Top Banner
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENGGUNAAN CELEMEK CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK TK KELOMPOK A ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL I PUCANGANOM – SIDOARJO) Oleh : Dra. MUJI DWI SRIWILUJENG NIP. 131 407 582 Kemitraan Antara : Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang Dengan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL I PUCANGANOM DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO
66

PTK LENGKAP

Jan 18, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PTK LENGKAP

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN CELEMEK CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK TK KELOMPOK A

( PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI TK AISYIYAH BUSTANULATHFAL I PUCANGANOM – SIDOARJO)

Oleh :Dra. MUJI DWI SRIWILUJENG

NIP. 131 407 582

Kemitraan Antara :Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang

Dengan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan

TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL I PUCANGANOMDINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO

Page 2: PTK LENGKAP

November 2006

Page 3: PTK LENGKAP

HALAMAN PENGESAHANPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul Penelitian Penggunaan Celemek cerita

untuk meningkatkan kemandirian

anak TK kelompok A di TK

Aisyiyah Bustanul Athfal I

Pucanganom SidoarjoIdentitas Peneliti

a. Nama Lengkap

b. Jenis Kelamin

c. Pangkat/

Golongan/NIP

d. Asal Sekolah

e. Alamat Kantor dan

No. Telp.

f. Alamat rumah dan No.

Telp

Dra. Muji Dwi Sriwilujeng

Wanita

Pembina/IV a/131 407 582

TK Aisyiyah Bustanul Athfal I

Pucanganom

Jl. Raden Patah No. 77

Sidoarjo

(031) 8969863

Lemahputro RT 08 RW. 02 No. 16

Sidoarjo (031) 8944564Lama penelitian 2 Bulan. September s.d.

November 2006Biaya yang diperlukan Rp. 2.000.000 (dua juta

rupiah)

Mengetahui Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sidoarjo, 17November 2006Kecamatan Sidoarjo Peneliti

Page 4: PTK LENGKAP

Drs. H. Mukhamad Khusaini, M.M Dra.Muji Dwi SriwilujengNIP. 114 450 27 NIP.131 407 582

Menyetujui,Ketua Lembaga Penelitian UM

Dr. Ibrahim Bafadal, M.PdNIP. 131 652 225

Page 5: PTK LENGKAP

ABSTRAK

Muji Dwi Sri Wilujeng, 2006, Penggunaan CelemekCerita untuk Meningkatkan

Kemandirian Anak TK Kelompok A (Penelitian TindakanKelas di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom –Sidoarjo

Kata Kunci : Penggunaan Celemek Ceria, Kemandirian Anak

Penggunaan celemek cerita untuk meningkatkankemandirian anak adalah suatu usaha agar kegiatanpembelajaran di TK tidak monoton, membosankan, danmenjenuhkan. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaranmasih sangat tekstual, sehingga bentuk-bentuk analogiyang harus di kembangkan secara kontekstual masihterkesan staknasi. Akibat dari pembelajaran seperti itu,untuk mendongkrak agar anak bisa lebih mandiri dan dapatmelakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain akanterhambat.

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untukmengetahui pembelajaran bercerita dengan alat peragacelemek cerita di TK Aisyiyah Bustanul Athfal IPucangonom – Sidoarjo. 2) Untuk mengetahui kemandiriananak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal IPucanganom – Sidoarjo. 3) Untuk mengetahu sejauh manametode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalammeningkatkan kemandirian anak TK kelompo A di TK AisyiyahBustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo.

Adapun pendekatan metode penelitain ini adalahmenggunakan pendekatan kualitatif, karena dalampenelitian ini l;ebih mengutamakan deskriptif analitikuntuk memcahkan konsep-konsep di dalamnya, bukanmengunakan konsep-konsep numeric statistik.

Dalam pelaksanaannya penelitian ini terbagi atas duasiklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I memberikan

Page 6: PTK LENGKAP

pengajaran secara umum dan siklus II berkenaan denganperumusan materi pembelajaran.

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah metodepembelajarn bercerita dengan menggunakan alat peragacelemek cerita yang di lakukan di TK kelomok A di TKAisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo dalamrangka untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatupilihan yang tepat dan cermat. Hal ini dapat dilihat daripaparan data perkembangan dari siklus I ke siklusberikutnya yang terdapat perkembangan secara signifikan.Dapat dilihat dengan jelas dari kemandirian anak yangmula-mula hanyamencapai 5% dengan penggunaan metode tepatdan cermat akhirnya merubah menjadi 100%

ii

Page 7: PTK LENGKAP

KATA PENGANTAR

Tidak ada tutur kata yang patut peneliti ucapkan,

kecuali ucapan alhamdulillah. Karena atas rahmad,

hidayah, dan nikmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan

penelitian yang berjudul “Penggunaan Celemek Cerita Untuk

Meningkatkan Kemandirian Anak TK Kelompok A (Penelitan

Tindak Kelas di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom

– Sidoarjo).” Sesuai dengan waktu yang telah

direncanakan.

Penelitian ini tidak akan dapat terlaksana sesuai

dengan harapan peneliti, tanpa adanya pengarahan-

pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena

itu ucapan terimaksih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd. selaku ketua lembaga

penelitian Universitas Negeri Malang.

2. Dra. Umu Dayati, M.Pd. selaku pendamping I dalam

pelaksanaan penelitian ini.

Page 8: PTK LENGKAP

3. Dra. Harti Kartini, M.Pd. selaku pendamping II dalam

pelaksanaan penelitian ini

4. Kepala beserta pengajar TK Aisyiyah Bustanul Athfal

I Pucanganom Sidoarjo yang bersedia ditempati untuk

kegiatan penelitian ini.

5. Teman-teman sejawat dan seprofesi yang tiada henti-

hentinya dalam memberikan semangat kepada peneliti.

Insya Allah partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dari

berbagai pihak di atas akan selalu mendapat taufik,

hidayah, dan rida dari Allah Swt. Amin!

Akhirnya karena peneliti hanya manusia biasa yang

penuh dengan kekhilafan, tentu dalan penyusunan

penulisan ini terdapat kesalahan-kesalahan dan

kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik

datangnya dari mana saja dan kapan saja akan penuliti

terima dengan senang hati.

Sidoarjo, 22 November 2006

iii

iv

Page 9: PTK LENGKAP

Peneliti,

Muji Dwi Sri Wilujeng

Page 10: PTK LENGKAP

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................ i

KATA PENGANTAR ................................. iii

DAFTAR ISI ..................................... iv

DAFTAR GAMBAR................................... v

BAB I PENDAHULUAN........................... 1

A. Latar Belakang Masalah................. 1

B. Rumusan Masalah ...................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................... 4

D. Hipotsis .............................. 4

E. Lingkup Penelitian .................... 4

F. Definisi Oprasional.................... 5

G. Kegunaan Penelitian ................... 5

BAB II AJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJAR

-

AN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK.. . 6

A. Konsepsi Metode Pengajaran ........... 6

B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Certa” 7

Page 11: PTK LENGKAP

C. Konsepsi Kemandirian ....... 8

BAB III METODE PENELITIAN ................... 9

A. Pendekatan Penelitian ....... 9

B. Model Penelitian .......... 10

C. Rancangan Penelitian ......... 14

D. Data dan Sumber Data Penelitian 14

E. Teknik Analisis Data ......... 14

F. Alokasi Penelitian..................... 15

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..... 16

A. Siklus I ............................. 16

B. Siklus ............................... 21

BAB V PEMBAHASAN ............................ 22

A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan

Alat Peraga

Celemek Cerita ........................ 22

B. Gambaran Kemandirian Anak TK Kelompok

A .............................................. 24

C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan

Alat Peraga

v

vi

Page 12: PTK LENGKAP

“Celemek Cerita dalam Meningkatkan Kemandirian

Anak................................... 24

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..................... 26

A. Kesimpulan ............................ 26

B. Saran ....................... 27

DAFTAR PUSTAKA ................................. 28

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

vii

Page 13: PTK LENGKAP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan

pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “belajar

sambil bermain, bermain seyara belajar”. Berangkat dari

sinilah pembelajaran yang ada di TK harus dicermati,

sehinga apa yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih

mandiri dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak

bisa tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat

akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal.

Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah

metode bercerita, permainan bahasa, sandiwara boneka,

bercakap-cakap, dramatisasi, bermain peran, karya

wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan

terbuka, dan pemanasan atau apersepsi

Tiap-tiap metode tentu mempunyai tujuan secara

khusus sekalipun kadang-kadang antara metode yang satu

dengan metode yang lain mempunyai tujuan yang sama. Hal

Page 14: PTK LENGKAP

itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang

Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak” yang

dijelaskan:

Metode bercerita mempunyai tujuan melatih daya

tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi,

membantu perkembangan fantasi, menciptakan suasana

menyenangkan, dan akrab di kelas.

Metode permainan bahasa mempunyai tujuan anak

mengerti apa yang dikatakan kepadanya, anak pandai

memusatkan perhatiannya pada apa yang didengarnya, anak

pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya,

dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain.

Metode sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih

daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya

konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu

perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi,

dan menciptakan suasana senang di kelas.

Metode bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan

kecakapan dan keberanian, menyampaikan pendapat kepada

1

2

Page 15: PTK LENGKAP

orang lain, memberi kesempatan untuk berekspresi secara

lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan mengembangkan

intelegensi.

Metode dramatisasi mempunyai tujuan memberi

kesempatan yang sebaik-baiknya kepada anak untuk

mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan meniru.

Metode mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk

persamaan irama dan perasaan estetis, memperkaya

perbendaraan kata, dan melatih daya ingatan.

Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya

tangkap, melatih daya konsentrasi, melatih membuat

kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu

perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.

Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal

lingkungan secara langsung membantu perkembangan

intelegensi, dan menambah perbendaraan bahasa.

Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan

metode demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka,

Page 16: PTK LENGKAP

maupun metode pemanasan atau apersepsi masing-masing

tentu mempunyai tujuan khusus.

Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau

pilihan dalam setiap melakukan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh setiap

pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan

metode yang telah ditentukan melenceng atau tidak sesuia

dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini misalkan

metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan

unik akan merangsang siswa untuk betul-betul

memperhatikan setiap apa yang akan disampaikan oleh

pengajar atau guru.

Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat

melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain adalah suatu

harapan bagi semua pihak baik dari pihak sekolah maupun

pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian

adalah suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki

oleh setiap anak. Agar tidak selalu bergantung pada

orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat

3

Page 17: PTK LENGKAP

berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.”

(Tim.1996:555). Oleh karena itu metode bercerita dengan

menggunakan alat peraga clemek cerita adalah sebuah

pilihan yang tepat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan

menggunakan alat peraga clemek cerita di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo?

2. Sejauh manakah kemandirian anak kelompok A di TK

Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanagom Sidoarjo

3. .Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan

menggunakan alat peraga clemek cerita anak kelompok

A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom

Sidoarjo dalam meningkatkan kemandirian anak?

4

Page 18: PTK LENGKAP

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat

pegaga clemek cerita di TK Aisyiyah Athfal I

Pucanganom Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui kemandirian anak TK kelompok A di

TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan

alat peraga clemek cetita dalam meningkatkan

kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.

D. Hipotesis

Berdasar atas rumusan masalah sebagai mana di atas

dapat dirumuskan hipotesis sebagai beriku:

Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan

alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian

anak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I

Pucanganom Sidoarjo.

Page 19: PTK LENGKAP

E. Lingkup Penelitian

Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka

pembahasan hanya difokuskan pada penggunaan metode

pmbelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga

celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak TK

kelompok A. Penelitian ini dilakukan di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.

F. Definisi Oprasional

Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam

penelitian ini diperlukan pendefinisian hal-hal sebagai

erikut:

1. Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di TK

Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom

Sidoarjo adalah pengembangan atau variasi dari

metode bercerita di bidang pengembangan kemampuan

berbahasa di Taman Kanak-Kanak yang menggunakan alat

peraga tidak langsung, yakni benda tiruan, gambar

5

Page 20: PTK LENGKAP

guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek

yang terbuat dari kain flannel.

2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian

ini adalah siswa dapat melakukan sesuatu yakni dapat

memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain

atau guru (pada saat di sekolah).

G. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat

memperbanyak atau memperkaya tentang variasi metode

pengajaran bercerita dengan penggunaan alat peraga

tidak langsung di bidang pengembangan kemampuan

berbahasa di taman kanak-kanak..

2. Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

para pengajar dalam rangka untuk memberikan variasai

pengajaran agar tidak menjenuhkan.

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK CERITADAN KEMANDIRIAN ANAK

Page 21: PTK LENGKAP

A. Konsepsi Metode Pengajaran

“Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat

umum dan luas yang digunakan untuk mencapai suatu

tujuan.” (Surahman, 1978: 121).

Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan,

cara mengajar atau mengajarkan; 2 perihal mengajar;

segala sesuatu mengenai mngajar.” (Tim. 1996: 13).

Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara

utama yang bersifat umum dan luas dalam melakukan proses,

perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan untuk mencapai

suatu tujuan.

Metode pengajaran di TK amatlah banyak. Sebagaimana

yang telah dituangkan oleh peneliti pada bagian latar

belakang. Adapun metode-metode yang dimaksudkan adalah:

1. Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan

kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas

berdasarkan petunjuk langsung yang telah

dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami

secara nyata dan melaksanakan secara tuntas. Tugas

Page 22: PTK LENGKAP

dapat diberikan secara berkelompok ataupun

individual.

2. Metode proyek, yaitu metode yang memberikan

kesempatan pada anak untuk menggunakan alam sekitar

dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan

pembahasan melalui berbagai kegiatan.

3. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung

ke objek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan

yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak.

4. Metode bermain peran, yaitu permainan yang

memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak

sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi)

dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang

dilaksanakan.

5. metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau

memeragakan suatu objek atau proises dari suatu

kejadian atau peristiwa.

7

6

Page 23: PTK LENGKAP

6. Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan

menyampaikan cerita atau memberikan penerangan

secara lisan.

7. Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan

beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang

menuntut integrasi di antara para pemerannya.

8. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-

cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan

anak, atau anak dengan guru.

B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celmek Cerita”

“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannyakegiatan ini dipergunakan alat peraga dengan maksuduntuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yangtepat mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita.Dengan demikian dapat dihindarkan bahwa tanggapanfantasi anak terlalu menyimpang dari apa sebenarnyayang dimaksud oleh guru.Alat peraga yang dipergunakan, yaitu:1. Alat peraa langsung (binatang atau benda yang

sebenarnya).2. Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan,

gambar terlepas atau dalam buku dan guntingan-guntingan yang ditempelkan pada papan flannel.(Saleh, 1988: 9).

Page 24: PTK LENGKAP

Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa

pengajaran dengan clemek cerita adalah bentuk-bentuk

bercerita yang merupkan dari metode pengajaran dengan

alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memekai

clemek yang terbuat dari kain planel dengan ditempeli

gambar-gambar sesuai dengan cerita yang bisa dipasang dan

dilepas sesuai dengan kebutuhan.

C. Konsepsi Kemandirian

Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri

sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996:

555).

Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi

Tinggi dan Percaya Diri” dijelaskan anak disebut mandiri

apabila :

1. Mampu memberikan keputusan sendiri. 2. Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.3. Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri.4. mampu mengerjakan tuga kesehariannya sendiri.5. tidak bergantung pada orang lain.(Racman,

2005:3).

8

Page 25: PTK LENGKAP

Banyak sekali anak usia TK kelompok A utamanya yang

segala sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang

lain. Semua aktivitas selalu masih harus dibantu orang

lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, ayah,

nenek, atau pembantu. Misalkan anak ingin memakai

sepatu, anak masih harus dibantu mencari sepatu di mana

berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada saat

anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan

segala hal sampai baju tersebut betul-betul terpakai.

Anak yang masih demikian, yakni masih sangat tergantung

kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau

melakukan setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri

sendiri adalah anak yang belum mandiri.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Page 26: PTK LENGKAP

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

sesuai dengan sifat penelitian adalah pendekatan

kualitatif karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan

deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di

dalamnya; bukan menggunakan numeric statistik.

“Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan,

berperan serta (partisipant observation), dan wawancara

pendalaman (indepth interview) sebagai

instrumen.”(Bogdan, 1982:13)

:Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan

berupa angka-angka, melainkan data tersebut mungkin

berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen

pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.”

(Moleong, 19993:5).

Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian

sendiri atau dengan bantuan orang lain akan berperan

sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti disebut

instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin

dan giat untuk menggali beberapa informasi dan sekaligus

Page 27: PTK LENGKAP

peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis, dan

pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17).

B. Model Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

Rangkaian tindakan akan melalui tahapan-tahapan, yakni

tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, analisis dan

refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir

kegiatan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode cerita dengan penggunaan

alat peraga clemek cerita untuk menarik perhatian siswa

pada saat pembelajaran.

C. Rancangan Penelitian

Siklu

s I

Perencanaan

Identifikasi

masalah dan

penetapan

- Menentukan tema

- Membuat satuan kegiatan harian

- Mempersiapkan alat peraga/sumber

belajar

9

10

Page 28: PTK LENGKAP

alternatif

masalah

- Menyiapkan instrumen observas1

Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan

mnggunakan alat peraga celemek

cerita yang bergambar anak pandai

memakau sepatu dan anak pandai

memapakai baju. Secara bergantian

sesuai dengan kebutuhan.

- Mengelompokkan anak dari anak 30

menjadi dua kelompk.

- Mempraktikkan memakai baju

- Mempraktikkan memakai sepatu

Pengamatan - Melakukan observasi dengan

menggunakan format data observasi

tindakan kelas dengan kreteria

penilaian

- 1 : belum mampu

- 2 : mampu dengan bantuan

11

Page 29: PTK LENGKAP

- 3 : mampu tanpa bantuan

- 4 : mampu melebihi program guru

Refeksi - Objek penelitian sebanyak 30 anak

dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran konsentrasi anak tidak

bisa makksimal

-Pelaksanaan kegiatan kelompok

praktik memakai sepatu dan baju,

belum berhasil secara maksimal.

Siklu

s II

Perencanaa - menentukan tema

- membuat satuan kegiatan harian

-mempersiapkan alat peraga clemek

cerita, bergambar anak pandai

memakai sepatu dan anak pantai

memakai baju.

- menyiapkan intrumen observasi

Tindakan - melaksanakan pengajaran dengan

menggunakan alat peraga, clemek

cerita, gambar-gambar sesuai dengan

Page 30: PTK LENGKAP

yang diharakan, dan sepatu sejumlah

objek penelitian 30 anak.

- Mengeklompokkan anak menjadi tiga

kelompok dengan tiap kelompok

sepuluh anak.

- Mempraktikkan memakai baju, dan

mempraktikkan memakai sepatu.

Pengamatan - Melakukan observasi dengan

menggunakan format data observasi

tindakan kelas dengan krteria

penelaian

-1. ; sama sekali belum mampu

-2. ; mampu dengan bantuan

- 3. : mampu tanpa bantuan

- 4. : mampu melebihi program guru

Refleksi - Objek penelitian sebanyak 30

anak (satu kelas)

- Melaksanakan kegiatan kelompok

praktik memakai spatu dan memakai

12

Page 31: PTK LENGKAP

baju.

Perencanaan - Menentukan tema

- Membuat satuan kegiatan harian

- Mempersiapkan alat peraga clemek

cerita yang bergambar sepatu dan

baju.

- Anak dipersipkan masuk kamar

mandi

Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan

menggunakan alat peraga clemek

cerita yang bergambar sesuai dengan

harapan.

- Mengelompokkan anak menjadi tiga

kelompok d

- Anak berdiskusi

- Anak mempraktikkan memakai sepatu

dan mempraktikkan memakai baju.

Pengamata - Mengumpulkan data observasi

Refleksi - Objek penelitian 30 anak satu

13

Page 32: PTK LENGKAP

kelas

- Pengumpulan data observasi

- Rekapitulasi nilai

- Menentukan keberhasilan

penelitian

- Praktik memakai sepatu sendiri

dan memekai baju sendiri.

D. Data dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berupa catatan-catatan, rencana atau persiapan mengajar,

laporan, dan dokumen-dokumen lain yang ada hubungannya

dengan penelitian ini. Adapun sumber data dalam

penelitianm ini adalah guru dan siswa TK Aisyiyah

Bustanul Athfal I kelompok A Pucanganom Sidoarjo.

Page 33: PTK LENGKAP

E. Teknik Analisis Data

Dalam penganalisisan data ini peneliti menggunakan

model deskripsi. Deskripsi bertujuan untuk

mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang ada

sebagaimana pernyataan, “Deskripsi digunakan apabila

bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan

peristiwa dan kejadian yang ada sesuai dengan apa

adanya.” (Sudjana, 1987:53). Deskripsi yang dimaksudkan

dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data secara

objektif, apa adanya yang terdapat dalam TK Aisyia

Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo baik dari segi

persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, proses

selama pembelajaran pembelajaran, maupn evaluasi

pembelajarnnya.

F. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah

TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Jalan Raden

Patah nomor 77 kecamatan sidoarjo kabupaten Sidoarjo

14

Page 34: PTK LENGKAP

Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada

hasil observasi lbahwa lokasi tersebut sangat strategis

dan mudah di jangkau karena terletak di tengah kota.

Selain itu sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap

bermutu dan difavoritkan oleh masyarakat, sehingga animo

masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya sangat-

sangatlah tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan pada

setiap penerimaan siswa baru banyak sekali yang datang

dari luar kecamatan sidoarjo harus siap bersaing antara

satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima

karena kapasitas yang tersedia sangat terbatas. Sekalipun

dalam kegiatan sehari-harinya dalam kegiatan

pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum bisa

mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan

dirinya sendiri. Misalkan anak masih harus dibantu

memakai sepatu, yang seharusnya sudah tidak perlu

dibantu lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain

misalkan memakai baju, anak masih mencari guru-gurunya

untuk membantu memakaikan. Oleh karena itu perlu adanya

Page 35: PTK LENGKAP

variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup, dan

tidak menjenuhkan.

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Berdasar atas observasi dan hasil diskusi guru atau

pengajar kelompok A di TK Aisyia Bustanul Athfal I

Pucanganom Sidoarjo ternyata pada umumnya masih banyak

yang terfokus pada petunjuk-petunnjuk atau teknik-teknik

yang telah ada pada buku-buku pedoman ke-TK-an. Hal

tersebut sebetulnya sudah bagus. Akan tetapi untuk

mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru

harus kaya dengan metode pembelajaran dan kaya dalam

mengoptimalkan penggunaan alat peraga, sehingga hasil

pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih

mandiri bisa tercapai sesuai dengan harapan.

Agar permasalahan keterpakuan penggunaan alat peraga

sangat bergantung pada buku-buku yang ada akhirnya

Page 36: PTK LENGKAP

menimbulkan kejenuhan segera dapat teratasi, salah

satunya adalah perlunya adanya pengayaan metode bercerita

dengan penggunaan alat peraga celemek cerita.

Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu

siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terbagi

atas bagian-bagian, yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi dan masing-masing bagian terbagi

atas beberapa bagian lagi.

A. Siklus I

1. Perencanaan

Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek

penelitian juga sebagai objek penelitian, yang

dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek

penelitian selain peneliti sendiri juga terdapat

guru lain. Oleh karena itu pemahaman konseptual

sampai dengan persiapan-persiapan administrasi

pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun yang

perlu dipahami dan disiapkan adalah penentuan tema

yang harus diajarkan, kemudian pembuatan program

15

Page 37: PTK LENGKAP

mingguan, dilanjutkan dengan satuan kegiatan harian,

setelah itu persiapan alat peraga atau sumber

belajar yang dalam bagian alat peraga ini harus

diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni

“celemek cerita”, sedangkan selanjutnya adalah

persiapan instrumen observasi.

2. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini

dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Dalam

pembelajaran ini selalu menggunakan alat peraga

celemek cerita dengan gambar anak pandai memakai

sepatu dan anak pandai memakai baju.

Pertemuan I

Guru bercerita tentang anak yang memakai sepatu dan

baju

16

Page 38: PTK LENGKAP

Pertemuan II

Mengelompokkan anak 30 menjadi dua kelompok. Masing-

masing kelompok ada 15 anak.

Pertemuan III

Pemberian contoh pemakaian sepatu dan pemakain baju

dari masing-masing kelompok dua anak.

Pertemuan IV

Guru memandu kepada anak secara bersama-sama untuk

memakai sepatu dan baju yang benar.

3. Pengamatan

Pertemuan I

Melaksanakan observasi dengan menggunakan format

data obserfasi tindakan kelas dengan kreteria

penilan sebagai berikut:

1 = belum mampu

17

Page 39: PTK LENGKAP

2 = mampu dengan bantuan

3 = mampu tanpa bantuan

4 = mampu melebihi program guru

Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang

anak memakai sepatu dan memakai baju dengan

menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak

mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan

dipandu oleh dua guru dengan jumlah 30 murid.

Hasilnya anak masih belum mampu.

Pertemuan II

Setelah guru bercerita di depan anak dengan

menggunakan celemek cerita yang ditempeli gambar

anak pandai memakai sepatu dan gambar anak pandai

memakai baju, anak disuruh mempraktikkan memakai

sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru

dari 30 murid yang dikelompokkan menjadi dua

kelompok, masing-masing kelompok 15 anak, hasilnya

anak mampu, tetapi masih dengan bantuan.

18

Page 40: PTK LENGKAP

Pertemuan III

Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu

dan memakai baju dengan menggunakan alat perga

celemek cerita bergambar anak mempraktikkan memakai

sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru

dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi tiga

kelompok. Masing masing kelompok terdiri atas 10

anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan

bantuan guru.

Pertemuan IV

Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu

dan memakai baju dengan menggunakan alat peraga

celemek cerita bergambar anak pandai memakai sepatu

dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya

anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan

memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan

pengelompokkan dari 30 murid menjadi enam kelompok

Page 41: PTK LENGKAP

masing-masing kelompok lima anak, hasilnya anak

mampu melakukan tanpa bantuan.

4. Refleksi

Peertemuan I

Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan

pembelajaran konsentrasi anak tidak bisa maksimal,

sehingga pelaksanaan kegiatan praktik memakai baju

dan memakai sepatu belum berhasil.

Pertemuan II

Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan

memakai sepatu dapat dikatakan anak masih belum

mampu meskipun sudah dikelompokkan dua kelompok dari

tiga puluh anak.

Pertemuan III

Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan

memakai sepatu sudah mulai mampu, meskipun masih

19

Page 42: PTK LENGKAP

dengan bantuan guru. Adapun pembagian kelompoknya

adalah 30 murid dikelompokkan menjadi tiga kelompok,

yang masing-masing kelompok terdiri atas 10 anak.

Pertemuan IV

Dalam pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai

sepatu dan memakai baju ternyata anak mampu tampa

bantuan guru dari 30 murid. Sedangkan pembagian

kelompoknya adalah dibagi menjadi enam kelompok,

yang masing-masing kelompok terdiri atas lima anak.

B. Siklus II

Siklus kedua ini sistematika yang peneliti gunakan

sama; tidak jauh berbeda dengan siklus pertama. Pada

siklus ini juga terdapat empat tahapan, yaitu tahap

persiapan, tahap tindakan. tahap pengamatan, dan tahab

refleksi. Pada tiap-tiap tahap tebagi atas beberapa

pertemuan. Adapun perbedaan yang paling signifikan dari

siklus II bila dibandingkan dengan siklus I adalah pada

20

Page 43: PTK LENGKAP

penekanan kualitas hasil, pada siklus I kemandirian anak

masih tergolong longgar, yakni yang penting anak mau

memakai sepatau atau baju dan waktu yang digunakan tidak

mutlak sebagai tolok ukur, Sedangkan pada siklus II

kualitas kemandirian dan keterampilan adalah sebagai

titik tekan yang utama.

BAB VPEMBAHASAN

Page 44: PTK LENGKAP

Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang

penggunaan celemek cerita dalam rangka untuk meningkatkan

kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyyah Bustanul

Athfal I Pucanganom – Sidoarjo, peneliti akan memaparkan

gambaran tentang metode pembelajaran bercerita dengan

alat peraga celemek cerita, gambaran kemandirian anak TK

kelompok A, dan gambaran pembelajaran bercerita dalam

rangka untuk meningkatkan kemandirian anak.

