1 IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS VII MTS NEGERI LAWANG MALANG SKRIPSI Oleh: IZAH ULYA QADAM 06110125 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Juli, 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN
AQIDAH AKHLAK KELAS VII MTS NEGERI LAWANG MALANG
SKRIPSI
Oleh:
IZAH ULYA QADAM 06110125
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010
2
IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN
AQIDAH AKHLAK KELAS VII MTS NEGERI LAWANG MALANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Strata Satu Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh:
IZAH ULYA QADAM 06110125
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010
3
HALAMAN PERSETUJUAN
IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN
AQIDAH AKHLAK KELAS VII MTS NEGERI LAWANG MALANG
SKRIPSI
Oleh:
IZAH ULYA QADAM 06110125
Telah Disetujui
Pada tanggal 09 Juli 2010
Oleh:
Dosen Pembimbing
Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP. 19650403 199803 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I NIP. 19651205 199403 1 003
4
HALAMAN PENGESAHAN
IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN
AQIDAH AKHLAK KELAS VII MTS NEGERI LAWANG MALANG
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh Izah Ulya Qadam (06110125)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 30 Juli 2010 dengan nilai: A
Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Pada tanggal:
Panitia ujian Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Dr. H. Nur Ali, M.Pd Dr. H. M. Mujab, M.A NIP. 19650403 199803 1 002 NIP. 19661121200212 1 001
Penguji Utama, Pembimbing,
Dr. Hj. Sulalah, M. Pd Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP. 1961112199403 2 002 NIP. 19650403 199803 1 002
Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. M. Zainuddin, MA NIP. 19620507 199503 1 001
5
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Seluruh keluarga Bani Choiron (khususnya Abah, Ibu, dan Adikku). Yang telah
mencurahkan kasih sayang, keagungan doa, motivasi, inspirasi dan segala
perhatiannya. Semoga adinda menjadi putri yang sholehah dan berguna bagi nusa
dan bangsa kelak. Amieen..
Seluruh sahabat-sahabatku khususnya penggodokan PM11 Rayon”kawah”
Chondrodimuko Sunan Ampel UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
6
HALAMAN MOTTO
( ギハゲャや りケヲシ :11)
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.”
(QS. Ar-Ra’d : 11)
Sumber : Al-Qur‟an dan terjemahannya juz 1-15 (Kudus : Toko Kitab
Mubarokatan Toyyibah, 2004), hal. 250
7
Dr. H. Nur Ali, M.Pd Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Izah Ulya Qadam Malang, 09 Juli 2010 Lamp : 4 (empat) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Di
Malang Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi tersebut di bawah ini:
Nama : Izah Ulya Qadam NIM : 06110125 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : “Implementasi Metode Cooperative Learning
Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII MTs Negeri Lawang Malang”
Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian mohon dimaklumi adanya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Pembimbing, Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP. 19650403 199803 1 002
8
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 09 Juli 2010 Izah Ulya Qadam
9
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
serta ucapan Alhamdulillaahhirobbil„aalamiin, akhirnya dengan izin Allah SWT
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Metode
Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam
Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII MTs Negeri Lawang Malang” sebagai
salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan
Islam di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia
dari zaman kegelapan ke masa yang terang benderang yaitu agama Islam.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberi informasi dan inspirasi, sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Abah )Drs. H. Ahmad Choiron, M.Ag(, ibu )Hj. Masru‟ah, S.Ag( yang dengan
ketulusan hati membesarkan, mendidik, merawat, dan senantiasa mencurahkan
segalanya baik tenaga, dukungan maupun iringan do‟a yang tiada putus. Dan
adikku (Husni Mubarok) yang tanpa henti memberi semangat dan dukungan
kepada penulis.
2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang.
3. Dr. H. M. Zainuddin, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.
4. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan PAI.
5. Dr. H. Nur Ali, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan
tulus memberikan bimbingan dan arahan serta masukan-masukan yang sangat
berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
10
6. Dr. H. Mudjab, M.Ag selaku dosen wali selama kuliah yang dengan butiran-
butiran kalimat yang bermakna dan berinpirasi hingga penulis dapat menyusun
skripsi ini.
7. H. Achmad Said, M.Ag selaku kepala MTs Negeri Lawang Malang yang telah
memberikan izin bagi peneliti untuk melakukan penelitian di Mts Negeri
Lawang Malang.
8. Bapak Wardi, S.Ag, selaku guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak yang telah
memberi kesempatan dan kepercayaan bagi penulis untuk melakukan
penelitian di kelas VII D
9. Siswa dan siswi kelas VII D MTs Negeri Lawang Malang yang telah
menerima peneliti dengat hangat dan penuh cinta kasih dan juga memberikan
masukan-masukan yang nantinya sangat bermanfaat di hari kemudian
khususnya dalam proses belajar mengajar.
10. Teman-teman seperjuangan di PAI angkatan 2006 atas kebersamaan, semangat
dan kerjasamanya selama 4 tahun ini.
11. Seluruh sahabat-sahabati PM11 khususnya ”Kawah” Chondrodimuka yang
telah memberikan banyak inspirasi dan inovasi serta sejuta keilmuan sehingga
penulis seperti ini dan tetap bersemangat. Jazakunnallah atas semuanya.
12. Seluruh warga ”Wisma Catalonia”, khususnya Inoeng, Bonche, Yuyun dan
Vin-Toot, thank for all. Jazakumullah khoirul jaza‟.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membagi
banyak pengalaman berharga bagi penulis.
Semoga Allah SWT membalas semua amal ibadah yang telah dilakukan
dengan ikhlas atas bantuan dan bimbingan pihak-pihak tersebut selama penulisan
skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Akhir
kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Malang, 09 Juli 2010
Penulis
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi
HALAMAN NOTA DINAS .......................................................................... vii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii
ABSTRAK ..................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 14
E. Definisi Operasional ..................................................................... 14
F. Sistematika Penelitian ................................................................. 16
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 18
A. Metode Cooperative Learning ...................................................... 18
1. Pengertian Metode Cooperative Learning ............................ 18
Surat Keterangan Penelitian dari MTs Negeri Lawang Malang ........................ 68
Biodata Penulis (Riwayat Hidup) .................................................................... 68
19
ABSTRAK Qadam, Izah Ulya. 2010. Implementasi Metode Cooperative Learning Dalam
Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII MTs Negeri Lawang Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr. H. Nur Ali, M.Pd
Kata Kunci: Cooperative Learning, Kreativitas, dan Aqidah Akhlak
Fenomena pendidikan di Indonesia dewasa ini lebih banyak pada pembelajaran yang bersifat kompetitif dan individualitis. Dalam sistem pembelajaran ini siswa harus berjuang untuk memperoleh sebuah nilai yang bagus sebagai akhir dari perjuangannya. Para siswa pun harus saling berkompetisi, bahkan siswa terkadang tidak sehat dalam keikutsertaan dalam kompetisi ini. Ketika keadaan seperti ini masih berkelanjut, maka individualitis berkembang tanpa ada hubungan sosial dan kerjasama dalam meraih prestasi siswa. Sehingga kreativitas peserta didik tidak berkembang dengan baik dan bahkan bisa mematikan kreativitas siswa. Untuk menghindari hal-hal tersebut pembelajaran Cooperative learning sebagai tawaran alternatif karena dapat mengarahkan siswa untuk meningkatkan motivasi, kreativitas, imajinatif, dan etos keilmuan serta berkembangnya potensi anak yang belum dapat dilaksanakan sepenuhnya. Sehingga nilai-nilai Islami dalam proses belajar terwujud dengan motode yang manusiawi, menyenangkan dan mengarahkan anak didik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dengan implementasi metode Cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII MTs Negeri Lawang Malang.
Metode penelitian yaitu menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Tahapan penelitian ini berupa siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengann menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan menggunakan rumus presentase:
Post Rate - Base Rate P = X 100%
Base Rate Hasil penelitian membuktikan bahwa implementasi metode Cooperative
learning dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII MTs Negeri Lawang Malang. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa kreativitas mengalami peningkatan dari pre test ke post test yang semula perolehan nilai skor 13 menjadi 25 skor. Atau berdasarkan hasil perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan indikator dalam lembar observasi
20
menunjukkan bahwa pada siklus I penilaian sebesar 38%, sikus II sebesar 76%, dan siklus III sebesar 92% , jadi peningkatan sebesar 54% point. Dan juga perolehan nilai belajar siswa terjadi peningkatan juga dengan perolehan pada siklus I nilai rata-rata 71,5, siklus II nilai rata-rata 74,9, dan pada siklus III nilai rata-rata 81,2. Jadi, peningkatan sebesar 9,7 point. Indikator peningkatan ditandai siswa dapat mengungkapkan ide atau pendapatnya, memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak, siswa berani untuk mengkritisi terhadap permasalahan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, dan lain-lain.
Saran yang disampaikan peneliti bersifat konstruktif yang dapat diberikan demi terwujudnya dan berkembangnya pembelajaran di kelas. Pertama, Bagi guru dapat mengimplementasikan implementasi metode Cooperative learning dapat meningkatkan kreativitas siswa dengan mengemasnya dalam pembelajaran yang menarik dan menggunakan strategi atau model yang bervariasi. Kedua, Bagi siswa ciptakan suasana belajar lebih hidup, inovatif dan kreatif. Ketiga, Perlu diadakan penelitian serupa yang mengkaji metode Cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas siswa pada jenjang pendidikan yang berbeda.
21
ABSTRACT Qadam, Izah Ulya. 2010. Implementation of Cooperative Learning Method In
Improving Student Creativity And Books Lessons of Virtue In Class VII The State MTs Lawang Malang. Thesis, Department of Islamic Religious Education, Faculty of Tarbiyah, The State Islamic University of Malang Maulana Malik Ibrahim. Dr. H. Nur Ali, M. Pd
Keywords: Cooperative Learning, Creativity, and the Aqidah of Virtue
The phenomenon of adult education in Indonesia is more competitive on
the learning and individual. In this learning system students have to struggle to get a good value as the end of the struggle. Students also must compete with each other, sometimes not even healty for student participation in this competition. When things like this still continuous, then individual developed without any social relations and cooperation in student achievement. So that the creativity of learners do not develop properly and can even turn off the creativity of students. To avoid those things that Cooperative learning as an alternative bid because it can lead students to improve motivation, creativity, imaginative, and the ethos of science and the development potential of children who can not be executed fully. So that Islamic values in the learning process of human existence with methods, fun and direct the students.
