PROYEK AKHIR ARSITEKTUR PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Disusun Oleh : Widya Ayu Nugraha NIM 5112412003 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
93
Embed
PROYEK AKHIR ARSITEKTUR - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/30890/1/5112412003.pdf · Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROYEK AKHIR ARSITEKTUR
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTURSebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Disusun Oleh :Widya Ayu Nugraha NIM 5112412003
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTURJURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003 ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dengan judul “ Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini yang disusun oleh Widya Ayu Nugraha dengan NIM 5112412003 telah disetujui olehpembimbing untuk diajukan ke Ujian Proyek Akhir pada :
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknil Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Dra. Sri Handayani, MPdNIP. 19671108 199103 2 001
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003 iii
HALAMAN PENGESAHAN
Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dengan judul “Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” ini telah dipertahankan oleh Widya Ayu Nugraha dengan NIM 5112412003 dihadapan Panitia Ujian Proyek Akhir Program Studi S1 Arsitektur, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, pada hari Rabu, 19 April 2017.
Ir. Didik Nopianto AN, M.T. NIP. 19661104 199803 1 001
Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Dr. Nur Qudus, M.T.NIP. 19691130 199403 1 001
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003 iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Semarang, 15 Mei 2017
Widya Ayu Nugraha
NIM. 5112512003
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003 v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Landasan
Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Proyek Akhir Pusat Budidaya
dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora ini dengan
baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan apapun yang mungkin dapat mengganggu
proses penyusunan LP3A.
LP3A ini disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan akademik di Universitas
Negeri Semarang serta landasan dasar untuk merencanakan desain Pusat Budidaya dan
Pelestarian Anggrek nantinya. Judul Proyek Akhir yang penulis pilih adalah ” Pusat
Budidaya dan Pelestarian Anggrek di semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora”.
Dalam penulisan LP3A ini tidak lupa penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu, membimbing serta mengarahkan sehingga penulisan
LP3A ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih saya tujukan kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, serta kekekuatan sehingga
dapat menyelesaikannya dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
3. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
4. Ibu Dra. Sri Handayani, MPd selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri
Semarang.
5. Bapak Teguh Prihanto, ST, MT. selaku Koordinator Program Studi Teknik Arsitektur S1
Universitas Negeri Semarang dan selaku Dosen Pembimbing I yang memberikan
masukan, arahan, ide-ide, dan persetujuan dalam penyusunan LP3A ini dengan penuh
keikihlasan dan ketabahan dalam membantu memperlancar Proyek Akhir.
6. Ibu Lulut Indrianingrum, ST,MT. yang juga selaku pembimbing yang memberikan arahan,
bimbingan, masukan dan persetujuan dalam penyusunan LP3A ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Arsitektur UNNES yang memberikan bantuan arahan dalam
penyusunan LP3A.
8. Kedua orang tua, kerabat dan saudara-saudara saya. Terimakasih untuk semua perhatian
dan kesabarannya dalam menyikapi semua tingkah laku penulis selama pengerjaan
LP3A.
9. Semua keluargaku, teman-teman Arsitektur UNNES 2010-2015 yang telah memberikan
dukungan.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003 vi
Ucapan terimakasih ini penulis haturkan kepada semua pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan motivasi. Penulis menyadari
masih terdapat banyak kekurangan, maka segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya penulisan LP3A ini. Semoga
penulisanan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada
umumnya.
Semarang, 15 Mei 2017
Penulis,
Widya Ayu Nugraha
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003 vii
PERSEMBAHAN
Proyek Akhir LP3A Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang ini penulis
persembahkan kepada :
1. Ketua Jurusan Teknik Sipil, Dra. Sri Handayani, MPd. yang telah memberikan ijin
bagi penulis untuk melaksanakan Proyek Akhir Arsitektur.
2. Kaprodi S1 Arsitektur Teguh Prihanto, ST, MT. Yang memberikan arahan dalam
program Proyek Akhir ini sehingga memperlancar proses penulisan LP3A.
3. Pembimbing Proyek Akhir Teguh Prihanto, ST, MT. Dan Lulut Indrianingrum,
ST,MT. yang memberikan arahan, bimbingan, masukan dan persetujuan dalam
penyusunan Proyek akhir dengan penuh keikihlasan dalam membantu
memperlancar jalannya proses Proyek Akhir.
4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Arsitektur UNNES yang memberikan bantuan arahan
dalam penyusunan Proyek Akhir ini.
5. Kedua orang tua, dan saudara-saudara saya, Terimakasih untuk semua perhatian
dan kesabarannya dalam menyikapi semua tingkah laku penulis selama
pengerjaan Proyek Akhir.
6. Teman-teman seperjuangan Proyek Akhir Periode 6 terimakasih atasbantuan dan
kerja samanya selama Proyek Akhir.
7. Semua teman-teman Arsitektur UNNES 2010-2015 yang telah memberikan
dukungan.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003 viii
ABSTRAK
Widya Ayu Nugraha 2017
“Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Metafora”
Indonesia dengan berjuta keragaman anggrek yang tersebar disegala penjuru. Dengan lebih dari 5000 jenis yang sebagian besarnya merupakan endmik Indonesia. Sebagai tanaman yang tumbuh dan berkembang di Indonesia dengan keragaman dan kekhasan spesiesnya,Indonesia sering dijuluki sebagai The Land of Orchids, bahkan Indonesia menjadikan anggrek sebagai salah satu Bunga Nasional, berdasarkan keputusan Presiden no.4 tahun 1993.Popularitas anggrek sebagai bunga nasional Indonesia semakin terancam dan disinyalir punah, karena ketidak tahuan kebanyakan masyarakat tentang anggrek yang menjadi salah satu ikon bunga Indonesia. Agar kembali menimbulkan rasa cinta terhadap bunga nasional bangsa yang kini mulai terancam keberadaannya maka dibutuhkanlah suatu pusat penampungan anggrek dimana nantinya akan difasilitasi fasilitas untuk masyarakat yang diharapkan akan mampu membuat masyarakat sadar dan cinta pentingnya melestarikan serta membudidayakan anggrek. Maka dari itu didesainlah Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek yang juga berfungsi sebagai sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat. Dipilihnya Kota Semarang sebagai letak dari Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek diantaranya karena Kota Semarang merupakan pusat atau ibu kota dari Jawa Tengah, yang merupakan pulau ke-3 (tiga) di Indonesia yang memiliki spesies anggrek terbanyak, yaitu 769 spesies, banyaknya komunitas-komunitas pencinta anggrek yang rutin melakukan kegiatan seperti pelatihan pembudidayaan anggrek, adanya instansi terkait pengembangan anggrek di Semarang yaitu Balitbang Semarang, Dinas Pertanian Kota Semarang, STIP Farming, serta Jurusan Pertanian seperti di Undip dan Unsoed yang dapat bekerja sama dengan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang dan pasti memberikan dampak positif terhadap riset-riset yang terkait dengan pelestarian dan pembudidayaan tanaman hias, juga termasuk anggrek. Dipilihlah konsep arsitektur metafora agar pendekatan penerapan bangunan tetap konstektual dan sekaligus memberikan pemahaman yang mendalam tentang perancangan yang berbasis kepada proses pemanfaatan penggunaan media tanam anggrek serta ornamen-ornamen tanaman anggrek yang diaplikasikan menjadi elemen utama pembentuk bangunan, sehingga menimbulkan karakter natural yang kuat berkaitan dengan anggrek sebagai salah satu objek yang dominan dalam perancangan pusat budidaya dan pelestarian anggrek.
Kata Kunci- Anggrek, Budidaya dan Pelestarian, Arsitektur Metafora
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003 ix
DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................. i
Halaman Persetujuan........................................................................................ ii
Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii
Halaman Pernyataan......................................................................................... iv
Kata Pengantar ................................................................................................. v
Persembahan .................................................................................................... vii
Abstraksi ........................................................................................................... viii
Daftar isi ............................................................................................................ ix
Daftar Gambar .................................................................................................. xiii
Daftar Tabel ...................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar belakang............................................................................................. 1
buah).Sepal anggrek berjumlah 3 buah, bagian atas sepal disebut sepal
dorsal sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Petal ada 3 buah, 2 buah
petal letaknya berseling dengan sepal dan petal satunya lagi mengalami
modifikasi menjadi labelum (bibir). Labelum umumnya berwarna lebih cerah
dan di dalamnya terdapat gumpalan-gumpalan massa sel (callus) yang
mengandung protein, minyak dan zat pewangi. Callus berfungsi untuk
menarik serangga hinggap ke bunga lalu melakukan penyerbukan (polinasi).
Dibagian tengah bunga terdapat gynandrium dan columna yang
merupakan tempat alat reproduksi jantan (androecium) dan alat reproduksi
betina (gynoecium). Pada ujung columna terdapat anther (kepala sari)
sedangkan stigma (kepala putik) terletak di bawah rostelum menghadap ke
labelum. Stigma merupakan rongga dangkal yang berisi cairan kental, tempat
meletakkan pollen dan masuknya tabung pollen ke dalam ovari pada waktu
terjadi penyerbukan.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
15
e. Buah
Gambar 2.5 Buah AnggrekSumber : http://budidayaanggrek.blogspot.co.id
Buah anggrek berbentuk kapsular yang berbelah enam dengan 3 (tiga)
karpel (rongga buah). Di dalam buah anggrek terdapat biji yang berjumlah
sangat banyak, berukuran sangat kecil dan halus seperti tepung. Biji tersebut
tidak memiliki endosperm (cadangan makanan) sehingga dalam
perkecambahannya diperlukan tambahan nutrisi dari lingkungan sekitarnya.
Biasanya perkecambahan dibantu oleh fungi (jamur) micorhyza yang
bersimbiosis dengan biji-biji anggrek. Simbiosis tersebut akan menghasilkan
pelepasan nutrisi sebagai bahan energi yang digunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangan perkecambahan bibit anggrek tersebut.
2.1.3 Media Tanam Anggrek Dalam merencanakan perancangan pusat budidaya dan pelestarian
anggrek kita butuh untuk mengetahui, proses penanaman melalui media tanam
yang digunakan pada penanaman anggrek untuk memenuhi kebutuhan anggrek
pada desain bangunan yang dirancang.
Anggrek merupakan tanaman hias dengan bentuk dan warna bunga yang
memiliki daya tarik utama, disamping itu bunga anggrek tahan lama dan tidak
cepat rontok, sehingga bisa dinikmati dalam jangka waktu lama. Banyak Anggrek
endemik Indonesia yang berbunga cantik dan menawan, hal ini dikarnakan
metode serta media tanam yang baik dan benar pada proses penanaman
anggrek. Untuk menanam dan memelihara anggrek butuh pengetahuan dan
pangalaman sehingga anda akan menjadi ahli anggrek. Tidak semua orang bisa
telaten dan mampu untuk memelihara bunga anggrek agar selalu berbunga.
Berikut adalah beberapa contoh media tanam diantaranya adalah pecahan batu
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
16
bata atau genteng, batang pakis, serutan atau potongan kayu, sabut kelapa,
arang kayu, lumut, pot tanah liat untuk anggrek.
