MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Oleh: NurulSeptiana #12670014RintaNurAriyani #12670020
Disusun sebagai Tugas Mata
KuliahMetodePenelitianPendidikanPengampu:
JamilSuprihatiningrum,M.Pd.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA2014/2015
BAB 1PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGSeorang guru dikatakan
profesional dalam bidang tertentu manakala memiliki sejumlah
kompetensi sesuai dengan keahlian hasil dari proses pendidikan.
Yang mana dijelaskan pada Undang Undang Nomor 14 Tahun 2006 Pasal
10 bahwa kompetensi guru mencakup kompetensi pedagogis, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Dan
sebagai pekerja profesional guru haruslah mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan cara melakukan Penelitian Tindakan
Kelas.Penelitian Tindakan Kelas adalah satu rancangan penelitian
yang dirancang khusus untuk peningakatan kualitas praktek
pembelajaran di kelas. Melalui PTK guru selamanya akan meningkatkan
kinerja yaitu mengelola proses pembelajaran yang menjadi tanggung
jawabnya. Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai penelitian
tindakan kelas, dalam makalah ini akan dibahas mengenai siklus dan
desain PTK, metode pengambilan data PTK, instrumen pengambilan data
PTK, analisis data PTK dan penarikan kesimpulan data PTK.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah tersebut,
maka rumusan masalah makalah ini adalah:1. Bagaimana siklus dan
desain PTK?2. Apa sajakah metode pengambilan data PTK?3. Apa
sajakah instrumen pengambilan data PTK?4. Bagaimana analisis data
PTK?5. Bagaimana penarikan kesimpulan data PTK?
C. Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah:1. Mengetahui siklus
dan desain PTK.2. Mengetahui metode pengambilan data PTK.3.
Mengetahui instrumen pengambilan data PTK.4. Mengetahui analisis
data PTK.5. Mengetahui penarikan kesimpulan data PTK.
BAB IIPEMBAHASAN
A. Siklus dan desain PTKKeempat langkah utama PTK yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi merupakan satu
siklus. Dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus
selesai, barangkali guru akan menemukan masalah baru atau masalah
lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan siklus kedua dengan
langkah yang sama dengan siklus yang pertama(Wijaya,2009).1. Model
Kurt LewinKonsep pokok penelitian tindakan (action research)
menurut Kurt Lewin terdiri dari perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting)(Wijaya,2009). Pelaksanaan tindakan adalah proses yang
terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-menerus. Apabila
digambarkan proses penelitian tindakan digambarkan pada Gambar
1.1
Perencanaan
RefleksiTindakan
Observasi Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Model Kurt
LewinPerencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang
berangkat dari suatu ide gagasan peneliti; sedangkan tindakan
adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Observasi adalah
pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas tindakan
atau mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan tindakan
yang telah dilakukan dan refleksi adalah kegiatan analisis tentang
hasil observasi hingga memunculkan program atau perencanaan
baru(Wina,2009).2. Model EbbutEbbut beranggapan bahawa suatu
penelitian tindakan harus dimulai dari adanya gagasan awal. Gagasan
awal adalah didorong oleh keinginan peneliti untuk melakukan suatu
perbaikan proses untuk menghasilkan sesuatu yang lebih optimal.
Berdasarkan gagasan awal itu, kemudian peneliti berupaya menemukan
berbagai tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk
menyelesaikannya. Berbekal pengetahuan hasil dari proses analisis,
selanjutnya peneliti menyusun rancangan umum yang berisi tentang
langkah-langkah yang dapat dilakukan yang kemudian
diimplementasikan. Selama proses implementasi dilakukan monitoring
untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya tidakan atau
perlakuan peneliti. Dari hasil monitoring itu selanjutnya disusun
penjelasan tentang berbagai kegagalan yang terjadi dari tindakan
yang telah dilakukannya. Penjelasan inilah yang kemudian akan
menjadi masukan dalam merevisi rencana umum yang selanjutnya akan
melahirkan rencana implementasi ulang untuk implementasi pada
putaran kedua. Begitu terus-menerus dilakukan sampai pada putaran
tertentu(Wina,2009).