A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat

Peraga “Celemek Cerita”

Guru mengajar dengan memakai celemek cerita yang

ditempeli gambar anak yang pandai memakai sepatu dan

gambar anak yang pandai memakai baju. Penempelan gambar

tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar

yang ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai

sepatu dan yang selanjutnya adalah gambar anak yang

pandai memakai baju. Pada awal masuk ini guru hanya ingin

menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran

21

Page 45: PTK LENGKAP

segera terkondisikan. Untuk menguji apakah anak-anak

secara mayoriotas atau minoritas sudah bisa memakai

sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa

banyak komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu

atau baju. Akan tetapi guru secara langsung

memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang

dikenakan kemudian memakainya kembali. Selain itu guru

juga memerintahkan agar anak memakai baju yang telah

disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat diketahui dari 30

anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang

bisa memakai baju hanya 1 anak. Cara tersebut tampaknya

kurang berhasil, maka selanjutnya cara yang digunakan

oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan baju tanpa

bantuan orang lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu

memanggil dua anak ke depat sebagai peragaan untuk

mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju

secara bergantian dengan bantuan seorang guru.. Setelah

itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan mempraktikkan

cara memakai sepatu dan cara memakai baju. Dari 30 anak

Page 46: PTK LENGKAP

yang disuruh untuk memakai sepatu dan memakai baju 12

anak yang bisa memakai sepatu 10 anak yang bisa memakai

baju. Cara mempraktikan memakai sepatu dan memakai baju

ini diulang-ulang sampai sdengan empat kali dan hasi

akhir menunjukkan dari 30 anak yang bisa memakai sepatu

30 anak dan anak yang bisa memaskai baju 30 anak.

Penggunaan celemek cerita dipakai oleh guru sejak

sebelum masuk ke dalam kelas, sehingga masuk ke kelas

guru sudah dalam keadam memakai celemek cerita dengan

masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal

agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar

segera terkondisikan.

Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga

celemek cerita ini bermacam-macam. Ada yang melihat saja

dari kejauhan sambil memperhatikan gerak-gerik gurunya,

ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan

gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O,

gambar orang dan ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa

22

Page 47: PTK LENGKAP

Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini Ibu masak ya?”

“Mengapa Ibu memakai celemek?” dan lain-lain.

B. Gambaran Kemandirian Anak TK Kelompok A

Berdasarkan pengamatan anak kelompok A TK Bustanul

Athfal I Puanganom sidoarjo pada saat kegiatan belajar

dapat dilihat dari 30 anak yang bisa memakai sepatu dan

memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah

dua anak memakai sepatu dan satu anak memakai baju. Hal

tersebut terjadi pada pertemuan pertama. Sedangkan pada

pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa memakai sepatu

dua belas anak anak dan yang sudah bisa memakai baju 10

anak. Pada pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai

sepatu 25 anak dan anak yang sudah bisa memakai baju 24

anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak yang bisa

mmakai sepatu 30 anak dan yang bisa memakai baju 30

anak.

23

Page 48: PTK LENGKAP

C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat

Peraga “Celemek Cerita” Dalam Meningkatkan Kemandirian

Anak

Penggunaan metode bercerita dengan alat peraga

celemek cerita dalam meningkatkan kemandirian anak dapat

dilihat pada BAB V bagian A dan bagian B pada awalnya 30

anak memakai sepatu dan baju masih harus dibantu oleh

guru karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan

yang bisa memakai baju hanya satu anak. Akan tetapi

setelah menggunakan metode bercerita dengan dibantu alat

peraga celemek cerita 100 persen bisa mandiri. Artinya

dari 30 murid yang bisa memakai sepatu 30 murid, begitu

juga yang bisa memakai baju 30 murid.

Perkembangan keberhasilan metode bercerita dengan

penggunaan alat peraga celemek cerita dari 30 murid TK

Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo yang

diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil yang Dicapai 24

Page 49: PTK LENGKAP

No.Pertemuan Siswa

yang bisamemakaisepatu

PresentsiKeberhasi

lan

Siswayang bisamemakaibaju

Presentasi

Kebehasilan

1 Pertemuan

I

2 6 % 1 3 %

2 Pertemuan

II

12 36 % 10 30 %

3 Pertemuan

III

25 75 % 24 72 %

4 Pertemuan

IV

30 100 % 30 100 %

Page 50: PTK LENGKAP

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

A. KEIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga

celemek cerita yang dilakukan di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal I Pucangonom sidoarjo dalam rangka

untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu

pilihan yang tepat dan cermat.

Page 51: PTK LENGKAP

2. Kemandirian anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul

Athfal I Pucanganom Sidoarjo masih perlu

ditingkatkan, karena tingkat kemandirian mereka

untuk melakukan sesuatu sehari-hari untuk

kepentingan diri sendiri masih sangat rendah. Hal

itu dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu

masih harus dibantu oleh guru, begitu juga memakai

baju anak masih harus dibantu oleh guru.

3. Metode Pembelajaran Bercerita dengan alat peraga

celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak,

hal ini dapat dilihat dari paparan data perkembangan

dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat

perkembangan secara signifikan. Dapat dengan jelas

dilihat dari kemandirian anak yang semula hanya

mencapai 6% untuk anak yang memakai sepatu dan 3%

untuk anak yang memakai baju. Dengan penggunaan

metode tepat dan cermat akhirnya baik memakai sepatu

maupun baju berubah menjadi 100%.

25

Page 52: PTK LENGKAP

B. SARAN

1. Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar

harus pandai-pandai memilih metode yang tepat dan

cermat dalam setiap melaksanakan kegiatan belajar

megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan

penggunaan alat peraga yang ada dalam buku, maka

pada giliran selanjutnya adalah siswa merasa bosan

dan jenuh karena metode yang digunakan oleh guru

monoton.

2. Semoga TK Aisyiyah Bustanul Athfal I minimal bisa

mempertahankan metode-metode yang cermat dan tepat

dalam setiap melaksanakan kegiatan pembelajarannya

dan lebih baik lagi bila selalu berusaha dan belajar

untuk meningkatkan demi kebaikan bersama.

26

Page 53: PTK LENGKAP

DAFTAR PUSTAKA

Moleong, Lekxy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif .

Bantung: PT Remaja.

Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi

tinggi, dan Percaya Diri. Jakarta: Nikita.

Sujana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah

– Skripsi – Tesis – disertasi) Jakarta: Sinar Baru Algensindo.

Surahmad, Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh.

Bandung: Tarsita

Saleh, Chasman. 1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan

kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Tim. 1996. Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di

Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan. Dan

Kebudayaan.

Page 54: PTK LENGKAP

Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan Keterampilan di Taman

Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Tim. 1997. Mendidik Kusus Pengembangan Daya Pikir di Taman

Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

27

Page 55: PTK LENGKAP
Page 56: PTK LENGKAP

DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama AnakJenis Kegiatan

Keterangan

DapatMemakaiSepatu

DapatMemakaiBaju

1 2 3 4 1 2 3 41 M. Syeikhul Islam

Alakbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila

Page 57: PTK LENGKAP

29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna MaulidiaKreteria Nilai: Sidoarjo, 29 September 20061 : belum mampuGuru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guruEvi Nurul Hamida, S.Pd.I.

Page 58: PTK LENGKAP

DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama AnakJenis Kegiatan

Keterangan

DapatMemakaiSepatu

DapatMemakaiBaju

1 2 3 4 1 2 3 41 M. Syeikhul Islam

Alakbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila

Page 59: PTK LENGKAP

29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna MaulidiaKreteria Nilai: Sidoarjo, 03 November 20061 : belum mampuGuru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guruEvi Nurul Hamida, S.Pd.I.

Page 60: PTK LENGKAP

DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama AnakJenis Kegiatan

Keterangan

DapatMemakaiSepatu

DapatMemakaiBaju

1 2 3 4 1 2 3 41 M. Syeikhul Islam

Alakbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila

Page 61: PTK LENGKAP

29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna MaulidiaKreteria Nilai: Sidoarjo, 10 November 20061 : belum mampuGuru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guruEvi Nurul Hamida, S.Pd.I.

Page 62: PTK LENGKAP

DATA OBSERVASIPENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama AnakJenis Kegiatan

Keterangan

DapatMemakaiSepatu

DapatMemakaiBaju

1 2 3 4 1 2 3 41 M. Syeikhul Islam

Alakbar2 Rusdian Ahmad Atrisa3 M. Haswin Alrasi4 M. Raikhan5 Asfah Asfiak6 Bagas kukuh Priambodo7 Evan Raikhan Refendi8 Figuh Rixki Ananda9 Lintang Samudra T10 Fahmi bdul Azis11 M. Rizal Aulia R.12 M. Rafi Fahruddin13 Kevin14 Yuen Sello P.15 Hijar Habibullah16 Aulia Rahmah S.17 Jihan Sabita18 Nabila Yasmin19 Rahmah Dini20 Safana Safia Putri21 Salsabila Laliatul F.22 Aninda Fadillah23 Annisa Cahya Fatikah24 Aura Hawa Mega Mustika25 Dea Putri Marita26 Nadira Safa Mediati27 Rania Ikdatul N.28 Karina Salsabila

Page 63: PTK LENGKAP

29 Hilfia Faradika Sasmi30 Nadia Hasna MaulidiaKreteria Nilai: Sidoarjo, 15 November 20061 : belum mampuGuru Kelompok A2 : mampu dengan bantuan3 : mampu tanpa bantuan4 : mampu melebihi program guruEvi Nurul Hamida, S.Pd.I.

Page 64: PTK LENGKAP

FOTO-FOTO KEGIATAN

Page 65: PTK LENGKAP

Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakanSiklus I

FOTO-FOTO KEGIATAN

Page 66: PTK LENGKAP

Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakanSiklus II