1 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SD N PUCOK ALUE SA SIMPANG ULIM NAMA : HAFSAH NIM : 823 527 301 Email : [email protected]ABSTRAK Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Bangun Ruang Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD N Pucok Alue Sa Simpang Ulim Aceh Timur ”. Adapun masalah yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah; Apakah Metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Pucok Alue Sa Simpang Ulim Aceh Timur dalam bangun ruang. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan partisipasi aktif belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Pucok Alue Sa Simpang Ulim Aceh Timur. Juga (2) Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas V SD Negeri Pucok Alue Sa Simpang Ulim.Aceh Timur. Penelitian ini dilakukan melalui proses pengkajian berdaur (PTK) Dari hasil analisis data, kesimpulan yang diperoleh dari pengkajian ini adalah peningkatan kemampuan siswa yang dapat dilihat dari meningkatnya nilai siswa. Pada siklus pertama nilai anak yang mencapai KKM 9 anak (45%), nilai anak yang kurang dari KKM 11 anak (55%). Pada siklus kedua, nilai anak yang mencapai KKM 17 anak (85%). Terjadi peningkatan 40% pada siklus kedua. Bukti kualitatif menunjukkan: (1) siswa lebih beminat menjalani pembelajaran (2) siswa lebih berani Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas V. Kata kunci : pembelajaran matematika, metode demonstrasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Bangun Ruang Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD N Pucok Alue Sa Simpang Ulim Aceh Timur ”. Adapun masalah yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah; Apakah Metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Pucok Alue Sa Simpang Ulim Aceh Timur dalam bangun ruang. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan partisipasi aktif belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Pucok Alue Sa Simpang Ulim Aceh Timur. Juga (2) Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas V SD Negeri Pucok Alue Sa Simpang Ulim.Aceh Timur. Penelitian ini dilakukan melalui proses pengkajian berdaur (PTK) Dari hasil analisis data, kesimpulan yang diperoleh dari pengkajian ini adalah peningkatan kemampuan siswa yang dapat dilihat dari meningkatnya nilai siswa. Pada siklus pertama nilai anak yang mencapai KKM 9 anak (45%), nilai anak yang kurang dari KKM 11 anak (55%). Pada siklus kedua, nilai anak yang mencapai KKM 17 anak (85%). Terjadi peningkatan 40% pada siklus kedua. Bukti kualitatif menunjukkan: (1) siswa lebih beminat menjalani pembelajaran (2) siswa lebih berani Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas V.
Kata kunci : pembelajaran matematika, metode demonstrasi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tingginya tuntutan masyarakat terhadap mutu lulusan pendidikan, dan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, secara tidak langsung
berdampak terhadap prilaku guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Dalam kondisi demikian tidak dapat dihindari adanya berbagai
perubahan dalam cara pandang dan melaksanakan pembelajaran. Sebagai contoh,
2
proses pembelajaran pada masa lalu dijalankan dengan cara duduk, dengar, catat
dan hafal (DDCH), menjadikan guru sebagai pusat dari segala aktifitas
pembelajaran sementara siswa menjadi objek pasif yang menunggu guru
menuangkan semua informasi.
Dalam pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kompetensi oleh
siswa, cara pandang DDCH di atas tentu saja tidak sesuai lagi dengan cepatnya
perkembangan yang terjadi di sekitar kita. Apalagi guru menjadi satu-satunya
sumber dalam proses pembelajaran. Pada hakikatnya sebagai pendidik profesional
guru menginginkan agar para siswa mencapai hasil belajar yang tinggi, minimal
sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan.
Berdasarkan pengalaman mengajar sebagai guru kelas V, pada SD Negeri
Pucok Alue Sa terdapat beberapa masalah antara lain pemahaman siswa terhadap
pelajaran rendah, pembelajaran berlangsung kaku dan hasil belajar yang dicapai
siswa di bawah rata-rata KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Padahal peneliti
sudah melaksanakan proses belajar mengajar dengan sungguh-sungguh. Hal ini
menimbulkan tanda tanya bagi peneliti, mengapa bisa terjadi demikian ?.
Pembelajaran yang berlangsung selama ini guru menjadi satu-satunya sumber
dalam proses pembelajaran. Apalagi Matematika merupakan pelajaran yang
membutuhkan pemahaman dan keterlibatan langsung siswa.
