BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Quality assurance (QA) adalah suatu program manajemen yang dimanfaatkan untuk memastikan kesempurnaan pelayanan kesehatan dengan menggunakan sistem pengumpulan data dan evaluasi data yang sistematik.Quality control (QC) adalah bagian dari program QA yang meliputi teknik monitoring dan pemeliharaan alat sistem radiologi (Papp, 2006). QA dan QC telah lama dikenal di dunia radiologi.Joint Commossion on the Accreditation of Hospital (JCAH) mengungkapkan bahwa salah satu tanggung jawab kepala instalasi pelayanan radiologi adalah menjaga program QC untuk meminimalisir pengulangan prosedur pemeriksaan yang merugikan serta menghasilkan informasi diagnostik berkualitas tinggi (Gray, 1983).Penerapan QA dalam setiap prosedur radiografi diharapkan mampu memberi manfaat dalam penanganan pasien, memastikan agar setiap radiograf yang dihasilkan mempunyai nilai informasi diagnostik yang akurat, serta memberi kemungkinan minimal terhadap dosis radiasi dan efisiensi biaya pemeriksaan. (NCRP, 1988).Pembenaran yang nyata bagi upaya QA dan QC terletak dengan hasil yang dapat diperoleh, yang disebut sebagai 3 D (dose, diagnosis, dollar) (Papp,2006). Dosis yang sekecil-kecilnya, diagnosa yang akurat, serta biaya yang murah dapat menjamin kualitas pelayanan radiologi. 1 R Sammuel Mamesa| MedPhys
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Quality assurance (QA) adalah suatu program manajemen yang dimanfaatkan untuk
memastikan kesempurnaan pelayanan kesehatan dengan menggunakan sistem
pengumpulan data dan evaluasi data yang sistematik.Quality control (QC) adalah bagian
dari program QA yang meliputi teknik monitoring dan pemeliharaan alat sistem radiologi
(Papp, 2006). QA dan QC telah lama dikenal di dunia radiologi.Joint Commossion on the
Accreditation of Hospital (JCAH) mengungkapkan bahwa salah satu tanggung jawab
kepala instalasi pelayanan radiologi adalah menjaga program QC untuk meminimalisir
pengulangan prosedur pemeriksaan yang merugikan serta menghasilkan informasi
diagnostik berkualitas tinggi (Gray, 1983).Penerapan QA dalam setiap prosedur
radiografi diharapkan mampu memberi manfaat dalam penanganan pasien, memastikan
agar setiap radiograf yang dihasilkan mempunyai nilai informasi diagnostik yang akurat,
serta memberi kemungkinan minimal terhadap dosis radiasi dan efisiensi biaya
pemeriksaan.(NCRP, 1988).Pembenaran yang nyata bagi upaya QA dan QC terletak
dengan hasil yang dapat diperoleh, yang disebut sebagai 3 D (dose, diagnosis, dollar)
(Papp,2006). Dosis yang sekecil-kecilnya, diagnosa yang akurat, serta biaya yang murah
dapat menjamin kualitas pelayanan radiologi.
Kualitas didalam pelayanan radiologitidak dapat terlepas dari kepuasan pelanggan
instalasi radiologi.Oleh karena itu kualitas pelayanan juga berarticustomer
satisfaction.Keberhasilan dalam pelayanan radiologi untuk mencapai tujuan customer
satisfaction sangat dipengaruhi oleh kegiatan program jaminan mutu (QAP) dan program
kendali mutu (QCP). Program jaminan mutu merupakan cakupan keseluruhan program
manajemen yang diterapkan untuk menjamin keprimaan pelayanan kesehatan.Melalui
kegiatan ini, informasi diagnostik yang memadai dengan biaya serendah mungkin dan
dosis sekecil mungkindapat dicapai sehingga tujuan kepuasan pasien sebagai customer
terpenuhi. Sedangkan program kendali mutu (QCP) merupakan bagian dari QAP yang
berhubungan dengan teknik-teknik pengawasan dan pemeliharaan elemen-elemen teknis
suatu sistem imejing yang berpengaruh terhadap kualitas/mutu gambar.Program Jaminan
1 R Sammuel Mamesa| MedPhys
Mutu di radiologi hendaknya di ikuti juga oleh program Kendali Mutu, karena dalam
program kendali mutu terdapat bagian-bagian yang meliputi pemeriksaan peralatan,
lingkungan kerja, serta pengujian kinerja dalam pelaksanaan kegiatan radiologi.Bila
kualitas radiograf yang dihasilkan buruk (low quality) maka akan berimbas pada dosis
yang berlebihan terhadap pasien serta biaya yang menjadi lebih besar karena timbulnya
pengulangan/penambahan pemeriksaan yang seharusnya tidak diperlukan. Kebalikannya
bila kualitas radiograf yang dihasilkan baik (high quality) maka ketepatan diagnosa yang
akurat, dan cepat ( tepat waktu ) akan menjadikan sebagai bentuk kepuasan terhadap
pelanggan (customer satisfaction). Oleh karena itu peralatan pencitraan, sebagai salah
satu bagian penting yang mempengaruhi proses terbentuknya hasil radiograf yang
berkualitas perlu mendapatkan perhatian khusus dalam program kendali mutu (QCP).