Pentingnya penerapan penanaman dan pengembangan anggrek
menggunakan media tanam yang tepat, agar menghasilkan kualitas tanaman
anggrek yang unggul dan indah. Jadi media tanam yang tepat sangat
berpengaruh untuk mengembangkan anggrek menjadi bunga yang cantik dan
indah. Dari media tanam serta proses penanaman anggrek dengan media tanam
yang tepat mampu menghasilkan anggrek kualitas tinggi, serta morfologi anggrek
yang indah dan memiliki nilai estetika tinggi maka diangkat arsiektur morfologi
sebagai pendekatan desain, dengan memanfaatkan morfologi anggrek serta
pemanfaatan media tanam sebagai elemen pembentuk bangunan yang dapat
diaplikasikan langsung pada fasad maupun lansekap Pusat Budidaya dan
Pelestarian Anggrek di Semarang.
2.1.4 Jenis Anggrek yang Ditanam a. Ditanam di Taman
1) Vanda Doglas
Gambar 2.6 Anggrek Vanda DoglasSumber : http://sarungpreneur.com/bunga-anggrek/
Anggrek Vanda Douglas warnanya ungu, dan ditanam dengan cara ditempel pada medium yang berbentuk seperti pagar yang terbuat dari bambu.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
17
2) Gimstori / Kalajengking Merah
Gambar 2.7 Anggrek Kalajengking MerahSumber : http://sarungpreneur.com/bunga-anggrek/
Jenis anggrek ini memiliki batang yang kuat dan tinggi dengan ruas-ruas sepanjang 4-10 cm. Memiliki daun yang tebal berdaging dan pipih memanjang dengan panjang daun hingga mencapai 35 cm dan lebar sekitar 5 cm. Bunganya unik yang sekilas menyerupai hewan kalajengking lengkap dengan sengat dan kaki-kakinya. Oleh karena itulah anggrek ini kemudian disebut sebagai anggrek kalajengking. Bunga tumbuh tidak terlalu lebat dengan ukuran tinggi antara 10-11 cm dan lebar antara 7-8,5 cm. Sebagai anggrek epifit, anggrek kalajengking tumbuh menempel di batang pohon dengan ketinggian 12 m di atas permukaan tanah.
b. Ditanam di Galeri/Atrium 1) Anggrek Kantung Kolopaking
Gambar 2.8 Anggrek Kantung KolopakingSumber : http://sarungpreneur.com/bunga-anggrek/
Anggrek ini termasuk dalam jenis tanaman yang sangat langka. Bunga ini merupakan salah satu tanaman endemik Kalimantan Tengah yang hidup di bebatuan berlumut. Habitat bunga ini berada pada ketinggian
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
18
600dpl. Anggrek jenis ini hanya ada di Kalimantan Tengah.Anggrek katung kolopaking memiliki nama latin Paphinopedilum kolopakingii dengan ciri daun berwarna hijau tua, dan berbentuk pita dengan ujung bulat dengan panjang sekitar 20 sampai 80 cm.
2) Anggrek Bulan
Gambar 2.9 Anggrek BulanSumber : http://sarungpreneur.com/bunga-anggrek/
Anggrek bulan mempunyai nama latin Phalaenopsis
amabilis merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki ciri kelopak
bunga yang lebar dan berwarna putih. Jenis anggrek ini termasuk ke
dalam tanaman anggrek monopodial yang hidup di tempat yang terkena
sedikit cahaya. Bentuk daun yang memanjang dan berwarna hijau
sedangkan bagian akar anggrek bulan memiliki warna putih dengan
bentuk bulat memanjang.
2.1.5 Syarat Tumbuh Tanaman Anggrek a. Iklim
1) Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.
2) Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya
berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek. Ada yang memerlukan
intensitas penyinaran penuh, ada juga yang tidak penuh alias memerlukan naungan.
Kebutuhan cahaya berdasarkan jenis anggrek, yakni antara lain: Arachnis Maggie
Oei butuh 100% intensitas penyinaran, Arachnis Apple Blossom butuh 100%
bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek
semi epifit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu
diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
2) Media untuk anggrek terrestria : Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
20
3) 3) Media untuk anggrek semi terrestria : Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya.
c. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1) Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek panas memerlukan suhu udara
26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan daerah
ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah: Dendrobium
phalaenopsis, Onchidium Papillo, dan Phaphilopedillum Bellatum.
2) Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek sedang pada suhu udara
siang hari 21 derajat C dan 15–21 derajat C,pada malam hari, dengan ketinggian
150-1500 m dpl.
3) Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) : Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia,
tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari dan 9–15 derajat C pada
malam hari, dengan ketinggian = 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.
(sumber : https://alamendah.org/2015)2.2 Tinjauan Umum Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek
2.2.1 Pengertian Pusat Budidaya dan Pelestarian AnggrekBudidaya adalah suatu tindakan dimana menjaga, memelihara dan
mengembangakan sesuatu yang dinyatakan hampir punah. Pusat Budidaya
merupakan suatu wadah yang berfungsi untuk memfasilitasi atau mengupayakan
pengembangan tanaman menjadi bermanfaat dengan menggunakan teknologi
sesuai anjuran maupun teknologi inovasi yang berguna untuk menunjang
kegiatan pembudidayaan, mulai dari pengelompokan tanaman, pembibitan,
pemupukan, pengairan, penyiangan, hingga pameran yang dapat memamerkan
jenis jenis tanaman hias yang dibudidayakan.
Keberadaan keanekaragaman tumbuhan maupun tanaman dalam hal ini
anggrek yang tidak akan selalu tetap keadaannya ,baik jumlah serta jenisnya.
Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti perburuan, kerusakan
ekosistem, serta pemanfaatan yang berlebihan. Pemanfaatan keanekaragaman
tumbuhan dan tanaman untuk berbagai keperluan secara berlebihan ini ditandai
dengan semakin langkanya beberapa jenis tumbuhan seperti anggrek. Hal ini
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
21
disebabkan rusaknya habitat dan ekosistem yang ditempati tumbuhan dan
tanaman tersebut. Ketidakseimbangan tersebut apabila dibiarkan, dapat
mengancam keanekaragaman tumbuhan. Oleh karenanya, kegiatan-kegiatan
yang dapat menyebabkan kerusakan kekayaan hayati di Indonesia ini harus
dicegah yaitu dengan cara tetap melestarikan tumbuhan tersebut. Pelestarian
dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata lestari, yang artinya adalah
tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian dalam penggunaan Bahasa
Indonesia, penggunaan awalan pe- dan akhiran –an artinya digunakan untuk
menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata kerja). (Endarmoko, 2006)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pusat Budidaya dan Pelestarian adalah
sebuah wadah, tempat, bangunan, yang diperuntukkan memfasilitasi serta
mengupayakan pengembangan tanaman dengan teknologi inovasi yang berguna
untuk tetap mempertahankan Tumbuhan dan tanaman dalam hal ini anggrek
yang sudah mulai langka serta hampir punah keberadaannya, dengan proses
pemeliharaan dan pengembahan melalui desain yang akan diterapkan.
2.2.2 Tujuan Pusat Budidaya dan Pelestarian anggrekBeberapa tujuan dari perancangan Pusat Budidaya dan Pelestarian
Anggrek adalah sebagai berikut :
a. Sebagai bangunan yang berfungsi sebagai wadah untuk menampung
segala jenis tanaman anggrek yang ada dan berkembang di Indonesia.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa anggrek merupakan
tanaman yang memiliki keanekaragaman jenis dan juga banyak
terdapat jenis Anggrek yang merupakan tanaman endemik Indonesia,
akan tetapi lambat laun jenis anggrek di Indonesia semakin mengalami
penurunan dan nyaris punah.
b. Sebagai tempat pembenihan, penanaman dan pembudidayaan
anggrek. Keanekaragaman anggrek yang mulai nyaris punah,
membuat dibutuhkannya pembudidayaan serta pengembangan
anggrek.
c. Sebagai bangunan serta lansekap yang memiliki fungsi sebagai sarana
edukatif serta rekreatif. Karena Pusat Budidaya dan Pelestarian
Anggrek ini tidak hanya sebagai tempat untuk liburan dan rekreasi saja,
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
22
tetapi juga dapat dijadikan tempat untuk belajar tentang anggrek
maupun lingkungan dan alam.
d. Menerapkan perancangan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek
dengan pendekatan arsitektur metafora, yaitu dengan konsep yang
menerapkan pendekatan morfologi anggrek yang diaplikasikan
kedalam bentuk masa ataupun tata ruang bangunan Pusat Budidaya
dan Pelestarian Anggrek sehingga menciptakan bangunan yang
terkesan natural dan kontekstual dengan anggrek. 2.2.3 Fungsi Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek
Memahami tentang perencanaan perancangan Pusat Budidaya dan
Pelestarian Anggrek yang memiliki fungsi diantaranya adalah :
a. Sebagai pusat tanaman anggrek.
b. Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan edukasi. Dimana Pusat
Budidaya dan Pelestarian Anggrek ini dirancang dengan fasilitas dan
tata ruang yang diperuntukkan untuk menunjang kegiatan yang bersifart
edukatif.
c. Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi. Layaknya
pusat tanaman lainnya, Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek ini juga
memiliki fasilitas penunjang yang akan membuat masyarakat merasa
nyaman ketika berkunjung ke pusat budidaya dan pelestarian anggrek
ini, selai juga dikarnakan di dalam bangunan ini terdapat banyak jenis
tanaman anggrek yang tentu saja indah, cantik dan menarik.
d. Sarana pengetahuan serta penyuluhan bagi masyarakat (pengunjung)
untuk membentuk kesadaran lingkungan, serta pentingnya melestarikan
anggrek yang merupakan Bunga Nasional Indonesia.
e. Mendapatkan banyak pengetahuan tentang anggrek.
f. Pusat pelestarian dan pemudidayaan anggrek, agar bisa ditanam dan
dikembangkan, sehingga dapat dijual dan dijadikan peluang bisnis.2.2.4 Jenis Kegiatan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek
Jenis kegiatan pada Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di Semarang
ini di bagi dua berdasarkan kegiatan pengunjung, yaitu :
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
23
a. Kegiatan Pengunjung Rekreasi
Dikarenakan Semarang merupakan kota dengan kepadatan penduduk
yang tinggi maka kebutuhan ruang publik yang merangkap sebagai
ruang terbuka hijau (green open spaces) sangat dibutuhkan sebagai
tempat berkumpul dan bersosialisasi masyarakat umum. Maka
disediakanlah tempat wisata sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat
umum, dengan fasilitas serta infrastruktur yang tersedia guna memenuhi
kebutuhan pengunjung.
b. Kegiatan Pengunjung Ekskursi
Sebagai wahana wisata, Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek di
Semarang ini digunakan sebagai sarana edukasi, yaitu dengan adanya
kegiatan studi ekskursi bagi para pelajar maupun instansi tertentu terkait
anggrek, yang datang dan mempelajari analogi dan karakteristik dari
anggrek. 2.2.5 Ruang Terbuka Hijau (Green Open Spaces) di Perkotaan
a. Definisi
Secara definitif, ruang terbuka hijau (Green Open spaces) adalah kawasan
atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina
untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota,
dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian.
Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan
tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah
ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap
kota. (Rustam, 2000)
b. Fungsi dan Manfaat
Ruang terbuka hijau (green open spaces) memiliki fungsi sebagai
berikut:
1) Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:
a) memberi jaminan pengadaan Ruang terbuka hijau menjadi bagian
dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota)
b) pengatur iklim mikro di perkotaan agar sistem sirkulasi udara dan
air secara alami dapat berlangsung lancar
c) sebagai peneduh
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
24
d) produsen oksigen
e) penyerap air hujan
f) penyedia habitat satwa
g) penyerap polutan media udara, air dan tanah.
h) penahan angin.
2) Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:
a) Fungsi sosial dan budaya: Menggambarkan ekspresi budaya
lokal, merupakan media komunikasi warga kota, tempat rekreasi,
wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam
mempelajari alam.
b) Fungsi ekonomi: Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman
bunga, buah, daun, sayur mayur, bisa menjadi bagian dari usaha
pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-lain.
c) Fungsi estetika:
Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik
dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam,
maupun makro: lansekap kota secara keseluruhan, menstimulasi
kreativitas dan produktivitas warga kota, pembentuk faktor
keindahan arsitektural; menciptakan suasana serasi dan seimbang
antara area terbangun dan tidak terbangun.
Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat
dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan
kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan konservasi
hayati. Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:
1) Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu
membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan
mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah);
2) Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu
pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan
persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
25
flora dan fauna yang ada (konservasi hayati atau keanekaragaman
hayati).
2.2.6 Fasilitas Umum Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggreka. Fasilitas Pendukung
Sebuah pusat budidaya dan pelestarian anggrek membutuhkan fasilitas-
fasilitas pendukung guna memfasilitasi kebutuhan pengelolah maupun
pengunjung.
1) Meeting Room
Berfungsi untuk membicarakan dan berdiskusi tentang pusat budidaya dan
tanaman anggrek.
2) Kantor
Merupakan area pribadi bagi pemimpin, pengelolah dan staff.
3) Ruang Arsip
4) Ruang Penyimpanan Pupuk (Pemupukan)
5) Ruang Penyimpanan Bibit (Pembibitan)
6) Galeri
7) Perpustakaan
Berfungsi untuk menyimpan hasil dan arsip dari penelitian yang telah
dilakukan maupun buku-buku yang berhubungann dengan sektor pertanian
dan pmbudidayaan anggrek.
8) Cafetaria
Menyajikan makanan dan minuman
9) Retail
Berupa toko lainnya yang menjual keperluan berkebun dan dapat
mendukung kegiatan dan aktivitas publik yang terjadi.
10) Souvenir Shop
Toko yang menjual barang-barangnya souvenir.
b. Fasilitas Tapak (Outdoor)
Sebagai proyek akhir yang berlingkup kawasan tentunya fasilitas tapak
sangat penting dalam kebutuhan dan program ruang, untuk mendukung
fasilitas tapak disediakan fasilitas sewa sepeda, dan pengunjung juga dapat
melakukan aktivitas outdoor seperti piknik pada lansekap yang difungsikan
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
26
sebagai kebun, taman, plasa, playground dan ruang komunal lainnya. Pusat
budidaya dan pelestarian anggrek ini juga dapat menampung
penyelenggaraan event seperti flower fair festival yang dapat menjadi daya
tarik bagi pengunjung untuk datang dan berekreasi. Event ini berfungsi untuk
memberikan kesadaran kepada masyarakaat tentang pentingnya menjaga
lingkungan alam kita termasuk keanekaragaman anggrek yang terdapat
didalamnya.
2.3 Tinjauan Umum Arsitektur MetaforaMetafora adalah perumpamaan suatu hal dengan sesuatu yang lain. Dalam
bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang
lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan sifat-sifat
dari sesuatu yang lain itu ke dalam bangunan, sehingga akhirnya para pengamat dan
pengguna arsitekturnya bisa mengandaikan arsitektur itu sebagai sesuatu yang lain.
Penggunaan metafora sebagai channel untuk kreatifitas arsitektural telah popular di
antara arsitek pada abad ini. Metafora telah ditemukan untuk menjadi channel yang
sangat kuat, lebih berguna bagi pencipta dari pada pengguna. Melalui metafora,
imajinasi perancang bisa diuji dan dikembangkan. Mereka yang memiliki daya imajiasi
yang tinggi tidak akan engalami kesulitan dalam menggunakan metafora, bahkan
metafora akan
semakin memperluas dan memperdalam daya imajinasi mereka (Antoniades,
1992). Ada sedikit kerancuan antara metafora, analogi, dan mimesis. Ketiga hal itu
sama-sama menghadirkan suatu desain dengan melihat hal lain. Tapi ada yang
membedakan di sini. Yaitu bila suatu bangunan dirancang dengan menyerupai sesuatu
yang lain tanpa memperhatikan sifat-sifat dari sesuatu yang ditiru itu, maka bisa
dikatakan bangunan ini memiliki tema analogi atau mimesis. Terlebih bila bentuk yang
diambil yang menyerupai sesuatu hal tersebut tidak ada kaitannya dengan fungsi
bangunan yang dirancang. Tapi apabila suatu bangunan mengambil bentuk sekaligus
sifat dari sesuatu yang lain, maka bisa dikatakan bangunan ini bertemakan metafora.
Terutama bila sifat-sifat sesuatu yang lain itu sesuai dengan fungsi bangunan yang
dirancang. Terlebih lagi bila hasil rancangan atau bentuk akhir dari rancangannya nanti
menghasilkan interpretasi yang berbeda di antara pengamat dan pengguna bangunan,
sehingga metaforanya bisa menjadi rahasia perancang.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
27
Ada tiga kategori metafora :
a. Intangible metaphor; kreasi metafora berangkat dari konsep, ide, kondisi manusia,
atau kualitas tertentu (individualitas, kealamiahan, komunitas, tradisi, budaya)
b. Tangible metaphor; metafora berangkat dari visual atau karakter material (rumah
sebagai istana, atap kuil sebagai langit)
c. Combine metaphor, di mana konseptual dan visual saling menindih sebagai titik
keberangkatan desain. (Antoniades, 1992)
Intangible metaphor, dalam penerapannya pada desain arsitektur, adalah lebih
menggunakan sifat-sifat non fisik daripada sifat fisik yang tampak pada suatu hal
untuk diterapkan pada bangunan. Sebagai contoh: bila seorang perancang ingin
merancang bangunan Music Center dengan menggunakan kategori intangible
metaphor, maka dia bisa menampilkan konsep dari unsur-unsur musik yang non
fisik ke dalam bangunannya, seperti nada, tempo, ketukan, dan konsep-konsep
musik lainnya. Hal ini tentulah tidak mudah karena musik dan arsitektur merupakan
dua jenis seni yang sangat berbeda, di mana musik merupakan unsur bunyi atau
suara, sedangkan arsitektur lebih kepada visual. Hal inilah yang menyebabkan
intangible metaphor sulit untuk diraba, terlebih lagi untuk diterapkan.
Tangible metaphor lebih mudah untuk diraba, karena lebih bersifat fisik, yaitu
sebuah arsitektur menampilkan sifat fisik dari sesuatu yang lain. Sebagai contoh:
bila seorang arsitek ingin merancang sebuah music center seperti contoh di atas,
tetapi ingin menggunakan tema tangible metaphor. Yang bisa dilakukan dalam
menerapkan tema tersebut adalah dengan cara merancang bentuk bangunan
menyerupai bentuk kunci G, atau menyerupai bentuk alat musik. Hal ini lebih
mudah untuk dilakukan, tapi arsitek harus berhati-hati karena dalam menggunakan
tema ini bisa dengan mudah terjadi kerancuan dengan analogi dan mimesis.
Combine metaphor merupakan gabungan antara kedua hal di atas. Jadi dalam
merancang bukan hanya menampilkan sifat-sifat fisik dari subyek yang lain, tapi
juga sifat non fisiknya. Kategori ini merupakan kategori yang paling sulit untuk
diterapkan. Contoh yang tepat untuk kategori ini adalah pada obyek kasus, yaitu
Museum of Fruit. Bangunan ini menggunakan tema metafora dengan kategori
combine metaphor. Bangunan Museum of Fruit menggunakan konsep penyebaran
bibit dalam menerapkan idenya sekaligus juga menerapkan bentuk fisik dari
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
28
tumbuhan dan buah-buahan. Bagaimana cara menerapkannya akan dijelaskan
pada subbab selanjutnya. (Ernaning Setiyowati, 2007)
Kegunaan dari Penerapan Metafora
a. Mempengaruhi pengertian orang terhadap suatu obyek yang kemudian dianggap
belum atau suatu hal yang tidak dapat dimengerti.
b. Dapat menimbulkan interpretasi-interpretasi yang lain dari orang yang
mengamatinya.
c. Menyebabkan pengamat memandang suatu obyek dari karya Arsitektural dari
sudut pandang yang lain.
d. Dapat menghasilkan karya Arsitektur yang ekspresif.
Gambar 2.10 Cresent Moon TowerSumber :Ernaning Setyowati, 2007
Gambar 2.11 Busan Opera HouseSumber :http// ikapurwaningtyas.wordpress.com
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
29
Gambar 2.12 Satolas TGV StationSumber :santiego calatrava.Philip Jodidion. Spain:Taschen
2.4 Studi KasusStudi kasis dilakukan untuk memperoleh standart kebutuhan ruang,
sirkulasi penataan bangunan maupun desain lansekap pada bangunan yang
memiliki karakter peruntukan yang sama dengan Pusat Budidaya dan Pelestarian
Anggrek di Semarang yaitu membudidayakan, memamerkan serta menjual.
Bangunan yang memiliki karakter peruntukan yang sama diantaranya
adalah Taman Anggrek Ragunan (TAR) di Jakarta, The National Orchid Garden
di Singapura.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
30
2.4.1 Taman Anggrek Ragunan (TAR) di Jakarta
Gambar 2.13 Taman Anggrek RagunanSumber : www.beritajakarta.com
Taman Anggrek Ragunan (TAR) menjadi salah satu tujuan para wisatawan
baik domestik maupun mancanegara ketika mengisi waktu liburan bersama
keluarga di Jakarta. Para pengunjung yang menyukai dan menjadi pencinta
tanaman anggrek dan tanaman hias, banyak yang mengunjungi tempat yang
selalu ramai di kunjungi tiap akhir pekan.
Taman Anggrek Ragunan
Gambar 2.14 Lokasi Taman Anggrek RagunanSumber : Google Earth
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
31
Taman Anggrek Ragunan (TAR) yang memiliki pesona keindahan dan
kesejukan ini terletak di Kota Jakarta. Lokasi Taman Anggrek Ragunan (TAR)
bisa dijumpai di Jalan Harsono RM, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar
minggu, Jakarta Selatan.
Lokasi Taman Anggrek Ragunan (TAR) yang sangat strategis memudahkan
bagi pengunjung yang pertama kali datang untuk mengunjungi tempat wisata
alam ini. Sebelah selatan Taman Anggrek Ragunan (TAR) berbatasan langsung
dengan Kebun Raya Ragunan, sedangkan sebelah Timurnya berbatasan dengan
Gelanggang Olahraga Ragunan.
Taman Anggrek Ragunan (TAR) berdiri pada tahun 1973 merupakan salah
satu wisata argo, selain sebagai salah satu tempat wisata yang bertemakan alam
yang ada di daerah Jakarta, TAR berfungsi juga sebagai pusat promosi sekaligus
pemasaran tanaman anggrek baik dalam bentuk tanaman maupun bunga potong,
dan juga sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk pemeliharaan anggrek.
Taman Anggrek Ragunan (TAR) menempati lahan seluas 5 ha yang
merupakan aset Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang diserahkan
pengelolaannya kepada Dinas Pertanian DKI Jakarta. Indonesia memiliki kurang
lebih 5.000 spesies anggrek dari 20.000 sampai 30.000 spesies yang tersebar di
seluruh dunia, itu karena iklim di Indonesia mendukung dan cocok untuk budidaya
tanaman anggrek.
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki jenis yang beragam, salah satunya seperti anggrek jenis dendrobium, cattleya, Oncidium, dan anggrek Phalaenopsis yang banyak dikenal sebagai anggrek bulan.
Anggrek biasanya dipergunakan selain sebagai hiasan dan dekorasi ruangan, dimanfaatkan juga sebagai keperluan seperti acara keagamaan atau ucapan selamat serta ungkapan dukacita. Taman Anggrek Ragunan merupakan tempat wisata yang memberikan kenyamanan dan kesejukan. Ketika masuk ke kawasan Taman Anggrek Ragunan akan diberikan pemandangan yang indah seperti suasana yang hijau, teduh dengan pepohonan dan dihiasai kilauan warna-warni dari berbagai macam anggrek yang membuat mata tak bosan untuk memandanginya. Disini Anda berjalan dijalan setapak yang disamping kanan dan kiri terdapat anggrek yang hidup subur dan menyajikan keindahan dengan
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
32
beragam macam warna dan jenis anggrek yang disimpan dalam pot. Dipastikan setiap pengunjung tidak akan merasa bosan berada ditempat wisata ini.
Pesona keindahan yang dipancarkan tanaman anggrek ini dapat menyedot dan menarik perhatian bagi para pengunjung, diantaranya:
a. Pedagang yang datang dengan tujuan untuk bisnis penjualan tanaman anggrek,
b. Orang yang merupakan pecinta dan penggemar anggrek (hobbies), pengunjung ini sengaja datang untuk mencari sekaligus mengoleksi berbagai jenis anggrek,
c. Wisatawan yang datang sekedar untuk berwisata, melihat-lihat, mengetahui beragam jenis anggrek, menikmati keindahan bunga anggrek, hingga sekedar untuk berfoto-foto di kavling yang terdapat banyak bunga anggreknya,
d. Peneliti, baik itu dari pelajar maupun mahasiswa yang mengunjungi Taman Anggrek Ragunan dengan tujuan tertentu yaitu tujuan pendidikan seperti melakukan studi banding, PKL (Praktek Kerja Lapangan), hingga penelitian untuk tugas akhir.
Dengan biaya yang dikenakan untuk masuk ke Taman Anggrek Ragunanyaitu Rp.1.000,- per orang, pengunjung bisa melihat langsung cara merawat anggrek sekaligus melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan budidaya anggrek.
Selain dibagi menjadi 42 kapling yang digunakan untuk kegiatan budidaya anggrek seperti pembibitan hingga pemeliharaan anggrek, Taman Anggrek Ragunan (TAR) pun memberikan fasilitas lain, fasilitas yang disediakan diantaranya:
a. Kantor Informasi dan Administrasi, b. Balai Pertemuan yang digunakan dikala ada kegiatan tertentu yang
sifatnya pertemuan penting dan memerlukan ruangan yang cukup luas, c. Ruang Pameran yang dilengkapi dengan ruang laboratorium dan
perlengkapannya, d. Bangunan-bangunan seperti kantin, ruangan isitirahat, toilet, mushola,
dan kios yang menjual berbagai macam kebutuhan dalam budidaya anggrek,
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
33
e. Tak ketinggalan lahan parkir yang cukup luas. Pesona Keindahan yang ada di Taman Anggrek Ragunan (TAR) Jakarta Selatan bukan untuk dirasakan dan dinikmati hanya melalui perkataan dan cerita orang lain saja, namun harus dirasakan langsung caranya anda datang, rasakan, dan nikmati sendiri.
Namun amat disayangkan fasilitas-fasilitas yang ada di Taman Anggrek Ragunan sebenarnya masih dalam katagori kurang layak, masih kurangnya fasilitas penunjang untuk menambah minat pengunjung dan kurang menariknya tatanan lansekap yang terdapat di Taman Anggrek Ragunan.
a. Kantor Informasi dan Administrasi
Gambar 2.15 Kantor Informasi dan AdministrasiSumber : Dokumentasi Pribadi
Kantor informasi dan administrasi Taman Anggrek Ragunan terletak pada bangunan utama yang terdapat didepan dekat pintu masuk utama Taman Anggrek Ragunan. Bangunan ini terdiri dari 3 lantai.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
34
b. Balai Pertemuan
Gambar 2.16 Balai PertemuanSumber : Dokumentasi Pribadi
Gedung balai pertemuan jadi satu dengan gedung informasi dan administrasi Taman Anggrek Ragunan. Balai pertemuan terletak pada lantai dua di gedung utama Taman Anggrek Ragunan.
c. Pos Satpam
Gambar 2.17 Pos SatpamSumber : Dokumentasi Pribadi
Pos satpam yang menjadi kantor bagi para security ini terletak di depan
pintu masuk utama.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
35
d. Tempat Parkir
Gambar 2.18 Tempat Parkir 1Sumber : Dokumentasi Pribadi
Parkiran Taman Anggrek Ragunan terbagi menjadi 3 tempat, yaitu
pertama terletak di depan bangunan utama, kedua terletak di bawah bangunan
utama (basement), dan yang ketiga terletak di dekat pintu masuk belakang.
Gambar 2.19 Tempat Parkir 2Sumber : Dokumentasi Pribadi
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
36
Gambar 2.20 Tempat Parkir 3Sumber : Dokumentasi Pribadi
e. Main Enterance
Gambar 2.21 Main EnteranceSumber : Dokumentasi Pribadi
Pintu masuk utama terletak di depan bangunan utama Taman Anggrek
Ragunan. TAR memiliki 2 pintu masuk gerbang dibagian kiri dan kanan pada
wajah bangunan.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
37
f. Side Enterance
Gambar 2.22 Side EnteranceSumber : Dokumentasi Pribadi
Pintu masuk ini terletak di belakang, terhubung dengan koridor jalan yang
ada di dalam Taman Anggrek Ragunan yang memiliki luasan 5 hektar.
g. Koridor Jalan Taman Anggrek Ragunan
Gambar 2.23 Koridor JalanSumber : Dokumentasi Pribadi
Gambaran koridor jalan yang terdapat di Taman Anggrek Ragunan, dikelilingi display tanaman juga pepohonan. Juga terdapat kavling di kiri dan kanan koridor jalan yang di sewakan bagi para pembudidaya anggrek. Jumlah kavling yang ada di Taman Anggrek Ragunan adalah 42 buah.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
38
h. Shalter
Gambar 2.24 ShalterSumber : Dokumentasi Pribadi
Terdapat 2 buah shalter di sepanjang koridor jalan di Taman Anggrek
Ragunan.
i. Display
Gambar 2.25 Tempat DisplaySumber : Dokumentasi Pribadi
Terdapat tempat display Anggrek di setiap kavling yang disediakan di
Taman Anggrek Ragunan. Terdapat banyak jenis tanaman Anggrek yang
dipamerkan dan diperjual belikan di kavling sewaan ini.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
39
j. Bangunan Pengelola
Gambar 2.26 Bangunan PengelolaSumber : Dokumentasi Pribadi
Terdapat bangunan pengelola pada setiap kavling yang disewakan di Taman Anggrek Ragunan. Didalam setiap kavling selain terdapat bangunan pengelola, juga terdapat toilet, gudang serta mushola kecil.
k. Pengelolaan Pupuk
Gambar 2.27 Pengolahan PupukSumber : Dokumentasi Pribadi
Proses penanaman dan pembudidayaan anggrek dilakukan langsung di dalam kavling yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
40
l. Penanaman Anggrek
Gambar 2.28 Penanaman AnggrekSumber : Dokumentasi Pribadi
Proses penanaman dan pembudidayaan anggrek dilakukan langsung di dalam kavling yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan.
m. Pengelolahan Anggrek
Gambar 2.29 Penanaman Anggrek1Sumber : Dokumentasi Pribadi
Proses penanaman dan pembudidayaan anggrek dilakukan langsung di
dalam kavling yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
41
n. Sumber Air
Gambar 2.30 Sumur AirSumber : Dokumentasi Pribadi
Dikarenakan anggrek merupakan tanaman yang tidak begitu
membutuhkan air dengan volume banyak, maka sumber air yang digunakan
untuk menyirami anggrek hanya menggunakan sumur air biasa.
o. Penjualan Media Tanam
Gambar 2.31 Meja Tempat Transaksi JualSumber : Dokumentasi Pribadi
Selain menjual tanaman Anggrek, ditempat ini juga menyediakan media
tanam lainnya, seperti berbagai macam pupuk, pot bunga, serta rak display
untuk tempat pot bunga yang sengaja disediakan untuk dijual kepada
pengunjung.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
42
Gambar 2.32 Media TanamSumber : Dokumentasi Pribadi
Penjualan media tanam seperti pot tanah liat, yang biasa digunakan
sebagai pot tanaman anggrek dikarnakan tanah liat memiliki daya serap air
yang tinggi, sehingga dapat menyimpan stok air untuk anggrek.
p. Atap Paranet
Gambar 2.33 Atap ParanetSumber : Dokumentasi Pribadi
Pada setiap kavling-kavling yang di sewakan di Taman Anggrek Ragunan ini menggunakan atap Paranet. Fungsi atap paranet disini adalah sebagai bahan pembuat naungan, hal ini dikarenakan tanaman anggrek tidak menyukai sinar matahari dengan intensitas yang tinggi. Penggunaan paranet sebagai naungan dapat mengontrol jumlah intensitas sinar matahari yang dibutuhkan.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
43
q. Pusat Pelatihan Budidaya
Gambar 2.34 Pusat Pelatihan Budidaya AnggrekSumber : Dokumentasi Pribadi
Salah satu kavling yang disewakan sebagai Pelatihan Budidaya Anggrek
dengan kondisi bangunan serta fasilitas yang kurang memadai. Sehingga tidak
optimalnya pembudidayaan anggrek yang terdapat di Taman Anggrek
Ragunan.
