ISBN : PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA ( SNK ) 2016 “Pengembangan Kimia Berbasis Kearifan dan Sumber Daya Alam Lokal: Integrasi Riset, Pendidikan dan Industri” Mataram, 10 - 11 Agustus 2016 Puri Indah Hotel & Conventions, Mataram - Lombok NK NK NK PROGRAM STUDI KIMIA PROGRAM STUDI KIMIA PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MATARAM UNIVERSITAS MATARAM UNIVERSITAS MATARAM Jl. Majapahit No. 62. Mataram - NTB Jl. Majapahit No. 62. Mataram - NTB www.mipa.unram.ac.id www.mipa.unram.ac.id Telp / Fax : ( 0370 ) 646506 Telp / Fax : ( 0370 ) 646506 Jl. Majapahit No. 62. Mataram - NTB www.mipa.unram.ac.id Telp / Fax : ( 0370 ) 646506 978-979-8911-97-2
20
Embed
Prosiding Seminar Nasional Kimia Lombok-2016eprints.unram.ac.id/10040/1/SNK Erin.pdf · 2018-11-14 · E001- STUDI AWAL PROSES ANNEALING PADA TEPUNG PISANG ..... 462-471 E002- PENGARUH
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ISBN :
PROSIDINGSEMINAR NASIONAL KIMIA ( SNK ) 2016
“Pengembangan Kimia Berbasis Kearifan dan Sumber Daya Alam Lokal: Integrasi Riset, Pendidikan dan Industri”
Mataram, 10 - 11 Agustus 2016Puri Indah Hotel & Conventions, Mataram - Lombok
NKNKNK
PROGRAM STUDI KIMIAPROGRAM STUDI KIMIAPROGRAM STUDI KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAMUNIVERSITAS MATARAMUNIVERSITAS MATARAM
Kata Pengantar Susunan Panitia Susunan Acara Daftar Nama Peserta Daftar Isi PEMAKALAH KUNCI A001-DISAIN DAN SINTESIS KANDIDAT ANTIBIOTIK DARI EUGENOL SEBAGAI
ALTERNATIF PENGGANTI PENICILLIN ...................................................... i-xiii A002-PENGEMBANGAN KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN
BERPIKIR TINGKAT TINGGI KIMIA ............................................................ xiv-xx
A003- STUDI KOMPUTASI MEKANISME REAKSI PIROLISIS DAN SINTESIS-TURUNAN MOLEKUL-MOLEKUL ALAM ........................................ xxi-xxii
PEMAKALAH PENDAMPING B001-EFEKTIVITAS KATALIS ASAM DAN BASA DALAM REAKSI HIDROLISIS P-
METOKSIFENILASETONITRLl ....................................................................... 1-10 B002-PENGEMBANGAN EXTRACT LIBRARY DARI BIODIVERSITAS INDONESIA
MENUJU KEMANDIRIAN BANGSA DALAM PENEMUAN OBAT-OBATAN .......... ..................................................................................................................... 11-19
B003- KONVERSI KOMPONEN LAIN PADA MINYAK PERMEN (Mentha piperita) MENJADI
GAMBIR (Uncaria gambir, Roxb) PADA BEBERAPA FUNGI ...................... 30-40 B005- EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAMI DARI LIMBAH KAYU MAHONI (Swietenia
mahagoni) DENGAN METODE BERBANTUKAN GELOMBANG MIKRO ..... 41-50
B006- KANDIDAT REFERENCE MATERIAL UNTUK PENENTUAN KAFEIN DARI BIJI KOPI HIJAU SECARA HPTLC ............................................................................... 51-58
B007- BENZOFENON GLUKOSIDA DARI EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH MAHKOTA
DARI PRODUK EKSTRAK KERING KULIT MANGGIS ................................ 69-78 B009- STUDI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK TUMBUHAN SARANG SEMUT
Hydnophytum moseleyanum ASAL PAPUA .................................................. 79-87 B010-AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI ARTOCARPUS INTEGER (Thunb.)
Merr.DENGAN METODE DPPH ................................................................... 88-95
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA-LOMBOK 2016
D007- ANALISIS KADAR ANION SURFAKTAN PADA AIR LIMBAH SECARA MBAS (METHYLENE BLUE ACTIVE SUBSTANCES) ......................................... 398-404
D008- OPTIMASI METODE ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA Al
UNTUK REMEDIASI AIR LINDI TPST PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA ....... ................................................................................................................. 405-411
D009- PEMBUATAN ELEKTRODA NIKEL (Ni) SECARA ELEKTRODEPOSISI SEBAGAI
WORKING ELEKTRODE (WE) UNTUK OKSIDASI VITAMIN C: PENGEMBANGAN ELEKTRODA BERBASIS Ni-ED (Nickel Electrodeposition) ...................... 412-420
D010- ELIMINASI GANGGUAN MATRIKS DALAM AANALISIS MERKURI Hg SEBAGAI
SENYAWA KOMPLEKS THI MICHLER’S KETON SECARA SPEKTROFOTOMETRI ................................................................................................................. 421-432
D011- PENGARUH SUHU DAN WAKTU KONTAK PADA DAYA SERAP KITOSAN DARI
LIMBAH CANGKANG UDANG TERHADAP ION LOGAM MERKURI DALAM AIR ................................................................................................................. 433-437
D012- APLIKASI METODE ELEKTROLISIS PLASMA UNTUK DEGRADASI REMAZOL RED
DALAM LIMBAH PEWARNA BATIK MENGGUNAKAN ELEKTROLIT NaOH ........ ................................................................................................................. 438-446
D013- OPTIMISASI SINTESIS ETIL OLEAT DARI MINYAK KETAPANG MELALUI METODE
RESPONSE SURFACE ............................................................................ 447-462 E001- STUDI AWAL PROSES ANNEALING PADA TEPUNG PISANG ............. 462-471 E002- PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN TEMBAKAU (NICOTIANA TABACUM
L.) SERTA PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP ASAM LEMAK BEBAS PADA MINYAK KELAPA SAWIT .............................................................. 472-479
E003- MIKROSIMBION SPONS CALLYSPONGIA Sp SEBAGAI BIOMATERIAL
PENDEGRADASI HIDROKARBON LIMBAH SLUDGE MINYAK BUMI .... 480-492 E004- PENGARUH PENCANGKOKAN HEPARIN TERHADAP MEMBRAN PADUAN
KITOSAN TAUT SILANG ASAM SITRAT/PVA PADA TRANSPOR KREATININ ... ................................................................................................................. 493-502
E005- PENGARUH GLISEROL TERHADAP LAJU TRANSMISI UAP AIR, DENSITAS, DAN
SIFAT KETAHANAN TERHADAP AIR EDIBLE FILM DARI PATI TALAS BELITUNG (XANTHOSOMA SAGITIFOLIUM) ............................................................ 503-509
E006- KANDUNGAN OPTIMUM NUTRIEN PADA MEDIUM KULTIVASI MIKROALGA
Botryococcus braunii UNTUK PRODUKSI ENERGI DAN BIOFIKSASI CO2 ......... ................................................................................................................. 510-522
E007- PEMANFAATAN LIMBAH CAIR SAGU SEBAGAI BAHAN BAKU NATA DE SAGO
................................................................................................................. 523-530 E008- STUDI PENDAHULUAN INHIBITOR BIOKOROSI RAMAH LINGKUNGAN DARI
EKSTRAK RUMPUT LAUT TROPIS Gracilaria verrucosa PADA BAJA KARBON DALAM MEDIUM KULTUR BAKTERI PENGOKSIDASI BESI .................. 531-540
Suhendra dkk, 2010), sehingga etil ester yang akan diperoleh sebagian besar
mengandung rantai oleat, palmitat, linoleat dan stearat. Hasil sintesis akan dipisahkan
menggunakan kolom HPLC untuk mendapatkan etil oleat (persentase terbesar dalam
kandungan minyak ketapang).
Uji Kromatografi Lapis Tipis
Identifikasi awal hasil reaksi dilakukan menggunakan kromatografi lapis tipis. Sampel
etil ester yang terbentuk kemudian ditotolkan pada lembaran KLT dengan fase gerak n-
heksan : dietil eter (87:13 v/v).
Gambar 1. Hasil KLT standar dan sampel etil ester hasil sintesis
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Rf untuk standar sebesar 0,7 dan nilai Rf untuk
etil ester hasil sintesis sebesar 0,76. Nilai Rf yang hampir sama ini menunjukkan hasil
sintesis berupa etil ester.
Identifikasi dan Pemisahan ester melalui HPLC
Kondisi optimum yang digunakan untuk identifikasi dan pemisahan ester adalah pada
komposisi eluen 90:10 (v/v) dan laju alir 1 mL/menit dengan panjang gelombang 213
nm.
Standar Sampel
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
452 ISBN: 9-789798-911972
Gambar 2. Kromatogram etil oleat (tR=12,223 menit) perbandingan eluen asetonitril:air (90:10) dan laju alir 1 ml/menit
Input Data ke dalam Perangkat Lunak Design Expert v.7
Perangkat lunak Design Expert versi 7 ini digunakan untuk menghasilkan rancangan
penelitian dan response surface plots (plot permukaan respon). Model yang tepat dipilih
berdasarkan perbandingan dari beberapa parameter statistik, termasuk koefisien variasi
(coefficient of variation, CV), koefisien regresi (R²) dan koefisien regresi yang
disesuaikan (adjusted R²) dan disediakan oleh perangkat lunak Design Expert. Pada
penelitian sebelumnya diperoleh keadaan optimum one variable at time dari 4 faktor
masing-masing yaitu molar rasio etanol sebesar 2 gram, suhu 45ºC, jumlah enzim 0,2
gram dan waktu reaksi 5 jam. Data ini dijadikan nilai center kemudian nilai -1 level dan
+1 level dari masing-masing faktor dimasukkan ke dalam perangkat lunak Design
Expert. Level dari waktu reaksi adalah 3; 4; 5; 6; 7 jam, level dari molar rasio (etanol)
adalah 1; 1,5; 2; 2,5; 3 gram, level dari enzim adalah 0,1: 0,15; 0,2; 0,25; 0,3 gram dan
level dari suhu adalah 35; 40; 45; 50; 55 Cara memasukkan data center seperti ini
merupakan rancangan eksperimen CCRD. Desain CCRD dapat menggunakan desain
faktorial atau faktorial pecahan (dengan titik tengah) dan menambahkan "bintang" poin
untuk memperkirakan kelengkungan (Nist, 2012). Dari rancangan ini kemudian muncul
30 data eksperimen dengan 4 faktor dan 5 level. Data 30 eksperimen yang dimaksud
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kombinasi variabel dengan 30 eksperimen
No Waktu (jam)
Molar rasio (etanol) (gr)
Enzim (gr)
Suhu (◦C)
1 4 2.5 0.15 50
2 5 2 0.2 45
3 4 1.5 0.25 40
4 4 2.5 0.25 50
5 7 2 0.2 45
6 6 1.5 0.15 40
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
453 ISBN: 9-789798-911972
7 5 2 0.2 45
8 4 1.5 0.25 50
9 5 2 0.3 45
10 6 2.5 0.25 40
11 5 1 0.2 45
12 3 2 0.2 45
13 6 1.5 0.15 50
14 6 2.5 0.25 50
15 4 1.5 0.15 50
16 5 2 0.2 35
17 5 2 0.1 45
18 6 1.5 0.25 50
19 6 2.5 0.15 40
20 6 1.5 0.25 40
21 6 2.5 0.15 50
22 5 3 0.2 45
23 5 2 0.2 55
24 4 2.5 0.15 40
25 5 2 0.2 45
26 4 2.5 0.25 40
27 5 2 0.2 45
28 5 2 0.2 45
29 5 2 0.2 45
30 4 1.5 0.15 40
Analisis Sampel dan Pengolahan Data dengan Perangkat Lunak Design Expert v.7
Dari 30 data eksperimen yang diperoleh melalui perangkat lunak Design Expert v.7,
melalui Respons surface dan CCRD, telah disintesis etil ester (sesuai komposisi variabel
yang disarankan) dari minyak inti buah ketapang dan etanol. Setelah dilakukan
pemisahan sampel etil ester menggunakan HPLC maka diperoleh persen hasil (aktual
dan prediksi) dari masing-masing kondisi. Persen hasil sintesis disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Data persen hasil (aktual dan prediksi) etil oleat untuk 4 faktor dan 5 level response surface dan CCRD
No Waktu
(jam)
Molar rasio
(etanol) (gr)
Enzim
(gr)
Suhu
(◦C)
Yield
(%)
Prediksi
Yield
(%)
1 4 2.5 0.15 50 35.2 42.48
2 5 2 0.2 45 46.81 33.35
3 4 1.5 0.25 40 30.43 35.46
4 4 2.5 0.25 50 47.23 48.43
5 7 2 0.2 45 33.42 36.43
6 6 1.5 0.15 40 56.25 53.03
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
454 ISBN: 9-789798-911972
7 5 2 0.2 45 39.47 33.35
8 4 1.5 0.25 50 57.36 54.79
9 5 2 0.3 45 45.56 42.60
10 6 2.5 0.25 40 43.22 44.23
11 5 1 0.2 45 48.22 52.44
12 3 2 0.2 45 40.85 38.01
13 6 1.5 0.15 50 29.69 29.40
14 6 2.5 0.25 50 25.71 28.37
15 4 1.5 0.15 50 52.9 49.87
16 5 2 0.2 35 37.13 37.33
17 5 2 0.1 45 30.85 33.98
18 6 1.5 0.25 50 34.38 36.09
19 6 2.5 0.15 40 36.1 40.53
20 6 1.5 0.25 40 61.12 55.70
21 6 2.5 0.15 50 27.72 20.66
22 5 3 0.2 45 37.64 33.59
23 5 2 0.2 55 36.82 36.79
24 4 2.5 0.15 40 27.14 23.41
25 5 2 0.2 45 47.41 33.35
26 4 2.5 0.25 40 23.19 25.34
27 5 2 0.2 45 20.62 33.35
28 5 2 0.2 45 21.65 33.35
29 5 2 0.2 45 24.16 33.35
30 4 1.5 0.15 40 35.35 34.55
Pengujian Kesesuaian Model dengan ANOVA
Data persen hasil etil oleat yang diperoleh dari hasil sintesis, digunakan untuk
melihat kesesuaian model dengan bantuan Anova (analysis of variance) Pada tabel 3.
disajikan suatu data statistik berdasarkan model yang disarankan yaitu model quadratic
beserta persamaan matematikanya, nilai koefisien determinasi atau R2 dan nilai Lack of
fit.
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
455 ISBN: 9-789798-911972
Tabel 3. Data signifikansi model
Pada tabel 3. Molar ratio minyak dan etanol mempunyai pengaruh yang cukup
signifikan jika dilihat dari nilai p-value. Sedangkan pengaruh waktu, enzim dan suhu,
tidak cukup signifikan. Untuk uji Lack of fit yang merupakan uji untuk melihat
penyimpangan atau ketidaktepatan pada model regresi, diperoleh nilai P-value 0,9873,
nilai ini lebih besar daripada nilai alpa (𝛼) 0,05, maka ini menunjukkan bahwa model
regresi cocok dan tidak ada lack of fit.
Tabel 4. Data Nilai R-Square
Berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai 0,6844. Koefisien
determinasi yang disimbolkan dengan R2 adalah salah satu nilai statistik yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara variabel. Koefisien
determinasi itu juga berfungsi sebagai nilai yang menyatakan besarnya keterandalan
model, yaitu menyatakan besarnya variasi Y yang dapat diterangkan oleh variasi X. Nilai
R2 dikatakan baik jika berada di atas 0,5 karena nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (Tobing,
2014). Semakin mendekati 1 untuk nilai R2 maka semakin kuat model tersebut. Pada
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
456 ISBN: 9-789798-911972
model quadratic ini diperoleh R2 sebesar 0.6844, berarti persentase keragaman variabel
Y yang mampu dijelaskan oleh variabel X sebesar 62.16%.
Berdasarkan model dan analisis anova yang dilakukan diperoleh persamaan
statistik orde 2 dalam penelitian ini adalah:
Yield (%) = 33,35 – 0,39 A – 4,71 B + 2,15 C – 0,13 D – 0,34 AB + 0,44 AC – 0,74 AD +
0,26 BC + 0,94 BD + 1 CD + 0,97A2 + 2,42 B2 + 1,23 C2 + 0,93 D2
(A = Waktu reaksi, B = Molar ratio, C = Enzim, D = Temperatur)
Dari persamaan ini dapat dilihat adanya interaksi antar variabel. Pengaruh interaksi
variabel ini akan dijelaskan kemudian.
Penentuan Kondisi optimum
Setelah uji statistik dilakukan, maka soft ware Design expert dapat memberikan
beberapa pilihan kondisi melalui persamaan orde 2 dengan prediksi yield untuk masing-
masing kondisi.
Tabel 5. Solusi beberapa kondisi optimum dengan persen hasil sintesis tertinggi
:
Pilihan kondisi optimum yang menghasilkan prediksi yield yang tertinggi adalah nomor
1, dengan waktu reaksi 5,98 jam, molar ratio 1 : 1,5 (minyak : etanol), enzim sebanyak
0,25 dan temperatur 40oC. Kondisi ini diperkirakan akan menghasil hasil tertinggi yaitu
sebesar 55,4728%. Setelah kondisi ini di uji coba maka dapat dilihat pengaruh atau
interaksi antar variabel seperti yang akan dijelaskan di bawah ini:
a. Interaksi Waktu dan Molar Ratio
Pada gambar di bawah ini dengan keadaan optimum waktu 5,96 jam dan molar
rasio 1,50 gr, terlihat hubungan keduanya dengan persen hasil atau yield yang diperoleh.
Dengan pertambahan molar rasio dan waktu reaksi akan menurunkan persentase hasil
dari etil ester. Molar ratio sebesar 2,00 ke atas dan waktu reaksi di bawah 4,5 jam akan
membuat persen hasil yang lebih kecil (di bawah 30%)
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
457 ISBN: 9-789798-911972
Gambar 3. Countor dan response surface plot interaksi antara molar ratio dan waktu
b. Interaksi waktu dan enzim Keadaan optimum pada waktu 4,03 jam dan jumlah enzim 0,25 gr, terlihat hubungan
keduanya dengan persen hasil atau yield yang diperoleh (Gambar 4.). Penambahan
enzim yang dilakukan serta penurunan waktu reaksi yang tepat akan meningkatkan
jumlah yield etil ester yang diperoleh.
Gambar 3. Countor dan response surface plot interaksi antara jumlah enzim dan
waktu
Dengan menambah jumlah enzim, maka enzim dapat membantu mengkatalisis
substrat dengan lebih cepat dan maksimal. Namun hal ini hanya akan berhenti pada saat
waktu optimum tercapai (Suhendra ddk, 2005). Karena waktu reaksi yang bertambah
akan membuat substrat kembali dan mendorong reaksi ke arah kiri dan mengurangi hasil
konversi akibat reaksinya yang bersifat reversibel (Salamah, 2014, Gunawan and
Suhendra, 2011).
c. Interaksi Waktu dan Temperature
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
458 ISBN: 9-789798-911972
Untuk interaksi antara waktu reaksi dan temperatur ( Gambar 5) keadaan optimum
akan tercapai di dua keadaan yaitu pada waktu 5,98 jam dan temperatur 40℃, atau pada
waktu yang lebih singkat yaitu 4,3 jam tetapi pada suhu yang lebih tinggi 47,5oC .
Peningkatan suhu reaksi cenderung hanya memberi sedikit peningkatan pada yield yang
diperoleh, jika waktu reaksinya diperpanjang. Namun menurunkan suhu juga akan
mengurangi produksi yield, begitu pula dengan meningkatkan waktu reaksi. Seiring
dengan meningkatnya suhu reaksi dimulai dari 40℃ hingga suhu optimum, menambah
hasil konversi, jika waktu reaksi dibuat tetap.
Gambar 5. Countor dan response surface plot interaksi antara temperatur dan waktu
Hal ini disebabkan semakin tinggi suhu, laju pergerakan setiap molekul akan
semakin cepat, sehingga frekuensi tumbukan antar molekul akan meningkat dan reaksi
menjadi semakin cepat (Salamah, 2014). Peningkatan waktu reaksi akan dapat
meningkatkan hasil konversi karena semakin menambah waktu tumbukan antar molekul
yang terjadi seiring peningkatan suhu sampai pada suhu optimum (Widyarani, 2011;
Gunawan dan Suhendra, 2008b). Sedangkan peningkatan jumlah waktu yang signifikan,
seperti yang sudah dipaparkan terkait reaksi yang bersifat reversibel, maka dapat
menurunkan hasil konversi.
d. Interaksi molar ratio dan enzim
Keadaan optimum untuk interaksi antara molar ratio dan enzim (Gambar 6), dengan
molar rasio 1,50 gr dan jumlah enzim 0,25 gr, terlihat hubungan keduanya dengan yield
yang diperoleh. Dengan kondisi jumlah enzim yang sesuai. pada keadaan optimum,
menunjukkan jumlah yield yang optimal. Sedangkan menurunnya jumlah enzim dan
bertambahnya molar rasio akan menurunkan yield. Penambahan enzim pada reaksi
akan memperbesar kecepatan reaksi sampai 108 kali (Hala, et al, 2010). Poedjiadi dan
Supriyanti (2009) menyebutkan bahwa dengan konsentrasi enzim tetap, maka
penambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
459 ISBN: 9-789798-911972
Gambar 6. Countor dan response surface plot interaksi antara molar ratio dan enzim
Akan tetapi pada batas tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi meskipun
konsentrasi substrat diperbesar. Sedangkan penambahan jumlah substrat akan
mengurangi hasil konversi, hal ini dikarenakan bahwa jumlah enzim tidak akan mampu
menyaingi jumlah substrat yang bertambah dan tidak akan meningkatkan jumlah produk
yang signfikan (Suhendra dkk,2005, Gunawan dan Suhendra, 2011).
e. Interaksi molar ratio dan temperature
Gambar 7. Countor dan response surface plot interaksi antara molar ratio dan
temperatur
Berdasarkan gambar di atas dengan keadaan optimum molar rasio 1,50 gr dan
temperatur 40℃, terlihat hubungan keduanya dengan yield yang diperoleh. Temperatur
40℃ merupakan temperatur optimum dengan keadaan molar rasio 1,50 gr. Sedangkan
temperatur di bawahnya akan menurunkan yield. Penambahan suhu ini dapat
meningkatkan interaksi antara substrat yang bereaksi. Hikmah (2010) menyebutkan
bahwa semakin tinggi suhu yang dioperasikan maka semakin banyak konversi yang
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
460 ISBN: 9-789798-911972
dihasilkan. Bila suhu naik maka harga k makin besar sehingga reaksi berjalan cepat dan
hasil konversi makin besar. Namun penambahan suhu ini harus disesuaikan dengan
keadaan reaksi dan jenis reaktan. Dalam hal ini, jika suhu atau temperatur bertambah
tetapi di atas temperatur optimum dan diiringi penambahan molar rasio akan
mengakibatkan penurunan yield.
f. Interaksi enzim dan temperatur
Berdasarkan gambar di atas dengan keadaan optimum enzim 0,25 gr dan temperatur
40℃, terlihat hubungan keduanya dengan yield yang diperoleh. Semakin tinggi suhu,
akan memperbesar konversi yield. Hal ini terjadi karena dengan naiknya suhu, maka
tumbukan antar partikel semakin besar, sehingga reaksi berjalan semakin cepat dan
konstanta reaksi semakin besar (Hikmah 2010), sehingga apabila suhu reaksi dinaikkan,
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk (Dogra, 1990). Temperatur yang
semakin meningkat juga akan meningkatkan kinerja enzim, namun kenaikan ini hanya
akan cocok pada temperatur optimum enzim bekerja. Seperti yang disebutkan oleh
Handayani (2005) bahwa suhu optimum enzim lipase bekerja yaitu pada suhu 40- 45℃,
sehingga ketika temperatur bergerak naik di atas 40℃, maka akan berpengaruh kepada
kinerja enzim yang akan menurun sehingga akan menurunkan yield yang diperoleh.
KESIMPULAN
Etil Oleat telah berhasil disintesis dari minyak inti buah ketapang melalui reaksi
transesterifikasi enzimatis dengan persen hasil (yield) optimum sebesar 55,48%.
Pengaruh interaksi antara variabel dapat diamati dengan bantuan metoda RSM-CCRD.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih diucapkan kepada Direktur Riset dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan tinggi yang telah membiayai penelitian ini melalui skim Hibah
Kompetensi 2015
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
461 ISBN: 9-789798-911972
DAFTAR PUSTAKA
Bas, D., dan Boyaci I.H. 2007. Modeling And Surface Methodology. Journal of food Enggineering, Vol. 78: 836-845
Design Expert Version 7.0.4. (2015) User’s Guide. USA: Stat-Ease Inc., Section 12. Dogra, S.K. dan S. Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta : Universitas Indonesia
Gunawan, E.R. and Suhendra, D (2011) Enzyme –Catalysed Synthesis Of Palm-Based Wax Esters-a Kinetic Study, Jurnal Natur Indonesia, Vol.14 No. 1
Gunawan, E.R. and Suhendra, D. (2008a). Four-Factor Response Surface Optimization of The Enzymatic Synthesis of Wax Ester from Palm Kernel Oil. Indonesian Journal of Chemistry, 8 (1): 83 – 90
Gunawan, E.R. and Suhendra, D. (2008b). Wax Ester Production by Alcoholysis of Palm Oil Fractions. Indonesian Journal of Chemistry, 8 (3): 356 – 36
Hala Y., Astri, Jufri Z. M., Tambung A. (2010). Proses Transeseterifikasi Biji Minyak Jarak dengan Bantuan Enzim Lipase sebagai Penghasil Biodiesel. Makassar : Jurusan Kimia, FMIPA, UNHAS
Handayani, Rini dan Joko Sulistyo. 2005. Transesterifikasi Ester Asam Lemak Melalui Pemanfaatan Teknologi Lipase. Bogor : LIPI.
Hikmah, Maharani Nurul dan Zuliyana. 2010. Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari Minyak Dedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi dan Transesterifikasi. Semarang : Universitas Diponegoro.
Linko, Y.Y., Lamsa, M., Wu ,X., Uosukainen, W., Sappala and Linko, P. Biodegradable products by lipase biocatalysts, (1999), Journal of Biotechnologi, 66: 41-50
Nist, Sematech. 2012. e-Handbook of Statistical Methods,
http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/ 22 Agustus 2015
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Salamah, Siti. 2014. Kinetika Reaksi Esterifikasi Minyak Biji Kapuk pada Pembuatan Biodiesel. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.
Suhendra, D., Andriyany R.S., Gunawan, E.R., Ardianto, T. Handayani, S.S., Pauzan, (2010), Biodiesel From Ketapang Seeds: A New Green Energy, International Seminar on Economic, Culture and Environment, Proceeding.
Suhendra, D dan E.R. Gunawan. 2008. Synthesis of Wax Ester from Palm Kernel Oil Catalyzed by Lipase. Jurnal Matematika dan Sains, Vol.13, No.3, 76-83
Suhendra, D. and Wan Yunus, W.M.Z. (2005). Enzymatic Synthesis of Fatty Hydroxamic Acids from Palm Oil, Journal of Oleo Science, 54: 1, 33 – 38
Suwarso, Wahyudi Priyono, Iza Yulia Gani dan Kusyanto. 2008. Sintesis Biodiesel dari Minyak Biji Ketapang (Terminalia catappa Linn.) yang Berasal dari Tumbuhan di Kampus UI Depok. Depok : Universitas Indonesia.
Thomson, L.A.J., and Evans, B., (2006). Species Profiles for Pacific Island Agroforestry: Terminalia catappa, www.traditionaltree.org.
Prosiding Seminar Nasional Kimia-Lombok 2016
Lombok, 10-11 Agustus 2016
Artikel No.D013
462 ISBN: 9-789798-911972
Tobing, Tiara Lumban. 2014. Analisis Nilai Korelasi Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Langkat Tahun 2001-2011. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Widyarani, Prinda. 2011. Pengaruh Perbandingan Reaktan dan Waktu Reaksi pada Esterifikasi Minyak Jarak Pagar Curah dengan Katalis SiO2-PWA. Surakarta : Universitas Surakarta.