Top Banner
50

Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

Oct 19, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi
Page 2: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi (PusAPDem)-Universitas Kristen Satya Wacana

& Dialogue Institute

CROSSING THE BOUNDARIES Covid-19 Pandemic, Social Solidarity & Interreligious Engangement in Indonesia

Writers: M. Andalas - I.Y.M. Lattu - K.K. Tumiwa - M Rosyid & L. Kushidayati - P.A. Putri - A.S. Sihombing - E. Mailoa & R. I.Tumelap - I.A. Sanheinizh - H. Ramdhani - Y.H. Mochtar - E. Supriadi - J.J. S. Cakranegara - M. Kalimullah - M. Rafi’i,Fridiyanto, Y.

Tauvani - B.D.P. Tjaja - P.J. Ismoyo - F.C. Lasatira & Nurdin - A.I. Kristijanto - L. Susilowati & W.M.A. Therik

Editors: P. Jessy Ismoyo, Wilson M.A. Therik,

Linda Susilowati, Izak Y.M. Lattu

Satya Wacana University Press

2021

Page 3: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

CROSSING THE BOUNDARIES Covid-19 Pandemic, Social Solidarity & Interreligious Engagement in Indonesia ISBN: 978-623-6286-05-0 Cetakan Pertama: 2021 Writers: M. Andalas, dkk

Editor P. Jessy Ismoyo Wilson M.A. Therik Linda Susilowati Izak Y.M. Lattu Desain Cover Linda Susilowati Proofreader Handri Yonathan Ninon Melatyugra E-mail: [email protected] All rights reserved. Save exception stated by the law, no part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system of any nature, or transmitted in any form or by any means electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, included a complete or partial transcription, without the prior written permission of the author, application for which should be addressed to author.

Diterbitkan oleh Satya Wacana University Press Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52-60 Salatiga 50711 Jawa Tengah Telp. (0298) 321212 Ext. 229 – Fax (0298) 311995 Kerjasama dengan: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi (PusAPDem)-Universitas Kristen Satya Wacana & Dialogue Institute

Page 4: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

PENGANTAR BUKU iv

TRANSFORMASI TUBUH KRISTUS MENJADI NASI: Dari Mobilitas Spiritual Menuju Aktivisme Sega Mubeng Mutiara Andalas

1

COVID-19, RELIGIOSITAS DAN RELASI LINTAS AGAMA DI INDONESIA Izak Y.M. Lattu

25

FIAT VOLUNTAS TUA: Teologi Kepasrahan sebagai Respons Komunitas Pasar Tateli Mengatasi Kepanikan di Masa Pandemi Krueger Kristanto Tumiwa

48

WARGA PENGHAYAT SAPTA DARMA MENYIKAPI WABAH COVID-19: Studi Kasus di Mayong Jepara-Jawa Tengah Moh Rosyid dan Lina Kushidayati

66

REAKTUALISASI PERAN PEREMPUAN SELAMA PANDEMI: Antara Adat Kerinci dan Islam Perdana Aisyah Putri

87

PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 Afriadi Samuel Sihombing

106

AGAMA DAN COVID-19 DI INDONESIA: Kajian Peta Suara Maya di Twitter Evangs Mailoa, Ribka Isabella Tumelap

132

Page 5: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

ii

MENYATUKAN KEBERAGAMAN DI MASA PANDEMI COVID-19: Pola Komunikasi Virtual Komunitas Doa Lintas Iman Illi Apriliyadi Sanheinizh

163

RELASI AGAMA, NEGARA, DAN EKONOMI DALAM MELINDUNGI WARGA NEGARA INDONESIA DI MASA PANDEMI COVID-19 Hilal Ramdhani

180

GENDER, AGAMA, DAN PANDEMI COVID-19: Signifikansi Perempuan Religius dalam Melawan Ekstremisme Agama Selama Masa Pandemi di Indonesia Yusnan Hadi Mochtar

200

WAJAH SURAM DERADIKALISASI DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Endang Supriadi

228

AKSI SOLIDARITAS GEREJA KATOLIK KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG DALAM MASA PANDEMI COVID-19 Joshua Jolly Sucanta Cakranegara

248

MEDIA SOSIAL SEBAGAI RUANG SIMBOLIK BAGI TERCIPTANYA HUBUNGAN ANTARAGAMA DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19: Studi atas Akun Instagram Kementerian Agama Republik Indonesia @Kemenag_Ri Muhammad Kalimullah

272

MENYUARAKAN SOLIDARITAS KEMANUSIAAN, KONTRIBUSI AGAMA DAN MEDIA MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 Muhammad Rafi’i, Fridiyanto, Yuli Tauvani.

293

Page 6: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

iii

AGAMA VIRTUAL Broery Doro Pater Tjaja

309

THERE IS A LIGHT THAT NEVER GOES OUT’: Kapital Spiritual Tenaga Kesehatan Perempuan Selama Pandemi Covid-19 di Kota Salatiga Petsy Jessy Ismoyo

330

RUMAH SEBAGAI SAKRAL: Memuja Tuhan di Rumah Selama Pandemi di Bima, Nusa Tenggara Barat Frejhon Cleimen Lasatira & Nurdin

377

MENDEDAH PERILAKU TEGAR TENGKUK MASYARAKAT TERHADAP PROTOKOL KESEHATAN DI MASA PANDEMI COVID-19 (Telaah dari Psikologi Lingkungan) A.Ign. Kristijanto

393

AGAMA DAN INSIATIF LOKAL: Peran Komunitas-Komunitas Agama dan Lintas Agama dalam Penanggulangan Covid-19 di Indonesia Linda Susilowati dan Wilson M.A. Therik

403

BIODATA PENULIS 427

BIODATA EDITOR 436

Page 7: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

iv

MENGHAPUS BATAS: PANDEMI, AGAMA DAN SOLIDARITAS SOSIAL

Pengantar Buku

We are grateful for a mini grant from Dialogue Institute that enables Center for the Study of Religion, Pluralism and Democracy (PusAPDem), Satya Wacana Christian University, to conduct an online research and publish a book on Covid-19 pandemic & interreligious engagements in Indonesia. This book is a compilation of scholarly works on Covid-19 pandemic, religion and social solidarity from young interreligious scholars across Indonesia. In addition to academic contributions from scholars out site PusAPDem, the mini grant from Dialogue Institute has contributed to bring actors from different backgrounds to share story about social solidarity amid the global pandemic. The grant has also curved rooms for online research through multiple methods to bring Indonesian voices and concerns on the role of religion during Covid-19 pandemic. As a center, PusAPDem, we appreciate the grant and look forward for further collaborations in research and publication around themes, but not limited to, interreligious engagement, democracy in local level and pluralism in Southeast Asia context. Pengantar ini ditulis ketika pemerintah daerah di mana saya tinggal meminta masyarakat untuk tinggal satu hari di rumah dan tidak bepergian. Strategi ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan nasional Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk meredam kenaikan jumlah pasien terinfeksi Covid-19 dan kematian akibat serangan virus ini. Gelombang tsunami Covid-19 kali ini mengakibatkan korban yang begitu banyak. Rumah-

Page 8: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

v

rumah sakit telah penuh dengan pasien, melebihi kapasitas daya tampung. Oksigen di beberapa rumah sakit menipis sehingga mengakibatkan kematian pasien kritis yang membutuhkannya. Rumah-rumah sakit besar dalam kategori Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) seperti RSUP Dr Sardjito di Yogyakarta dan RUSP Dr Kariadi di Semarang ikut mengalami goncangan besar gelombang tsunami. Kompas ID (4/7/2021) melaporkan 63 pasien Covid-19 di RSUP Dr Sardjito meninggal karena kehabisan oksigen sentral dan tabung. Kompas TV (25/6/2021) memberitakan RSUP Dr Kariadi kewalahan mengatasi lonjakan pasien Covid-19 sehingga membutuhkan sukarelawan untuk membantu merawat pasien di ruang-ruang isolasi dan Intensive Care Unit (ICU). Gelobang tsunami Covid-19 betul-betul berdampak sangat luar biasa bagi Indonesia. Pemerintah membutuhkan bantuan semua pihak termasuk organisasi-organisasi keagamaan untuk terlibat dalam perang melawan tsunami Covid-19. Secara global memang World Health Organization (WHO) tidak memasukan agama sebagai bagian penting dalam perang melawan Covid-19. WHO terjebak dalam logika pemisahan agama dan negara (wall separation) yang memisahkan urusan kenegaraan dan iman. Penelitian Pew Research Center menunjukkan bahwa agama kurang mempengaruhi kehidupan masyarakat di Amerika Utara, Eropa dan Austrilia. Namun, negara seperti Indonesia menunjukkan peran agama yang sangat besar. 85% penduduk dewasa Indonesia, menurut Pew Research Center, meletakkan agama dalam pusat kehidupan sosial setiap hari (Pew 2019). Perang melawan tsumani membutuhkan kehadiran dan dukungan kelompok agama.