2.4.2 National Orchid Garden, Singapore
Gambar 2.35 National Orchid GardenSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore
National Orchid Garden dibuka pada tanggal 20 Oktober 1995 oleh Mr Lee Kuan Yew. National Orchid Garden terletak di bukit tertinggi di Singapore Botanic Gardens. Tiga hektar lereng taman diperuntukkan untuk lebih dari 1.000 spesies dan 2.000 hibrida, dengan sekitar 600 spesies dan hibrida yang kini terdapat
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
44
dikawasan ini. Ciri khas dari National Orchid Garden adalah konsep desain yang menyajikan tampilan tanaman di empat zona warna terpisah atas sebagian besar wilayah nya: Musim semi zona dengan warna yang berlaku nuansa cerah dan hidup yaitu emas, kuning dan krim, Musim panas zona dengan nada utama dari merah cerah dan merah muda, Gugur zona nuansa jatuh dengan warna yang redup ,serta Musim dingin zona putih dan violet bernuansa sejuk. Zonasi warna ini dicapai dengan campuran pemilihan pohon, semak, tumbuh-tumbuhan dan anggrek (kebanyakan hibrida) dengan pencocokan dedaunan dan warna bunga.a. Display House
Gambar 2.36 Display HouseSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore
Ini merupakan bangunan pengelolah, sekaligus rumah yang diperuntukkan
mendisplay segala jenis anggrek yang terdapat di National Orchid Garden,
Singapore. Bentuk bangunan tropis yang teduh memberikan kesan tersendiri
pada bangunan ini.
b. Cool House
Gambar 2.37 Cool HouseSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore
Cool House memiliki luasan bangunan 600m2, bangunan ini sangat poluler
dan disukai pengunjung, karena didalam bangunan ini dipasang simulasi dari
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
45
udara dingin, kabut dan air terjun yang memberikan representasi yang
realistis dari situs elevasi tinggi di daerah tropis. hutan pegunungan tropis
memiliki iklim yang sejuk dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.
c. Mist House
Gambar 2.38 Mist HouseSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore
Merupakan Rumah atau ruang yang berkabut yang di tanami hibrida dataran
rendah tropis anggrek yang berbentuk unik .
d. Nursery
Gambar 2.39 NurserySumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore
1 hektar area pembibitan dibelakang National Orchid Garden memainkan
peran penting dalam mendukung menampilkan anggrek didalam taman ini.
Bibit anggrek laboratorium anggrek dikirim ke kamar khusus pembibitan
anakan anggrek ini untuk dibudidaya sampai jadi anggrek dewasa.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
46
e. Burkill Hall
Gambar 2.40 Burkill HallSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore
Di dalam taman anggrek ini ada beberapa macam area yang mempunyai ciri
khas masing-masing yaitu salah satunya Burkill Hall yangmerupakan sebuah
bangun bergaya kolonial yang dibangun pada tahun 1868. Bangunan klasik
ini diperuntukkan untuk event VIP atau private. Sebuah contoh yang sangat
baik dari sejarah arsitektur dunia.
f. VIP Orchid Garden
Gambar 2.41 Main Entrance VIP Orchid GardenSumber : https://www.yelp.com.sg/biz/national-orchid-garden-singapore
VIP Orchid Garden dan ditata sebagai halaman belakang taman Inggris dari
Burkill Hall. Anggrek yang ditampilkan di sini adalah hibrida anggrek yang luar
biasa dari Gardens Program anggrek yang digagas oleh Prof. Eric Holttum
pada tahun 1928.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
47
2.4.3 Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP), Jakarta
Gambar 2.42 Gardu TAIPSumber : http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/
Taman Anggrek Indonesia Permai, letaknya tepat di sebelah TAMINI SQUARE atau di
depan kantor Jasa Marga. Walau memakai nama Taman Mini namun sebenarnya TAIP
ini tidak berada di area TMII. Masih 1 km menuju pintu 1 TMII sebelum Masjid At-Tin.
Di Taman Anggrek Indonesia Permai terdapat banyak jenis Anggrek dengan kurang lebih
30 Kavling yang menjual berbagai jenis anggrek.
a. Area Parkir
Gambar 2.43 Area ParkirSumber : http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
48
Di bagian depan Taman Anggrek ini disambut hamparan parkiran yang luasnya
dapat menampung sekitar 500 mobil, yang memanjang dengan pohon Kamboja
Bali namun terkesan gersang dan terik.
b. Koridor TAIP
Gambar 2.44 KoridorSumber : http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/
Penggunaan lantai keramik Yang mengisi area koridor dari gerbang masuk serta
atap fiber yang membuat lorong itu jadi mesin sauna, dikarnakan jenis material
yang tidak memantulkan panas.
c. Gedung Puspa Pesona
Gambar 2.45 Gedung Puspa PesonaSumber : http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/
Di ujung koridor tadi terdapat gedung Puspa Pesona Yang disewakan untuk
berbagai acara termasuk pernikahan namun gedung serba guna ini tergolong
biasa dan tidak terlalu besar, namun cukup rapi.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
49
d. Koridor Jalan
Gambar 2.47 Koridor JalanSumber : http://baltyra.com/2013/10/28/taman-anggrek-indonesia-permai/
Taman Anggrek Indonesia Permai ini memilikiKoridor jalan yang cukup lebar,
dengan di tumbuhi pohon-pohon hijau, serta terdapat lebih kurang 30 buah kavling
yang disewakan.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
127
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Fungsional Bangunan dan Kepemilikan Bangunan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek dengan pendekatan
arsitektur metafora berfungsi sebagai salah satu bangunan serta kawasan
sarana rekreasi dan edukasi dibidang tanaman terutama anggrek.
Kepemilikan dari Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek ini adalah milik
Perhimpunan Anggrek Indonesia cabang Semarang. Pusat Budidaya dan
Pelestarian Anggrek ini sendiri dipimpin oleh direktur utama dan terdapat
pemimpin lain pada tiap kegiatan seperti kepala devisi bagian rekreasi dan
edukasi. Semua keputusan diambil oleh direktur utama setelah adanya
koordinasi pada tiap-tiap anggota divisi lainnya. Sumber dana utama pada Pusat
Budidaya dan Pelestarian Anggrek ini didapat dari saham anggota perhimpunan
anggrek, sedangkan yang lainnya dihasilkan dari kegiatan ekskursi yang tersedia
di Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek. Pendapatan dari setiap pengunjung
yang datang dengan membayar karcis serta parkiran, penjualan anggrek di retail
– retail, garden shop, souvenir shop, serta fasilitas penunjang lainnya.
5. 1. Konsep Fungsional 5.1.1. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
Pelaku yang terdapat dalam Pusat Budidaya dan Pelestarian
Anggrek dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) antara lain : a. Pengunjung untuk rekreasi b. Pengunjung untuk ekskursi c. Pengelola
1) Kelompok Pengelola Utama
2) Kelompok Pengelola Rekreasi
3) Kelompok Pengelola Ekskursi d. Servis
1) Kelompok Keamanan
2) Kelompok Teknisi
Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pelaku pada Pusat Budidaya
dan Pelestarian Anggrek antara lain sebagai berikut :
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
128
Tabel 5.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Ekskursi No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
1 Mamarkirkan kendaraan Parkir2 Menanyakan informasi Resepsionis3 Mendaftarkan diri Ruang Pendaftaran4 Mengisi tanda kehadiran Ruang Presensi5 Mengikuti kelas teori Ruang Kelas6 Mengikuti kelas praktek pemupukan anggrek Ruang Simpan Pupuk7 Mengikuti kelas praktek pembibitan anggrek Ruang Simpan bibit
anggrek8 Mengikuti kelas praktek pengecekan bunga Ruang simpan anggrek 9 Mencari literature buku Perpustakaan
10 Memamerkan anggrek Galeri/Atrium11 Makan dan Minum Kantin12 Menjual dan membeli anggrek serta media
tanamnyaKios display /retail
13 sholat Mushola14 Buang air besar / buang air kecil Toilet
Sumber : Analisis, 2016
Tabel 5.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung Rekreasi No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
1 Memarkirkan kendaraan Parkir pengunjung2 Membeli karcis Loket karcis3 Duduk atau menunggu Lobby, Hall4 Menanyakan informasi Ruang Informasi dan Pos
Securty5 Memamerkan anggrek Galery/Atrium Anggrek6 Bermain Play Ground7 Membeli anggrek anggrek Kios/retail anggrek8 Buang air besar / buang air kecil Toilet9 sholat Mushola10 Mengambil uang tunai ATM Centre11 Makan dan Minum Cafetaria12 Membeli souvenir Souvenir Shop13 Membeli bahan bercocok tanam
anggrekGarden shop
14 Penunjang kesehatan Pos kesehatan15 Piknik Taman Bunga
Sumber : Analisis, 2016
Tabel 5.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
1 Bekerja 1) Pengelola Utama1) Ruang Direktur Utama2) Ruang Wakil Direktur Utama3) Ruang Administrasi Utama
2) Pengelola Rekreasi 1) Ruang Kepala Divisi Rekreasi2) Ruang Wakil Divisi Rekreasi3) Ruang Administrasi Rekreasi4) Ruang Pengelola Konservasi5) Ruang Pengelola Pengembangan
wisata6) Ruang kantor pemasaran7) Ruang Pengelola Galeri/Atrium
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
129
3) Pengelola Ekskursi1) Ruang Kepala Divisi Ekskursi2) Ruang Wakil Divisi Ekskursi3) Ruang Administrasi Ekskursi4) Ruang Mentor5) Ruang Pengelola Perpustakaan
2 Menyimpan peralatan maintenance
Gudang Pengelola
3 Menerima tamu Resepsionis
4 Rapat Ruang Rapat5 Makan dan Minum Pantry6 Buang air besar / buang air
Tabel 5.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
1 Memarkirkan kendaraan Parkir2 Makan dan Minum Pantry 3 Buang air besar / buang air
kecilToilet
4 Bekerja a. Kelompok Keamanan 1) Ruang Kepala Keamanan
