I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Defenisi tentang tanah sangatlah bervariasi terkadang sangatlah sulit bagi kita untuk memberikan defenisi yang tepat pada tanah, kerena pandangan dan kepentingan yang beraneka ragam tentang tanah. Ada yang mengatakan bahwa tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat gaya-gaya alam (natural material) pada permukaan bumi, tanah dapat pula diartikan sebagai tempat tumbuhnya tanaman, defenisi lainnya tentang tanah adalah tanah merupakan hasil pelapukan batuan dan pelapukan sisa-sisa bahan organik dari organisme (vegetasi dan hewan) yang hidup didalamnya. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia, maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah, selain itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Defenisi tentang tanah sangatlah bervariasi
terkadang sangatlah sulit bagi kita untuk memberikan
defenisi yang tepat pada tanah, kerena pandangan dan
kepentingan yang beraneka ragam tentang tanah. Ada yang
mengatakan bahwa tanah adalah tubuh alam (natural body)
yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat gaya-gaya
alam (natural material) pada permukaan bumi, tanah dapat
pula diartikan sebagai tempat tumbuhnya tanaman, defenisi
lainnya tentang tanah adalah tanah merupakan hasil
pelapukan batuan dan pelapukan sisa-sisa bahan organik
dari organisme (vegetasi dan hewan) yang hidup
didalamnya.
Bahan organik merupakan bahan penting dalam
menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia,
maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah
bahan pemantap agregat tanah, selain itu bahan organik
adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah.
Perombakan sisa-sisa tanaman dan penyusun beberapa
campuran oleh mikroorganisme tanah dimana bahan organik
merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai
penyusun tanah. Hasil aktivitas mikroorganisme ini
1
adalah dimana tanah berisi sejumlah besar campuran bahan
organik dalam berbagai tahap perombakan. Humus adalah
kata yang digunakan berhubungan dengan bahan organik yang
telah mengalami perombakan secara ekstensif dan sampai
perubahan yang lebih jauh.
Kesuburan tanah selain berasal dari residu makhluk
hidup atau yang bersifat alami, kesuburan tanah juga
dapat ditingkatkan dengan penambahan pupuk anorganik.
Pupuk anorganik yang banyak dibutuhkan oleh tanah dalam
pertumbuhan tanaman antara lain adalah urea. Pupuk ini
disebut juga sebagai pupuk N, karena mengandung lebih
banyak nitrogen. Urea ini berfungsi dalam perkembangan
vegetatif dari tanaman. Selain itu, kelebihan pupuk ini
juga dapat membuat tanaman menjadi hangus, terutama yang
memiliki daun yang agak peka.
Salah satu tanaman yang umumnya menggunakan pupuk
urea adalah tanaman jagung (Zea mays L.). Tanaman jagung
(Zea mays L.) merupakan tanaman yang berfotosintesis C4,
maksudnya mempunyai kapasitas fotosintesis tinggi.
Selain jagung (Zea mays L.), yang termasuk dalam golongan
C4 adalah sorgum dan tebu.
2
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan
praktikum pupuk dan pemupukan untuk mengetahui pengaruh
pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman jagung (Zea mays L.).
I.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pupuk
urea dengan cara aplikasi benih di atas pupuk terhadap
pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada pasir
halus.
Kegunaannya adalah sebagai bahan informasi dan
acuan dalam aplikasi dan rekomendasi penggunaan pupuk
N,P,K dan pupuk kandang pada pasir halus dan tanaman
jagung (Zea mays L.)
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Alfisol
Tanah-tanah yang mempunyai kandungan liat tinggi
di horison B (Horison argilik) dibedakan menjadi Afisol
(pelapukan belum lanjut) dan Ultisol (pelapukan lanjut).
Alfisol kebanyakan ditemukan di daerah beriklim sedang,
tetapi dapat pula ditemukan di daerah tropika dan
subtropika terutama di tempat-tempa dengan tingkat
pelapukan sedang (Hardjowigeno, 1993).
Alfisol ditemukan di daerah-daerah datar sampai
berbukit. Proses pembentukan Alfisol di Iowa memerlukan
waktu 5000 tahun karena lambatnya proses akumulasi liat
untuk membentuk horison argilik. Alfisol terbentuk di
bawah tegakan hutan berdaun lebar (Hardjowigeno, 1993).
Alfisol terbentuk dari bahan induk yang mengandung
karbonat dan tidak lebih tua dari pleistosin. Di daerah
dingin hampir semuanya berasal dari bahan induk berkapur
yang masih muda. Di daerah basah bahan induk biasanya
lebih tua daripada di daerah dingin (Munir, 1984).
Alfisol merupakan tanah yang subur, banyak
digunakan untuk pertanian, rumput ternak, atau hutan.
Tanah ini mempunyai kejenuhan basa tinggi, kapasitas
4
tukar kation tinggi, cadangan unsur hara tinggi
(Hardjowigeno, 1993).
II.2. Jenis Pupuk
Pupuk dalam arti luas, termasuk semua bahan yang
ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur
essensial bagi pertumbuhan tanaman. Tetapi istilah pupuk
biasanya berhubungan dengan pupuk buatan. Pupuk tidak
berisi unsur-unsur hara tanaman dalam bentuk unsur
seperti nitrogen, fosfor atau kalium ; tetapi unsur-unsur
tersebut ada dalam bentuk campuran yang memberikan
bentuk-bentuk ion dari unsur hara yang dapat diadsorbsi
tanaman (Foth, 1991).
Pengertian klasifikasi pupuk dapat dilihat dari
beberapa segi, yaitu (1) atas dasar pembentukannya yang
terdiri dari pupuk alam dan pupuk buatan, (2) atas dasar
kandungan unsure hara yang dikandungnya yang terdiri dari
pupuk tunggal dan pupuk majemuk, dan (3) atas dasar
susunan kimiawinya yang mempunyai hubungan penting dalam
perubahan-perubahan di dalam (Hakim, dkk., 1986).
Paling tidak ada 14 unsur essensial yang diperoleh
tanaman dari tanah, yaitu nitrogen (N), fosfor (P),