Gambar 1.2 Penelitian Tindakan Model Ebbut3. Penelitian Model
ElliotModel penelitian yang dikembangkan oleh Elliot adalah model
yang menekankan pada proses untuk mencoba hal-hal baru dalam proses
pembelajaran. Langkah pertama adalah menentukan dan mengembangkan
gagasan utama yang dilanjutkan dengan melakukan eksplorasi yakni
studi untuk mempertajam gagasan atau ide. Selanjutnya melakukan
rencana secara menyeluruh dan berdasarkan rencana tersebut
selanjutnya melakukan tindakan 1 yang selama pelaksanaanya
dilakukan monitoring dan eksplorasi. Hasil dari monitoring dan
eksplorasi peneliti dapat melakukan tindakan 2 atau kembali
merevisi rencana(Wina,2009).
Gambar 1.3 Penelitian Tindakan Model Elliot4. Penelitian
Tindakan Model HopkinsMenurut Hopkins (1993), pelaksanaan
penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari
merasakan adanya masalah menyusun perencanaan, melaksanakan
tindakan melakukan observasi, mengadakan refleksi, melakukan
rencana ulang, melakukan tindakan, dan seterusnya seperti
digambarkan pada Gambar 1(Wina,2009).
Gambar 1.3 Penelitian Tindakan Model Hopkins5. Model Penelitian
Tindakan Kelas Bentuk Siklusa. PTK dimulai dengan melakukan
refleksi, yaitu proses menganalisis pembelajaran yang berlangsung.
Hasil dari refleksi ini adalah peneliti merasakan adanya masalah
mendesak yang harus dicari jalan keluarnya. Refleksi bukan hanya
dilakukan dengan berfikir saja, akan tetapi dilakukan dengan
menganalisis kejadian yang didasarkan pada data secara empiris.b.
Melakukan studi pendahuluan dengan mengkaji literatur dan melakukan
konsultasi dengan orang yang dianggap memilki keahlian dalam proses
pembelajaran. Studi pendahuluan dilakukan untuk:1) Mempertajam
permasalahan;2) Mengkaji berbagai tindakan yang dapat dilakukan
sesuai dengan permasalahan;3) Merumuskan hipotesis tindakan.c.
Menyusun perencanaan awal tentang tindakan sesuai dengan hasil
studi pendahuluan, menyangkut:1) Tahap kegiatan, berbagai alat,
media dan sumber belajar yang dapat digunakan, waktu yang
diperlukan.2) Instrumen, khususnya pedoman observasi sebagai alat
pengumpul data untuk mengumpulkan informasi tentang efek yang
ditimbulkan dari perlakuan atau tindakan yang dilakukan oleh
guru.d. Melakukan tindakan pada putaran pertama sesuai dengan
perencanaan awal. Pada putaran ini dilakukan tiga kegiatan yakni:1)
Mengimplementasikan tindakan sesuai dengan perencananaan awal;2)
Melakukan observasi selama tindakan berlangsung sesuai dengan
instrumen penelitian;3) Melakukan refleksi, yakni kegiatan diskusi
dengan dengan observer untuk mangkaji dan menganalisis proses
kegiatan hingga ditemukannya berbagai kelemahan tindakan serta
mengkaji informasi tentang efek yang ditimbulkan dari adanya
tindakan.e. Menyusun rencana tahap dua, yakni rencana hasil
refleksi pada putaran pertama.f. Melakukan tindakan putaran kedua
sesuai dengan rencana tahap dua, seperti yang dilakukan pada
tindakan tahap satu(Wina,2009).
Gambar 1.3 Penelitian Tindakan Kelas Bentuk Siklus
Berdasarkan model-model yang diusulkan, maka setiapa model PTK
memilki unsur-unsur sebagai berikut:1. Perencanan: kegiatan yang
disusun sebelum tindakan dimulai.2. Tindakan: perlakuan yang
dilaksankan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun
sebelumnya.3. Observasi: kegiatan yang dilakukan oleh pengamat
untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan
peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru.4.
