Top Banner

of 66

proposal tesis inal.docx

Jul 05, 2018

Download

Documents

Ahsan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    1/66

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangNarkotika diperlukan oleh manusia untuk pengobatan sehingga

    untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pengobatan dan studi

    ilmiah diperlukan suatu produksi narkotika yang terus menerus untuk

    para penderita tersebut. Dalam dasar menimbang Undang-undang

    Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa

    narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang berman aat di

    bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan

    ilmu pengetahuan dan di sisi lain dapat pula menimbulkan

    ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau

    digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan

    saksama. Narkotika apabila dipergunakan se!ara tidak teratur

    menurut takaran"dosis akan dapat menimbulkan bahaya isik dan

    mental bagi yang menggunakannya serta dapat menimbulkan

    ketergantungan pada pengguna itu sendiri. #rtinya keinginan sangat

    kuat yang bersi at psikologis untuk mempergunakan obat tersebut

    se!ara terus menerus karena sebab-sebab emosional.$asalah penyalahgunaan narkotika ini bukan sa%a merupakan

    masalah yang per lu mendapat per hatian bagi negara &ndonesia'

    melainkan %uga bagi dunia &nter nasional. $emasuki abad ke-20

    perhatian dunia internasional terhadap masalah narkotika semakin

    meningkat' salah satu dapat dilihat melalui Single Convention on

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    2/66

    2

    Narcotic Drugs pada tahun 1961. Masalah ini menjadi begitu penting

    mengingat bahwa obat-obat (narkotika) itu adalah suatu *at yang

    dapat merusak isik dan mental yang bersangkutan' apabila

    penggunanya tanpa resep dokter.$asalah penyalahgunaan narkotika di &ndonesia' sekarang ini

    sudah sangat memprihatinkan. +al ini disebabkan beberapa hal

    antara lain karena &ndonesia yang terletak pada posisi di antara

    tiga benua dan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi' maka pengaruh globalisasi' arus transportasi yang sangat

    ma%u dan penggeseran nilai matrialistis dengan dinamika sasaran

    opini peredaran gelap. $asyarakat &ndonesia bahkan masyarakat

    dunia pada umumnya saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang

    sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian se!ara

    illegal berma!am , ma!am %enis narkotika. ekhawatir an ini semakin

    di perta%am akibat maraknya peredaran gelap narkotika yang

    telah merebak di segala lapisan masyarakat' termasuk di kalangan

    gener asi muda. +al ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan

    bangsa dan negara pada masa mendatang.

    Narkotika berpengaruh terhadap isik dan mental' apabila

    digunakan dengan dosis yang tepat dan dibawah pengawasan

    dokter anastesia atau dokter phsikiater dapat digunakan untuk

    kepentingan pengobatan atau penelitian sehingga berguna bagi

    kesehatan phisik dan ke%iwaan manusia. #dapun yang termasuk

    golongan narkotika adalah !andu dan komponen , komponennya

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    3/66

    3

    yang akti yaitu morphin' heroin' !odein' gan%a dan !o!oain' %uga

    hasish' shabu-shabu' koplo dan se%enisnya. ahaya

    penyalahgunaannya tidak hanya terbatas pada diri pe!andu'

    melainkan dapat membawa akibat lebih %auh lagi' yaitu gangguan

    terhadap tata kehidupan masyarakat yang bisa berdampak pada

    malapetaka runtuhnya suatu bangsa negara dan dunia. Negara

    yang tidak dapat menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran

    gelap narkotika akan diklaim sebagai sarang ke%ahatan ini. +al

    tersebut tentu sa%a menimbulkan dampak negati bagi !itra suatu

    negara. Untuk mengantisipasi masalah tersebut telah diadakan

    berbagai kegiatan yang bersi at internasional' termasuk kon erensi

    yang telah diadakan baik dibawah naungan /iga angsa- angsa

    maupun di bawah naungan eserikatan angsa , angsa./iga angsa , angsa pada tahun 1909 di hanghai' ina

    telah diselenggarakan persidangan yang membi!arakan !ara- !ara

    pengawasan perdagangan gelap obat bius' selan%utnya pada

    persidangan komisi opium (4pium ommision) telah dihasilkan

    traktat pertama mengenai pengawasan obat bius' yaitu on ensi &

    nternasional tentang 4pium ( &nternational 4pium Convention) di Den

    Haag Belanda pada tahun 191 .ertemuan antara para anggota erserikatan angsa , angsa

    di New 6ork' #merika erikat pada tanggal 30 $ar et 1971 telah

    dihasilkan on ensi Tunggal Narkotika 1971 ( ingle on ention

    Nar!oti! Drugs' 1971) dan telah diubah dengan tentang erubahan

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    4/66

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    5/66

    5

    seluruhnya untuk menun%ukkan bahaya narkoba pada waktu itu

    (1928). Undang , undang obat bius ini disempurnakan lagi dengan

    di undangkannya kedalam lembaran tambahan tanggal 22 & Nomor 7 tahun 1981' yang

    mengatur mengenai usaha-saha penanggulangan masalah-masalah

    sosial' diantaranya berkenaan dengan narkotika. Namun dalam

    pemberlakuannya terdapat kelemahan-kelemahan yang terletak pada

    dasar hukum pengaturan narkotika' sehingga instruksi residen

    tersebut tidak diber lakukan lagi sekaligus men!abut pember lakuan

    ;erdoo enden $iddelen 4rdonantie dan yang terakhir

    dikeluarkanlah Undang , undang nomor 35 tahun 2009 tentang

    narkotika.eredaran Narkotika yang ter%adi di &ndonesia sangat bertentangan

    dengan tu%uan pembangunan nasional &ndonesia untuk mewu%udkan

    manusia &ndonesia seutuhnya dan masyarakat &ndonesia

    seluruhnya yang adil' makmur' se%ahtera tertib dan damai

    berdasarkan an!asila dan Undang , Undang Dasar 19?5. Untuk

    mewu%udkan masyarakat &ndonesia yang se%ahtera tersebut perlu

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    6/66

    6

    peningkatan se!ara terus menerus usaha , usaha di bidang

    pengobatan dan pelayanan kesehatan termasuk ketersediaan

    narkotika sebagai obat' disamping untuk mengembangkan ilmu

    pengetahuan.$eskipun narkotika sangat berman aat dan diperlukan untuk

    pengobatan sesuai dengan standar pengobatan' terlebih %ika

    disertai dengan peredaran narkotika se!ara gelap akan

    menimbulkan akibat yang sangat merugikan perorangan maupun

    masyarakat khususnya generasi muda bahkan dapat menimbulkan

    bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan niali , nilai budaya

    bangsa yang pada akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan

    nasional.eningkatan pengendalian dan pengawasan sebagai upaya

    penanggulangan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

    peredaran gelap narkotika sangat diperlukan' karena ke%ahatan

    narkotika pada umumnya tidak dilakukan oleh perorangan se!ara

    berdiri sendiri' melainkan dilakukan se!ara bersama , sama yaitu

    ber upa %aringan yang dilakukan oleh sindikat clandestine yang

    terorganisasi se!ara mantap' rapi dan sangat rahasia. e%ahatan narkotika yang bersi at transnasional dilakukan

    dengan menggunakan modus operandi yang modern dan teknologi

    !anggih' termasuk pengamanan hasil , hasil ke%ahatan narkotika.

    erkembangan kualitas ke%ahatan narkotika tersebut sudah men%adi

    an!aman yang sangat serius bagi kehidupan umat manusia. eredaran

    obat terlarang narkotika masih tetap marak' bahkan akhir , akhir ini

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    7/66

    7

    ke%ahatan penyalahgunaan narkotika semakin meningkat yang

    tadinya hanya sebagai daerah transit bagi barang , barang terlarang

    tersebut' belakangan ini telah di%adikan daerah tu%uan operasi

    peredaran narkotika oleh %aringan pengedar narkotika internasional.$emperhatikan tindak pidana penyalahgunaan narkotika semakin

    hari semakin meningkat' menun%ukkan aplikasi Undang , undang

    Nomor 9 tahun 1987 belum dapat se!ara e ekti dalam mengatasi

    setiap tindak pidana narkotika' padahal pemerintah telah

    mengupayakan untuk mengantisipasi dengan membentuk dan

    memberlakukan Undang , undang yang bersi at khusus' karena

    kitab Undang , Undang +ukum idana ( U+ ) yang dimiliki tidak

    bisa men%angkau ke%ahatan tersebut oleh karena itu ketentuan pidana

    di dalam per Undang , undangan pidana khusus lebih interen dan

    lebih mendekati tu%uan re or masi di banding dengan yang ter !antum

    di dalam U+ yang telah kuno itu. 1 etidake ekti an Undang , undang nomor 9 tahun 1987'

    sebagai akibat dari pada tahap perumusan atau ormulasinya dari

    pembentuk Undang , undang ter sebut tidak %eli mengantisipasi

    perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu pengobatan dan

    akibat sampingan yang ditimbulkan sangat merugikan' serta

    menimbulkan bahaya bagi kehidupan serta nilai , nilai budaya.

    adahal dalam proses penegakan hukum dalam tahap kebi%akan

    legislati e " or mulati merupakan tahap yang paling strategis.

    1 #ndi +am*ah' 1998' istem idana dan emidanaan &ndonesia T. radnya

    aramita'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    8/66

    8

    elemahan kebi%akan legislati akan berdampak pada para

    penegak hukum' yaitu kesulitan mengaplikasikan atur an , aturan

    tersebut dalam menangani kasus , kasus tindak pidana narkotika.Undang-undang Nomor 22 Tahun 1998 tentang Narkotika

    memang sudah mengatur mengenai upaya pemberantasan

    terhadap tindak pidana Narkotika melalui an!aman pidana denda'

    pidana pen%ara' pidana seumur hidup' dan pidana mati dan mengatur

    mengenai peman aatan Narkotika untuk kepentingan pengobatan dan

    kesehatan serta mengatur tentang rehabilitasi medis dan sosial.

