Top Banner
P U T U S A N Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Negeri Unaaha yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama bersidang dengan acara pemeriksaan biasa telah menjatuhkan putusan seperti dibawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap : JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA Tempat lahir : Mowewe Umur : 45 Tahun / 13 Juli 1967 Jenis kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Tempat tinggal : Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta Terdakwa telah ditahan berdasarkan Surat Perintah Penahanan; 1. Penyidik tidak ditahan; 2. Penuntut Umum sejak tanggal 18 Februari 2013 s/d 09 Maret 2013; 3. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 28 Februari 2013 s/d 29 Maret 2013; 4. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 30 Maret 2013 s/d 28 Mei 2013; Terdakwa menghadap dipersidangan tanpa didampingi oleh Penasihat Hukum; Pengadilan Negeri tersebut; Telah membaca seluruh berkas perkara; Telah mendengar pembacaan surat dakwaan Penuntut Umum; Telah mendengar keterangan Saksi-saksi; Telah mendengar keterangan Terdakwa; Telah mendengar pembacaan tuntutan Penuntut Umum yang dibacakan dimuka persidangan yang tuntutannya sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah melakukan tindak pidana telah melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga dengan melanggar ketentuan dalam Pasal 44 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, sesuai dakwaan Kesatu; 2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan memerintahkan Terdakwa agar tetap dalam tahanan;
12

PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Mar 27, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

P U T U S A N

Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Unaaha yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana

pada peradilan tingkat pertama bersidang dengan acara pemeriksaan biasa telah

menjatuhkan putusan seperti dibawah ini dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA

Tempat lahir : Mowewe

Umur : 45 Tahun / 13 Juli 1967

Jenis kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Terdakwa telah ditahan berdasarkan Surat Perintah Penahanan;

1. Penyidik tidak ditahan;

2. Penuntut Umum sejak tanggal 18 Februari 2013 s/d 09 Maret 2013;

3. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 28 Februari 2013 s/d 29 Maret 2013;

4. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 30 Maret 2013 s/d 28 Mei 2013;

Terdakwa menghadap dipersidangan tanpa didampingi oleh Penasihat Hukum;

Pengadilan Negeri tersebut;

Telah membaca seluruh berkas perkara;

Telah mendengar pembacaan surat dakwaan Penuntut Umum;

Telah mendengar keterangan Saksi-saksi;

Telah mendengar keterangan Terdakwa;

Telah mendengar pembacaan tuntutan Penuntut Umum yang dibacakan dimuka

persidangan yang tuntutannya sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA

secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah melakukan tindak pidana telah

melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga dengan

melanggar ketentuan dalam Pasal 44 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2004

tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, sesuai dakwaan Kesatu;

2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias

JAYA Bin H. MASIARA dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dikurangi

selama terdakwa berada dalam tahanan dan memerintahkan Terdakwa agar tetap

dalam tahanan;

Page 2: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

2

3. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu

rupiah);

Telah mendengar Pembelaan Terdakwa yang diajukan secara tertulis yang pada

pokoknya mohon diberikan keringanan hukuman;

Telah mendengar Replik dari Jaksa Penuntut Umum maupun Duplik dari Terdakwa

yang disampaikan secara lisan yang pada pokoknya masing-masing bertetap pada

tuntutannya dan pembelaannya;

Menimbang bahwa Terdakwa diajukan kepersidangan karena didakwa dengan

dakwaan sebagai berikut :

DAKWAAN

KESATU

Bahwa Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA pada hari

Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita atau setidak-tidaknya pada waktu

lain dalam bulan Oktober 2012 bertempat di rumah Terdakwa yang terletak di Kelurahan

Unaasi Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe atau setidak-tidaknya di tempat lain

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Unaaha yang berwenang memeriksa dan mengadili

perkaranya, telah melakukan perbuatan kekerasan fisik terhadap ASMA PILURU, AMK

Binti PILURU yang merupakan istri sah dari Terdakwa berdasarkan akta nikah nomor :

171/11/XII/2004 tanggal 4 November 2004 dalam lingkup rumah tangga sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 huruf a yang mengakibatkan luka memar pada diri ASMA

PILURU, AMK Binti PILURU, perbuatan mana dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai

berikut :

- Berawal pada waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan diatas, ketika

Terdakwa sedang menelpon di kamarnya kemudian Saksi Korban ASMA PILURU,

AMK Binti PILURU yang mengira Terdakwa sedang menelpon perempuan

selingkuhannya berusaha membuka pintu kamar Terdakwa yang saat itu dalam

posisi terkunci dengan menggunakan linggis hingga terbuka kemudian Saksi

Korban mengatakan kepada Terdakwa agar pergi ke tempat selingkuhan Terdakwa

sehingga Terdakwa emosi lalu mendorong Saksi Korban agar keluar dari kamar

namun Saksi Korban tetap bertahan dan meminta kunci mobil akan tetapi Terdakwa

tidak mau lalu Saksi Korban merebut kunci mobil tersebut sehingga Terdakwa

marah langsung memegang kedua tangan Saksi Korban dan mendorongnya hingga

Saksi Korban terjatuh di kursi dalam posisi terbaring selanjutnya Terdakwa

menginjak kedua tangan Saksi Korban dengan menggunakan kedua tangannya

selama ± 1 (satu) menit hingga Saksi Korban merasa tidak berdaya baru kemudian

Terdakwa melepaskan kedua tangannya;

- Akibat perbuatan Terdakwa, Korban ASMA PILURU, AMK Binti PILURU

mengalami luka memar sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum

Nomor : 0480/BLUD RS/VISUM/X/2012 tanggal 08 Oktober 2012 yang dibuat dan

ditandatangani oleh dr. MUH. NATSIR, dokter pada Rumah Sakit Konawe di

Unaaha, dengan hasil pemeriksaan :

Memar pada dada ukuran sepuluh kali lima centimeter titik;

Memar dan merah pada leher ukuran enam kali lima centimeter titik;

Memar pada punggung tangan kanan ukuran empat kali dua centimeter titik;

Kesimpulan :

Memar pada dada koma memar dan merah pada leher dan memar pada

punggung tangan kanan akibat benturan sifat tumpul titik

----------Bahwa perbuatan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H.

MASIARA sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 44 ayat (1) Undang-

Undang RI No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga----------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 3: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

3

ATAU

KEDUA

Bahwa Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA pada hari

Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita atau setidak-tidaknya pada waktu

lain dalam bulan Oktober 2012 bertempat di rumah Terdakwa yang terletak di Kelurahan

Unaasi Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe atau setidak-tidaknya di tempat lain

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Unaaha yang berwenang memeriksa dan mengadili

perkaranya, dengan sengaja melakukan penganiayaan terhadap ASMA PILURU, AMK

Binti PILURU yang merupakan istri sah dari Terdakwa berdasarkan akta nikah nomor :

171/11/XII/2004 tanggal 4 November 2004 yang mengakibatkan luka atau sakit, perbuatan

mana dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Berawal pada waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan diatas, ketika

Terdakwa sedang menelpon di kamarnya kemudian Saksi Korban ASMA PILURU,

AMK Binti PILURU yang mengira Terdakwa sedang menelpon perempuan

selingkuhannya berusaha membuka pintu kamar Terdakwa yang saat itu dalam

posisi terkunci dengan menggunakan linggis hingga terbuka kemudian Saksi

Korban mengatakan kepada Terdakwa agar pergi ke tempat selingkuhan Terdakwa

sehingga Terdakwa emosi lalu mendorong Saksi Korban agar keluar dari kamar

namun Saksi Korban tetap bertahan dan meminta kunci mobil akan tetapi Terdakwa

tidak mau lalu Saksi Korban merebut kunci mobil tersebut sehingga Terdakwa

marah langsung memegang kedua tangan Saksi Korban dan mendorongnya hingga

Saksi Korban terjatuh di kursi dalam posisi terbaring selanjutnya Terdakwa

menginjak kedua tangan Saksi Korban dengan menggunakan kedua tangannya

selama ± 1 (satu) menit hingga Saksi Korban merasa tidak berdaya baru kemudian

Terdakwa melepaskan kedua tangannya;