Refleksi: kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis
hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang
perlu diperbaiki(Wina,2009).B. Metode Pengambilan Data PTKa. Metode
Kertas dan Pensil1) Catatan lapangan pribadiGuru atau peneliti
secara sistematis membuat catatan tentang situasi kelas, baik
selama maupun segera setelah pelajaran selesai, mengenai hal-hal
penting yang terjadi di kelas. Catatan-catatan ini berguna untuk
didiskusikan dengan teman-teman.2) Buku harian siswaBuku harian
merupakan umpan balik langsung dari siswa. Siswa diminta untuk
membuat catatan-catatan mengenai respons mereka terhadap pelajaran
yang diberikan. Meskipun guru atau peneliti dapat memberikan
rambu-rambu namun siswa perlu diberi kebebasan mengenai apa yang
harus dicatat dan tanpa rasa takut, jujur serta terbuka menyatakan
pendapat mereka. Setelah guru atau peneliti memperoleh izin dari
siswa untuk membaca apa yang mereka tulis, kemudian dapat diadakan
dialog dengan siswa. Meskipun catatan siswa merupakan sumber yang
sangat berharga di dalam tahap validasi, tetapi guru atau peneliti
perlu memperoleh izin siswa sebelum apa yang mereka tulis itu
dipublikasikan.3) KuisionerDi dalam penelitian tindakan kuisioner
disusun dalam tahap eksplorasi untuk memperoleh gagasan-gagasan
tentang kecenderungan-kecenderungan yang ada. Data yang diinginkan
di dalam penelitian tindakan pada umumnya selalu berhubungan dengan
nilai-nilai sehingga sukar untuk memperoleh pendapat yang
berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang nilai melalui
kuisioner.b. Metode Hidup1) Metode sosiometriMetode ini sangat
penting untuk menganalisis hubungan sosial, tetapi akan sangat
mengganggu siswa apabila tidak dilaksanakan dengan baik. Di sini
siswa diminta untuk menentukan siapa dari teman-temannya yang
disenangi dan yang tidak disenangi. Guru atau peneliti kemudian
menganalisis informasi tersebut dengan tujuan meningkatkan suasana
sosial dan emosional di dalam kelas. Dari contoh di bawah ini
terlihat bahwa B disenangi oleh kedua temannya, sedangkan C sama
sekali tidak.
ACB
Gambar 16. Ilustrasi Contoh Kasus di Atas2) Interview dan
diskusiKedua metode ini merupakan sumber data yang sangat penting,
tetapi diperlukan waktu yang sangat banyak untuk melakukannya. Di
dalam diskusi perlu diusahakan agar jumlah peserta tidak melebihi 7
orang, sehingga semuanya dapat berpatisipasi. Apabila jumlah
peserta banyak maka ada kemungkinan siswa yang malu-malu tidak ikut
dalam diskusi. Informasi yang diperoleh dalam diskusi sukar diingat
kembali kecuali apabila dicatat, yang juga akan menyebabkan
kesukaran-kesukaran. Interview merupakan cara yang sangat penting
dalam usaha memberikan umpan balik mengenai maslah yang diteliti
serta saran-saran untuk masa depan. Pembicaraan semacam ini juga
merupakan cara validasi yang sangat penting dalam usaha peneliti
mengadakan peningkatan di dalam pengajarannya.c. Metode Ostensif1)
Presntasi slide-tapeCara ini sukar diperoleh dan sangat terbatass
mengenai apa yang akan disajikan. Pemakaian kamera dapat sangat
mengganggu siswa, di samping juga sukar menentukan waktu yang tepat
perlu diabadikan.2) Interview dengan audio-tapeCara ini merupakn
sumber data yang snagt berharga, dapat memberikan apa yang ada di
dalam percakapan, meskipun tanpa adanya gambaran visual. Kesukaran
pemakaian interview semacam ini adalah waktu dan energi yang
diperlukan untuk menerjemahkan hasil interview semacam ini.3)
Video-tapeCara ini adalah yang paling baik untuk menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya di kelas. Faktor penghambat adalah
mahanlnya harga atau ketersediaan peralatan, pelatihan orang yang
akan menggunakannya serta menertjemahkan percakapan-percakapan, di
samping adanya alat dan operator akan mengganggu kelas. Hal
terakhir yang dapat dihindari apabila peralatan video merupakan
sesuatu yang telah biasa ada di kelas(Wijaya,2009).
