RADAR SIDOARJO ● SELASA, 31 JANUARI 2017 ● SIDOARJO MAKIN SEKSI HALAMAN 9 Candi Pari Jadi Ikon Wisata Sejarah Candi Pari Jadi Ikon Wisata Sejarah SURYANTO/RADAR SIDOARJO OLAH SENI BUDAYA: Pergelaran seni drama dan tari (sendratari) di pelataran Candi Pari, Kecamatan Porong, beberapa waktu lalu. Pemkab Sidoarjo menggelar festival seni budaya tahunan untuk mengangkat potensi wisata sejarah di Kota Delta. DARI sekian banyak bangun- an cagar budaya atau candi di Kabupaten Sidoarjo, bentuk Candi Pari yang paling utuh. Beda dengan candi-candi lain yang kebanyakan sudah tak sempurna. Bahkan, ada candi yang cuma terlihat fondasinya. Karena itu, sejak dulu Candi Pari yang berlokasi di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, ini menjadi ikon pariwisata Ka- bupaten Sidoarjo. Pemkab sem- pat mengusulkan ke pusat agar Candi Pari dijadikan desa wi- sata. Namun, usulan itu belum diloloskan. Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata tak lantas putus asa. Sejumlah upaya tetap dilaku- kan untuk mengangkat potensi wisata heritage atau sejarah de- ngan entry point Candi Pari. Salah satunya dengan mengge- lar festival seni budaya di pela- taran Candi Pari. Wakil Bupati Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, festi- val ini juga menjadi ajang bagi para seniman Kota Delta untuk mengemas seni budaya Sido- arjo. Semacam embrio untuk festival dalam skala yang lebih besar. “Sehingga tempat wisata seperti Candi Pari terlihat hidup,” ujar pejabat yang akrab disapa Cak Nur itu. Pada 5 November 2016 digelar festival bertajuk Exploring Sidoarjo. Para seniman menam- pilkan seni drama dan tari (sen- dratari) dengan judul Cahya Ginaris. Meski tidak didukung promosi besar-besaran acara ini terbilang sukses. Ratusan pe- ngunjung memenuhi pelataran Candi Pari dan sekitarnya. Atraksi reog dan Tari Remo Jenggolo ikut memeriahkan suasana desa yang biasanya sepi itu. Puncak acaranya ada- lah pementasan drama tari berjudul Cahya Ginaris. Drama tari itu menceritakan Dewi Se- kardadu, anak penguasa Ke- rajaan Blambangan yang sakit. Dewi Sekardadu dapat disem- buhkan Syeh Maulana Iskak. Lantaran keberhasilan terse- but, pihak kerajaan menikah- kan mereka. Ternyata, budi lu- hur Syeh Maulana menarik per- hatian rakyat Blambangan. Mereka menjadi sangat cinta kepada Syeh Maulana. Per- kembangan kondisi itu membu- at orang-orang kepercayaan ke- rajaan tidak terima. Raja pun turut membenci Syeh Maulana hingga membuat Maulana me- milih pindah. Saat itu Dewi Sekardadu baru melahirkan. Anak Dewi Sekar- dadu ternyata tidak disukai pe- tinggi kerajaan. Bayi yang dina- mai Raden Paku tersebut diculik, dimasukkan ke kotak, lalu dibuang ke laut. Mengetahui anaknya dibuang ke laut, Sekardadu langsung mence- burkan diri. Dia berusaha menge- jar anaknya yang hanyut terbawa gelombang lautan. Namun, dia tak selamat dan meninggal. Jasad Dewi Sekardadu ramai- ramai dibawa ikan keting hingga ke bibir pantai. Kemu- dian, para nelayan menemukan jasadnya. Tempat itu dinamai Dusun Ketingan atau Dusun Kepetingan. Dusun tersebut masuk wilayah Desa Sawohan, Kecamatan Buduran. Di luar dugaan, anak Dewi Sekardadu ternyata selamat dan belakangan menjadi Sunan Giri. Kisah ini ditampilkan dengan apik oleh sekitar 150 penari. Cak Nur meminta agar setiap tahun ditampilkan berbagai kreasi ke- senian khas Kota Delta. Sehingga warga Sidoarjo bisa mengenal dan mengapresiasi seni budaya khas daerahnya.(sda/rek) SURYANTO/RADARSIDOARJO SEJARAH: Kisah Dewi Sekardadu ditampikan di halaman Candi Pari.