LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENGGUNAAN CELEMEK CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK TK KELOMPOK A ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL I PUCANGANOM – SIDOARJO) Oleh : Dra. MUJI DWI SRIWILUJENG NIP. 131 407 582 Kemitraan Antara : Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang Dengan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL I PUCANGANOM DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN CELEMEK CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK TK KELOMPOK A
( PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI TK AISYIYAH BUSTANULATHFAL I PUCANGANOM – SIDOARJO)
Oleh :Dra. MUJI DWI SRIWILUJENG
NIP. 131 407 582
Kemitraan Antara :Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang
Dengan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL I PUCANGANOMDINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO
November 2006
HALAMAN PENGESAHANPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Judul Penelitian Penggunaan Celemek cerita
untuk meningkatkan kemandirian
anak TK kelompok A di TK
Aisyiyah Bustanul Athfal I
Pucanganom SidoarjoIdentitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat/
Golongan/NIP
d. Asal Sekolah
e. Alamat Kantor dan
No. Telp.
f. Alamat rumah dan No.
Telp
Dra. Muji Dwi Sriwilujeng
Wanita
Pembina/IV a/131 407 582
TK Aisyiyah Bustanul Athfal I
Pucanganom
Jl. Raden Patah No. 77
Sidoarjo
(031) 8969863
Lemahputro RT 08 RW. 02 No. 16
Sidoarjo (031) 8944564Lama penelitian 2 Bulan. September s.d.
November 2006Biaya yang diperlukan Rp. 2.000.000 (dua juta
rupiah)
Mengetahui Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sidoarjo, 17November 2006Kecamatan Sidoarjo Peneliti
Muji Dwi Sri Wilujeng, 2006, Penggunaan CelemekCerita untuk Meningkatkan
Kemandirian Anak TK Kelompok A (Penelitian TindakanKelas di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom –Sidoarjo
Kata Kunci : Penggunaan Celemek Ceria, Kemandirian Anak
Penggunaan celemek cerita untuk meningkatkankemandirian anak adalah suatu usaha agar kegiatanpembelajaran di TK tidak monoton, membosankan, danmenjenuhkan. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaranmasih sangat tekstual, sehingga bentuk-bentuk analogiyang harus di kembangkan secara kontekstual masihterkesan staknasi. Akibat dari pembelajaran seperti itu,untuk mendongkrak agar anak bisa lebih mandiri dan dapatmelakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain akanterhambat.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untukmengetahui pembelajaran bercerita dengan alat peragacelemek cerita di TK Aisyiyah Bustanul Athfal IPucangonom – Sidoarjo. 2) Untuk mengetahui kemandiriananak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal IPucanganom – Sidoarjo. 3) Untuk mengetahu sejauh manametode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalammeningkatkan kemandirian anak TK kelompo A di TK AisyiyahBustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo.
Adapun pendekatan metode penelitain ini adalahmenggunakan pendekatan kualitatif, karena dalampenelitian ini l;ebih mengutamakan deskriptif analitikuntuk memcahkan konsep-konsep di dalamnya, bukanmengunakan konsep-konsep numeric statistik.
Dalam pelaksanaannya penelitian ini terbagi atas duasiklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I memberikan
pengajaran secara umum dan siklus II berkenaan denganperumusan materi pembelajaran.
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah metodepembelajarn bercerita dengan menggunakan alat peragacelemek cerita yang di lakukan di TK kelomok A di TKAisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo dalamrangka untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatupilihan yang tepat dan cermat. Hal ini dapat dilihat daripaparan data perkembangan dari siklus I ke siklusberikutnya yang terdapat perkembangan secara signifikan.Dapat dilihat dengan jelas dari kemandirian anak yangmula-mula hanyamencapai 5% dengan penggunaan metode tepatdan cermat akhirnya merubah menjadi 100%
ii
KATA PENGANTAR
Tidak ada tutur kata yang patut peneliti ucapkan,
kecuali ucapan alhamdulillah. Karena atas rahmad,
hidayah, dan nikmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Penggunaan Celemek Cerita Untuk
Meningkatkan Kemandirian Anak TK Kelompok A (Penelitan
Tindak Kelas di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom
– Sidoarjo).” Sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Penelitian ini tidak akan dapat terlaksana sesuai
dengan harapan peneliti, tanpa adanya pengarahan-
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
itu ucapan terimaksih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd. selaku ketua lembaga
penelitian Universitas Negeri Malang.
