dengan dengan predikat sebagai guru profesional, adalah

guru yang telah menggeser paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada guru

(teacher-centeredlearning) menuju pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning)

di mana ia lebih berperan sebagai desainer pembelajaran, fasilitator, pelatih dan manajer pembelajaran.

Untuk itu kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak terkait sangat diperlukan demi suksesnya

pelaksanaan program ini.

Page 56: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

56

Lampiran 1: TVE

PSB

• Pemb berbantuan TIK

• Blended

• Terbuka

• Terintegrasi

• Team teaching

Page 57: Rancangan Sekolah Berbasis TIK-Rev-1

57

Lampiran 3: Bimbel Online

Diagram Unsur Bimbel Online

Diagram Pemanfaatan Bimbel Online