C. Instrumen Pengambilan Data PTKInstrumen penelitian adalah
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam PTK,
banyak instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data,
namun penggunaannya sangat tergantung kepada jenis permasalahan
yang akan diteliti. Oleh karena itu, belum tentu suatu instrumen
yang cocok mengumpulkan data tertentu, cocok juga untuk
mengumpulkan data yang lainnya. Untuk kepentingan penelitian
tindakan kelas, banyak instrumen yang dapat digunakan seperti
observasi, wawancara, tes, dan catatan harian.1. Observasia.
Pengertian Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatkan
dengan alat observasi tentang hal- hal yang akan diamati atau
diteliti. Dalam PTK, observasi bisa dilakukan untuk memantau guru
dan untuk memantau siswa. Sebagai alat pemantau kegiatan guru,
observasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan
guru sesuai dengan masalah dalam PTK itu sendiri. Berhubungan
dengan kegiatan siswa, observasi dapat dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang perilaku- perilaku siswa sebagai pengaruh
tindakan yang dilakukan guru. Observasi juga dapat digunakan untuk
mendapatkan informasi atau data tentang keadaan atau kondisi
tertentu, kondisi ruang kelas, kantor, sekolah, dan lain
sebagainya. Dalam PTK, observasi menjadi instrumen utama yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi
sebagai proses pengamatan langsung, merupakan instrumen yang cocok
untuk memantau kegiatan pembelajaran baik perilaku guru maupun
perilaku siswa. Agar observasi dapat mengumpulkan informasi yang
akurat, guru atau observer (peneliti) perlu mewaspadai dalam
penggunaannya, karena terdapat beberapa kelemahan, yakni:1) Banyak
gejala tingkah laku yang tidak memungkinkan dapat diungkap dengan
observasi, terutama hal- hal yang bersifat pribadi dan bersifat
rahasia.2) Bagi observant (yang diobservasi) yang mengetahui bahwa
dirinya sedang diobservasi mungkin sekali melakukan kegiatan yang
dibuat- buat atau tidak sewajarnya.3) Apabila yang diamati mengenai
gejala- gejala tingkah laku, maka sangat sulit bagi observant untuk
bertindak secara objektif.Disamping itu, ditinjau dari sudut
observer juga memiliki kelemahan di antaranya:1) Bila terjadi
observer terpengaruh oleh kesan- kesan umum yang tampak dari
perilaku yang diobservasi sehingga hasil observasi tidak objektif
lagi. 2) Kemungkinan observer merasa ragu untuk memberikan
penilaian. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah terlebih
dahulu observer menentukan kriteria yang jelas dalam setiap
kategori penilaian.3) Kemungkinan terjadinya kesalahan persepsi
dari observer.Untuk mengatasi beberapa kelemahan diatas, ada
sejumlah prinsip penggunaan observasi sebagai alat pemantau dalam
PTK, seperti dikemukakan oleh Hopkins (1993), yakni:1) Direncanakan
bersamaObservasi direncanakan bersama antara observer, yakni guru,
teman sejawat atau mitra dari LPTK dengan orang yang diobservasi
yakni guru sebagai subjek penelitian. Dalam pelaksanaannya, guru
(yang diobservasi) dengan mitra atau teman sejawat (yang
mengobservasi) perlu menetapkan kesepakatan khususnya tentang
berbagai kriteria yang diperlukan.2) Difokuskan pada hal yang
spesifikApa yang harus diamati oleh observer difokuskan pada hal-
hal tertentu secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tindakan dalam
proses perbaikan. Dengan demikian, observer dan observantperlu
merencanakan instrumen observasi yang dianggap cocok atau sesuai
dengan masalah yang akan diamati.3) Membuat kriteria yang
jelasKesepakatan antara guru dan observer tentang kriteria
keberhasilan dari suatu tindakan, akan membantu guru dalam
melakukan tindakan sesuai dengan topic masalah.4) Keterampilan
observasiSeorang observer perlu memiliki keterampilan mengobservasi
diantaranya: pertama harus dapat menahan diri tidak terlalu cepat
memutuskan dan menginterpretasikan satu peristiwa. Kedua, dapat
menciptakan iklim yang sejuk yang tidak menegangkan. Observer
sebaiknya menempatkan diri sebagai orang yang tidak sedang
melakukan penilaian kinerja guru, akan tetapi sebagai orang yang
sdang memantau yang akan memberikan masukan untuk perbaikan proses
pembelajaran. Ketiga, meguasai berbagai teknik menggunakan
instrumen observasi.
5) Balikan (feedback)Agar hasil observasi bermanfaat sebagai
balikan untuk memperbaiki proses pembelajaran, maka sebaiknya
dilakukan hal- hal sebagai berikuta) Hasil observasi didiskusikan
segera setelah selesai kegiatan pembelajaran.b) Balikan diberikan
berdasarkan data factual yang direkam atau dicatat dengan cermat
melalui instrumen observasi.c) Data diinterpretasikan sesuai dengan
kriteria yang telah disusun dan disepakati bersama sebelumnya.d)
Guru sebagai pelaku tindakan dan observasi diberi kesempatan
pertama untuk menafsirkan data.e) Diskusi mengacu kepada perbaikan
strategi pembelajaran sesuai dengan apa yang telah dipelajari.b.
Jenis- Jenis ObservasiDilihat dari persiapan maupun cara
pelaksanaannya observasi bisa bersifat sistematis atau incidental.
Dalam observasi yang sistematis, sebelum dipersiapkan segala
sesuatu yang dibutuhkan baik mengenai aspek- aspek yang diamati,
waktu observasi, maupun alat yang digunakan. Observasi incidental
dilakukan kapan saja tanpa perencanaan yang sistematis.Dilihat dari
hubungan observer dan observant dapat dibedakan antara observasi
partisipatif dan observasi nonpartisipatif. Observasi partisipatif
adalah observasi yang dilakukan apabila observer ikut serta dalam
kegiatan atau situasi yang dilakukan oleh observant. Observasi
nonpartisipatifadalah observasi yang tidak melibatkan observer
dalam kegiatan yang sedang diobservasi.c. Instrumen
ObservasiInstrumen observasi yang biasa digunakan, yaitu check
list, anecdotal record, dan rating scale. check list atau daftar
cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek
yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda ada
atau tidak adanya dengan tanda cek () tentang aspek yang
diobservasi. Ada dua bentuk check list, yaitu bentuk individual dan
bentuk kelompok. Check list individual digunakan untuk mencatat ada
tidaknya aspek yang diteliti pada seseorang, sedangkan check list
kelompok digunakan untuk mencatat kegiatan individu dalam suatu
kelompok.Anecdotal record atau catatan anekdot adalah alat
observasi untuk mencatat kejadian yang sifatnya luar biasa sehingga
dianggap peting. Dalam PTK catatan anedot diperlukan untuk mencatat
kejadian selama proses pembelajaran berlangsung, yang dianggap
tidak biasanya. Untuk menjaga keutuhan informasi sebaiknya guru
atau observer mencatat peristiwa itu ketika kejadian berlangsung
jangan ditunda.Rating scale atau skala penilaian pada dasarnya
hamper sama dengan daftar cek, hanya aspek yang diobservasi
dijabarkan ke dalam bentuk skala atau kriteria tertentu. Skala
penilaian dapat dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu bentuk kategori,
bentuk numerical, dan bentuk grafis. Pada skala penilaian kategori,
kriteria penilaian dijabarkan kedalam bentuk kualitatif seperti
selalu, kadang- kadang, tidak pernah. Skala penilaian menurut
ukuran angka hamper sama dengan bentuk kategori, perbedaanya dalam
alternative penilaian ditentukan dengan nomor. Skala penilaian
berbentuk grafis adalah alternative gejala dibuat dalam bentuk
grafis aik secara vertical maupun horizontal.d. WawancaraWawancara
dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan
bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media
tertentu. Untuk pengumpulan data dalam PTK, wawancara dilihat dari
pelaksanaannya, bisa dilakukan secara incidental dan wawancara
terencana. Wawancara incidental adalah jenis wawancara yang
dilakukan sewaktu- waktu bila dianggap perlu. Wawancara terencana
adalah jenis wawancarayang dilaksanakan secara formal yang
dilaksanakan secara terencana baik mengenai waktu pelaksanaannya, t
empat, dan topic yang akan dibicarakan.Dilihat dari bentuk
pertanyaan dan bentuk jawabannya, wawancara bisa dibedakan antara
wawancara dengan pertanyaan yang mengharapkan jawaban yang sudah
pasti atau pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pada
pertanyaan tertutup, siswa hanya dapat menjawab ya atau tidak.
