1 PROYEK PROPOSAL Senior course “Pendidikan Kader Untuk Kader Pendidik” HMI CABANG SEMARANG Derasnya arus globalisasi berdampak pada perubahan kultur dan karakter masyarakat yang cenderung hedonis dalam berbagai aspek kehidupan, tidak luput juga dalam dunia kemahasiswaan, khususnya pada dunia pergerakan. HMI sebagai organisasi perkaderan mempunyai tantangan tersendiri dalam polarisasi perkaderan di internal organisasi, adanya pedoman perkaderan sebenarnya memberikan gambaran bagi kita terkait konsep dan metodologi perkaderan sesuai dengan kebutuhan zaman yang bisa mewujudkan apa yang menjadi tujuan HMI. Proses regenerasi yang berkesinambungan yang diperuntukkan untuk menempa calon-calon penerus yang diharapkan menjadi generasi penerus yang visioner, progresif dan siap mengaplikasikan nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang tertanam di HMI, namun yang jadi persoalan, kualitas pengkader (Trainer) menentukan pula hasil (output) dari kualitas kader. Yang perlu kita garis bawahi dalam persoalan ini adalah pembekalan dan peningkatan kualitas pengkader (trainer). Untuk menghasilkan proses perkaderan yang berkualitas diperlukan sistem L a t a r B e l a k a n g
16
Embed
PROYEK PROPOSAL Senior course · PDF file7 Demikian proposal ini kami buat untuk menjadi kerangka acuan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan ini merupakan wujud pengabdian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PROYEK PROPOSAL
Senior course “Pendidikan Kader Untuk Kader Pendidik”
HMI CABANG SEMARANG
Derasnya arus globalisasi berdampak pada perubahan kultur dan karakter
masyarakat yang cenderung hedonis dalam berbagai aspek kehidupan, tidak luput
juga dalam dunia kemahasiswaan, khususnya pada dunia pergerakan. HMI sebagai
organisasi perkaderan mempunyai tantangan tersendiri dalam polarisasi perkaderan
di internal organisasi, adanya pedoman perkaderan sebenarnya memberikan
gambaran bagi kita terkait konsep dan metodologi perkaderan sesuai dengan
kebutuhan zaman yang bisa mewujudkan apa yang menjadi tujuan HMI.
Proses regenerasi yang berkesinambungan yang diperuntukkan untuk
menempa calon-calon penerus yang diharapkan menjadi generasi penerus yang
visioner, progresif dan siap mengaplikasikan nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang
tertanam di HMI, namun yang jadi persoalan, kualitas pengkader (Trainer)
menentukan pula hasil (output) dari kualitas kader. Yang perlu kita garis bawahi
dalam persoalan ini adalah pembekalan dan peningkatan kualitas pengkader
(trainer). Untuk menghasilkan proses perkaderan yang berkualitas diperlukan sistem
L a t a r B e l a k a n g
2
yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kondisi organisasi dan
kebutuhannya, selain sistem yang baik, dibutuhkan sumberdaya manusia yang
handal dalam mengimplementasikan sistem tersebut.
Mengikisnya idealisme kader dan ketidak pastian arah pergerakan
menjadikan tersendatnya proses perkaderan. Hal yang mulai muncul dan mewujud
yaitu stagnasi dialektika menjadi penghias dalam setiap aktivitas di HMI. Dialektika
menjadi pihak yang terpinggirkan sedangkan kejumudan aktivitas menjadi
pemenang untuk saat ini. Stagnasi dialektika tampak pada ketidakmauan dalam
perbedaan, bahwa kebenaran hanya dimonopoli pada satu pihak, menjadi
monology dan merasa nyaman dengan keadaan tersebut. Kemudian kondisi
tersebut kemudian mengakibatkan kebekuan dalam dialektika. Ketidakpastian
perkaderan mewujud karena pedoman perkaderan hanya menjadi artefak tak
tersentuh dengan kreativitas pemahaman. Ideolog organisasi hanya terjebak pada
mental menerabas dengan menggunakan cara yang instan dalam memberikan dan
mentransfer nilai-nilai organisasi. Tampak dari sini, ideolog organisasi menjadi
asing dengan fungsi ideologisasinya.
Problem bertambah dengan ketidakmapuan dalam mengelola training karena
anggapan training sebatas hanya ritunitas organisasi yang harus dilakukan. Adalah
betul bahwa training merupakan rutinitas yang dilakukan oleh organisasi, namun
bila kecenderungan hanya sampai disini dan menjadi paradigma, maka kita terjebak
pada aspek prosedural saja. Dengan paradigma tersebut, tentu yang terjadi yaitu
pengguguran kewajiban tanpa mendapatkan proses yang sebenarnya yaitu
DIY, Badko Jateng DIY, Cabang-Cabang, Komisariat di lingkup HMI Cabang
Semarang)
� Perwakilan BPL yang diundang
� Alumni HMI
� Undangan Umum Lainnya
� Masyarakat
Peserta Training SC
Delegasi HMI Cabang Se-Indonesia yang diundang
• Metode Training
1. Screening Test
2. Ceramah dan Dialog
P E L A K S A N A A N K E G I A T A N
P E S E R T A K E G I A T A N
M E T O D E T R A I N I N G
6
3. Diskusi
4. Presentasi Sindikat
5. Penugasan
• Mekanisme Training
1. Screening dan pengujian sindikat dilaksanakan sebelum dimulai dan
sebagai seleksi calon peserta
2. Ceramah disampaikan oleh pakar dibidangnya sebagai narasumber dan
dilanjutkan dengan dialog secara komprehensif
3. Diskusi dilakukan oleh dan antar peserta bila diperlukan dibantu team
pemandu SC
(Terlampir )
(Terlampir )
(Terlampir (Terlampir
(Terlampir )
S U S U N A N P A N I T I A
E S T I M A S I D A N A
S U S U N A N A C A R A
P E R S Y A R A T A N P E S E R T A
D A F T A R D I S T R I B U S I P E S E R T A T R A I N I N G
7
Demikian proposal ini kami buat untuk menjadi kerangka acuan dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut. Kegiatan ini merupakan wujud pengabdian terhadap proses
perkaderan di HMI yang mengalami masa kejumudan. Dalam melaksanakan
kegiatan ini, tentu saja peran serta berbagai pihak sekalian sangatlah kami harapkan
demi kelancaran kegiatan ini, baik selama proses pelaksanaan kegiatan ini maupun
kedepan dalam rangka pembangunan perkaderan yang dinamis.
Billahitaufiq Wal Hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb
Semarang, 10 Muharom 1432 H 16 Desember 2010 M
PANITIA PELAKSANA SENIOR COURSE&BEDAH BUKU TINGKAT REGIONAL JATENG-DIY HMI CABANG SEMARANG
MUHAROM AL ROSYID ALIN FITOR KETUA PANITIA SEKRETARIS
Mengetahui pengurus HMI Cabang Semarang
M.ULIL HAQ KETUA UMUM
P E N U T U P
8
Lampiran 1
SUSUNAN KEPANITIAAN SENIOR COURSE HMI CABANG SEMARANG
Penanggung Jawab : Ketua Umum HMI Cabang Semarang Master of Training :
� Hendrawarman � Imron Hamzah � Kristiawanto � Dwi Prabowo � Amal Nur Ngazis � Zainal Abidin
Stering Committee: � Tajus Syarofi - Prasetyo Adi Wibowo � Sofil fuad menwar - Usman Nafian � Zainal Arifin - Yusuf Rahmat � Rake Lingga - Syamsul Fadli � Adi � Muharom Al Rosyid (ex-officio)
Organizing Committee : Ketua : Muharom Al Rosyid Sekretaris : Alin Fitor Bendahara : Fatma Seksi-seksi : Kesekretariatan : Catur Wicaksono Nur Rohim Rizki Saefullah Abdillah Munier Acara : Abdul Fatah Mansyur Syarifuden Agus Hanif Maylinda Dekdok : Kurniawan Ahmad Effendi Ahmad Ikhsan Suyuti Ahmad Tahir Perlengkapan : Nur Hidayah Trisno Ahmad Habib Reza Konsumsi : Eka Sundari Nur Khasanah Agus Harianto Kiki Priyono Mahmud Humas : Aldi Agung Wibowo Ali Muhson Adi Rahman Catur Lailia N
Tujuan Umum : ............................................................................ ............................................................................ ............................................................................