    Namun' dalam kenyataannya tindak pidana Narkotika di dalam

    masyarakat menun%ukkan ke!enderungan yang semakin meningkat

    baik se!ara kuantitati maupun kualitati dengan korban yang

    meluas' terutama di kalangan anak-anak' rema%a' dan generasi muda

    pada umumnya. 4leh sebab itu' Undang-undang ini di!abut dengan

    Undang , undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.eberapa materi baru dalam Undang , undang nomor 35 tahun

    2009 tentang Narkotika menun%ukkan adanya upaya-upaya dalam

    memberikan e ek psikologis kepada masyarakat agar tidak

    ter%erumus dalam tindak pidana narkotika telah ditetapkan an!aman

    pidana yang lebih berat' seperti pidana mati' seumur hidup dan

    pidana maksimal 20 tahun' mengingat tingkat bahaya yang

    ditimbulkan akibat penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika'

    sangat mengan!am ketahanan keamanan nasional. Namun sekarang

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    9/66

    9

    ini penerapan pidana mati masih men%adi pro kontra bagi para ilmuan

    hukum.agi yang kontra didasarkan pada alasan atau menyangkut +#$

    (+ak #sasi $anusia)' salah satunya ialah hak manusia untuk hidup hal

    ini didasarkan pada asal 2: # Undang-Undang Dasar 19?5 yang

    berbunyi @ etiap orang berhak untuk hidup serta berhak

    mempertahankan hidup dan kehidupannya@. eabsahan hukuman mati

    terus dipertanyakan. ini terkait dengan pandangan A Hu-um odrat B

    yang menyatakan bahwa hak untuk hidup adalah hak yang melekat

    pada setiap indi idu yang tidak dapat dirampas dan dikurang-kurang

    (non*deroga%le rights ) oleh siapapun' atas nama apapun dan dalam

    situasi apapun termasuk oleh negara' atas nama hukum atau dalam

    situasi darurat. ebagai hak yang dianugerahkan Tuhan' hak hidup

    tidak bisa diambil oleh manusia manapun meski atasnama Tuhan

    sekalipun. berangkat dari alasan inilah maka hukuman mati

    bertentangan dengan +ak #sasi $anusia.ebaliknya bagi yang pro berpendapat bahwa pen%atuhan hukuman

    mati tidak ada hubungannya dengan pelanggaran +ak #sasi $anusia

    (+#$). sebab segala bentuk hukuman pada dasarnya melanggar hak

    asasi orang. en%ara seumur hidup itu %uga merampas hak asasi'

    sebab pemidanaan di%atuhkan dengan melihat tindak pidana atau

    perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa. +ukuman mati dilakukan

    terhadap pelanggaran norma hukum yang mengan!am suatu

    perbuatan sehingga harus dihukum demikian. e!ara normati

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    10/66

    10

    hukuman mati diterapkan di negara-negara modern khususnya

    &ndonesia atas perbuatan-perbuatan yang berhubungan dengan

    sub ersi' makar' terorisme' pembunuhan beren!ana dan lain-lain.

    Dengan demikian pantaslah orang yang melakukan demikian di%atuhi

    hukuman mati. 4leh sebab itu penelitian ini dipilih dengan %udulC “ Analisis Eksistensi Penerapan Pidana Mati Terhadap Pelaku

    Tindak Pidana Narkotika Berdasarkan UU No. 3 Tahun !""# $

    B. %u&usan Masalah>umusan masalah merupakan salah satu bagian penting di dalam

    sebuah penelitian' sebab dengan adanya rumusan masalah akan

    memudahkan peneliti untuk melakukan pembahasan searah dengan

    tu%uan yang diterapkan' maka rumusan masalah dalam penelitian ini'

    sebagai berikut C1. agaimanakah eksistensi pidana mati terhadap pelaku tindak pidana

    narkotika menurut UU No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

    2. #pakah pen%atuhan pidana mati pada undang-undang Narkotika sesuai

    dengan tu%uan pemidanaan

    '. Tu(uan dan )eguaan Penelitian1. Tu%uan penulisan ini' yaitu untuk mengetahui bagaimana eksistensi

    penerapan pidana mati dalam sistem pidana indonesia dan

    se%auhmanakah e ekti itas penerapan pidana mati di indonesia.2. enelitian ini berguna sebagai upaya pengembangan &lmu +ukum

    idana khususnya mengenai istem emidanaan. Diharapkan

    penulisan ini memberi %awaban atas persoalan-persoalan pidana

    serta men%adi re erensi khusus bagi mahasiswa yang menggeluti

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    11/66

    11

    ilmu hukum pidana' mengingat perkembangan hukum yang

    mengalami banyak permasalahan dan membutuhkan suatu

    peme!ahan untuk men%elaskan semua itu' tentunya diperlukan

    suatu kontruksi pemikiran sehingga dapat meme!ahkan bersama.

    BAB IITIN*AUAN PU+TA)A

    A. Pengetian Pidana ulit untuk memberikan suatu batasan terhadap pengertian

    pidana. &ni disebabkan ruang lingkup pembahasan tentang pidana

    yang begitu luas' sehingga sampai saat ini tidak ada de inisi pidana

    yang bersi at konkrit dan diikuti sebagai de inisi yang diikuti oleh pakar-

    pakar hukum pidana. Ealaupun demikian pembatasan terhadap

    pengertian pidana tetap harus dilakukan karena setidaknya pengetian

    umum dari pidana tersebut dapat diketahui. arena itu setiap pakar

    hukum pidana memiliki pengertian sendiri-sendiri terhadap pidana

    tersebut. idana berasal dari kata stra" (belanda)' yang pada dasarnya

    dapat dikatan sebagai suatu penderitaan (nestapa) yang senga%a

    dikenakan"di%atuhkan kepada seseorang yang telah terbukti bersalah

    melakukan suatu tindak pidana. &stilah pidana %uga biasa dikaitkan

    dengan istilah hukuman karena pengertian stra" adalah hukuman.

    Tetapi walaupun demikian hukuman merupakan istilah umum yang

    bersi at kon ensional' dapat mempunyai arti yang luas dan berubah-

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    12/66

    12

    ubah karena istilah tersebut berkonotasi dengan bidang yang !ukup

    luas. edangkan pidana merupakan istilah yang lebih khusus 2. etidaknya pidana atau hukum pidana merupakan bagian dari

    hukum publik karena itu memuat" berisi ketentuan ketentuan tentang 3 C1. #turan hukum pidana dan (yang dikaitkan"berhubungan dengan)

    larangan melakukan perbuatan-perbuatan (akti "positi maupun

    pasi "negati ) tertentu yang disertai dengan an!aman berupa pidana

    (stra ) bagi yang melanggar larangan itu.2. yarat-syarat tertentu (kapankan) yang harus dipenuhi" harus ada

    bagi si pelanggar untuk dapat di%atuhkannya sanksi pidana yang

    dian!amkan pada larangan perbuatan yang dilanggarnya.3. Tindakan dan upaya-upaya yang boleh atau harus dilakukan

    negara melalui alat-alat perlengkapannya (misalnya

    polisi'%aksa'hakim)' terhadap yang disangka dan idakwa sebagai

    pelanggar hukum pidana dalam rangka usaha negara menentukan'

    men%atuhkan dan melaksanakan sanksi pidana terhadap dirinya'

    serta tindakan dan upaya-upaya yang boleh dan harus dilakukan

    oleh tersangka"terdakwa pelanggar hukum tersebut dalam usaha

    melindungi dan mempertahankan hak-haknya dari tindakan negara

    dalam upaya negara menegakkan hukum pidana tersebut.

    2 uparni' Niniek' 2008' Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Sistem Pidana danPemidanaan ' inar ra ika' a%a ra indo ersada'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    13/66

    13

    imons menabahkan pidana adalah kesemuanya perintah-

    perintah dan larangan-larangan yang diadakan oleh negara yang

    dian!am oleh suatu nestapa ( pidana ) barang siapa yang tidak

    menaatinya' kesemua aturan-aturan yang menentukan syarat-syarat

    bagi akibat hukum itu dan kesemuanya aturan-aturan untuk

    mengadakan (men%atuhi ) dan men%alankan pidana tersebut. ama

    halnya dengan udatro bahwa imons memberikan pengertian bahwa

    inti dari pidana adalah suatu nestapa ? . ama halnya dengan

    udarto bahwa pidana adalah nestapa yang diberikan oleh negara

    kepada seseorang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

    Undang-Undang (+ukum idana)' senga%a agar dirasakan sebagai

    nestapa 5. emberian nestapa tersebut diberikan kepada sipembuat

    ke%ahatan adalah untuk membuatnya %era dan sadar bahwa apa yang

    dilakukannya itu adalah sesuatu yang salah dan tidak dapat

    ditoleransi. elanggaran terhadap perundang-undangan akan

    membuat anda mendapatkan sanksi yang setimpal terhadap apa yang

    dia perbuat.

    +ampir sama dengan keduanya' ;an +ammel memberikan

    de inisi bahwa pidana merupakan suatu penderitaan yang bersi at

    khusus' yang telah di%atuhkan oleh kekuasaan yang berwenang untuk

    men%atuhkan pidana atas nama negara sebagai penanggung %awab

    4 $oel%atno' 200:' Asas-Asas Hukum Pidana ' >ineka ipta'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    14/66

    14

    dari ketertiban hukum umum bagi seorang pelanggar' yakni semata-

    mata karena orang tersebut telah melanggar suatu peraturan hukum

    yang harus ditegakkan oleh negara. sedangkan $uladi 7 memberikan

    de inisi terhadap pidana itu sendiri adalah penyerukan untuk tertib F

    pidana pada hakikatnya mempunyai dua tu%uan utama yakin

    mempengaruhi tingkah laku dan untuk menyelesaikan kon lik. enulis

    beranggapan bahwa muladi mengatakan seperti begitu karena

    seandainya idana itu tidak ada' dalam artian sanksi pidana maka

    setiap manusia dalam bertingkah laku akan tidak terkendali sehingga

    mudah mun!ul kon lik yang mengakinatkan perselisihan yang amat

    pana%an dan bias sa%a menimbulkan korban akibat hal tersebut.

    Dengan adanya pidana' masyarakat akan lebih terkontorol dan akan

    takut melakukan hal-hal yang melanggar dari hukum pidana tersebut.

    ebenarnya bahwa pada hakikatnya kalau kita melihat se!ara

    metode' bahwa hukum pidana tersebut terbagi dua' yaitu hukum

    pidana materill dan ormil. +ukum pidana materill berarti isi atau

    substansi hukum pidana itu sendiri. Disini pidana bermakna abstrak

    atau dalam keadaan diam. edangkan hukum pidana ormil adalah

    lebih bersi at nyata atau konkrit. iasanya hukum pidana ormil ini

    disebt dengan hukum a!ara pidana 8(#ndi +am*ah' 200: C 1-2)

    6 Ibid.

    7 #ndi +am*ah' 200: , Asas-Asas Hukum Pidana ' >ineka ipta'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    15/66

    15

    Terakhir' menurut hemat penulis'bahwa pidana itu mengandung

    beberapa unsur' yaitu

    1. engenaan penderitaan atau nestapa atau akibat-akibat lain yang

    tidak menyenangkan

    2. idana itu diberikan dengan senga%a oleh orang atau badan yang

    mempunyai kekuasaan (berwenang)

    3. idana itu dikenakan kepada orang yang telah melakukan tindak

    pidana menurut undang-undang.

