1 UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN RASUL PENERIMA KITAB SUCI DENGAN METODE ACTIVE LEARNING PADA KELAS V SEMESTER I SDN MAYANGAN 6, KELURAHAN MAYANGAN, KECAMATAN MAYANGAN KOTA PROBOLINGGO A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa perubahan pengetahuan, dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah dasar. Sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum. Sedangkan kurikulum mengalami inovasi mengikuti perkembangan era mordenisasi, perubahan kurikulum juga berdampak pada paradigma baru pula. Pada tahun 2006 di Indonesia menggunakan Kurikulum Tngkat satuan Pendidikan ( KTSP) yang intinya proses pembelajaran berpusan pada siswa, sehingga kemampuan yang dimiliki siswa dapat tersalurkan karena keterlitannya dalam proses pembelajaran sesuai dengan harapan empat pilar pendidikan, yaitu; belajar untuk mengetahui (learning 1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN RASUL PENERIMA KITAB SUCI DENGAN METODE ACTIVE LEARNING PADA KELAS V SEMESTER I SDN MAYANGAN 6, KELURAHAN MAYANGAN, KECAMATAN MAYANGAN KOTA PROBOLINGGO
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama Islam di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil
belajar berupa perubahan pengetahuan, dan keterampilan yang sejalan dengan
tujuan kelembagaan sekolah dasar. Sebagaimana yang tertuang dalam
kurikulum. Sedangkan kurikulum mengalami inovasi mengikuti perkembangan
era mordenisasi, perubahan kurikulum juga berdampak pada paradigma baru
pula. Pada tahun 2006 di Indonesia menggunakan Kurikulum Tngkat satuan
Pendidikan ( KTSP) yang intinya proses pembelajaran berpusan pada siswa,
sehingga kemampuan yang dimiliki siswa dapat tersalurkan karena
keterlitannya dalam proses pembelajaran sesuai dengan harapan empat pilar
pendidikan, yaitu; belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar
melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to life
together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be).
Agama memiliki peran yang penting dalam kehidupan umat manusia
dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna dan bermartabat.
Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam merupakan kebutuhan yang tidak
dapat diabaikan dalam kehidupan setiap pribadi yang dapat ditempuh melalui
pendidikan baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
1
Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Ruang
Lingkup Pendidkan Agama Islam SD meliputi aspek-aspek : Alquran dan
Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh dan Kebudayaan Islam. Salah satu unsur
materi aqidah adalah menyebutkan rasul penerima kitab suci.
Proses pembelajaran tentang rasul penerima kitab suci mengandung
berbagai persoalan. Adapun masalah tersebut siswa banyak yang tidak dapat
menyebutkan rasul penerima kitab suci, karena dalam proses pembelajaran
tentang rasul penerima kitab suci . Guru dalam proses pembelajaran tentang
rasul penerima kitab suci tidak menggunakan media pembelajaran karena
sekolah tidak memiliki sarana media pembelajaran untuk menunjang proses
pembelajaran menyebutkan rasul penerima kitab suci.
Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu dilakukan penelitian tindakan
kelas. PTK tersebut akan memberikan kontribusi terhadap kualitas
peningkatan belajaran menyebutkan rasul penerima kitab suci. Disamping itu,
PTK ini diharapkan dapat memperbaiki proses belajar mengajar materi akidah
pada umumnya dan menyebutkan nama rasul penerima kitab suci pada
khususnya.
PTK tentang menyebutkan rosul penerima kitab suci belum banyak
dilakukan penelitian.
Sepengetahuan peneliti PTK tentang menyebutkan nama rasul penerima
kitab suci belum pernah dilakukan penelitian. Dengan demikian, masalah
penelitian PTK tentang menyebutkan rasul penerima kitab suci orisinil.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran rasul penerima kitab suci ?
b. Permasalahan apa yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran rasul
penerima kitab suci ?
c. Bagaimana peningkatan kualitas pembelajaran rasul penerima kitab
suci ?
2. Pemecahan Masalah
a. Mengubah model pembelajaran dengan metode Active Learning.
b. Menggunakan media pembelajaran kartu rasul dan kartu kitab suci
Allah.
c. Menggunakan pembelajaran dengan pendekatan diskusi dan bermain.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitin ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pelaksanaan proses pembelajaran rasul penerima
kitab suci.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh siswa, guru, dan
lingkungan sekolah dalam pembelajaran akidah tentang rasul penerima
kitab suci.
3. Meningkatkan kualitas pembelajaran akidah tentang rasul penerima kitab
suci.
D. Manfaat Penelitian.
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsih terhadap perkembangan teori pembelajaran, karena penelitian
saya ini meneliti tentang :
a. Meningkatkan kualitas pelaksanaan proses pembelajaran akidah tentang
rasul penerima kitab suci.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh siswa, guru, dan
lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran akidah tentang rasul
penerima kitab suci, dan .
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran akidah tentang rasul penerima kitab
suci.
2. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis PTK ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi siswa
Hasil penetilian PTK ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas siswa,
di samping itu hasil penelitian ini juga dapat memberikan motivasi
kepada siswa untuk lebih giat menyebutkan rasul penerima kitab suci.
b. Bagi guru
Hasil penelitian PTK ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada
guru dan percaya diri bagi para guru.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapakan juga dapat memberikani informasi bagi
sekolah tentang proses pelaksanaan pembelajaran menyebutkan rasul
penerima kitab suci pada khususnya.
E. Kajian Pustaka
1. Konsep pembelajaran
Pembelajaran atau pengajaran adalah pemindahan pengetahuan dari
seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum
mengetahui Depag RI, (2001: 39). Sejalur dengan Depad RI, Kegiatan
pembelajaran adalah kegiatan dimana terjadi interaksi educatif antara peserta
didik dengan guru Seksi Mapenda Kemenag Kota probolinggo (2011: 4).
Berdasarkan Permen RI Nomor 55 tahun 2007 Bab IV pasal 8 butir 1
menyatakan : Proses Pembelajaran Agama dilakukan dengan
mengedepankan keteladanan dan pembiasaan akhlak mulia serta pengamalan
ajaran agama. Dan Pasal 1 Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses nawaitunya dan tindakan serta
tujuan yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
melakukan kegiatan pada situasi tertentu serta terciptalah perubahan menjadi
situasi yang lebih baik.
2. Konsep Rasul.
“Segenap manusia mengakui adanya rasul, yang mempunyai
beberapa keistimewaan atau mukjizat. Fungsi diutusnya rasul tersebut
adalah satu sama lain saling membenarkan. Semua mereka sepakat
mentauhidkan Allah SWT dan mengi'tikadkan bahwa Allah itu Maha
Berilmu, Berkudrat, Berirodat dan Berhikmah.” Hanafi (2001:31-32).
Firman Allah yang artinya : “Tiap-tiap umat mempunyai rasul, maka apabila
telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan
adil dan mereka tidak dianiaya.” Alquran terjemah edisi lux (1992:314).
Tidak semua nabi dan rasul menerima kitab suci, Nabi dan rasul telah
banyak terdapat dalam Al Quran. Adapun dalil tentang kewajiban iman
kepada para nabi dan rasul adalah sebagai berikut :
Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya," dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami, ya Rabb kami. Dan kepada Engkaulah tempat kembali". [ QS. Al Baqarah: 285].
Jadi rasul adalah utusan Allah SWT yang diberi ijin untuk
menyampaikan berita kebenaran dari Tuhannya.
3. Konsep Rasul penerima kitab suci
“Menurut Hanafi, (2001:23), Tiap-tiap rasul dan nabi mengajarka tauhid. Esensi dari setiap kitab suci adalah tauhid. Dalam setiap kitab suci pokok-pokok keimanan sama, namun syarat-syaratnya berbeda. Kitab-kitab suci yang diturunkan Allah SWT sebagaimana diberitakan dalam Alquran adalah: suhuf diturunkan kepada Nabi Ibrahim as, Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud as, Injil diturnkan kepada Nabi Isa as, dan Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Rasul penerima kitab suci adalah manusia biasa yang terpilih oleh Allah
SWT. Untuk memperoleh suatu pedoman dalam mengajarkan ketuhanan
atau biasa dinamakan ajaran tauhid. Tidak semua rasul berhak menerima
kitab suci. Diatara rasul-rasul penerima kitab suci adalah sbb:
a. Nabi Musa As.
b. Nabi Daud As.
c. Nabi Isa As.
d. Nabi Muhammad saw.
4. Konsep Kitab suci
“Menurut Hanafi (2001:23), Iman kepada kitab suci dalam Islam
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan iman kepada Allah
SWT. Sasaran wahyu adalah kemanusiaan. Kemanusiaan itu serba tetap.
Dulu sekarang kini dan masa yang akan datang. Pikiran manusia
berkembang terus sesuai dengan perkembangan zaman. Wahyu menjelaskan
hal-hal yang ghaib, soal keilahian, balasan amal baik dan buruk, kehidupan
sesudah sesudah mati, tentang surga dan neraka dan sebagainya.
Berdaskan penjelasan sebelumnya, Kitab suci adalah sebuah buku
yang memuat ajaran-ajaran atau sebuah teks yang menjadikan inspirasi
sebuah umat beragama. Kitab suci yang digunakan sebagai dasar ajaran
oleh nabi penerimanya antara lain :
a. Kitab Taurot diberikan kepada Nabi Musa As untuk kaum bani Israel di
Mesir berbahasa Ibrani.
b. Kitab Zabur yang diberikan kepada nabi Daud As untuk kaum bani Israel
di Palestina berbahasa Qibti.
c. Kitab Injil diberikan kepada nabi Isa As untuk kaum bani Israil di
Palestina berbahasa Suryani.
d. Kitab Alquran diberikan kepada Nabi Muhammad saw untuk umat
manusia dan bangsa Jin di Jajirah Arab dengan berbahasa Arab.
5. Konsep Metode.
Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes'
yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang
harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang
terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana
dalam pelaksanaan.
“Depag RI, (2001:19) Metode diartikan cara mengerjakan sesuatu.”
“Metodologi berarti ilmu tentang metode, sementara metode berarti cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan.” Depag RI, (2001:19).
Jadi metode berarti suatu cara untuk melakukan suatu kegiatan yang
telah tersusun agar tercapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
6. Konsep Active Learning
Active Learning menurut arti bahasa adalah active berarti aktif atau
mengoptimalkan atau memanfaatkan seluruh kemampuan peserta didik,
sedangkan learning mengandung arti belajar. Maka active learning berarti
mengoptimalkan seluruh kemampuan peserta didik untuk belajar.
Pembelajaran aktif (active learning) disampaikan untuk menjaga agar
perhatian peserta didik tertuju pada proses pembelajaran.
“Menurut Mahmudah (2008:64) Pembelajaran Aktif merupakan segala
bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam
proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi sesama siswa
maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran.”
“Arti penting dari keaktifan siswa untuk mendukung keberhasilannya dalam
kegiatan belajar itulah yang menjadi dasar diterapkan pendekatan Active
Learning dalam pembelajaran.” Kemenag RI,DITPAIS (2012:7)
Jadi pembelajaran Active Learning atau pembelajaran aktif siswa
informasi yang diperoleh, feadback lebih cepat ditanggapi peserta didik
dalam proses pembelajaran.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini mrupakan penilitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
“Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian
tindakan, yaitu : (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian
tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4)
penelitian tindakan sosial eksperimental.” Keempat bentuk penelitian tindakan
diatas ada persamaan dan perbedaannya. “Menurut Oja dan Smulyan dikutip
oleh Kasbulah (Sukidin,2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung
pada: (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kontektual
berbasis masalah antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses yang
digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara proyek
dengan sekolah.”
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,
dimana guru sangat berperan dalam proses penelitian tindakan kelas. Dari
bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas.
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, (masuk akal) empiris
(berdasarkan teori) dan sistematis (tersusun). Rasional berarti kegiatan
penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan itu
dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain pun dapat
mengamatinya. Sistematis berarti proses yang dilakukan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu bersifat logis.
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode diskriptif. “Menurut John W.Creswell, dalam (Tuwu, 1993:96)
metode pendekatan kualitatif merupakan sebuah investigasi. Secara bertahap
peneliti berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan,
membandingkan, meniru, mengkatalogkan, dan mengelompokkan objek
studi.”
Darmadi (2011:7) “Penelitian Deskriptif berkaitan dengan pengumpulan
data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala,
juga menjawab perntanyaan-pertanyaan sehubungan dengan suatu subyek
penelitian pada saat ini.” karena penelitian Ini merupakan PTK, dalam
penelitian ini membicarakan tentang / akan mencoba mengetahui dan
menemukan,
a. Meningkatkan kualitas pelaksanaan proses pembelajaran akidah tentang
rasul penerima kitab suci.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh siswa, guru, dan
lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran akidah tentang rasul
penerima kitab suci, dan .
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran akidah tentang rasul penerima
kitab suci.
Peneliti memasuki dunia informan dan mencari sudut pandang
informan pada pendekatan kualitatif , peneliti merupakan instrument utama
dalam pengumpulan data. Fokus penelitiannya ada pada persepsi dan
pengalaman informan dengan cara mereka memandang kehidupannya,
sehingga tujuannya bukan untuk memahami realita tunggal, tetapi realita
majemuk. Penelitian kualitatif memusatkan perhatian pada proses yang
berlangsung dan hasilnya. “Terkait dengan metode diskripsi Arikunto
(1996:291) mengungkapkan bahwa penelitian diskriptif tidak bermaksud
untuk menguji hipotesis tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang
variabel , gejala atau keadaan dengan cara data yang diperoleh disajikan
melalui ungkapan verbal yang dapat menggambarkan sebagai mana kondisi
yang sebenarnya.” Sependapat dengan Arikunto bahwa; “Penelitian
diskriptif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial
terhadap pertanyaan peneliti yang telah ditentukan sebelum para peneliti
terjun kelapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai
petunjuk arch atau guide dalam penelitian.” Darmadi (2011:34).
Dengan mengacu pada penjelasan yang telah dikemukakan di atas
maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
diskriptif. Peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang
dilakukan pada objek secara jelas dan sistematik.
2. Subjek penelitian
“Subjek yang akan diambil dalam penelitian biasanya disebut sebagai populasi. Jika jumlah populasi terlalu besar, maka peneliti dapat mengambil sebagian dari jumlah total. Sedangkan untuk jumlah populasi kecil, sebaiknya seluruh populasi digunakan sebagai sumber pengambilan data. Sebagian dari populasi yang terpilih untuk penelitian ini jumlahnya harus memenuhi syarat mewakili populasi yang ada.” Sukardi (2003:55).
Subjek penelitian ini adalah proses pembelajaran akidah tentang
menyebutkan rasul penerima kitab suci. Proses pembelajaran tersebut
mencakup siswa, guru dan lingkungan. Siswa Kelas 5 SDN Mayangan 6
Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan jumlah subjek penelitian 13 orang.
Proses pembelajaran aqidah tentang menyebutkan rasul penerima kitab suci
menarik karena, kitab suci tersebut berisi tentang ajaran-ajaran ketauhidan,
kemasyarakatan berakhlaq, berbangsa, dan bernegara.
3. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Mayangan 6 kelas 5 Kelurahan
Mayangan Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Sedangkan waktu
penelitian ini direncanakan satu bulan dimulai dari tanggal 1 Pebruari 2012
s/d 29 Pebruari 2012.
4. Setting penelitian
a. Penelitian dalam penentuan setting harus memperhatikan tiga unsur
dimensi sosial yaitu: tempat (lokasi), pelaku (subyek) dan kegiatan
(proses pembelajaran).
Dimensi tempat (lokasi) maksudnya bahwa penelitian tidak
pernah lepas dari tempat dimana berlangsungnya kejadian. Pelaku
(subjek) maksudnya bahwa dalam penelitian tersebut peneliti melakukan
pengamatan. Terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan subjek
penelitian secara berlangsungnya penelitian, sedangkan dimensi kegiatan
(proses pembelajaran) yaitu segala sesuatu yang dilakukan subjek
penelitian merupakan bagian-bagian dari data yang akan dikumpulkan,
setting dalam penelitian ini berlangsung di kelas V saat berlangsung
proses pembelajaran dan di lingkungan SDN Mayangan 6, Kelurahan
Mayangan, Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo.
b. Proses pembelajaran akidah tentang menyebutkan rasul penerima kitab
suci, dan lingkunagn yang terkait dengan proses pembelajaran akidah
tentang menyebutkan rasul penerima kitab suci.
5. Langkah-langkah PTK
“Menurut Sukardi (2003:212-213) Penelitian tindakan kelas secara garis besar, peneliti pada umumnya mengenal adanya empat langkah penting yaitu: pengembangan plan (perencanaan), act (tindakan), observe (pengamatan), dan reflect (perenungan), atau disingkat PAOR yang dilakukan secara intensif dan sistematik atas seseorang yang mengerjakan pekerjaan sehari-hari.”
“Sependapat dengan gagasan Sukardi adalah Darmadi (2011:246).”
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memnuhi beberapa prinsip
sebagai berikut:
a. Permasalahan atau topik yang harus memenuhi kreteria, yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta
dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
b. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan
tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
c. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak membosankan waktu, dana dan tenaga.
d. Metode yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah
dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat
terhadap penelitian dapat mengecak setiap hipotesisi dan
pembuktiannya.
e. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan
perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi
mnjadi tantangan sepanjang waktu. (Arikunto,2002:82-83)
Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
Gambar ...... Alur PTK
a. Penjelasan alur di atas adalah:
1) Perencanaan (planning)
Hal ini merupakan tahap pertama. Perencanaan Siklus 1; ini, Peneliti
menggunakan langkah-langkah: Guru membuat skenario
pembelajaran yang berisi tentang langkah-langkah kegiatan dalam
pembelajaran beserta bentuk kegiatan yang akan dilakukan dalam
proses pembelajaran. Sesuai dengan rencana pelaksanaan
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Rencana awal/rancangan
Rencana awal/rancangan
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Put
ara
n 1
Put
ara
n 2
Put
ara
n 3
pembelajaran KD; 2.2. Menyebutkan rasul penerima kitab suci. Dari
rumus ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2) Pelaksanaan (Acting )
Merupakan tahap kedua dalam siklus; 1. Adapun pelaksanaan PTK ini
dibagi : pembukaan, pelaksanaan, evaluasi.
Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 dilaksanakan sesuai dengan rencana
yaitu tindakan yang berlangsung pembelajaran pada pertemuan yang
ke 1. Bertempat di ruangan tempat kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan. Pelaksanana oleh guru Pendidikan Agama Islam.
Secara garis besar kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam
tahap- tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Perlu di
ingat dalam pelaksanaan ini guru harus mematuhi apa yang sudah
dirumuskan dalam perencanaan (planning) namun wajar dan tidak
dibuat-buat, nantinya akan terlihat kesingkrunan atau keterkaitan
antara perencanaan (planning) dengan pelaksanaan (Acting) dalam
pembahasan refleksi.
Kegiatan awal meliputi:
a) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan kesehatan dan pada
hari ini sebagai pembukaan dan pengantar, dilanjutkan dengan
pengarahan tentang tugas yang akan dikerjakan siswa.
b) Apersepsi, tanya jawab tentang kartu bertuliskan bentuk rasul
penerima kitab suci dan kitab suci Allah.
c) Pemberian informasi mengenai bahan dan alat yang digunakan,
prosedur kerja pembuatan skema maket disertai peragaan contoh
skema maket yang sudah jadi. Pemberian contoh ini dimaksdkan
agar siswa mempunyai gambaran tentang tugas yang akan
dikerjakan.
Kegiatan inti meliputi :
a) Pemberian tugas membuat skema maket yang meliputi :
Mempersiapkan alat dan bahan (sterofom, kertas karton, cuter,