2. Dra. Umu Dayati, M.Pd. selaku pendamping I dalam
pelaksanaan penelitian ini.
3. Dra. Harti Kartini, M.Pd. selaku pendamping II dalam
pelaksanaan penelitian ini
4. Kepala beserta pengajar TK Aisyiyah Bustanul Athfal
I Pucanganom Sidoarjo yang bersedia ditempati untuk
kegiatan penelitian ini.
5. Teman-teman sejawat dan seprofesi yang tiada henti-
hentinya dalam memberikan semangat kepada peneliti.
Insya Allah partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dari
berbagai pihak di atas akan selalu mendapat taufik,
hidayah, dan rida dari Allah Swt. Amin!
Akhirnya karena peneliti hanya manusia biasa yang
penuh dengan kekhilafan, tentu dalan penyusunan
penulisan ini terdapat kesalahan-kesalahan dan
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik
datangnya dari mana saja dan kapan saja akan penuliti
terima dengan senang hati.
Sidoarjo, 22 November 2006
iii
iv
Peneliti,
Muji Dwi Sri Wilujeng
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................ i
KATA PENGANTAR ................................. iii
DAFTAR ISI ..................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................... v
BAB I PENDAHULUAN........................... 1
A. Latar Belakang Masalah................. 1
B. Rumusan Masalah ...................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................... 4
D. Hipotsis .............................. 4
E. Lingkup Penelitian .................... 4
F. Definisi Oprasional.................... 5
G. Kegunaan Penelitian ................... 5
BAB II AJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJAR
-
AN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK.. . 6
A. Konsepsi Metode Pengajaran ........... 6
B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Certa” 7
C. Konsepsi Kemandirian ....... 8
BAB III METODE PENELITIAN ................... 9
A. Pendekatan Penelitian ....... 9
B. Model Penelitian .......... 10
C. Rancangan Penelitian ......... 14
D. Data dan Sumber Data Penelitian 14
E. Teknik Analisis Data ......... 14
F. Alokasi Penelitian..................... 15
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..... 16
A. Siklus I ............................. 16
B. Siklus ............................... 21
BAB V PEMBAHASAN ............................ 22
A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan
Alat Peraga
Celemek Cerita ........................ 22
B. Gambaran Kemandirian Anak TK Kelompok
A .............................................. 24
C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan
Alat Peraga
v
vi
“Celemek Cerita dalam Meningkatkan Kemandirian
Anak................................... 24
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..................... 26
A. Kesimpulan ............................ 26
B. Saran ....................... 27
DAFTAR PUSTAKA ................................. 28
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan
pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “belajar
sambil bermain, bermain seyara belajar”. Berangkat dari
sinilah pembelajaran yang ada di TK harus dicermati,
sehinga apa yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih
mandiri dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak
bisa tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat
akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal.
Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah
metode bercerita, permainan bahasa, sandiwara boneka,
bercakap-cakap, dramatisasi, bermain peran, karya
wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan
terbuka, dan pemanasan atau apersepsi
Tiap-tiap metode tentu mempunyai tujuan secara
khusus sekalipun kadang-kadang antara metode yang satu
dengan metode yang lain mempunyai tujuan yang sama. Hal
itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang
Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak” yang
dijelaskan:
Metode bercerita mempunyai tujuan melatih daya
tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi,
membantu perkembangan fantasi, menciptakan suasana
menyenangkan, dan akrab di kelas.
Metode permainan bahasa mempunyai tujuan anak
mengerti apa yang dikatakan kepadanya, anak pandai
memusatkan perhatiannya pada apa yang didengarnya, anak
pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya,
dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain.
Metode sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih
daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya
konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu
perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi,
dan menciptakan suasana senang di kelas.
Metode bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan
kecakapan dan keberanian, menyampaikan pendapat kepada
1
2
orang lain, memberi kesempatan untuk berekspresi secara
lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan mengembangkan
intelegensi.
Metode dramatisasi mempunyai tujuan memberi
kesempatan yang sebaik-baiknya kepada anak untuk
mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan meniru.
Metode mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk
persamaan irama dan perasaan estetis, memperkaya
perbendaraan kata, dan melatih daya ingatan.
Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya
tangkap, melatih daya konsentrasi, melatih membuat
kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu
perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.
Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal
lingkungan secara langsung membantu perkembangan
intelegensi, dan menambah perbendaraan bahasa.
Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan
metode demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka,
maupun metode pemanasan atau apersepsi masing-masing
tentu mempunyai tujuan khusus.
Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau
pilihan dalam setiap melakukan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh setiap
pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan
metode yang telah ditentukan melenceng atau tidak sesuia
dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini misalkan
metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan
unik akan merangsang siswa untuk betul-betul
memperhatikan setiap apa yang akan disampaikan oleh
pengajar atau guru.
Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain adalah suatu
harapan bagi semua pihak baik dari pihak sekolah maupun
pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian
adalah suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki
oleh setiap anak. Agar tidak selalu bergantung pada
orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat
3
berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.”
(Tim.1996:555). Oleh karena itu metode bercerita dengan
menggunakan alat peraga clemek cerita adalah sebuah
pilihan yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan
menggunakan alat peraga clemek cerita di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo?
2. Sejauh manakah kemandirian anak kelompok A di TK
Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanagom Sidoarjo
3. .Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan
menggunakan alat peraga clemek cerita anak kelompok
A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom
Sidoarjo dalam meningkatkan kemandirian anak?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat
pegaga clemek cerita di TK Aisyiyah Athfal I
Pucanganom Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui kemandirian anak TK kelompok A di
TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan
alat peraga clemek cetita dalam meningkatkan
kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
D. Hipotesis
Berdasar atas rumusan masalah sebagai mana di atas
dapat dirumuskan hipotesis sebagai beriku:
Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan
alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian
anak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I
Pucanganom Sidoarjo.
E. Lingkup Penelitian
Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka
pembahasan hanya difokuskan pada penggunaan metode
pmbelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga
celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak TK
kelompok A. Penelitian ini dilakukan di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
F. Definisi Oprasional
Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam
penelitian ini diperlukan pendefinisian hal-hal sebagai
erikut:
1. Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di TK
Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom
Sidoarjo adalah pengembangan atau variasi dari
metode bercerita di bidang pengembangan kemampuan
berbahasa di Taman Kanak-Kanak yang menggunakan alat
peraga tidak langsung, yakni benda tiruan, gambar
5
guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek
yang terbuat dari kain flannel.
2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian
ini adalah siswa dapat melakukan sesuatu yakni dapat
memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain
atau guru (pada saat di sekolah).
G. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat
memperbanyak atau memperkaya tentang variasi metode
pengajaran bercerita dengan penggunaan alat peraga
tidak langsung di bidang pengembangan kemampuan
berbahasa di taman kanak-kanak..
2. Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
para pengajar dalam rangka untuk memberikan variasai
pengajaran agar tidak menjenuhkan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK CERITADAN KEMANDIRIAN ANAK
A. Konsepsi Metode Pengajaran
“Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat
umum dan luas yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan.” (Surahman, 1978: 121).
Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan,
cara mengajar atau mengajarkan; 2 perihal mengajar;
segala sesuatu mengenai mngajar.” (Tim. 1996: 13).
Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara
utama yang bersifat umum dan luas dalam melakukan proses,
perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan untuk mencapai
suatu tujuan.
Metode pengajaran di TK amatlah banyak. Sebagaimana
yang telah dituangkan oleh peneliti pada bagian latar
belakang. Adapun metode-metode yang dimaksudkan adalah:
1. Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan
kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas
berdasarkan petunjuk langsung yang telah
dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami
secara nyata dan melaksanakan secara tuntas. Tugas
dapat diberikan secara berkelompok ataupun
individual.
2. Metode proyek, yaitu metode yang memberikan
kesempatan pada anak untuk menggunakan alam sekitar
dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan
pembahasan melalui berbagai kegiatan.
3. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung
ke objek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan
yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak.
4. Metode bermain peran, yaitu permainan yang
memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak
sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi)
dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang
dilaksanakan.
5. metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau
memeragakan suatu objek atau proises dari suatu
kejadian atau peristiwa.
7
6
6. Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan
menyampaikan cerita atau memberikan penerangan
secara lisan.
7. Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan
beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang
menuntut integrasi di antara para pemerannya.
8. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-
cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan
anak, atau anak dengan guru.