    B. Tu(uan Pe&idanaan +ukum pidana merupakan bagian dari hukum publik /#u%lic 0echt)

    dimana tu%uan utamanya yaitu melindungi kepentingan-kepentingan

    masyarakat sebagai suatu kolekti itas dari perbuatan-perbuatan yang

    mengan!amnya atau bahkan merugikannya baik itu dating dari

    perseorangan maupun kelompok orang (suatu organisasi). erbagai

    kepentingan bersi at kemasyarakatan tersebut antara lain ialah

    ketentraman' ketenangan' dan ketertiban dalam kehidupan

    masyarakat. arena itulah hukum pidana harus tetap dipertahankansebagai salah satu sarana perlindungan masyarakat /social de"ence) .

    Dalam literature berbahasa inggris tu%uan pidana biasa disingkat

    dengan tiga > dan satu D. Tiga > itu ialah 0e"ormation ' 0estraint '

    0estri%ution ' sedangkan D ialah Deterrance yang terdiri atas individual

    detterance dan general deterrence (pen!egahan khusus dan

    pen!egahan umum). 0e"ormation berarti memperbaiki atau

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    16/66

    16

    merehabilitasi pen%ahat men%adi orang baik dan berguna bagi

    masyarakat. $asyarakat akan memperoleh keuntungan dan tiada

    seorang pun yang merugi %ika pen%ahat men%adi baik. >e ormasi perlu

    digabung dengan tu%uan yang lain seperti pen!egahan. 0estraint

    maksudnya mengasingkan pelanggar dari masyarakat. Dengan

    tersingkirnya pelanggar hukum dari masyarakat berarti masyarakat itu

    akan men%adi lebih aman. 0etri%ution ialah pembalasan terhadap

    pelanggar karena telah melakukan ke%ahatan. ekarang ini banyak

    dikritik sebagai sistem yang bersi at barbar dan tidak sesuai dengan

    masyarakat yang beradab. Detterance berarti men%era atau men!egah

    indi idual maupun orang lain yang potensial men%adi pen%ahat akan

    %era atau takut untuk melakukan ke%ahatan' melihat pidana yang

    di%atuhkan kepada terdakwa : . Tetapi dalam perkembangannya tu%uan pemidanaan melahirkan

    beberapa teori' yaitu (1) Teori absolut atau teori pembalasan

    / ergeldings theorien ) ' (2) Teori >elati atau Tu%uan / Doeltheorien ) '

    (3) Teori abungan / ereniginstheorien ) .a. Teori A-solut atau teori pe&-alasan ( Vergeldings t eorien !"

    Teori ini berdalih bahwa tu%uan dari pemidanaan adalah

    pembalasan.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    17/66

    17

    bahwa menurut teori ini' pidana di%atuhkan semata-mata karena orang

    yang telah melakukan suatu ke%ahatan atau tindak pidana. idana

    akibat mutlak yang harus ada sebagai suatu pembalasan kepada

    orang yang melakukan ke%ahatan. Dilan%utkan 10 teori pembalasan

    mengatakan bahwa pidana tidaklah bertu%uan untuk yang praktis'

    seperti memperbaiki pen%ahat. e%ahatan itu sendirilah yang

    mengandung unsur-unsur untuk di%atuhkan pidana. idana se!ara

    mutlak ada' karena dilakukan suatu ke%ahatan. Tidaklah perlu untuk

    memikirkan man aat men%atuhkan pidana itu. etiap ke%ahatan harus

    berakibat di%atuhkan pidana kepada pelanggar. 4leh karena itulah

    maka teori disebut teori absolut. idana merupakan tuntutan mutlak'

    bukan hanya sesuatu yang perlu di%atuhkan tetapi men%adi keharusan.

    +akikat suatu pidana adalah pembalasan. Dalam teori pembalasan

    atau absolut ini terbagi atas pembalasan seb%ukti dan pembalasan

    ob%ekti . embalasan sub%ekti ialah pembalasan terhadap apa yang

    telah di!iptakan oleh pelaku dari luar. husus untuk indonesia' karena U+ nya sampai sekarang

    belum mengalami re isi dan masih produk peninggalan belanda yaitu

    2et%oe- van stra"recht ternyata masih mengadopsi sanksi-sanksi yang

    berupa teori pembalasan' yaitu pada asal 10 U+ yang masih

    membenarkan pidana mati' walaupun kenyataannya belanda sendiri

    yang telah mere isi U+ nya telah menghapuskan pidana mati.

    10 "ndi Ha#$a!, op.ci ., !al. 31

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    18/66

    18

    kemudian an!aman idana mati masih diterapkan dibeberapa aturan

    yang berlaku diindonesia' seperti undang-undang teroris dan narkotika.-. Teori %elati atau Tu(uan ( Doelt eorien !

    Teori ini biasanya disebut sebagai teori melindungi masyarakat.

    arena tu%uan dari teori ini adalah pembinaan' yaitu bagaimana

    memperbaiki si pen%ahat. ada dasarnya manusia itu baik' tetapi ada

    sesuatu atau aktor eksternal yang mempengaruhi sehingga mereka

    berbuat demikian. $aka daripada itu sebenarnya ketika dilakukan

    pemidanaan kepada seseorang yang melakukan ke%ahatan' tu%uan

    utamanya adalah memperbaiki si pen%ahat agar tidak mengulangi

    perbuatannya lagi. 11men%elaskan bahwa menurut teori relati suatu

    ke%ahatan tidak mutlak harus diikuti dengan pidana. Untuk itu tidaklah

    !ukup adanya suatu ke%ahatan melainkan harus dipersoalkan pula

    man aat pidana bagi masyarakat maupun bagi terpidana itu sendiri.

    ehingga pemberian pidana tidak hanya dilihat dari masa lampau

    melainkan %uga kemasa depan. $emidana bukanlah untuk

    memuaskan tuntutan absolut dari keadilan. $emidana harus ada

    tu%uan lebih %auh daripada hanya men%atuhkan pidana sa%a' atau

    pidana bukanlah sekedar untuk pembalasan atau pengembalian sa%a'

    tetapi mempunyai tu%uan-tu%uan tertentu yang berman aat. ebenarnya dalam teori ini terdiri dari dua ma!am pen!egahan'

    yaitu pen!egahan umum /generale prventie) dan pen!egahan khusus

    /specialle preventie) . #ertama ' en!egahan umum itu itu ditunu%ukkan

    untuk menakut-nakuti seseorang agar tidak melakukan suatu

    11 Ibid, Hal. 17

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    19/66

    19

    ke%ahatan. en%ahat di%atuhkan pidana agar masyarakat tidak meniru

    dan melakukan perbuatan yang serupa dengan pen%ahat. ene!a 12

    dalam teorinya berpandangan supaya khalayak ramai men%adi takut

    untuk melakukan ke%ahatan' maka perlu dibuat pidana yang ganas

    dengan eksekusinya yang sangat ke%am dengan dilakukan dimuka

    umum agar setiap orang mengetahuinya. en%ahat yang dipidana itu

    di%adikan totonan agar banyak dan dari apa yang dilihatnya inilah yang

    membuat semua orang takut untuk berbuat serupa. Dan ini dahulu

    dilakukan dinegara-negara Gropa arat sebelum >e olusi eran!is

    (18:9-189?).

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    20/66

    20

    men%adi orang baik dalam bermasyarakat. ;an +amel dan ;on /ist* 13

    men%elaskan bahwa tu%uan dari pre ensi khusus adalah men!egah nat

    buruk pelaku ( dader ) bertu%uan men!egah pelanggar mengulangi

    perbuatan %ahat yang diren!anakannya.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    21/66

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    22/66

    22

    Dalam ayat 2 pasal ini dikatakan bahwa pemidanaan tidak

    dimaksudkan untuk menderitakan dan tidak diperkenankan

    merendahkan martabat manusia. Dengan demikian dapat dikatakan

    bahwa yang ter!antum dalam ran!angan U+ tersebut merupakan

    pen%abaran teori gabungan dalam arti luas. &a meliputi usaha pre ensi'

    koreksi' kedamaian dalam masyarakat dan pembebasan rasa bersalah

    pada terpidana.'. PIDANA MATI entuk pidana ini merupakan hukuman yang dilaksanakan dengan

    merampas %iwa seseorang yang melanggar ketentuan undang-undang.

    idana ini %uga merupakan hukuman tertua dan paling kontro ersial

    dari berbagai bentuk pidana lainnya. Tu%uan diadakan dan

    dilaksanakannya hukuman mati supaya masyarakat memperhatikan

    bahwa pemerintah tidak menghendaki adanya gangguan terhadap

    ketentaraman yang sangat ditakuti oleh umum. 18

    erdasarkan se%arah pidana mati bukanlah bentuk hukuman yang

    relati baru di &ndonesia. idana ini telah dikenal se%ak *aman

    kera%aan-kera%aan. +al ini dapat dibuktkan dengan memperhatikan

    %enis-%enis pidana menurut hukum adat atau huum para ra%a dahulu'

    umpamanya C

    a. men!uri dihukum potong tangan Fb. pidana mati dilakukan dengan %alan memotong-motong daging dari

    badan (sayab)' kepala ditumbuk (sroh)' dipenggal dan kemudiankepalanya ditusuk dengan gantar (tan%ir)' dan sebagainya. 1:

    17 &. "bdoel '(a#ali, Pengantar Hukum Indonesia (Edisi Revisi),

    &a(a)ali *er+, akar a, 2005, !l#. 187.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    23/66

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    24/66

    24

    Undang-undang nomor 5 Tahun 1979 yang menetapkan bahwa pidana

    mati di%alankan dengan !ara menembak mati terpidana. Dalam hal ini

    eksekusi harus dihadiri

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    25/66

    25

    demikian karena ke!endrungan yang ter%adi di negeri kita pelaksanaan

    eksekusi mati terhadap terpidana berlangsung dalam waktu yang relati

    lama. $aka di Negara ini seolah-olah sebagian besar terpidana mati

    men%alani dua bentuk hukuman sekaligus' yaitu dengan diawali pidana

    pen%ara terlebih dahulu' lalu barulah dilaksanakan pidana yang

    sesungguhnya di%atuhkan padanya yaitu pidana mati.

    ermasalahan ini menyebabkan semakin kompleksnya problematika

    pada pidana mati. ini topik pemberitaan seolah-olah bergeser

    menyangkut problematika penundaan eksekusi pidana mati. 19 4leh

    beberapa alasan yang penulis sebutkan tersebutlah suatu pro dan kontra

    terhadap eksistensi mengenai lembaga pidana mati.