2) Ruang kontrol CCTV3) Pos Keamanan
b. Kelompok Teknisi 1) Ruang Cleaning Service2) Ruang ME
(a) Ruang PABX(b) Ruang Panel(c) Ruang Genset(d) Penampungan Air Bersih(e) Ruang Sampah(f) Ruang AHU(g) Ruang Boiler
Sumber : Analisis, 2016
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
130
5.1.2. Kelompok Ruang, Hubungan Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang
a. Kelompok Ruang Tabel 5.5 Kelompok Ruang
Kelompok Ruang RuangKegiatan Rekreasi 1) Lobby
2) Resepsionis3) Loket karcis4) Galeri/Atrium anggrek5) Kios/Retail anggrek6) Garden shop7) Souvenir shop8) Gudang alat media tanam anggrek9) Toilet10) Cafetaria 11) Taman anggrek12) Play ground13) fountain14) Pos Kesehatan15) ATM Center
Kegiatan Ekskursi a. Lobby b. Resepsionisc. Ruang pendaftarand. Ruang presensie. Ruang kelasf. Ruang pemupukan anggrekg. Ruang pembibitan anggrekh. Ruang penyimpanan anggreki. Perpustakaanj. Ruang Serbagunak. Mushola
Pengelola a. Pengelola Utama1) Ruang Direktur Utama2) Ruang Wakil Direktur Utama3) Ruang Administrasi Utama
b. Pengelola Rekreasi1) Ruang Kepala Devisi Rekreasi2) Ruang Wakil Kepala Devisi Rekreasi3) Ruang Administrasi Rekreasi4) Ruang Pengelola Konservasi5) Ruang Pengelola Pemasaran6) Ruang Pengelola Galeri / Atrium7) Ruang Pengelola Pengembangan Wisata
c. Pengelola Ekskurs1) Ruang Kepala Devisi Ekskursi2) Ruang Wakil Kepala Divisi Ekskursi3) Ruang Mentor 4) Ruang Kantor Administrasi Ekskursi5) Ruang Pengelola Perpustakaan
c. Resepsionisd. Ruang Rapate. Pantryf. Gudangg. Musholah. Toilet
Servis a. Parkirb. Toiletc. Kelompok Keamanan
1) Ruang Kepala Keamanan2) Ruang Kontrol CCTV
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
131
3) Pos Keamanand. Kelompok Teknisi
1) Ruang Cleaning Service2) Ruang Pengolah Sampah3) Gudang4) Loading Dock5) Ruang ME
(a) Ruang Genset(b) Ruang Panel(c) Ruang PABX(d) Penampungan Air Bersih(e) Ruang Sampah(f) Ruang AHU(g) Ruang Boiler
Sumber : Analisis, 2016
b. Hubungan Kelompok Ruang
Gambar 5.1 Hubungan Kelompok RuangSumber : Analisis, 2016
c. Sirkulasi RuangBerikut sirkulasi ruang sesuai dengan kelompok kegiatan
pelaku di Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek, yaitu antara lain : 1) Pengunjung Ekskursi
Gambar 5.2 Sirkulasi Ruang Pengunjung Ekskursi Sumber : Analisis, 2016
Hubungan Sangat Erat
Hubungan Kurang Erat
Kelompok Kegiatan Rekreasi
Kelompok Kegiatan Servis
Kelompok KegiatanEkskursi
Kelompok Kegiatan Pengelola
PARKIR RETAIL
TAMAN BUNGA
LOBBY
R.PENDAFTARA
R. INFORMASIR. PRESENSI
R ADMINISTRASI
PERPUSTAKAAN
KANTIN
TOILET
R.PEMUPUKAN
R.PEMBIBITAN
RUANG KELAS
R.PENYIMPANAN
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
132
2) Pengunjung Rekreasi
Gambar 5.3 Sirkulasi Ruang Pengunjung RekreasiSumber : Analisis, 2016
LOBBY
LOUNGE
RUANG PAMER
ANGGREK
PLAZA
PERPUSTAKAAN
SOUVENIRSHOP
TOILET
MUSHOLA
CAFETARIA
POS KESEHATAN
R. TIKET & PENITIPAN BARANG
PARKIR
RETAIL
GALERI/ATRIUM
GARDEN SHOP
PLAY GROUND
TAMAN BUNGA
ATM CENTRE
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
133
3) Pengelola
Gambar 5.4 Sirkulasi Ruang PengelolaSumber : Analisis, 2016
PARKIR
RETAIL
KANTORPENGELOLA LOBBY
PENGELOLA UTAMA
R. RESEPSIONIS
R. DIREKTUR UTAMA
RUANG RESEPSIONIS
RUANG KEPALA DIVISI EKSKURSI
GUDANG
R. MENTOR
RUANG WAKIL KEPALA DIVISI EKSKURSI
R. ADMINISTRASI UTAMA
R. ADMINISTRASI EKSKURSITOILET
MUSHOLA
PANTRY
R. WAKIL DIREKTUR UTAMA
PENGELOLA EKSKURSI
PENGELOLA REKREASI
TAMAN BUNGA
R. PEMASARAN + STAFF
R. KONSERVASI + STAFF
R. RESEPSIONIS
R. KEPALA DEVISI REKREASI
R. WAKIL KEPALA DIVISI REKREASI
R. ADMINISTRASI REKREASI
R. PENGELOLA PENGEMBANGAN
WISATA
R. PENGELOLA GALERI/ ATRIUM
R. PENGELOLA PERPUSTAKAAN
R. RAPAT
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
134
4) Servis
Gambar 5.5 Sirkulasi Ruang ServisSumber : Analisis, 2016
5.1.3. Besaran Ruang Studi besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan
perancangan bangunan serta kawasan Pusat Budidaya dan Pelestarian
Anggrek, diantaranya adalah :a. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama
Tabel 5.6 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Rekreasi dan Ekskursi
No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2)AREA PENGUNJUNG EKSKURSI
1 Lobby 2 m2/org NAD 10 orang 10 x 2 m2 202 Resepsionis 2 m2/org NAD 4 orang 4 x 2 m2 83 Presensi 1 m2/org AS 2 orang 2 x 1 m2 24 R. Pendaftaran 2 m2/org SK 20 orang 15 x 2 m2 305 Ruang Kelas 3 m2/org NAD 20 orang /
unit x 2 unit20 x 3 m2 = 60 m2
2 x 60 m2 = 120 m2 180
6 R.Pemupukan 3 SK 500 produk 500 x 3 m2 1500
RUANG GENSET
RUANG PANEL
RUANG TRAFO
RUANG PABX
GUDANG
RUANG SAMPAH
LOADING DOCK
RUANG CLEANING SERVICE
TOILET
PARKIR
AREA RUANG SERVIS
POS KEAMANAN
AREA REKREASI
RUANG PENAMPUNGAN AIR
AREA EDUKASI
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
135
No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2)m2/produk
7 R.Pembibitan 3m2/produk SK 500 produk 500 x 3 m2 1500
8 R.Penyimpanan 3m2/produk SK 500 produk 500 x 3 m2 1500
10 PerpustakaanR. Ka + staff 5 m2/org NAD 3 orang 3 x 5 m2 15R. Katalog dan
buku10 m2/
1000vol NAD 8000 bh 10 x 8 m2 80
R. Baca 2.32m2/org NAD 15 orang 15 x 2.32 m2 34.8
R. Komputer 1 m2/org NAD 3 orang 3 x 1 m2 39 Gudang Alat
penanaman anggrek
- SK - 25 m2 25
10 Kantin 2 m2/org SK 20 orang 20 x2 m2 4011 Toilet
Toilet Pria
0.89 m2/ur1.53 m2/wc0.92 m2/ws= 3.34 m2
TSS 6 set 3.34 x 6 m2 20.04
Toilet Wanita1.53 m2/wc0.92 m2/ws= 2.45 m2
TSS 6 set 2.45 x 6 m2 14.7
12 Mushola 2.4 m2/org NAD 15 orang 15 x 2.4 m2 36Jumlah 5008.54
AREA PENGUNJUNG REKREASI1 Lobby 2 m2/org NAD 20 Orang 20 x 2 m2 402 Loket karcis 0.7 m2/org NAD 20 Orang 20 x 0.7 m2 14
3 R. Informasi 2 m2/org NAD 4 orang 4 x 2 m2 84 Pos security 2 m2/org NAD 2 orang 2 x 2 m2 45 Galeri/atrium
AnggrekLobby 2 m2/org NAD 10 orang 10 x 2 m2 20Ruang Pamer
3 m2/produk +1.5 m2/orang SK
100 produk+50
orang/unit x 4 unit
100 x 3 m2 = 300 m2 +50 x 1.5 m2 = 75 m2
375 m2 / unit x 4 unit = 1500 m2
1500
R.Penyimpanan 3 m2/produk SK 200 produk 200 x 3 m2 600
2 Garden shop 2 m2/produk SK 50 orang 50 x 2 m2 100
3 Souvenir shop 2 m2/produk SK 50 orang 50 x 2 m2 100
4 Plaza 3 m2/org AS 50 orang/ unit x 2 unit
3 x 50 =150 m2
150 x 2 =300 m2 300
4 Kios/retail100 m2 AS 20
Kios/retail 20 x 100 m2 2000
5 Cafetaria
R. Makan 3.78/meja(4 orang) BPDS 30 unit 3.78 x 30 m2 113.4
Dapur 25 % ruang makan BPDS - 25% x 113,4 28.35
Kasir 3.51 / unit NAD 1 unit 3.51 x 1 3.51R. 0.75/orang AS 10 orang 0.75 x 10 7.5
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
136
No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2)Karyawan
Gudang 15% luas dapur BPDS - 15% x 28.35 4.25
5 Toilet
Toilet Pria
0.89 m2/ur1.53 m2/wc0.92 m2/ws= 3.34 m2
TSS 6 set 3.34 x 6 m2 20.04
Toilet Wanita1.53 m2/wc0.92 m2/ws= 2.45 m2
TSS 6 set 2.45 x 6 m2 14.7
Mushola 2.4 m2/org NAD 15 orang 15 x 2.4 m2 366 Ruang
Serbaguna 3 m2/org NAD 30 orang 30 x 3 m2 90
7 ATM Center 3 m2/org NAD1 orang / unit
x 4 unit 3 x 1 m2 = 3 m2
3 x 4 unit = 12 m2 12
Pos kesehatan 2 m2/org NAD 10orang 10 x 2 m2 20
Play ground 5 m2/org NAD 60 orang 60 x 5 m2 300Taman Anggrek 3 m2/produk +
1.5 m2/orang SK 1000 produk +500 orang/unit
1000 x 3 m2 = 3000m2 +
500 x 1.5 m2 = 750 m2 3750
Jumlah 9085.75Jumlah keseluruhan 14094.29
Sirkulasi 30 % 4228.28TOTAL 18322.57
Sumber : Analisis, 2016
b. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola Tabel 5.7 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola
No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2)Pengelola Area Utama
1 Resepsionis 2 m2/org NAD 2 orang 2 x 2 m2 4
2 Ruang Direktur Utama 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
3 Ruang Wakil Direktur Utama 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
4Ruang AdministrasiUtama
2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5
Pengelola Refresing5 Resepsionis 2 m2/org NAD 2 orang 2 x 2 m2 4
6 Ruang Kepala Devisi Rekreasi 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
Ruang Kepala Devisi Rekreasi 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
Ruang AdministrasiRekreasi
2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
137
No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2)4 Ruang Mentor 2.5 m2/org NAD 10 orang 10 x 2.5 m2 25
5 Ruang Administrasi 2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5
Ruang Staff Pengembangan Wisata
5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
Ruang StaffKonservasi 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
Ruang Staff Pemasaran 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
Ruang Pengelola Galeri / Atrium 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
Pengelola Ekskursi1 Resepsionis 2 m2/org NAD 4 orang 4 x 2 m2 8
6 Ruang Kepala Divisi Ekskursi 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
Ruang Wakil Kepala DivisiEkskursi
20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20
Ruang AdministrasiEkskursi
2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5
4 Ruang Mentor 2.5 m2/org NAD 10 orang 10 x 2.5 m2 25
8 Ruang Pengelola Perpustakaan 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15
10 Gudang - AS 1 unit 1 x 10 m2 1011 Ruang Rapat 3 m2/org NAD 15 orang 15 x 45 m2 45
12 Toilet Direksi Pria
0.89 m2/ur1.53 m2/wc0.92 m2/ws= 3.34 m2
TSS 4 set 3.34 x 4 m2 13.35
13 Toilet Direksi Wanita
0.89 m2/ur1.53 m2/wc TSS 4 set 2.45 x 4 m2 9.8
14 Pantry 1.5 m2/org SK 6 orang 6 x 1.5 m2 915 Mushola 2.4 m2/org NAD 30 orang 30 x 2.4 m2 72
Jumlah 470.15Sirkulasi 30 % 141.04
TOTAL 611.19Sumber : Analisis, 2016
c. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis Tabel 5.8 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis
No NamaRuang
Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas (m2)
1 Ruang Loker - AS 1 Unit - 152 Ruang Genset - MEE 1 Unit 1 x 60 m2 603 Ruang Panel - MEE 1 Unit 1 x 9 m2 94 Ruang PABX - NAD 1 Unit 1 x 15 m2 155 Ruang Trafo - NAD 1 Unit 1 x 9 m2 96 Ruang STP - MEE 2 Unit 1 x 5 = 5 m2
5 x 2 unit = 10 m210
7 Ruang Sampah - NAD 1 Unit 1 x 8 m2 8
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
138
8 Ruang AHU - AS 2 Unit 2 x 24 m2 489 Roof Tank - AS 2 Unit 2 x 60 m2 120
10 Ground Tank - AS 2 Unit 2 x 60 m2 12011 Ruang Boiler - AS 2 Unit 2 x 50 m2 10012 Gudang - AS 1 Unit 1 x 10 m2 1013 Loading Dock 2.4 m2/org AS 2 Unit 2 x 2.4 m2 4.814 Pos Keamanan 4 m2/org AS 3 Unit 3 x 4 m2 1215 Ruang Cleaning
Servis2.5 m2/org NAD 12 orang 12 x 2.5 m2 30
Jumlah 570.8Sirkulasi 30 % 171.24
TOTAL 913.28Sumber : Analisis, 2016
d. Besaran Luas Parkir Tabel 5.9 Besaran Luas Parkir
No NamaRuang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas
(m2)1 Parkir Pengunjung Area Rekreasi dan Edukasi
Motor 3 m2/motor HED 90 motor 90 x 3 m2 270Mobil 12 m2/mobil HED 32 mobil 32 x 12 m2 384
2 Ruang Parkir PengelolaMotor 3 m2/motor HED 22 22 x 3 m2 66Mobil 12 m2/mobil HED 20 20 x 12 m2 240
3 Ruang Parkir Kelompok ServisMotor 3 m2/motor HED 22 22 x 3 m2 66
Jumlah 1026Sirkulasi 100 % 1026
TOTAL 2052Sumber : Analisis, 2016
Keterangan : HED : Handbook of enviromental Design
SK : Studi Kasus (survei)
AS : Asumsi Sendiri (studi ruang)
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Times Saver Standart
MEE : Mechanical Electrical Equipment
e. Rekapitulasi Besaran Total Tabel 5.10 Rekapitulasi Besaran Total
No Besaran Ruang Luas (m2)
1. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengunjung Rekreasi dan Ekskursi
15874.57
2. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola
611.19
3. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis 913.28
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
139
4. Besaran Luas Parkir 2052Jumlah Kebutuhan Ruang 21899.04
Sumber : Analisis, 2016
5. 2. Konsep Kontekstual 5.2.1. Site Rencana
Lokasi site perencanaan dan perancangan Pusat Budidaya dan
Pelestarian Anggrek berada di Jalan Sultan Agung, kecamatan Candisari
Kota Seamarang. Luas lahan 20.544 m2 (± 2.5 Ha) dengan ketinggian
maksimal bangunan 5 lantai dan KDB 60% dan KLB 0 – 3.0. Kondisi site
kontur namun kontur site relatif datar. Lokasi site yang berada di dalam
kecamatan Candisari yang merupakan daerah stategis penghubung pusat
kota dan Semarang atas. Dekat dengan kawasan Candi lama dan baru
yang merupakan salah satu kawasan elit di kota Semarang. Letak site
merupakan kawasan dengan perutukan fasilitas pendidikan, perdagangan
dan jasa.
Gambar 5.6 Site Rencana Sumber : Analisis, 2016
5.2.2. Analisis Site
Jl. sisingamangaraja
SITE 4.4 Ha
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
140
a. Hasil Analisis Klimatologi
sore
pagi
siang25-27'c
24-25'cdata klimatologi
orientasibangunan
orientasibangunan
sebagai bufering akan ditanamipohon pada area barat dan timursite. peletakan kerekatan titik pohondilihat dari masing-masing tingkatpanas matahari kedalam site.
orientasi bangunan menghadaputara selatan untuk meminimalisirkontak langsung dengan panassinar matahari
analisis klimatologi output klimatologi
output zoning area didapat dari pertimbangan analisis titik pelatakan buferingpohon dan arah orientasi bangunan terhadap kondisi klimatologi padalingkungan site.
edukasipengelolarekreasiservis
Gambar 5.7 Analisis KlimatologiSumber : Analisis, 2016
b. Hasil Analisis Topografi
0.00-2.00-4.00
data topografi analisis topografi
eksisting site memiliki kontursetinggi 4 meter, dengan masing-masing garis kontur memilikiketinggian 2 meter.
agar lahan lebih mudah dalampenentuan peletakan titik masing-masing bangunan maka dilakukancut and fill tanah pada setiap konturlahan.
output topografi
edukasipengelolarekreasiservis
output zoning area didapat dari pertimbangan analisis kontur yang sudahdiolah dengan cut and fill, lalu dipilih lah bidang datar sebagai peletakanzoning permasing-masing area bangunan.
Gambar 5.8 Analisis Topografi
Sumber : Analisis, 2016
c. Hasil View data view
tebu
oncidium
violet
jamrud
jingga
tanah
dikarenakan view diluar site tidak ada yang berpotensi, sehingga viewdalam site akan lebih dioptimalkan dengan pembuatan taman bungaanggrek dan juga taman-taman bunga lainnya.
analisis view
edukasipengelolarekreasiservis
output view
output zoning area didapat dari hasil peletakan taman bunga, sehigga plotzoning didasarkan pada area bangunan-bangunan yang membutuhkanview optimal langsung menuju taman bunga.
Gambar 5.9 Analisis ViewSumber : Analisis, 2016
d. Hasil Analisis Aksesibilitas
100%
75%
50%
25%
0%
data aksesibilitas
jalan utamadua jalur
jalanlingkungan
jalan lingkungan
jalan lingkungan
100%75%50%25%0%
sangat berpotensi untuk akses masuk kedalam sitecukup berpotensi untuk akses masuk kedalam siteberpotensi untuk akses masuk kedalam sitetidak berpotensi untuk akses masuk kedalam sitesangat tidak berpotensi untuk akses masuk kedalam site
analisis aksesibilitas output aksesibilitas
edukasipengelolarekreasiservis
output zoning area didapat dari hasil analisa pemilihan akses masukkedalam site, lalu dipilih area bangunan yang terdekat hingga terjauhdari akses utama berdasarkan kebutuhannya.
Gambar 5.10 Analisis Aksesibilitas
Sumber : Analisis, 2016
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
141
5. 3. Konsep Teknis 5.3.1 Sistem Modul
Modul yang digunakan pada perencanaan Pusat Budidaya dan
Pelestarian Anggrek adalah :
a. Modul Horizontal berupa grid yang disesuaikan dengan bentuk
bangunan.
b. Modul Vertikal
1) Bangunan Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek, jarak lantai
ke plafond : 3.5 meter.
5.3.2 Sistem Struktur Struktur bangunan yang digunakan pada Pusat Budidaya dan
Pelestrarian Anggrek di Semarang adalah struktur sederhana seperti post
and beam, bahan yang digunakan adalah beton, beton bertulang, dan
baja. Sedangkan sistem sub-struktur yang digunakan menggunakan
pondasi titik dan dikombinasikan dengan sistem struktur menerus berupa
plat menerus.
a. Sub Structure (Struktur Bawah)
Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur
bawah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi tanah
dasar, beban yang diterima pondasi. Untuk itu pondasi yang dipilih
untuk perencanaan bangunan Pusat Budidaya dan Pelestarian
Anggrek yaitu pondasi dalam berupa pondasi tapak (foot plate) yang
diaplikasikan dengan pondasi batu kali dikarenakan bangunan Pusat
Budidaya dan Pelestarian Anggrek ini cukup sederhana.
b. Mid Structure (Struktur Tengah)
Terdapat dua kolom yaitu kolom utama (struktur) dan kolom
praktis. Kolom utama akan diteruskan langsung ke pondasi tapak
(foot plate) pondasi tapak (foot plate) juga dapat diaplikasikan
langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk
pemasangan dinding.
c. Upper Structure (Struktur Atas)
Struktur atas yang dipilih yaitu rangka atap baja konvensional,
hal ini karena cocok untuk bentang-bentang besar, kemudian
diaplikasikan dengan material atap EFTE sebagai penutup atap.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
142
Gambar 5.11 EFTE Gambar 5.12 Rangka Atap BajaSumber : www.vector-foiltec.com, 2016 Sumber : www.vector-foiltec.com, 2016
5.3.3 Material Bangunan Material bangunan yang dipilih untuk bangunan Pusat Budidaya dan
Pelestarian Anggrek dengan pendekatan Arsitektur Metafora bisa berupa
material pabrikasi maupun material alam.
a. Lantai
Material lantai yang dipilih untuk Pusat Budidaya dan
Pelestarian Anggrek berupa keramik dan dikombinasikan dengan
conwood decorative deck pada bagian bangunan pengelolah, untuk
galer / atrium menggunakan lantai menggunakan beton
berpori,sedangkan untuk outdoor digunakan grassblock.
b. Dinding
Dinding menggunakan dinding batu-bata dan dikombinasi
dengan cladding berupa ACP. Pada bagian galeri / atrium
menggunakan dinding kaca.
c. Penutup Dinding
Finishing untuk penutup dinding bisa berupa cat dan batu alam
sebagai elemen estetika yang tebuat dari material alam.
d. Langit-langit
Material yang dipilih untuk langit-langit berupa lapisan
fiberglass untuk lapisan langit-langit serta lapisan bahan pembungkus
polietilen yang tahan terhadap UV untuk bangunan galeri / atrium..
e. Penutup Atap
Genteng aspal dan dikombinasikan dengan dak beton yang
ditambahkan waterproofing sebagai antisipasi terhadap kebocoran
serta pengaplikasian material atap EFTE (Ethylene
tetrafluoroethlene) adalah jenis polimer / plastik. EFTE memiliki daya
tahan yang tinggi terhadap korosi, kuat, serta transparan cocok untuk
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
143
untuk diaplikasikan pada bangunan galeri / atrium yang akan
dirancang transparan untuk membuat cahaya matahari masuk ke
dalam bangunan.
5. 4. Konsep Kinerja 5.4.1. Sistem Pemadam Kebakaran
Untuk pendeteksian terhadap api menggunakan heat + smoke
detector. Untuk pemadaman terhadap api menggunakan sistim Sprinkler,
Hydrant Box, Hydrant Pillar dan Fire Extingusier yang berisi Dry Powder
(NaHCO3) atau Natrium Bicarbonate. Jenis ini sangat tepat digunakan
sebagai alat pertolongan pertama, terutama pada kebakaran yang
disebabkan oleh minyak (cairan) serta kebakaran benda padat dan
sejenisnya, termasuk kebakaran listrik dan LPG. Powder ABC ini tidak
mudah menggumpal dan selalu siap pakai, dan bubuk ini tidak beracun
dan tidak menghantarkan listrik dan mempunyai reaksi kimia yang sangat
tinggi sebagai racun api.
Gambar 5.13 Sistem Pemadam KebakaranSumber : Analisis, 2016
5.4.2. Sistem Transportasi Jaringan transportasi yang digunakan untuk menghubungkan antara
lantai satu sengan lantai atasnya pada Pusat Budidaya dan Pelestarian
Anggrek yaitu menggunakan tangga dan ramp, dikarnakan pada
bangunan ini tidak banyak bangunan yang berlantai lebih dari satu.
Api
Asap
Heat Detector
Smoke Detector
Sistem Alarm
APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan)
Sistem Start
Alat Pemadam Kebakaran otomatis (Sprinkle)
Hydrant Box
Fire Extingusier
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
144
Gambar 5.14 Sistem TransportasiSumber : Analisis, 2016
5.4.3. Sistem Pengkondisian Udara Untuk memanfaatkan penghawaan alami akan diterapkan bukaan -
bukaan untuk cross sirculation udara, ini diterapkan pada bangunan galeri
/ atrium dan juga kios/ retail karena bangunan ini memanfaatkan
penerapan bukaan untuk memberikan lingkungan mikroklimatik yang
kondusif bagi pertumbuhan anggrek.
Penghawaan buatan pada ruang pengelola, perpustakaan serta
bangunan lainnya menggunakan AC VRV yang merupakan jenis AC
multi split dan bisa digunakan untuk lebih dari satu indoor AC serta dapat
mengatur jadwal dan temperatur yang diinginkan secara terkomputerisasi.
Untuk indoor menggunakan cassette yang dihubungkan dengan pipa gas
dan liquid yang dihubungkan oleh ducting system untuk proses
pertukaran udara. Sementara untuk outdoor dapat dijadikan satu.
.
Gambar 5.15 Sistem Penghawaan Alami Sumber : Analisis, 2016
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
145
Gambar 5.16 Sistem Penghawaan Buatan Sumber : Analisis, 2016
5.4.4. Sistem Pencahayaan a. Pencahayaan Alami
Sistem pencahayaan alami dimaksimalkan dengan banyak
bukaan-bukaan pada bangunan. Kapasitas cahaya terang matahari
dapat disaring dengan penggunaan material EFTE pada atap
bangunan, dan pemberian tritisan pada keseluruhan bangunan yang
mendapat cahaya matahari yang cukup terik.
Gambar 5.17 Sistem Pencahayaan AlamiSumber : Analisis, 2016
b. Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan yang diterapkan pada bangunan
galeri / atrium menggunakan down light dan wall washer untuk
penerangan bunga anggrek yang di pamerkan. Lampu ditempatkan
tepat diatas anggrek yang dipamerkan sehingga pencahayaan
maksimal langsung pada objek yaitu anggrek.
Outdoor Unit
Pipa (Pipa cair dan pipa
gas)
Ducting System
Indoor Unit (cassette)
Ruang-ruang yang membutuhkan
penghawaan buatan
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
146
Gambar 5.18 Sistem Pencahayaan Buatan untuk anggrekSumber : Analisis, 2016
Gambar 5.19 Sistem Pencahayaan Buatan Kios / retail Sumber : Analisis, 2016
5.4.5. Sistem Penangkal PetirSistem penangkal petir menggunakan sistim Penangkal Petir
Neoflash mengingat Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek merupakan
kawasan yang cukup luas, yaitu untuk tipe TZ 05 dengan ketinggian 4
meter memiliki radius 100 meter. Bangunan yang sudah terpasang
penangkal petir neoflash yang dilintasi awan bermuatan listrik, elektroda
yang menerima dibagian samping penangkal petir mengumpulkan energi
listrik awan pada unit kapasitornya. Jika energinya telah besar akan
dilepas dan disesuaikan potensialnya pada bagian Ion Generator.
Unit Ion Generator melepaskan muatan listrik karena dipicu oleh
sambaran petir, saat lidah api menyambar permukaan bumi dengan
demikian seluruh muatan listrik di bagian Ion Generator dilepas ke udara
lewat pusatnya penangkal petir yang bentuknya runcing, agar lidah api
mengeluarkan api yang bergulir ke atas, biasa disebut Streamer Leader.
Yang gunanya untuk menyambut sambaran petir yang masuk ke dalam
titik pusat sambaran petir di unit NeoFlash.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
147
Gambar 5.20 Sistem Penangkal PetirSumber : Analisis, 2016
5.4.6. Sistem Jaringan Listrik Sumber utama listrik untuk Pusat Budidaya dan Pelestarian
Anggrek ini melalui PLN dengan menggunakan bantuan Genset
(Generator Set), yang dapat bekerja secara otomatis bila aliran listrik dari
PLN / listrik padam atau terputus.
Gambar 5.21 Sistem Jaringan ListrikSumber : Analisis, 2016
5.4.7. Sistem Plumbing a. Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih yang digunakan adalah sistem Down Feed
Distribution, yaitu pendistribusian air yang dilakukan melalui pipa
PLN
Travo
Main Distribution Panel (MDP)
Otomatis
Genset
Sub Panel
Sub Panel
Sub Panel
Unit Kapasitor
Ion Generator Ground
Streamer Leader
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
148
yang berasal dari ground tank ke bak penampung atas dan
didistribusikan ke ruang-ruang basah.
Gambar 5.22 Sistem Jaringan Air BersihSumber : Analisis, 2016
Gambar 5.23 Sistem Jaringan Air Bersih 2 Sumber : Analisis, 2016
b. Jaringan Air Kotor Pembuangan limbah dibagi menjadi tiga :
1) Untuk limbah kamar mandi pembuangan dilakukan melalui
septictank dulu untuk kemudian disalurkan melalui sumur
peresapan baru dibuang ke riool.
2) Untuk limbah air kotor dari kamar mandi dan dapur pembuangan
melalui sumur peresapan dulu baru dibuang ke riool.
3) Untuk Air hujan ditampung ke bak filtrasi untuk dimanfaatkan
sebagai penyiram tanaman.
Sistim pembuangan air limbah atau air kotor dapat dilihat pada
bagan berikut ini :
Gambar 5.24 Sistem Jaringan Air KotorSumber : Analisis, 2016
PDAMGround
Reservoir Pompa
Bak Penampung (House Tank)
Distribusi ke ruang-ruang
WC & Urinoir
Air Kotor
Septictank
Peresapan Riool
Air Hujan Filtrasi Penyiraman
tanaman
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
149
5.4.8. Sistem Komunikasi Sistem komunikasi yang digunakan pada ada dua jenis Sistem
komunikasi, yaitu Komunikasi Internal, seperti intercom untuk komunikasi
individual dua arah, speaker / sound system, local area network (LAN).
Serta komunikasi eksternal, yaitu komunikasi dari dalam keluar bangunan
dapat berupa telepon, faximile, PABX untuk mengkontrol hubungan
keluar dan masuk.
Gambar 5.25 Sistem KomunikasiSumber : Analisis, 2016
5.4.9. Sistem Keamanan Sisem keamanan menggunakan CCTV yang dipantau pos
keamanan untuk mengawasi keadaan pada ruangan-ruang ada di Pusat
Budidaya dan Pelestarian Anggrek.
Gambar 5.26 Sistem Keamanan Sumber : Analisis, 2016
5. 5. Konsep Arsitektural 5.5.1. Konsep Bentuk
Untuk menentukan bentuk massa bangunan harus
memperhatikan karakteristik dari pendekatan arsitektur yang
diterapkan, dalam hal ini yaitu arsitektur metafora. Dimana bentukan
massa bangunan berdasarkan karakteristik yang sudah dibahas pada
tinjauan pustaka yaitu berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi /
AM/FM CD/DAT
Tape
Program Selector
Amplifier Distribution Switch
Load Speaker
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
150
karakter tertentu dari sebuah benda mengarahkan ke bentuk-bentuk
karakteristik anggrek. Dalam penerapan pendekatan arsitektur
metafora bukan hanya bentuk masa bangunan tetapi pola denah atau
lanskape juga dapat diaplikasikan.
Gambar 5.27 Konsep Bentuk Pusat Budidaya dan Pelestarian Anggrek Sumber : Analisis, 2016
Bentuk massa bangunan Pusat Budidaya dan Pelestarian
Anggrek yaitu bentuk dasar bunga Anggrek yang sederhana, serta
tetap memperhatikan aspek lain yang mendukung karakteristik
arsitektur metafora. Dengan menambahkan material dari media
tanam sebagai unsur pendukung pada desain bangunan.
5.5.2. Konsep Pendekatan Arsitektur Metafora
Gambar 5.28 Proses Gubahan 1Sumber : Analisis, 2016
Ditransformasikan dari bentuk dasar Bunga Anggrek yang merupakan falsafah dari Pusat Budidaya dan
Pelestarian Anggrek, dengan penerapan bentuk, struktur maupun lansekap pada
bangunan.
Bentuk gubahan masa diadopsi dari bentuk dasar kelopak bunga anggrek, menjadi satu masa bangunan inti yaitu galeri/atrium sebagai ruang display anggrek yang
digunakan sebagai bangunan utama.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003
151
Gambar 5.29 Proses Gubahan 2Sumber : Analisis, 2016
Gambar 5.30 Akhir Proses GubahanSumber : Analisis, 2016
Pada bangunan penunjang lainnya diambil dari konsep green house, dengan mengaplikasikan bentuk masa “rumah” yang nantinya dilapisi dengan fasad
kaca ataupun fasad transparan.
Hasil akhir gubahan masa menghasilkan satu bangunan inti yaitu galeri/atrium yang diaplikasikan dari bentuk dasar kelopak bunga anggrek sebagai transformasi bentuk dari unsur metofora. Bangunan penunjang lainnya berbentuk “rumah kaca” sesuai dengan konsep green house yang akan diaplikasikan. Untuk menambahkan unsur metafora maka lansekap akan didesain sedemikian rupa untuk mendukung fasad bangunan kelopak bunga anggrek tersebut.
PUSAT BUDIDAYA DAN PELESTARIAN ANGGREK DI SEMARANG Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
Widya Ayu Nugraha | 5112412003 152
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Artikel PDF Angkadiredja, Eddy (1980), Pemuliaan Anggrek Untuk Bunga Potongan,Perhimpunan Anggrek Indonesia, Semarang.Budiarto, Slamet. 2013. vertical garden atau living wall.
Calatrava, S. Philip Jodidion. Spain : Taschen
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH (2005), Pendekatan Metafora dan Transformasi pada Perancangan Proyek Terminal Pengembangan Bandara Hasanudin- Makassar, Jakarta.KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02
Neufert, Ernst. 1991. Data Arsitek.
Neufert, Ernst. 2013. Data Arsitek.
Neufert, Ernst and Peter, Architect’s Data Third Edition.
Pemkot Kota Semarang BAPPEDA tahun 2011
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tentang Garis Sempadan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. 2013. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan
Prasetyo, A. (2013). Pusat Desain Grafis dengan Pendekatan Arsitektur Metafor, Surakarta.RTRW/RDTRK Kota Semarang Tahun 2011-2031
Setyawan, M. (2015), Pemetaan Arahan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kebutuhan Oksigen, Semarang.Setyowati, E, 2007