Page 1
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410-6086
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH XIV
TEMA SEMINAR Pengembangan IPTEK Pengelolaan Limbah yang Inovatif,
Handal, berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Guna Meningkatkan Daya Saing Bangsa
05 Oktober 2016 Gedung IASTH Universitas Indonesia
Salemba – Jakarta
Penyelenggara
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN Dan
Program Studi Ilmu Lingkungan - UI
Diterbitkan Desember 2016
Page 2
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV dapat diterbitkan. Seminar ini terselenggara atas kerjasama
antara Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN dengan Program Studi Ilmu Lingkungan – Universitas
Indonesia. Seminar dengan tema “Pengembangan IPTEK Pengelolaan Limbah yang Inovatif, Handal,
Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Guna Meningkatkan Daya Saing Bangsa” telah dilaksanakan
pada tanggal 5 Oktober 2016 di Gedung IASTH lt.3 Universitas Indonesia, Salemba.
Seminar diselenggarakan sebagai media sosialisasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang
limbah radioaktif dan non radioaktif. Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV dijadikan
sebagai media tukar menukar informasi dan pengalaman, ajang diskusi ilmiah, peningkatan kemitraan di
antara peneliti, akademisi, dan praktisi industri, mempertajam visi pembuat kebijakan dan pengambil
keputusan, serta peningkatan kesadaran kolektif terhadap pentingnya pengelolaan limbah yang inovatif,
handal, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Prosiding ini memuat karya tulis dari berbagai hasil penelitian mengenai pengelolaan limbah
radioaktif, industri dan lingkungan. Makalah telah melalui proses evaluasi dari tim editor. Makalah
dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok pengelolaan limbah, disposal, lingkungan, dan
perundang-undangan. Makalah-makalah tersebut berasal dari para peneliti di lingkungan BATAN,
BAPETEN dan BPPT serta dosen dan mahasiswa di lingkungan UI, UNDIP, dan UNS.
Semoga penerbitan prosiding ini dapat digunakan sebagai data sekunder dalam pengembangan
penelitian dimasa akan datang, serta dijadikan bahan acuan dalam kegiatan pengelolaan limbah. Akhir kata
kepada semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Desember 2016
Kepala
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Ir. Suryantoro, MT
Page 3
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
ii
SUSUNAN TIM EDITOR
Ketua : D Dr. Budi Setiawan − BATAN
Anggota : 1. Dr. Sigit Santoso
2. Dr. Heny Suseno
3. Drs. Gunandjar, SU
4. Ir. Aisyah, MT
5. Dr. Djoko Hari Nugroho
6. Dr. Ir. Mohammad Hasroel Thayib, APU
7. Dr. Ir. Setyo Sarwanto Moersidik, DEA
− BATAN
− BATAN
− BATAN
− BATAN
− BAPETEN
− UI
− UI
Page 4
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
iii
SUSUNAN PANITIA
Pengarah : 1. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional
2. Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan UI
− BATAN
− UI
Penanggung Jawab
: Ir. Suryantoro, MT − BATAN
Penyelenggara
Ketua : Budiyono, ST − BATAN
Wakil Ketua : Moch. Romli, S.ST, MKKK − BATAN
Sekretaris : 1. Enggartati Budhy Hendarti, A.Md
2. Pricillia Azhani, STP., M.Si.
3. Titik Sundari, A.Md
− BATAN
− UI
− BATAN
Anggota : 1. Widya Handayani, SE − BATAN
: 2. Sugianto, ST
3. Wezia Berkademi, SE, M.Si
4. M. Nurhasim, S.ST
5. Eri Iswayanti, A.Md
6. Agustinus Muryama, ST
− BATAN
− UI
− BATAN
− BATAN
− BATAN
7. Budi Arisanto, A.Md
8. Azhar Firdaus, S.Sos.I, M.Si
9. Risdiyana, A.Md
10. Adi Wijayanto, ST
11. Arifin Istavara, S.ST
− BATAN
− UI
− BATAN
− BATAN
− BATAN
: 12. CH. Susiana Atmaja, A.Md − BATAN
: 13. Imam Sasmito
14. Moh. Cecep Cepi H., S.ST
15. Parjono, ST
16. Siswanto
17. Sariyadi
18. Maulana
− BATAN
− UI
− BATAN
− BATAN
− BATAN
− BAPETEN
: 19. Drs. Hendro
20. Sunardi, ST
21. Gatot Sumartono, ST
− BATAN
− BATAN
− BATAN
: 22. Ir. Eko Madi Parmanto
23. Alphana Fridia Cessna, ST., M.Si
24. Rukiaty
− BATAN
− UI
− BATAN
: 25. Ade Rustiadam, S.ST − BATAN
: 26. Ajrieh Setiawan, S.ST
27. Suparno, A.Md
28. Suhartono, A.Md
− BATAN
− BATAN
− BATAN
Page 5
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... ............................
i
Susunan Tim Editor ..........................................................................................................................
ii
Susunan Panitia ..................................................................................................... ...........................
iii
Daftar Isi ................................................................................................................. ..........................
iv
1 Pengembangan Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif Pra-Disposal : Imobilisasi
Limbah Radioaktif Uranium Menggunakan Abu Batubara Sebagai Bahan Matriks Synroc.. 1
Gunandjar dan Yuli Purwanto
2 Pengelolaan Limbah Cair Dengan Pendekatan Konsep Eko-Efisiensi: Analisis Hubungan
Antara Penerapan Program Cleaner Production Di Area Produksi Dengan Kinerja
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) .............................................................................. 14
Wahyu Wikandari, Roekmijati Widaningroem Soemantojo, Tri Edhi Budhi Soesilo
3 Pengolahan Limbah Methylen Blue Secara Fotokatalisis Dengan TiO2 Dimodifikasi Fe
Dan Zeolit ............................................................................................................................... 29
Agus Salim Afrozi, Rahmat Salam, Auring R, Asep Nana S
4. Kinerja Konsorsium Bakteria Dari Sungai Opak Yogyakarta Dalam Reduksi Nitrat
Dengan Sumber Karbon Yang Berbeda ................................................................................. 37
Hanies Ambarsari, Miswanto
5. Pengelolaan Limbah Radioaktif Hasil Dekontaminasi Di Instalasi Produksi Radioisotop
Paska Berhenti Operasi ........................................................................................................... 45
Suhaedi Muhammad, Nazaroh, Rr.Djarwanti,RPS
6. Pemanfatan Limbah Oli Bekas Sebagai Bahan Bakar Pembantu Peledakan (ANFO) Pada
Kegiatan Pertambangan Batubara (Kasus Pemanfaatan Limbah Oli Bekas di PT. JMB
Group) ............................................................................................................................. ........ 52
Danang Widiyanto
7. Sistem Pemurnian Helium Pada Reaktor Daya Experimental (RDE) Tipe HTR-10.............. 60
Aisyah, Yuli Purwanto
8. Pengolahan Limbah Daun Jati Kering Dari Desa Leyangan, Ungaran Menjadi Pulp Kering
Dengan Proses Soda ................................................................................................................ 68
Linda Kusumaningrum, Heny Kusumayanti
9 Pembuatan Zat Warna Alami Dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora Stylosa Sebagai
Pewarna Batik Ramah Lingkungan Dalam Skala Pilot Plan ................................................ 76
Paryanto, Wusana Agung Wibowo, Moch Helmy Aditya
10 Konsentrasi Faktor Pada Bioakumulasi Plutonium Oleh Siput Macan (Babylonia Spirata
L.) Di Perairan Teluk Jakarta .................................................................................................. 82
Murdahayu Makmur , Muhammad Qowi Fikri, Defri Yona, Syarifah Hikmah JS
11. Pengaruh Koefisien Distribusi 137
Cs Pada Keselamatan Calon Tapak Fasilitas Disposal
Limbah Radioaktif .................................................................................................................. 93
Budi Setiawan, Dadang Suganda
12. Kajian Pengolahan Limbah Radioaktif Cair Menggunakan Beberapa Adsorben ................ 105
Mirawaty, Gustri Nurliati
Page 6
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
v
13 Studi Eksperimen Difusi Boron Dalam Bentonit Terkompaksi Dalam Kondisi Reduksi
Oleh Fe .................................................................................................................................... 113
Mas Udi, Noria Ohkubo
14 Pengolahan Limbah Uranium Cair Dengan Resin Anion Amberlite IRA-400 Cl Dan
Imobilisasi Resin Jenuh Menggunakan Polimer ............................................................ ......... 118
Dwi Luhur Ibnu Saputra, Wati, Nurhayati
15 Studi Pemanfaatan Zeolit Sebagai Bahan Penopang Asam Oksalat Untuk Dekontaminasi
Permukaan Aluminium .......................................................................................................... 124
Sutoto
16 Karakteristik Limbah Radioaktif Tingkat Rendah Dan Sedang Reaktor Daya
Eksperimental HTR-10 ........................................................................................................... 129
Kuat Heriyanto
17 Pengembangan Penerapan Sistem Pengawasan Dalam Rangka Pencegahan Masuknya
Scrap Metal Terkontaminasi Zat Radioaktif ke Dalam Wilayah Hukum Republik
Indonesia ................................................................................................................................. 136
Nanang Triagung Edi Hermawan
18 Pengawasan Zirkon Di Indonesia ...................................................................................... ... 145
Moekhamad Alfiyan
19 Polimorfisme XPD23 Pada Pekerja Radiasi Medik ............................................................... 151
Wiwin Mailana, dan Yanti Lusiyanti
20 Pengukuran Radiasi Dan Konsentrasi Naturally Occuring Radioactive Materials (NORM)
Pada Lahan Calon Tapak PLTU Batubara Kramatwatu Serang Banten ............................... 155
Sucipta, Risdiyana S., Arimuladi SP.
21 Perhitungan Jumlah Limbah Paska Dekomisioning Reaktor Triga Mark II Bandung ........... 165
Sutoto, Kuat Heriyanto, Mulyono Daryoko
22 Fenomena Distribusi Radionuklida Kontaminan Pada Air Kanal Fasilitas KH-IPSB3 Pasca
Perbaikan Filter Skimer .......................................................................................................... 173
Titik Sundari, Darmawan Aji, Arifin
23 Difusi Radiocesium Oleh Tanah Urugan Sebagai Bahan Penutup Fasilitas Disposal Demo
di Kawasan Nuklir Serpong : Karakterisasi Dry Density Tanah Permukaan di Lokasi
Fasilitas Disposal Demo ......................................................................................................... 179
Nurul Efri Ekaningrum, Budi Setiawan
24 Uji Integritas Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Bekas Reaktor Dengan Metode Uji Cicip .. 186
Dyah Sulistyani Rahayu, Darmawan Aji
25 Verifikasi Penggunaan Library Origen 2.1 Untuk Perhitungan Inventori Teras Reaktor
Tipe HTGR 10 MWTh ......................................................................................................... . 194
Anis Rohanda, Jupiter S. Pane, Amir Hamzah
26 Penentuan Densitas Boron Karbida (B4C) Menggunakan Autopiknometer Dan
Secara Metrologi ................................................................................................................... 199
Torowati, Mu`nisatun, S., Yatno Dwi Agus
27 Evaluasi Pengukuran Tingkat Kontaminasi Permukaan Material Terkontaminasi Untuk
Tujuan Klierens (Studi Kasus : Limbah Pelat Logam Hasil Dekomisioning Fasilitas
Pemurnian Fosfat Pt. Petrokimia Gresik) ............................................................................... 205
Moch Romli, Mas’udi , Sugeng Purnomo, M. Nurhasyim, T. Sulistiyo H.N.,
Suhartono, Imam Sasmito, L. Kwin P
Page 7
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
vi
28 Evaluasi Tahanan Pembumian Instalasi Penyalur Petir Pada Stasiun Meteorologi Kawasan
Nuklir Serpong ......................................................................................................... .............. 212
Adi Wijayanto, Arief Yuniarto, Budihari
29 Evaluasi Pengendalian Dosis Radiasi Pada Kegiatan Dismantling Dan Pengondisian Zat
Radioaktif Terbungkus Yang Tidak Digunakan .......................................................... ........ 217
Suhartono, Moch Romli, Arie Budianti, Adi Wijayanto, Mahmudin
30 Penerimaan Dosis Radiasi Sebagai Indikator Keselamatan Dalam Proses Pengolahan
Limbah Radioaktif Tahun 2015 .............................................................................................. 224
L.Kwin Pudjiastuti, Hendro, Suhartono, Arie Budianti
31 Penerapan Nilai Batas Lepasan Radioaktivitas ke Badan Air di Kawasan Nuklir Serpong .. 230
Arif Yuniarto, Aepah Nurbiyanti, Ambar Winansi, Ritayanti
32 Analisis Kegagalan Proses Pembangkit Uap Pada Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif
Cair .......................................................................................................................................... 241
Budiyono, Sugianto
33 Jaminan Mutu Layanan Evaluasi Dosis Perorangan Dengan TLD Barc di PTKMR-Batan .. 250
Nazaroh, Rofiq Syaifudin, Sri Subandini Lolaningrum, dan Nina Herlina
34 Perancangan Sistem Kendali VAC Off-Gas Pada Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif
berbasis Programable Logic Control .............................................................. ........................ 260
Sugianto, Budiyono, Arifin Istavara
35 Uji Kelayakan Operasi Genset BRV20 RSG-Gas Setelah Dilakukan Perbaikan ................... 268
Teguh Sulistyo
36 Analisis Sistem Ventilasi Fasilitas Produksi 131I di PTRR-BATAN..................................... 278
Mulyono, Hermanto, Sofyan Sori, Sriyono
37 Aplikasi Scada Dengan Media Komunikasi Nirkabel 2.4 Ghz Untuk Pengendali Operasi
Fasilitas Kanal Hubung Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Nuklir Bekas (KHIPSB3) 283
Parjono , Budiyono
38 Pembuatan Dan Pengujian Burner Pada Tungku Peleburan Timbal Untuk Fabrikasi
Shielding Sumber Radioaktif Bekas Terbungkus .................................................................. 292
Arifin Istavara, Jonner Sitompul, Sugianto
39 Aplikasi Reaktor Pada Capacitor Bank Sebagai Peredam Harmonik Catu Daya Instalasi
Pengolahan Limbah Radioaktif .............................................................................................. 299
Jonner Sitompul, Sugianto
Page 8
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
299
APLIKASI REACTOR PADA CAPACITOR BANK SEBAGAI PEREDAM
HARMONIK CATU DAYA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
Jonner Sitompul, Sugianto.
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-Badan Tenaga Nuklir Nasional
Kawasan Puspiptek Serpong Gedung 50, Tangerang Selatan, Banten 15310
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
APLIKASI REACTOR PADA CAPACITOR BANK SEBAGAI PEREDAM HARMONIK CATU DAYA INSTALASI
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Terjadinya harmonik Arus dan harmonik tegangan listrik akibat
pemakaian/konsumsi catu daya yang tidak merata atau secara tiba-tiba. Harmonik sangat menganggu sistem jaringan catu
daya dan peralatan-peralatan utilitas serta jaringan instrumen elektronik. Sebagai peredam harmonik arus dan peredam
harmonik tegangan sistem catu daya Intalasi Pengolahan Limbah Radioaktif telah dipasang reactor capacitor bank pada
tahun 2009 . Untuk mengetahui fungsi dan aplikasi reactor sebagai peredam harmonik pada capacitor bank dilakukan analisa
terhadap data pengamatan harian tahun 2013, 2014 dan 2015. Data yang dianalisa adalah nilai total harmonik arus dan nilai
total harmonik tegangan dibandingkan dengan data standart. Hasil pengamatan harian total harmonik arus paling tinggi 1,3%
dan nilai total harmonik tegangan paling tinggi 08,3%. Hasil pengamatan membuktikan bahwa aplikasi reactor capacitor
bank berfungsi dengan baik dan aman sebagai peredam harmonik arus dan peredam harmonik tegangan catu daya Instalasi
Pengolahan Limbah Radioaktif serta tidak melebihi nilai standart yang ditentukan IEEE Std 519-1992.
Kata Kunci : Reactor capacitor bank sebagai peredam harmonic.
ABSTRACT
REACTOR APPLICATION IN CAPACITOR BANK AS SILENCER HARMONIC AT POWER SUPPLY TO
RADIOACTIVE WASTE TREATMENT PLANT. The occurrence of harmonic currents and harmonic electric voltage
resulting from the use / consumption of power supply is uneven or suddenly. Very disturbing harmonic power supply
network systems and devices as well as network utilities electronic instruments. As reducer harmonic current and voltage
harmonic damper intalasi power supply systems have been installed Radioactive Waste Treatment reactor capacitor bank in
2009. To determine the function and application of harmonics on the reactor as a buffer capacitor bank to analyze the daily
observation data in 2013, 2014 and 2015. The data analyzed were total harmonic current value and the value of total
harmonic voltage is compared with the data standard. The results of daily observations highest total harmonic current 1.3%
and the total value of the highest voltage harmonic 08.3%. The observation proves that the reactor capacitor bank
applications to function properly and safely as reducer harmonic currents and harmonic dampening power supply voltage
and the Radioactive Waste Treatment Plant does not exceed the specified standard IEEE Std 519-1992.
Keywords: Reactor capacitor bank as harmonic filter.
PENDAHULUAN
Kapasitor dipergunakan pada sirkuit
elektronik untuk memblokir arus searah sementara
memungkinkan arus bolak-balik untuk lolos.
Untuk meningkatkan efektivitas pemakaian arus
listrik, dipergunakan capacitor bank di panel
utama cosphy (φ) dengan capacitor bank di panel
utama, sehingga semua arus listrik yang
dikonsumsi peralatan secara langsung capacitor
bank akan memperbaiki cosphy (φ). Pusat
Teknologi Limbah Radioaktif memasang capacitor
bank dengan metoda kompensasi umum
(jaringan filter analog output) yang diparalel
dengan catu daya listrik terhadap panel utama 1-
10-001 (Main Distribution Panel)[1]
. Pemakaian
listrik (catu daya) dalam skala insdustri pada
umumnya banyak menggunakan motor-motor
induksi yang dipastikan terjadi fluktuasi/resonansi
(harmonic) arus listrik maupun tegangan. Hal ini
juga bisa terjadi akibat beban secara menyeluruh
karena tidak konstannya pemakaian. Peralatan
yang disebut dalam istilah listrik untuk meredam
tegangan yang tidak stabil disebut sebagai
stabilizer. Untuk meminimalisir arus dan tegangan
listrik yang sering berfluktuasi dari sumber atau
pembangkit listrik, dipergunakan reactor filter
harmonic. Capacitor bank umumnya terbuat dari
Page 9
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
300
bahan polypropylene film, gas-impregnated tipe
kering dengan menggunakan tiga sistem
keselamatan[2]. Capacitor bank di Pusat
Teknologi Limbah Radioaktif menggunakan model
tiga fase dengan pola hubungan segitiga dan
berpendingin udara (indoor mounting). Elektrolit
padat, resin dicelup 10 uF 35 V kapasitor
tantalum+. Tanda positip (+) menunjukkan
kekurangan elektron.
Dalam sistem transmisi tenaga listrik,
filter harmonic akan menstabilkan tegangan dan
kekuatan aliran arus. Sebuah kapasitor
(kondensor) adalah komponen listrik dua terminal
pasif yang digunakan untuk menyimpan energi
elektrostatis dalam medan listrik. Bentuk-bentuk
kapasitor praktis dapat bervariasi, tetapi semua
mengandung setidaknya dua konduktor listrik
(pelat) yang dipisahkan oleh dielektrik yaitu
isolator[3]. Konduktor dapat berupa film tipis,
foil atau manik-manik sinter dari logam atau
elektrolit konduktif, dll. Tindakan dielektrik dari
nonconducting material untuk meningkatkan
kapasitas muatan kapasitor. Sebuah dielektrik
dapat terbuat ari kaca, keramik, film plastik, udara,
vakum, kertas, mika, lapisan oksida dll. Kapasitor
banyak digunakan sebagai bagian dari sirkuit listrik
di banyak perangkat listrik umum. Tidak seperti
resistor, kapasitor yang ideal tidak menghilangkan
energi. Sebaliknya, kapasitor menyimpan energi
dalam bentuk medan elektrostatik diantara
piringnya[3].
Pengaruh harmonic pada capacitor
termasuk pemanasan tambahan dan pada kasus
yang berat overloading, peningkatan stres
dielektric atau tegangan, dan kerugian lain yang
tidak diinginkan[4]. Juga, kombinasi harmonic dan
capacitor dalam suatu sistem juga dapat
menyebabkan kondisi kualitas daya yang lebih
parah disebut harmonic resonansi, yang memiliki
potensi kerusakan yang luas. Mengakibatkan
timbulnya efek negatif yang akan memperpendek
umur capacitor.
Kapasitor biasanya dipasang di sistem
tenaga listrik komersial atau industri pada sistem
distribusi atau transmisi sebagai perangkat koreksi
faktor daya. Namun, meskipun merupakan
komponen dasar dari sebuah filter harmonik (selain
dari reactor), itu tidak bebas dari efek merusak dari
harmonic. Dalam sistem tenaga ditandai dengan
tingkat distorsi harmonic yang tinggi sehingga
capacitor bank rentan terhadap kegagalan yang
pada akhirnya alat akan mengalami kerusakan.
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
memggunakan metode global compensation
dengan kapasitas listrik 1455 Kva yang termasuk
golongan insdustri rendah dengan pola pemakaian
beban listrik tidak terdistribusi secara merata,
sehingga dengan memasang dua buah capacitor
bank telah mampu mem-back-up seluruh peralatan
yang ada di Intalasi Pengolahan Limbah Radioaktif
maupun arus listrik di ruangan-ruangan
administrasi.
Terjadinya harmonic (fluktuasi) arus dan
tegangan dapat menyebabkan pemanasan yang
berlebihan sehingga dapat mengurangi torsi motor
dan generator. Peningkatan pemanasan akan
merusak capacitor dan peralatan elektronik
(instrument)[5]
. Sehingga harmonic dapat
menyebabkan berkurangnya umur peralatan jika
sistem yang dirancang tanpa mempertimbangkan
besaran nilai dan frekwensi terjadinya harmonic.
Untuk mengamankan motor induksi dari torsi yang
besar dapat dilakukan dengan pemasangan
peredam secara paralel dengan kumparan
motor/generatornya, bentuk rangkaiannya dapat
dilihat pada Gambar 1. Untuk itu sangat
diperlukan pengukuran secara langsung besarnya
torsi, harmonic proses penghidupan awal
motor/generator untuk mengetahui batas harmonis
yang ditetukan sesuai standart IEEE Std 519-1992
[6][7], dalam aplikasi sistem tenaga listrik. Bentuk
rangkain pemasangan capacitor bank pada IPLR
tidak menggunakan individual sistem seperti
terlihat pada Gambar 1.
Harmonik Resonansi
Dalam pengoperasian peralatan-peralatan,
khususnya motor/generator induksi tenaga besar
akan terjadi harmonic resonansi. Efek ini
membebankan tegangan dan arus yang lebih tinggi
pada sistem tenaga atau catu daya listrik bagi
pemasok maupun konsumen itu sendiri. Harmonic
resonance yang biasa disebut resonansi harmonis
dalam sistem tenaga listrik dapat diklasifikasikan
sebagai paralel atau seri resonansi, dan kedua jenis
resonansi akan terjadi di lingkungan yang kaya
harmonik. Resonansi paralel menyebabkan
perkalian sesaat, sedangkan resonansi seri
menghasilkan tegangan pembesaran. Kerusakan
besar untuk capacitor bank akan terjadi jika
amplitudo frekuensi menyinggung cukup besar
selama kondisi resonansi. Juga, ada kemungkinan
besar bahwa perangkat listrik lainnya pada sistem
juga akan rusak. Untuk itu pada Instalasi
Pengolahan Limbah Radioaktif dilakukan
pemasangan reactor sebagai harmonic filter pada
capacitor bank dan untuk menjamin bahwa
frekuensi resonansi yang terjadi tidak melebihi
Page 10
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
301
nilai batas harmonic arus dan tegangan listrik
yang dipersyaratkan IEEE Std 519-1992[6][7].
Secara umum, sistem listrik memiliki
impedansi sumber yang rendah dan tegangan diatur
dengan baik. Penyedia catu daya dapat mentolerir
besarnya gangguan yang terjadi akan tetapi tidak
melebihi nilai stabil pada frekwensi 50 - 60 Hz.
Dalam hal itu termasuk nilai arus harmonic yang
tanpa menyebabkan distorsi tegangan yang
signifikan. Untuk jumlah yang diberikan arus
harmonic, tegangan distorsi yang dihasilkan akan
relatif kecil (kecuali situasi resonansi harmonis).
Hal ini akan berguna untuk memahami tentang
harmonic dalam hal nilai persen dasar
(baku/standart) untuk mendapatkan pemahaman
tentang tingkat harmonic relatif dalam suatu
sistem. Untuk pengoperasian pada peralatan
Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif agar
didapatkan batas aman, maka perlu dilakukan
analisis harmonic sehingga pemasangan reactor
capacitor bank sebagai filter harmonic menjadi
penting. Sebagaimana umumnya capacitor bank
lebih efektif agar menerima informasi harmonic
dalam jumlah yang sebenarnya, volt atau ampere
pada frekuensi yang berbeda[5].
Gambar 1. Pemasangan capacitor bank secara langsung pada motor induksi
Tegangan dan Batas Harmonic Current
Tegangan distorsi harmonic pada sistem
tenaga (catu daya) selalu dibatasi untuk menjaga
keamanan suatu instalasi maupun pemasok catu
daya. Adanya harmonic arus dan tegangan yang
tinggi (besar) pada jaringan distribusi konsumen
maupun pada sumber penyedia akan
mengakibatkan sistem tenaga (catu daya)
mengalami trip yang biasa disebut padam sesaat.
Dalam ketentuan internasional dan telah diadopsi
Indonesia ke dalam PUIL 2000 bahwa Total
Voltage Distortion (THD) dibatasi sampai 5,0%
dan Individual Voltage Distortion 3,0% dapat
dilihat pada Tabel 1.
Table 1. Batas tegangan harmonik[6][7].
Bus Voltage at PCC
Individual Voltage
Distortion (%)
Total Voltage Distortion THD
(%)
69 kV and below 3.0 5.0
69 kV through 161 kV 3.5 2.5
161 kV and above 1.0 1.5
Catatan: Sistem tegangan tinggi dapat memiliki hingga 2,0% THD, disebabkan adanya terminal
hight voltage direct current (HVDC) yang disadap untuk pengguna.
Page 11
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
302
Batas harmonic arus bervariasi
berdasarkan pada kekuatan hubungan pendek dari
sistem peralatan yang dipasang. Pada dasarnya,
semakin sistem mampu menangani arus harmonic,
semakin pelanggan diperbolehkan untuk
pemanfaatan/mengoperasikan sistem peralatan
dengan aman. Besarnya harmonic arus yang dapat
ditoleransi pada suatu rangkain atau jaringan
distribusi konsumen maupun pada sumber
penyedia harus sesuai dengan standart yang
ditetapkan. Jaringan catu daya Instalasi Pengolahan
Limbah Radioaktif berpatokan pada besarnya nilai
maximum harmonic current distortion sesuai
dengan batasan standart arus maksimum yaitu 15%
(dapat dilihat pada Tabel 2).
Tabel 2. Batas Harmonik Arus untuk Sistem Distribusi Umum[6][7].
Maximum Harmonic Current Distortion in Percent of IL
Individual Harmonic Order (Odd Harmonics)
No Isc/ Iʟ <11 11≤h<17 17≤h<23 23≤h<35 35≤h TDD
1. <20* 4.0 2.0 1.5 0.6 0.3 5.0
2. 20<50 7.0 3.5 2.5 1.0 0.5 8.0
3. 50<100 10.0 4.5 4.0 1.5 0.7 12.0
4. 100<1000 10.0 5.5 5.0 2.0 1.0 15.0
5. > 1000 15.0 7.0 6.0 2.5 1.4 20.0
TATA KERJA
Bahan/Peralatan, dan Waktu Penelitian
Bahan dan peralatan yang digunakan : bahan
reactor harmonik filter, capacitor bank 25 kVArh,
capacitor bank 5 kVArh, cosphy meter,
Polypropylene film, Gas-impregnated , isolator,
Modul Power Factor Controller BR6000[1].
Pengamatan hasil pengoperasian reactor capacitor
bank sebagai peredam harmonic arus dan tegangan
listrik IPLR dilakukan di Utilitas Bidang
Pengembangan Fasilitas Limbah, Pusat Teknologi
Limbah Radioaktif, BATAN dari hasil data tahun
2013, 2014 dan tahun 2015.
Metode Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari dengan
membaca hasil penunjukan Modul Power Factor
Controller BR6000 yang secara langsung ada di
Panel capacitor bank. Setiap step yang beroperasi
dan besaran-besaran laninnya di cacat pada
logsheet harian kemudian hasil satu bulan di rata-
rata menjadi hasil pengamatan tiap bulan. Bentuk
rangkaian pemasangan reactor, capacitor bank dan
harmonic filter IPLR dapat dilihat pada Gambar
2.
Prinsip Operasi Reactor
Thyristor-Controlled Reactor (TCR) berfungsi
untuk mengendalikan arus yang bervariasi
sehingga arus maksimum tidak melebihi batasan
yang ditentukan pada standart. Arus maksimum
juga ditentukan oleh tegangan koneksi dan
induktansi reaktor. Supaya harmonic dapat
mencapai hampir nol, diperlukan reactor sebagai
filter atau pembatas. Filterisasi terjadi dengan
memvariasikan penundaan dan menimbulkan
kembali oleh capacitor bank yang disebutkan
"memecat penundaan angle α". Dimana α adalah
sebagai sudut penundaan dari titik di mana
tegangan menjadi positif ke titik di mana katup
thyristor dihidupkan dan pada waktu tersebut arus
listrik akan mengalir[4][5]
. Jadi arus maksimum
diperoleh saat α adalah 90 °, di mana titik TCR
dikatakan dalam konduksi penuh. Saat tertinggal
90° tegangan akan balik sesuai dengan teori
rangkaian AC klasik. Seiring dengan peningkatan α
di atas 90°, sampai dengan maksimum 180°,
kemudian menurun hingga menjadi terputus dan
non-sinusoidal.
Page 12
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
303
Gambar 2. Rangkaian reactor harmonic filter dan capacitor bank pada catu daya IPLR[5]
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Tabel 1 menunjukkan batas tegangan
harmonic sedangkan Tabel 2 menunjukkan batas
harmonic arus sesuai standart IEEE Std 519-
1992[6][7].
Batas harmonic arus menentukan
jumlah maksimum arus harmonic yang dapat
ditoleransi oleh pelanggan/pemakai ke dalam
sistem catu daya. Penyedia sumber catu daya
bertanggung jawab untuk menyediakan tegangan
bersih kepada pelanggan. Jika tidak, pelanggan
akan dianggap lalai karena menyebabkan tegangan
distorsi sendiri. Maksud dan tujuan dari IEEE Std
519-1992 dinyatakan agar pelanggan catu daya dan
penyedia dapat saling memahami pentingnya
harmonic arus serta harmonic tegangan yang aman
dalam jalur distribusi maupun pada pemakaian catu
daya. Penerapan batas harmonic bertujuan untuk
mencegah dari satu pelanggan menyebabkan
masalah harmonic untuk pelanggan lain atau untuk
penyedia catu daya atau sistem tenaga listrik[5]
. Jika
memiliki harmonic yang tinggi dalam sistem
peralatan itu sendiri, maka hanya akan merusak
atau merugikan peralatan itu, namun tetap tidak
melanggar standart yang telah ditentukan dalam
IEEE Std 519-1992[6][7].
Pemasangan dan pengoperasian reactor
sebagai filter harmonic pada capacitor bank system
catu daya listrik Instalasi Pengolahan Limbah
Radiaktif beroperasi secara penuh selama 24 jam.
Modul Power Factor Controller BR6000[2]
akan
berfungsi secara otomatis mengatur operasional
setiap step capasitor bank pada kondisi operasi
dan stand-by sesuai dengan kebutuhan pada
kondisi harmonic arus dan kondisi harmonic
tegangan listrik. Panel 1 terdiri dari 12 step yaitu
step 1 sebesar 25 Kvar, step 2 sampai step 11
masing masing 50 Kvar dengan pola pemasangan 2
X 25 Kvar tiap step. Dan step 12 terdiri dari 5 Kvar
yang dioperasikan secara manual untuk
mengantisipasi kondisi kvar rendah. Panel 2 terdiri
dari 10 step yaitu step 1 sebesar 25 Kvar, step 2
sampai step 9 masing masing 50 Kvar dengan pola
pemasangan 2 X 25 Kvar tiap step. Dan step 10
juga terdiri dari 5 Kvar yang dioperasikan secara
manual[2].
Dilakukan pengamatan terhadap hasil
aplikasi reactor pada capacitor bank sebagai
Page 13
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
304
peredam harmonic catu daya Instalasi Pengolahan
Limbah Radioaktif yang dicatat pada logsheet
harian. Yang di analisa dalam makalah ini
merupakan nilai pengamatan rata-rata tiap bulan
dari hasil pengamatan tiap hari kerja pengoperasian
capacitor bank tahun 2013, 2014 dan 2015 (Tabel
3). Nilai maximum harmonic voltage distortion
tiap bulan pada pengamatan tahun 2013, 2014
maupun tahun 2015 rata-rata hanya sebesar 1,0%
sampai 1,3% (lihat Tabel 3). Apabila dibandingkan
dengan nilai standart yang merupakan batas
maximum harmonic voltage distortion yang
diizinkan 5% , nilai maximum harmonic voltage
distortion IPLR relative sangat kecil apabila
dibandingkan dengan nilai standart yang diizinkan
sebesar 5% IEEE Std 519-1992[6][7]
(dapat dilihat
pada Tabel 1). Dan nilai harmonic current
distortion tiap bulan pada pengamatan tahun 2013,
2014 maupun tahun 2015 rata-rata hanya sebesar
8,1% sampai 8,3% (lihat Tabel 3). Apabila
dibandingkan dengan nilai standart yang
merupakan batas maximum harmonic voltage
distortion yang diizinkan 15% , nilai maximum
harmonic voltage distortion IPLR relative sangat
kecil apabila dibandingkan dengan nilai standart
yang diizinkan sebesar 5% IEEE Std 519-
1992[6][7] (dapat dilihat pada Tabel 2).
Sebagai gambaran perbandingan bahwa
nilai harmonic tegangan IPLR lebih kecil dari nilai
harmonic standart lebih jelas juga dapat terlihat
pada Gambar 3. Demikian juga nilai harmonic
arus IPLR jauh di bawah nilai harmonic arus
standart (Gambar 4). Hal ini membuktikan bahwa
pengoperasian reactor capacitor bank sebagai
harmonic filter arus dan tegangan pada Instalasi
Pengolahan Limbah Radioaktif dapat berfungsi
dengan baik. Sehingga pengoperasian Catu daya
listrik Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif
(IPLR) berfungsi dengan baik, aman dan sesuai
dengan standart IEEE Std 519-1992[6][7].
Gambar 3. Hasil pengamatan harmonic tegangan dengan nilai standar.
Page 14
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
305
Gambar 4. Hasil pengamatan harmonic arus dengan nilai standar
Tabel 3. Harmonic arus dan tegangan hasil pengukuran rata-rata tiap bulan tahun 2014 sampai 2015
No. Parameter Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1.
Harmonic
Tegangan
(%)
2013 1,2 1,0 1,2 1,1 1,1 1,2 1,2 1,1 1,3 1,1 1,1 1,0
2. Harmonic
Arus (%) 2013 8,1 8,2 8,1 8,1 8,3 8,2 8,2 8,3 8,2 8,1 8,2 8,1
3.
Harmonic
Tegangan
(%)
2014 1,1 1,2 1,1 1,2 1,0 1,2 1,3 1,2 1,1 1,2 1,0 1,2
4. Harmonic
Arus (%) 2014 8,2 8,1 8,2 8,1 8,2 8,3 8,1 8,1 8,3 8,3 8,2 8,1
5.
Harmonic
Tegangan
(%)
2015 1,2 1,1 1,1 1,0 1,1 1,2 1,1 1,2 1,2 1,1 1,1 1,0
6. Harmonic
Arus (%) 2015 8,3 8,2 8,1 8,3 8,2 8,2 8,3 8,2 8,2 8,1 8,1 8,2
KESIMPULAN
1. Nilai rata-rata tiap bulan total harmonic
arus maksimal 1,3% dan total harmonic
tegangan maksimal 8,3%.
2. Nilai harmonic tegangan dan nilai
harmonic arus listrik jauh dibawah batas
standart IEEE Std 519-1992 sehingga
pengoperasian peralatan-peralatan IPLR
dapat dilakukan dengan baik.
3. Reactor capacitor bank sebagai peredam
harmonic arus dan harmonic tegangan
IPLR berfungsi dengan baik dan aman.
Page 15
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XIV
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ISSN 1410 - 6086
306
DAFATR PUSTAKA
1. Maryudi, ST, “Pengoperasian penunjang
sarana Pusat Teknologi Pengembangan
Limbah Radioaktif”, 1990.
2. JONNER SITOMPUL, ST, “Pengoperasian
sistem capacitor bank Instalasi Pengolahan
Limbah Radioaktif” 2010.
3. PFRANKLIN, BENJAMIN “Capacitor
charging and discharging”. All about
circuits. Retrieved 2009-02-19.
4. SANKARAN, C. “Effects of harmonics on
power systems 1” (1999).
5. CHAVEZ,C;HOUDEK,J.A. "Dynamic
Harmonic Mitigation and power factor
correction" (2007).
6. IEEE Std 519-1992. Recommended practice
and requirements for harmonic control in
electrical power systems.
7. IEEE Std. 18-2002, “IEEE Standard for shunt
power capacitors”