B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celmek Cerita”
“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannyakegiatan ini dipergunakan alat peraga dengan maksuduntuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yangtepat mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita.Dengan demikian dapat dihindarkan bahwa tanggapanfantasi anak terlalu menyimpang dari apa sebenarnyayang dimaksud oleh guru.Alat peraga yang dipergunakan, yaitu:1. Alat peraa langsung (binatang atau benda yang
sebenarnya).2. Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan,
gambar terlepas atau dalam buku dan guntingan-guntingan yang ditempelkan pada papan flannel.(Saleh, 1988: 9).
Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa
pengajaran dengan clemek cerita adalah bentuk-bentuk
bercerita yang merupkan dari metode pengajaran dengan
alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memekai
clemek yang terbuat dari kain planel dengan ditempeli
gambar-gambar sesuai dengan cerita yang bisa dipasang dan
dilepas sesuai dengan kebutuhan.
C. Konsepsi Kemandirian
Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri
sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996:
555).
Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi
Tinggi dan Percaya Diri” dijelaskan anak disebut mandiri
apabila :
1. Mampu memberikan keputusan sendiri. 2. Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.3. Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri.4. mampu mengerjakan tuga kesehariannya sendiri.5. tidak bergantung pada orang lain.(Racman,
2005:3).
8
Banyak sekali anak usia TK kelompok A utamanya yang
segala sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang
lain. Semua aktivitas selalu masih harus dibantu orang
lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, ayah,
nenek, atau pembantu. Misalkan anak ingin memakai
sepatu, anak masih harus dibantu mencari sepatu di mana
berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada saat
anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan
segala hal sampai baju tersebut betul-betul terpakai.
Anak yang masih demikian, yakni masih sangat tergantung
kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau
melakukan setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri
sendiri adalah anak yang belum mandiri.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
sesuai dengan sifat penelitian adalah pendekatan
kualitatif karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan
deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di
dalamnya; bukan menggunakan numeric statistik.
“Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan,
berperan serta (partisipant observation), dan wawancara
pendalaman (indepth interview) sebagai
instrumen.”(Bogdan, 1982:13)
:Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan
berupa angka-angka, melainkan data tersebut mungkin
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen
pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.”
(Moleong, 19993:5).
Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian
sendiri atau dengan bantuan orang lain akan berperan
sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti disebut
instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin
dan giat untuk menggali beberapa informasi dan sekaligus
peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis, dan
pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17).
B. Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Rangkaian tindakan akan melalui tahapan-tahapan, yakni
tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, analisis dan
refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir
kegiatan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode cerita dengan penggunaan
alat peraga clemek cerita untuk menarik perhatian siswa
pada saat pembelajaran.
C. Rancangan Penelitian
Siklu
s I
Perencanaan
Identifikasi
masalah dan
penetapan
- Menentukan tema
- Membuat satuan kegiatan harian
- Mempersiapkan alat peraga/sumber
belajar
9
10
alternatif
masalah
- Menyiapkan instrumen observas1
Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan
mnggunakan alat peraga celemek
cerita yang bergambar anak pandai
memakau sepatu dan anak pandai
memapakai baju. Secara bergantian
sesuai dengan kebutuhan.
- Mengelompokkan anak dari anak 30
menjadi dua kelompk.
- Mempraktikkan memakai baju
- Mempraktikkan memakai sepatu
Pengamatan - Melakukan observasi dengan
menggunakan format data observasi
tindakan kelas dengan kreteria
penilaian
- 1 : belum mampu
- 2 : mampu dengan bantuan
11
- 3 : mampu tanpa bantuan
- 4 : mampu melebihi program guru
Refeksi - Objek penelitian sebanyak 30 anak
dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran konsentrasi anak tidak
bisa makksimal
-Pelaksanaan kegiatan kelompok
praktik memakai sepatu dan baju,
belum berhasil secara maksimal.
Siklu
s II
Perencanaa - menentukan tema
- membuat satuan kegiatan harian
-mempersiapkan alat peraga clemek
cerita, bergambar anak pandai
memakai sepatu dan anak pantai
memakai baju.
- menyiapkan intrumen observasi
Tindakan - melaksanakan pengajaran dengan
menggunakan alat peraga, clemek
cerita, gambar-gambar sesuai dengan
yang diharakan, dan sepatu sejumlah
objek penelitian 30 anak.
- Mengeklompokkan anak menjadi tiga
kelompok dengan tiap kelompok
sepuluh anak.