Melalui renungan terhadap masalah yang peneliti hadapi, timbul gagasan untuk
melaksanakan perbaikan terhadap kondisi pembelajaran yang ada, untuk itu
peneliti mengkaji kembali jurnal-jurnal penelitian tindakan kelas yang sudah ada
untuk mencari solusi terhadap masalah yang peneliti hadapi dengan menggunakan
metode yang mampu memotivasi siswa dalam belajar Sehingga pelajaran
Matematika menjadi pelajaran yang mudah dipahami dan menyenangkan bagi
siswa.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti mencoba mengadakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Pada Materi Bangun Ruang dengan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas V
SD N Pucok Alue Sa Simpang Ulim”
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukan diatas, maka penulis
merumuskan
masalah Penelitian sebagai berikut :
1. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan partisipasi aktif
belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Pucok Alue Sa Simpang
Ulim Aceh Timur ?
2. Apakah dengan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika siswa Kelas V SD Negeri Pucok Alue Sa Simpang Ulim Aceh
Timur ?
C. Tujuan Penalitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun Tujuan dari Penelitia Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan partisipasi aktif belajar Matematika siswa kelas V
SD Negeri Pucok Alue Sa Simpang Ulim Aceh Timur.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas V SD Negeri
Pucok Alue Sa Simpang Ulim.Aceh Timur.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian Perbaikann Pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi :
1. Siswa: menbantu siswa dalam meningkatkan partisipasi aktif belajar
Matematika serta dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
2. Guru; Menemukan model pembalajaran yang tepat dan sesuai dengan
kompetensi yang diajarkan dalam upaya mengoptimalkan proses belajar
dan meningkatkan hasil belajar siswa
3. Sekolah; memiliki dokumen hasil penelitian dan memiliki guru yang
profesional dalam proses pembelajaran Matematika
4. Masyarakat Pembaca :; Sebagai bahan bacaan dalam memperbaiki
pembelajaran dan bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.
II. KAJIAN PUSTAKA
4
A. Pengertian Matematika
Matematika (dari bahasa Yunani :mathem atika) secara umum ditentukan
sebagai kajian pola dari struktur, perubahan, dan ruang, tak resminya seorang
dapat mengatakannya sebagai penulisan bilangan dan angka. Sedangkan di dalam
pandangan formalis, Matematika adalah pemeriksaan aksioma yang mengeaskan
struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi Matematika, pandangan
lain tergambar dalam filosofi Matematika.
Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikus sering mempunyai asal
dari ilmu pengetahuan alam, sangat umum di fisika, tetapi mathematikus juga
mengeaskan dan menyelidiki struktur untuk sebab hanya dalam ilmu pasti, karena
struktur mungkin menyediakan, untuk kajian, generalisasi pemersatu bagi
beberapa sub-bidang, atau alat bantu untu penghitungan biasa.
Dalam topik pembahasan Matematika, terdapat satu topik yang paling
mendasar, yaitu bagun ruang. Bangun ruang adalah subuah bagunan yang
memiliki sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi adalah bidang atau permukaan yang
membatasi bangun ruang. Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua
sisi bangun ruang. Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada
bangun ruang.
B. Pengertian dan Prinsip-Prinsip Pendekatan Keterampilan Proses
1. Pengertian
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan
kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan
kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 1992). Pendekatan
keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar
paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka
menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin cepat dewasa ini.
Sumatowa (2006: 138) mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan
keterampilan proses didalam proses pembelajaran, antara lain :
5
a. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat dengan mudah
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
b. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari.
c. Melatih siswa untuk berfikir lebih kritis.
d. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
e. Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru.
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode
ilmiah.
2. Pendekatan Keterampilan Proses
Menurut (Semiawan, 1992), terdapat sepuluh keterampilan proses yaitu : (1)
kemampuan mengamati, (2) kemampuan menghitung, (3) kemampuan mengukur,
(4) kemampuan mengklasifikasi, (5) kemampuan menemukan hubungan, (6)
kemampuan membuat prediksi (ramalan), (7) Kemampuan melaksanakan
penelitian (percobaan), (8) kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data, (9)
kemampuan menginterpretasikan data, dan (10) kemampuan mengkomunikasikan
hasil.
a. Mengamati :
Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk
memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan kegiatan
melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera
yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, memilah-
milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan
pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.
b. Kemampuan Menghitung :
Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu
kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan bahwa
dalam semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini.
c. Kemampuan Mengukur :
6
Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, dimana seseorang dapat mengetahui sesuatu yang
diamatinya dengan mengukur apa yang diamatinya.
d. Kemampuan Mengklasifikasi :
Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau
menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan.
Pengelompokkan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama dalam
tujuan tertentu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan
ilmu pengetahuan.
e. Kemampuan Menemukan Hubungan.
Kemampuan ini merupakan kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh siswa.
Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah : fakta, informasi, gagasan,
pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk menentukan
hubungan antara sikap dan tindakan yang sesuai.
f. Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan).