Page 9: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

vi

Kehadiran agama dalam perang melawan Covid-19 pada beberapa negara dianggap sangat sentral dan tidak dapat dinafikan. India, misalnya, setelah menyatakan dapat mengatasi Covid-19 pada akhir 2020, justru mengalami kenaikan kasus Covid yang sangat tinggi setelah festival keagamaan. Pada negara seperti India, agama perlu dilibatkan untuk membangun kesadaran menjaga prosedur kesehatan dan rasionalitas menghadapi Covid-19. Iman yang tidak didampingi dengan rasionalitas mengakibatkan pengabaian terhadap prosedur kesehatan sehingga berdampak pada menggunungnya jumlah pasien. Agama dapat menjadi kekuatan untuk mengatasi Covid-19 sekaligus kelemahan, jika tidak diletakkan secara tepat dalam perang melawan pandemi. Buku yang berada di tangan anda membahas posisi agama dalam menghadapi pandemi Covid-19. Bagaimana agama dan kelompok-kelompok agama berperan mengatasi Covid 19. Meskipun tidak berurutan persis, jika tulisan-tulisan ini dikelompokkan maka akan terdiri dari lima (5) tema besar: “pandemi, agama dan teologi sosial;“ “pandemi deradikalisasi dan inisiatif lintas agama;” “pandemi, perempuan dan solidaritas sosial;” “pandemi, agama dan media sosial;” “pandemi, negara dan komunitas agama.” Pertama, “Pandemi, Agama dan Teologi Sosial.” Bagian ini dimulai dengan tulisan Mutiara Andalas. Tulisan berbasis teologi sosial ini, “transformasi tubuh menjadi nasi,” membangun solidaritas sosial lintas batas dalam konteks Pandemi Covid-19. Kueger Tumiwa dalam tulisannya membahas teologi kepasrahan terutama komunitas terpinggirkan di Manado membangun mekanisme menghadapi pandemi. Moh Rosyid dan Lina Kushidayati menggambarkan secara unik bagaimana komunitas

Page 10: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

vii

penghayat menyikapi ketidakpastian kehidupan di era pandemi Covid-19. Broery D. P. Tjaja membahas kelahiran agama virtual yang terjadi akibat perubahan pola peribadatan dari fisik ke virtual. Covid-19 mendorong terciptanya agama virtual sebagai dampak dari social distancing. Sub-tema kedua memaparkan, “Pandemi, Deradikalisasi dan Inisiatif Lintas Agama.” Izak Lattu membahas relasi lintas agama yang terbangun karena soldiaritas sesama yang menderita berbasis pengalaman menjadi pasien Covid-19. Endang Supriadi menggali tantangan besar upaya deradikalisasi di tengah pandemi Covid-19. Solidaritas dan senergitas semua pihak diperlukan untuk bersedia melawan radikalisme agama. Muhammad Rafi’i, Fridiyanto, dan Yuli Tauvani menggambarkan bagaimana organisasi-organisasi masyarakat Islam mengkomunikasikan himbauan secara lebih cepat dan efektif media keagaaman. Fatwa tentang Covid-19 oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dapat lebih cepat sampai kepada umat melalui media. Joshua J. S. Cakranegara mengeksplorasi ajaran sosial gereja (ASG) dalam visi peradaban kasih diperlukan untuk membangun solidaritas sosial di tengah pandemi Covid-19 Focus Group Discussion yang berbasis pada ajaran-ajaran Gereja Katolik. Sub-tema ketiga, “Pandemi, Perempuan dan Solidaritas Sosial.” Bagian ini dimulai dengan artikel oleh Perdana Aysha Puteri tentang bagaimana dilema yang dihadapi oleh perempuan di tengah pergumulan masyarakat menghadapi Covid-19. Bagaimana pentingnya aktualisasi nilai-nilai adat dan agama bagi perempuan dalam menghadapi pandemi. Yusnan Hadi Mochtar melihat secara spesifik bagaimana perempuan melawan ekstrimisme agama di tengah

Page 11: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

viii

pandemi Covid-19. Perempuan yang beragama secara progresif harus melawan sekaligus dua musuh besar: ekstrimisme agama dan pandemi. Petsy Jessy Ismoyo berdasarkan virtual ethnography dan membahas modal spiritual tenaga kesehatan perempuan selama pandemi Covid-19. Modal spiritual yang berhimpitan dengan modal sosial menjadi kekuatan para tenaga kesehatan perempuan mengatasi beragam tekanan di tengah pandemi. Sub-tema keempat, “Pandemi, Agama dan Media Sosial,” Sub-tema ini dibuka oleh artikel Afriadi Samuel Sihombing mengeksplorasi bagaimana media digital digunakan oleh komunitas-komunitas agama untuk membangun solidaritas dan melaksanakan ritual keagamaan di Era Covid-19. Evangs Mailoa dan Ribka Isabella Tumelap mengkaji peta percakapan tentang agama di dunia maya pada era Covid-19. Percakapan tentang agama di dunia maya menunjukkan bahwa agama sangat penting untuk membantu manusia menghadapi serangan pandemi. Illi Apriliyadi Sanheinizh menggunakan pendekatan etnografi virtual untuk membahas komunikasi viritual komunitas Do’a lintas agama. Pola komunikasi komunitas ini dalam konteks Covid-19, menggunakan pendekatan komunikasi semua arah untuk memperkuat solidaritas sosial. Muhammad Kalimullah meneliti media sosial Kementerian Agama Republik Indonesia, @Kemenag_Ri, sebagai ruang simbolik antaragama di era Pandemi Covid-19. Media sosial dapat secara virtual memfasilitasi relasi-relasi agama di tengah pandemi. Sub-tema kelima, “Pandemi, Negara dan Komunitas Agama.” Hilal Ramdhani melihat bagaimana Covid-19 berdampak pada pekerja migran Indonesia di luar negeri. Pekerja migran, di era pandemi ini, sangat membutuhkan

Page 12: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

ix

kehadiran negara untuk memberikan perlidungan bagi pada migrant workers. Linda Susilowati dan Wilson M.A. Therik mengkaji inisiatif-inisiatif lokal dari komunitas lintas agama untuk membantu pemerintah mengatasi dampak pandemi Covid-19. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, tetapi membutuhkan komunitas lokal dalam perang melawan Covid-19. A. Ign. Kristijanto melalui telaah psikologi lingkungan membahas Homo Sapiens sebagai makhluk egois sehingga menyebabkan perilaku tegar tengkuk. Keegoisan Homo Sapiens ini menyebabkan meningkatnya kasus Covid-19 karena pelanggaran protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Frejhon Cleimen Lasatira dan Nurdin melalui studi kasus melalui penelitian lapangan dan online mengkaji bagaimana spiritualitas terbentuk dalam ibadah di rumah selama pandemi Covid-19. Pola kehidupan ritualitas berubah karena pandemi sehingga membutuhkan reinterpretasi terhadap perspektif sakral dan profan. Terimakasih kepada Petsy Jessy Ismoyo, Linda Susilowati dan Izak lattu yang telah menulis proposal kepada Dialogue Institute dalam tema Covid-19 dan Relasi Lintas Agama sehingga mini grant ini dapat berikan kepada PusAPDem UKSW. Rasa hormat dan terimakasih sangat besar kepada semua subyek penelitian kami yang bersedia memberikan informasi dan berbagi perspektif dalam penelitian “Agama dan Covid-19” oleh PusAPDem tahun 2020. Terimakasih kepada tim editor (Wilson MA Therik, Izak Lattu, Jessy Ismoyo dan Linta Susilowati) yang telah bekerja keras dibantu oleh Proofreader: Ninon Melatyurga dan Handry Jonathan, Volunteer (Jesti Kase) dan para mahasiswa magang dari Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Kristen Satya Wacana tahun 2020 – 2021: James

Page 13: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

x

Mosse, Althea Punuh, Febby Papalangi, Joshua Hakrio, Ovalda Mega Rerung, dan Sionetta Claudia Kambei. Terimakasih kepada Pimpinan UKSW yang selalu mendukung kegiatan PusAPDem UKSW. Penghargaan tak terhingga kepada semua penulis yang bersedia mengirimkan tulisannya untuk dimuat pada buku ini. Semoga buku di tangan anda memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Bendorsari, 1 September 2021 Izak Y. M. Lattu Editor/Ketua PusAPDem UKSW

Page 14: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

248

AKSI SOLIDARITAS GEREJA KATOLIK KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG DALAM

MASA PANDEMI COVID-19

Joshua Jolly Sucanta Cakranegara

Abstract: Being an inseparable part of Indonesia, Catholic Archdiocese has played a significant role in Indonesia's history. Society is getting more acknowledged intensely of the presence of the Catholic Archdiocese due to its contribution to various social problems in Indonesia. It also takes functional parts in the Covid-19 pandemic today. This article uses the historical approach to demonstrate the significant roles and efforts of the Catholic Archdiocese of Semarang (KAS) to prevent and manage the impact of the Covid-19 pandemic, also to describe the output of its activities. The manifestation of its commitment in dealing with the Covid-19 pandemic in numerous solidarity actions has been directed not only to its congregation but also to all other societies in the economic, education, food, and health care sectors. Therefore, the realization of the Social Doctrines of the church (ASG) and the Civilization of Love vision is concrete and affects not only the Catholic congregation but also all other societies. Keywords: Covid-19, Catholic Archdiocese of Semarang, Solidarity Actions, Civilization of Love. Pendahuluan

Gereja Katolik merupakan bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Hal ini dapat dilihat sepanjang sejarah Indonesia dari masa ke masa, ketika Gereja Katolik turut andil dalam setiap permasalahan yang dihadapi negara-bangsa ini. Ketika Indonesia sebagai negara-bangsa menghadapi

Page 15: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

249

ancaman besar atas keutuhan dan kedaulatannya, Mgr. Albertus Soegijapranata, S.J., uskup bumiputra pertama Indonesia yang bertakhta di Semarang, menyerukan umat Katolik di Indonesia untuk bersatu “berada di belakang Republik”. Hal ini ditegaskan dalam semboyan khasnya yang masih berdengung sampai detik ini, yaitu “100% Katolik, 100% Indonesia” (Utami, 2012, p. 132) Dengan kata lain, semboyan ini menjadi konklusi tegas bahwa umat Katolik di Indonesia terpanggil untuk mengabdi, baik kepada Gereja maupun kepada tanah air, pro Ecclesia et patria.