Sedangkan pada pertanyaan terbuka, siswa memiliki kesempatan
menjawab sesuai dengan pendapatnya sendiri.
e. Catatan HarianCatatan harian merupakan instrumen untuk
mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan
yang dilakukan guru. Catatan harian berguna untuk melihat
perkembangan tindakan serta perkembangan siswa dalam melakukan
proses pembelajaran. Ada dua jenis catatan harian untuk PTK, yakni
catatan harian yang dilakukan guru dan catatan harian siswa.Catatan
harian gurudigunakan untuk mencatat berbagai temuan guru selama
proses tindakan dilakukan. Catatan harian siswa berisi tentang
tanggapan siswa terhadap tindakan yang dilakukan guru. Catatan
harian yang disusun siwa sangat penting sebagai umpan balik untuk
guru dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan tindakan. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat catatan
harian:1) Catatan harian ditulis dengan segera setelah suatu proses
tindakan berlangsung, untuk menjaga objektivitas fakta yang
ditemukan.2) Hal- hal yang ditulis adalah hal- hal yang bersentuhan
secara langsung dengan focus masalah.3) Catatan harian ditulis
dengan kata- kata yang singkat dan padat sesuai dengan focus dan
sasaran penelitian.f. TesTes instrumen pengumpulan data untuk
mengkur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat
penguasaan materi pembelajaran. Sebagai alat ukur dalam proses
evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria, yaitu kriteria validitas
dan reliabilitas. Untuk kepentingan PTK guru dapat menggunakan
berbagai jenis tes. Dilihat dari jumlah pesertanya, tes hasil
belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual.
Tes kelompok adalah tes yang dilakukan terhadap sejumlah siswa
bersama- sama. Sedangkan tes individual adalah tes yang dilakukan
kepada siswa secara perorangan.Dilihat dari cara pelaksanaannya,
tes dapat dibedakan menjadi tes lisan, tes tulisan, dan tes
perbuatan. Tes tulisan yang sering disebut tes tertulis, adalahtes
yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan
cara tertulis. Ada dua jenis tes yang termasuk tes tertulis yaitu
tes esai dan tes objektif. Tes esai adalah tes dengan cara siswa
diminta untuk menjawab pertanyaan secara terbuka, yakni menjelaskan
atau menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sendiri. Tes esai
dapat menilai proses mental siswa terutama dalam hal kemampuan
menyusun jawaan yang sistematis, kesanggupan menggunakan bahas, dan
lain sebagainya. Tes objektf adalah bentuk tes yang mengharapkan
siswa memilih jawban yang sudah ditentukan.Tes lisan adalah bentuk
tes yang menggunakan bahasa secara lisan. Tes ini cocok untuk
menilai kemampuan nalar siswa. Melalui bahasa secara verbal, guru
dapat mengetahui secara mendalam pemahaman siswa tentang sesuatu
yang dievaluasi, yang bukan hanya pemahaman secara konsep, akan
tetapi bagaimana aplikasinya serta hubungannya dengan konsep lain,
bahkan penilai juga dapat mengungkap informasi tentang pendapat dan
pandangan mereka tentang sesuatu yang dievaluasi.Tes perbuatan
adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok manakala guru ingin
mengetahui kemampuan dan keterampilan seseorang mengenai sesuatu,
misalkan keterampilan memperagakan gerakan- gerakan, keterampilan
mengoperasikan sesuau alat, dan lain sebagainya.D. Analisis
DataData yang terkumpul tidak akan bermakna tanpa dianalisis yaitu
diolah dan diinterpretasikan. Oleh karena itu, pengolahan dan
interpretasi data merupakan langkah penting dalam PTK. Dalam
penelitian formal, biasanya analisis data diarahkan untuk menguji
hipotesis tentang ada tidaknya hubungan, perbedaan atau pengaruh