- Akibat perbuatan Terdakwa, Korban ASMA PILURU, AMK Binti PILURU

mengalami luka memar sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum

Nomor : 0480/BLUD RS/VISUM/X/2012 tanggal 08 Oktober 2012 yang dibuat dan

ditandatangani oleh dr. MUH. NATSIR, dokter pada Rumah Sakit Konawe di

Unaaha, dengan hasil pemeriksaan :

Memar pada dada ukuran sepuluh kali lima centimeter titik;

Memar dan merah pada leher ukuran enam kali lima centimeter titik;

Memar pada punggung tangan kanan ukuran empat kali dua centimeter titik;

Kesimpulan :

- Memar pada dada koma memar dan merah pada leher dan memar pada

punggung tangan kanan akibat benturan sifat tumpul titik

----------Bahwa perbuatan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H.

MASIARA sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 351 ayat (1) KUHP----------

Menimbang bahwa setelah dibacakan dakwaan oleh Penuntut Umum, Terdakwa

menyatakan telah mengerti dan tidak akan mengajukan keberatan (eksepsi);

Menimbang bahwa untuk membuktikan dakwaannya, dipersidangan Penuntut

Umum telah mengajukan 2 (dua) orang Saksi yang telah memberikan keterangan dibawah

sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Saksi ASMA PILURU, AMK

- Bahwa Saksi adalah Korban penganiayaan yang dilakukan oleh Terdakwa pada hari

Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita bertempat di Kel. Unaasi

Kec. Anggaberi Kab. Konawe tepatnya dirumah Saksi;

- Bahwa Saksi mengenal Terdakwa dan masih mempunyai hubungan keluarga yaitu

suami Saksi;

Page 4: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

4

- Bahwa Saksi adalah istri ke-2 dari Terdakwa yang menikah pada tahun 2004 dan

telah memiliki Akta Nikah;

- Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 2 Oktober 2012 sekitar pukul 10.00 wita

bertempat di Kendari, Saksi mencari Terdakwa dengan maksud untuk membawa

mobil Saksi yang menurut informasi akan ditarik oleh AMANAH karena telah

menunggak selama 3 (tiga) bulan dan Saksi bertemu dengan Terdakwa dirumah om

Saksi yang bernama JONI di Balaikota dua Kota Kendari;

- Bahwa sesampainya Saksi disana langsung meminta kunci mobil untuk dibawa ke

Unaaha namun Terdakwa tidak memberikan justru mengajak bersama-sama

kembali ke Unaaha dan Saksi menyetujuinya;

- Bahwa kemudian sesampainya di Unaaha sekitar pukul 23.00 wita tepatnya

dirumah, Terdakwa langsung masuk kedalam kamar masing-masing dan sekitar

pukul 01.00 wita Saksi terbangun mendengar Terdakwa menelpon seorang

perempuan didalam kamar yang terkunci kemudian Saksi memanggil-manggil

Terdakwa agar dibukakan pintu kamarnya namun Terdakwa tidak

menghiraukannya;

- Bahwa kemudian karena tidak dihiraukan, Saksi berusaha membuka pintu kamar

dengan cara mencungkil menggunakan linggis hingga terbuka lalu Saksi

mengatakan kepada Terdakwa agar pergi ke tempat selingkuhannya dan Saksi

meminta kunci mobil akan tetapi Terdakwa justru emosi dan mendorong Saksi

hingga terjatuh dikursi dengan posisi terbaring;

- Bahwa kemudian Terdakwa menginjak kedua tangan Saksi, menduduki bagian dada

lalu mencekik leher Saksi dengan menggunakan kedua tangannya hingga Saksi

tidak berdaya dan kemudian Terdakwa melepaskan cekikan tersebut;

- Bahwa sebelum kejadian Saksi sempat menghubungi Saksi Suarni dengan

mengatakan “kesini jemput saya, saya sudah mau dibunuh”;

- Bahwa Terdakwa melakukan hal tersebut bukan kali ini saja namun sudah kesekian

kalinya terhadap diri Saksi akan tetapi selesai dengan cara damai dan Terdakwa

berjanji tidak mengulanginya lagi;

- Bahwa Saksi pun pernah memergoki Terdakwa dengan perempuan lain selain Saksi

selaku istrinya;

- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, Saksi mengalami sakit dibagian leher dan

dibagian belakang tangan kanan dan kiri;

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa menyatakan sebagian benar dan sebagian

salah;

2. Saksi SUARNI

- Bahwa Saksi adalah sepupu Saksi Asma, Korban penganiayaan yang dilakukan oleh

Terdakwa pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita

Page 5: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

5

bertempat di Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe tepatnya dirumah Saksi

Korban;

- Bahwa Saksi mengenal Terdakwa namun tidak mempunyai hubungan keluarga

maupun pekerjaan;

- Bahwa Saksi mengetahui antara Terdakwa dengan Saksi Korban mempunyai

hubungan yaitu suami istri namun Saksi tidak mengetahui kapan dan dimana

mereka menikah;

- Bahwa pada awal kejadian Saksi tidak mengetahui namun sekitar pukul 01.00 wita

Saksi Korban menghubungi Saksi dan menyampaikan “kesini jemput saya, saya

sudah mau dibunuh” kemudian setelah mendengar hal tersebut Saksi langsung

menuju kerumahnya dengan menggunakan sepeda motor;

- Bahwa setibanya Saksi dirumah Saksi Korban, Saksi melihat pintu rumah Saksi

Korban terbuka lalu Saksi mendekati ke arah pintu masuk dan melihat Terdakwa

sedang menduduki badan Saksi Korban yang dalam posisi terbaring dan Terdakwa

menginjak kedua tangan Saksi Korban sambil mencekik leher Saksi Korban dari

jarak ± 4 (empat) meter;

- Bahwa saat kejadian tersebut Saksi tidak bisa berbuat apa-apa akan tetapi saat itu

Terdakwa mendatangi Saksi lalu mengusir agar tidak mencampuri urusannya;

- Bahwa setelah kejadian Saksi Korban menceritakan kalau dirinya juga dipukul

dilengan dan ditendang di bagian paha kirinya oleh Terdakwa;

- Bahwa Saksi tidak mengetahui penyebab Terdakwa melakukan hal tersebut kepada

Saksi Korban yang tidak lain istri Terdakwa sendiri;

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa menyatakan sebagian benar dan sebagian

salah;

Menimbang bahwa dipersidangan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA

Bin H. MASIARA telah pula memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai

berikut :

- Bahwa pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita bertempat

di Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe, Terdakwa telah melakukan

penganiayaan terhadap Saksi Korban;

- Bahwa antara terdakwa dengan Saksi Korban mempunyai hubungan yaitu suami

istri sah dan telah memiliki akta nikah;

- Bahwa Saksi Korban adalah istri ke-2 yang Terdakwa nikahi pada tahun 2004 dan

telah dikaruniai seorang anak;

- Bahwa kejadian tersebut berawal saat Terdakwa berada didalam kamar sedang

menerima telpon dari teman kemudian Saksi Korban memanggil-manggil Terdakwa

agar dibukakan pintu kamar namun karena tidak sabar Saksi Korban mencungkil

pintu kamar dengan menggunakan parang;

Page 6: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

6

- Bahwa kemudian setelah pintu terbuka, Terdakwa melihat Saksi Korban sedang

memegang parang ditangan kanan dan kirinya lalu Terdakwa berusaha mendorong

Saksi Korban agar melepaskan parang tersebut namun tidak sampai terjatuh akan

tetapi parang tersebut tidak juga terlepas maka Terdakwa mencekiknya dengan

menggunakan tangan kiri sebanyak 1 (satu) kali;

- Bahwa Terdakwa tidak pernah menduduki badan bahkan menginjak kedua tangan

Saksi Korban namun hanya mencekiknya;

- Bahwa Terdakwa melakukan hal tersebut semata-mata hendak membela diri karena

Saksi Korban memegang parang;

- Bahwa setelah kejadian Terdakwa membawa pakaian dan pergi meninggalkan Saksi

Korban agar tidak terjadi keributan lagi;

- Bahwa pada saat hendak meninggalkan Saksi Korban, Terdakwa sempat melihat

Saksi Suarni dan mengatakan agar tidak ikut campur;

- Bahwa tidak benar Terdakwa telah berselingkuh dengan perempuan lain dan

timbulnya permasalahan ini lantaran Saksi Korban merasa cemburu karena

Terdakwa jarang pulang kerumah mengingat rutinitas Terdakwa sebagai anggota

partai;

- Bahwa Terdakwa tidak melihat akibat yang dirasakan oleh Saksi korban setelah

kejadian ini;

Menimbang bahwa berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan dipersidangan, apabila

dihubungkan satu dengan lainnya maka didapatlah fakta-fakta hukum sebagai berikut :

- Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita

bertempat di Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe tepatnya dirumah Saksi,

Terdakwa telah melakukan penganiayaan terhadap Saksi ASMA;

- Bahwa benar Saksi Korban adalah istri ke-2 dari Terdakwa yang menikah pada

tahun 2004 dan telah memiliki Akta Nikah;

- Bahwa benar Terdakwa telah melakukan penganiayaan dengan cara mendorong

Saksi Korban hingga terjatuh lalu menginjak kedua tangan Saksi Korban,

menduduki badan Saksi Korban sambil mencekik dengan kedua tangannya

sebanyak 1 (satu) kali selama ± 1 (satu) menit hingga Saksi Korban tidak berdaya;

- Bahwa benar penyebab terjadinya penganiayaan tersebut didasari rasa cemburu

Saksi Korban kepada Terdakwa yang diduga sedang menelpon seorang perempuan;

- Bahwa benar akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Korban mengalami luka memar

sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum Nomor : 0480/BLUD

RS/VISUM/X/2012 tanggal 08 Oktober 2012 yang dibuat dan ditandatangani oleh

dr. MUH. NATSIR, dokter pada Rumah Sakit Konawe di Unaaha, dengan hasil

pemeriksaan :

Memar pada dada ukuran sepuluh kali lima centimeter titik;

Page 7: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

7

Memar dan merah pada leher ukuran enam kali lima centimeter titik;

Memar pada punggung tangan kanan ukuran empat kali dua centimeter titik;

Kesimpulan :

- Memar pada dada koma memar dan merah pada leher dan memar pada

punggung tangan kanan akibat benturan sifat tumpul titik

- Bahwa benar perbuatan Terdakwa sudah kesekian kalinya dilakukan kepada Saksi

Korban namun permasalahan selalu bisa diselesaikan secara damai dan Terdakwa

berjanji tidak mengulanginya lagi;

Menimbang bahwa untuk ringkasnya putusan ini, maka segala sesuatu yang tercatat

dalam berita acara sidang turut dipertimbangkan dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari putusan ini;

Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menganalisa apakah perbuatan

Terdakwa telah memenuhi semua unsur delik sebagaimana yang didakwakan Penuntut

Umum dan apakah Terdakwa dapat dipersalahkan atas peristiwa pidana yang telah terjadi;

Menimbang bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan

Alternatif yaitu

KESATU : melanggar pasal 44 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga;

ATAU

KEDUA : melanggar pasal 351 ayat (1) KUHP;

Menimbang bahwa berdasarkan asas hukum pidana yang menyatakan “Lex

Spesialis Derogat Lex Generalis” yang artinya hukum yang khusus mengenyampingkan

hukum yang umum;

Menimbang bahwa oleh karena dakwaan Alternatif Kesatu Penuntut Umum bersifat

Spesialis yaitu UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga, sedangkan dakwaan Alternatif Kedua Penuntut Umum menggunakan KUHP yang

bersifat General, maka menurut Majelis Hakim adalah tidak tepat apabila diterapkan aturan

yang umum dalam kasus ini karena Terdakwa dan Korban masih mempunyai hubungan

suami istri, yang masuk dalam lingkup rumah tangga dan oleh karenanya dakwaan

Alternatif Kedua dikesampingkan;

Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan dakwaan

Alternatif Kesatu yaitu melanggar pasal 44 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, yang unsur-unsur sebagai berikut :

1. Unsur Setiap Orang;

2. Unsur Melakukan Perbuatan Kekerasan Fisik;

3. Unsur Dalam Lingkup Rumah Tangga;

Page 8: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

8

Yang kemudian unsur-unsur tersebut diatas dipertimbangkan Majelis Hakim seperti terurai

dibawah ini :

Ad.1. UNSUR SETIAP ORANG;

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “Setiap Orang” adalah subjek hukum

pendukung hak dan kewajiban yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya,

yang dalam perkara ini adalah Terdakwa sebagai subjek hukum. Selain daripada itu maksud

dimuatnya unsur ini adalah untuk menghindari adanya kesalahan subjek dalam suatu

perkara pidana;

Menimbang bahwa dari persidangan telah diperoleh fakta-fakta hukum bahwa

Terdakwa mampu mengikuti persidangan dengan baik, mampu menjawab setiap pertanyaan

Majelis Hakim dan Terdakwa menyatakan identitas lengkapnya dan ternyata sama dengan

yang tertera dalam surat dakwaan;

Menimbang bahwa dari fakta hukum tersebut diatas Majelis Hakim menyimpulkan

bahwa Terdakwa adalah subjek hukum yang mampu mempertanggung jawabkan

perbuatannya, dan dalam perkara ini tidak terdapat kesalahan subjek;

Menimbang bahwa berdasarkan kesimpulan diatas maka Majelis Hakim

berpendapat bahwa “Unsur Setiap Orang” telah terpenuhi;

Ad.2. UNSUR MELAKUKAN PERBUATAN KEKERASAN FISIK;

Menimbang bahwa yang dimaksud kekerasan fisik adalah perbuatan yang

mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat(vide pasal 6 UU KDRT), pengertian

ini serupa tapi tidak sama dengan pengertian “penganiayaan” yang tercantum dalam pasal

351 KUHP. Didalam UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga tidak dijelaskan sub-sub dari pengertian melakukan kekerasan fisik maka

merujuk pada KUHP dan Yurisprudensi dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Rasa sakit hanya cukup bahwa orang lain merasa sakit tanpa perubahan dalam bentuk

badan (Moch.Anwar, 1989:103). Rasa sakit misalnya mencubit, mendupak, memukul,

menempeleng (R.Soesilo 1976:210);

- Jatuh sakit artinya timbul gangguan atas fungsi dari alat-alat didalam badan

manusia(Moch. Anwar, 1989:103);

Sedangkan akibat “penganiayaan”, yang dalam UU KDRT tidak disebut sebagai

“kekerasan fisik” adalah :

- Luka apabila terdapat perubahan dalam bentuk badan manusia yang berlainan

daripada bentuk semula (Moch.Anwar, 1989:103). Luka misalnya mengiris,

memotong, menusuk dengan pisau (R.Soesilo, 1976:210);

- Perasaan tidak enak misalnya mendorong orang terjun kekali sehingga basah,

suruh orang berdiri diterik matahari (R.Soesilo, 1976:210);

- Sengaja merusak kesehatan orang, diartikan melakukan perbuatan dengan

maksud orang lain menderita sakit atau suatu penyakit;

Page 9: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

9

Dengan demikian diperoleh konstruksi, kekerasan fisik dalam pasal 44 ayat (1) adalah

apabila kekerasan fisik dilakukan oleh suami terhadap istri atau sebaliknya maka syaratnya

adalah harus ada perbuatan yang menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan penyakit atau

halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-

hari;

Menimbang bahwa untuk membuktikan unsur ini Majelis Hakim akan

mengemukakan fakta-fakta hukum sebagai berikut :

- Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita

bertempat di Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe tepatnya dirumah Saksi,

Terdakwa telah melakukan penganiayaan terhadap Saksi ASMA;

- Bahwa benar Terdakwa telah melakukan penganiayaan dengan cara mendorong

Saksi Korban hingga terjatuh lalu menginjak kedua tangan Saksi Korban,

menduduki badan Saksi Korban sambil mencekik dengan kedua tangannya

sebanyak 1 (satu) kali selama ± 1 (satu) menit hingga Saksi Korban tidak

berdaya;

- Bahwa benar akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Korban mengalami luka memar

sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum Nomor : 0480/BLUD

RS/VISUM/X/2012 tanggal 08 Oktober 2012 yang dibuat dan ditandatangani

oleh dr. MUH. NATSIR, dokter pada Rumah Sakit Konawe di Unaaha, dengan

hasil pemeriksaan :

Memar pada dada ukuran sepuluh kali lima centimeter titik;

Memar dan merah pada leher ukuran enam kali lima centimeter titik;

Memar pada punggung tangan kanan ukuran empat kali dua centimeter titik;

Kesimpulan :

- Memar pada dada koma memar dan merah pada leher dan memar pada

punggung tangan kanan akibat benturan sifat tumpul titik

Menimbang bahwa berdasarkan uraian pengertian serta fakta-fakta hukum tersebut

diatas Majelis Hakim menyimpulkan bahwa Terdakwa telah melakukan penganiayaan

terhadap istri Terdakwa sendiri yaitu Saksi Korban ASMA dengan cara menduduki badan

dan menginjak kedua tangan sambil mencekik leher Saksi Korban, mengakibatkan Saksi

Korban mengalami luka memar sehingga Saksi Korban merasa terganggu dalam

beraktifitas;

Menimbang bahwa berdasarkan kesimpulan diatas maka Majelis Hakim

berpendapat bahwa “Unsur melakukan perbuatan kekerasan fisik” telah terpenuhi;

Page 10: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

10

Ad.3. UNSUR DALAM LINGKUP RUMAH TANGGA;

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “Dalam Lingkup Rumah Tangga”

adalah menurut pasal 2 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah :

- Suami, istri, dan anak-anak;

- Orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang (suami, istri, anak) karena

hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap

dalam rumah tangga, dan / atau;

- Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga

tersebut.

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan perkawinan (pasal 1 UU No.1 tahun

1974) adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;

Menimbang bahwa untuk membuktikan unsur ini Majelis Hakim akan

mengemukakan fakta hukum sebagai berikut :

Bahwa benar antara Terdakwa dengan Saksi Korban ASMA mempunyai suatu hubungan

atau ikatan sebagai suami istri sesuai Akta Nikah nomor : 171/11/XII/2004 tanggal 4

November 2004, dan pernikahan tersebut telah berjalan selama kurang lebih 9 tahun serta

telah dikaruniai seorang anak;

Menimbang bahwa berdasarkan uraian pengertian serta fakta hukum tersebut diatas

Majelis Hakim menyimpulkan bahwa hubungan keduanya masih terikat sebagai suami istri

yang sah baik secara agama maupun secara hukum;

Menimbang bahwa berdasarkan kesimpulan diatas maka Majelis Hakim

berpendapat bahwa “Unsur Dalam Lingkup Rumah Tangga” telah terpenuhi;

Menimbang bahwa dalam menjatuhkan pidana, Majelis Hakim menganut system

negative wetelijk stelsel, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 183 KUHAP yaitu di samping

dua alat bukti yang sah juga adanya keyakinan Hakim, dimana dari pertimbangan-

pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim memperoleh keyakinan akan perbuatan

Terdakwa sebagaimana yang didakwakan padanya.

Menimbang bahwa oleh karena seluruh unsur dakwaan Alternatif Kesatu Penuntut

Umum telah terpenuhi, maka Terdakwa harus dinyatakan telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dalam

dakwaan Alternatif Kesatu Penuntut Umum;

Menimbang bahwa oleh karena selama pemeriksaan perkara berlangsung tidak

ditemukan adanya alasan pembenar maupun pemaaf pada diri maupun perbuatan

Terdakwa, sehingga sudah sepatutnya Terdakwa dijatuhi pidana yang setimpal atas

perbuatannya;

Page 11: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

11

Menimbang bahwa terhadap pembelaan Terdakwa yang disampaikan dimuka

persidangan yang pada pokok pembelaannya adalah mohon keringanan hukuman, terhadap

pembelaan Terdakwa, Majelis Hakim telah memasukkannya dalam musyawarah sebelum

menjatuhkan putusan dan yang adil menurut Majelis Hakim sebagaimana yang tertera

dalam amar putusan;

Menimbang bahwa selama pemeriksaan perkara ini Terdakwa berada dalam tahanan

berdasarkan surat perintah/penetapan penahanan yang sah, maka sudah sepatutnya

penahanan tersebut dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Menimbang bahwa oleh karena penjatuhan pidana oleh Majelis Hakim lebih lama

dari masa penahanan Terdakwa dan tidak ada alasan untuk mengeluarkan Terdakwa dari

tahanan, maka Terdakwa harus dinyatakan tetap berada dalam tahanan;

Menimbang bahwa oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dihukum maka

Terdakwa dibebankan membayar biaya perkara kepada negara yang besarnya ditentukan

dalam amar putusan;

Menimbang bahwa sebelum menjatuhkan putusan maka terlebih dahulu Majelis

Hakim akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan

sebagai berikut :

Hal-hal yang memberatkan :

- Perbuatan Terdakwa tidak sepantasnya dilakukan terhadap Saksi Korban yang

merupakan istri Terdakwa sendiri;

Hal-hal yang meringankan :

- Terdakwa bersikap sopan selama persidangan;

- Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga;

- Terdakwa mengakui kesalahan dan menyesal;

- Terdakwa belum pernah dihukum;

- Saksi Korban telah memaafkan perbuatan Terdakwa;

Mengingat pasal 44 ayat (1) UU RI No.23 Tahun 2004 dan ketentuan Perundang-

Undangan yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA telah

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Kekerasan

Fisik Dalam Lingkup Rumah Tangga”;

2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama---;

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya

dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

5. Menetapkan Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (seribu

rupiah);

Page 12: PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

12

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Unaaha pada hari Senin tanggal 8 April 2013 oleh kami SAFRI, SH,- selaku

Hakim Ketua Majelis, BASRIN, SH,- dan AGUS SOETRISNO, SH,- masing-masing

selaku Hakim-Hakim anggota, putusan mana telah diucapkan dalam sidang yang terbuka

untuk umum pada hari itu juga oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu oleh SAHIR

R,- sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh NIZAR FEBRIANSYAH, SH,- sebagai

Penuntut Umum serta dihadapan Terdakwa;

Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua,

TTD TTD

BASRIN, SH,- SAFRI, SH,-

TTD

AGUS SOETRISNO, SH,-

Panitera Pengganti,

TTD

SAHIR. R,-