Jauh sebelum itu, para misionaris asing yang memulai penginjilan di Indonesia merintis berbagai peran penting untuk kepentingan bangsa dan kemanusiaan. Gereja Katolik terlibat dalam upaya-upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, usaha-usaha pelayanan sosial-karitatif, hingga perbaikan tingkat kesehatan. Bahkan, A. Eddy Kristiyanto, OFM menyebutkan bahwa kiprah Gereja Katolik di Indonesia “nyaris” identik dengan sekolah, rumah sakit, dan pelayanan sosial-karitatif (Kristiyanto, 2015:xxxviii–xxxix). Hal ini pun masih terwariskan oleh Gereja Katolik di Indonesia dewasa ini.

Seiring berjalannya waktu, terutama saat mengawali 2020, seluruh dunia, termasuk Indonesia, berperang dengan musuh tidak kasat mata bernama Covid-19 (Coronavirus Disease-2019). Penyakit yang telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO (World Health Organization) ini telah menyerang hampir seluruh negara di muka bumi. Sejak kasus pasien positif Covid-19 pertama diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020, pertumbuhan kasus Covid-19 semakin meningkat hingga

Page 16: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

250

saat ini. Bahkan, jumlah kasus positif telah mencapai lebih dari 500.000 kasus per 23 November 2020 (Riana, 2020). Dengan demikian, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk berjibaku memberantas Covid-19.

Sejumlah pekerjaan rumah tersebut tentu tidaklah ringan. Perubahan yang diakibatkan oleh pandemi ini boleh dibilang “drastis” bagi lanskap kehidupan masyarakat, terutama melalui imbauan “belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dari rumah”. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang berkaitan erat dengan komunalisme di tengah masyarakat, salah satunya dalam hal beribadah atau memenuhi kebutuhan spiritual umat beragama (Cakranegara and Faizin, 2020:357–358). Di samping kebutuhan spiritual masyarakat yang terdampak, sendi-sendi kehidupan masyarakat dalam hal sosial-ekonomi juga sangat terpukul akibat pandemi Covid-19 ini.

Melihat dampak pandemi yang begitu besar, baik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat maupun kehidupan spiritualnya, Keuskupan Agung Semarang (KAS) sebagai bagian integral dari Gereja Katolik, juga Indonesia, tidak tinggal diam. Gembala maupun umat bersatu padu membangun aksi solidaritas sebagai bentuk kepedulian nyata KAS yang dapat dirasakan, baik kepada sesama umat Katolik maupun masyarakat luas. Jika ditilik ke belakang, kerja sama dan solidaritas merupakan bagian tak terpisahkan dari “Ajaran Sosial Gereja” (ASG) yang telah digaungkan oleh Gereja Katolik Universal sejak lama. Sekurang-kurangnya terdapat 10 (sepuluh) kunci pokok yang menjadi ciri khas ajaran sosial Gereja Katolik dewasa ini. Pertama, kesatuan antara iman (dimensi spiritual)

Page 17: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

251

dengan dimensi sosial-ekonomi. Kedua, martabat pribadi manusia. Ketiga, mengutamakan kaum miskin. Keempat, kesatuan antara cinta kasih dan keadilan. Kelima, mewujudkan kesejahteraan umum. Keenam, partisipasi politik. Ketujuh, keadilan ekonomi. Kedelapan, kepengurusan atau fungsi sosial. Kesembilan, solidaritas universal. Kesepuluh, menciptakan perdamaian (Schultheis, DeBerri and Henriot, 1988:33–36). Dalam hal menyikapi pandemi, KAS bergerak terutama untuk memperbaiki keadaan sosial-ekonomi umat maupun masyarakat.

Untuk mengejawantahkan ASG, umat Katolik dipanggil untuk menyikapi berbagai rintangan dalam kehidupan dewasa ini melalui aksi solidaritas dan usaha-usaha nyata, seperti pemberian bantuan sosial-karitatif maupun sosial-ekonomi. Melalui hal tersebut, Gereja Katolik sebagai umat Allah semata-mata hendak menunjukkan jati dirinya sebagai “kaum yang saling mengasihi, seperti Kristus telah mengasihi kita”. Menegaskan hal tersebut, Majelis Agung Waligereja Indonesia (MAWI, sekarang Konferensi Waligereja Indonesia/KWI) telah sejak lama, tepatnya sejak 1971, menyatakan bahwa Gereja Katolik tidak boleh menjadi penonton belaka. Sebagai warga Gereja dan masyarakat, setiap umat Katolik dituntut untuk melibatkan diri dalam berbagai pemecahan permasalahan di tengah masyarakat (Heuken et al., 1973, pp. 203–204). Dua dekade berselang, KWI kembali menyerukan hal tersebut melalui Surat Gembala yang menekankan keterlibatan sosial umat sebagai bentuk perwujudan iman di tengah masyarakat. Pokok-pokok ASG kembali ditegaskan dan pelaksanaan atasnya didorong untuk dilanjutkan, entah melalui

Page 18: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

252

lapangan politik, ekonomi, sosial, karitatif, dan sebagainya (Go, 1991, pp. 94–105). Meski seruan-seruan di atas sudah cukup lama digaungkan, hal tersebut masih tetap aktual dan relevan dalam kehidupan dewasa ini.

Aksi solidaritas yang dijalankan oleh KAS tidak terlepas dari visi “peradaban kasih” yang digariskan dalam Rencana Induk KAS (RIKAS) 2016-2035 bertajuk “Terwujudnya Peradaban Kasih dalam Masyarakat Indonesia yang Sejahtera, Bermartabat dan Beriman” dan Arah Dasar (ARDAS) Umat Allah KAS 2016-2020 bertajuk “Membangun Gereja yang Inklusif, Inovatif dan Transformatif demi Terwujudnya Peradaban Kasih di Indonesia”. Dalam dokumen RIKAS 2016-2035, termaktub bahwa umat Katolik KAS merupakan paguyuban umat beriman dan murid-murid Yesus Kristus mencita-citakan hadirnya Kerajaan Allah yang menyelamatkan dalam hidup sehari-hari, sehingga Gereja menjadi signifikan dan relevan bagi warganya dan bagi masyarakat (DKP-KAS, 2016b). Hal ini ditegaskan dalam dokumen ARDAS Umat Allah KAS 2016-2020 bahwa cita-cita luhur tersebut dapat diwujudkan melalui sejumlah cara, di antaranya peningkatan pelayanan karitatif dan pemberdayaan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel (KLMTD) agar semakin sejahtera dan bermartabat; serta peningkatan peran dan keterlibatan kaum awam dalam gerakan sosial, budaya, ekonomi, politik dan pelestarian lingkungan dengan semangat pembelajaran, kejujuran, dan kerja sama (DKP-KAS, 2016a). Bahkan, Fokus Pastoral KAS 2020 adalah “Umat Katolik yang Transformatif” yang terwujud dalam perubahan diri dan pembawa perubahan dalam

Page 19: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

253

hidup bersama di tengah masyarakat (Salam Damai Edisi 123 Volume 12, 2020:4–5).

Berdasarkan latar belakang di atas, tulisan ini akan membahas peran penting Gereja Katolik KAS dalam menyikapi dan menanggulangi dampak pandemi Covid-19 beserta dampak peran tersebut, baik kepada umat Katolik secara khusus maupun masyarakat luas secara umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana peran penting Gereja Katolik KAS dalam menyikapi dan menanggulangi dampak pandemi Covid-19 beserta dampak peran tersebut, baik kepada umat Katolik secara khusus maupun masyarakat luas secara umum. Batasan temporal dalam penelitian ini adalah sepanjang 2020, terutama sejak Maret hingga November 2020. Batasan spasial dalam penelitian ini adalah wilayah KAS yang meliputi sebagian wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian timur (kecuali Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Blora) serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tulisan ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima langkah, yaitu (1) pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) kritik sumber, (4) interpretasi, dan (5) penulisan (Kuntowijoyo, 2013, p. 69). Sumber primer dalam penelitian ini adalah majalah Salam Damai sebagai media komunikasi dan informasi resmi KAS, sedangkan sumber sekunder yang digunakan adalah literatur untuk memperkuat konsep dan landasan teologis, terutama dalam hal ASG. Setelah itu, kritik sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas dan autentisitas sehingga menghasilkan sejumlah fakta historis. Selanjutnya, interpretasi dilakukan dengan metode analisis dan sintesis.

Page 20: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

254

Muara dari penelitian ini adalah sebuah konstruksi narasi historis (historiografi) yang kronologis dan komprehensif.

Pembahasan

Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kegiatan kegerejaan bagi umat KAS. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, pandemi ini juga turut memukul sendi-sendi kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek sosial-ekonomi. Menyikapi hal tersebut, KAS bergerak bersama, baik umat maupun gembala/pejabat Gereja, untuk mencegah sekaligus menanggulangi dampak pandemi Covid-19. Selain upaya pencegahan dilakukan dengan pertama-tama meniadakan seluruh kegiatan kegerejaan yang mengumpulkan umat lalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk seluruh kegiatan kegerejaan dalam masa tatanan adaptasi kebiasaan baru (new normal), upaya penanggulangan dampak pandemi Covid-19 juga dijalankan di KAS melalui sejumlah aksi solidaritas, baik bagi umat KAS secara khusus maupun masyarakat luas secara umum.