Mamografi merupakan salah satu teknik radiografi pada payudara yang menggunakan
sinar X berenergi rendah yang bertujuan untuk mendeteksi adanya lesi atau kelainan pada
organ payudara (Djarwani ,) .Teknik ini dapat mendeteksi tumor kecil sebelum gejala
klinik yang lebih jelas muncul ( The British Journal of radiology, June 1997). Sebuah
perubahan kecil dalam teknik atau faktor prosesing dapat memberikan efek yang
signifikan pada kualitas gambar dan dosis radiasi yang diterima pasien. Untuk
menghasilkan mamografi dengan dosis terendah dengan tingkat sensitivitas dan
spesifisitas diagnosa yang tinggi, maka dibutuhkan pemilihan secara tepat faktor eksposi,
posisi pasien, dan teknik imejing yang penerapannya termasuk dalamprogram kendali
mutu (AAPM report no.29 tahun 1990).
Program kendali mutu pada pesawat mamografi bertujuan agar pesawat tersebut dapat
bekerja secara optimal sehingga menghasilkan diagnosa yang tepat, meningkatkan
efisiensi, mengurangi biaya, dan mengurangi dosis radiasi yang tidak diperlukan bagi
pasien (Bushong, 2001). Food and Drug Administration(FDA) Amerika Serikat ,
American College of Radiology (ACR) dan Mammography Quality Standards Act
(MQSA) memberikan rekomendasi bahwa batas dosis di glandular pada ketebalan
payudara 4.5 cm setelah dikompresi adalah 3.0 mGy per eksposi karena jaringan tersebut
menunjukkan resiko yang tinggi untuk perkembangan karsinoma. Pada Jurnal tentang
Quality Control Programme in Mammography: second level quality controls oleh
E.Nassivera dan L.Nardin yang diterbitkan oleh The British Journal of Radiology tahun
2 R Sammuel Mamesa| MedPhys
1997 dinyatakan bahwa nilai batas Entrance Surface Dose yang bisa diterima adalah < 12
mGy.Fisikawan medis merupakan bagian penting dalam tim kendali mutu diharapkan
dapat bekerja sama secara penuh dan memberikan perhatian yang lebih dalam program
kendali mutu.
B. Tujuan Penulisan
Mengetahui kegiatan kegiatan QC Radiologi pada pesawat Mammografi yang
bertujuan untuk menjaga konsistensi pesawat mammografi dalam menghasilkan
gambaran radiografi dengan kontras serta resolusi yang baik, serta menjaga agar dosis
yang diterima pasien berada pada batas yang telah ditetapkan.
3 R Sammuel Mamesa| MedPhys
BAB II
TINJAUAN TEORI
Perangkat Pesawat Mammografi
Menurut (Papp,2006) pesawat mamografi (dedicated mammography equipment)
terdiri dari :
1.Generator Sinar-X
Generator sinar-X digunakan dalam pesawat mamografi harus terdesain sepenuhnya
untuk pencitraan mamografi. Semua generator sinar-X pada mamografi menggunakan
tiga fase atau biasa disebut dengan high frequency untuk mengurangi kebutuhan ruang
pada unit pesawat. Rentang kVp yang tersedia pada sebagian besar pesawat mamografi
antara 20-35 kVp dengan arus sebesar 80 – 100 miliampere.
Gambar 1 Generator dan Rangkaian Listrik pada Mammografi
1. Tabung Sinar-X
Secara garis besar, tabung sinar X pada pesawat Mammografi tersusun atas :
a. Window Tabung Sinar X:Pada pesawat konvensional dan fluroskopi menggunakan
bahan window dari kaca (esensial silikon dengan nomor atom 14). Pesawat
mamografi menggunakan lapisan kaca yang lebih tipis yaitu berrilium (nomor
4 R Sammuel Mamesa| MedPhys
atom = 4). Filter bawaan berrilium yaitu 0.1 mm Al setara dengan 0.5 mm Al pada
pesawat konvensional.
b. Target Anoda :Pada mamografi menggunakan komposisi target molibdenum,
rhodium, atau tungsten. Sinar-X yang dihasilkan oleh komposisi target diatas
adalah kombinasi dari sinar-X bremstrahlung dan sinar-X karakteristik.
c. Ukuran Titik Fokus : Besarnya ukuran titik focus dalam mammografi sangat
mempengaruhi kualitas citra mammogram yang dihasilkan. Resolusi spasial yang
dibutuhkan dalam penggambaran mamografi lebih besar daripada penggambaran
konvensional radiografi, karena diperlukan untuk menampakkan mikrokalsifikasi.
Rentang ukuran titik fokus yang digunakan yaitu 0.1 - 0.6 mm.
d. SID (source image distance) :SID yang digunakan pada mamografi adalah 50 – 80
cm. Secara efektif ditetapkan oleh FDA setidaknya minimun SID pada mamografi
adalah 55 cm.