- Mempraktikkan memakai baju, dan
mempraktikkan memakai sepatu.
Pengamatan - Melakukan observasi dengan
menggunakan format data observasi
tindakan kelas dengan krteria
penelaian
-1. ; sama sekali belum mampu
-2. ; mampu dengan bantuan
- 3. : mampu tanpa bantuan
- 4. : mampu melebihi program guru
Refleksi - Objek penelitian sebanyak 30
anak (satu kelas)
- Melaksanakan kegiatan kelompok
praktik memakai spatu dan memakai
12
baju.
Perencanaan - Menentukan tema
- Membuat satuan kegiatan harian
- Mempersiapkan alat peraga clemek
cerita yang bergambar sepatu dan
baju.
- Anak dipersipkan masuk kamar
mandi
Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan
menggunakan alat peraga clemek
cerita yang bergambar sesuai dengan
harapan.
- Mengelompokkan anak menjadi tiga
kelompok d
- Anak berdiskusi
- Anak mempraktikkan memakai sepatu
dan mempraktikkan memakai baju.
Pengamata - Mengumpulkan data observasi
Refleksi - Objek penelitian 30 anak satu
13
kelas
- Pengumpulan data observasi
- Rekapitulasi nilai
- Menentukan keberhasilan
penelitian
- Praktik memakai sepatu sendiri
dan memekai baju sendiri.
D. Data dan Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa catatan-catatan, rencana atau persiapan mengajar,
laporan, dan dokumen-dokumen lain yang ada hubungannya
dengan penelitian ini. Adapun sumber data dalam
penelitianm ini adalah guru dan siswa TK Aisyiyah
Bustanul Athfal I kelompok A Pucanganom Sidoarjo.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penganalisisan data ini peneliti menggunakan
model deskripsi. Deskripsi bertujuan untuk
mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang ada
sebagaimana pernyataan, “Deskripsi digunakan apabila
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
peristiwa dan kejadian yang ada sesuai dengan apa
adanya.” (Sudjana, 1987:53). Deskripsi yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data secara
objektif, apa adanya yang terdapat dalam TK Aisyia
Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo baik dari segi
persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, proses
selama pembelajaran pembelajaran, maupn evaluasi
pembelajarnnya.
F. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah
TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Jalan Raden
Patah nomor 77 kecamatan sidoarjo kabupaten Sidoarjo
14
Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada
hasil observasi lbahwa lokasi tersebut sangat strategis
dan mudah di jangkau karena terletak di tengah kota.
Selain itu sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap
bermutu dan difavoritkan oleh masyarakat, sehingga animo
masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya sangat-
sangatlah tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan pada
setiap penerimaan siswa baru banyak sekali yang datang
dari luar kecamatan sidoarjo harus siap bersaing antara
satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima
karena kapasitas yang tersedia sangat terbatas. Sekalipun
dalam kegiatan sehari-harinya dalam kegiatan
pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum bisa
mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan
dirinya sendiri. Misalkan anak masih harus dibantu
memakai sepatu, yang seharusnya sudah tidak perlu
dibantu lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain
misalkan memakai baju, anak masih mencari guru-gurunya
untuk membantu memakaikan. Oleh karena itu perlu adanya
variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup, dan
tidak menjenuhkan.
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Berdasar atas observasi dan hasil diskusi guru atau
pengajar kelompok A di TK Aisyia Bustanul Athfal I
Pucanganom Sidoarjo ternyata pada umumnya masih banyak
yang terfokus pada petunjuk-petunnjuk atau teknik-teknik
yang telah ada pada buku-buku pedoman ke-TK-an. Hal
tersebut sebetulnya sudah bagus. Akan tetapi untuk
mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru
harus kaya dengan metode pembelajaran dan kaya dalam
mengoptimalkan penggunaan alat peraga, sehingga hasil
pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih
mandiri bisa tercapai sesuai dengan harapan.
Agar permasalahan keterpakuan penggunaan alat peraga
sangat bergantung pada buku-buku yang ada akhirnya
menimbulkan kejenuhan segera dapat teratasi, salah
satunya adalah perlunya adanya pengayaan metode bercerita
dengan penggunaan alat peraga celemek cerita.
Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu
siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terbagi
atas bagian-bagian, yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi dan masing-masing bagian terbagi
atas beberapa bagian lagi.
A. Siklus I
1. Perencanaan
Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek
penelitian juga sebagai objek penelitian, yang
dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek
penelitian selain peneliti sendiri juga terdapat
guru lain. Oleh karena itu pemahaman konseptual
sampai dengan persiapan-persiapan administrasi
pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun yang
perlu dipahami dan disiapkan adalah penentuan tema
yang harus diajarkan, kemudian pembuatan program
15
mingguan, dilanjutkan dengan satuan kegiatan harian,
setelah itu persiapan alat peraga atau sumber
belajar yang dalam bagian alat peraga ini harus
diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni
“celemek cerita”, sedangkan selanjutnya adalah
persiapan instrumen observasi.
2. Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini
dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Dalam
pembelajaran ini selalu menggunakan alat peraga
celemek cerita dengan gambar anak pandai memakai
sepatu dan anak pandai memakai baju.
Pertemuan I
Guru bercerita tentang anak yang memakai sepatu dan
baju
16
Pertemuan II
Mengelompokkan anak 30 menjadi dua kelompok. Masing-
masing kelompok ada 15 anak.
Pertemuan III
Pemberian contoh pemakaian sepatu dan pemakain baju
dari masing-masing kelompok dua anak.
Pertemuan IV
Guru memandu kepada anak secara bersama-sama untuk
memakai sepatu dan baju yang benar.
3. Pengamatan
Pertemuan I
Melaksanakan observasi dengan menggunakan format
data obserfasi tindakan kelas dengan kreteria
penilan sebagai berikut:
1 = belum mampu
17
2 = mampu dengan bantuan
3 = mampu tanpa bantuan
4 = mampu melebihi program guru
Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang
anak memakai sepatu dan memakai baju dengan
menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak
mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan
dipandu oleh dua guru dengan jumlah 30 murid.
Hasilnya anak masih belum mampu.
Pertemuan II
Setelah guru bercerita di depan anak dengan
menggunakan celemek cerita yang ditempeli gambar
anak pandai memakai sepatu dan gambar anak pandai
memakai baju, anak disuruh mempraktikkan memakai
sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru
dari 30 murid yang dikelompokkan menjadi dua
kelompok, masing-masing kelompok 15 anak, hasilnya
anak mampu, tetapi masih dengan bantuan.
18
Pertemuan III
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu
dan memakai baju dengan menggunakan alat perga
celemek cerita bergambar anak mempraktikkan memakai
sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru
dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi tiga
kelompok. Masing masing kelompok terdiri atas 10
anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan
bantuan guru.
Pertemuan IV
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu
dan memakai baju dengan menggunakan alat peraga
celemek cerita bergambar anak pandai memakai sepatu
dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya
anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan
memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan
pengelompokkan dari 30 murid menjadi enam kelompok
masing-masing kelompok lima anak, hasilnya anak
mampu melakukan tanpa bantuan.
4. Refleksi
Peertemuan I
Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan
pembelajaran konsentrasi anak tidak bisa maksimal,
sehingga pelaksanaan kegiatan praktik memakai baju
dan memakai sepatu belum berhasil.
Pertemuan II
Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan
memakai sepatu dapat dikatakan anak masih belum
mampu meskipun sudah dikelompokkan dua kelompok dari
tiga puluh anak.
Pertemuan III
Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan
memakai sepatu sudah mulai mampu, meskipun masih
19
dengan bantuan guru. Adapun pembagian kelompoknya
adalah 30 murid dikelompokkan menjadi tiga kelompok,
yang masing-masing kelompok terdiri atas 10 anak.
Pertemuan IV
Dalam pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai
sepatu dan memakai baju ternyata anak mampu tampa
bantuan guru dari 30 murid. Sedangkan pembagian
kelompoknya adalah dibagi menjadi enam kelompok,
yang masing-masing kelompok terdiri atas lima anak.
B. Siklus II
Siklus kedua ini sistematika yang peneliti gunakan
sama; tidak jauh berbeda dengan siklus pertama. Pada
siklus ini juga terdapat empat tahapan, yaitu tahap
persiapan, tahap tindakan. tahap pengamatan, dan tahab
refleksi. Pada tiap-tiap tahap tebagi atas beberapa
pertemuan. Adapun perbedaan yang paling signifikan dari
siklus II bila dibandingkan dengan siklus I adalah pada
20
penekanan kualitas hasil, pada siklus I kemandirian anak
masih tergolong longgar, yakni yang penting anak mau
memakai sepatau atau baju dan waktu yang digunakan tidak
mutlak sebagai tolok ukur, Sedangkan pada siklus II
kualitas kemandirian dan keterampilan adalah sebagai
titik tekan yang utama.
BAB VPEMBAHASAN
Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang
penggunaan celemek cerita dalam rangka untuk meningkatkan
kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyyah Bustanul
Athfal I Pucanganom – Sidoarjo, peneliti akan memaparkan
gambaran tentang metode pembelajaran bercerita dengan
alat peraga celemek cerita, gambaran kemandirian anak TK
kelompok A, dan gambaran pembelajaran bercerita dalam
rangka untuk meningkatkan kemandirian anak.
A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat
Peraga “Celemek Cerita”
Guru mengajar dengan memakai celemek cerita yang
ditempeli gambar anak yang pandai memakai sepatu dan
gambar anak yang pandai memakai baju. Penempelan gambar
tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar
yang ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai
sepatu dan yang selanjutnya adalah gambar anak yang
pandai memakai baju. Pada awal masuk ini guru hanya ingin
menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran
21
segera terkondisikan. Untuk menguji apakah anak-anak
secara mayoriotas atau minoritas sudah bisa memakai
sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa
banyak komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu
atau baju. Akan tetapi guru secara langsung
memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang
dikenakan kemudian memakainya kembali. Selain itu guru
juga memerintahkan agar anak memakai baju yang telah
disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat diketahui dari 30
anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang
bisa memakai baju hanya 1 anak. Cara tersebut tampaknya
kurang berhasil, maka selanjutnya cara yang digunakan
oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan baju tanpa
bantuan orang lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu
memanggil dua anak ke depat sebagai peragaan untuk
mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju
secara bergantian dengan bantuan seorang guru.. Setelah
itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan mempraktikkan
cara memakai sepatu dan cara memakai baju. Dari 30 anak
yang disuruh untuk memakai sepatu dan memakai baju 12
anak yang bisa memakai sepatu 10 anak yang bisa memakai
baju. Cara mempraktikan memakai sepatu dan memakai baju
ini diulang-ulang sampai sdengan empat kali dan hasi
akhir menunjukkan dari 30 anak yang bisa memakai sepatu
30 anak dan anak yang bisa memaskai baju 30 anak.
Penggunaan celemek cerita dipakai oleh guru sejak
sebelum masuk ke dalam kelas, sehingga masuk ke kelas
guru sudah dalam keadam memakai celemek cerita dengan
masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal
agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar
segera terkondisikan.
Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga
celemek cerita ini bermacam-macam. Ada yang melihat saja
dari kejauhan sambil memperhatikan gerak-gerik gurunya,
ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan
gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O,
gambar orang dan ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa
22
Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini Ibu masak ya?”
“Mengapa Ibu memakai celemek?” dan lain-lain.
B. Gambaran Kemandirian Anak TK Kelompok A
Berdasarkan pengamatan anak kelompok A TK Bustanul
Athfal I Puanganom sidoarjo pada saat kegiatan belajar
dapat dilihat dari 30 anak yang bisa memakai sepatu dan
memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah
dua anak memakai sepatu dan satu anak memakai baju. Hal
tersebut terjadi pada pertemuan pertama. Sedangkan pada
pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa memakai sepatu
dua belas anak anak dan yang sudah bisa memakai baju 10
anak. Pada pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai
sepatu 25 anak dan anak yang sudah bisa memakai baju 24
anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak yang bisa
mmakai sepatu 30 anak dan yang bisa memakai baju 30
anak.
23
C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat
Peraga “Celemek Cerita” Dalam Meningkatkan Kemandirian
Anak
Penggunaan metode bercerita dengan alat peraga
celemek cerita dalam meningkatkan kemandirian anak dapat
dilihat pada BAB V bagian A dan bagian B pada awalnya 30
anak memakai sepatu dan baju masih harus dibantu oleh
guru karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan
yang bisa memakai baju hanya satu anak. Akan tetapi
setelah menggunakan metode bercerita dengan dibantu alat
peraga celemek cerita 100 persen bisa mandiri. Artinya
dari 30 murid yang bisa memakai sepatu 30 murid, begitu
juga yang bisa memakai baju 30 murid.
Perkembangan keberhasilan metode bercerita dengan
penggunaan alat peraga celemek cerita dari 30 murid TK
Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo yang
diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil yang Dicapai 24
No.Pertemuan Siswa
yang bisamemakaisepatu
PresentsiKeberhasi
lan
Siswayang bisamemakaibaju
Presentasi
Kebehasilan
1 Pertemuan
I
2 6 % 1 3 %
2 Pertemuan
II
12 36 % 10 30 %
3 Pertemuan
III
25 75 % 24 72 %
4 Pertemuan
IV
30 100 % 30 100 %
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
A. KEIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga
celemek cerita yang dilakukan di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal I Pucangonom sidoarjo dalam rangka
untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu
pilihan yang tepat dan cermat.
2. Kemandirian anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal I Pucanganom Sidoarjo masih perlu
ditingkatkan, karena tingkat kemandirian mereka
untuk melakukan sesuatu sehari-hari untuk
kepentingan diri sendiri masih sangat rendah. Hal
itu dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu
masih harus dibantu oleh guru, begitu juga memakai
baju anak masih harus dibantu oleh guru.
3. Metode Pembelajaran Bercerita dengan alat peraga
celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak,
hal ini dapat dilihat dari paparan data perkembangan
dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat
perkembangan secara signifikan. Dapat dengan jelas
dilihat dari kemandirian anak yang semula hanya
mencapai 6% untuk anak yang memakai sepatu dan 3%
untuk anak yang memakai baju. Dengan penggunaan
metode tepat dan cermat akhirnya baik memakai sepatu
maupun baju berubah menjadi 100%.
25
B. SARAN
1. Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar
harus pandai-pandai memilih metode yang tepat dan
cermat dalam setiap melaksanakan kegiatan belajar
megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan
penggunaan alat peraga yang ada dalam buku, maka
pada giliran selanjutnya adalah siswa merasa bosan
dan jenuh karena metode yang digunakan oleh guru
monoton.
2. Semoga TK Aisyiyah Bustanul Athfal I minimal bisa
mempertahankan metode-metode yang cermat dan tepat
dalam setiap melaksanakan kegiatan pembelajarannya
dan lebih baik lagi bila selalu berusaha dan belajar
untuk meningkatkan demi kebaikan bersama.
26
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lekxy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif .
Bantung: PT Remaja.
Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi
tinggi, dan Percaya Diri. Jakarta: Nikita.
Sujana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah
– Skripsi – Tesis – disertasi) Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Surahmad, Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh.
Bandung: Tarsita
Saleh, Chasman. 1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan
kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Tim. 1996. Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di
Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan. Dan
Kebudayaan.
Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan Keterampilan di Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Tim. 1997. Mendidik Kusus Pengembangan Daya Pikir di Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
27
DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Nama AnakJenis Kegiatan
Keterangan
DapatMemakaiSepatu
DapatMemakaiBaju
1 2 3 4 1 2 3 41 M. Syeikhul Islam
Alakbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna MaulidiaKreteria Nilai: Sidoarjo, 29 September 20061 : belum mampuGuru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guruEvi Nurul Hamida, S.Pd.I.
DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Nama AnakJenis Kegiatan
Keterangan
DapatMemakaiSepatu
DapatMemakaiBaju
1 2 3 4 1 2 3 41 M. Syeikhul Islam
Alakbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna MaulidiaKreteria Nilai: Sidoarjo, 03 November 20061 : belum mampuGuru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guruEvi Nurul Hamida, S.Pd.I.
DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Nama AnakJenis Kegiatan
Keterangan
DapatMemakaiSepatu
DapatMemakaiBaju
1 2 3 4 1 2 3 41 M. Syeikhul Islam
Alakbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna MaulidiaKreteria Nilai: Sidoarjo, 10 November 20061 : belum mampuGuru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guruEvi Nurul Hamida, S.Pd.I.
DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Nama AnakJenis Kegiatan
Keterangan
DapatMemakaiSepatu
DapatMemakaiBaju
1 2 3 4 1 2 3 41 M. Syeikhul Islam
Alakbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila
29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna MaulidiaKreteria Nilai: Sidoarjo, 15 November 20061 : belum mampuGuru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guruEvi Nurul Hamida, S.Pd.I.
FOTO-FOTO KEGIATAN
Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakanSiklus I
FOTO-FOTO KEGIATAN
Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakanSiklus II