perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING DAN REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS) DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JENDRAL SUDIRMAN SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang Manajemen Administrasi Oleh: TITO ASHARI NOVIANTO D1508072 PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
66
Embed
PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING DAN REAL TIME … filemaka penulisan Tugas Akhir y DAN REAL TIME GROSS SATTLEMENT (RTGS) DI BANK RAKYAT INDONESIA ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING DAN REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS) DI BANK RAKYAT
INDONESIA CABANG JENDRAL SUDIRMAN SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang
Manajemen Administrasi
Oleh:
TITO ASHARI NOVIANTO D1508072
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya
dengan kerja, hatinya dengan kasih sayang, pikirannya
dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat,
masa depannya dengan harapan, dan perutnya dengan
makanan. ( Frederick E. Crane )
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah
kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum
kita capai. ( Schopenhauer )
Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-
putusnya dipukul ombak. Ia tidak saja berdiri kukuh,
bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang
itu. ( Marcus Aurelius )
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu,
mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan
saat rezeki melimpah. ( Kahlil Gibran )
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua
orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang
menangis, dan pada kematianmu semua orang menangis
sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.
(Mahatma Gandhi)
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :
- Ayah dan Ibu yang kucintai dan kusayangi
- Kakak dan adik-adikku yang tercinta
- Teman teman MA B angkatan tahun 2008
- Sahabat- sahabat baikku
- Almamater
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya,
maka penulisan Tugas Akhir y
DAN REAL TIME GROSS SATTLEMENT (RTGS) DI BANK RAKYAT INDONESIA
ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Ahli Madya.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul
dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Bapak Prof. Pawito PH.D , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Sudarto, M.Si, selaku Ketua Program Jurusan DIII Manajemen
Administrasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Budiarjo, M.Si, selaku pembimbing dan penguji Tugas Akhir dan
Ibu Dra. Sudaryanti, selaku penguji Tugas Akhir penulis.
4. Bapak Drs. Agung Priyono, M.Si, selaku Pembimbing Akademik selama
penulis menuntut ilmu di FISIP UNS.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi DIII Manajemen Administrasi yang telah
memberikan bimbingan selama penulis menuntut ilmu di FISIP UNS.
6. Pimpinan serta para pegawai Bank Rakyat Indonesia cabang Jendral Sudirman
Surakarta yang telah memberikan ijin, bantuan serta pengarahan selama
pelaksanaan magang.
Penulis Sadari dalam Tugas Akhir ini masih ada kekurangan, namun
diharapkan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengatahuan bagi
pembaca yang budiman.
Surakarta, 7 Juni 2011
Penulis
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
i
BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D. Manfaat Peng
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
L.
BAB III. DISKRIPSI BRI
A.
B.
C.
D. Produk
E.
F.
BAB IV. PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
LAMPIRAN
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Tito Ashari Novianto. NIM :D1508072 Program Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Prosedur Pelaksanaan Kliring dan Real Time Gross Sattlement (RTGS) di Bank Rakyat Indonesia Cabang Jendral Sudirman Surakarta Kliring Warkat BI merupakan pertemuan antara Bank Umum (Bank Pemerintah dan Bank Swasta) sebagai peserta kliring untuk menagih atas warkat yang dikeluarkan Bank Umum tersebut oleh lembaga kliring. Kliring Warkat BI merupakan pertemuan antara Bank Umum (Bank Pemerintah dan Bank Swasta) sebagai peserta kliring untuk menagih atas warkat yang dikeluarkan Bank Umum tersebut oleh lembaga kliring.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pelaksanaan Kliring dan RTGS di kantor Bank Rakyat Indonesia Surakarta.
Metode pengamatan ini menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif, yang berarti memberikan gambaran dan memaparkan suatu peristiwa yang sewajarnya atau dalam bentuk fakta. Pendekatan deskriptif kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data berupa: observasi partisipatif, wawancara, dokumentasi, dan focus group discussion.
Kliring lewat jalur transfer merupakan pengiriman uang melalui teller dengan cara ditransfer dari bank satu ke bank lain. Kliring dengan cara ini adalah transaksi dengan nominal (<100 juta). Sedangkan lewat transfer RTGS merupakan pengiriman uang dari satu bank ke bank lain secara cepat. Kliring dengan cara ini adalah transaksi dengan nominal (>100 juta). Biaya RTGS lebih mahal dari Kliring lewat transfer biasa karena RTGS lebih cepat sampai, dengan proses kliring 3 jam dibanding dengan Kliring lewat transfer biasa. Dengan transaksi yang cepat tersebut nasabah kena biaya tambahan Rp 25.000,-.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis dapat mengambil kesimpulan secara garis be
1. Prosedur Pelaksanaan Kliring Warkat BI 2. Prosedur Pelaksanaan Kliring Elektonik dan Real Time Gross Sattlement
(RTGS) Saran dari penulis, agar PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Jendral
Sudirman Surakarta sebagai Bank yang sangat memperhatikan kualitas pelayanan jasa harus menambah tulisan yang ditempel (mading) agar dapat diketahui oleh costumer sehingga para nasabah dapat mengetahui kondisi terbaru dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Jendral Sudirman Surakarta. Terutama di bidang Jasa Pengiriman Uang (Transfer, Kliring, RTGS) yang sangat dibutuhkan nasabah dalam lalu lintas pembayaran serta sosialisasi atau penyajian informasi yang baik dan mudah dipahami oleh pihak nasabah mengenai peraturan-peraturan maupun prosedur-prosedur yang harus dilakukan, sehingga nasabah bisa mengetahui dan memahaminya, agar nasabah menjadi puas.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT Tito Ashari Novianto. NIM: D1508072 Diploma III Administration Management Program of Social and Political Sciences of Surakarta Sebelas Maret University. The Procedure of Clearing and Real Time Gross Settlement (RTGS) Implementation in Jenderal Sudirman Surakarta Branch of Indonesian People Bank
Private Banks) as the clearing participants to collect the letter issued by Public Bank by the clearing institution.
nk (Government and Private Banks) as the clearing participants to collect the letter issued by Public Bank by the clearing institution.
The objective of research is to find out the procedure of Clearing and Real Time Gross Settlement (RTGS) implementation in Jenderal Sudirman Surakarta Branch of Indonesian People Bank.
The observation method employed was a descriptive qualitative approach, meaning to give a description and explanation of an event as fairly as possible or in the form of fact. The descriptive qualitative approach employed some data collection techniques such as: participatory observation, interview, documentation, and focus group discussion.
The clearing through transfer channel is the money delivery through teller by transferring from one bank to another. In this way, clearing is the transaction with nominal value (<100 millions). Meanwhile the RTGS transfer is the quickly money delivery from one bank to another. In this way, clearing is the transaction with nominal value (>100 millions). RTGS cost is more expensive than the cost of clearing through conventional transfer because RTGS is more quickly, with clearing process of 3 hours compared with the conventional transfer clearing. With that quick transaction, the customer is charged with additional cost of Rp. 25,000.-
From the result of observation the writer had conducted, it can be generally Procedure of Clearing and Real Time Gross Settlement (RTGS)
Implementation in Jenderal Sudirman Surakarta Branch of Indonesian People Bank 1. 2. The procedure of Electronic clearing and Real Time Gross Settlement (RTGS)
implementation. The writer recommends Jenderal Sudirman Surakarta Branch of Indonesian
People Bank highly considering the quality of service to add the announcement posted on the wall (bulletin board) in order to be recognized by the customer so that the customer can see the recent condition of Jenderal Sudirman Surakarta Branch of Indonesian People Bank. Particularly in money delivery service (transfer, clearing, RTGS), what really needed by the customers in payment traffic and socialization or good and comprehensible information presentation to the customers about regulations or procedures to be done, so that the customers can find out and understand them, in order to make the customers satisfied.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat
berupa simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat berupa pinjaman dan
jasa-jasa lain (yang dimiliki oleh bank). Bank terdiri dari Bank Umum, Bank Swasta, dan
Bank Perkreditan Rakyat. BPR atau Bank Perkreditan Rakyat modalnya hanya 2 miliar
saja, berbeda dengan Bank Umum dan Bank Swasta yang modal usahanya hingga
mencapai 50 miliar. Dengan modal yang begitu besar, maka akan semakin beragam jasa-
jasa yang diberikan oleh bank tersebut. Salah satu contohnya adalah alat pembayaran.
Alat pembayaran bisa dibilang berkembang sangat pesat dan maju. Kalau kita melihat
kebelakang yakni awal mula alat pembayaran itu dikenal, sistem barter antarbarang yang
diperjualbelikan adalah kelaziman di era pra modern. Dalam perkembangannya, mulai
dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang.
Hingga saat ini uang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di
masyarakat. Selanjutnya alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai
(cash based) ke alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat pembayaran berbasis
kertas (paper based), misalnya cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat
pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai
kartu (card based) (ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Kartu Prabayar).
Alat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal (uang kertas dan
logam). Uang kartal masih memaikan peran penting khususnya untuk transaksi bernilai
kecil. Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai
seperti uang kartal memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral. Namun patut
diketahui bahwa pemakaian uang kartal memiliki kendala dalam hal efisiensi. Hal itu bisa
terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan (cash handling) terbilang mahal. Hal itu
belum lagi memperhitungkan efisiensi waktu pembayaran.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Misalnya, ketika anda menunggu melakukan pembayaran di loket yang relatif
memakan waktu cukup lama karena antrian yang panjang. Sementara itu, bila melakukan
transaksi dalam jumlah yang besar dapat mengundang risiko seperti pencurian,
perampokan dan pemalsuan uang. Menyadari ketidaknyamanan dan efisiensi memakai
uang kartal, BI berinisiatif dan akan terus mendorong untuk membangun masyarakat agar
terbiasa memakai alat pembayaran nontunai atau Less Cash Society (LCS).
Alat pembayaran nontunai merupakan alat pembayaran yang dilakukan tanpa
menggunakan uang tunai yang beredar saat ini melainkan menggunakan cek, BG (Bilyet
Giro) dan Blanko Transfer (lampiran 1). Cek adalah surat perintah tak bersyarat untuk
membayar sejumlah uang tertentu yang yang memerlukan ketersediaan dana setiap saat,
terutama saat diunjukan oleh pemegang. Masa pengunjukan cek adalah 70 hari setelah
tanggal penerbitan, sedangkan jangka waktu 180 hari adalah terkait dengan hak regress
(hak tagih) karena ada penolakan atas cek yang diunjukan dalam masa 70 hari tersebut.
Sepanjang tidak ada pembatalan cek setelah masa pengunjukan (70 hari), bank dapat
melakukan pembayaran kepada nasabah tanpa perlu konfirmasi kepada bank penarik.
Cek dapat digunakan untuk pembayaran maupun untuk pemindahbukuan sesuai dengan
pemanfaatan cek tersebut. Cek dapat berupa slip penyetoran dan slip penarikan (lampiran
2). Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada penyimpan dana untuk
melakukan transfer sejumlah dana dari suatu bank ke rekening bank yang lain.
Sedangkan Blanko Transfer merupakan surat perintah dari nasabah kepada penyimpan
dana untuk melakukan transfer sejumlah dana dari suatu bank ke rekening bank yang lain
melalui sistem elektronik transfer. Transaksi dengan menggunakan warkat atau alat
pembayaran nontunai biasa disebut Kliring Warkat BI dan Kliring RTGS (Real Time
Gross Settlement). Kliring Warkat BI dan Kliring RTGS merupakan suatu kegiatan
transaksi yang mempunyai fungsi sama yaitu untuk melakukan transfer sejumlah dana
dari suatu bank ke rekening bank lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kliring Warkat BI merupakan pertemuan antara Bank Umum (Bank Pemerintah
dan Bank Swasta) sebagai peserta kliring untuk menagih atas warkat yang dikeluarkan
Bank Umum tersebut oleh lembaga kliring. Mekanisme Kliring Warkat BI bisa dilihat
pada gambar dibawah ini :
Keterangan :
a. Tn. A bertansaksi dengan Tn B
b.
c. ND Keluar) kepada Lembaga
Kliring
d. Lembaga Kliring
ND Masuk)
e. Setelah proses pengecekan dan cek dinyatakan sah, maka di informasikan kepada
f. Penyampaikan hasil
rekening Tn B.
g. Proses kliring berlangsung antara 2-3 hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Kliring lewat jalur transfer merupakan pengiriman uang melalui teller dengan
cara ditransfer dari bank satu ke bank lain. Kliring dengan cara ini adalah transaksi
dengan nominal (<100 juta). Sedangkan lewat transfer RTGS merupakan pengiriman
uang dari satu bank ke bank lain secara cepat. Kliring dengan cara ini adalah transaksi
dengan nominal (>100 juta). Biaya RTGS lebih mahal dari Kliring lewat transfer biasa
karena RTGS lebih cepat sampai, dengan proses kliring 3 jam dibanding dengan Kliring
lewat transfer biasa. Dengan transaksi yang cepat tersebut nasabah kena biaya tambahan
Rp 25.000,-.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan dimuka, dan untuk
mencapai tujuan penelitian yang sesuai dengan persyaratan serta dapat memberikan
manfaat yang maksimal pada penulisan Laporan Tugas Akhir ini, maka penulis
membatasi perumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana prosedur pelaksanaan kliring dan RTGS di Bank Rakyat Indonesia
Cabang Jendral Sudirman Surakarta?
C. TUJUAN PENGAMATAN
Dalam setiap kegiatan penelitian, seseorang maupun kelompok pastilah
mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai yang sudah ditetapkan terlebih dahulu
sebelum melaksanakan penelitiannya. Untuk mencapai tujuannya maka peneliti haruslah
mengumpulkan data-data yang diperlukan, mengolahnya serta menganalisanya sehingga
terdapat kesimpulan dan saran-saran.
Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan utama, yaitu :
1) Untuk lebih mengetahui prosedur pelaksanaan kliring dan di Kantor Bank
Rakyat Indonesia Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2) Untuk memenuhi syarat-syarat dalam memperoleh sebutan Profesional Ahli
Madya (A M.d) dalam bidang Manajemen Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. MANFAAT PENGAMATAN
Manfaat dari kegiatan magang atau praktek kerja lapangan yang dilakukan di
kantor Bank Rakyat Indonesia Surakarta ini antara lain :
1) Untuk mendapatkan pengalaman kerja yang relevan dibidang ekonomi,
terutama bidang penerapan kliring dan RTGS di Bank Rakyat Indonesia
Surakarta.
2) Kegiatan magang ini merupakan kesempatan yang bermanfaat untuk
menerapkan teori yang diperoleh kedalam dunia praktek yang nyata.
Penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak yang berhubungan dengan
permasalahan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PROSEDUR
Prosedur merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas ataupun
suatu pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan operasional maupun kegiatan
manajemen, karena prosedur selain dapat memperlancar pekerjaan juga bisa
menghambatnya. Prosedur merupakan suatu rangkaian tata kerja yang telah menjadi pola
tetap, baik menurut tata cara maupun urutan waktu dalam melaksanakan pekerjaan dan
merupakan suatu kebulatan. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan prosedur,
berikut ini penulis telah mengutip pendapat dari beberapa ahli, yaitu :
1) Menurut The Liang Gie (1986:86) dalam bukunya Kamus Administrasi
Perkantoran mendefinisikan prosedur sebagai suatu rangkaian metode yang
telah menjadi pola tetap dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang
merupakan suatu kebulatan.
2) Menurut T. Hani Handoko (1995:90) dalam bukunya Manajemen
Perkantoran, Prosedur sangat berguna antara lain, untuk :
a) Menghemat waktu manajerial.
b) Memudahkan pendelegasian dan penempatan tanggung jawab.
c) Menimbulkan metode-metode operasi yang lebih efisien.
d) Memudahkan pengawasan.
e) Memungkinkan penghematan personalia.
f) Membantu kegiatan-kegiatan koordinasi.
Dari semua pendapat dan definisi yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya prosedur adalah : merupakan suatu alat atau
cara yang berfungsi untuk melakukan kegiatan-kegiatan manajerial agar supaya hasilnya
lebih terkoordinasi, efektif, dan efisien.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dengan demikian adanya prosedur akan mengarahkan si pelaksana prosedur
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang mengarah pada pencapaian tujuan dan
kesalahan-kesalahan dalam bertindak akan dapat dihindari, selain itu prosedur mampu
menjawab : Bagaimana cara pengerjaan suatu tugas?, Bagaimana menentukan sasaran
mana yang harus lebih didahulukan?, Kapan harus selesai? dan Siapa yang harusnya
melaksanakan tugas tersebut?
B. PELAKSANAAN
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1991:28) pelaksanaan diartikan sebagai
merealisir pencapaian tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam rencana atau
kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam program-program pemerintah. Sedangkan menurut
Miftah Toha dalam Ensiklopedi Administrasi (1989:210) didefinisikan sebagai berikut :
Usaha-Usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan
kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi
segala macam kebutuhan alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan,
dimana tempat pelaksanaannya, kapan waktu mulai dan berakhirnya serta
bagaimana cara yang harus dilaksanakan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:554) istilah pelaksanaan diartikan
proses, cara, perbuatan, pelaksanan (Rancangan Keputusan) adapun istilah melaksanakan
berarti melakukan, menjalankan, mengerjakan (Rancangan Keputusan). Agak mirip
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:898) menyelenggarakan diartikan sebagai
perbuatan, cara menyelenggarakan dalam berbagai arti (palaksanaan, penuaian).
Sedangkan menurut Solikhin Abdul Wahab (1991:50) Pelaksanan atau implementasi
Solikhin Abdul Wahab:
mengimplementasikan berarti menyediakan sarana untuk pelaksanaan sesuatu serta
menimbulkan dampak akibat tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanan merupakan suatu
proses perealisasian atau praktek nyata dari tujuan-tujuan yang telah kita susun atau
rencanakan sebelumnya.
C. KLIRING
1.1.Sejarah Kliring
De Javache Bank merupakan bank milik pemerintah Hindia Belanda yang
didirikan pada tahun 1828 yang diharapkan mendukung kebijakan ekonomi di koloninya
Indonesia. De Javache Bank mempunyai hak khusus dalam sistem pembayaran sebagai
bank sirkulasi yang diijinkan untuk menyetak dan mengedarkan uang. Perjanjian
perhitungan kliring untuk wilayah Batavia (sekarang Jakarta) pertama kali ditanda
tangani pada tanggal 15 februari 1909, yang kemudian diikuti untuk wilayah Semarang
dan Surabaya (1909), Medan (1915), Bandung (1921), dan Makassar (1922).
Babak baru sejarah perbankan Indonesia dimulai sejak dikeluarkannya UU No. 1
tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia
sesuai dengan UUD 1945. Pengembangan sistem pembayaran rekening koran (dengan
cek, bank draft, nota kredit) dimulai sejak akhir Desember 1954.
Bank Indonesia sesuai dengan UU No. 13 tahun 1968 menyelenggarakan kliring
antarbank untuk bank-bank yang berada dalam wilayah kliring yang sama. Karena
bertambahnya jumlah warkat serta berkembangnya sistem kliring, penyelenggaraan
sistem kliring semakin sulit. Sistem otomasi kliring kemudian bertahap diterapkan secara
terbatas semenjak 7 April 1990, penerapan sepenuhnya SOK baru dimulai 4 Juni 1990 di
Jakarta dikenal dengan Otomasi Kliring Jakarta (OKJ). Pada tahun 1995 Bank Indonesia
mulai menerapkan sistem otomasi transfer dana antar kantor terintegrasi (SAKTI) yang
menyediakan fasilitas untuk transaksi antar kantor bank berdasarkan rekening bank yang
ada di Bank Indonesia dengan menggunakan transmisi data elektronik (VSAT dan
fasilitas frame relay).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Cepatnya peningkatan aktivitas kliring di Indonesia memerlukan sistem kliring
yang lebih cepat, akurat, dan aman. Maka pada tanggal 18 September 1998 Bank
Indonesia meresmikan pendirian Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ) dimana
transmisi warkat kliring dilakukan secara online menggunakan komputer dan alat
komunikasi elektronik. Kemudian pada tanggal 20 Agustus 1999 Bank Indonesia
meresmikan sistem transfer elektonik antarbank yang disebut Bank Indonesia Layanan
Informasi dan Transaksi Elektronik (BI-LINE) dimana sistem transfer dana elektronik
-bank ke masing-masing rekening bank di
Bank Indonesia.
1.2.Pengertian Kliring
Pengertian kliring menurut Kamus Perbankan Indonesia 1980 sebagai berikut :
Perhitungan utang-piutang antara para peserta secara terpusat di satu tempat
dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-suratn dagang, yang telah
ditetapkan untuk dapat diperhitungkan.
Sedangkan menurut Peraturan Bank Indonesia No. 1/3/PBI/1999 tanggal 13
Agustus 1999 perihal Penyelenggaraan Kliring Lokal dan Penyelesaian Akhir Transaksi
Pembayaran Antarbank Atas Hasil Kliring Lokal, kliring berarti pertukaran warkat atau
data keuangan elektronik antarbank (DKE), baik atas nama bank maupun nasabah yang
hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Menurut SE No. 14/14/8/UPPB tanggal 10 September 1981 perihal
Penyelenggaraan Kliring Lokal SK No. 31/79/KEP/DIR tanggal 18 Agustus 1998
Tentang Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Elektronik. Kliring diartikan sebagai
sarana perhitungan warkat/data kliring elektronik antarbank guna memperluas dan
memperlancar lalu lintas pembayaran. Sedangkan dari kamus The New Grolier Webster
International Dictionary of the English Language, Volume I, memberi definisi Clearing
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Artinya :
-menukar warkat dari bank satu dengan bank yang
lainnya dan menetapkan perbedaan-
Dari Pendapat diatas penulis menyimpulkan kliring adalah suatu kegiatan dimana
didalamnya terdapat aktivitas tukar-menukar warkat utang-piutang antarbank yang
pelaksanaannya dilakukan di KBI atau instansi yang ditunjuk oleh Bank Indonesia yang
tujuannya untuk memperlancar lalu lintas pembayaran.
1.3.Jenis-Jenis Kliring
a) Sistem Kliring Lokal Secara Manual
Kliring yang dilakukan oleh non-KBI yang wilayahnya jauh dari KBI dengan
jumlah bank peserta dan jumlah warkatnya sedikit. Pada kliring lokal secara manual
perhitungan rekapitulasi (pembuatan Bilyet Saldo Kliring) dan pertukaran warkat-warkat
kliring diantara peserta kliring dilakukan secara manual.
b) Sistem Kliring Lokal Secara Semiotomasi
Kliring yang dilakukan oleh KBI dengan jumlah bank peserta dan jumlah
warkat sedikit dilakukan dengan sistem kliring semiotomasi yang disebut SemiOtomasi
Kliring Lokal (SOKL). Pada sistem kliring ini bank menyampaikan file dalam disket
yang berisi informasi tentang catatan kliring ke penyelenggara kliring (KBI atau bank
pemerintah yang ditunjuk).
c) Sistem Kliring Lokal Secara Otomasi
Kliring yang dilakukan oleh KBI dengan jumlah bank peserta dan jumlah
warkat banyak dilakukan dengan sistem kliring otomasi. Pada sistem kliring ini semua
proses dari penghitungan, rekapitulasi, pembuatan laporan kliring, pertukaran warkat, dan
rekonsiliasi dilakukan secara otomasi. Sistem otomasi kliring dimulai dari penerimaan
warkat kliring dari semua peserta kliring oleh KBI penyelenggara kliring sebagai input
untuk mesin reader/sorter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
d) Sistem Kliring Lokal Secara Elektronik
Kliring yang dilakukan oleh KBI dengan jumlah bank peserta dan jumlah
warkat sangat banyak dilakukan dengan sistem kliring elektronik. Pada sistem kliring ini
proses perhitungan, rekapitulasi, dan pembuatan laporan kliring (Bilyet Saldo Kliring)
dilakukan secara elektronik melalui terminal elektronik di bank peserta kliring, sehingga
para bank peserta kliring tidak perlu datang ke tempat kliring untuk menyampaikan
warkat kliring. Untuk pertukaran warkat dan rekonsiliasi dilakukan secara otomasi
melalui komputer pusat kliring elektronik. Dengan sistem ini, proses kliring dapat
diselesaikan dengan lebih cepat, akurat, dan aman, serta mengurangi risiko tidak
terprosesnya warkat kliring.
(Sumber BI: Bank Sentral Republik Indonesia: Tinjauan kelembagaan,
kebijakan dan organisasi 2003)
1.4.Tahapan Penyelenggaraan Kliring ada 2:
1) Kliring Penyerahan
Yaitu kegiatan yang dimana para peserta menyerahkan warkat-warkat
yang telah dicek sebelumnya.
(Sumber : Drs. Achmad Anwari,1998)
Prosedur Kliring Penyerahan
Didalam prosedur penyerahan terdapat 3 (tiga) kegiatan yang dilakukan,
sebagai berikut:
a. Kegiatan di kantor peserta
Mengecek warkat kliring
Memilah warkat
Mengisi daftar warkat kliring penyerahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Kegiatan di tempat penyelenggara
Mengisi daftar hadir
Melakukan kegiatan pendistribusian
Melakukan kegiatan penerimaan
Mencocokan rincian pada daftar warkat kliring
Menyusun neraca kliring penyerahan
Menandatangani neraca kliring
c. Kegiatan petugas penyelenggara
Menyusun neraca kliring penyerahan gabungan
Mengambil alih tugas peserta yang tidak hadir
(Sumber: SE BI/202/10/DASP/6 Juni 2000)\
2) Kliring Pengembalian
Yaitu kliring untuk menyelesaikan warkat-warkat kliring yang ditolak
penerimaan atau pembayarannya karena tidak memenuhi syarat formal
atau tidak tersedia cukup dana untuk pembayarannya.
(Sumber : Drs. Achmad Anwari,1998)
Prosedur Kliring Pengembalian
Didalam proses pengembalian terdapat 2 (dua) aktivitas yang dilakukan,
antara lain sebagai berikut:
a. Kegiatan di kantor peserta
Verifikasi warkat yang diterima
Membuat Surat Keterangan Penolakan
Memilah warkat tolakan
Mengisi daftar warkat kliring pengembalian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Kegiatan di tempat penyelenggara
Mengisi daftar hadir
Melakukan kegiatan pendistribusian warkat tolakan
Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima
Menyerahkan kepada penyelenggara
Melakukan kegiatan penerimaan warkat debet tolakan
(Sumber: SE BI/10/DASP/6 Juni 2000)
D. PENYELENGGARAAN KLIRING
Kliring diselenggarakan oleh Bank Indonesia antara Bank-bank di suatu wilayah
tertentu yang memungkinkan kantor-kantor tersebut memperhitungkan warkat-warkatnya
dalam jadwal kliring yang telah ditentukan .
Tempat-tempat yang tidak terdapat kantor Bank Indonesia,maka penyelenggaraan
kliring diserahakan kepada Bank yang di tunjuk oleh Bank Indonesia.Bank yang di
tunjuk ini harus memenuhi beberapa persyaratan,antara lain kemampuan administrasi
tenaga pimpinan dan pelaksana,ruangan kantor,peralatan komunikasi dan lain-lain di
samping itu ada ketentuan khusus bagi Bank pelaksana kliring sebagai berikut :
a. Kewajiban untuk melaksanakan penyelenggaraan kliring sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku,
b. Menyampaikan laporan-laporan tentang data-data kliring setiap minggu bersama-
sama dengan laporan likuiditas mingguan kepada Bank Indonesia yang
membawahi wilayah kliring yang bersangkutan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. Untuk mempermudah Bank penyelenggara kliring dalam penyediaan uang
kartal,maka ditentukan bahwa hasil kliring hari itu dapat diperhitungkan pada
rekening Bank tersebut pada Bank Indonesia.
Tata Cara Penyelenggaraan Kliring
Pertemuan kliring lokal dilakukan dalam dua tahap yaitu:
a. Pertemuan kliring penyerahan dan
b. Kliring retur.
Sebelum kliring diadakan harus lebih dahulu dipersiapakan hal-hal sebagi
berikut :
A. Cap kliring
a) Semua warkat harus dicap terlebih dahulu dengan cap yang memuat
sebutan kliring dan dicantumkan nomor kode kelompok peserta yang
bersangkutan.
b) Cap kliring harus disetujui oleh penyelenggara dan di muka peserta
lain.demikian pula bila ada perubahan atau pegantian Cap kliring.
c) Cap kliring pada nota debet maupun kredit merupakan bukti atau tanda
pengenal dari peserta.
d) Cap kliring pada bilyet giro yang tidak ditolak berarti peserta yang
membubuhi Cap tadi telah menerima sejumlah dana yang tercantum
dalam bilyet giro tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
e) Jika dalam satu warkat terdapat lebih dari satu cap kliring maka cap
kliring terdahulu harus dibatalkan denganm cap kliring pembatalan.
f) yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari peserta yang
bersangkutan.
B. Kliring Penyerahan
a) Untuk memperlancar penyelenggaraan kliring,peserta dibagi atas
beberapa kelompok.
b) Sebelum kliring dimulai warkat-warkat dipisahkan menurut kelompok
yang bersangkutan.warkat debet dan warkat kredit diperinci nilai
nominalnya dalam daftar kliring tersendiri.nilai nominal dan
banyaknya warkat dalam daftar kliring dijumlahkan.
c) Serah terima warkat kliring yang telah ditandatangani oleh wakil
peserta kliring.berlangsung antara yang menyerahkan dan yang
menerima warkat setelah menandatangani daftar kliring sebagai bukti
penerimaan.
d) Apabila terjadi perbeaan pendapat antara dua peserta mengenai dapat
tidaknya warkat diperhitungkan dalam kliring.maka keputusan terakhir
diserahkan kepada penyelenggara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
e) Dari hasil penyerahan dan penerimaan warkat masing-masing wakil
peserta disusun neraca penyerahan ditandatangani dan dibubuhi nama
jelas.neraca kliring ini harus dilengkapi dengan rekapitulasi
penyerahan dan penerimaan baik untuk warkat-warkat debet maupun
kredit.
f) Peserta dilarang menerima setoran untuk langsung dikliringkan di
kantor penyelenggara.
C. Penolakan Warkat
a) Warkat debet dapat diterima oleh masing-masing pesrta apabila warkat
tersebut memenuhi syarat dan dananya cukup tersedia.
b) Semua warkat debet yang ditolak karena tidak memenuhi persyaratan
butir a) diatas dikembailiakan pada peserta yang mengajukan pada
waktu kliring retur.pengembalian warkat kredit dilakukan melalui
kliring penyerahan setelah diketahui adanya kesalahan.
c) Pengembalian warkat disertai dengan surat keterangan penolakan
(SKP) yang ditandatangani dan diberi nama jelas peserta penerima.
SKP tersebut berisi alassan-alasan penolakan warkat.sesuai ketentuan-
ketentuan tentang cek bilyet giro kosong.
Cara penyampaian warkat :
1) Warkat asli diserahkan kepada pesrta yang mengkliringkan,
2) Tembusan pada penyetor,
3) Tembusan pada penyelenggara,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4) Warkat yang ditolak dan diduga ada kriterianya dengan
kejahatan,harus ditahan,kemudian dibuat surat keterangan pemalsuan
dan dilaporkan pada polisi.
D. Kliring Retur
Semua warkat yang dikembalikan (diretur),disortir kemudian
dibagi menurut kelompok masing-masing peserta.warkat-warkat ini
kemudian dicatat dalam daftar kliring retur dengan diperinci menurut nilai
nominalnya kemudian dijumlahkan warkat-warkat nilai