2. Kompresi: Pada pesawat mamografi modern harus memiliki perangkat kompresi
(compression paddle) yang biasanya terbuat dari bahan plastik. Kompresi ini bertujuan
untuk membuat bentuk anatomi mammae lebih menyebar sehingga daerah patologi
pada jaringan – jaringan pada mamae dapat terlihat jelas. Selain itu, kompresi juga
akan mempengaruhi hasil mammogram yang dihasilkan sehingga lebih tajam dan
radiasi hambur yang dihasilkan juga akan lebih minimal.
Gambar 2. Mammae yang dilakukan Kompresi
5 R Sammuel Mamesa| MedPhys
Gambar 3. Kompresi pada Mammae dengan Compression Paddle
3. Grid : Pada tahun 1978, Fisikawan dari Jerman, Friedrich menemukan bahwa 44%
dari total radiasi pada mammografi adalah radiasi hambur. Hal inilah yang mendasari
penggunaan grid pada mammografi. Rasio grid dari 3:1 – 5:1 dengan frekuensi 30
lines/cm dan fokus pada sumber sinar-X.
4. Reseptor Gambar : Pokok pada pelaksanaan pemeriksaan mamografi adalah
penggunaan kombinasi film dan screen sebagai reseptor gambar. Film yang digunakan
adalah emulsi tunggal untuk menghilangkan efek paralak dan crossover. Fosfor rare
earth (biasanya mengandung ytrium) digunakan dalam intensifying screen untuk
membantu mengurangi dosis dan meningkatkan kontras gambar. Reseptor gambar
digital menggunakan CCD (charge-coupled devices) atau plat imejing yang mirip
penggunaannya pada digital radiografi sekarang.
Gambar 4 . Bagian bagian dalam Pesawat Mammografi
6 R Sammuel Mamesa| MedPhys
Gambar 5. Pesawat Mammografi
B. Film – Screen Mammografi
Ada 4 tipe reseptor gambar yang telah digunakan untuk mamografi yaitu: direct
exposure film, xeroradiografi, film-screen dan detektor digital. Hanya film-screen dan
detektor digital yang digunakan sampai saat ini, yang lainnya sudah tidak digunakan lagi
(Bushong,2001)
Intensifying screen (IS) dan film radiografi yang digunakan dibuat khusus untuk
mamografi. Film menggunakan emulsi tunggal dengan sebuah single back screen.
Dengan aransemen seperti ini sehingga tidak ada efek crossover. Butiran emulsi yang
berbentuk bundar diganti dengan yang berbentuk kotak di dalam film. Oleh karena itu
tipe film harus disamakan dengan emisi cahaya yang berkaitan dengan IS. Emulsi khusus
yang digabungkan dengan material rare earth juga bisa digunakan.
Kombinasi film-scren ditempatkan pada kaset khusus yang dirancang dengan
pelindung depan yang memiliki nomor atom kecil supaya sedikit atenuasi. IS digunakan
untuk menambah kecepatan sistem imejing, serta menghasilkan dosis pasien yang rendah.
Posisi IS dan film pada kaset adalah penting, permukaan film harus berada diatas
screen, film harus lebih dekat terhadap tabung pesawat sinar-X daripada IS. Bila
posisinya terbalik maka akan menghasilkan kekaburan dari screen. Posisi emulsi yang
mengarah pada screen akan menghasilkan resolusi spasial yang lebih baik (Bushong,
2001).
7 R Sammuel Mamesa| MedPhys
Gambar 6. Film pada Mammografi
A. Mammografi Digital
Mammografi digital adalah sistem mamografi yang pada dasarnya sama seperti
mamografi konvensional, tetapi dilengkapi denganreseptor digital dan komputer bukan
sebuah kaset film.Menurut Peart (2005) dalam digital mamografi karakteristik gambar
digital terdiri dari:
1. Piksel dan Matrik Gambar: Gambar matriks mengacu pada tata letak sel dalam baris
dan kolom setiap sel sesuai dengan lokasi spesifik dalam gambar. Angka dalam sel
merupakan pencerminan tingkat kecerahan dan intensitas di lokasi sel tersebut.
2. FOV (field of view): FOV dapat didefinisikan parameter yang mengontrol ukuran dari
bagian yang akan dicitrakan, sedangkan ukuran piksel adalah batasan tertentu yang
mengendalikan resolusi gambar.
3. Dynamic Range: Gambar yang dibuat pada perangkat digital atau CR ditampilkan
sebagai intensitas matrik. Dynamic Range adalah rentang nilai pada suatu pada sistem
dapat merespon intensitas matrik dan dikenal sebagai rentang skala abu-abu. Dynamic
range merujuk pada jumlah warna abu-abu yang diwakili pada setiap piksel. Nilai
dynamic range yang rendah akan meiliki nilai kontras yang besar namun memiliki
rentang latitude yang kecil dan kebalikannya.
4. Windowing : pemrosesan gambar dapat dimungkinkan hanya dengan sebuah window
dari seluruh rentang dinamis untuk dilihat pada monitor komputer. Dengan windowing