variable satu terhadap variable lain dalam taraf signifikansi
tertentu. Dalam PTK, analisis data diarahkan untuk mencari dan
menemukan upaya yang dilakukan guru dalam kualitas proses dan hasil
belajar siswa.Analisis data dalam PTK dapat dilakukan dengan
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis data
kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses
belajarkhususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru. Sedangkan,
analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan
hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang
dilakukan guru. Analisis data bisa dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu:1. Reduksi data, yakni kegiatan menyeleksi data sesuai dengan
focus masalah. Pada tahap ini, guru atau peneliti mengumpulkan
semua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian
dikelompokkan berdasarkan focus masalah atau hipotesis. Dalam tahap
ini, mungkin guru atau peneliti membuang data yang dianggap tidak
relevan.2. Mendeskripsikan data sehingga data yang telah
diorganisir jadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dilakukan
dalam bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk
table.3. Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data.Proses
analisis data dalam PTK dirahkan untuk mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk menjawab rumusan masalah dan pertanyaan
penelitian. Misalnya berdasarkan dokumen tentang ketepatan waktu
mengumpulkan dan kualitas tugas dari 5 tugas yang diberikan oleh
guru kepada 10 orang siswa diperoleh data sebagai
berikut:No.NamaTugas ke-
12345
1.Andika TBTBLBTBTB
2.Anis LCLKLKLKLK
3.Auna LKLKLKLKLK
4.BennyLKLCLKLKLK
5.Erly LKLKLKLKLK
6.Siti LKLKLKLKLK
7.Nurul LCLKLKLKLK
8.Rinta TBTBTBTBTB
9.Zakiya TBTBTBTBTB
10.Ely LBLKLKLKLK
Catatan:T: mengumpulkan tugas tepat waktuL: mengumpulkan tugas
lambat (di luar waktu yang telah ditentukan)C: kualitas tugas yang
dikumpulkan cukup berkualitas.K: kualitas tugas yang dikumpulkan
kurang berkualitas.B: kualitas tugas yang dkumpulkan berkualitas
baik.Data diatas masih berupa keterangan saj sehingga agar menjadi
bermakna maka perlu untuk dianalisis agar lebih memiliki arti,
misalnya data dari 10 orang siswa dalam mengumpulkan data dan
kualitas tugas setelah dianalisis seperti tertera dalam table
berikut ini.No. Nama Ketepatan Kualitas
TLBCK
1.Andika 415
2.Anis 514
3.Auna 55
4.Benny514
5.Erly 55
6.Siti 55
7.Nurul 514
8.Rinta 55
9.Zakiya 55
10.Ely 514
Table di atas memberikan informasi bagaimana ketepatan waktu
setiap siswa dalam mengumpulkan setiap tugas yang diberikan serta
bagaimana kualitas tugas yang dikerjakan oleh siswa. Misalnya table
diatas memberikan informasi bahwa:1. 7 dari 10 orang siswa
menyelesaikan tugas tidak tepat waktu. 2. 2 dari 10 orang siswa
menyelesaikan tugas tepat waktu.3. Hanya seorang dari 10 orang
siswa yang memiliki kecenderungan tepat waktu menyelesaikan
tugas.4. Dilihat dari kualitas tugas yang dihasilkan, 10 orang
siswa hanya tiga orang siswa yang selalu menghasilkan tugas dengan
kualitas baik yang dihasilkan oleh siswa yang selalu tepat waktu
dalam mengmpulkannya.Berdasarkan hasil analisis data tersebut
selanjutnya dapat kita interpretasikan misalnya:1. Kualitas tugas
yang dihasilkan oleh kelas cenderung tidak berkualitas.2. Siswa
yang lambat cenderung menghasilkan tugas yang tidak
berkualitas.Dari proses analisis dan interpretasi data yag
dikumpulkan, maka jelas hasilnya dapat menjawab setiap informasi
yang dibutuhkan. Misalnya bagaimana rata- rata kualitas tugas yang
dibuat oleh siswa? Bagaimana kecepatan rata- rata ketepatan waktu
setiap siswa dalam mengumpulkan tugas? Siapa siswa yang dianggap