The purpose of this study was to describe the process of planning, implementation and assessment of the implementation of cooperative learning methods in enhancing student creativity in classroom lesson Virtue VII Aqidah Akhlak the state MTs Lawang Malang.
The research method that is using the class-action research (CAR). Stages of this research is a cycle that includes planning, execution, observation, and reflection documentation. The quantitative data were analyzed using a percentage formula:
Post Rate - Base Rate
P = X 100% Base Rate
The research proves that the implementation of cooperative learning
methods can improve the creativity of students in classes VII Moral lessons Aqidah the state MTs Lawang Malang. Field observation results indicate that creativity has increased from pre test to post test score grades initially 13 to 25 score. Or based on the calculation of the value of creativity assessment score based on the indicators in the observation sheet shows that in the first cycle the average value of cycle rating of 38%, the second cycle the average value of 76%, and the average value of III cycles of 92%, so an increase of 54% points. And also
22
the acquisition value of student learning also increased with the acquisition in the first cycle the average value of 71.5, the second cycle the average value of 74.9, and in cycle III, the average value of 81.2. Thus, an increase of 9.7 points. Indicators marked increase in students can express ideas or opinions, have a great curiosity towards learning Aqidah of Virtue, the students dared to criticize the problems in the subject Aqidah of Virtue, and others. Suggestions submitted by researchers as constructive that can be given for realization and development of classroom learning. First, teachers can implement for the implementation of cooperative learning methods can enhance students' creativity with an attractive packaging in the learning and use strategies or models that vary. Second, create an atmosphere for students to learn more vibrant, innovative and creative. Third, similar studies should be conducted to assess the cooperative learning method in enhancing the creativity of students at different educational levels
23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu dengan yang
lain. Karena sifanya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan
manusia yang lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus
menjadi makhluk sosial, makhluk yang membutuh interaksi dengan makhluk
disekitarnya. Pembelajaran dengan model pengelompokan atau dalam bahasa
ilmiahnya Cooperative learning merupakan pembelajaran yang secara sadar
dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antara satu siswa
dengan sesama siswa yang lainnya.
Sebagai manusia yang mengharapkan kesempurnaan dalam hidup
maka salah satunya kita saling membantu satu dengan yang lainnya.
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya
sebagai satu kelompok atau satu tim.1
Pendidikan di Indonesia dewasa ini, kalau kita perhatikan lebih
banyak pada pembelajaran yang bersifat kompetitif dan induvidualitis. Bahkan
proses belajar yang seperti itupun kerap terjadi dalam fenomena pendidikan di
Indonesia. Akan tetapi, bukan berarti belajar secara kompetitif dan
individualitif merupakan belajar yang buruk. Jika disusun dan ditata sebaik
1Isjoni, Cooperative Learning : Efektifitas Pembelajaran Kelompok (Bandung :
Alfabeta, 2009), hal. 15
24
mungkin akan menjadi belajar yang sangat efektif. Dalam buku “Mendesain
Model Pembelajaran Inovatif Progresif”, menyatakan bahwa belajar secara
individualities dan kompetitif jika disusun dengan baik, maka belajar tersebut
akan efektif dan merupakan cara memotivasi siswa untuk melakukan yang
terbaik. Meskipun demikian, terdapat beberapa kelemahan pada belajar
kompetitif dan individualitif seperti kompetisi siswa yang kadang tidak sehat.
Untuk menghindari hal-hal tersebut dan agar siswa dapat membantu siswa
yang lain untuk mencapai sukses, maka jalan keluarnya adalah dengan belajar
kooperatif.2
Di Indonesia adalah Negara dengan kuantitas penduduknya
beragama Islam. Yang seharusnya pendidikan agama Islam menjadi sebuah
primadona bagi masyarakat Indonesia. Seperti orang tua, peserta didik, dan
lain-lain. Dan yang seharusnya pendidikan agama Islam menjadi sebuah
momok pendidikan yang penting. Karena dalam pendidikan agama Islam,
banyak sekali uraian-uraian yang berhaluan atas berdasarkan al-Qu‟an dan al-
Hadist yang menjadi pegangan hidup seorang muslim sampai liang kubur dan
akan mendapatkan syafa‟atnya sampai kapan pun. Akan tetapi, daya tarik
masyarakat Indonesia sedikit sekali untuk memasukkan penerus keturunan
hidupnya ke lembaga-lembaga pendidikan Islam.
Kurang tertariknya masyarakat untuk memilih lenbaga-lembaga
pendidikan Islam sebenarnya bukan karena terjadi pergeseran nilai atau ikatan
keagamaannya yang mulai pudar, melainkan karena sebagai besar kurang
Pelajar, 2002), hal. 15 8 Fuad Nashori dan Diana Mucharam, Mengembangkan Kreatifitas dalam Perspektif
Psikologi Islam (Yogyakarta : Menara Kudus, 2002), hal. 27
27
Artinya :
“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir.” )Q.S. Al-Baqoroh : 219).9
Menengok dari firman Allah SWT diatas bahwasanya manusia di
Bumi ini banyak sekali permasalah-permasalahan yang mana hanya ada satu
kunci untuk membukanya yaitu berfikir untuk memecahkan suatu masalah.
Dan Islam adalah agama rahmat lil „alamin bagi umatnya yang tidak hanya
berfikir secara rasio saja tetapi juga hati nurani dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan didepannya.
Kreativitas merupakan salah satu kemampuan intelektual atau
berfikir manusia. Meski tidak menjamin seseorang untuk bertindak kreatif,
namun dengan dasar-dasar suatu pengetahuan, maka seseorang dapat
melengkapi atau mengembangkan sistem pengetahuan yang ada, membuat
analogi-analogi untuk merencanakan pemecahan suatu masalah atau
mentransformasikan ke dalam situasi yang baru.10
Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan
aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagi interaksi dan
pengalaman belajar. Namun dalam hal pelaksanaannya yang dilaksanakan
justru menghambat aktivitas dan kretivitas peserta didik.11
Pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan sangat penting
karena sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan pembangunan dari segala
9 Al -Qur‟an dan Terjemahan Juz 1-15 (Kudus : Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah,
2004), hal. 34 10 Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), hal. 392-393 11 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kretifitas dan
ini, begitu monoton dan siswa pasif, bosan, jenuh, bahkan terhambat
kreativitasnya ketika seorang guru mengajar. Sehingga siswa kurang kepekaan
sosial, dan sering kali hanya mencakup dataran kognitif saja, tanpa sentuhan
afektik apalagi psikomotorik, sehingga sangat menghambat kreativitas peserta
didik.
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Wakhidah Nurul
Milati, tahun 2007, dengan judul skripsinya “Implementasi Cooperative
Learning Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP 13 Malang”. Menyimpulkan
bahwa peningkatan belajar siswa semula nilai rata-rata pada pre tes sebesar
6,9 pada siklus I sebesar 7,6 meningkat 10%, siklus II sebesar 8,8 meningkat
27%.24 Sedangkan, tinjauan penelitian terdahulu dalam kreativitas dengan
hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh M. Syamsun Ni‟am tahun 2009,
dengan judul skripsi “Implementasi Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences Dalam Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran ,Pendidikan Agama Islam Kelas III Di MIN Beji Pasuruan”.
Hasil penelitian membuktikan bahwa implementasi pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa
pada pelajaran PAI di MIN Beji Pasuruan. Hasil observasi di lapangan
menunjukkan bahwa kreativitas mengalami peningkatan dari pre test ke post
test yang semula nilai rata-rata sebesar 1,33 meningkat menjadi 3,22 atau
24 Wakhidah Nurul Milati, Implementasi Cooperative Learning Metode Jigsaw dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP 13 Malang, Skripsinya, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang, 2007, Abstrak
33
sebesar 71,3%, sedangkan hasil belajar juga mengalami peningkatan yang
semula nilai rata-rata pada pre test sebesar 60 meningkat menjadi 84,6 atau
sebesar 41%. Indikator peningkatan ditandai siswa menjadi lebih kreatif dalam
memecahkan masalah suatu permasalahan dan kreatif dalam membuat sesuatu
yang baru.25
Dengan adanya pembelajaran cooperative learning diharapkan
dapat memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran pendidikan agama
Islam terutama pelajaran Aqidah Akhlak yang bisa dikatakan condong pada
pembelajaran tradisional. Kemudian, dengan model pembelajaran ini, dapat
mengarah untuk meningkatkan motivasi, kreativitas, imajinatif, dan etos
keilmuan serta berkembangnya potensi anak yang belum dapat dilaksanakan
sepenuhnya. Sehingga nilai-nilai Islami yang seharusnya diterapkan dalam
proses belajar mengajar belum terwujud. Metode pendidikan yang Islami
adalah metode yang yang manusiawi, menyenangkan dan menggarahkan anak
didik.26
Di lain pihak, kreativitas dan performasi guru menunjukkan
perbaikan yang berarti baik dalam menyusun perencanaan, penggunaan
teknologi pembelajaran, pelaksanaan maupun pengembangan sistem evaluasi
yang dilakukan. Kualitas pembelajaran yang sesuai dengan rambu-rambu
25 M. Syamsu Ni‟am, Implementasi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Dalam
Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran ,Pendidikan Agama Islam Kelas III Di MIN Beji Pasuruan, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri maulana malik ibrahim Malang, 2009, Abstrak
26 Abuddin nata, Manajemen Pendidikan : Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia (Bogor : Kencana Prenada Media, 2003), hal. 184-185
34
pendidikan agama Islam dipengaruhi pula oleh sikap yang kreatif untuk
memilih dan melaksanakan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan sebelum peneliti
melaksanakan penelitian tindakan kelas di MTs Negeri Lawang Malang,
terkhususkan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak. Guru pelajaran Aqidah
Akhlak disana masih menggunakan metode pembelajaran dengan model
ceramah. Dalam proses pembelajaran ini, cenderung bersifat kompetitif dan
individualitis yang mana peran siswa selama pembelajaran saling
berkompetisi dan juga individualitis berkembang tanpa ada hubungan sosial
dan kerjasama dalam meraih prestasi siswa. Sehingga kreativitas peserta didik
tidak berkembang dengan baik dan bahkan bisa mematikan kreativitas siswa.
Peneliti memilih pelajaran Aqidah Akhlak sebagai pelajaran yang akan diteliti
dalam penelitian tindakan kelas, karena pelajaran ini memuat tentang Aqidah
dan juga pelajaran pendidikan moral agama Islam. Setelah meninjau dan
menelaah permasalahan diatas, maka peneliti mengambilan keputusan dan
menyakini untuk memilih dengan judul “Implementasi Metode Cooperative
Learning Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pelajaran
Aqidah Akhlak Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses perencanaan dengan menggunakan cooperative
learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah
Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang?
35
2. Bagaimanakah proses pelaksanaan dengan menggunakan cooperative
learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah
Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang?
3. Bagaimanakah penilaian dengan menggunakan cooperative learning
dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak
kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
adalah :
1. Untuk mengetahui proses perencanaan dengan menggunakan
cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam
pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri
Lawang.
2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan dengan menggunakan
cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam
pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri
Lawang.
3. Untuk mengetahui penilaian dengan menggunakan cooperative
learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah
Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang.
36
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk:
1. Peserta didik, agar dapat termotifasi sehingga mereka dapat belajar
dengan menyenangkan dan sekreatif mungkin.
2. Para pendidik di lembaga-lembaga pendidikan Islam agar dapat
menggunakan karya ini, khususnya pendidik yang membimbing mata
pelajaran Aqidah Akhlak, agar dapat menambah pengetahuan dalam
strategi pembelajaran.
3. Lembaga pendidikan, khususnya untuk lebih meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.
4. Para pembaca, diharapkan dapat memahami dan bermanfaat sebagai
bahan pedoman untuk dalam kegiatan pendidikan terutama mata
pelajaran pendidikan agama Islam.
5. Peneliti, diharapkan semoga karya yang akan dibuat menjadi sarana
belajar, dan semoga di lain kesempatan agar lebih memperdalam kajian
hasanah keilmuan.
E. Definisi Operasional
Untuk menjaga dan sebagai antisipasi timbulnya kesalah pahaman serta
pengaburan pemahaman makna dan sekaligus memberikan arah kepada penulisan
skripsi ini, maka sebelum membahas lebih lanjut tentang skripsi ini, maka
ditegaskan dahulu definisi operasional yang terdapat dalam judul skripsi
“Implementasi Metode Cooperative Learning Dalam Meningkatkan
37
Kreativitas Siswa Dalam Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Negeri Lawang”.
1. Cooperative Learning
Pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning
merupakan pembelajaran secara bersama-sama satu dengan yang lainnya
untuk mencapai keberhasilan suatu pembelajaran. Dalam hal ini siswa
lebih ditekankan dalam keaktifan, tidak hanya guru saja yang yang
menjadi sentralnya.
2. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk berkreasi dengan sebuah ide-
ide yang baru yang merupakan esensial dalam pemecahan masalah.27
Dalam hal ini, kemampuan siswa untuk berfikir secara secara mandiri
dengan kemampuan ide masing-masing untuk memperoleh suatu karya
atau hasil untuk tercapainya sebuah gagasan baru.
3. Pelajaran Aqidah Akhlak
Pelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu pelajaran agama
Islam yang hanya dapat diperoleh di lembaga-lembaga pendidikan yang
berasaskan Islam, seperi Madrasah, sekolah Islam, pesantren, dan lain-
lainnya. Isi kandungan yang terdapt dalam mata pelajaran ini adalah
tentang Aqidah dan juga Akhlak yaitu tentang budi pekerti ala Islamiyah
tang berdasarkan atas Al-Qur‟an dan Al-Hadits.
27 Made wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan Konseptual Operasional (Jakarta Timur : Bumi Aksara, 2009), hal. 138
38
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
menjadi beberapa bab, yang mana setiap babnya sendiri terdiri dari beberapa
sub bab yaitu :
Bab I pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini, akan memaparkan
ringkasan gambaran secara singkat apa yang terdapat dalan keseluruhan
penulisan ini. Pembahasan bab ini meliputi : Latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, definisi operasional, batasan
masalah, dan sistematika bahasan.
Bab II kajian teori. Bab ini berisi tentang teori-teori yang terkait
mengenai permasalahan dalam penelitian, yaitu meliputi : Kajian tentang
Cooperative Learning, dan teori tentang Kreativitas Siswa
Bab III metode penelitian. Pada bab ini memaparkan tentang
bagaimana penelitian dilakukan, meliputi : Jenis dan pendekatan penelitian,
kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,
teknik analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahapan penelitian.
Bab IV laporan hasil penelitian. Bab ini berisi tentang hasil penemuan-
penemuan yang diperoleh oleh peneliti selama mengadakan penelitian.
Bab V pembahasan hasil penelitian. Bab ini berisi tentang : a) Proses
perencanaan dengan menggunakan cooperative learning dalam meningkatkan
kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Negeri Lawang, b) Proses pelaksanaan dengan menggunakan
cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran
39
Aqidah Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang, c) penilaian
dengan menggunakan cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas
siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri
Lawang.
Bab VI kesimpulan dan saran. Bab ini berisikan tentang uraian
keseluruhan bab yang disimpulkan dalam penutup yang berisikan kesimpulan,
kritik dan saran.
40
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Cooperative Learning
1. Pengertian Metode Cooperative Learning
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.28 Slavin mengemukakan, “In
cooperation learning method, students work together in four member teams to
master material initially presented by the teacher (dalam metode
pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok
yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang akan
disampaikan oleh guru).29
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berkelompok
untuk memecahkan suatu permasalah dengan cara saling membantu sesama
anggotanya agar masalah tersebut terpecahkan dengan didampingi oleh guru.
Menurut Isjoni dalam bukunya cooperative learning mengutip
pendapat Slavin menyebutkan bahwa cooperative learning merupakan model
pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru
mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan
tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching).
28 Isjoni, Op. Cit., hal. 15 29Robert E. Slavin, Cooperative Learning : Theory, Research, Practice (London :
Allymand Bacon, 2005), (terjemahan, cooperative learning : Teori, Riset dan Praktik (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2009), hal. 8
41
Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi
seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagai
informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama
mereka.30
Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam
kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan
keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik
didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, berdiskusi, dan
sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang
berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan. Selama bekerja dalam
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang
disajikan guru dan saling membantu diantara teman sekelompoknya untuk
mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota
kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran.31
Cooperative learning ini bukan bermaksud untuk menggantikan
pendekatan kompetitif (persaingan). Nuansa kompetitif dalam kelas akan
sangat baik bila diterapkan secara sehat. Pendekatan kompetitif ini adalah
sebagai alternatif pilihan dalam mengisi kelemahan kompetisi, yakni hanya
sebagaian siswa saja yang akan bertambah pintar, sementara yang lainnya
semakin tenggelam kompetisi, yakni hanya lainnya semakin tenggelam dalam
ketidak tahuannya. Tidak sedikit siswa yang kurang pengetahuannya merasa
malu bila kekurangannya diekspose. Kadang-kadang motivasi persaingan akan
Dalam fase pertama, guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran
dalam materi yang akan dibahas lalu, guru juga memotivasi siswa yang ada
hubungannya dengan materi yang akan dibahas. Fase kedua, guru
menginformasi kepada siswa atau mentranser keilmuannya kepada siswa
45 Trianto, Op.Cit., hal. 66-67
60
tentang memateri yang dibahas melalui beberapa sumber bacaan. Fase
ketiga, guru menjelaskan kepada siswa terkait masalah pembentukan
kelompok belajar dan juga bagaimana berdiskusi dalam hal ini yaitu transisi
efisien. Fase keempat, yaitu guru membimbing dan juga mengarahkan siswa
dalam mengerjakann tugas atau dalam memecahkan masalah yang harus
dipecahkan bersama-sama dengan satu dan lainnya dalam kelompok belajar.
Fase kelima, yaitu guru mengevaluasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa jauh pemahaman atau kawasan mereka dalam menguasai materi
pelajaran atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi atau
hasil belajar bersama mereka. Fase keenam, yaitu guru memberikan
penghargaan kepada siswa. Dalam hal ini guru mencari- banyak cara untuk
menghargai hasil kerja kelompok siswa. Penghargaan dapat bervariasi,
diantaranya penghargaan berupa nilai, penghargaann berupa sanjungan,
penghargaan berupa hadiah.
5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Cooperative Learning
Setiap segala sesuatu pasti ada kelebihan dan juga kekurangan.
Termasuk model pembelajaran, seperti model pembelajaran dengan metode
pembelajaran cooperative learning ini, mempunyai kelebihan dan juga
kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan cooperative learning :
61
a. Kelebihan cooperative learning
Jarolimek & Parker dalam bukunya Isjoni, mengatakan keunggulan
yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah: 46
1) Saling ketergantungan yang positif,
2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu,
3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,
4) Suasana kelas rileks dan menyenangkan,
5) Terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa
dengan guru,
6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan
pengalaman serta emosi yang menyenangkan.
b. Kekurangan cooperative learning
Menurut Isjoni, kelemahan atau kekurangan cooperative learning
bersumber dari dua faktor yaitu dari dalam (intern) dan faktor dari luar
(ekstern).47 Akan tetapi, dalam hal ini Isjoni hanya menyebutkan faktor
dari dalam saja. Berikut keterangannya :
1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,
disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan
waktu,
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka
dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai,
46 Isjoni, Op.cit., hlm 24
47 Ibid., hlm. 25
62
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas
sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan,
4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
B. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas
Penjelasan mengenai pengertian kretivitas banyak sekali oleh para
ahli mengidentifikasikan dan mengembangkan kreativitas bahwa ada begitu
banyak definisi tentang kretifitas, tetapi tidak ada satu definisi pun yang dapat
diterima secara universal. Mengingat kompleksitas dari konsep kreatifitas,
agaknya hal ini tidak mungkin dan juga tidak perlu, karena kreatifitas dapat
ditinjau dari berbagai aspek, yang kendatipun berbeda-beda. Rhodes
menyebutkan adanya enpat jenis definisi tentang kreativitas sebagai “Four P‟s
of creativity : person, process, press, and product”)empat P kretivitas : pribadi,
proses, dorongan dan produk).
Kebanyakan definisi kreatifitas berfokuskan pada salah satu dari
empat P ini yang saling berkaitan : pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam
proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan (press) dari lingkungan
63
menghasilkan produk kreatif. Adapun definisi tentang kreatifitas yang
berdasarkan empat P, menurut para pakar :48
a. Definisi pribadi
Definisi (teori) yang lebih baru tentang kreatifitas diberikan
dalam “three-facet model of creativity” oleh Sternberg, bahwa
kreatifitas merupakan titik pertemuan yang khas antara atribut
psikologis : inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
Bersama-sama ketiga segi dari alam pikiran ini membantu
memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif.
b. Definisi proses
Definisi proses yang terkenal adalah definisi Torrance tentang
kreativitas yang pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam
metode ilmiah, yaitu definisi yang meliputi seluruh proses kreatif
dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan
menyampaikan hasil. Sedangkan menurut wallas, langkah-langkah
proses kreatif yang sampai sekarang masih banyak diterapkan dalam
pengembangan kreatifitas, meliputi tahap persiapan, inkubasi,
iluminasi, dan verifikasi.
c. Definisi produk
Definisi yang terfokus pada produk kreatif menekankan
orisinalitas, seperti defenisi dari Barron yang menyatakan bahwa
kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau mencipakan
48 Utami Munandar, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, (Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2009), hal. 19-20
64
sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele, kreatifitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang
mempunyai makna social. Sedangkan menurut Roger
mengemukakan kriteria untuk produk kretif yaitu :
1. Produk harus nyata (observable).
2. Produk itu harus baru.
3. Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam
interaksi dengan lingkungannya.
d. Definisi press
Kategori keempat dari definisi dan pendekatan terhadap
kreatifitas menekankan faktor “press” atau dorongan, baik dorongan
internal (dari diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta
atau bersibuk diri secara kretif) maupun dorongan eksternal dari
lingkungan sosial psikologi. Kretifitas juga tidak berkembang dalam
kebudayaan yang terlalu menekankan konformitas dan tradisi, dan
kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru.
Made Wena berpendapat bahwa kretifitas adalah kemampuan untuk
berkreasi dengan sebuah ide-ide yang baru yang merupakan esensial dalam
pemecahan masalah. Bagaimana meningkatkan kreativitas yang masih
terpendam dalam diri siswa? Menurut Wankat dan Oreovoc, meningkatkan
kreativitas siswa dapat dilakukan dengan :49
a. Mendorong siswa untuk kreatif (tell student to be creative)
49Made wena, Op.Cit,, hal. 138
65
b. Mengajari siswa beberapa metode untuk menjadi kreatif (teach
student some creativity methods), dan
c. Menerina ide-ide kretif yang dihasilkan siswa (accept the result
of creative exercises)
Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E. Mulyasa (2003) mengemukakan
hal-hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam
belajarnya, adalah:50
1. Dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan
mengurangi rasa takut;
2. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk
berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah; aktivitas,
kreativitas, dan motivasi siswa
3. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan
evaluasinya;
4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak
otoriter;
5. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran secara keseluruhan.
Sementara itu, Widada (1994) mengemukakan bahwa untuk
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa, guru dapat menggunakan
pendekatan sebagai berikut :51
1. Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self
50http//www.google.com// Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas, Dan Motivasi Siswa.html. 17 November 2009
51 Ibid,.
66
esteem (kesadaran akan harga diri) siswa.
2. Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain
storming, inquiry, dan role playing.
3. Value clarification and moral development approach; guru
mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan holistik dan
humanistik untuk mengembangkan segenap potensi siswa menuju
tercapainya self actualization, dalam situasi ini pengembangan
intelektual siswa akan mengiringi pengembangan seluruh aspek
kepribadian siswa, termasuk dalam hal etik dan moral.
4. Multiple talent approach; guru mengupayakan pengembangan
seluruh potensi siswa untuk membangun self concept yang
menunjang kesehatan mental.
5. Inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip
ilmiah serta meningkatkan potensi intelektualnya.
6. Pictorial riddle approach; guru mengembangkan metode untuk
mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok
kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan
kreatif.
7. Synetics approach; guru lebih memusatkan perhatian pada
kompetensi siswa untuk mengembangkan berbagai bentuk metaphor
untuk membuka inteligensinya dan mengembangkan kreativitasnya.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan yang tidak rasional,
67
kemudian berkembang menuju penemuan dan pemecahan masalah
secara rasional.
Dalam kondisi seperti ini seorang guru mendorong dan membiarkan
anak/siswa untuk bebas mengekspresikan dirinya dalam memgemukakan
gagasan, saran, ide-ide baru, dengan membiarkan mereka untuk berkreasi
dengan dirinya sendiri tanpa ada rasa kurang diri dan rasa takut untuk
berkomunikasi. Seorang guru memberikan banyak materi dan mendorong
kepada anak/siswa untuk bekerja bersama bila mungkin dan perlu, tetapi
tidak menekankan bahwa setiap anak mempunyai kreatifitas dan kekuatannya
sendiri-sendiri.
Dalam buku psikologi kognitif menyatakan bahwa kreatifitas
(creativity) adalah salah satu kemampuan intelektual manusia yang sangat
penting, dan oleh kebanyakan ahli psikologi kognitif kedalam kemampuan
memecahkan masalah. Kreatifitas sering juga disebut dengan berfikir kreatif
(creative thinking). Kreatifitas dapat didefinisikan sebagai aktifitas kognitif
atau proses perfikir untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan
berguna atau new ideas and useful.52
Proses kretif dianggap menyerupai proses pemecahan masalah oleh
para ahli psikologi kognitif, kecuali pada aspek baru di dalam permasalahan
atau pemecahan yang dihasilkan. Menurut perspektif ini, berfikir kreatif
melibatkan proses mengidentifikasi masalah, memutuskan pentingnya
masalah, perumusan pokok masalah, dan pencapaian suatu cara baru bagi
52 Suharnan, Op.Cit., hal. 373
68
pemecahan masalah. Menurut Wallas dalam buku kognitif, menyatakan bahwa
langkah-langkah berfikir kreatif sebagai berikut:53
1. Persiapan
Pada tahap ini, seseorang berusaha untuk mengumpulkan
berbagai macam informasi yang relevan dengan permasalahan yang
sedang dihadapi. Informasi secara lengkap sangat dibutuhkan agar
seseorang dapat lebih memahami pokok permasalahan dan hal-hal
yang berkaitan dengan permasalahan itu.
2. Inkubasi
Pada tahap inkubasi seseorang dengan sengaja untuk sementara
waktu tidak memikirkan masalah yang tengah dicari pemecahan itu.
Meski demikian, sebenarnya di dalam pikiran tidak sadar orang itu
tetap berlangsung proses pencarian pemecahan. Dalam tahap ini,
seseorang dapat melakukan aktifitas-aktifitas misalnya pergi keluar
kota untuk melihat pemandangan, membaca majalah, atau
menyelesaikan tugas lain yang tidak berhubungan dengan masalah
yang dihadapi.
3. Iluminasi
Suatu gagasan atau rencana pemecahan telah ditemukan.
Namun, gagasan ini biasanya masih berupa gagasan pokok atau garis
besar. Tahapan ini sering disebut tahapan munculnya ilham secara
tiba-tiba, berupa kilatan imajinasi yang melahirkan jawaban atas
53 Ibid., hal. 382
69
permasalahan.
4. Verifikasi
Pada tahap akhir proses berfikir kreatif adalah melaksanakan
gagasan yang ditemukan itu untuk telah berhasil maka proses berfikir
kreatif selesai. Namun, jika ternyata gagal memecahkan masalah,
sambil dievaluasi bagaimana hasil-hasilnya. Jika, maka
kemungkinan orang itu akan kembali pada tahap awal (merumuskan
kembali pokok permasalahan) dan diikuti oleh langkah-langkah
selanjutnya yaitu menghasilkan suatu gagasan, eksplorasi, dan juga
evaluasi.
Ketika berfikir kreatif disamakan dengan pemecahkan masalah maka
seharusnya ada prinsip-prinsip umum yang dapat diterapkan terhadap lintas
bidang pengetahuan. Dalam berfikir kreatif setiap manusia mempunyai proses
yang berdeba dalam berkreasi untuk memecahkan masalah. Meskipun terdapat
perbedaan, namun mereka semua harus menemukan dan menghasilkan
pemecahan-pemecahan yang mungkin terhadap masalah dan melakukan
eksplorasi ruang masalah, mencari dan menemukan jalan keluar yang dapat
menjembatani antara situasi yang dihadapi dengan tujuan yang diinginkan.
Ketika gagal memecahkan masalah perlu adannya evaluasi dalam proses
berfikir kreatif. Evaluasi yang efektif diperlukan untuk memastikan bahwa
proses kreatif telah selesai atau belum, atau apakah seseorang perlu
merumuskan kembali permasalahan dan pencapaian suatu cara baru untuk
pemecahan masalah.
70
Terkait erat dengan mitos tentang pribadi kreatif adalah keyakinan yang
terlanjur mendarah daging bahwa kreatifitas adalah cermin kemampuan
intelektual. Terlalu banyak orang menganggap bahwa kreativitas “sejati”
adalah hak khusus orang-orang yang dikaruniai bakat. Namun, hal ini juga
merupakan pikiran penghambat yang mampu memangkas potensi kreatif.
Sebenarnya, riset membuktikan bahwa kita semua mempunyai daya untuk
menjadi kreatif dalam banyak bidang. Menurut Howard Gardner dari
Universitas Harvard dalam bukunya Frames of Mind dan dipopulerkan oleh
Thomas Armstrong dalam bukunya Seven Kinds of Smart, kita diberkahi tidak
hanya satu jenis kecerdasan umum, namun tujuh.54 Dalam hal ini, bahwa ada
tujuh jenis kreativitas, yaitu:
a. Verbal/linguistic : kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau
tertulis.
b. Matematis/logis : kemampuan memanipulasi sistem nomor dan
konsep logis.
c. Spasial : kemampuan melihat dan memanipulasi pola dan
mendesaian.
d. Musical : kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep music,
seperti ; nada, irama dan keselarasan.
e. Kinestetis-tubuh : kemampuan memanfaatkan tubuh dan gerakan,
seperti ; dalam olahraga atau tari.
f. Intrapersonal : kemapuan memahami perasaan diri sendiri, gemar
54 Jordan E. Ayan, Bengkel Kreatifitas : 10 Cara Menemukan Ide-Ide Pamungkas Melalui Pergaulan, Lingkungan, Perjalanan, Permainan, Alam Bawah Sadar, Seni, Teknologi, Berfikir, Bacaan, Jiwa Kreatif., (Bandung : Penerbit Kaifa, 2002), hal. 39
71
merenung dan berfilsafat.
g. Interpersonal : kemampuan memahami orang lain, pikiran, serta
perasaan mereka.
Pribadi kreatif yang dibawa anak sejak lahir pada diri individu, tidak
hanya terpacu pada bidang kemampuan kecerdasan atau intelektualnya saja.
Namun dapat dilihat dari keseluruhan dalam diri individu, Dalam suasana
seperti ini kepribadian sebenarnya dimungkinkan untuk timbul, untuk
diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam hubungannya dengan
lingkungannya. Inilah pada dasarnya yang disebut memupuk kreativitas.
Memberikan kesempatan pada individu untuk bebas mengekspresikan secara
simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Dalam hal ini individu
anak/siswa akan memangkas potensi kreatif dan juga memberikan individu
kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam
dirinya. Ekspresi dalam bentuk tindakan agresif tidak selalu dimungkinkan,
namun tindakan-tindakan konstruktif kearah kreatif hendaknya dimungkinkan.
2. Ciri-Ciri Kepribadian Kreatif
Pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisir dalam tindakan dan
rencana inovatif serta produk orisinalnya telah dipikirka matang-matang
terlebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul
Secara garis besar data dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
dikategorikan menjadi dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Sumber data pada penelitian tindakan kelas dibedakan menjadi dua macam :101
1. Data kulitatif, yaknni data abstrak (intangible).102 Data ini diperoleh
dari bentuk informasi yang berupa kalimat untuk memperoleh
gambaran lebih mendalam yang diperoleh dari observasi,
dokumentasi, dan interview.
2. Data kuantitatif, yakni data yang konkrit (tangible).103 Data ini
diperoleh dari hasil pembelajaran yang dapat diketahui dari
penilaian, dimana akan diungkapkan persoalan di lapangan dalam
hal ini adalah MTs Negeri Lawang.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian yang dilaksanakan di kelas VII D MTs Negeri Lawang
Malang ini menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama
proses penelitian berlangsung diantaranya sebagai berikut :
101 Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal. 131 102 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2004), hal. 28 103 Ibid., hal 29
2. Menyiapkan materi tentang Akhlak tercela kepada Allah SWT
yang terangkum dalam modul pembelajaran siswa.
3. Menyiapkan sumber belajar lain, seperti Al-Qur‟an dan
Terjemahan, buku paket, dan lembar kerja siswa.
4. Menyusun soal-soal serta lembar jawaban.
5. Menyusun lembar observasi kreativitas.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III (Senin, 03 Mei 2010)
Pada pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan pada hari senin
tanggal 03 Mei 2010 pada jam 11.10 sampai jam 12.30 WIB (2JP x 40
Menit), dengan menggunakan metode cooperative learning model
Numbered Heads Together. Adapun dalam pelaksanaan tindakan siklus III
yaitu :
1) Kegiatan awal (10 menit):
a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan do‟a.
b) Guru sedikit menanyakan keadaan mereka.
2) Kegiatan inti (50 menit):
a) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai nilai-
nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam
fenomena kehidupan.
b) Siswa diminta menjawab secara individu.
cxxxvii
cxxxvii
c) Guru menjelaskan materi yang akan dibahas (mengenai nilai-
nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam
fenomena kehidupan).
d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok (tiap kelompok
berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok
diberi nomor 1-8.
e) Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-masing
kelompok.
f) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab
oleh tiap-tiap kelompok. Lalu, guru memberi kesempatan
kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban dengan
cara berdiskusi dari pertanyaan yang diajukan guru.
g) Langkah selanjutnya, guru memanggil siswa yang memiliki
nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk maju kedepan
(hal ini dilakukan terus menurus hingga semua siswa dengan
nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat
giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru).
h) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari
guru.
3) Kegiatan akhir (20 menit):
a) Guru meminta kepada masing-masing kelompok mengajukan
pertanyaan kepada guru apabila ada pelajaran atau hal-hal
yang tidak dipahami dari pelajaran hari ini.
cxxxviii
cxxxviii
b) Guru mereview kegiatan pembelajaran, mengecek pemahaman
siswa dengan memberikan tugas kepada siswa untuk
mengerjakan soal-soal sebanyak 15 soal pilihan ganda dan
isian melalui lembaran soal yang sudah dibuat oleh peneliti
sendiri.
c) Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas
partisipasi aktifnya dalam belajar, selanjutnya guru
menyimpulkan pelajaran hari ini selanjutnya guru
menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu nilai-nilai negatif
akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam fenomena kehidupan.
d) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
c. Observasi Tindakan Siklus III (Senin, 03 Mei 2010)
Pada pembelajaran disiklus III siswa kelas VII D MTsN Lawang
Malang, dimulai pada jam 11.10-12.30 WIB. Selama penelitian pada
siklus III peneliti (sekaligus guru) menerapkan pembelajaran cooperative
learning dengan model Numbered Heads Together lagi seperti yang
dilakukan pada siklus II. Dalam hal ini peneliti membagi siswa menjadi 5
kelompok (tiap kelompok berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-
tiap kelompok diberi nomor 1-8. Kemudian, peneliti memberi nama
kelompok tiap masing-masing kelompok. Adapun nama-nama kelompok
tersebut adalah :
1. Al-Ghozali
2. Jalaluddin ar-Rumi
cxxxix
cxxxix
3. Al-Farobi
4. Abdul Qodir Jaelani
5. Ibnu Sina
Dalam pelaksanaannya peneliti menerapkan metode cooperative
learning dengan model numbered heads together sama halnya pada siklus
II. Pada siklus III dapat diketahui bahwa penerapan cooperative learning
dapat lebih mengoptimalkan proses pembelajaran Aqidah Akhlak kelas
VII D MTsN lawang Malang. Hal ditunjukkan bahwa siswa kelas VII D
sudah berani untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya dan juga mereka
mampu untuk mengkritisi pendapat kelompok lain ketika presentasi dan
juga mereka menyukai hal-hal baru dan memilliki rasa ingin tahu yang
cukup besar terhadap pelajaran Aqidah Akhlak.
Pada lembar observasi, menunjukkan kreativitas siswa meningkat
sebesar 2 point dengan perolehan nilai skor 25 dari siklus II dengan
perolehan nilai skor 23. Kemudian perolehan nilai siswa kelas VII D
MTsN Lawang Malang terjadi peningkatan juga. Perolehan nilai dari
siklus II dengan nilai rata-rata kelas 74,9 pada siklus III nilai rata-ratanya
adalah 81,2. Jadi, meningkat sebesar 6,3 (secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran I, III dan IV).
d. Refleksi Tindakan Siklus III (Senin, 03 Mei 2010)
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus III,
menyatakan bahwa ada peningkatan kreativitas siswa kelas VII D MTsN
Lawang Malang. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan mulai dari siklus
cxl
cxl
I yang dimulai pada hari Senin tanggal 12 April 2010 sampai siklus III
pada hari Senin tanggal 03 Mei 2010 pada lembar observasi dengan nilai
skor 25 dari perolehan nilai skor 18 dengan peningkatan sebesar 7 point.
Lalu perolehan skor peningkatan nilai kreativitas pada siklus I sebesar
38%, siklus II sebesar 76%, dan siklus III sebesar 92% dengan
peningkatan sebesar 54%. Dan juga dalam penilaian hasil belajar siswa
kelas VII D mengalami peningkatan. Pada siklus I dengan perolehan nilai
rata-rata 71,5, pada siklus II nilai rata-rata 74,9, dan pada siklus III nilai
rata-rata 81,2. Dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dalam setiap
siklus dengan perolehan sebesar 9,7 (secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran I, II, III dan IV).
Adapun indikator-indikator dalam keberhasilan tersebut adalah :
1. Siswa memiliki semangat dan ketarikatan dalam mengikuti mata
pelajaran Aqidah Akhlak.
2. Adanya kerjasama yang bagus dalam pembelajaran cooperative
learning.
3. Siswa dapat mengungkapkan ide atau pendapatnya, memiliki rasa
ingin tahu yang besar terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak, siswa
berani untuk mengkritisi terhadap permasalahan dalam mata
pelajaran Aqidah Akhlak, dan lain-lain.
4. Perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan indikator
dalam lembar observasi menunjukkan bahwa pada siklus I
cxli
cxli
penilaian sebesar 38%, sikus II sebesar 76%, dan siklus III sebesar
92% , jadi peningkatan sebesar 54% point.
5. Rata-rata kelas siswa berdasarkan penilaian setiap siklus
mengalami peningkatan. Pada siklus I dengan perolehan nilai rata-
rata 71,5, pada siklus II nilai rata-rata 74,9, dan pada siklus III nilai
rata-rata 81,2. Jadi, peningkatan sebesar 9,7 point.
Untuk itu peneliti merasa cukup untuk melakukan penelitian
karena penerapan metode cooperative learning dalam meningkatkan
kreativitas siswa kelas VII D sudah mengalami peningkatan.
cxlii
cxlii
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas VII D Madrasah
Tsanawiyah Negeri Lawang Malang yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus I
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu pada hari Senin, 12 April 2010,
siklus II satu kali pertemuan dilaksanakan pada hari Senin, 26 April 2010, dan
siklus III dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Senin, 03 Mei 2010.
Pada jam 11.10 WIB sampai jam 12.30 WIB.
Peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu
mengadakan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi
kelas VII D selama proses pembelajaran sebelumnya yang dilakukan oleh guru
Aqidah Akhlak yaitu Bapak Wardi, S.Ag. Selain itu juga untuk mengetahui
seberapa besar tingkat kreativitas siswa kelas VII D MTsN Lawang Malang.
Dalam observasi awal dapat diketahui bahwa selama ini guru Aqidah
Akhlak hanya menerapkan pembelajaran konvensional dengan model ceramah
dan pembentukan kelompok secara konvensional kurang cocok diterapkan pada
mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran ini
kurang dapat meningkatkan keativitas siswa kelas VII D di MTsN Lawang
Malang. Dalam hal ini, kondisi siswa cenderung banyak diam daripada bertanya,
pasif, dan juga mereka takut untuk bertanya dan mengungkapkan
pendapat/idenya. Indikator lain menunjukkan bahwa rendahnya kreatifitas siswa
pada mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah siswa kurang berani untuk
cxliii
cxliii
mengekspresikan pikiran-pikiran mereka dan juga dalam menggungkapkan
pendapatnya mereka belum berani bahkan mereka cenderung malu.
Setelah mengetahui kondisi awal di kelas VII D MTsN Lawang Malang,
peneliti pada siklus I langsung menerapkan pembelajaran dengan metode
cooperative learning dengan model two stay two stray. Dalam hal ini kelas
dibentuk menjadi 10 kelompok (jumlah kelas VII D ada 40 siswa, tiap kelompok
berjumlah 4 siswa). Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-
masing kelompok. Lalu, guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi
mencari contoh tentang Riya‟ Jali dan Riya‟ Khafi. Kemudian, guru meminta
setiap perwakilan 2 orang dari masing-masing kelompok untuk meninggalkan
kelompoknya untuk berdiskusi ke kelompok yang lain. Sedangkan 2 orang yang
tidak bertugas menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada 2 orang dari dari
kelompok lain (tamu).
Pada siklus I antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
belum begitu terlihat. Mereka terlihat belum bisa diajak belajar secara
cooperative. Dan juga kreativitas siswa kelas VII D belum maksimal. Adapun
kendala-kendalanya yaitu siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran
cooperative learning dan peneliti masih sulit untuk memancing siswa agar dapat
berkreatif dalam mata pembelajaran Aqidah Akhlak sehingga harus diberi banyak
rangsangan. Oleh karenanya peneliti sekaligus guru perlu adanya revisi
pembelajaran dalam upaya untuk terus meningkatkan kreativitas siswa.
cxliv
cxliv
Menurut Wankat dan Oreovoc, meningkatkan kreativitas siswa dapat
dilakukan dengan :114
a. Mendorong siswa untuk kreatif (tell student to be creative)
b. Mengajari siswa beberapa metode untuk menjadi kreatif (teach student
some creativity methods), dan
c. Menerina ide-ide kretif yang dihasilkan siswa (accept the result of
creative exercises)
Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E. Mulyasa (2003) mengemukakan
hal-hal yang perlu dilakukan guru agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam
belajarnya, adalah:115
1. Dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan mengurangi rasa
takut;
2. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk berkomunikasi
ilmiah secara bebas terarah; aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa
3. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya;
4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter;
5. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran secara keseluruhan.
Hasil perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan indikator
dalam lembar observasi menujukkan bahwa pada siklus I penilaian sebesar 38%,
Pada lembar observasi, menunjukkan kreativitas siswa mulai meningkat dengan
skor 5 dengan perolehan nilai skor 18 dari observasi pertama dengan perolehan
114Made wena, Op. Cit., hal. 138 115http//www.google.com// Pengelolaan Kelas dalam meningkatkan aktivitas, kreativitas,
dan motivasi siswa.html. 17 November 2009
cxlv
cxlv
nilai skor 13. Kemudian perolehan nilai siswa kelas VII D terjadi peningkatan
juga. Perolehan nilai dari observasi awal dengan nilai rata-rata kelas 68,9 menjadi
71,5 pada siklus I. Jadi, meningkat sebesar 2,6.
Menindak lanjuti dari pelaksanaan dari siklus I peneliti melanjutkan
penelitian ketahap selanjutnya yaitu pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal
26 April 2010 pada jam 11.10 WIB-12.30 WIB. Peneliti menggunakan metode
cooperative learning dengan model numbered heads together. Peneliti merubah
metode cooperative learning dengan model two stay two stray kedalam metode
cooperative learning dengan model numbered heads together karena siswa kelas
VII D mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Maka peneliti merubahnya, dan
hasilnya cukup memuaskan. Dalam hal ini peneliti membentuk kelas menjadi 5
kelompok (tiap kelompok berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap
kelompok diberi nomor 1-8. Kemudian, peneliti memberi nama kelompok tiap
masing-masing kelompok.
Pada siklus II antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
sudah mulai terlihat. Siswa sudah berani untuk mengungkapkan ide atau
pendapatnya dan juga mereka mampu untuk menyesuaikan diri dengan
kelompoknya dan juga menyukai hal-hal baru dan memilliki rasa ingin tahu yang
cukup besar terhadap pelajaran Aqidah Akhlak. Dalam hal ini mereka sudah
mengalami peningkatan yang baik dan kepedulian untuk bekerja sama dengan
kelompoknya sudah mulai nampak.
Dalam pembelajaran kooperatif yang pada dasarnya untuk membantu
dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama, maka tanpa disadari pada
cxlvi
cxlvi
diri anak/siswa sebenarnya mereka melakukan suatu hubungan interaksi sosial
dalam pembelajaran hal itu ditandai adanya saling menghargai hasil pemikiran
atau pendapat setiap siswa dengan teman-temannya. Pembelajaran dengan model
cooperative learning merupakan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pemahaman dan sikapnya yang sesuai dengan kehidupan nyata
di masyarakat. Sehingga dengan kerjasama diantara anggota kelompok akan
meningkatkan kreativitas dan juga minat belajar. Dalam surat Al-Imron : 159,
Artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya.” )Q.S. Al-Imron : 159)116
116 Al -Qur‟an dan Terjemahan Juz 1-15 (Kudus : Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah,
2004), hal. 71
cxlvii
cxlvii
Berdasarkan hasil perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan
indikator dalam lembar observasi menujukkan bahwa pada siklus II penilaian
sebesar 76%. Jadi meningkat menjadi 38% dari siklus I yaitu 38%. Pada lembar
observasi, menunjukkan kreativitas siswa mulai meningkat dengan nilai skor 5
dengan perolehan nilai skor 23 dari siklus I dengan perolehan nilai skor 18.
Kemudian perolehan nilai siswa kelas VII D MTsN Lawang Malang terjadi
peningkatan juga. Perolehan nilai dari siklus I dengan nilai rata-rata kelas 71,5
disiklus II nilai rata-ratanya adalah 74,9. Jadi, meningkat sebesar 3,4 (secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran I, II, III dan IV).
Menindak lanjuti dari pelaksanaan dari siklus II peneliti melanjutkan
penelitian ketahap selanjutnya yaitu pada siklus terakhir yaitu siklus III yang
dilaksanakan pada Senin, 03 Mei 2010 pada jam 11.10 WIB-12.30 WIB. Pada
tahap perencanaan tindakan pada siklus III ini peneliti menerapkan metode
cooperative learning dengan model Numbered Heads Together.
Pada siklus III dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran dengan
model cooperative learning dapat lebih mengoptimalkan proses pembelajaran
Aqidah Akhlak kelas VII D MTsN Lawang Malang. Hal ini ditunjukkan adanya
siswa kelas VII D sudah berani untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya dan
juga mereka mampu untuk mengkritisi pendapat kelompok lain ketika presentasi
dan juga mereka menyukai hal-hal baru dan memilliki rasa ingin tahu yang cukup
besar terhadap pelajaran Aqidah Akhlak.
Berdasarkan hasil perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan
indikator dalam lembar observasi menujukkan bahwa pada siklus III penilaian
cxlviii
cxlviii
sebesar 92%. Jadi meningkat menjadi 16% dari siklus II yaitu 76%. Pada lembar
observasi, menunjukkan kreativitas siswa meningkat 2 point dengan perolehan
nilai skor 25 dari siklus II dengan perolehan nilai skor 23. Kemudian perolehan
nilai belajar siswa kelas VII D MTsN Lawang Malang terjadi peningkatan juga.
Perolehan nilai dari siklus II dengan nilai rata-rata kelas 74,9 pada siklus III nilai
rata-ratanya adalah 81,2. Jadi, meningkat sebesar 6,3 point (secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran I, II, III dan IV).
Dalam pelaksanaan siklus I, siklus II, dan siklus III tampak terjadi
perubahan yang signifikan pada proses pembelajaran Aqidah Akhlak. Siswa lebih
aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini
ditunjukkan dengan antusisme siswa dalam mengikuti pembelajaran dan juga
kreativitas siswa tidak hanya dalam hal bertanya tetapi juga dilihat dari nilai-nilai
mereka baik yang sesuai dengan materi. Indikator pencapaian yang lalin adalah
mereka menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dan juga roman muka tampak
senang dan berseri-seri dalam mengerjakan tugas yang peneliti (sekaligus guru)
memberi tugas kepada mereka.
Hasil wawancara peneliti yang dilakukan pada tanggal 03 Mei 2010 pada
jam 13.32 WIB yang dikatakan oleh salah satu siswa yang bernama Eka Hanny
Islamiyah, ketika ditanya bagaimana perasaanmu setelah belajar cooperative
learning? Dia menjawab, “waaaah….seneng banget bu, jarang-jarang malah gak
pernah kita belajar kayak gini. Tiap kali belajar mesti laporan (presentasi), anak-
anak lain juga seneng bu…. Bu….ngajar disini ja, anak-anak seneng kalo diajar
ibu kayak gitu (cooperative learning(”.
cxlix
cxlix
Peneliti sangat gembira bahkah senang sekali, ternyata antusisme siswa-
siswa kelas VII D MTsN Lawang Malang dalam pembelajaran Aqidah Akhlak
sangat baik. Bahkan penelitian tindakan kelas ini telah cukup berhasil dalam
meningkatkan kreativitas siswa. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil
perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan indikator dalam lembar
observasi menunjukkan bahwa pada siklus I penilaian sebesar 38%, sikus II
sebesar 76%, dan siklus III sebesar 92% , jadi peningkatan sebesar 54% point.
Dan juga perolehan nilai belajar siswa terjadi peningkatan juga dengan perolehan
pada siklus I nilai rata-rata 71,5, siklus II nilai rata-rata 74,9, dan pada siklus III
nilai rata-rata 81,2. Jadi, peningkatan sebesar 9,7 point (secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran I, II, III dan IV).
cl
cl
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama proses
observasi dan pelaksanakan dalam tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta
analisis yang telah dilakukan dapat peneliti simpulkan sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
cooperative learning dalam upaya untuk meningkatkan kreativitas
siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang Malang
dalam pelajaran Aqidah Akhlak, peneliti menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi tentang
Akhlak tercela kepada Allah SWT yang terangkum dalam modul
pembelajaran siswa, menyiapkan sumber belajar lain, seperti Al-
Qur‟an dan Terjemahan, buku paket, dan lembar kerja siswa,
menyusun soal-soal serta lembar jawaban, menyusun lembar
observasi kreativitas.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative
learning dalam upaya untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas
VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang Malang dalam pelajaran
Aqidah Akhlak, dalam hal ini peneliti menerapkan metode
cooperative learning dengan dua model yaitu model numbered heads
together dan model two stay two stray. Dalam pelaksanaannya disini
cli
cli
peneliti (sekaligus guru) menempatkan posisinya sebagai
pembimbing dan fasilitator.
3. Penilaian kreativitas dan hasil belajar dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode cooperative learning dalam upaya untuk
meningkatkan kreativitas siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Negeri Lawang Malang dalam pelajaran Aqidah Akhlak, terjadi
perubahan yang signifikan pada proses pembelajaran Aqidah
Akhlak. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil perhitungan skor
penilaian nilai kreativitas berdasarkan indikator dalam lembar
observasi menunjukkan bahwa pada siklus I penilaian sebesar 38%,
sikus II sebesar 76%, dan siklus III sebesar 92% , jadi peningkatan
sebesar 54% point. Dan juga perolehan nilai belajar siswa terjadi
peningkatan juga dengan perolehan pada siklus I nilai rata-rata 71,5,
siklus II nilai rata-rata 74,9, dan pada siklus III nilai rata-rata 81,2.
Jadi, peningkatan sebesar 9,7 point.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar pendidikan Agama Islam terutamanya mata pelajaran Aqidah
Akhlak agar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,
maka disini peneliti dengan rendah hati akan mengemukakan saran-saran yang
sekiranya bermanfaat, adapun saran-saran sebagai berikut:
clii
clii
1. Peserta didik, agar lebih belajar dan terus belajar dengan sesuka hati,
sekreatif mungkin dan juga buatlah belajar menjadi menyenangkan
dengan jalan yang tidak melanggar syari‟at Islam. Teruslah berkarya.
2. Para pendidik di lembaga-lembaga pendidikan Islam agar dapat
menggunakan karya ini, khususnya pendidik yang membimbing mata
pelajaran Aqidah Akhlak, agar dapat menambah pengetahuan dalam
strategi pembelajaran. Masih banyak model-model pembelajaran dalam
rangka meningkatkan kreativitas dan prestasi siswa.
3. Lembaga pendidikan, khususnya untuk lebih meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.
4. Para pembaca, diharapkan dapat memahami dan bermanfaat sebagai
bahan pedoman untuk dalam kegiatan pendidikan terutama mata
pelajaran pendidikan agama Islam.
5. Peneliti, diharapkan semoga karya yang akan dibuat menjadi sarana
belajar (khususnya pembelajaran dengan model cooperative learning)
dan semoga di lain kesempatan agar lebih memperdalam kajian hasanah
keilmuan. Peneliti adalah manusia dengan segala kekurangan dan
tempatnya salah dan lupa, yang mengharapkan menjadi manusia ulil
albab dan insan kamil, mengharap kepada siapa saja yang membaca
sekripsi ini untuk memberikan saran dan kritiknya kepada para peneliti.
Supaya dalam penyusunan sekripsi ini lebih bermanfaat bagi kami
maupun bagi para pembaca, Amien.
cliii
cliii
DAFTAR RUJUKAN Ahmad, Abdullah Ni‟am, dkk. 2007. Pemikiran Islam Kontemporer. Yogyakarta :
Jendela Alam, Nizar Hamdani dan Dody Hermana. 2008. Classroom Action Research :
Teknik Penulisan Dan Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kudus: Rahayasa Research and Training
Al -Qur‟an dan Terjemahan Juz 1-15. 2004. Kudus : Toko Kitab Mubarokatan
Toyyibah Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Bahri, Syaiful Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif
Jakarta : Rineka Cipta Bahri, Syaiful Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta -------, Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Company Profile MtsN Lawang, Tahun 2008 Eko Susanto//http://konselingcenter.co.cc// Ciri-Ciri Dan Faktor Yang
Mempengaruhi Kreativitas. html. 8 Januari 2010 Fajar, Malik. 2006. Quo Vadis Pendidikan Islam “Pengembangan Pendidikan
Islam Yang Menjajikan Masa Depan”. Malang : UIN-Malang Press Fuad, Diana. 2002. Mengembangkan Kreatifitas Dalam Perspektif Psikologi
Islam. Yogyakarta: Menara kudus http//www.google.com// Pengelolaan Kelas dalam meningkatkan aktivitas,
kreativitas, dan motivasi siswa.html. 17 November 2009 Isjoni. 2010. Cooperative learning efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung :
Yogyakarta : Pustaka Pelajar Jordan E. Ayan. 2002. Bengkel Kreatifitas : 10 Cara Menemukan Ide-Ide
Pamungkas Melalui Pergaulan, Lingkungan, Perjalanan, Permainan, Alam Bawah Sadar, Seni, Teknologi, Berfikir, Bacaan, Jiwa Kreatif. Bandung : Penerbit Kaifa
cliv
cliv
Lexy, J Moleong. Tanpa Tahun. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rosdakarya
& Bakat”. Jakarta : PT Gramedia Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Nashori, Fuad dan Diana Mucharam. 2002. Mengembangkan Kreatifitas dalam
Perspektif Psikologi Islam. Yogyakarta : Menara Kudus Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan : Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam di Indonesia. Bogor : Kencana Prenada Media Nurdin, Syaifuddin. 2002. Guru Professional dan Implementasi Kurikulum
Jakarta : Ciputat Press Nurul, Wakhidah Milati. 2007. Implementasi Cooperative Learning Metode
Jigsaw dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP 13 Malang. Skripsinya, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang.
clv
clv
Robert E. Slavin.. 2005. Cooperative Learning : Theory, Research, Practice. London : Allymand Bacon. Terjemahan, 2009. Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media
Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Subadijah. 1996. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi Suparno, Paul. 2007. Riset Tindakan Untuk Pendidik. Jakarta : Grasindo -------. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Susilo. 2007. Paduan PTK. Yogyakarta: Pustaka Book Peblisher Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Syamsu, M. Ni‟am. 2009. Implementasi Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences Dalam Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran, Pendidikan Agama Islam Kelas III Di MIN Beji Pasuruan, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Syauqi, Rifaat Nawawi, dkk. 2002. Metodologi Psikologi Islam. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2006. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta Timur : Bumi Aksara
clvi
clvi
clvii
clvii
ANALISIS BANYAKNYA PEKAN EFEKTIF DALAM KALENDER
PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Nama Sekolah : MTs Negeri Lawang
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas : VII
Tahun Akademik : 2009/2010
Jumlah Pekan Efektif dalam Semester Genap
No Bulan Jumlah
Pekan
Pekan Tidak
Efektif Pekan Efektif
1 Januari - - -
2 Pebruari 4 - 4
3 Maret 5 - 5
4 April 4 2 2
5 Mei 4 - 4
6 Juni 4 - 4
7 Juli - - -
Jumlah 21 2 19
Jumlah Pekan efektif : (Jumlah pekan – pekan tidak efektif) = 19 Pekan
Jumlah jam efektif : (Jumlah pekan efektif x JP)= 19 x 2JP = 38 JP
1 JP : 40 Menit
clviii
clviii
PROGRAM TAHUNAN
Nama sekolah : MTs Negeri Lawang Mata pelajaran : Aqidah Akhlaq Kelas/semester : VII / Genap Tahun Pelajaran : 2009/2010
4.2 Menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui pemahaman terhadap 10
asma‟ul husna
2
4.3 Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan 10 asma‟ul husna
1
4.4 Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 asma‟ul husna
1
5. Meningkatkan keimanan kepada malaikat-malaikat Allah SWT
6
5.1 Menjelaskan pengertian malaikat Allah SWT 1 5.2 Menjelaskan sifat-sifat malaikat Allah SWT 1 5.3 Menjelaskan tugas-tugas malaikat Allah SWT 2 5.4 Menunjukkan dalil naqli tentang adanya malaikat
Allah SWT 1
5.5 Menerapkan perilaku beriman kepada malaikat Allah SWT
1
6. Meningkatkan keimanan kepada adanya makhluk gaib selain malaikat
4
6.1 Menjelaskan pengertian alam jasmani dan alam rohani
1
6.2 Menunjukkan dalil naqli tentang alam jasmani dan alam rohani
1
6.3 Menjelaskan pengertian jin, iblis/setan 1 6.4 Menunjukkan dalil naqli tentang jin, iblis/setan 1 7. Menghindari akhlaq tercela kepada Allah 6 7.1 Menjelaskan pengertian riya‟, kufur, syirik, dan
nifaq 2
7.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya‟, kufur, syirik, dan nifaq
2
7.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya‟, kufur, syirik, dan nifaq
1
7.4 Membiasakan diri menghindari perilaku riya‟, kufur, syirik, dan nifaq dalam kehidupan sehari-
1
clix
clix
hari Ulangan Harian 8 Ujian Tengah Semester 2 Remidi / Pengayaan 2 Cadangan 2 Ujian Semester 2 Jumlah JP 38
clx
clx
PROGAM SEMESTER GENAP
SEKOLAH : MTsN Lawang KELAS : VII MATA PELAJARAN : AQIDAH AKHLAQ TAHUN PELAJARAN : 2009-2010
“ Tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga, yaitu apabila
berkata selalu berdusta, apabila berjanji selalu tidak
ditepati, dan apabila dipercaya selalu selalu menghianati.”
(H.R. Bukhori Muslim)
Sebagai muslim, kita mampu menghindari diri dari perbuatan
nifaq. Orang Islam tidak boleh berdusta, berkhianat, dan
mengingkari janji. Sebab perbuatan-perbuatan tersebut termasuk
akhlak tercela yang dapat mendatangkan akibat buruk di dunia dan
di akhirat. Akibat buruk di dunia berupa ketidak percayaan dari
masyarakat sekitarnya, dan akibat buruk di akhirat yaitu Allah
SWT akan menempatkan mereka di tempat paling bawah dalam
neraka (darkil asfali). Sebagaimana firman Allah :
clxxxii
clxxxii
Terjemahannya :
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali
tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Q.S.
An-Nisa‟ : 145)
C. Menunjukkan Nilai-Nilai Negatif Akibat Perbuatan Riya’ dan
Nifaq dalam Fenomena Kehidupan
1. Kerugian dari akibat yang ditimbulkan karena sifat riya‟
diantaranya adalah sebagai berikut :
Tidak diperdulikan Allah SWT, karena seorang yang
riya‟ meka terputuslah apa yang ada di antara dirinya
dan Allah SWT.
Terungkap kejelekannya di dunia dan akan mendapatkan
siksaan di akhirat.
Amalannya batal dan tidak mendapatkan pahala.
Akan dikucilkan dalam kehidupan masyarakat.
Terjerumus kedalam perbuatan syirik kecil.
2. Kerugian dari akibat yang ditimbulkan karena sifat nifaq
diantaranya adalah sebagai berikut :
Dapat membayakan kedamaian dan keutuhan
masyarakat.
Hidupnya penuh kebimbingan yang dapat menjadi
mengurangi keimanan.
Akan dikucilkan dalam kehidupan masyarakat.
clxxxiii
clxxxiii
Tidak dipercaya lagi oleh masyarakat.
Akan menjadi penghuni neraka paling bawah.
D. Membiasakan diri menghindari perilaku perbuatan tersebut
dalam kehidupan sehari-hari
Akhlak tercela merupakan penyakit hati yang harus diobati.
Apabila, jika akhlak tercela tersebut berhubungan langsung dengan
Allah SWT dan bentuk kedurhakaan kepada-Nya. Secara langsung
melalui firman-Nya, Allah SWT telah mengisyaratkan obat unutuk
terapi penyakit hati. Firman Allah SWT dalamm surat Yunus ayat :
57, yaitu :
Terjemahannya :
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-
orang yang beriman.” (Q.S. Yunus : 57).
Adapun perilaku-perilaku untuk membiasakan diri dalam
menghindari sifat riya‟ dan nifaq diantaranya sebagai berikut :
1. Berpegang teguh kepada Al-Qur‟an, dengan cara membaca
dan merenungkan.
2. Memahami bahaya yang ditimbulkan akibat penyakit hati.
3. Merasa akan adanya penyakit hati dalam diri kita.
clxxxiv
clxxxiv
4. Sering bergaul dan berinteraksi dengan orang sholeh.
5. Memperbanyak dzikir, do‟a, memohon ampun dan senantiasa
mengingat keberadaan Allah dimanapun kita berada.
6. Dengan jalan muraqobah (mengawasi diri sendiri) dan sikap
lawamah (berani menegur diri sendiri).
7. Segera melakukan taubah dan istighfar dengan sungguh-
sungguh apabila gejala-gejala riya‟ dan nifaq mulai muncul.
Menjauhkan sifat riya‟ dari hati adalah usaha untuk ikhlas
beribadah kepada Allah SWT.
Keikhlasan beribadah akan mendapatkan pujian dari Allah SWT.
Pujian Allah SWT akan mendapatkan ridho-Nya. Dengan ridho-
Nya, akan kita raih kasih sayang dan kebahagian dunia akhirat.
Mengamalkan makna syahadat berarti mengamalkan ikrar itu
dalam kehidupan nyata, yaitu dengan tidak menghadirkan Tuhan
selain Allah SWT dalam hati, lisan, dan perbuatan, walaupun
menghadapi kesulitan hidup.
Gajah matimeninggalkan gading, harimau mati meninggalkan
belang dan manusia mati meninggalkan nama. Akhlak terpuji akan
selalu terkenang sepanjang masa dan akhlak buruk akan selalu
membawa malu sepanjang masa.
Tafakur 3
clxxxv
clxxxv
Kekuatan iman dan amal sholeh karena mengharap ridho Allah
SWT akan menghindari kita dari perbuatan nifaq.
Riya‟ adalah berbuat kebaikan agar kebaikann itu dilihat dan
dipuji oleh orang lain. Disebut sebagai syirik kecil karena dalam
beribadah tidak menyandarkan keikhlasan kepada Allah SWT,
sehingga dapat menghapus pahala ibadah itu.
Riya‟ ada dua yaitu riya‟ Jali dan riya‟ Khofi. Riya‟ Jali yaitu
melakukan kebaikan demi pujian orang lain. Riya‟ Khafi yaitu
melakukan kebaikan sembunyi-sembunyi demi dihormati orang
lain.
Amal kebaikan yang dilakukan karena ridho Allah SWT, dengan
tujuan mengajak orang mau meniru merupakan riya‟ yang baik dan
tidak merusak pahala ibadah.
Takut riya‟ tidak boleh dijadikan alasan seseorang untuk enggan
beribadah dan beramal sholeh.
Intisari 4
Riya‟
clxxxvi
clxxxvi
Nifaq adalah perbuatan menyembunyikan kekafiran dalam
hatinya dan menampakkan keimanannya dengan ucapan dan
tindakan.
Nifaq ada dua yaitu nifaq I‟tiqodi dan nifaq „Amali. Nifaq I‟tiqodi
yaitu melakukan perbuatan yang menyatakan dirinya beriman
kepada Allah SWT, sedangkan dalam hatinya tidak ada keimanan
sama sekali. Sedangkan, Nifaq „Amali yaitu mengingkari
kebenaran dalam bentuk perbuatan.
Sifat utama yang melekat pada orang munafiq adalah berdusta,
tidak menempati janji, dan berkhianat.
S E L A M A T B E L A J A R
Nifaq
clxxxvii
clxxxvii
PRESENSI SISWA KELAS VII D
MTs N Lawang Malang
Tahun Ajaran 2009/2010
NO NAMA SISWA Tanggal KBM
12 Apr 2010
26 Apr 2010
03 Mei 2010
1 AGUNG WICAKSONO SURASNO v v v 2 AHMAD MISBAKHUL MUNIR v v v 3 AHMAD SAHRUL HIDAYAT v v v 4 ALIF AKBAR ANUGRAH A. v v v 5 AMIRUL MUKMININ v v v 6 ANJAS RAHASTA KHIRANA v v v 7 ASROL UKAMA v v v 8 ATIYAH ARIFIANAH v v v 9 DEWI MASITOH v v v 10 DICKY APRIANTONI v v v 11 DICKY MARGA BUDI KUSUMA v v v 12 EKA HANNY ISLAMIYAH v v v 13 ENI KURNIATI HANINGTIAS v v v 14 FAIZ NUR IHSAN ARIF v v v 15 FANDHI YUDHA SAPUTRA v v v 16 FARWA NUR ANNISA v v v 17 FATIMATUZ ZAHRO v v v 18 FATIN TRI SEPTI v v v 19 HANIF v v v 20 INSYIYAH FAJRIYATI v v v 21 IZZATUL MUFIDAH v v v 22 LAILATUL MUHIMMATUS S. v v v 23 LILIS SURYANI v v v 24 MOCH. LUKMAN ADI SAPUTRA v v v 25 MUHAMMAD YUSUF AHSANI v v v 26 MAFATIKHUR ROKHMAH v v v 27 MAUDY QOMARIYAH v v v 28 MAULIDA VINA ROKHMATIKA v v v 29 NABILLA YANUAR ISNAYNI v v v 30 NADA WAHYUNINGSIH v v v 31 NADILA YUNIAR SAFIRA v v v 32 NEVRILA MANDALA v v v 33 OKTAVIAN BUDI LAKSONO v v v 34 PRESTI ANGGILIANA v v v 35 RAMADHAN ARDINATA v v v 36 RIZAH AMELIA ANWAR v v v 37 SUCI EKASARI v v v
clxxxviii
clxxxviii
38 SYLVIAH INDAYANI v v v 39 VANDY ARDA PRATAMA v v v 40 ZULDA SALENA NUR ADHA v v v
LAMPIRAN I
LEMBAR OBSERVASI KREATIVITAS
Sub
Variabel Indikator
Observasi
Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Inovatif
a. Memiliki rasa
ingin tahu yang
besar terhadap
pembelajaran
Aqidah Akhlak
2 2 3 3
b. Menyukai hal-
hal yang baru
dalam
pembelajaran
1 2 2 2
c. Mampu
mengungkapkan
gagasan yang up
to date
1 2 3 3
d. Mampu
menunjukkan
bermacam-
macam hasil
karya
1 2 2 3
clxxxix
clxxxix
Flexibel
a. Lebih terbuka
terhadap
perbedaan-
perbedaan
pendapat yang
muncul
2 3 2 3
b. Mampu
menyesuaikan
diri dengan
kelompok
3 3 3 3
Exspresif
a. Semangat pada
setiap KBM 1 2 3 3
b. Lebih bebas
mengungkapkan
pendapat/ide
1 1 2 2
c. Kritis terhadap
permasalahan 1 1 3 3
Jumlah 13 18 23 25
Keterangan :
4 : Sangat baik
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
cxc
cxc
LAMPIRAN II
PERHITUNGAN SKOR PENINGKATAN NILAI KREATIVITAS
Peningkatan Siklus I :
Post Rate - Base Rate
P = X 100% Base Rate
18 - 13 = X 100%
13 5 = X 100%
13
= 0, 38 X 100% = 38%
Peningkatan Siklus II :
Post Rate - Base Rate P = X 100% Base Rate
23 - 13 = X 100%
13 10 = X 100%
13
= 0, 76 X 100% = 76%
Peningkatan Siklus III :
Post Rate - Base Rate
P = X 100% Base Rate
25 - 13
= X 100% 13
cxci
cxci
12 = X 100%
13
= 0, 92 X 100% = 92%
LAMPIRAN III
Daftar Nilai Pre Test Siswa Kelas VII D MTsN Lawang Malang
NO NAMA SISWA NILAI
Pre Test 1 AGUNG WICAKSONO SURASNO 62 2 AHMAD MISBAKHUL MUNIR 70 3 AHMAD SAHRUL HIDAYAT 68 4 ALIF AKBAR ANUGRAH A. 68 5 AMIRUL MUKMININ 65 6 ANJAS RAHASTA KHIRANA 67 7 ASROL UKAMA 86 8 ATIYAH ARIFIANAH 70 9 DEWI MASITOH 72 10 DICKY APRIANTONI 69 11 DICKY MARGA BUDI KUSUMA 67 12 EKA HANNY ISLAMIYAH 62 13 ENI KURNIATI HANINGTIAS 74 14 FAIZ NUR IHSAN ARIF 70 15 FANDHI YUDHA SAPUTRA 68 16 FARWA NUR ANNISA 65 17 FATIMATUZ ZAHRO 75 18 FATIN TRI SEPTI 68 19 HANIF 68 20 INSYIYAH FAJRIYATI 61 21 IZZATUL MUFIDAH 67 22 LAILATUL MUHIMMATUS S. 68 23 LILIS SURYANI 71 24 MOCH. LUKMAN ADI SAPUTRA 68 25 MUHAMMAD YUSUF AHSANI 70 26 MAFATIKHUR ROKHMAH 70 27 MAUDY QOMARIYAH 65 28 MAULIDA VINA ROKHMATIKA 72 29 NABILLA YANUAR ISNAYNI 72 30 NADA WAHYUNINGSIH 70 31 NADILA YUNIAR SAFIRA 65