Majalah Salam Damai sebagai media komunikasi KAS merekam secara penuh bagaimana aksi solidaritas ini berkembang di wilayah gerejawi KAS. Sejak April hingga November 2020, pemberitaan dalam majalah ini selalu berfokus pada tanggapan atau sikap Gereja Katolik KAS atas pandemi Covid-19. Pada April 2020, majalah Salam Damai telah memberitakan respons resmi KAS atas merebaknya pageblug ini. Di samping berbagai surat edaran sebagaimana disebutkan sebelumnya, aksi solidaritas juga dibangun dengan tajuk “KAS Peduli Negeri”. Sebagaimana ditegaskan oleh Romo Ignatius Aria Dewanto, SJ, Ekonom

Page 21: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

255

KAS, gerakan ini bertujuan untuk membantu siapa pun yang membutuhkan peralatan medis atau APD (alat pelindung diri). Di samping itu, gerakan ini juga merupakan aksi tanggap bencana untuk turut membantu menanggulangi dampak sosial-ekonomi akibat pandemi ini (Salam Damai Edisi 126 Volume 12, 2020a, pp. 7–12).

Masih pada bulan yang sama, aksi solidaritas juga dilakukan oleh Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang. Akibat utama dari pandemi Covid-19, yaitu social distancing atau pembatasan sosial, sangat berdampak bagi kehidupan ekonomi rakyat kecil. Oleh sebab itu, paroki melakukan pembagian bantuan dengan total 360 paket bagi mereka yang terdampak secara ekonomi, baik kepada umat maupun kepada masyarakat sekitar gereja sebanyak 7 RT. Tidak hanya itu, paroki ini juga membagikan nasi kotak dan hand sanitizer kepada masyarakat dengan model drive thru, yaitu mengambil langsung pergi tanpa mengantri dan berkerumun. Menurut Romo Eduardus Didik Chahyono, SJ, Pastor Paroki Bongsari, bakti sosial seperti ini dinilai sangat membantu masyarakat di tengah situasi yang serba sulit (Salam Damai Edisi 126 Volume 12, 2020b, p. 33).

Pada Mei 2020, aksi solidaritas kembali berlanjut. Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta turut terlibat dalam aksi ini. Menyikapi kondisi sebagian besar masyarakat yang tidak dapat tinggal di rumah saja, namun harus tetap beraktivitas di luar rumah agar “asap dapur tetap mengepul”, para frater anggota komunitas Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan berinisiatif membagikan nasi bungkus dari hasil sebagian dana Aksi Puasa Pembangunan (APP), terutama bagi para pengendara ojek online dan siapa saja yang membutuhkan. Total 190 nasi bungkus dibagikan

Page 22: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

256

di depan gerbang seminari tinggi (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020e, p. 27). Bantuan sembako juga diberikan oleh Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Karanganyar kepada warga di sejumlah kecamatan di Karanganyar (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020k, p. 38). Pada saat yang sama, Vox Point Indonesia DIY menyalurkan 100 paket bantuan sembako kepada warga Kota Yogyakarta (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020i, p. 35).

Masih pada bulan yang sama, komunitas lain yang turut melakukan aksi solidaritas adalah Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santa Maria Fatima Magelang. Dengan tajuk “OMK Santa Maria Fatima Bergerak”, aksi ini bertujuan membantu warga yang terkena dampak pandemi serta menyemangati para pekerja medis dalam melawan virus Corona, baik dalam bentuk pembagian sembako maupun penyaluran APD (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020a, p. 30). Dukungan kepada para pekerja medis juga diberikan oleh umat Paroki Bongsari dengan memberikan bantuan makanan dan minuman bervitamin di sejumlah puskesmas dan rumah sakit. Romo Didik, SJ menuturkan bahwa tim medis merupakan garda terdepan menghadapi pandemi Covid-19 yang perlu diapresiasi dan diperhatikan, salah satunya melalui pembangunan kesadaran masyarakat untuk tidak abai terhadap pandemi ini (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020g:32).

Tidak sampai di situ, sejumlah aksi solidaritas sepanjang Mei 2020 telah dilakukan oleh sejumlah komunitas. Dalam hal donasi pengadaan APD dan peralatan medis, OMK Paroki Wedi Klaten dan Komunitas Moeda Bergerak (KMB) Wedi telah memproduksi 2.506 face shield untuk dibagikan

Page 23: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

257

secara gratis. APD ini telah didistribusikan ke wilayah Klaten, Solo, Semarang, dan Yogyakarta (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020c:31). Hal serupa juga dilakukan oleh umat Paroki Sragen dengan memproduksi dan mendistribusikan 1.500 APD ke sejumlah rumah sakit dan puskesmas di Solo, Sragen, dan Grobogan (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020h:33). Lembaga pendidikan juga turut terlibat dalam donasi APD, seperti SMK Petrus Kanisius Klaten, yang telah memproduksi dan mendistribusikan lebih dari 300 face shield ke sejumlah rumah sakit di Klaten dan sekitarnya (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020f:36).

Selain donasi pengadaan APD, aksi solidaritas berbagi masker juga dilakukan oleh sejumlah komunitas, seperti Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Kota Surakarta bersama Komisariat Pemuda Katolik Kota Surakarta. Hal ini menjadi penting sebab perlu dibangun kesadaran masyarakat umum untuk menggunakan masker pada saat pandemi (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020b, p. 38). Upaya serupa juga dilakukan oleh pemilik Warung Bakmi Jowo Bagaswara, Emanuel Subiyanto. Selain untuk mengenalkan warung kepada pelanggan, aksi kreatif ini dinilai membantu masyarakat yang terbilang sulit untuk memiliki masker (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020j, p. 37).

Salah satu aksi solidaritas yang menarik sepanjang Mei 2020 dilakukan oleh Seminari Mertoyudan. Para seminaris membuat video untuk memberikan dukungan kepada para dokter dan tim medis. Selain itu, mereka juga mengusung gerakan “Seminari Peduli Covid: Membeli untuk Berbagi” dengan membuat tote bag atau tas seminari. Hal ini

Page 24: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

258

mendapat tanggapan yang luar biasa dari umat. Total 1.744 tote bag dipesan dan seluruh keuntungan disumbangkan ke KARINA (Karitas Indonesia) KAS untuk membantu para korban Covid-19 (Salam Damai Edisi 127 Volume 12, 2020d:39).

Pada Salam Damai Juni 2020, pembentukan Gugus Tugas Penanganan Dampak Covid-19 KAS diberitakan. Gugus tugas yang diketuai oleh Vikjen KAS, Romo Yohanes Rasul Edy Purwanto, Pr. ini diresmikan oleh Uskup Agung KAS, Mgr. Robertus Rubiyatmoko pada 10 Mei 2020. Gugus tugas ini memiliki sejumlah gugus, di antaranya gugus dana dan usaha, data dan analisis, sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, hingga peribadatan. Gugus sosial yang diketuai oleh Romo Martinus Sutomo, Pr. sekaligus Direktur KARINA KAS telah memainkan peran penting dalam penyaluran bantuan kebencanaan, seperti sembako, APD, dan bantuan dana. Di samping itu, gugus ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat, membangun stasiun cuci tangan, hingga pendirian Griya Karantina Wening. Di samping itu, gugus ekonomi yang diketuai oleh Romo Yohanes Krismanto, Pr. sekaligus Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) KAS telah menggerakkan rekan-rekan PSE di paroki, rayon, maupun kevikepan untuk memberikan perhatian kepada mereka yang terdampak secara ekonomi, baik melalui karya karitatif-ekonomi bagi kaum yang sangat rentan hingga membangun ketahanan pangan sejak dini (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020e, pp. 7–11).

Apa yang telah digariskan oleh Gugus Tugas Penanganan Dampak Covid-19 kemudian ditindaklanjuti oleh paroki dan komunitas. Bantuan sembako, baik kepada umat

Page 25: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

259

maupun kepada masyarakat sekitar, disalurkan oleh sejumlah kalangan, seperti Paroki Atmodirono dan Paroki Medari (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020h, pp. 10–12); Paroki Klaten (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020l, p. 32); Paroki Wonosari (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020m, p. 33); Paroki Cawas (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020k, p. 34); Paroki Wedi, baik kepada salah seorang umat yang hendak menjual ginjalnya akibat kesulitan hidup di tengah pandemi (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020b, p. 34) maupun kepada warga KLMTD melalui kegiatan andum berkah (berbagi berkat) (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020a, p. 35); serta Jaringan Muda Lintas Iman (Jamulima) Klaten (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020f, p. 36). Selain bantuan sembako, Paroki Wonosari, Paroki Karangmojo dan Paroki Bandung Playen menyalurkan bantuan APD dan masker kepada Yayasan KARINA KAS yang kemudian diteruskan ke sejumlah rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter keluarga, dan fasilitas tingkat pertama rujukan BPJS (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020n, p. 38)

Di samping itu, ajakan untuk membangun ketahanan pangan juga ditindaklanjuti oleh sejumlah paroki. Paroki Boyolali, misalnya, telah membangun kebun percontohan rumah tangga mandiri pangan yang meliputi 9 jenis tanaman dan 2 jenis ikan. Aneka bibit tanaman juga telah didistribusikan (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020j, p. 12). Paroki Wonosari juga telah melakukan “Gerakan Menanam Ketela” untuk memberdayakan pekarangan rumah yang selama ini terbengkalai. Selain untuk membangun ketahanan pangan, gerakan ini juga selaras dengan semangat mencintai bumi, sebagaimana termaktub

Page 26: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

260

dalam dokumen Ensiklik Laudato Si yang ditulis oleh Paus Fransiskus pada 2015 (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020d, p. 31).

Pada bulan yang sama, umat Islam sedang memasuki bulan Ramadan. OMK Paroki Bongsari mengaktualisasikan semangat pluralis dengan aksi sosial membagikan paket makanan buka puasa (takjil) kepada warga di sekitar gereja (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020c, p. 30). Hal serupa juga dilakukan oleh OMK Paroki Weleri bersama Forum Komunitas Umat Beragama (FKUB) Weleri yang membagikan takjil dan masker kepada masyarakat di sekitar gereja (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020i, p. 35).

Salah satu aksi solidaritas yang menarik sepanjang Juni 2020 dilakukan oleh Kelompok Nguripi Urip Mlese di Kecamatan Ceper, Klaten. Kelompok ini mendirikan pos amal sebagai tempat orang-orang dapat memberikan barang apa pun untuk kemudian diterima oleh mereka yang membutuhkan. Semua orang diundang untuk berpartisipasi, baik sebagai pemberi maupun sebagai penerima. Hal ini tidak lain merupakan upaya menghidupkan kembali budaya gotong royong, tolong menolong, dan berbagi berlandaskan semangat dasar urip bareng (hidup bersama) di tengah masyarakat (Salam Damai Edisi 128 Volume 12, 2020g, p. 37).

Berlanjut ke Juli 2020, aksi solidaritas difokuskan pada sektor pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa banyak yayasan, sekolah, dan lembaga pendidikan belum siap dan mengalami banyak kesulitan dengan sistem pembelajaran online (Salam Damai Edisi 129 Volume 12,

Page 27: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

261

2020f, pp. 7–12). Oleh sebab itu, Romo Basilius Edy Wiyanto, Pr., Ketua Komisi Pendidikan KAS, menyatakan bahwa sejumlah gerakan telah dilakukan, seperti gerakan beasiswa dan celengan amal kasih, pengembangan kapasitas guru, hingga menyapa sekolah-sekolah untuk bersmaa-sama menemukan konsep pembelajaran yang tepat di tengah pandemi (Salam Damai Edisi 129 Volume 12, 2020a, pp. 10–11).

Di samping itu, sejumlah aksi solidaritas untuk memberdayakan ekonomi umat dan masyarakat juga tetap dijalankan. Lembaga Pendamping Usaha Buruh Tani Nelayan (LPUBTN) KAS, misalnya, melakukan pendampingan bagi buruh yang dirumahkan untuk terlibat dalam produksi masker kain, juga bagi nelayan untuk terlibat dalam pengolahan hasil laut (Salam Damai Edisi 129 Volume 12, 2020e, p. 40). Lembaga ini juga memelopori program “Wirabeasiswa Kambing” di Gunungkidul untuk membangun kewirausahaan di tingkat keluarga dan menuai hasil positif (Salam Damai Edisi 129 Volume 12, 2020b, p. 35). Selain itu, Paroki Bongsari mengembangkan pasar online yang dinilai sangat bermanfaat bagi umat yang terdampak (Salam Damai Edisi 129 Volume 12, 2020d, p. 34). Aksi lain yang dilakukan masih seputar ketahanan pangan, yaitu oleh Paroki Bintaran, dengan membagikan bibit lele, singkong, dan sayuran untuk dibudidayakan oleh umat dan dapat dibagikan kepada tetangga sekitar (Salam Damai Edisi 129 Volume 12, 2020i, p. 35).

Pemberian bantuan sembako tetap berlanjut. Lulusan SD Pangudi Luhur Bernardus pada 2020 sejumlah 176 siswa melakukan donasi sebagai pengganti pesta kelulusan. Mereka membagikan 500 paket sembako kepada warga

Page 28: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

262

terdampak Covid-19. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengapresiasi langkah ini sebagai bentuk pengembangan sikap peduli kepada anak-anak sejak dini (Salam Damai Edisi 129 Volume 12, 2020c, p. 36). Hal senada juga dilakukan oleh sejumlah lulusan SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. Total 25 paket sembako yang berasal dari sisihan uang saku mereka dibagikan kepada warga dalam kelompok rentan di Klaten. Mereka menamakan diri sebagai “Komunitas Berbagi Berkat” (Salam Damai Edisi 129 Volume 12, 2020h, p. 39). Selain itu, aksi solidaritas berbagi yang dikembangkan oleh Pos Amal Mlese pada bulan sebelumnya juga semakin berkembang ke sejumlah desa (Salam Damai Edisi 129 Volume 12, 2020g, p. 39).

Memasuki Agustus 2020, sejumlah aksi solidaritas dilakukan dengan beragam cara. Paroki Cawas, misalnya, membagikan voucher beras via balon udara saat merayakan hari ulang Tahunnya yang pertama. Tidak hanya itu, mereka juga membagikan bahan makanan kepada masyarakat di RT Brangkal dalam rangka “Kenduri RT” (Salam Damai Edisi 130 Volume 12, 2020c, p. 37). Selain itu, dalam hal ketahanan pangan, Komisi PSE-APP Kevikepan DIY meluncurkan website dan aplikasi Jolali.id sebagai sarana kolaborasi untuk memperluas usaha-usaha yang telah dirintis paroki melalui pasar online (Salam Damai Edisi 130 Volume 12, 2020b, pp. 20–21). Program ketahanan pangan lain yang dilakukan adalah budidaya lele sistem kolam terpal. Paroki Wonosari memberikan bantuan permodalan dan pelatihan kepada umat yang bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY. (Salam Damai Edisi 130 Volume 12, 2020a, p. 40).

Page 29: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

263

Berlanjut ke September 2020, aksi solidaritas difokuskan pada sektor kesehatan, terutama dalam bentuk apresiasi kepada para tenaga medis. KARINA KAS bekerja sama dengan pemerintah dan kelompok sosial menyediakan rumah singgah untuk para korban dan para tenaga medis yang tidak bisa atau tidak diperbolehkan pulang ke rumahnya. Selain itu, dukungan moral melalui doa kepada para tenaga medis senantiasa dibawakan dalam setiap perayaan Ekaristi live-streaming selama masa pandemi ini (Salam Damai Edisi 131 Volume 12, 2020b, pp. 7–11). Meski demikian, aksi solidaritas dalam bidang sosial-ekonomi tetap berjalan. Komunitas Berbagi Berkat Klaten, melalui program “Sisihkan Seribu Sehari” (3-S) dalam celengan, telah membagikan sekitar 50 nasi kotak kepada para petani di Klaten (Salam Damai Edisi 131 Volume 12, 2020a, p. 39).

Pada bulan selanjutnya, aksi solidaritas difokuskan pada sektor kemandirian pangan. Hal ini tidak terlepas dari Hari Pangan Sedunia (HPS) setiap 16 Oktober. Dalam peringatan HPS ini, Romo Yohanes Krismanto, Pr., Ketua Komisi PSE KAS, mengajak umat untuk melakukan tiga gerakan, yaitu ayo makan sehat, ayo menanam, dan ayo berbagi/solidaritas. Gerakan menanam dan berbagi telah dilakukan sejak bulan-bulan sebelumnya, seperti pembagian bibit dan dan pembudidayaannya (Salam Damai Edisi 132 Volume 12, 2020c, pp. 7–11). Menandaskan gerakan tersebut, Romo Markus Widiyoko, Pr., Pastor Paroki Palur, mengajak umat untuk bercocok tanam hidroponik sebagai bentuk embrio kemandirian pangan. Metode ini dinilai cocok bagi sebagian besar umat yang tinggal di lingkungan perumahan. Di samping memenuhi kebutuhan keluarga, gerakan ini dapat mendorong umat

Page 30: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

264

untuk saling berbagi, baik hasil panenan, benih sayuran, hingga ilmu dan pengalaman (Salam Damai Edisi 132 Volume 12, 2020b:10–11).

Sejumlah aksi lain juga dilakukan, seperti “Aksi September Ceria” oleh Paroki Bongsari dengan donor darah dan pembagian paket bantuan sembako (Salam Damai Edisi 132 Volume 12, 2020a, p. 31) Masih oleh paroki yang sama, dalam rangka satu Tahun program “Piring Kasih”, yaitu program berbagi makan siang gratis sejak 2019 setiap hari Kamis ini, paroki ini membagikan makanan kepada masyarakat dan pengguna jalan di sekitar gereja (Salam Damai Edisi 132 Volume 12, 2020d:32).

Memasuki bulan kesebelas pada 2020, beragam aksi solidaritas terus terlaksana. Masih dalam semangat perayaan HPS, Kevikepan DIY, mencanangkan gerakan “Gemati, Open, Ngopeni” di Omah Paseduluran. Gerakan ini merupakan implementasi dari tiga gerakan yang dicanangkan oleh PSE KAS sebelumnya. Gemati berarti peduli terhadap kesehatan masing-masing, open berarti memanfaatkan lahan yang ada untuk bercocok tanam secara kreatif, sedangkan ngopeni berarti berbagi berkat sebagai bentuk rasa syukur atas hasil dari open (Salam Damai Edisi 133 Volume 12, 2020b, pp. 26–27). Masih dalam semangat yang sama pula, Paroki Mojosongo melakukan kegiatan “Gelungan Parmo” (Gerakan Lumbung Pangan Paroki Aloysius Mojosongo). Umat mengemas aneka sembako dan sayur dalam plastik kemudian di-cantol-kan di pagar gereja untuk diambil oleh masyarakat yang membutuhkan (Salam Damai Edisi 133 Volume 12, 2020a:34).

Page 31: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

265

Paparan di atas telah menunjukkan begitu banyak aksi solidaritas yang dilakukan di tengah pandemi Covid-19, baik yang menyasar kepada umat Katolik secara khusus maupun masyarakat luas secara umum. Mungkin masih banyak aksi solidaritas yang belum terekam, namun tetap berdampak bagi umat dan masyarakat. Jika dilihat secara makro, dampak dari aksi solidaritas tersebut terlihat cukup kentara, yaitu kelompok yang rentan (KLMTD) dan terdampak pandemi merasakan manfaatnya dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pangan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Bantuan-bantuan, seperti sembako, peralatan medis, beasiswa, rumah singgah, budidaya sayur dan ternak, mampu mendorong geliat kehidupan umat dan masyarakat. Memang diakui bahwa sebagian besar program memang masih bersifat jangka pendek. Namun, tidak sedikit program yang mulai disusun dengan sifat jangka panjang, salah satunya program ketahanan pangan dan pemberdayaan usaha atau keterampilan. Dengan demikian, aksi solidaritas selama pandemi membuktikan bahwa Gereja Katolik KAS tidak tinggal diam terhadap persoalan yang ada serta dapat berdampak positif bagi umat dan masyarakat di sekitarnya.

Kesimpulan

Gereja Katolik merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Sebagai bagian di dalamnya, Keuskupan Agung Semarang (KAS) juga terpanggil untuk mengabdikan diri bagi kepentingan Gereja dan masyarakat, sebagaimana termaktub dalam Ajaran Sosial Gereja (ASG). Hal demikian terlihat dari visi “peradaban kasih” yang telah dicanangkan sejak 2016. Ketika pandemi Covid-19 merajalela, KAS tidak tinggal diam dan bahu-membahu

Page 32: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

266

melakukan sejumlah aksi solidaritas sebagai upaya mewujudkan peradaban kasih di tengah situasi yang serba tak pasti. Sepanjang 2020, begitu banyak aksi solidaritas dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pangan, kesehatan, hingga pendidikan, telah dilakukan oleh begitu banyak pula kalangan. Paroki-paroki dan komunitas-komunitas, dengan caranya masing-masing, telah berusaha menghadirkan peradaban kasih di tengah umat dan masyarakat. Aksi solidaritas tersebut, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, memiliki dampak positif bagi umat dan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Dengan demikian, ASG dan visi peradaban kasih dapat terwujud dalam tindakan konkret yang berdampak bagi umat Katolik maupun masyarakat luas.

Referensi

Cakranegara, J. J. S. and Faizin, S. J. F. (2020) ‘Pandangan Islam dan Katolik tentang Pandemi’, in Suwignyo, A. (ed.) Pengetahuan Budaya dalam Khazanah Wabah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

DKP-KAS (2016a) Arah Dasar Umat Allah Keuskupan Agung Semarang 2016-2020: Membangun Gereja yang Inklusif, Inovatif, dan Transformatif demi Terwujudnya Peradaban Kasih di Indonesia. Muntilan: Dewan Karya Pastoral KAS.

DKP-KAS (2016b) Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035: Terwujudnya Peradaban Kasih dalam Masyarakat Indonesia yang Sejahtera, Bermartabat, dan Beriman. Muntilan: Dewan Karya Pastoral KAS.

Go, P. (ed.) (1991) Ajaran Sosial Gereja dalam Konteks Indonesia. Malang: Dioma.

Page 33: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

267

Heuken, A. et al. (1973) Cukup Sosialkah Gereja? Ajaran Sosial Gereja Menghadapi Masalah2 Aktuil. Jakarta: Sekretariat Nasional KM/CLC.

Kristiyanto, A. E. (2015) Seandainya Indonesia Tanpa Katolik: Jalan Merawat Ingatan. Jakarta: OBOR.

Kuntowijoyo (2013) Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Riana, F. (2020) Kasus Positif Covid-19 Tembus 500 Ribu per 23 November, Nasional.tempo.co. Available at: https://nasional.tempo.co/read/1408069/kasus-positif-Covid-19-tembus-500-ribu-per-23-november/full&view=ok (Accessed: 25 November 2020).

Salam Damai Edisi 123 Volume 12 (2020) ‘Umat Katolik yang Transformatif’, January.

Salam Damai Edisi 126 Volume 12 (2020a) ‘Gereja Merespons Pandemi Corona’, April, pp. 7–12.

Salam Damai Edisi 126 Volume 12 (2020b) ‘Sembako bagi Korban Social Distancing’, April, p. 33.

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020a) ‘Cara OMK Maria Fatima Bantu Warga Terdampak Corona’, May, p. 30.

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020b) ‘FMKI dan Pemuda Katolik Surakarta Berbagi Masker’, May, p. 38.

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020c) ‘OMK Wedi Produksi 2.506 APD (Face Shield) untuk Dibagikan Gratis’, May, p. 31.

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020d) ‘Seminari Mertoyudan Peduli Covid’, May, p. 39.

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020e) ‘Seminari Tinggi Santo Paulus Berbagi di Tengah Pandemi’, May, p. 27.

Page 34: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

268

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020f) ‘SMK Petrus Kanisius Klaten Sumbang 378 Face Protection (APD)’, May, p. 36.

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020g) ‘Umat Bongsari Peduli Tim Medis di Hari Kartini’, May, p. 32.

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020h) ‘Umat Sragen Produksi APD untuk Rumah Sakit dan Puskesmas’, May, p. 33.

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020i) ‘Vox Point Indonesia DIY Peduli Covid-19 Salurkan Bantuan Sembako’, May, p. 35.

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020j) ‘Warung Bakmi Berbagi Masker’, May, p. 37.

Salam Damai Edisi 127 Volume 12 (2020k) ‘WKRI Karanganyar Membagi Paket Sembako’, May, p. 38.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020a) ‘Andum Berkah dari Lingkungan Ignasius Ceporan’, June, p. 35.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020b) ‘Ayo Semangat, Larry...’, June, p. 34.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020c) ‘Bongsari Berbagi Takjil’, June, p. 30.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020d) ‘Gerakan Menanam Ketela di Paroki Wonosari’, June, p. 31.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020e) ‘Gereja Kita Peduli Terdampak Covid-19’, June, pp. 7–11.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020f) ‘Jamulima Klaten Bantu Terdampak Covid-19’, June, p. 36.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020g) ‘Kelompok Nguripi Urip Mlese Dirikan Pos Amal’, June, p. 37.

Page 35: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

269

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020h) ‘Kiprah Paroki Atmodirono dan Paroki Medari’, June, pp. 10–12.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020i) ‘OMK Bersama FKUB Weleri Berbagi Takjil’, June, p. 35.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020j) ‘Paroki Boyolali Kembangkan Ketahanan Pangan’, June, p. 12.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020k) ‘Paroki Cawas Bantu Warga Terdampak Corona’, June, p. 34.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020l) ‘Paroki Klaten Ringankan Ekonomi Umat’, June, p. 32.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020m) ‘Solidaritas Kemanusiaan Tetap Berjalan’, June, p. 33.

Salam Damai Edisi 128 Volume 12 (2020n) ‘Tiga Paroki Salurkan Masker dan APD’, June, p. 38.

Salam Damai Edisi 129 Volume 12 (2020a) ‘Celengan Kasih dan Pemberian Beasiswa’, July, pp. 10–11.

Salam Damai Edisi 129 Volume 12 (2020b) ‘Kelahiran Kambing-kambing di Masa Pandemi’, July, p. 35.

Salam Damai Edisi 129 Volume 12 (2020c) ‘Lulusan SD PL Bernardus Bantu Warga Terdampak Covid-19’, July, p. 36.

Salam Damai Edisi 129 Volume 12 (2020d) ‘Pasar Online Bongsari Solusi bagi Umat Terdampak’, July, p. 34.

Salam Damai Edisi 129 Volume 12 (2020e) ‘Pendampingan LPUBTN KAS Membangkitkan Kreativitas di Tengah Keterbatasan’, July, p. 40.

Salam Damai Edisi 129 Volume 12 (2020f) ‘Pergumulan Sekolah Katolik Hadapi Pandemi Covid-19’, July, pp. 7–12.

Salam Damai Edisi 129 Volume 12 (2020g) ‘Pos Amal Mlese Berkembang ke Sejumlah Desa’, July, p. 39.

Page 36: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

270

Salam Damai Edisi 129 Volume 12 (2020h) ‘Syukuran Kelulusan dengan Berbagi Sembako’, July, p. 39.

Salam Damai Edisi 129 Volume 12 (2020i) ‘Umat Bintaran Peduli Ketahanan Pangan’, July, p. 35.

Salam Damai Edisi 130 Volume 12 (2020a) ‘Budidaya Lele Sistem Kolam Terpal di Tengah Pandemi’, August, p. 40.

Salam Damai Edisi 130 Volume 12 (2020b) ‘Launching Website dan Aplikasi Jolali.id: Program Ketahanan Pangan dan Wujud Solidaritas Umat’, August, pp. 20–21.

Salam Damai Edisi 130 Volume 12 (2020c) ‘Rayakan HUT, Paroki Cawas Berbagi Voucher Beras via Balon Udara’, August, p. 37.

Salam Damai Edisi 131 Volume 12 (2020a) ‘Buah dari Program “Sisihkan Seribu Sehari”: Komunitas Berbagi Berkat Santuni Petani’, September, p. 39.

Salam Damai Edisi 131 Volume 12 (2020b) ‘Tenaga Medis Garda Terdepan Melawan Virus Corona’, September, pp. 7–11.

Salam Damai Edisi 132 Volume 12 (2020a) ‘Aksi September Ceria di Tengah Wabah’, October, p. 31.

Salam Damai Edisi 132 Volume 12 (2020b) ‘Bertanam Hidroponik: Embrio Kemandirian Pangan’, October, pp. 10–11.

Salam Damai Edisi 132 Volume 12 (2020c) ‘Kemandirian Pangan: Perjuangan di Tengah Pandemi’, October, pp. 7–12.

Salam Damai Edisi 132 Volume 12 (2020d) ‘Satu Tahun Piring Kasih Berbagi’, October, p. 32.

Salam Damai Edisi 133 Volume 12 (2020a) ‘Gelungan Parmo Berbagi Sembako’, November, p. 34.

Salam Damai Edisi 133 Volume 12 (2020b) ‘HPS Kevikepan Yogyakarta: Gemati, Open, Ngopeni’, November, pp. 26–27.

Page 37: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

271

Schultheis, M. J., DeBerri, E. P. and Henriot, P. (1988) Pokok-pokok Ajaran Sosial Gereja. Yogyakarta: Kanisius.

Utami, A. (2012) Soegija 100% Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Page 38: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

427

BIODATA PENULIS A. Ign. Kristijanto, lahir di Salatiga, 16 Agustus 1949. Menyelesaikan pendidikan kesarjanaan (Drs.) pada Tahun 1978 di Fakultas Ilmu Hayat (sekarang Fakultas Biologi) di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga. Tahun 1989-1992 melanjutkan studi di program Magister (S2) di Jurusan Ilmu-ilmu Perairan (Aquatic Sciences) Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor. Tahun 1995-1997 melanjutkan studi di Prodi Ekologi Perairan Tawar (Abteilung Limnologi), Universitait Wien, Austria dan memperoleh gelar Doctor registrorum naturae (Dr.rer.nat) Pengajar di Program Magister (S2) Biologi Lingkungan UKSW (2001-2010) dan Program S2 dan S3 Studi Pembangunan UKSW (2001-2015), Pengajar Metode Penelitian Kuantitatif di Program Magister (S2) Psikologi UKSW sejak 2009-sekarang,dan pengajar Khemometri dan Ilmu Lingkungan di Prodi Kimia FSM sejak purna tugas (2018). Pernah menjabat Dekan FSM UKSW (2001-2003), dan Ketua Program Studi S2 Ilmu Kimia FSM UKSW sebelum purnatugas. A. Yuli Tauvani lahir 21 juli 1992 Pamenang Merangin, di Tahun 2015 menyelesaikan sarjana di fakultas hukum Universitas Jambi, dan di 2017 menyelesaikan magister hukum di Universitas Jambi, 2017 mnjadi dosen tetap di Sekolah Tinggi Agama Islam Ahsanta Jambi hingga saat ini, menjadi ketua pusat konsultasi bantuan hukum di STAI Ahsanta Jambi. Afriadi Samuel Sihombing lahir di Ciamis. Menyelesaikan Sarjana Teknik (S.T) dari Program Studi Perencanaan

Page 39: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

428

Wilayah dan Kota pada Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan-Institut Teknologi Bandung pada Tahun 2017. Saat ini bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Menaruh minat pada isu-isu kebijakan publik. Broery Doro Pater Tjaja yang biasa disapa Ater ini, merupakan pria kelahiran Doro, Halmahera Utara pada tanggal 20 Oktober. Pernah menempuh studi Sarjana di Sekolah Tinggi Teologi (STT) GMIH Tobelo (sekarang Fakultas Teologi Universitas Halmahera), kemudian melanjutkan studi di pascasarjana (S2) Pembangunan Jemaat Universitas Halmahera dan lulus pada 2010. Dalam kapasitas sebagai dosen Fakultas Teologi Universitas Halmahera (Uniera), penulis kini sementara menempuh studi pada Program Studi Doktor Studi Pembangunan Fakultas Interdisiplin Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga, dengan bidang minat studi partisipasi politik. Selain itu penulis juga menaruh minat pada persoalan pembangunan jemaat dan teologi politik. Endang Supriadi, M.A lahir di Cirebon, Jawa Barat, 15 September 1989. Mendapatkan gelar sarjana (S1) pada Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta lulus Tahun 2011. Melanjutkan pendidikan S2 di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Gadjah Mada (UGM) lulus pada Tahun 2014. Pekerjaan utama saat ini adalah pengajar (Dosen) pada Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Adapun kajian

Page 40: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

429

akademik pada Sosiologi Agama dan lebih khususnya terkait dengan fenomena radikalisme dan terorisme agama. Minat akademik ini tertuang pada beberapa artikel ilmiah di berbagai jurnal 3 Tahun terakhir, di antaranya: Membangun Spirit Kebangsaan Kaum Muda di Tengah Fenomena Radikalisme (2017); Radikalisme dan Kaum Muda dalam Perspektif Sosiologi (2018); Measuring the Importance of Stemming Radicalism in the Decentralization Era of Democrazy (2018); Intoleransi dan Radikalisme Agama: Konstruk LSM tentang Program Deradikalisasi (2020). Evangs Mailoa adalah staff pengajar pada Program Studi S1 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, UKSW. Mendapatkan Certified Data Science Specialist dari iTrain Asia Singapura pada tahun 2019. Beberapa matakuliah yang diampu antara lain Pemrograman, Grafika Komputer, Kecerdasan buatan, dan Machine Learning. Saat ini karena ketertarikannya pada bidang sosial, terlibat aktif dalam penelitian-penelitian bidang sosial dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (Socio AI) di Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi (PusAPDem) UKSW. Beberapa publikasi terakhir berkaitan dengan eksplorasi data percakapan yang terjadi di dunia maya. Selain komputer, juga menyukai olahraga dan bermusik. Frejhon Cleimen Lasatira, lahir di Ambon, 10 Januari 1994. Tamat Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Tahun 2017. Semasa kuliah, selain menduduki jabatan Sekertaris Umum Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas (BPMU) UKSW dan terlibat dalam kegiatan perdamaian agama di Maluku Utara atas kerjasama

Page 41: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

430

Universitas Halmahera, UIN Sunan Kalijaga dan UKSW, Ia juga pernah aktif sebagai Asisten Dosen (Asdos) dalam bidang Agama, Spiritual, Konseling dan Psikologi dan menjadi Tim penyusun liturgi pada campus ministry UKSW. Tahun 2018, Ia mengajar Agama dan Pastoral di SMAK Penabur HI dan SMAK Penabur Jababeka. Kemudian Tahun 2019, Ia mendapatkan Beasiswa LPDP-RI untuk studi lanjut S2. Sekarang sedang mengambil Master of Arts pada Program Center for Religious and Cross-cultural Studies, UGM. Karya Tulisnya: 32 Refleksi Ekoteologis (2015), Merekonstruksi Konsep Dialog mutual and acceptance di Sekolah (2017), dan buku Semua Tentang Natal (2020). Fridiyanto, lahir pada 19 Juni 1981 di Muaro Bungo, Jambi. Tahun 2007 menyelesaikan pendidikan Magister di pascasarja UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Beliau Merupakan salah satu pendiri NGOs The Guru Fondation Jambi yang berkegiatan dalam bidang perbaikan Pendiidkan. gelar doktoral manajemen pendidikan didapatkan pada Universitas Islam Negeri Maulana Malik IBRAHIM Malang-Jawa Timur. Dosen Tetap dan Pembantu Dekan I di Fakultas Bahasa Universitas Muara Bungo (2008-2009); Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah IAIN (UIN) Sumatera Utara (2009-2019). Dosen Tetap Pascasarjana dan Ketua Pusat Kajian Transintegrasi UIN STS Jambi (Sekarang). Beberapa aktivitas akademis yang pernah diikutinya antara lain, Young Moslem Leader Exchange Program di Australia 2017 dan Research Assistance di Universitas Groningen-Belanda 2012.

Page 42: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

431

Hilal Ramdhani, M.IP lahir di Majalengka pada 18 Februari 1996. Ia merupakan lulusan Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia pada Tahun 2020. Saat ini ia aktif sebagai reviewer jurnal, mengisi diskusi publik terkait politik, pendidikan maupun filsafat, serta ia fokus pada penelitian isu-isu politik kewarganegaraan. Illi Apriliyadi Sanheinizh atau akrab disapa Willy, pria asal Cilacap kelahiran 17 April ini merupakan mahasiswa tingkat akhir pada program studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro. Ia tertarik dengan kajian komunikasi antarbudaya, interfaith community dan international communication. Joshua Jolly Sucanta Cakranegara lahir di Manado pada 23 Juli 1999. Saat ini merupakan mahasiswa Program Studi S1 Sejarah, Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang sedang mengerjakan tugas akhirnya berjudul “Biografi Servatius Subhaga (1938-2019)”. Memiliki minat penelitian dalam sejarah sosial, pendidikan, dan kebudayaan. Sejak 2018, aktif sebagai pemakalah dalam berbagai seminar nasional dan internasional, seperti Seminar Sejarah Nasional 2018 dan 2019 serta International Conference on Indonesian Culture 2020, juga sebagai penulis artikel ilmiah dalam sejumlah jurnal nasional. Publikasi terakhir pada 2020, antara lain “Perjumpaan Awal Misionaris Katolik dan Masyarakat Bali: Sebuah Kajian Inkulturasi” (Dialog, Vol. 43, No. 1, Juni 2020, hlm. 109-118); “Pandangan Islam dan Katolik atas Pandemi” (bersama Syukron Jauhar Fuad Faizin dalam Agus Suwignyo (ed.), Pengetahuan Budaya dalam Khazanah Wabah, Yogyakarta: Gadjah Mada

Page 43: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

432

University Press, Agustus 2020, hlm. 357-366); serta “Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara (1999-2012)” (Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya, Vol. 4, No. 1, Desember 2020, forthcoming). Krueger Kristanto Tumiwa, M.Si.Teol. Adalah Dosen Teologi pada Fakultas Teologi, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado. Email: [email protected]. Menyelesaikan studi Strata Satu (S1) di Fakultas Teologi, Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) pada Tahun 2013 dan Strata Dua (S2) di Pasca Sarjana Ilmu Teologi, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Tertarik pada studi Biblika Perjanjian Baru dan Teologi Sosial

Lina Kushidayati, S.H.I, M.A dilahirkan di Sragen Provinsi Jawa Tengah. Bekerja sebagai Dosen pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus-Provinsi Jawa Tengah. Pendidikan: Master of Arts Universitas Leiden Belanda, Mahasiswa Program Doktor Kajian Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo, Semarang.

Muhammad Kalimullah, M.A dilahirkan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, 1992. Ia memperoleh gelar sarjananya di bidang Perbandingan Agama pada program studi Studi Agama-Agama di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya pada 2016. Kemudian pada 2019 ia memperoleh gelar magisternya pada program studi Agama dan Lintas Budaya atau Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) di Universitas Gadjah Mada. Sejak awal ia tertarik dengan tema-tema yang berkaitan dengan

Page 44: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

433

agama, baik dalam perspektif teologis, filosofis, maupun saintifik. Menulis tesis masternya dalam subjek Islam dan Animisme Baru, ia juga mulai mengembangkan minat akademiknya dalam disiplin Studi Agama-Agama secara lebih luas, terutama dalam sub-disiplin Agama dan Media. Dr. Moh. Rosyid, M.Hum dilahirkan di Kota Demak Provinsi Jawa Tengah. Bekerja sebagai Dosen pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus-Provinsi Jawa Tengah. Menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Sejarah dari Universitas Diponegoro dan Doktor Kajian Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo-Semarang. Muhammad Rafi'i, lahir di Baringin, Tapanuli Selatan, 13 Maret 1995. Menetap di Desa Pinang Gading, Kec. Merlung, Kab. Tanjung Jabung Barat, Jambi. Lulus SDN 175/V desa Pinang Gading pada 2006. 2006-2013 belajar di Pondok Pesantren Dzulhijjah, dan menempuh SMP S dan SMA S di Pondok Pesantren yang sama. Kemudian melanjutkan Studi Sarjana pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin di Jambi pada Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, (2013-2017). Selanjutnya menempuh Studi Pascasarjana pada Jurusan Studi Ilmu Agama Islam UIN Maulana Malik Ibrahim di Malang (2017-2019). Saat ini menjadi tenaga pengajar di UIN STS Jambi dan STAI Ahsanta Jambi. Nurdin, lahir di Bima, Nusa Tenggara Barat, tanggal 05 Juni 1994. Menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Ushuluddin, Filsafat, dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Tahun 2017 melalui Program Beasiswa Bidik Misi. Tahun 2020 melanjutkan pendidikan pada program

Page 45: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

434

Magister Agama dan Lintas Budaya/Center for Religious and Cross-Cultural Studies di Sekolah Pascasarjana Lintas Disiplin, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta melalui Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemenkeu RI. Perdana Aysha Puteri adalah seorang alumni CRCS (Center for Religious and Cross-cultural Studies) UGM yang saat ini sedang menjadi peneliti independen. Ia lahir pada tanggal 31 Agustus 1993 di Surabaya. Ia menyelesaikan S1 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel di bidang Studi Alquran dan tafsir. Ia memiliki ketertarikan pada isu-isu tentang agama dan perempuan, agama dan pop-culture, dan juga agama dan media baru Ribka Tumelap adalah mahasiswa program Magister Sosiologi Agama di Universitas Kristen Satya Wacana tahun 2019, alumi Fakultas Teologi Tomohon tahun 2014. Aktif dalam berbagai organisasi seperti Institut Panimbe yang bergerak dalam bidang pendidikan, budaya, agama, di Minahasa, juga dalam Media Makasiow yang bergerak meninjau isu-isu sosial dan faktual di Sulawesi Utara. Asisten dosen dalam beberapa mata kuliah seperti, Sejarah Agama Kristen, Sejarah Gereja Indonesia, dan Teologi Virtual. Adapun risetnya untuk memperoleh gelar Magister Sosiologi Agama berfokus pada studi anthrozoology, agama, dan budaya. Yusnan Hadi Mochtar, M.Si. lahir di Jember, Jawa Timur. Lulusan Program Magister Ilmu Hubungan Internasional (Konsentrasi Masyarakat Transnasional) dari Universitas Indonesia 2019. Yusnan memiliki ketertarikan besar dalam

Page 46: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

435

dunia penelitian untuk isu politik global kontemporer seperti proliferasi aktor non-negara, agama, gender, serta hak asasi manusia (HAM). Yusnan pernah menjadi Asisten Pengajar untuk dua mata kuliah yakni HAM dan Masyarakat Transnasional, saat ini aktif sebagai peneliti lepas dan mendalami isu yang sama. Ketekunan telah mengantarkannya untuk berkontribusi sebagai asisten peneliti pada sebuah lembaga think-tank bernama Indonesian Institute of Advanced International Studies (INADIS) di Jakarta dan berhasil menulis dua artikel mengenai isu Covid-19. Pada sisi lain, juara The Best Paper pernah diraihnya dalam konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 2019. Bahkan, Yusnan pernah menjadi perwakilan Indonesia dalam Summer School 2018 yang diadakan di Maastricht University (Belgia dan Belanda).

Page 47: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

436

BIODATA EDITOR Wilson M.A. Therik dilahirkan di Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur pada 1978. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Artha Wacana Kupang pada Tahun 2004. Gelar Magister Sains (M.Si) dalam bidang Studi Pembangunan diperoleh dari Program Pascasarjana Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana (PPs SP UKSW) Salatiga pada Tahun 2007. Tahun 2014 berhasil meraih gelar Doktor Studi Pembangunan dengan predikat cum laude dari PPs SP UKSW Salatiga. Pada Maret-April 2018 mendapat kesempatan untuk menjadi dosen tamu dalam kuliah lapangan di Dordogne-Prancis yang diselenggarakan oleh Sorbonne Universitet dan Museum National d’Histoire Naturelee-(MNHN) Prancis untuk Mahasiswa S2 dan S3 Arkeologi Sorbonne Universitet-Paris dan terlibat pada program lintas negara seperti Human Origins Heritage (HOH) Project di Dordogne-Prancis dan di Kawasan Situs Manusia Purba di Sangiran. Saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi S2 Studi Pembangunan-Fakultas Interdisiplin UKSW; Ketua Disaster Center of Satya Wacana, Sekretaris pada Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi UKSW; Sekretaris Center for Sustainable Development Studies UKSW; dan Ketua Dewan Editor Jurnal KRITIS-UKSW Salatiga. Petsy Jessy Ismoyo adalah mahasiswi Doktoral di Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS), Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Ia juga merupakan pengajar Multikulturalisme dan Hubungan Internasional di Universitas Kristen Satya Wacana

Page 48: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

437

(UKSW), dan peneliti di Pusat Studi Agama, Pluralisme, dan Demokrasi (PusAPDem) UKSW. Risetnya berfokus pada studi gender dan budaya. Dalam perjalanannya, ia pernah berpartisipasi pada Mindanao Peacebuilding Training dengan dukungan United Board for Christian Higher Education in Asia pada 2017, SUSI Scholarship for Religious Pluralism di Dialogue Institute, Temple University, disponsori oleh US State Department pada Tahun 2018, dan penerima beasiswa BUDI-LPDP dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk studinya saat ini. Izak Y.M. Lattu adalah Pendeta pada Sinode Gereja Protestan Maluku yang diutus menjadi dosen pada Fakultas Teologi UKSW Salatiga. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains dalam bidang Ilmu Teologi (S.Si- Teol) dari Fakultas Teologi UKSW pada Tahun 1999, gelar Master of Arts (M.A) diperoleh dari CRCS Program Pascasarjana UGM Yogyakarta pada Tahun 2002. Dan memperoleh gelar Ph.D dari Graduate Theological Union, Berkeley, Amerika Serikat pada Tahun 2014. Ia juga berkesempatan mengikuti Pre-Doctoral Program dalam bidang Inovasi Demokrasi di Ash Center, Harvard University Tahun 2013-2014. Ia menjabat sebagai Ketua Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi (PusAPDem) UKSW sejak 2015. Menaruh minat pada kajian teologi agama-agama, agama dan perdamaian. Linda Susilowati adalah Dosen pada Program Studi D4 Destinasi Pariwisata Fakultas Interdisiplin UKSW dan salah satu Peneliti pada PusAPDem UKSW. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Psikologi dan Magister Sains Psikologi

Page 49: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi

438

dari Fakultas Psikologi UKSW. Saat ini sedang menempuh studi lanjut Doktoral di University of Sydney-Australia.

Page 50: Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi