Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Latar Belakang Masalah Peranan matematika sebagai ilmu pasti sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai ilmu pasti baik yang bersifat matematika murni maupun matematika terapan, mempunyai peranan yang sangat dominan dalam berbagai aktivitas manusia. Oleh karena itu matematika merupakan mata pelajaran utama di sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar maupun tingkat atas. Tetapi kenyataan yang ada di lapangan, banyak problematika yang di keluhkan para guru sekolah dasar sehubungan dengan pelajaran matematika. Keluhan tersebut pada umumnya sama, yaitu tentang rendahnya hasil belajar siswa baik pada saat tes formatif, tes pada tengah semester maupun pada saat siswa menempuh tes semester atau juga pada saat ujian. Problematika di atas juga terjadi pada SD Negeri Sidowayah 1, khususnya bagi siswa kelas III. Berdasar hasil analisis evaluasi, dari sejumlah 21 siswa pada umumnya masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal. Rendahnya hasil
48

PTK MATEMATIKA KLS V

Jul 03, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PTK MATEMATIKA KLS V

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Latar Belakang Masalah

Peranan matematika sebagai ilmu pasti sangat erat kaitannya

dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai ilmu pasti baik yang

bersifat matematika murni maupun matematika terapan, mempunyai

peranan yang sangat dominan dalam berbagai aktivitas manusia. Oleh

karena itu matematika merupakan mata pelajaran utama di sekolah-

sekolah mulai dari tingkat dasar maupun tingkat atas. Tetapi kenyataan

yang ada di lapangan, banyak problematika yang di keluhkan para guru

sekolah dasar sehubungan dengan pelajaran matematika. Keluhan tersebut

pada umumnya sama, yaitu tentang rendahnya hasil belajar siswa baik

pada saat tes formatif, tes pada tengah semester maupun pada saat siswa

menempuh tes semester atau juga pada saat ujian.

Problematika di atas juga terjadi pada SD Negeri Sidowayah 1,

khususnya bagi siswa kelas III. Berdasar hasil analisis evaluasi, dari

sejumlah 21 siswa pada umumnya masih berada di bawah kriteria

ketuntasan minimal. Rendahnya hasil belajar tersebut adalah sebagai

akibat penalaran anak terhadap materi masih bersifat abstrak.

Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan

kontekstual ini guru memberikan kesempatan secara luas kepada siswa

untuk berperan langsung secara aktif dalam pembelajaran dengan melalui

pengamatan, pemecahan masalah secara kelompok serta diskusi klasikal.

Pembelajaran matematika volume bangun ruang di kelas III pada

dasarnya merupakan mata pelajaran yang berkesinambungan. Tetapi pada

kenyataannya pembelajaran tentang menjumlah bilangan bulat positif dan

negatif yang selama ini dilaksanakan oleh guru ternyata belum

menunjukkan hasil sesuai dengan harapan. Hal tersebut dapat dilihat dari

hasil belajar siswa pada saat ulangan harian, banyak siswa kelas III SD

Negeri Sidowayah 1 yang mendapat nilai kurang dari 6 (enam).

Page 2: PTK MATEMATIKA KLS V

2

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan pada umumnya siswa masih

belum memahami konsep materi pelajaran yang sedang dipelajari. Oleh

karena itu guru perlu mengkaji latar belakang kurang berhasilnya guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, pengkajian tersebut dapat

berupa latar belakang siswa, situasi dan kondisi saat pembelajaran

berlangsung, metode dan strategi pembelajaran yang diterapkan guru saat

menyajikan materi. Dengan mengetahui berbagai masalah yang dijumpai

dalam pembelajara tersebut, sebagai guru yang profesional tentu akan

segera memperbaiki cara penyampaian materi pembelajaran dengan

mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran, memanfaatkan

alat peraga maupun sikap atau cara guru dalam menyampaikan

pembelajaran, memperbaiki strategi pembelajaran dengan berbagai

tindakan.

Sekarang figur yang bijaksana Guru dituntut untuk menepis

anggapan bahwa matematika merupakan suatu mata pelajaran yang sangat

rumit, sukar dan manakutkan. Hal tersebut dapat terlaksana bila dalam

proses pembelajaran guru menggunakan model dan strategi pembelajaran

yang selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif,

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan karena anak

dilibatkan secara langsung dan anak memahami materi yang sedang

dipelajarinya melalui proses yang dialami sendiri.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian di atas maka beberapa permasalahan

secara khusus dapat kami identifikasi sebagai berikut :

a. Bahwa rata-rata siswa kurang menyenangi mata pelajaran matematika

b. Penanaman konsep pembelajaran tidak dapat tertanam secara kuat

pada siswa

3. Analisis Masalah

Faktor penyebab masalah di atas kemudian dianalisis untuk

bahan kajian selanjutnya yaitu sebagai berikut :

a. Pada saat proses pembelajaran siswa merasa tidak tertarik dan jenuh

karena siswa kurang menyenangi mata pelajaran matematika

Page 3: PTK MATEMATIKA KLS V

3

b. Siswa merasa kesulitan untuk memahami materi pelajaran yang

disampaikan guru

c. Guru berusaha untuk memperbaiki pembelajaran agar siswa mampu

memahami materi pelajaran yang sedang dipelajarinya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah,

“Apakah dengan melalui penerapan metode diskusi dapat meningkatkan

hasil belajar Matematika menjumlahkan dan membandingkan bilangan

pecahan bagi siswa kelas III SD Negeri Sidowayah 1, Kecamatan

Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun 2010?”

C. TUJUAN PERBAIKAN PEMBALAJARAN

Tujuan dari perbaikan pembelajaran ini adalah :

1. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika-menjumlah bilangan bulat

positif dan negatif

2. untuk meningkatkan hasil belajar matematika menjumlahkan dan

membandingkan bilangan pecahan melalui penerapan metode diskusi bagi

siswa kelas III SD Negeri Sidowayah 1 pada tahun 2010.

D. MANFAAT PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Perbaikan pembelajaran 1 ini diharapkan bermanfaat khususnya :

1. Bagi siswa

a. Siswa memahami maksud dan tujuan proses pembelajaran yang sedang

diikutinya

b. Siswa berkesempatan untuk aktif dalam proses pembelajaran

c. Siswa berpengamatan secara langsung pada materi pelajaran yang sedang

dipelajarinya

d. Penanaman konsep pelajaran akan tertanam kuat karena kesan siswa

terhadap materi tidak bersifat abstrak

e. Siswa menyenangi mata pelajaran Matematika

f. Hasil Belajar meningkat

Page 4: PTK MATEMATIKA KLS V

4

2. Bagi Guru

a. Guru mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang cara penyampaian

materi pelajaran matematika melalui penerapan metode diskusi.

b. Guru mampu meningkatkan hasil belajar siswa melalui proses

pembelajaran yang bersifat mengaktifkan siswa melalui kegiatan diskusi.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah termotivasi untuk lebih melengkapi media pembelajaran dan alat

peraga lainnya yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran

Matematika.

b. Mutu sekolah semakin meningkat

c. Sekolah semakin dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat untuk

menyekolahkan putra putrinya.

Page 5: PTK MATEMATIKA KLS V

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. HAKEKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Dalam pembahasan suatu masalah terlebih dahulu kita harus

memahami pengertian atau definisi masalah yang akan dibicarakan.

Pengertian masalah dari kejelasan pengertiana yang mementukan langkah

selanjutnya dalam membicarakan arti batasan masalahberikut ini diuraikan

tinjauan masalah berkenaan dengan upaya penigkatan hasil belajar

matematika pecahan sederhana.

1. Pengertian Pembelajaran

Beberapa pengertian pembelajaran secara luas menurut para ahli

pendidikan :

a. Wilbor Schramm (Modul UT, 2004) melihat alat peraga dalam

pendidikan sebagai suatu teknik untuk menyampaikan pesan, oleh

sebab itu dia mendifinisikan alat peraga menjadi “komponen sumber

dia mendifinisikan alat peraga komponen sumber belajar dilingkungan

siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”. (hal. 7-3)

b. Yusuf Hadi Miarso (Modul UT, 2004) melihat alat peraga secara

makro dalam keseluruhan system pendidikan, sehingga difinisinya

berbunyi “Segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses

belajar”. (hal. 7-3)

2. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika kelas III tahun pelajaran 2009/2010 telah

menggunakan Kurikulum 2007 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan atau KTSP. Namun demikian karena matematika

merupakan ilmu yang bersifat pasti, maka pembelajaran matematika di

Kelas III untuk periode tahun 2009/2010 tidak jauh berbeda bila

menggunakan Kurikulum lama maupaun kurikulum baru yang telah

diterapkan saat ini.

Pelaksanaan proses pembelajaran matematika adalah untuk hasil

belajar yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran.

Page 6: PTK MATEMATIKA KLS V

6

Secara umum proses belajar dan mengajar akan mendapatkan hasil secara

maksimal apabila guru memperhatikan beberapa aspek pendukung.

Pengelolaan waktu untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu

diorganisasikan dengan sebaik-baiknya agar proses pembelajaran berjalan

sesuai dengan rencan dan waktu dan jadwal pelajaran yang telah

ditentukan. Pengaturan waktu pembelajaran dikandung maksud juga agar

tidak merugikan antara lain mata pelajaran yang satu dengan yang lain.

Sedangkan faktor alat peraga dalam pelaksanaan pembelajaran juga

harus dihentikan. Dengan guru selalu memanfaatkan alat peraga, anak

berkesempatan untuk mengamati alat peraga yang memang disediakan dan

dipajang di kelas, sehingga pada akhirnya anak akan mencapai hasil

belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

B. METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Mata pelajaran matematik adalah merupakan mata pelajaran yang

bersifat rasional, artinya dapat dihitung, diukur dan diamati. Dalam Proyek

Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar (1992), dinyatakan bahwa dalam

pelaksanaan pembelajaran, guru dapat memilih, menentukan pendekatan dan

metode yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, dengan tetap

berpedoman pada asas-asas pengembangan kurikukum dan asas didaktik.

Metode dan pendekatan yang sesuai dengan asas pengembangan

kurikulum dan asas didaktik.

Metode dan pendekatan yang sesuai dengan asas pengembangan kurikulum

dan asas didaktik tersebut antara lain adalah :

1. Pendekatan

Beberapa pendekatan pembelajaran matematika yang dapat

diterapkan antara lain adalah :

a. Pendekatan lingkungan

b. Pendekatan Penemuan (inkuiri)

c. Pendekatan Konsep

d. Pendekatan Keterampilan Proses

e. Pendekatan Pemecahan Masalah

Page 7: PTK MATEMATIKA KLS V

7

f. Pendekatan Induktif-Deduktif

g. Pendekatan Sejarah

h. Pendekatan Nilai

i. Pendekatan Komunikatif

j. Pendekatan Tematik

2. Metode

Untuk dapat menentukan pembelajaran yang tepat sesai dengan

materi, maka pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini guru dapat

menerapkan lebih dari satu metode sesuai dengan tujuan pembelajaran,

kekhasan materi yang akan disampaikan, keadaan siswa, keadaan sarana

dan prasarana. Oleh karena itu guru dapat menentukan beberapa metode

untuk penyampaian materi. Beberapa metode yang dapat diterapkan antara

lain adalah :

a. Metode Penugasan

b. Metode Eksperimen

c. Metode Proyek

d. Metode Widyawisata

e. Metode demonstrasi

f. Metode Tanya jawab

g. Metode latihan

h. Metode Ceramah

i. Metode Permainan

j. Metode Diskusi

k. Metode Kerja Kelompok

C. PEMANFAATAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

Berbagai ahli pendidikan memberikan definisi tentang alat peraga

dalam pembelajaran. Hal tersebut mengindikasikan bahwa alat peraga sangat

besar pengaruhnya terhadap penanaman konsep pembelajran. Beberapa

pendapat para ahli tentang alat peraga antara lain adalah Achmad DS.

(1996:11), menyatakan bahwa alat peraga adalah sesuatu yang dapat

Page 8: PTK MATEMATIKA KLS V

8

digunakan untuk menyampaikan sesuatu atau isi pelajaran, memperjelas dan

menarik perhatian siswa, dapat meningkatkan hasil belajar.

Pengertian alat peraga atau media menurut Aristo Rahardi (2003:9)

kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

“medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna secara

umum adalah segala sesuatu yang dapat dalam menyalurkan informasi dari

sumber informasi kepada penerima informasi.

Sedangkan Briggs dalam Aristo Rahardi (2003:10), menyatakan bahwa

media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi

proses belajar mengajar. Bila dibandingkan antara media pembelajaran dengan

media pendidikan, maka media pendidikan adalah lebih bersifat umum. Sifat

media pembelajaran lebih mengkhusus. Oleh karena itu tidak semua media

pendidikan adalah media pembelajaran tetapi sebaliknya, setiap media

pembelajaran adalah termasuk media pendidikan. Dalam proses belajar dan

mengajar, kedudukan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar selalu

ditekankan dalam berbagai metodologi pembelajaran. Beberapa keuntungan

yang dapat dirasakan secara langsung dari penggunan media pembelajaran

antara lain adalah :

1. Dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam proses belajar yang

sedang berlangsung

2. pembelajaran akan berlangsung lebih menarik perhatian siswa sehingga

dapat menimbulkan motivasi belajar.

3. Bahan pembelajaran atau materi pelajaran akan lebih mudah dikuasai guru

4. metode mengajar dapat lebih variatif

5. siswa termotivasi lebih aktif

Aristo Rahardi dalam penjelasannya juga mengatakan bahwa

pengertian media pembelajaran hendaknya diasumsikan sebagai alat bantu

guru dala mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar (guru)

kepada penerima pesan belajar (peserta didik). Dengan demikian peran guru

akan lebih mengarah sebagai manager pembelajaran yang mempunyai

tanggung jawab utama menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa dapat

belajar dengan hasil maksimal dan fungsi guru baik sebagai penasehat,

Page 9: PTK MATEMATIKA KLS V

9

pembimbing, motivator dan fasilitator dalam proses pembelajaran terlaksana

secara optimal.

Berbagai teori tentang manfaat dalam pembelajarandapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

b. Proses pembelajaran lebih interaktif

c. Efisiensi waktu dan tenaga

d. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

e. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja kapan

saja

f. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses

belajar

g. Media dapat mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Pemanfaatan dan penggunaan media pembelajaran sangat membantu

kesulitan belajar siswa, membantu pembentukan kepribadian serta membantu

memberikan motivasi belajar. Lebih dari itu perancangan. Pemilihan maupun

penggunaan media pembelajaran secara tepat akan sangat membantu kesulitan

guru dalam penyampaian materi belajar yang bersifat abstrak, menjadikan

suasana kelas menjadi lebih hidup.

1. Pemanfaatan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika Menjumlahkan

Bilangan Bulat Positif dan Negarif

Pembelajaran Matematika akan sangat terbantu bila dalam proses

pembelajaran Guru memanfaatkan alat peraga dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran. Berbagai bantuan alat peraga untuk sekolah maupun

penyediaan alat peraga oleh sekolah secara swadana memberikan

kemudahan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta

didik. Demikian pula halnya dengan pemanfaatan alat peraga Matematika.

Seperti telah diuraikan diatas, alat peraga mempunyai multi fungsi dan

salah satunya adalah untuk mempermudah penalaran siswa pada materi

pelajaran yang bersifat abstrak ke bentuk konkrit.

Bila kita pelajari lebih jauh, maka jenis alat peraga yang dapat

dimanfaatkan oleh guru sangat beragam, mulai dari bentuk alat peraga

Page 10: PTK MATEMATIKA KLS V

10

gambar, benda tiruan maupun benda sesungguhnya. Penggunaan alat

peraga bagi guru sekolah dasar akan sangat membantu dalam proses

pembelajaran, karena kemampuan berpikir anak usia sekolah dasar pada

umumnya masih dalam taraf berfikir konkrit. Penggunaan alat peraga

kertas bergaris bilangan positif dan negatif dalam penyampaian materi

pembelajaran menjumlah bilangan bulat positif dan negatif dalam

penyampaian materi pembelajaran menjumlah bilangan positif dan negatif

dengan melibatkan siswa secara aktif untuk mengamati dan mengukur alat

peraga tersebut akan mempermudah siswa memahami konsep menentukan

letak dan nilai bilangan. Dalam penggunaan alat peraga ini anak akan

mampu mengembangkan kreativitasnya dengan mengukur panjang

masing-masing bilangan dari titik koordinat untuk menentukan nilai

bilangan tersebut.

Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika khususnya pada

materi pelajaran menjumlah bilangan bulat positif dan negatif,

pemanfaatan alat peraga kertas bergaris bilangan bulat positif dan negatif

dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran akan

sangat membantu penyampaian materi dan penanaman konsep akan

tertanam kuat karena kesan anak yang mendalam terhadap materi yang

dipelajari.

2. Penerapan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Matematika

Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran ini kami memilih

menerapkan metode diskusi dengan alasan sebagai berikut :

a. Metode diskusi dapat mempertinggi semangat belajar siswa dalam

proses belajar yang sedang berlangsung.

b. Melalui penerapan metode diskusi, pembelajaran akan berlangsung

lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi

belajar

c. Bahan pembelajaran atau materi pelajaran lebih mudah dikuasai siswa.

d. Metode mengajar dapat lebih variatif

e. Siswa termotivasi lebih aktif

Page 11: PTK MATEMATIKA KLS V

11

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. SUBYEK PENELITIAN

Penelitian Tindakan kelas III ini kami laksanakan di SD Negeri

Sidowayah 1, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten pada tahun pelajaran

2009/2010. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III yang

berjumlah 21 siswa. Selanjutnya, subyek penelitian kami tinjau dari segi jenis

kelamin, yaitu jumlah seluruh siswa kelas III pada SD Negeri Sidowayah 1

Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010 dalam

penelitian ini ada 21, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa

perempuan.

B. LATAR BELAKANG SISWA

1. Latar Belakang Belajar Siswa

Pada umumnya siswa kurang mendapat perhatian belajar dari

orang tua. Hal tersebut sebagai akibat sepulang sekolah telah disibukkan

dengan kegiatan bermain di rumah atau melihat acara televisi, tanpa ada

batasan pembagian waktu antara waktu belajar, waktu bermain, waktu

makan, waktu tidur. Sedangkan pada malam hari, siswa kurang mendapat

perhatian dalam hal belajar karena orang tua jarang sekali membimbing

siswa untuk belajar.

2. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Siswa

Dari sejumlah 21 siswa dengan latar belakang pekerjaan orang tua

adalah sebagai berikut :

a) 9 siswa dari keluarga petani

b) 4 siswa dari keluarga PNS

c) 3 siswa dari keluarga pamong desa

d) 2 siswa dari keluarga pedagang

e) 2 siswa dari keluarga swasta

f) 1 siswa dari keluarga buruh

3. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Page 12: PTK MATEMATIKA KLS V

12

Dari sejumlah 21 siswa, latar belakang pendidikan orang tua

siswa adalah sebagai berikut :

a) 8 orang tua siswa adalah tamatan Sekolah Dasar/MI

b) 6 orang tua siswa adalah tamatan SMP/MTs

c) 4 orang tua siswa adalah tamatan SMU

d) 3 orang tua siswa adalah tamatan Perguruan Tinggi

Berdasarkan hasil kajian latar belakang siswa tersebut pada akhirnya

diketahui adanya beberapa faktor karakteristik yang mempengaruhi

rendahnya hasil belajar siswa, yang meliputi :

a. Minat siswa terhadap pelajaran Matematika masih rendah karena diangap

sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan

b. Pengaruh latar belakang pendidikan orang tua siswa yang rata-rata hanya

lulusan SD/MI dan SMP/Mts, kurang mendukung kegiatan belajar siswa

dirumah

c. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua kurang menukung untuk

memperhatikan hasil belajar siswa

d. Pada umumnya orang tua siswa beranggapan bahwa pendidikan siswanya

merupakan tanggung jawab sekolah.

C. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian yang kami lakukan ini menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas, dilaksanakan dalam dua tahap atau 2 Siklus. Adapun

langkah-langkah yang digunakan untuk setiap siklus meliputi, perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi.

D. METODOLOGI

1. Sumber Data

Sumber data yang kami peroleh dalam penelitian ini berasal dari

dua sumber, yaitu data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber data primer berasal dari siswa yaitu berbentuk :

1) Nilai tes formatif pada kondisi awal

Page 13: PTK MATEMATIKA KLS V

13

2) Nilai tes setelah pelaksanaan Siklus I

3) Nilai tes setelah pelaksanaan Siklus II

b. Sumber data Sekunder

Sumber data sekunder berasal dari catatan-catatan dan temuan selama

pelaksanaan penelitian tahap Siklus I dan tahap Siklus II.

2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik dan alat pengumpulan sebagai

berikut :

a. Teknik pengumpulan data meliputi teknik tes berupa tes tertulis

b. Alat pengumpulan data berbentuk materi tes tertulis

3. Validasi Data

Validasi data diperlukan guna terpenuhinya triangulasi sumber

yaitu pengumpulan data yang berasal dari beberapa sumber yang meliputi :

a. Proses pembelajaran

b. Instrumen tugas yang digunakan

c. Nilai hasil belajar pada akhir pembelajaran

4. Analisis Data

Data yang terkumpul kemudian kami analisis dengan

menggunakan analisis diskriptif komparatif dan analisis deskripsi

kwalitatif :

a. Analisis data deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai pada

kondisi awal dengan nilai hasil Siklus I dan Siklus II

b. Analisis data deskriptif kwalitatif didasarkan pada hasil observasi dan

refleksi dari tiap-tiap siklus.

E. DESKRIPSI SETIAP SIKLUS

1. Deskripsi Kondisi Awal

Pada kondisi awal pembelajaran, guru belum menerapkan metode

diskusi. Akibatnya yang terjadi pada siswa adalah :

a. Suasana proses pembelajaran menjadi kaku karena guru banyak

berceramah sehingga siswa menjadi bosan

b. Karena merasa bosan, siswa menjadi ramai sendiri

Page 14: PTK MATEMATIKA KLS V

14

c. Konsep pembelajaran tidak dipahami siswa

d. Tujuan pembelajaran tidak tercapai

e. Hasil belajar siswa menjadi rendah khususnya pada materi pelajaran

Matematika.

2. Deskripsi Siklus I

Langkah – langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I

meliputi :

a. Perencanaan

1) Merumuskan permasalahan yang ada

2) Merancang model pembelajaran yang akan kami laksanakan

3) Menyusun alat observasi

4) Merancang alat evaluasi

b. Tindakan

Kegiatan selanjutnya adalah :

1) Guru membentuk kelompok belajar, dengan jumlah setiap kelompok

3 siswa

2) Guru membagi lembar tugas untuk tiap kelompok

3) Siswa bekerja secara kelompok

4) Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok

5) Guru mengadakan tes tertulis

c. Observasi :

a) Guru mengamati cara kerja setiap kelompok

b) Guru memberikan bimbingan dan arahan yang diperlukan

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat selaku kolaborator

selama pelaksanaan siklus I yang meliputi, pengamatan selama

berlangsungnya proses pembelajaran dan pengamatan hasil pelaksanaan

Siklus I. Pengamatan tersebut berupa temuan-temuan dan catatan

selama berlangsungnya pelaksanaan Siklus I.

e. Refleksi

Page 15: PTK MATEMATIKA KLS V

15

Refleksi merupakan pembahasan hasil pelaksanaan Siklus I

dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif dan analisis

deskriptif kwalitatif.

1) Analisis data deskriptif komparatif untuk menganalisa perbandingan

hasil belajar pada kondisi awal dengan hasil belajar Siklus I.

2) Analisis data deskriptif kwalitatif untuk menganalisa hasil belajar

yang telah dicapai pada Siklus I berdasarkan pengamatan dan

refleksi.

3. Deskripsi Siklus II

Langkah – langkah yang digunakan dalam pelaksanaan Siklus II

adalah sama dengan langkah pelaksanaan siklus I. Sedangkan dasar

pelaksanaan siklus II adalah hasil belajar siklus I. Langkah-langkah

tersebut meliputi :

a. Perencanaan

Guru mengadakan persiapan untuk perbaikan pembelajaran siklus II

yang meliputi :

1) Persiapan langlah pembelajaran

2) Persiapan langkah penyusunan dan pengolahan data

3) Persiapan analisis data

b. Tindakan

Tindakan yang dimaksud adalah tindakan perbaikan

pembelajaran pada siklus II berdasar analisis hasil pelaksanaan siklus I.

c. Pengamatan

Pengamatan oleh teman sejawat selama pelaksanaan siklus II

yaitu pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan

pengamatan hasil pelaksanaan Siklus II. Pengamatan tersebut berupa

temuan-temuan dan catatan selama berlangsungnya Siklus II.

d. Refleksi

Refleksi merupakan pembahasan hasil pelaksanaan Siklus II

dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif dan analisis

deskriptif kwalitatif.

Page 16: PTK MATEMATIKA KLS V

16

1) Analisis data deskriptif komparatif untuk menganalisa hasil

pembelajaran siklus II dengan cara membandingkan hasil belajar

pada kondisi awal dengan hasil belajar setalah pelaksanaan Siklus I

dan Siklus II.

2) Analisis data deskriptif kwalitatif untuk menganalisa tingkat

keberhasilan pelaksanaan Siklus II yang didasarkan dari hasil

pengamatan dan refleksi.

4. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan didasarkan pada perbandingan antara hasil

belajar kondisi awal dengan hasil belajar Siklus I dan Hasil belajar Siklus

II. Indikator keberhasilan tersebut adalah hasil pengolahan data dalam

bentuk tabel perbandingan hasil belajar dan diagram.

F. JADWAL PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Agar pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat kami laksanakan

dengan teratur sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah direncanakan,

maka perlu dibuat adanya rencana pelaksanaan kegiatan. Jadwal kegiatan

tersebut kami sesuaikan dengan jadwal pelajaran yang ada di kelas III SD

Negeri Sidowayah 1 Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Hal tersebut

adalah sesuai dengan tugas utama kami sebagai guru kelas III pada SD Negeri

Sidowayah 1.

Sesuai dengan program kegiatan maka penelitian yang terdiri dari

dua tahapan yaitu siklus I dan siklus II tersebut selanjutnya di susun dalam

alokasi waktu penelitian pada tabel, sebagai berikut :

Tabel 1 : Alokasi Waktu Penelitian

No Uraian Kegiatan Bulan1 2 Maret April Mei Juni

1. Persiapan dan penyusunan instrumen

penelitian

√ √

2. Mengumpulkan dan mengolah data

untuk :

a. Siklus I

Page 17: PTK MATEMATIKA KLS V

17

b. Siklus II

3. Analisis Data √

4. Pembahasan Hasil Analisis √

5. Menyusun Laporan √

G. TIM PENELITI

Penelitian tindakan kelas dalam rangka perbaikan pembelajaran ini

dilaksanakan oleh :

1. Nama : Ninik Sumartini

NIM : 816691367

Kedudukan : Peneliti

2. Nama : Suwarsiti, S.Pd

NIP : 19610613 198405 2003

Kedudukan : Teman sejawat selaku pengamat/observer

Page 18: PTK MATEMATIKA KLS V

18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Kondisi Awal

Pada kondisi awal, dari sejumlah 21 siswa, sebelum pelaksanaan

perbaikan pembelajaran didapat data nilai sebagai berikut:

a. 5 siswa pada rentang nilai antara 40 – 49

b. 6 siswa pada rentang nilai antara 50 – 59

c. 4 siswa pada rentang nilai antara 60 – 69

d. 3 siswa pada rentang nilai antara 70 – 69

e. 3 siswa pada rentang nilai antara 80 – 89

f. Jumlah Nilai : 1130

g. Rata-rata : 54

h. KKM : 65

i. Nilai Tertinggi : 80

j. Nilai Terendah : 40

k. Jumlah Tuntas : 6 siswa

l. Jumlah Belum Tuntas : 15 siswa

m. Persentase Ketuntasan : 28%

Berdasar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM mata

pelajaran Matematika kelas III yang ditentukan oleh SD Negeri Sidowayah

1 tahun pelajaran 2009/2010 adalah 65. Dengan demikian nilai ketuntasan

pada saat kondisi awal sebelum perbaikan pembelajaran hanya dicapai

oleh 6 siswa atau 28%, dari sejumlah 21 siswa, dengan nilai rata-rata kelas

hanya mencapai 65.

Rendahnya hasil belajar pada kondisi awal tersebut

mengidikasikan bahwa tujuan pembelajaran tidak tercapai. Oleh karena itu

perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran. Tujuan dari perbaikan

pembelajaran ini adalah agar paling sedikit 75% jumlah siswa dapat

mencapai nilai tuntas klasikal.

Page 19: PTK MATEMATIKA KLS V

19

2. Siklus I

a. Rencana

Dalam rangka perbaikan pembelajaran di kelas III tentang

menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif melalui penerapan

metode diskusi bagi siswa kelas III SD Negeri Sidowayah 1 Kecamatan

Polanharjo, Kabupaten Klaten peneliti menyusun rencana perbaikan

pembelajaran yang meliputi, tujuan perbaikan pembelajaran, materi

pembelajaran, saran penunjang, Rencana Perbaikan Pembelajaran

Siklus I. Pada Rencana Perbaikan yang peneliti susun dalam siklus I ini

menekankan pada penerapan metode diskusi.

b. Tindakan

Perbaikan pembelajaran Siklus I ini telah dilaksanakan telah

diketahui bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran tentang

menjumlah bilangan bulat postif dan negatif melalui penerapan metode

diskusi pada siklus I ada peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut

dibuktikan dengan rata-rata siswa mampu mengerjakan lembar kerja

serta mampu mengerjakan soal tes formatif di akhir pelajaran.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksakaan

Siklus I, perlu adanya perbandingan hasil belajar pada kondisi awal dan

sesudah pelaksaan perbaikan pembelajaran pada siklus I yaitu sebagai

berikut :

1) 0 siswa pada rentang nilai antara 40 – 49

2) 0 siswa pada rentang nilai antara 50 – 59

3) 9 siswa pada rentang nilai antara 60 – 69

4) 8 siswa pada rentang nilai antara 70 – 69

5) 4 siswa pada rentang nilai antara 80 – 89

6) Jumlah Nilai : 1420

7) Rata-rata : 67

8) KKM : 68

9) Nilai Tertinggi : 80

10) Nilai Terendah : 60

11) Jumlah Tuntas : 12 siswa

Page 20: PTK MATEMATIKA KLS V

20

12) Jumlah Belum Tuntas : 9 siswa

13) Persentase Ketuntasan: 57%

Data di atas selanjutnya kami Selanjutnya kami olah secara

deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil belajar pada kondisi

awal dengan hasil belajar setelah pelaksanaan siklus I.

Tabel 2. Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Perbaikan Siklus I

No Rentang NilaiBanyak Siswa

Sebelum Perbaikan Perbaikan Siklus I

1. 40 – 49 5 siswa 0 siswa

2. 50 – 59 6 siswa 0 siswa

3. 60 – 69 4 siswa 9 siswa

4. 70 – 79 3 siswa 8 siswa

5. 80 – 89 3 siswa 4 siswa

6. 90 – 99 0 siswa 0 siswa

7. 100 0 siswa 0 siswa

Jumlah Siswa 21 21

Jumlah Nilai 1130 1420

KKM 65 68

Nilai Tertinggi 80 80

Nilai Terendah 40 60

Jumlah Tuntas 6 12

Belum Tuntas 15 9

Persentase Tuntas 28% 57%

Perbandingan hasil belajar di atas selanjutnya kami olah kembali

dalam bentuk diagram batang di bawah ini :

Page 21: PTK MATEMATIKA KLS V

21

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 1000

1

2

3

4

5

6

7

8

Gambar 1. Diagram Batang Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I

Kondisi AwalSiklus I

Ketarangan Gambar

1) Gambar diagram berwarna biru menunjukkan hasil belajar pada

kondisi awal.