Ramalan yang dimaksud di sini bukanlah sembarang perkiraan, melainkan
perkiraan yang mempunyai dasar atau penalaran. Kemampuan membuat ramalan
atau perkiraan yang di dasari penalaran baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori penelitian, kemampuan
membuat ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. Hipotesis
adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau
pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya membuat
hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen
C. Alat Peraga
Pengertian alat peraga menurut Estiningsih (1994) adalah media pembelajaran
yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat
peraga merupakan salah satu faktor untuk mencapai efisiensi hasil belajar (Moh.
Surya, 1992: 75).
Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat
atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau
meningkatkan persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995: 6).
7
Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar yang
dikemukakan oleh Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses belajar
mengajar (2002: 99-100):
a. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan
fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif;
b. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
situasi mengajar;
c. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan
isi pelajaran;
d. Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan
sekedar pelengkap;
e. Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat
proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap
pengertian yang diberikan guru;
f. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar Dalam menggunakan alat peraga
hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar
penggunaan alat peraga tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-
prinsip ini adalah sebagai berikut (Nana Sudjana,2002: 104-105):
a. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru
memilih terlebih dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengan
tujuan dan bahan pelajaran yang hendak diajarkan;
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu
diperhitungkan tingkat kemampuan/kematangan anak didik;
c. Menyajikan alat peraga dengan tepat;
d. Menempatkan dan memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat,
dan situasi yang tepat.
Dalam penelitian ini, alat peraga berasal dari bahan kardus dibuat oleh
siswa sesuai dengan petunjuk-petunjuk guru terkait dengan pembelajaran dalam
bangun ruang sisi datar. Misalnya,siswa ditugaskan balok, kubus, prisma dan
8
limas dengan bahan kardus yang tidak terpakai. Pembuatan ini menggunakan
ukuran yang telah ditentukan oleh guru melalui petunjuk pembuatan tugas mandiri
tersebut. Hasil akhir yang akan dikumpulkan siswa berupa bangun-bangun seperti
yang ditugaskan serta dalam kemasan atau desain yang menarik. Jadi, siswa dapat
berkreasi terhadap tugas sesuai dengan penampilan hasil akhirnya. Penilaian yang
dilakukan guru berupa penilaian proses dan produk. Penilaian proses selain
runtutan pembuatan juga evaluasi tertulis yang dilaksanakan pada akhir
pembahasan bab tersebut. Sedangkan, penilaian produk dapat dilakukan dengan
melihat hasil akhir produk bangun yang telah dibuat siswa dengan bahan kardus
serta dikemas dalam bentuk yang baik dan menarik.
D. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000).Metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses
atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000).
Manfaat psikologis pedadogis dari metode demonstrasi adalah :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa (Darajat, 1985)
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi hasil dari ceramah dapat diperbaiki
melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek
sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
9
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang
diperuntukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
E. Motivasi Belajar
Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi
seseorang tidak dapat diketahui secara langsung. Motivasi seseorang dapat kita
interpretasikan dari tingkah lakunya. Motivasi merupakan suatu perubahan tenaga
di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-
reaksi dalam mencapai tujuan. Kerja sama yang dilaksanakan antara siswa dalam
kelompoknya dengan sikap penuh semangat, merupakan salah satu wujud dari
telah terjadinya motivasi dalam belajar.
Tugas utama pendidik adalah menciptakan kondisi atau bertindak sebagai
fasilisator agar siswa dapat tumbuh dan tergerak untuk belajar berkelompok
sehingga menemukan sendiri pengetarkan usahaahuannya dari hasil percobaan
dan diskusi kelompok mereka. Untuk menggalang kerja sama dalam belajar,
dapat dilakukan guru melalui keterlibatan siswa secara langsung dan teknik kerja
kelompok kecil.
Faktor emosional sangat berpengaruh perhatian terhadap sesuatu. Hal ini
dapat dilihat dari berapa lama memperhatikan, seberapa jauh usaha memahami
pelajaran dan bagaimana perasaan ikut ambil bagian dalam kegiatan belajar.
Aspek penting motivasi menurut Keller yaitu attention (kemenarikan da
kebergunaan untuk dipertimbangkan), relevance ( keberkaitan dengan tujuan),
confidence (kesuksesan berdasarkan usahanya sendiri) dan satisfagtion (berkenaan
dengan penghargaan yang diterima pelajar dari pembelajaran itu) Keller dalam
(Sri Anitah. 2008:99)
F. Media Pembelajaran
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media
10
pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi
pembelajaran. Sedangkan, National, Education, Association (1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang - dengan, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari pendapat-pendapat yang ada di atas dapatlah disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik dalam mengikuti
pelajaran sehingga mendorong pencapaian proses belajar pada diri peserta didik.
Sebagai kelengkapannya maka dapat diketahui beberapa jenis media belajar,