    D. Pengertian Narkotika

    Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pengobatan'

    narkotika adalah *at yang sangat dibutuhkan. Untuk itu penggunaannya

    se!ara legal dibawah pengawasan dokter dan apoteker. Di &ndonesia

    se%ak adanya Undang-undang Narkotika' penggunaan resmi narkotika

    adalah untuk kepentingan pengobatan dan penelitian ilmiah' penggunaan

    narkotika tersebut di atas diatur dalam asal ? Undang-undang Narkotika

    19 ./. +a!e ap , Op !it , !l# 75.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    26/66

    26

    yang bunyinyaC ANarkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan

    pelayanan kesehatan dan atau pengembangan ilmu pengetahuanB.

    $enurut &kin #. hani A&stilah narkotika berasal dari kata narkon yang

    berasal dari bahasa 6unani' yang artinya beku dan kaku. Dalam ilmu

    kedokteran %uga dikenal istilah Nar!ose atau Nar!i!is yang berarti

    membiuskanB. 20

    oerd%ono Dir%osisworo mengatakan bahwa pengertian narkotikaC

    AHat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang

    menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. engaruh

    tersebut bisa berupa pembiusan' hilangnya rasa sakit' rangsangan

    semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. i at-si at

    tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertu%uan

    diman aatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang

    pembedahan' menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

    $enurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

    pasal 1 ayat 1 C BNarkotika adalah *at atau obat yang berasal dari

    tanaman atau bukan tanaman' baik sintetis maupun semisintetis' yang

    dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran' hilangnya

    rasa' mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri' dan dapat

    menimbulkan ketergantungan.B

    20 &kin #. hani dan #bu haru ' ahaya enyalahgunaan Narkotika danenanggulangannya' 6ayasan ina Taruna'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    27/66

    27

    alah satu persoalan besar yang tengah dihadapi bangsa

    &ndonesia' dan %uga bangsa-bangsa lainnya di dunia saat ini adalah

    seputar maraknya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya

    (narkoba)' yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. aat ini' %utaan

    orang telah ter%erumus ke dalam Ilembah hitamJ narkoba' ribuan nyawa

    telah melayang karena %eratan Ilingkaran setanJ bernama narkoba' telah

    banyak keluarga yang han!ur karenanya dan tidak sedikit pula generasi

    muda yang kehilangan masa depan karena perangkap ImakhlukJ yang

    disebut narkoba ini. ita tahu bahwa pondasi utama penyokong tegaknya

    bangsa ini dimulai dari keluarga' ketika keluarga han!ur' rapuh pula 21

    bangunan bangsa di negeri ini.

    ada pasal 1 angka 12 Undang-undang Narkotika' di%elaskan

    bahwa pe!andu adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan

    Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada Narkotika' baik

    se!ara isik maupun psikis. ementara pasal 1 angka 13 Undang-undang

    Narkotika' di%elaskan bahwa ketergantungan Narkotika adalah ge%ala

    dorongan untuk menggunakan Narkotika se!ara terus menerus' toleransi

    dan ge%ala putus Narkotika apabila penggunaan dihentikan. edangkan

    pasal 1 angka 1? Undang-undang Narkotika' di%elaskan bahwa

    penyalahguna adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa

    sepengetahuan dan pengawasan dokter. ebagaimana yang

    21 oed%ono Dir%osisworo' +ukum Narkotika &ndonesia' itra #ditya hakti'andung' 1990' hal. 3

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    28/66

    28

    diamanatkan dalam konsideran Undang-undang Narkotika' bahwa

    ketersediaan Narkotika %enis tertentu yang sangat dibutuhkan sebagai

    obat dimaksudkan untuk meningkatkan dera%at kesehatan masyarakat'

    namun di sisi lain mengingat dampak yang dapat ditimbulkan dan tingkat

    bahaya yang ada apabila digunakan tanpa pengawasan dokter se!ara

    tepat dan ketat maka harus dilakukan tindakan pen!egahan dan

    pemberantasan terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap

    Narkotika.

    $emahami pengertian penyalahguna yang diatur dalam pasal 1 angka 1?

    Undang-undang Narkotika' maka se!ara sistematis dapat diketahui

    tentang pengertian penyalahgunaan Narkotika' yaitu pengunaan Narkotika

    tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. engertian tersebut' %uga

    tersirat dari pendapat Dadang +awari' yang menyatakan bahwa an!aman

    dan bahaya pemakaian Narkotika se!ara terus-menerus dan tidak

    terawasi dan %ika tidak segera dilakukan pengobatan serta pen!egahan

    akan menimbulkan e ek ketergantungan baik isik maupun psikis yang

    sangat kuat terhadap pemakaianya' atas dasar hal tersebut' se!ara

    sederhana dapat disebutkan bahwa penyalahgunaan Narkotika adalah

    pola penggunaan Narkotika yang patologik sehingga mengakibatkan

    hambatan dalam ungsi sosial. 22 +ambatan ungsi sosial dapat berupa

    kegagalan untuk memenuhi tugasnya bagi keluarga atas teman-temannya

    22 Dadang +awari' enyalahgunaan Narkotika dan Hat #dikti ' alai enerbit = U&'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    29/66

    29

    akibat perilaku yang tidak wa%ar dan ekspresi perasaan agresi yang tidak

    wa%ar' dapat pula membawa akibat hukum karena ke!elakaan lalu lintas

    akibat mabuk atau tindak kriminal demi mendapatkan uang untuk membeli

    Narkotika. 23

    E. Pro )ontra Pidana Mati Di Indonesia

    idana mati merupakan bentuk hukuman yang se%ak ratusan tahun

    lalu telah menuai pro dan kontra. ro dan kontra tersebut tidak hanya

    ter%adi di &ndonesia' namun ter%adi hampir di seluruh Negara yang ada

    pada saat ini. etiap ahli hukum' akti is hak asasi manusia dan lain

    sebagainya selalu menyandarkan pendapat pro dan kontra pada lembaga

    pidana mati dengan alasan yang logis dan rasional.

    e!endrungan para ahli yang setu%u pidana mati tetap

    dipertahankan eksistensinya' umumnya didasarkan pada alasan

    kon ensional yaitu kebutuhan pidana mati sangat dibutuhkan guna

    menghilangkan orang-orang yang dianggap membahayakan kepentingan

    umum atau negara dan dirasa tidak dapat diperbaiki lagi' sedangkan

    mereka yang kontra terhadap pidana mati la*imnya men%adikan alasan

    pidana mati bertentangan dengan hak asasi manusia dan merupakan

    23 >omli #tmasasmita' roblem enakalan #nak-#nak >ema%a' #rmi!o' andung' 19:3'h. 7'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    30/66

    30

    bentuk pidana yang tidak dapat lagi diperbaiki apabila setelah eksekusi

    dilakukan diemukan kesalahan atas onis yang di%atuhkan hakim

    elan%utnya' penulis akan menguraikan berbagai -alasan dan para

    ahli yang pro (mendukung) maupun kontra terhadap pidana mati' serta

    pandangan penulis mengenai eksistensi lembaga pidana mati.

    #dapun beberapa ahli maupun tokoh yang mendukung eksistensi

    pidana mati ialah

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    31/66

    31

    ada kesempatan lain' uringa berpendapat pidana mati merupakan

    suatu bentuk hukuman yang sangat dibutuhkan dalam suatu masa

    tertentu terutama dalam hal transisi kekuasaan yang beralih dalam waktu

    yang singkat. enulis bergumen seperti itu didasarkan pendapat uringa

    yang menyatakan bahwa pidana mati adalah suatu alat pembersih radikal

    yang pada setiap masa re olusioner kita !epat dapat

    mempergunakanya. 27

    alah satu pakar hukum pidana dan tokoh pembaharuan hukum

    pidana nasional arda Nawawi #rie se!ara eksplisit dalam sebuah

    bukunya menyatakan bahwa pidana mati masih perlu dipertahankan

    dalam konteks pembaharuan U+ Nasional. +al ini dapat penulis

    gambarkan' melalui pendapatnya yang menyatakan C

    Abahwa walaupun dipertahankan pidana mati terutama didasarkansebagai upaya perlindungan masyarakat (%adi lebih menitikberatkanatau berorintasi pada kepentingan masyarakat)' namun dalampenerapannya diharapkan bersi at selekti ' hati-hati dan berorientasi

    %uga pada perlindungan"kepentingan indi idu (pelaku tindakpidana). 28

    +al yang disampaikan arda ini hampir senada dengan apa yang

    pernah disampaikan oleh seorang %enderal purnawirawan dan tokoh

    gere%a di &ndonesia yang pada dasarnya sepakat apabila lembaga pidana

    mati dihapuskan keberadaannya di &ndonesia' namun dengan

    26 I"id , !l#.27

    27 arda Na)a)i "rie , Op !it , !l# 89.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    32/66

    32

    pertimbangan lain ia %uga se!ara tegas menyatakan pidana mati masih

    harus dipertahnkan dikarenakan hukuman tersebut adalah alat untuk

    men%aga ketentraman masyarakat. +ukuman mati harus dibi!arakan dari

    segi kepentingan masyarakat. 2:

    ahkan $ar%ono >eksodiputro yang %uga seorang tokoh

    pembaharuan hukum pidana nasional mendukung keberadaan lembaga

    pidana mati dengan membantah hipotesa yang meragukan e ekti itas

    pidana mati melalui penndapatnya yang menyatakan hubungan an!aman

    hukuman mati dengan mengurangi ke%ahatan atau tindak ke%ahatan

    sangat hipotetical . urang bisa dibuktikan' tetapi bukan berarti bahwa

    tidak dapat mengurangi. 4rang yang mengatakan hapuskan hukuman

    matipun tidak dapat membuktikan bahwa pidana mati itu tidak e ekti . 29

    erdasarkan pendapat #ndi +am*ah dan #. umangelipu

    dinyatakan se!ara tegas pidana mati sama sekali tidaklah bertentangan

    dengan an!asila. +al ini tergambar dari bab empat ( idana $ati dalam

    an!asila) buku mereka yang ber%udul A idana mati di &ndonesia di $asa

    /alu' ini dan $asa DepanB yang menggambarkan se!ara terperin!i

    bahwa tidakaada di antara keseluruhan sila dalam an!asila yang

    bertentangan dengan keberadaan pidana mati di negra &ndonesia.

    28 ". Ha#$a! ". Su#an elipu, Op !it , !l# 35.

    29Herliad , / ek i i a+ Huku#an a i,! p !erliad .blo . riend+ er.co# e ek i i a+-!uku#an-#a i . 'iak+e+

    pada 2 ebruari 2013.

    http://herliady.blog.friendster.com/efektivitas-hukuman-mati/http://herliady.blog.friendster.com/efektivitas-hukuman-mati/

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    33/66

    33

    elan%utnya' inkonstitusioanal atau tidaknya pidana mati sebenarnya

    telah ter%awab dalam putusan $ahkamah onstitusi pada ermohonan

    engu%ian materil Undang-Undang Nomor 22 tahun 1998 Tentang

    Narkotika terhadap Undang-Undang Dasar 19?5 yang dia%ukan oleh

    empat terpidana mati kasus narkotika melalui kuasa hukumnya berkenaan

    dengan inkonstitusionalitas pidana mati yang termaktub di dalam Undang-

    Undang Nomor 22 tahun 1998 Tentang Narkotika. erdasarkan putusan

    $ahkamah onstitusi tersebut' se!ara tegas dinyatakan bahwa an!aman

    pidana mati pada Undang-Undang Nomor 22 tahun 1998 Tentang

    Narkotika tidaklah bertentangan dengan onstitusi. e!ara analogi dapat

    ditrik sebuah kesimpulan bahwa pidana mati bukanlah suatu tindakan

    inkonstitusional.

    Untuk memperkuat argumen di atas' maka alangkah baiknya penulis

    memperkuatnya dengan menya%ikan bunyi dari onklusi dari utusan

    $ahkamah onstitusi terhadap permohonan tersebut' yang menyatakan C

    etentuan asal :0 #yat (1) huru a' #yat (2) huru (a)' #yat (3) huru aF asal :1 #yat (3) huru (a)F asal :2 #yat (1) huru a' #yat 2(huru ) a dan #yat (3) huru a dalam UU Narkotika' sepan%ang yangmengenai an!aman pidana mati' tidak bertentatangan dengan asal2:# dan asal 2:& ayat (1) UUD 19?5. 30

    erdasarkan keterangan tersebut' sebenarnya dapatlah se!ara %elas

    bahwa pidana mati tidaklah bertentangan dengan onstitusi Negara kita

    30 *u u+an a!ka#a! on+ i u+i

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    34/66

    34

    dan masih layak dipertahankan keberadaannyanya dalam hukum pidana

    positi . +anya sa%a berdasarkan putusan tersebut pembaharuan hukum

    pidana yang berkaitan dengan pidana mati hendaknya untuk ke depan

    memperhatikan sungguh-sungguh hal sebagai berikut C

    a. pidana mati bukan lagi merupakan pidana pokok' melainkansebagai pidana yang bersi at khusus dan alternati F

    b. pidana mati dapat di%atuhkan dengan masa per!obaan selamasepuluh tahun yang apabila terpidana berkelakuan terpu%i dapat

    diubah dengan pen%ara seumur hidup atau selama 20 puluh tahunF!. pidana mati tidak dapat di%atuhkan terhadap anak-anak yang belum

    dewasaFd. eksekusi pidana mati terhadap perempuan hamil dan seorang yang

    sakit %iwa ditangguhkan sampai perempuanhamil tersebutmelahirkan dan terpidana mati yang sakit %iwa tersebut sembuh. 31

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    35/66

    35

    Demikian sebaliknya' para ahli dan tokoh yang kontra terhadap

    pidana mati pun tidaklah sedikit dan menyandarkan argumennya pada

    sebuah landasan berpikir yang ilmiah. eorang tokoh aliran klasik yang

    sangat terkenal karena ke okalannya menetang pidana mati ialah seorang

    berkebangsaan &talia yang bernama e!!aria. #lasan e!!aria

    menentang pidana mati ialah proses yang di%alankan dengan !ara yang

    amat buruk sekali 33 terhadap seseorang yang dituduh membunuh anaknya

    sendiri (beberapa waktu setelah eksekusi dapat dibuktikan bahwa putusan

    tersebut salah).

    etelah keharuman nama e!!aria tenggelam' maka mun!ullah

    nama-nama tokoh dan ahli yang menentang pidana mati. #dapun nama-

    nama tersebut adalah =erri' /eo olak' $odderman dan tokoh lainnya'

    sedangkan di &ndonesia tokoh yang sanat okal menentang pidana mati

    ialah >oeslan aleh'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    36/66

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    37/66

    37

    tiba-tiba kepergok dengan binatang buas demikian' daripadakepergok denagn pen%ahat pen%ahat yang dimaksudkan di atas. 37

    endapat ini sungguh kontras dengan yang ter%adi di &ndonesia'

    dikarenakan beberapa tahun setelah pendapat $odderman disepakati

    mengenai penghapusan pidana mati' di &ndonesia malah diberlakukan

    pidana mati. erdasarkan perbandingan hukum pidana dapat kita simak

    pendapat #ndi +am*ah' sebagaimana terurai berikut C

    Di dalam U+ &ndonesia ter!antum pidana mati' sedangklan dielanda se%ak tahun 1:80 sudah dihapus. #lasannya' ialah keadaan

    di &ndonesia berbeda dengan elanda' ribuan pulau-pulau' beranekaragam suku bangsa' tenaga kepolisian kurang men!ukupi' %adi perlupidana yang lebih berat. Dengan sendirinya pasal-pasal yangberkaitan dengan pidana mati seperti pasal 7 dan pasal 11(pelaksanaan pidana mati) terdapat dalam E & ( U+ ) tetapi tentu

    tidak ada dalam Ned. E . 38

    e!ara historis dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa ketidak

    konsistenan elanda dalam penolakan terhadap pidana mati

    sesungguhnya didasakan pada konsep tirani untuk mempertahankan

    kekuasaan di negeri %a%ahan &ndonesia.

    ebuah kisah yag menarik dalam kontro ersi pidana mati dapat %uga

    kita rasakan dari rasa pertobatan seorang terpidana mati. +al ini dapat

    36 ". Ha#$a! ". Su#an elipu, Op !it , !l#. 42

    37 "ndi Ha#$a!, Per"andingan Hukum Pidana %e"erapa &egara, Sinar

    ;ra

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    38/66

    38

    penulis perlihatkan melalui penggalan surat dari seorang terpidana mati

    tertanggal 3 ebruari 1978 berikut ini C

    Dear 'e " oo . So "orgive me "or this. M$ "are2ell letter %eing so%rie"& and 7 "ear incoherent. Do $ou remem%er the da$ $ou "irst sa2 me here& ho2 7 -ept repeating to $ou 87 am an atheist almost 2ith

    pride : But as 7 2atched $ou come here so o"ten& spending so mucho" $our time and giving so much $oursel" to the #ulau Senang %o$sand the rest o" us& e pecting and receiving nothing in return& 7 as-ed m$sel"& 34hat is the motivates this man such altruistic acts : 7s

    there reall$ a ;od as he so undou%tedl$ %elieves :5 But one da$ <1 th o" Decem%er 196+ < apparent reason 7 2as over 2h2lmed %$ desire to -neel do2n in pra$er and pour out m$ heart to ;od&surrendering m$ sel" to him and admitting to Him that revenge 2as inm$ heart. He listen and understood and as 7 got to -no2 Him %etter trought the succeeding da$s and 2ee-s& He told me that 7 should %ea%ove revenge and hate& that onl$ love and understanding should occup$ m$ thoughts and guide m$ action. !hro $oi 7 "ound Christ and thro him 7 shall "ind the -ingdom o" heaven. !ill then& "are thee 2ell.

    =ours in Christ& Sd" Sunny Ang")*

    e!ara %u%ur penulis sangat tersentuh dengan penggalan surat ini'

    namun patut diketahui Tuhan %uga men!iptakan suatu hukuman bagi

    umatnya yang berbuat salah dan begitu %ugalah hal ini ter%adi dalam

    realitas kehidupan bernegara. ila dibedah melalui pisau religius'

    sebenarnya keberadaan pidana mati di sini membawa sebuah anugerah

    kepada #ng' dengan hukuman tersebut mengenal Tuhan se!ara lebih

    dalam terlepaskan dari belenggu ateisme.

    38 Sa!e ap , Op !it , !l# 123 124.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    39/66

    39

    erkaitan dengan keberadaan pidana mati dalam korelasinya

    dengan an!asila' ahetapy memiliki pendapat yang berbeda dengan

    #ndi +am*ah dan #. umangelipu. ahetapy dalam skripsinya (telah

    dipublikasikan) men%elaskan 39 bahwa pidana mati bertentangan dengan

    norma dasar Negara ini yaitu an!asila. +al ini disandarkan pada pasal

    95 ayat (2)' walaupun pada saat itu telah didekritkan kembali pada UUD

    19?5 (namun patut diketahui bahwa UUD %uga dlahirkan dari an!asila).

    elain bersandarkan alasan tersebut' ahetapy %uga menyatakan bahwa

    pidana mati merupan warisan kolonial yang tidaklah pantas untuk

    dilan%utkan (sebagaimana diterangkan di atas).

    ada putusan $ahkamah onstitusi dalam ermohonan engu%ian

    materil Undang-Undang Nomor 22 tahun 1998 Tentang Narkotika

    terhadap Undang-Undang Dasar 19?5 yang menyatakan bahwa pidana

    mati tidaklah bertentangan dengan konstitusi terdapat empat pendapat

    berbeda ( dissenting opinion ) dari hakim konstituisi. +akim-hakim tersebut

    adalah +akim onstitusi +. +ar%ono' +akim onstitusi +. #!hmad

    >oestandi' +akim onstitusi +.$. /ai!a $ar*uki' dan +akim onstitusi

    $aruarar iahaan. Dalam hal ini penulis sedikit menyampaikan alasan

    +akim onstitusi $aruarar iahaan menolak adanya pidana mati. C

    agi hak untuk hidup' tidak terdapat petun%uk yang menyatakanpembatasan hak itu dapat dilakukan dengan menghilangkan hidupitu sendiri' meskipun diakui dan telah men%adi bagian dari hak asasiorang lain yang harus pula dihormati' hak untuk hidup boleh dibatasi

    39 Sa!e ap , Op !it , !l# 14.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    40/66

    40

    karena hukum membutuhuhkan keadilan untuk mengembalikankeseimbangan yang di!ederai oleh pelanggaran yang dilakukannyaberupa pembatasan ruang geraknya dengan ditempatkan dalamtempat khusus serta men%alani pembinaan-pembinaan tertentu yangdiwa%ibkan.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    41/66

    41

    mempertahankannya dalam hukum nasionalnya namun tak pernah lagi

    melaksanakannya dalam praktik.

    $enurut >oeslan aleh beberapa Negara yang tidak lagi

    mengan!amkan pidana mati pada U+ nasionalnya ialah C

    ortugal tahun 1:?7' Negara agian di #merika erikat tahun 1:?8'di an $arino tahun 1:?:' di ;ene*uela tahun 17?9' di >hode &sland(U #) tahun 1:52' di Eis!ounsin tahun 1:53' di Toskane tahun

    1:59' olumbia dan >umania tahun 1:7?' di Netherland tahun1:80' di osta >i!a tahun 1::0. di $aine tahun 1::8' di &talia tahun1:90' di ra*ilia tahun 1:91' di GLuador dan eru tahun tahun 1:95'di Norwegia tahun 1902' >usia tahun 1903' (sekarang pidana matiberlaku di Uni o iet)' di #ustria tahun 191:' di wedia tahun 1921'/ituania 1922' di New Heland tahun 1925' di Uruguay tahun 1927' di

    hili tahun 1930 dan Denmark tahun 1993. Tetapi ada di antara yangtersebut di atas yang memberlakukan lagi pidana mati sesuaidengan kebutuhan masyarakat. ?0

    ebagai !ontoh Negara elanda yang menghapuskan pidana mati

    pada ketentuan hukum pidananya masih men!antumkan pidana mati

    pada itab Undang-Undang +ukum idana $iliter Negara tersebut.

    +anya sa%a pen%atuhan hukuman tersebut hanya dapat dilakukan' apabila

    hakim berpendapat bahwa keamanan dari negara itu menghendakinya

    demikian (pasal 9). ?1 elain itu' Negara tetangganya elgia

    men!antumkan pidana mati di dalam U+ sipilnya' diamana ketentuan

    tersebut tidak pernah lagi dilaksanakan lagi dalam prakteknya.

    40 I"id , !l# 43.

    41 *."=. a#in an '. Si#on+, Op !it , !l# 392.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    42/66

    42

    ementara itu' masih ada 7: negara yang sampai kini masih

    konsisten mempertahnkan pidana mati pada ketentuan hukum pidana

    nasionalnya. Dimana &ndonesia adalah salah satu dari negara tersebut.

    Untuk menutup bab ini' penulis akan menguraikan pendapat pribadi

    mengenai pidana mati. ada dasarnya' penulis tidaklah sepakat dengan

    keberadaan pidana mati dalam konteks hukum pidana nasional ataupun

    se!ara global' namun se!ara rasional dengan memperhatikan kebutuhan

    pada saat ini maupun ke depan' penulis menyadari pidana mati masih

    dibutuhkan sebagai suatu alat untuk melindungi masyarakat. erlunya

    pidana mati dipertahankan menurut penulis berdasarkan tiga alasan.

    #ertama ' masalah keadilan dan kepastian hukum. #pabila pidana mati

    dihapuskan dan kemudian diadakan kembali dengan mengenyampingkan

    asas non retroa-ti" ' lebih patut dipertanyakan dimana keadilan yang

    seharusnya men%adi satu dalam bentuk kepastian hukum. &ni dikarenakan

    suatu keadaan ke depan tidaklah dapat diprediksi dan dita sirkan se!ara

    mutlak dengan mengadakan pengandaian-pengandaian yang apriori .

    $aka' lebih baik pidana mati tetap dipertahankan dengan !atatan hanya

    ditu%ukan kepada pelaku ke%ahatan yang luar biasa serius ( e traordinar$

    crime) .

    edua ' masalah kebudayaan. Tidaklah dapat disangkal bahwa

    Negara kita yang multi cultural ini mengenal pidana mati dalam berbagai

    peraturan adat semen%ak *aman kera%aan dahulu (sebelum terbentuknya

    Negara &ndonesia). Untuk memperkuat pendapat ini' maka penulis

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    43/66

    43

    menyandarkannya pada pendapat ;on a igny yang menyatakan hukum

    adalah bagian dari budaya masyarakat. +ukum tidak lahir dari suatu

    tindakan bebas ( ar%itrar$ act o" a legislator )' tetapi dibangun dan dapat

    ditemukan dalam %iwa masyarakat.

    etiga ' unsur religius. $emperhatikan norma dasar Negara kita yang

    memperlihatkan bahwa bangsa ini ialah bangsa yang !inta dan takut akan

    Tuhan yang berarti tidaklah dapat kita sangkal se!ara religius' agama

    mengakui hukuman sebagai akibat dari sebuah tingkah laku yang %ahat.

    ebagai !ontoh' &slam mengenal hukuman mati ( >ishas ) sebagai bentuk

    hukuman terhadap jarimah yang mutlak telah digariskan oleh #//#+ dan

    hanya dapat hapus apabila keluarga korban memberi maa dan barulah

    dapat diberlakukansema!am ganti rugi ( di$at ).

    erdasarkan ketiga alasan tersebut' penulis beranggapan bahwa

    nilai-nilai humanis yang berlebihanlah yang sebenarnya menyeret kita

    dalam penolakan terhadap pidana mati.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    44/66

    44

    ebi%akan penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan

    narkotika tidak bisa lepas dari tu%uan Negara untuk melindungi

    segenap bangsa &ndonesia dan untuk mema%ukan kese%ahteraan

    umum ber dasarkan an!asila dan Undang , undang Dasar

    19?5. ?2 ebagai warga Negara berkewa%iban untuk memberikan

    perhatian pelayanan pendidikan melalui pengembangan ilmu

    pengetahuan. Disisi lain per hatian pemerintah terhadap keamanan dan

    ketertiban masyarakat khususnya yang berdampak dari gangguan dan

    perbuatan pelaku tindak pidana narkotika.

    ebi%akan penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan

    narkotika merupakan kebi%akan hukum positi yang pada hakikatnya

    bukanlah semata , mata pelaksanaan Undang , undang yang dapat

    dilakukan se!ara yur idis normati dan sistematik' dogmatik. Di

    samping pendekatan yur idis normati ' kebi%akan hukum pidana %uga

    memer lukan pendekatan yuridis aktual yang dapat berupa

    pendekatan sosiologis' historis' bahkan memerlukan pula pendekatan

    komprehensi dari berbagai disiplin ilmu lainnya dan pendekatan

    integral dengan kebi%akan sosial dan pembangunan nasional pada

    umumnya. ?3

    42 arda Nawawi #rie ' 1997' ebi%akan /egislati Dalam enanggulangane%ahatan Dengan #idana #enjara& ?ND7# Semarang& hal 6*

    43 arda Nawawi #rie ' 2005' unga >ampaiebi%akan +ukum idana' T #ditya akti

    andung' hal 22

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    45/66

    45

    $asalah kebi%akan pidana merupakan salah satu bidang yang

    seyogyanya men%adi pusat perhatian kriminologi' karena kriminologi

    sebagai studi yang bertu%uan men!ar i dan menentukan aktor , aktor

    yang membawa timbulnya ke%ahatan , ke%ahatan dan pen%ahat. a%ian

    mengenai kebi%akan hukum pidana ( enal oli!y) yang termasuk

    salah satu bagian dari ilmu hukum pidana' erat kaitannya dengan

    pembahasan hukum pidana nasional yang merupakan salah satu

    masalah besar yang dihadapi bangsa &ndonesia. Dalam batas , batas

    yang dimungkinkan perlindungan terhadap hak,hak asasi warga

    masyarakat &ndonesia' terhadap beberapa prinsip yang terkandung

    dalam Undang-undang narkotika adalah C

    a) ahwa Undang-undang narkotika %uga dipergunakan untukmenegaskan ataupun menegakkan kembali nilai , nilai sosial dasar prilaku hidup masyarakat dalam negara kesatuan >epublik &ndonesiayang di%iwai oleh alsa ah Negara an!asila.

    b) ahwa Undang- undang narkotika merupakan satu-satunya produkhukum yang membentengi bagi pelaku tindak pidana narkotika se!arae ekti .

    !) Dalam menggunakan produk hukum lainnya' harus diusahakandengan sungguh , sungguh bahwa !aranya seminimal mungkin tidakmengganggu hak dan kewa%iban indi idu tanpa mengurangiperlindungan terhadap kepentingan masyarakat yang demokrasi danmodern. ??

    erdasarkan pada prinsip- prinsip yang terkandung dalam

    prinsip hukum' maka dapat dipahami bahwa apabila masih ada !ara lain

    44 $ard%ono >eks odiputra' 1995' embaharuan +ukum idana' usat elayanan

    dan #engendalian Hu-um /d@h Aem%aga r iminologi) ?7& a-arta& hal ,*

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    46/66

    46

    untuk mengendalikan sosial' maka penggunaan hukum pidana dapat

    di tiadakan' kebi%akan ini disebut sebagai kebi%akan Mnon-penal. alah

    satu %alur Anon penalB untuk mengatasi masalah , masalah sosial

    adalah lewat Akebi%akan sosialB (sosial poli!y). ebi%akan sosial pada

    dasar nya adalah kebi%akan atau upaya , upaya rasional untuk men!apai

    kese%ahteraan masyarakat' %adi identik dengan kebi%akan atau

    peren!anaan pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek

    yang !ukup luas dar i pembangunan.ebaliknya apabila !ara pengendalian lain ( o!ial , ontrol)'

    yaitu dengan !ara menggunakan A ebi%akan osialB ( o!ial , oli!y)

    tidak mampu mengatasi tindak pidana' maka %alan yang dipakai

    melalui kebi%akan A enalB ( ebi%akan +ukum idana) Dua masalah

    sentral dalam kebi%akan tindak pidana dengan menggunakan sarana

    penal (hukum pidana) adalah masalahC1. erbuatan apa yang seharusnya di%adikan tindak pidana' dan2. anksi apa yang sebaiknya di gunakan atau dikenakan kepada si

    pelanggar. ?5

    #nalisis terhadap 2 (dua) masalah sentr al ini tidak dapat di

    lepaskan dari konsepsi integral antara kebi%akan !riminal dengankebi%akan sosial atau kebi%akan pembangunan nasional. &ni berarti

    peme!ahan masalah , masalah di atas harus pula di arahkan

    untuk men!apai tu%uan , tu%uan tertentu dari kebi%akan sosial- politik

    pula kebi%akan dalam menangani 2 (dua) masalah sentral tersebut di

    45 &bid' hal 23-2?.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    47/66

    47

    atas' harus pula dilakukan dengan pendekatan yang berorientasi

    pada kebi%akan (poli!y oriented approa!h).

    ertolak dari pemahaman Akebi%akanB' istilah kebi%akan dalam

    tulisan ini diambil dar i istilah A oli!yB(& nggris) atau A oliti!B

    ( elanda). #tas dasar dari kedua istilah asing ini' maka istilah

    A ebi%akan +ukum idana dapat pula disebut dengan istilahB olitik

    +ukum idanaB. Dalam kepustakaan asing istilah C olitik +ukum

    ianaB ini sering di kenal dengan berbagai istilah antara lain A enal

    #olic$&5Criminal Aa2 #olic$5 atau 3Stra"reehtspolitie-5.

    ebi%akan enanggulangan e%ahatan atau yang biasa di kenal

    dengan istilah A olitik riminalB yang dapat meliputi ruang lingkup yang

    !ukup luas. $aksudnya alam upaya penanggulangan ke%ahatan dapat

    ditempuh dengan C

    a. enerapan hukum pidana ( riminal law appli!ation)b. en!egahan tanpa pidana ( re ention without punishment)!. $empengaruhi pandangan masyarakat mengenai ke%ahatan dan

    pemidanaan lewat media masa (in luen!ing iews o societ$ oncrime and punishment).

    ertolak dari keraguan atas e ekti itas sarana penal dari aplikasi

    Undang , undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika tersebut'

    perlu di!ermati e ekti itas hukum yang tidak dapat dilepaskan dari

    tipe-tipe penyelewengan tersebut merupakankategori se!ara teoritis

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    48/66

    48

    terhadap pelbagai %enis penyelewengan yang ter%adi dalam suatu

    masyarakat tertentu. ?7

    !. Teori E ekti itas Huku&

    Terkait dengan e ekti itas hukum yang dihubungkan dengan tipe ,

    tipe penyelewengan yang ter %adi dalam masyarakat' perlu di!ermati

    bahwa berlakunya hukum dapat dilihat dari berbagai per spekti '

    seperti perspekti iloso is' yur idis normati e dan sosiologis'

    perspekti iloso is' ber lakunya hukum %ika sesuai dengan !ita , !ita

    hukum. er spekti yur idis normati ' berlakunya hukum %ika sesuai

    dengan kaedah yang lebih tinggi (demikian teori Stu"en%au dari Hans

    elsen) atau ter%entu-n$a sesuai dengan cara < !ara yang ditetapkan

    (Demikian teori E-He ;en ergen).

    4iliam . Cham%liss dalam Soerjono Soe-anto& arti-el $ang ber%udul

    AG e!ti eness o /egal an!tionB di muat dalam Eis!onsun Aa2 0evie2

    Nomor ,& tahun 196 $ang telah mem%ahas masalah pokok mengenai

    hukuman. Tu%uannya adalah memperlihatkan sampai se%auh manakah

    sanksi , sanksi tersebut akan dapat membatasi ter %adinya ke%ahatan.

    embahasan masalah hukum' >oes!oe ound sebagaimana di kutip

    dalam 4t%e alman' sebagai salah satu tokoh dari aliran o!iologi!al

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    49/66

    49

    bukanlah suatu keadaan yang statis melainkan suatu proses' suatu

    pembentukan hukum. ?8

    $eneliti e ekti itas hukum' men%adi rele an meman aatkan teori aksi

    (a!tion theory). Teori aksi di perkenalkan oleh $aK Eeber kemudian

    di kebangkan oleh Tal!ot arson. $enurut teori aski perilaku adalah

    hasil suatu keputusan subyekti dar i pelaku atau a!tor. Dalam bukunya

    The tru!ture o o!ial #!tion. erson mengemukkan karakter istik

    tindakan sosial ( o!ial a!tion) sebagai berikut C

    1. #danya indi idu sebagai aktor2. #ktor di pandang sebagai pemburu tu%uan , tu%uan3. #ktor memilih !ara' alat dan teknik untuk men!apai tu%uan?. #ktor berhubungan dengan se%umlah kondisi , kondisi situasional

    yang membatasi tindakan dalam men!apai tu%uan. endala tersebutber upa situasi dan kondisi sebagian ada yang tidak dapat kendalikan

    oleh indi idu.5. #ktor berada di bawah kendala' norma -nor ma dan berbagai ide abstrak

    yang mempengaruhinya dalam memilih dan menentukan tu%uan.

    Teori aksi dar i $ aK Eeher dan arson' rele an dengan

    pendapat oer%ono oekanto tentang e ekti itas hukum' beliau

    menyatakan ada empat aktor yang menyebabkan seseorang

    berprilaku tertentu yaitu C1. $emperhatikan untung rugi2. $en%aga hubungan baik dengan sesamanya atau penguasa3. esuai dengan hati nuraninya dan?. #da tekanan , tekanan tertentu. ?:

    47 #mirudding dan Hainal #sikin' 200? engantar $etode enelitian +ukum T.>a%a ra indo ersada as%idi' 2001' Dasar-dasar =ilsa at dan Teori +ukum' itra

    #ditya akti' andung. hal. 8:

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    50/66

    50

    Di samping aktor , aktor tersebut di atas' e ekti itas

    berlakunya hukum %uga di pengaruhi oleh dimensi kaedah hukum'

    yaitu berdasarkan penyampaian hukum itu sendiri. $engenai hal ini ada

    beberapa dimensi yang men%adi indikator yaitu.

    - Dimensi pertama yaitu bahwa semakin langsung komunikasi tersebut'

    makin tepat pesan yang ingin di sampaikan kepada pihak- pihak

    tertentu. $isalnya apabila # memberikan perintah se!ara langsung

    kepada ' maka # dapat memer iksa langsung apakah pesannya diter

    ima dan di menger ti oleh atau tidak (pesan tersebut dapat diulangi

    dengan segera' apabila tidak memahaminya). uatu siaran radio'

    misalnya mempunyai beberapa keuntungan' oleh karena dapat di

    dengar oleh beribu-ribu pendengar yang bertempat di wilayah yang

    sangat luas. Namun pemberi pesan melalui radio tidak dapat

    mengawasi perilaku atau sikap pendengar- pendengarnya se!ara

    langsung dan pada saat itu %uga. omunikasi langsung harus dapat

    di lakukan dalam masyarakat-masyarakat ke!il yang mendasarkan pola

    interaksinya pada komunikasi tatap muka- Dimensi kedua men!akup r uang lingkup dari kaedah hukum tertentu'

    semakin luas ruang lingkup suatu kaedah hukum' semakin banyak

    warga masyarakat yang terkena kaidah hukum tersebut. uatu

    keputusan yang diambil oleh sekelompok orang lam suatu ruangan

    tertutup' akan dapat mempengaruhi bagian terbesar warga suatu

    masyarakat. +al ini %uga perlu diperhitungkan' sehingga pembentuk

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    51/66

    51

    hukum harus dapat memproyeksikan sar ana , sarana yang di perlukan'

    agar kaidah hukum yang dirumuskannya men!apai sarana dan benar ,

    benar di patuhi.- Dimensi ketiga adalah masalah dan rele ansi suatu kaidah hukum

    semakin khusus ruang lingkup suatu kaidah hukum' semakin e ekti

    kaidah hukum tersebut dari sudut komunikasi. #palagi apabila

    kekhususan tersebut di sertai dengan dasar , dasar rele ansinya

    bagi golongan , golongan ter tentu dalam masyarakat. Di dalam

    dimensi ini %uga dapat dimasukkan ke%elasan bahasa' baik yang tertulis

    dalam kaidah hukum tertulis maupun bahasa lisan.

    G ekti itas ber ungsinya hukum dalam masyarakat' erat

    kaitannya dengan kesadar an hukum dar i war ga masyarakat itu

    sendiri. &de tentang kesadaran warga , war ga masyarakat sebagai

    dasar sahnya hukum positi tertulis yang dapat ketahui dari a%aran , a%aran

    tentang >e!hysge ul atau >e!htsbewust*i%n' dimana intinya adalah

    tidak ada hukum yang mengikat warga - warga masyarakat ke!uali

    atas dasar kesadaran hukum. +al tersebut merupakan suatu aspek dari

    kesadaran hukum' aspek lainnya adalah bahwa kesadaran hukum sering

    kali di kaitkan dengan penataan hukum' pembentukan hukum' dan

    e ekti itas hukum. #spek , aspek ini erat kaitannya dengan

    anggapan bahwa C hukum itu tumbuh bersama , sama dengan

    tumbuhnya masyarakat' dan men%adi kuat bersamaan dengan kuatnya

    masyarakat' dan akhir nya berangsur , angsur lenyap manakala

    suatu bangsa kehilangan kepribadian nasionalnya.

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    52/66

    52

    3. Teori )esadaran Huku& dan )etaatan Huku&

    esadaran hukum' terkait dengan ketaatan hukum atau

    e ekti itas hukum' dalam arti kesadaran hukum menyangkut masalah

    apakah ketentuan hukum tersebut di patuhi atau tidak dalam

    masyarakat. #da beberapa aktor yang menyebabkan masyarakat

    mematuhi hukum' aktor- aktor tersebut adalah C

    1. omplian!e' di artikan sebagai suatu kepatuhan yang didasarkan

    pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindarkan diri

    dar i hukum atau sanksi yang mungkin di kenakan apabila seseorang

    melanggar ketentuan hukum. epatuhan ini sama sekali tidak di

    dasarkan pada suatu keyakinan pada tu%uan kaidah hukum yang

    bersangkutan dan lebih di dasar kan pada pengendalian dar i

    pemegang kekuasaan. ebagai akibat kepatuhan hukum akan ada

    apabila ada pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan kaidah ,

    kaidah hukum ter sebut.2. &denti i!ation' ter%adi apabila kepatuhan terhadap kaidah hukum ada

    bukan karena nilai instrinsiknya' akan tetapi agar keanggotaan kelompok

    tetap ter%aga serta ada hubungan baik dengan mereka yang diberi

    wewenang untuk menerapkan kaidah , kaidah hukum tersebut.

    Daya tarik untuk patuh adalah keuntungan yang diperoleh dar i

    hubungan , hubungan tersebut sehingga kepatuhan tergantung pada

    baik buruknya interaksi tadi.3. &nternati*ation' pada tahap ini seseorang mematuhi kaidah , kaidah

    hukum di karenakan se!ara instr insik kepatuhan tadi mempunyai

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    53/66

    53

    imbalan. & si kaidah , kaidah tersebut adalah sesuai dengan nilai ,

    nilai dir i pribadi yang bersangkutan atau oleh karena dia mengubah

    nilai , nilai yang semula di anutnya.?. epentingan , kepentingan para warga masyarakat ter%amin oleh wadah

    hukum yang ada. ?9

    etaatan atau kepatuhan masyar akat terhadap hukum akan di

    tentukan' bagaimana hukum itu ber operasi. epatuhan masyarakat

    terhadap suatu peraturan perundang,undangan' mereka menganggap

    bahwa hukum yang dibuat oleh lembaga pembentuk hukum sesuai

    dengan nilai , nilai yang hidup dalam masyarakat itu sendiri. #tau

    hukum yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

    ertolak dari pemahaman tersebut' erl uts!hinsky sebagaimana di

    kemukakan oleh >. 4t%e alman' kesadaran hukum masyarakat di

    pengaruhi oleh empat aktor yaitu C

    a. engetahuan terhadap hukum positi #dalah pengetahuan seseor ang

    mengenai beberapa perilaku tertentu yang diatur oleh hukum.

    engetahuan tersebut berkaitan dengan per ilaku yang dilarang ataupun

    yang diper bolehkan oleh hukum. engetahuan hukum positi erat

    kaitannya dengan asumsi' bahwa masyarakat dianggap mengetahui

    isi suatu peraturan manakala peraturan ter sebut telah di undangkan.b. engetahuan terhadap isi hukum adalah se%umlah in or masi yang dimiliki

    49 4t%e alman dan #nton =. usanto' 200?' Teori+ukum $engingat' $engumpulkan dan Mem%u-a

    em%ali. #! 0e"i-a Editama& Bandung& hal 1+, < 1+ .

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    54/66

    54

    seseorang mengenai isi peraturan dar i suatu hukum tertentu. Dengan

    kata lain pengetahuan hukum adalah C suatu pengertian terhadap isi dan

    tu%uan dar i suatu peraturan dalam suatu hukum tertentu' tertulis serta

    man aatnya bagi pihak , pihak yang kehidupannya di atur oleh peraturan

    tersebut.!. ikap hukum adalah suatu ke!endr ungan untuk menerima hukum

    karena adanya penghargaan terhadap hukum sebagai suatu berman aat

    atau menguntungkan %ika hukum itu di taati.d. ola perilaku hukum adalah merupakan hal utama dalam kesadaran

    hukum' karena dapat dilihat apakah suatu peraturan berlaku atau

    tidak dalam masyarakat.

    #pabila ke empat indikator kesadar an hukum tersebut di atas

    betul , betul ter laksana dalam masyarakat sesuai dengan harapan

    pemerintah serta tidak ada implikasinya' maka peraturan tersebut

    dapat dianggap e ekti .

    4. Teori +iste& Huku&

    Teori sistem hukum digunakan untuk membahas permasalahan

    mengenai hambatan-hambatan dalam upaya penanggulangan tindak

    pidana narkotika. Teori sistem hukum dikemukakan oleh /awren!e $. =r

    iedman. /awren!e $. =r iedman sebagaimana dikuti 4t%e Salman

    dan Enton F. Susanto& sistem hu-um meliputi G #ertama& struktur

    hukum (legal stru!ture)' yaitu bagian , bagian yang bergerak di

    dalam suatu mekanisme sistem atau asilitas yang ada dan disiapkan

    dalam sistem. $isalnya kepolisian' ke%aksaan' pengadilan. edua'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    55/66

    55

    ubstansi +ukum (/egal ubstan!e)' yaitu hasil aktual yang diter bitkan

    oleh sistem hukum' misal putusan hakim berdasarkan Undang ,

    undang. etiga' udaya +ukum (/egal Culture)& $aitu si-ap pu%li-

    atau nilai < nilai -omitmen moral dan kesadaran yang mendorong

    beker %anya sistem hukum' atau keseluruhan aktor yang menentukan

    bagaimana sistem hukum memperoleh tempat yang logis dalam

    kerangka budaya milik masyarakat. 50

    Dengan demikian untuk dapat beroperasinya hukum dengan

    baik' hukum itu merupakan satu kesatuan (sistem) yang dapat

    dipertegas sebagai berikut C

    - truktural men!akup wadah ataupun bentuk dari sistem tersebut yang'

    men!akup tatanan lembaga , lembaga hukum ormal'hubungan

    antar a lembaga , lembaga tersebut' hak ,hak dan kewa%iban,

    kewa%iban.- ubstansi men!akup isi norma , norma hukum serta perumusannya

    maupun !ara penegakannya yang berlaku bagi pelaksanaan hukum

    maupun pen!ar i keadilan.- ultur pada dasarnya men!akup nilai , nilai yang mendasari hukum

    yang berlaku' nilai , nilai yang merupakan konsepsi , konsepsi

    abstrak mengenai apa yang di anggap baik dan apa yang dianggap

    buruk. Nilai , nilai tersebut' la*imnya merupakan pasangan nilai ,

    nilai yang men!erminkan dua keadaan ekstrim yang harus di serasikan.

    50 &bid' hal 153'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    56/66

    56

    Terkait dengan sistem hukum tersebut' 4t%e alman

    mengatakan per lu ada suatu mekanisme pengintegrasian hukum'

    bahwa pembangunan hukum harus men!akup tiga aspek di atas'

    yang se!ara ilmuan ber %alan melalui langkah , langkah strategis'

    mulai dari peren!anaan pembuatan aturan (/egislation laning).

    roses pembuatannya (law making pro!!es)' sampai kepada

    penegakan hukum (law in or!ement) yang dibangun melalui

    kesadaran hukum (law awareness) masyarakat. 51

    &mplementasi penegakan hukum oer%ono oekanto %uga

    mengatakan ada beberapa aktor yang mempengaruhi berlakunya

    hukum. =aktor , aktor tersebut adalah sebagai berikut C

    1. =aktor hukumnya sendiri2. =aktor penegak hukum' yakni pihak , pihak yang membentuk

    maupun menerapkan hukum.3. =aktor sarana dan asilitas yang mendukung penegakkan hukum?. =aktor masyarakat' yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau

    diterapkan5. =aktor kebudayaan' yakni sebagai hasil karya' !ipta dan rasa yang

    didasarkan pada kar sa manusia di dalam pergaulan hidup. 52

    elima aktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya' oleh kar

    ena merupakan esensi dari penegak hukum' %uga merupakan tolok ukur

    dari pada e ekti itas penegakan hukum. erdasarkan dengan aktor ,

    51 &bid' hal 15?

    52 oer%ono oekanto' 200?' =aktor- aktor yang $empengaruhi enegakan

    +ukum' T >a%a ra indo ersada'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    57/66

    57

    aktor tersebut' unnar $yrdal sebagaimana di kutip oleh oer%ono

    oekanto' menulis sebagai o De elopment dimana hukum , hukum

    tertentu yang dibentuk dan diterapkan' ternyata tidak e ekti . e%ala ,

    ge%ala sema!am itu akan timbul. #pabila ada aktor , aktor tertentu

    men%adi halangan aktor- aktor tersebut dapat berasal dari pembentuk

    hukum' penegak hukum' para pen!ari keadilan (

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    58/66

    58

    interpretasi' sanksi dan kewenangan ini harus diselesaikan terlebih

    dahulu.

    0. )erangka Berpikir

    erangka berpikir atau kerangka teoritis (toriti!al ramework)

    atau kerangka konseptual ( !on!eptual ramework) yaitu kerangka ber

    pikir dari peneliti yang bersi at teoritis mengenai masalah yang

    akan diteliti' yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep

    atau ariable- ariable yang akan di teliti. erangka berpikir tersebut di

    landasi oleh teori , teori yang sudah di ru%uk sebelumnya.

    ertitik tolak dari landasan teori yang dia!u dalam pengka%ian

    permasalahan maka dapat di muat suatu kerangka berpikir atau

    kerangka teori atas dasar a!uan teori , teori yang telah di sebutkan

    atau diuraikan ersebut di atas' bahwa adanya Undang , undang

    Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika di maksudkan sebagai alat

    rekayasa (law as a tool o social engeneering) terhadap mas$ara-at

    7ndonesia $ang %uda$a hu-umn$a (legal !ulture) dalam kaitannya

    dengan penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika.

    #nalisis mengenai penerapan pidana mati terhadap terpidana

    narkotika sesuai Undang , undang Nomor 35 tahun 2009 tentang

    narkotika berdasarkan pada teori kebi%akan. Teori e ekti itas hukum'

    teori kepatuhan dan ketaatan hukum serta teori sistem hukum

    digunakan untuk mengetahui dan menganalisis e ekti itas penerapan

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    59/66

    59

    pidana mati terhadap terpidana narkoba dan apakah penerapan pidana

    mati sedah sesuai dengan tu%uan pemidanaan.. e!ara singkat dapat

    dia%ukan suatu kerangka berpikir sebagai berikut C

    Diagra& )erangka )onseptual

    Teori +ukum

    -Teori G ekti itas +ukum

    - Teori istem +ukum

    -Teori kepatuhan dan ketaatanhukum

    Dasar +ukum

    UUD N>& T#+UN 19?5

    Undang , Undang Nomor 35Tahun 2009 tentang Narkotika

    GNG># #N &D#N# $#T& TG>+#D#G/# U T&ND# &D#N# N#> 4T& # D&

    &ND4NG

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    60/66

    60

    BAB III

    MET5DE PENELITIAN

    A. Tipe Penelitianenelitian ini tergolong penelitian hukum normati . endekatan masalah

    yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan ( statute

    approach )' asas-asas hukum' teori-teori hukum' konsep-konsep hukum.endekatan yuridis ( juridical approach ) dalam penelitian ini adalah

    pendekatan masalah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku' sedangkan pendekatan masalah se!ara normatis ( normative

    approach ) adalah pendekatan masalah yang menelaah hukum dalam UU

    Tu%uan emidanaan

    - embalasan (Teori #bsolut)- embinaan (Teori >elati atau

    Tu%uan )- G ek # #N &D#N# $#T& D& &ND4NG

    urang G ekti Tidak G ekti G ekti

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    61/66

    61

    sehingga dapat ditarik kesimpulan yang bersi at logis' runtun dan

    sistematis.B. *enis dan +u&-er Bahan Huku&

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    62/66

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    63/66

    63

    DA1TA% PU+TA)A

    A. Buku

    #!hmad #li' 200:' +enguak 'ealitas Hukum 'am ai olom & Artikel Pili an Dalam Bidang Hukum ' en!ana $edia roup' a%a ra indo ersada' a%a ra indoersada' a%a ra indo ersada'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    64/66

    64

    hairul +uda'200:' Dari Tiada Pidana Tan a esala an menuju ke ada Tiada Pertanggungja/a%an Pidana Tan a esala an '

    en!ana renada $edia rub' o er' . de' 2000' !o Ser e & To Prote t A uan .ni ersal PenegakanHA+ ' >a%a ra indo ersada'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    65/66

    65

    holehuddin' 2003 , Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana ide Dasar Dou%le Tra k System & 2m lementasinya ' >a%a ra indo ersada'

  • 8/16/2019 proposal tesis inal.docx

    66/66

    66