2) Gambar diagaram berwarna merah menunjukkan hasil belajar Siklus

I.

c. Pengamatan

Hasil pengamatan teman sejawat pada pelaksanaan Siklus I

adalah sebagai berikut :

Guru

1) Guru telah melaksanakan kegiatan persiapan pembelajaran melalui

penyusunan RPP dan kelengkapannya yang disusun secara

sistematis.

2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan

menggunakan metode dan strategi pembelajaran. Namun demikian

penyajian materi belum dilaksanakan secara urut.

3) Pelaksanaan pembelajaran juga menggunakan alat peraga belum

maksimal

4) Pemantauan guru terhadap pelaksanaan kerja kelompok belum

maksimal sehingga masih ada siswa yang kurang aktif tetapi luput

dari perbahatian guru.

Page 22: PTK MATEMATIKA KLS V

22

5) Bimbingan oleh guru masih bersifat umum dan belum mengarah

pada masing-masing kelompok yang mengalami kesulitan

6) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan tes formatif

Siswa

1) Beberapa siswa pada saat kerja kelompok masih terlihat pasif

2) Ketrampilan siswa mengerjakan lembar tugas telah cukup baik

3) Aktivitas siswa pada saat diskusi kelas masih didominasi oleh

beberapa siswa saja.

4) Peningkatan hasil belajar siswa belum sesuai dengan tujuan

perbaikan pembelajaran

d. Refleksi

Setelah perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan, peneliti

berdiskusi dengan teman sejawat untuk mengetahui keberhasilan dan

kekurangan siklus I.

Adapun keberhasilan adalah berdasarkan pengamatan dan

analisis data hasil tes formatif, diketahui bahwa ada perbaikan

pembelajaran tentang menjumlah bilangan bulat positif dan negatif

melalui penerapan metode diskusi bagi siswa kelas III SD Negeri

Sidowayah 1 pada semester 2 tahun /2010, walau telah ada peningkatan

tetapi masih belum sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran karena

belum mencapai target jumlah ketuntasan klasikal 75%.

Kekurangan pada siklus I, sesuai dengan hasil pengamatan

teman sejawat adalah teknik pembimbingan guru terhadap siswa masih

bersifat klasikal, beberapa siswa masih bersifat pasif, jumlah siswa

yang belum mencapai tuntas masih tinggi yaitu sebanyak 21 siswa. Hal

tersebut adalah karena guru belum menerapkan bimbingan secara

kelompok maupun individu.

Hasil diskusi tersebut menjadi bahan kajian dan pembahasan

sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan perbaikan pada tahap

berikutnya yaitu pada siklus II.

3. Siklus II

a. Rencana

Page 23: PTK MATEMATIKA KLS V

23

Dalam rangka perbaikan masalah pembelajaran Siklus II ini

rencana pembelajaran disusun berdasar kekurangan pada siklus I yang

meliputi tujuan perbaikan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

dan strategi yang akan dilaksanakan, sarana penunjang, Rencana

Perbaikan Pembelajaran Siklus II yang peneliti susun sebagai upaya

untuk meningkatkan hasil belajar tentang menjumlah bilangan bulat

positif dan negatif melalui penerapan metode diskusi.

b. Tindakan

Pada Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran Siklus II, diketahui

bahwa hasip belajar siswa mengalami kemajuan yang sangat baik. Dari

data yang terkumpul dapat dilihat perbandingan peningkatan hasil

belajar siswa yang mengalami peningkatan. Hasil perbaikan

pembalajaran pada siklus II secara lengkap adalah sebagai berikut :

1) 0 siswa pada rentang nilai antara 40 – 49

2) 0 siswa pada rentang nilai antara 50 – 59

3) 0 siswa pada rentang nilai antara 60 – 69

4) 0 siswa pada rentang nilai antara 70 – 69

5) 9 siswa pada rentang nilai antara 80 – 89

6) 6 siswa pada rentang nilai antara 90 – 99

7) 6 siswa pada nilai 100

8) Jumlah Nilai : 1690

9) Rata-rata : 80

10) KKM : 68

11) Nilai Tertinggi : 100

12) Nilai Terendah : 80

13) Jumlah Tuntas : 21 siswa

14) Jumlah Belum Tuntas : 0 siswa

15) Persentase Ketuntasan: 100%

Peningkatan hasil belajar siklus II tersebut dapat meningkatkan

ketuntasan tingkat klasikal seluruh siswa yang berjumlah 21 siswa dari

atau 100% dengan nilai rata-rata kelas 80. Peningkatan hasil belajar

Page 24: PTK MATEMATIKA KLS V

24

yang sangat signifikan tersebut telah melampaui target perbaikan

pembelajaran yang semula hanya direncanakan 75%.

Peningkatan hasil belajar pada siklus II tersebut selanjutnya

peneliti sajikan dalam tabel 2 perbandingan hasil belajar di bawah ini :

Tabel 3. Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Perbaikan Siklus I dan

Siklus II

No Rentang Nilai

Banyak Siswa

Sebelum

Perbaikan

Perbaikan

Siklus I

Perbaikan

Siklus I

1 40 – 49 5 siswa 0 siswa 0 siswa

2 50 – 59 6 siswa 0 siswa 0 siswa

3 60 – 69 4 siswa 9 siswa 0 siswa

4 70 – 79 3 siswa 8 siswa 0 siswa

5 80 – 89 3 siswa 4 siswa 9 siswa

6 90 – 99 0 siswa 0 siswa 6 siswa

7 100 0 siswa 0 siswa 6 siswa

Jumlah Siswa 21 21 21

Jumlah Nilai 1130 1420 1690

Rata – rata 54 68 80

KKM 65 68 68

Nilai Tertinggi 80 80 100

Nilai Terendah 40 60 80

Jumlah Tuntas 6 12 21

Belum Tuntas 15 9 0

Persentase Tuntas 28% 57% 100%

Selanjutnya untuk lebih memperjelas laporan, maka hasil beljar

tersebut dibuat dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :

Page 25: PTK MATEMATIKA KLS V

25

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 100012345678

Gambar 2. Diagram Batang Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Perbaikan Siklus I dan

Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Ketarangan Gambar

1) Gambar diagram berwarna biru menunjukkan hasil belajar pada

kondisi awal.

2) Gambar diagaram berwarna merah menunjukkan hasil belajar setelah

perbaikan pembelajaran siklus I.

3) Gambar diagaram berwarna hijau menunjukkan hasil belajar setelah

perbaikan pembelajaran siklus II.

Selanjutnya kami sajikan pula perbandingan persentase hasil

belajar sebelum perbaikan dan setelah perbaikan siklus I dan siklus II

dalam gambar 4 diagram batang di bawah ini:

Page 26: PTK MATEMATIKA KLS V

26

Gambar 3. Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Sebelum dan

Sesudah Perbaikan Siklus I dan Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

28

57

100

Ketarangan Gambar

1) Gambar diagram berwarna biru menunjukkan persentase Ketuntasan

hasil belajar pada kondisi awal yaitu 28%.

2) Gambar diagaram berwarna merah menunjukkan persentase

Ketuntasan hasil belajar setelah perbaikan pembelajaran Siklus I

yaitu 57%.

3) Gambar diagaram berwarna hijau menunjukkan persentase

Ketuntasan hasil belajar setelah perbaikan pembelajaran Siklus II

yaitu 100%.

c. Pengamatan

Hasil pengamatan teman sejawat pada pelaksanaan Siklus II

adalah sebagai berikut :

Guru

1) Guru telah melaksanakan kegiatan persiapan pembelajaran melalui

penyusunan RPP dan kelengkapannya yang disusun secara

sistematis.

2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan

menggunakan metode dan strategi pembelajaran dengan penyajian

materi disampaikan secara urut.

Page 27: PTK MATEMATIKA KLS V

27

3) Pelaksanaan pembelajaran juga menggunakan alat peraga

4) Pemantauan Guru terhadap pelaksanaan kerja kelompok secara

maksimal sehingga siswa termotivasi untuk aktif

5) Bimbingan oleh guru telah ditekankan pada masing-masing

kelompok yang mengalami kesulitan.

6) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan tes formatif

Siswa

1) Beberapa siswa pada saat kerja kelompok terlihat semakin aktif

2) Ketrampilan siswa mengerjakan lembar tugas semakin meningkat

3) Aktivitas siswa pada saat diskusi kelas masih menggambarkan

suasana kelas yang hidup.

4) Peningkatan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan perbaikan

pembelajaran

5) Hasil belajar meningkat sangat signifikan

6) Siswa menyenangi mata pelajaran matematika

d. Refleksi

Hasip pengamatan teman sejawat yang dapat disimpulkan

adalah bahwa secara umum, pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada

siklus II telah dapat dinyatakan berhasil dan sesuai dengan tujuan

perbaikan pembelajaran.

Selanjutnya, hasil pengumpulan dan pengolahan data, hasil

pengamatan dan temuan-temuan selama pelaksanaan siklus I dan siklus

II dijadikan dasar pembuatan laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas

yang telah dilaksanakan.

B. PEMBAHASAN

1. Sebelum Perbaikan Pembelajaran

Sebelum perbaikan pembelajaran dilaksanakan, pada umumnya

siswa kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Hal

tersebut karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi tidak

tercapainya tujuan pembelajaran. Beberapa faktor tersebut yaitu :

a. Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika masih rendah

Page 28: PTK MATEMATIKA KLS V

28

b. Pada umumnya siswa kurang memahami konsep materi pelajaran

penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif yang disampaikan guru

c. Pembelajaran kurang bermakna karena guru hanya terpancang

menerapkan satu metode saja, yaitu metode ceramah

d. Dalam penyampaikan materi pelajaran, Guru tidak menggunakan alat

peraga untuk mempermudah penelaahan materi yang bersifat abstrak

ke bentuk konkrit.

e. Proses pembelajaran terkesan monoton karena guru tidak

mengaktifkan siswa dan tidak memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya.

2. Siklus I

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I Guru hanya

menggunakan teori hakekat pembelajaran sehingga komunikasi antara

guru dengan siswa belum terjalin secara akrab. Dari hasil pelaksanaan

siklus I sebagaimana disajikan dalam diagram batang, dari 21 siswa

hanya 28% yang mencapai nilai tuntas tingkat klasikal. Oleh karena itu

perbaikan pembelajaran siklus I dinyatakan belum sesuai dengan tujuan

perbaikan atau dinyatakan belum berhasil walaupun hasil belajar siswa

telah mengalami peningkatan yaitu sejumlah 21 siswa. Tabel siklus I juga

menunjukkan sejumlah siswa belum mecapai tingkat tuntas klasikal

Belum berhasilnya pelaksanaan siklus I adalah karena teknik

pembimbingan guru terhadap siswa masih bersifat klasikal, beberapa

siswa masih bersifat pasif. Hal tersebut adalah karena guru belum

menerapkan bimbingan secara kelompok maupaun secara individu serta

penggunaan alat peraga yang kurang maksimal. Selanjutnya pelaksanaan

dan Hasil siklus I dijadikan bahan kajian untuk perbaikan pembelajaran

pada tahap berikutnya yaitu siklus II.

3. Siklus II

Pada siklus II, peneliti lebih menekankan pada pendekatan

pembelajaran yang menekankan pada ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Ranah kognitif tersebut dijadikan landasan untuk

menanamkan pengetahuan dan konsep pembelajaran kepada siswa. Hal

Page 29: PTK MATEMATIKA KLS V

29

tersebut dikandung maksud untuk semakin meningkatkan hasil belajar

siswa, memotivasi siswa untuk rajin belajar dan berlatih.

Pendekatan strategi pembelajaran dengan tiga ranah tersebut

dalam pelaksanan perbaikan pembelajaran siklus II adalah merupakan

hasil pengkajian dari penggunaan teori tabularasa yang diterapkan pada

pelaksanaan siklus I yang belum memberikan hasil secara maksimal.

Penerapan metode diskusi pada perbaikan pembelajaran siklus II mampu

memotivasi belajar siswa sehingga hasil belajar meningkat dan tujuan

perbaikan pembelajaran mencapai hasil yang menggembirakan, yaitu

dengan naiknya ketuntasan klasikal sebesar 100% atau sejumlah 21 siswa

telah berhasil tuntas. Peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan

tersebut karena guru telah melaksanakan pembimbingan secara kelompok

maupun secara individu, dalam pembelajaran siswa aktif memanfaatkan

alat peraga yang disediakan guru untuk setiap kelompok.

Dari pengamatan teman sejawat yang selalu mendampingi selama

perbaikan pembelajaran siklus II diketahui adanya temuan-temuan yang

bersifat mendukung peningkatan hasil belajar yang meliputi :

a. Pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung siswa terlibat secara

aktif.

b. Siswa lebih bersemangat dalam mengerjakan lembar tugas dalam hal

pemecahan masalah melalui kerja kelompok

c. Sifat pembelajaran yang menggunakan alat peraga dan melibatkan

siswa secara aktif, mampu mengubah materi pelajaran yang bersifat

abstrak ke bentuk konkrit.

d. Karena anak mengalami secara langsung dalam hal pengamatan alat

peraga dan pemecahan masalah, dampaknya adalah memberikan

kesan bahwa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang

menyenangkan.

yaitu pada teknik penyampaian materi masih kurang sistematik.

Page 30: PTK MATEMATIKA KLS V

30

C. KESIMPULAN HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas dalam rangka perbaikan pembelajaran

matematika menjumlah bilangan bulat positif dan negatif ini dilaksanakan

dalam dua tahap, yaitu Siklus I dan Siklus II. Pelaksanaan penelitian berdasar

kajian teori pembelajaran yang masih relevan. Kajian teori tersebut

disesuaikan dengan kondisi di lapangan melalui penerapan metode

pengamatan yang bersifat mengaktifkan siswa secara langsung dalam proses

pembelajaran. Dampak positif penerapan kajian teori dalam pelaksanaan

pembelajaran tersebut yaitu, proses pembelajaran lebih bervariatif, siswa

mampu memahami konsep materi pelajaran yang sedang dipelajari, siswa

mempunyai kesan mendalam terhadap proses pembelajaran dan pada

akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa, ditinjau secara kwalitas

maupaun secara kwantitas. Berdasar urutan tersebut diatas, secara teoritik

penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

Pelaksanaan penelitian ini juga dilakukan berdasar metodologi

penelitian dan telah sesuai dengan prosedur yaitu menggunakan metode

penelitian tindakan kelas yang meliputi dua tahap yaitu Siklus I dan Siklus II.

Teknik pengumpulan dan pengolahan data kami lakukan melalui prosedur

penelitian, yaitu secara deskriptif komparatif dan deskriptif kwalitatif yaitu

temuan-temuan selama pelaksanaan penelitian dilakukan pembahasan antara

penelitian dengan teman sejawat selaku pengamat, hasil pembahasan

ditindaklanjuti dengan pengkajian ulang untuk dapat menyimpulkan hasil

penelitian. Berdasar alasan tersebut diatas, ditinjau secara empirik

penelitian ini juga dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya hasil pengumpulan dan pengolahan data, hasil

pengamatan dan temuan-temuan selama pelaksanaan siklus I dan siklus II

dijadikan dasar pembuatan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah

kami laksanakan.

Page 31: PTK MATEMATIKA KLS V

31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan selama 2 (dua) siklus

dengan subyek penelitian siswa kelas III SD Negeri Sidowayah 1 pada

semester 2 tahun 2010, dan telah dapat dilaksanakan dengan berdasar pada

kajian pustaka dan metodologi penelitian.

Berdasar data yang ada diketahui bahwa sebelum perbaikan

pembelajaran dilaksanakan, pada umumnya siswa kurang memahami materi

pelajaran yang disampaikan guru, hal tersebut adalah karena guru belum

menerapkan metode diskusi dan belum memanfaatkan alat peraga sehingga

hasil belajar rendah.

Dari pengolahan data dan pembahasan setelah pelaksanaan siklus I

walaupun hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan yaitu sejumlah 21

siswa tetapi 9 siswa belum mecapai nilai tingkat tuntas klasikal. Belum

berhasilnya pelaksanaan siklus I adalah karena teknik pembimbingan guru

terhadap siswa masih bersifat klasikal, beberapa siswa masih bersifat pasif.

Hal tersebut adalah karena guru belum menerapkan bimbingan secara

kelompok maupun secara individu serta penggunaan alat peraga yang kurang

maksimal.

Perbaikan pembelajaran pada siklus II, hasil belajar siswa meningkat

sangat signifikan. Peningkatan hasil belajar yaitu sebesar 100% atau 21 siswa

secara keseluruhan dinyatakan telah tuntas tingkat klasikal. Hal tersebut

adalah karena guru telah memanfaatkan alat peraga secara maksimal dan

dalam proses pembelajaran siswa menunjukkan aktifitas belajar yang tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penanaman konsep pembelajaran

dengan melalui penggunaan alat peraga serta memberikan kesempatan siswa

untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dengan melalui

penggunaan alat peraga serta memberikan kesempatan siswa untuk terlibat

langung dalam prose pembelajaran, dapat meningkatkan hasil belajar.

Page 32: PTK MATEMATIKA KLS V

32

Berdasarkan kesimpulan diatas maka hipotesis yang kami ajukan telah dapat

dibuktikan kebenarannya.

B. SARAN

Sebagai akhir dari laporan ini perkenankan peneliti menyampaikan saran dan

tindak lanjut :

1. Kepada Guru

Bahwasannya dalam menjalankan tugas seorang guru hendaknya tidak

terpancang ada penerapan satu metode pembelajaran. Demikian pula

halnya dalam pembelajaran guru hendaknya selalu menggunakan alat

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Penggunaan alat

peraga dalam proses pembelajaran akan sangat membantu siswa

memahami materi pelajaran yang bersifat abstrak menjadi bentuk

konkrit.

2. Kepada Siswa

Bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran membutuhkan media

pembelajaran maupun alat peraga sebagai pelengkap sekaligus

pendukung kegiatan. Untuk itu seyogyanya pihak sekolah melengkapi

media atau alat peraga yang sangat dibutuhkan untuk mendukung

keberhasilan pembelajaran.

3. Kepada Sidang Pembaca

Perlu kiranya dimaklumi bersama bahwa keberhasilan belajar anak tidak

hanya tergantung kepada sekolah saja. Peranan orang tua dalam

membimbing belajar anak di rumah sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan siswa dalam menempuh pelajaran di sekolah. Oleh karena

itu diharapkan orang tua menyadari tentang peran dan tanggung

jawabnya sebagai pendamping belajar anak di rumah.

Page 33: PTK MATEMATIKA KLS V

33

DAFTAR PUSTAKA

Achmad DS. 1996. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Sekolah Dasar.

Jakarta : Depdikbud

Aristo Rahardi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud

Muchtar SP. 2003. Matematika 4 B. Jakarta : Yudhistira

Nn. 1992. Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta :

Depdikbud

Suprayekti, 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdiknas