Top Banner

of 12

Proses Pengolahan Susu Sapi

Jul 15, 2015

Download

Documents

Rizky Darmawan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Proses Pengolahan Susu Sapi

Susu sapi merupakan bahan makanan yang mudah rusak. Oleh sebab itu perlu mendapat perawatan secara khusus. Berikut ini adalah proses pengolahan susu sapi: # 1. Setelah mendapatkan susu hasil perahan, segera bawa susu hasil perahan tersebut ke kamar susu, kemudian disaring. Penyaringan harus dilakukan segera untuk menghindari agar jangan sampai kuman-kuman yang hinggap pada kotoran di dalam air susu mendapat kesempatan untuk berkembang biak lebih lanjut # 2. Setelah disaring, baru dilakukan penakaran apabila ingin mengetahui jumlah produksi # 3. Kemudian susu hasil perahan dari beberapa ekor sapi tersebut dicampur perlahan-lahan sampai menjadi campuran air susu yang homogen # 4. Selanjutnya, air susu dialirkan ke alat pendingin. Untuk pendinginan diperlukan suhu 10 - 15 decel selama 2 - 3 jam. Pendinginan air susu bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sehingga air susu sapi bisa bertahan lama. Atau bisa juga melakukan pasturisasi terlebih dahulu sebelum susu dialirkan ke alat pendingin agar bila terdapat organisme atau bakteri yang merigikan bisa mati # 5. Secara sederhana, pendinginan bisa dilakukan dengan menempatkan botol-botol air susu atau susu yang sudah di pak dalam kantong plastik, kemudian dimasukkan ke dalam bak yang

berisikan es. Sedangkan pasturisasi sederhana dapat dilakukan dengan cara merebus air susu diatas kompor di temperatur 74 decel selama 6 menit # 6. Setelah proses pendinginan/pasturisasi selesai, susu boleh dimasukkan ke dalam boto-botol untuk dikirim ke konsumen.

Keterangan: Susu sapi yang tidak melewati tahap pendinginan atau pasturisasi dan langsung dimasukkan ke dalam botol, kualitas susunya akan mudah rusak atau pecah

Resep Cara Membuat Keju Rumahan

Bahan dasar keju umumnya terbuat dari susu sapi segar. Keju merupakan makanan olahan dari susu yang pembuatannya dengan cara menggumpalkan susu atau krim atau kombinasi keduanya. Secara umum, 1 pound keju terbuat dari 11 pound susu (1 pound = 453,59237 gram). Di dunia ini terdapat lebih dari 1.000 jenis keju. Kualitas, nilai gizi dan karakteristik keju tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis susu yang digunakan (bisa susu sapi, kambing, domba, kerbau, dll), metode cara membuat, dan

kebiasaan di setiap daerah. Jenis - jenis keju yang biasa ditemui di pasaran antara lain : mozarella (Italy), Cheddar (Inggris), Edam (Belanda), Parmesan (Italy), dll.

Berikut ini adalah cara singkat membuat keju tanpa tambahan bahan kimia. hanya mengandalkan bahan-bahan yang sering kita temui di dapur kita:

KEJU RUMAHAN:

Bahan untuk membuat keju rumahan: 2 cup susu sapi 10 sdt jus lemon (bisa juga menggunakan air jeruk nipis) garam secukupnya minyak secukupnya lada secukupnya margarin secukupnya gula secukupnya

Cara membuat keju rumahan: Tuang susu sapi cair ke dalam panci stainless bersama dengan lada, margarin, dan gula. Masak dengan api kecil Aduk perlahan-lahan sampai susu mendidih. Jangan pernah berhenti mengaduk karena susu bisa menjadi gosong. Setelah susu mendidih, matikan kompor dan diamkan sampai susu hangat Tambahkan 10 sdt jus lemon ke dalam susu. diamkan sampai susu dingin. Setelah diberi jus lemon, susu akan terpisah menjadi 2 bagian. Ada bagian yang padat dan ada bagian yang cair. Aduk - aduk sampe kedua bagian tersebut tercampur kembali selama 5 - 10 menit. Kemudain saring dengan menggunakan kain saring untuk memisahkan kepala susu (bagian yang padat) dengan whey (bagian yang cair). Bagian kepala susu yang akan menjadi keju Tiriskan dan tekan bagian kepala susu yang tertinggal di dalam kain perasan untuk mengurangi menghilangkan cairan dan supaya tidak basah. Buka kain perasan dan tambahkan sedikit garam jika mau Campur keju dan garam, lalu tekan lagi untuk menghilangkan cairan yang tersisa. Letakkan keju dalam cetakan atau hanya dibiarkan begitu saja sehingga berbentuk bola. Diamkan sampai benar-benar dingin dan Keju siap dikonsumsi.

CARA-CARA MENGAWETKAN MAKANANIn Uncategorized on January 25, 2011 at 10:52 pm

Sekarang ini memang banyak sekali cara untuk mengawetkan makanan baik cara sederhana maupun cara yang sudah modern. Pengawetan makanan pada dasarnya membuat makanan lebih tahan lama dengan menahan laju pertumbuhan mikroorganisme pada makanan tersebut. Ada beberapa cara yang sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.1. 2. 3. 4. 5. 6. Pendinginan Pengasapan Pengalengan Pengeringan Pemaniisan Pengsinan

Itu semua merupakan cara yang lazim digunakan masyarakat indonesia. Dari semua cara itu tak semua cara bisa membuat awet makanan selama berbulan bulan. Kecuali teknik pengalengan yang memang sudah menggunakan cara modern yaitu diberi zat pengawet makanan jadi bisa membuat makanan tahan sampai berbulan-bulan lamanya. Berikut penjelasan lebih lanjutnya.

1. Pendinginan Cara ini adalah cara yang paling dikenal oleh masyarakat pada umumnya sebab cara ini sudah sering digunakan oleh masyarakat desa maupun perkotaan. Pada dasarnya, konsep pendinginan adalah memasukkan makanan di sebuah tempat yang bersuhu rendah. Kita dapat memanfaatkan kulkas. Di dalam kulkas kita dapat mengawetkan sosis, sayur, daging, telur, buah, bahkan ikan. Kita juga bisa memakai wadah yang berisi es. Wadah yang berisi es tersebut biasa dipakai para nelayan untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Suhu pengawetan makanan dengan pendinginan antara -4 sampai 0 Celcius.

2. Pengasapan Cara pengasapan ialah menaruh makanan dalam sebuah wadah kotak yang kemudian diasapi dari bawah. Cara pengawetan makanan ini sebenarnya tidak bisa membuat makanan awet dalam jangka waktu lama karena cara ini masih dipadukan dengan teknik pengasinan dan pengeringan.

3. Pengalengan Cara yang satu ini termasuk paduan antara teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimiawi yaitu dengan cara memasukkan zat pengawet, sedangkan fisikannya dengan memasukkan makanan ke dalam ruang hampa udara. Makanan dimasukkan ke dalam kaleng aluminium atau benda logam lainnya lalu diberi zat pengawet seperti garam, asam, atau gula. Biasanya yang diawetkan dalam kaleng adalah sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, daging, susu, kopi, teh, dan lain-lain.

4. Pengeringan Teknik pengeringan dengan cara dijemur, dioven, atau dipanaskan. Prinsip pengeringan menggunakan prinsip bahwa mikroorganisme menyukai tempat yang lembab dan basah yang memiliki kadar air. Jadi semakin kering makanan, mikroorganisme akan mati dan pembusukan tidak akan terjadi.

5. Pemanisan Cara pengawetan makanan ini dengan memasukkan makanan ke dalam medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika kadar konsentrasinya 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang diawetkan dengan cara ini adalah susu, agar-agar, jeli, dan manisan buah.

6. Pengasinan Cara yang terakhir ini tentu saja menggunakan bahan yang sering kita pakai yaitu garam dapur. Maka dari itu cara ini bisa juga disebut dengan teknik penggaraman. Garam merupakan zat yang bisa menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. Cara ini biasa digunakan pada masyarakat pesisir pantai untuk membuat ikan asin. Pembuatan ikan asin ini juga merupakan paduan antara teknik pengeringan dan pengasapan.

Setelah penjelasan di atas kita akan tahu bahwa yang menyebabkan pembusukan makanan adalah mikroorganisme. Namun, mikroorganisme juga bisa dihambat pertumbuhannya dengan cara memasukkan ke kulkas, pengasapan, pengeringan, pengalengan pengasinan dan pemanisan. Tapi sekarang ini banyak penyalahgunaan di bidang pengawetan ini. Ada yang menggunakan bahan formalin untuk mengawetkan ikan, dengan alasan dengan penggaraman sulit digunakan pada waktu musim penghujan karena tak banyak terik matahari. Padahal dengan menggunakan formalin yang fungsi sebenarnya adalah untuk mengawetkan mayat ini tidak baik untuk kesehatan. Dalam jangka pendek memang tak ada pengaruh langsung yang dapat dilihat dengan mata. Namun dalam jangka panjang akan dapat menimbulkan kanker pada orang yang mengonsumsi makanan dengan menggunakan formalin tersebut.

Sekarang banyak zat kimia yang digunakan dalam pengawetan makanan. Namun alangkah baiknya jika penggunaan pengawetan makanan dengan zat kimia yang berbahaya dikurangi mengingat bahaya yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi kesehatan. Lebih baik memakai zat alami toh hasil pengawetan makanannya sama, Cuma proses pengawetannya yang sedikit memakai waktu. Lebih baik menunggu proses tersebut daripada instan namun berbahaya bagi kesehatan.

Pengawetan MakananSekarang ini memang banyak sekali cara untuk mengawetkan makanan baik cara sederhana maupun cara yang sudah modern. Pengawetan makanan pada dasarnya membuat makanan lebih tahan lama dengan menahan laju pertumbuhan mikroorganisme pada makanan tersebut. Ada beberapa cara yang sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pendinginan Pengasapan Pengalengan Pengeringan Pemaniisan Pengsinan

Itu semua merupakan cara yang lazim digunakan masyarakat indonesia. Dari semua cara itu tak semua cara bisa membuat awet makanan selama berbulan bulan. Kecuali teknik pengalengan yang memang sudah menggunakan cara modern yaitu diberi zat pengawet makanan jadi bisa membuat makanan tahan sampai berbulan-bulan lamanya. Berikut penjelasan lebih lanjutnya. 1. Pendinginan Cara ini adalah cara yang paling dikenal oleh masyarakat pada umumnya sebab cara ini sudah sering digunakan oleh masyarakat desa maupun perkotaan. Pada dasarnya, konsep pendinginan adalah memasukkan makanan di sebuah tempat yang bersuhu rendah. Kita dapat

memanfaatkan kulkas. Di dalam kulkas kita dapat mengawetkan sosis, sayur, daging, telur, buah, bahkan ikan. Kita juga bisa memakai wadah yang berisi es. Wadah yang berisi es tersebut biasa dipakai para nelayan untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Suhu pengawetan makanan dengan pendinginan antara -4 sampai 0 Celcius.

2. Pengasapan Cara pengasapan ialah menaruh makanan dalam sebuah wadah kotak yang kemudian diasapi dari bawah. Cara pengawetan makanan ini sebenarnya tidak bisa membuat makanan awet dalam jangka waktu lama karena cara ini masih dipadukan dengan teknik pengasinan dan pengeringan.

3. Pengalengan Cara yang satu ini termasuk paduan antara teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimiawi yaitu dengan cara memasukkan zat pengawet, sedangkan fisikannya dengan memasukkan makanan ke dalam ruang hampa udara. Makanan dimasukkan ke dalam kaleng aluminium atau benda logam

lainnya lalu diberi zat pengawet seperti garam, asam, atau gula. Biasanya yang diawetkan dalam kaleng adalah sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, daging, susu, kopi, teh, dan lain-lain.

4. Pengeringan Teknik pengeringan dengan cara dijemur, dioven, atau dipanaskan. Prinsip pengeringan menggunakan prinsip bahwa mikroorganisme menyukai tempat yang lembab dan basah yang memiliki kadar air. Jadi semakin kering makanan, mikroorganisme akan mati dan pembusukan tidak akan terjadi.

5. Pemanisan Cara pengawetan makanan ini dengan memasukkan makanan ke dalam medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika kadar konsentrasinya 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang diawetkan dengan cara ini adalah susu, agar-agar, jeli, dan manisan buah.

6. Pengasinan Cara yang terakhir ini tentu saja menggunakan bahan yang sering kita pakai yaitu garam dapur. Maka dari itu cara ini bisa juga disebut dengan teknik penggaraman. Garam merupakan zat yang bisa menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. Cara ini biasa digunakan pada masyarakat pesisir pantai untuk membuat ikan asin. Pembuatan ikan asin ini juga merupakan paduan antara teknik pengeringan dan pengasapan.

Setelah penjelasan di atas kita akan tahu bahwa yang menyebabkan pembusukan makanan adalah mikroorganisme. Namun, mikroorganisme juga bisa dihambat pertumbuhannya dengan cara memasukkan ke kulkas, pengasapan, pengeringan, pengalengan pengasinan dan pemanisan. Tapi sekarang ini banyak penyalahgunaan di bidang pengawetan ini. Ada yang menggunakan bahan formalin untuk mengawetkan ikan, dengan alasan dengan penggaraman sulit digunakan pada waktu musim penghujan karena tak banyak terik matahari. Padahal dengan menggunakan formalin yang fungsi sebenarnya adalah untuk mengawetkan mayat ini tidak baik untuk kesehatan. Dalam jangka pendek memang tak ada pengaruh langsung yang dapat dilihat dengan mata. Namun dalam jangka panjang akan dapat menimbulkan kanker pada orang yang mengonsumsi makanan dengan menggunakan formalin tersebut.

Sekarang banyak zat kimia yang digunakan dalam pengawetan makanan. Namun alangkah baiknya jika penggunaan pengawetan makanan dengan zat kimia yang berbahaya dikurangi mengingat bahaya yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi kesehatan. Lebih baik memakai zat alami toh hasil pengawetan makanannya sama, Cuma proses pengawetannya yang sedikit memakai waktu. Lebih baik menunggu proses tersebut daripada instan namun berbahaya bagi kesehatan.