selalu tepat waktu mengumpulkan tugas? Tugas keberapa yang selalu
lambat dikumpulkan siswa? Dan lain sebagainya. Selanjutnya
berdasarkan analisis dan interpretasi data peneliti dapat melakukan
pelacakan lebih lanjut, misalnya mengapa banyak siswa yang selalu
lambat dalam mengumpulkan tugas? Apakah hal ini disebabkan kerena
tugas yang diberikan terlalu berat? Kemudian bagaimana seharusnya
guru memberikan tugas pada siswa? Inilah hakikat PTK yang dilakukan
melalui siklus. Setiap siklus akan memberikan informasi yang
berharga untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
E. Penarikan Kesimpulan PTKPenyusunan kesimpulan penelitian
dapat bervariasi, namun pada umumnya para peneliti akan berpegang
pada empat tahap, yaitu menyusun presentase data yang berbentuk
rangkuman, penafsiran data, integrasi dari temuan penelitian, dan
aplikasi atau makna pentingnya atau signifikansi temuan- temuan
dalam penelitian.Presentasi data dalam bentuk rangkuman biasanya
disajikan secara deskriptif, yang mengemukakan atribut- atribut
fenomena yang dikaji. Ada kalanya disajikan juga dalam bentuk model
kategorisasi yang menggambarkan kelompok- kelompok atribut atau
fenomena- fenomena yang ditelaah. Rangkuman ini ditandai oleh
berbagai descriptor yang kongkrit dan rinci dari subjek yang
diteliti.Penafsiran data menuntut agar peneliti menjelaskan makna
data sesuai dengan pertanyaan- pertanyaan penelitian, dan mengapa
makna- makna tertentu dari data menjadi lebih penting atau menonjol
artinya. Penafsiran data juga mencakup pernyataan- pernyataan yang
menjelaskan hubungan kausalitas, apakah itu prediktif atau tidak.
Yang juga perlu diterangkan adalah bagaimana kategorisasi fenomena
saling berhubungan secara empiric, yang adakalanya ditampilkan
dalam bentuk model dengan spesifikasi kategori yang hubungannya
dijelaskan.Pada tahap integrasi, para peneliti menjelaskan data
dilihat dari pandangan atau perhatian yang lebih luas, bias secara
empiric apabila data dibandingkan atau dikontraskan dengan data
dari kajian lain, atau juga bias secara teoritik apabila data
ditempatkan atau merupakan bagian yang kontekstual dengan implikasi
kebijakan yang normative. Penelitian pendidikan menggunakan cara-
cara tersebut teori yang muncul dari data diuji secara kontekstual
dengan teori lainatau teori alternative, dan harus cukup kuat untuk
menantang atau menolak teori lain atau teori alternative itu.
Demikian juga teori yang diverifikasi data diuji dalam konteks yang
lebih luas, yang ada kalanya teori tersebut menunjukkan implikasi
empiric dan aplikasinya dalam ebijakan yang tidak terduga
sebelumnya.Proses berteori inilah yang membimbing peneliti pada
tahap penafsiran dan integrasi data, yang koheren untuk menjelaskan
makna kajian. Bagaimana pun cara berteori dilakukan untuk membentuk
argument yang mengarah kepada pengambilan kesimpulan harus terus
menerus dilakukan dalam tahap integrasi data, dengan dukungan
desain penelitian yang kredibel, data yang kaya dan komprehensif,
dan data dan analisis kontekstual dengan pertanyaan- pertanyaan
penelitian.Dalam berteori ini, dengan menggunakan alat- alat
konsolidasi, aplikasi, analogi dan metafora, atau sintesis akan
membantu peneliti menafsirkan data dan mengintegrasikan hasilnya
kepada salah satu tujuan penelitian, yakni memberikan sumbangan
kepada perkembangan body of knowledge dalam disiplin lainnya.
Disamping tujuan- tujuan yang disebutkan di atas, jangan lupa
tujuan yang tidak kalah pentingnya adalah mencapai kebermaknaan
dari kenyataan yang majemuk dalam penelitian kualitatif.
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKAKusumah,Wijaya dan Dedi,Dwitagama