BAGIAN IKM DAN IKKFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN
ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA SABLON
Disusun Oleh:Dian Wahyuni C11109348Nurie Shulfie Syadziwini
C11109271Khairunnisa C11109012
Pembimbing:dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT DANILMU KEDOTERAN KOMUNITASFAKULTAS KEDOKTERA
NUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMAKASSAR2014BAB IPENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3
merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan
dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja
sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan
para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan
kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas
kerjanya.1Keselamatan kerja dalam istilah sehari hari sering
disebut dengan safety, secara filosofi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia
pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan
diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.1Dalam melakukan suatu pekerjaan tentu saja harus
memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja.Keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai tukang sablon pada industri konveksi memang
merupakan salah satu aspek penting di lingkungan kerja.Setiap orang
yang bekerja sebagai tukang sablon pada industri konveksi
seharusnya memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Selain pekerjaan harus terselesaikan juga harus dapat menjamin
kesehatan dan keamanannya, dibutuhkan kesadaran tenaga kerjanya
dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja, dan melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengana prosedur yang ada.2Pelaksanaan keamanan
dan kesehatan kerja harus memenuhi sasaran yaitu untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, mencegah timbulnya penyakit akibat
kerja, mencegah/mengurangi kematian dan cacat tetap, pemeliharaan
terhadap peralatan kerja, dapat meningkatkan produktifitas kerja
sehingga tenaga kerja tidak harus memeras tenaganya, dapat menjamin
keadaan kempat kerja yang aman dan sehat, dapat memperlancar
kegiatan dan pekerjaan pada industri konveksi tersebut.2Sama halnya
dengan pekerjaan lain, usaha penyablonan memiliki berbagai
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini dapat disebabkan
karena kurangnya pengetahuan pekerja terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja itu sendiri.2Selain kemungkinan besar terjadinya
kecelakaan kerja pada penyablon, penyakit akibat kerja juga tidak
menutup kemungkinan dapat terjadi pada pekerja (penyablon) apalagi
pada usaha yang informal. Hal ini disebabkan karena pada biasanya
mereka bekerja dengan peralatan apa adanya tanpa memenuhi syarat
ergonomik alat tersebut serta jam kerja yang tidak menentu.2Tak
ubahnya usaha formal, usaha informal juga memerlukan pelayanan
kesehatan okupasi. Pelayanan kesehatan primer kedokteran okupasi
adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pekerja, baik
sebagai individu maupun komunitas pekerja pada tingkat
primer.1Penyablon pada industri rumah tangga merupakan sampel yang
dipilih, dimana kegiatan penyablon dalam melakukan usahanya
menghasilkan pakaian jadi mereka masih menggunakan tenaga manusia
dan peralatan tradisional.2Berdasarkan landasan diatas maka timbul
pemikiran dan keinginan untuk mensurvei kesehatan dan keselamatan
kerja pada sektor usaha informal yaitu usaha penyablonan.Selain itu
survai ini juga merupakan salah satu kewajiban untuk memenuhi tugas
mata kuliah K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
1.2. TUJUAN PENELITIAN1.2.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui tentang
aspek keselamatan dan kesehatan kerja penyablon pada industri
konveksi khusus faktor bahaya lingkungan kerja
1.2.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui faktor hazard yang
dialami penyablonb. Untuk mengetahui tentang alat kerja dan cara
kerja/proses yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan
penyablonc. Untuk mengetahui APD yang digunakan penyablond. Untuk
mengetahui ketersediaan obat P3K ditempat kerja penyablone. Untuk
mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai
peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus) f. Untuk
mengetahui resiko penyakit yang dapat muncul berhubungan dengan
pekerjaan penyablon.g. Untuk mengetahui prinsip pengontrolan benda
hazard
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAProgram
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang
dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel
di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan
penyakit di tempat kerja dengan mematuhi/taat pada hukum dan aturan
keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan
sikap menuju keselamatan di tempat kerja, program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja,
dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.1,2Keselamatan
kerja merupakan sebuah keniscayaan dalam dunia kerja hari
ini.Kondisi ini bukan hanya disebabkan oleh aturan atau regulasi
pemerintah dalam bidang ketenaga-kerjaan yang semakin ketat tapi
juga demi keberlanjutan bisnis dari perusahaan itu sendiri. Secara
umum, kesehatan dapat diartikan sebagai perlindungan terhadap tubuh
dan pikiran dari penyakit yang berasal dari material, proses dan
prosedur yang digunakan di tempat kerja. Sedangkan keselamatan
dapat definisikan sebagai perlindungan dari luka fisik. Batasan
antara kesehatan dan keselamatan sebuah kondisi yang dikenal dengan
sakit. Kedua kata ini sering digunakan secara bersama-sama untuk
mengindikasikan penampakan fisik dan kesehatan mental dari individu
di tempat kerja.1Dalam konteks yang sedikit berbeda, keselamatan
kerja dapat diartikan sebagai adalah merupakan segala sarana dan
upaya untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan kerja. Dalam hal
ini keselamatan yang dimaksud bertalian erat dengan mesin, alat
kerja dalam proses landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan keselamatan kerja adalah
melindungi keselamatan tenaga kerja didalam melaksanakan tugasnya,
melindungi keselamatan setiap orang yang berada di lokasi tempat
kerja dan melindungi keamanan peralatan serta sumber produksi agar
selalu dapat digunakan secara efisien.2Dessler (1992) mengatakan
bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja diselenggarakan
karena tiga alasan pokok, yaitu 3:1. Moral. Para pengusaha
menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja
pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan. Mereka melakukan
hal itu untuk memperingan penderitaan karyawan dan keluarganya yang
mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.2. Hukum. Dewasa
ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur
ikhwal keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman terhadap
pihak-pihak yang melanggar ditetapkan cukup berat. Berdasarkan
peraturan perundang-undangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda,
dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata bertanggungjawab
atas kecelakaan dan penyakit fatal. 3. Ekonomi. Adanya alasan
ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan dapat jadi cukup
tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja.
Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk member ganti rugi
kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.Schuler dan Jackson (1999) mengatakan, apabila perusahaan
dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan
baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut
3:1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja
yang hilang.2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang
lebih komitmen.3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.4.
Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih
rendah karena menurunnya pengajuan klaim.5. Fleksibilitas dan
adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan
ras kepemilikan.6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik
karena meningkatkan citra perusahaan.7. Perusahaan dapat
meningkatkan keuntungannya secara substansial.
2.2 FAKTOR HAZARD PADA PENYABLONHazard atau potensi bahaya
menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera
atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh
tenaga kerja atau instansi. Sedangkan kemungkinan potensi bahaya
menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik hazard maupun resiko
tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya
dilaksanakan dengan baik.3Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah
tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber
bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan,
halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang
berhubungan dengan tempat kerja tersebut.3Pada dasarnya, terdapat
ruang lingkup dalam penentuan bahaya atau hazard di tempat
kerja.Yakni mencakup pengenalan, evaluasi dan pengendalian .Didalam
usaha penyablonan terdapat faktor-faktor yang dapat mengganggu
keselamatan kerja. Faktor yang dapat menimbulkan resiko
diantaranya:41) Faktor FisikFaktor fisik antaranya kebisingan
akibat penggunaan mesin, temperature pada tempat kerja.2) Faktor
ErgonomikPosisi tubuh saat melakukan pekerjaan penyablonan dapat
mempengaruhi kesehatan, contohnya berdiri terlalu lama atau duduk
terlalu lama.3) Faktor PsikososialFaktor psikososial dapat terajadi
stress yang berat karena beban kerja, hubungan antar pekerja, jam
kerja.4) Faktor kimiaFaktor kimia yang terdapat pada usaha
penyablonan adalah dalam bentuk larutan yaitu tinta sablon.
2.3 ALAT DAN CARA KERJA 51. Peralatan Dalam Penyablonan Screen
(kain gasa terbuat dari polyster/nylon), ada banyak jenis screen,
untuk menyablon kaos/kain maka cocok menggunakan screen
berpori-pori kasar dengan type T48,T54,T61,T77,T90 (nilai screen
semakin besar maka kerapatannya semakin tinggi, biasanya pakai T54)
Rakel (alat sapu terbuat dari karet sintesis) harganya sekitar
1000-1500/cm, dapat dibeli di toko sablon Obat afdruk (cairan
kental/emulsion) untuk pemula biasanya menggunakan obat afdruk
jenis ulano (meskipun mahal) karena mudah untuk digunakan dan
sebelum menggunakan campur dengan sentitizer yang telah disediakan.
Mika/kuas cat/coater (alat pemoles obat afdruk) Bantalan Hitam
(buat sendiri, untuk mengepress film pada screen) Kaca dengan tebal
0.2-0.5mm Semprotan Air (pengembang gambar hasil afdruk) Tinta/cat
(khusus sablon) untuk kaos biasanya menggukanan pasta warna
(rubber), bewarna dasar putih kentar dan dapat dicampur pigment
untuk membuat cat dengan warna yang diinginkan.
2. Proses PengafdrukanProses pengafdrukan biasanya dilakukan
sebelum melakukan pencetakan, tujuannya adalah menciptakan bentuk
yang sesuai dengan yang kita inginkan diatas kain saring(screen).
Untuk menghasilkan cetak sablon yang baik maka diperlukan keahlian
dalam proses afdruk. Prosesnya yaitu : Bersihkan screen yang ingin
kita gunakan, meskipun baru screen berpotensi terkena debu yang
dapat mempengaruhi hasil afdrukan. Bersihkan dengan sabun
colek/krim dan kain perca lalu keringkan dengan matahari dengan
posisi screen berdiri, jangan dengan kipas karena bisa kena debu
lagi. Oleskan obat afdruk / stencil / photo emulsion screen
secukupnya ke dibagian belakang dan depan screen.Ratakan obat
tersebut menggunakan rakel / penggaris / coater / kuas cat, jangan
terlalu tebal/tipis. Dapat dikeringkan dengan hair dryer atau bisa
juga diangin-anginkan saja namun usahakan berada di tempat yang
tidak terlalu terekspos oleh cahaya. Setelah kering, siapkan film
sablon yang telah di buat dan rekatkan pada screen tersebut di
posisi yang di inginkan (biasanya di posisi center/tengah) Ada dua
pilihan dalam melakukan penyinaran / exposing, yaitu ; menggunakan
cahaya matahari ( bagus tetapi tidak stabil, karena tergantung dari
cahaya matahari ), atau dengan cahaya buatan ( bisa lampu neon /
lampu UV ). Tahapan ini memerlukan timing yang tepat, karena obat
afdruk bersifat peka cahaya, sehingga ia akan bereaksi sesuai
dengan intensitas cahaya yang diterimanya ( perhatian : tidak semua
obat afdruk yang tersedia di pasaran memerlukan waktu penyinaran
yang sama, sebaiknya anda tanyakan kepada toko penjual obat
tersebut mengenai waktu penyinaran yang tepat untuk obat yang anda
beli ). Urutan untuk penyinaran dengan matahari :
kaca,film,screen,bantal kain hitam (tekan bantalan hitam agar tidak
ada cahaya masuk lewat sela-sela yang mengakibatkan proses afdruk
gagal), dengan Lampu neon 2x40watt, urutannya sama tetapi tidak
menggunakan kaca karena sudah menggukanan meja afdruk. Setelah
proses penyinaran, maka image / bentuk yang anda inginkan akan
terlihat ( agak samar samar ) di atas screen yang telah diberi obat
afdruk tersebut. Segera siram dengan air bertekanan tinggi atau
benamkan dalam air untuk merontokkan obat tersebut. Idealnya
setelah anda menyiram atau membenamkan screen tersebut dalam air,
maka obat afdruk yang telah terekspos cahaya tersebut akan
merontokkan diri, sehingga membentuk image / bentuk yang anda
inginkan, namun terkadang karena waktu penyinaran yang kurang
tepat, maka bisa saja ada obat yang masih tertinggal, bila anda
menyiram dengan air bertekanan tinggi, biasanya obat ini akan
rontok sendiri pada akhirnya, namun bila masih tetap membandel, mau
tidak mau anda perlu mengulang proses ini dari awal. Setelah image
/ bentuk yang anda inginkan bersih sempurna dari gangguan obat yang
masih tersisa di screen, anda dapat mengeringkan screen tersebut,
atau mengoleskan obat penguat screen
3. Tahap Penyablonan Pinggiran gambar yang akan disablon
diplester agar cat tidak mengalir kemana-mana. Letakkan
pasta/rubber yang sudah dicampur pigment/warna yang diinginkan.
Sebelumnya gunakan alat papan triplex pada bagian dalam kaos agar
cat tidak tembus kebelakang. Gunakan rakel untuk menyapu cat. Lalu
keringkan kaos. Jika sudah selesai, sebaiknya screen langsung
dicuci dengan sabun krim tentu dengan kain perca sebagai sikatnya.
Walaupun menggukanan tinta berbasis air, apabila screen tidak
langsung dibersihkan akan sesulit membersihkan tinta berbasis
minyak.
2.4 PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENYABLONPerlindungan
tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat,
peralatan dan lingkungan kerja.Namun terkadang keadaan bahaya masih
belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat
pelindung diri (personal protective devices). Alat-alat demikian
harus memenuhi persayaratan:6 Enak dipakai Tidak mengganggu kerja
Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya.Alat
pelindung diri mencakup bagian kepala, mata, muka, tangan dan
jari-jari, kaki, alat pernafasan, telinga dantubuh.Para pekerja
yang beraktivitas dan melakukan pekerjaannya, tidak menggunakan APD
(alat pelindung diri) dalam bentuk apapun.Alat pelindung diri
diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi
terkena resiko dari bahaya. Pada bidang konveksi ini, APD yang
seharusnya digunakan yaitu:7a. KacamataDengan menggunakan kacamata,
para tukang sablon diharapkan dapat terlindung dari zat pewarna
yang digunakan pada proses pewarnaan pakaian yang dapat
mengakibatkan perih pada mata.b. Sarung tangan.Dengan menggunakan
sarung tangan, para tukang sablon dapat melindungi bagian tangan
dari benda tajam, resiko terbakar atau tersengat listrik, bahan
kimia, ataupun infeksi kulit.c. MaskerDengan pemakaian masker di
mulut dan hidung akan terlindung dari debu.d. Pakaian lengan
panjangMenggunakan pakain lengan panjang saat bekerja sangat
penting pada perlindungan diri yaitu dapat terlindung dari
penetrasi benda tajam (jarum jahit, gunting).
e. Alat pelindung kakiPada alat pelindung kaki biasa yang
digunakan ada pemakaian sepatu yang nyaman agar terhindar dari
lantai licin, lantai basah, benda tajam, dan benda jatuh.f. Kursi
yang dilengkapi dengan sandaranAgar sewaktu-waktu jika punggung
terasa lelah, dapat direfleksikan pada bantalan kursi
2.5 KETERSEDIAAN OBAT P3KKotak pertolongan pertama kecelakaan
(P3K) seharusnya wajib dimiliki di setiap tempat pekerjaan. Hal ini
sangat bermanfaat dalam keadaan darurat ataupun kecelakaan. Tujuan
dari P3K adalah untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian,
mencegah cacat yang lebih berat, dan menunjang penyembuhan.7
2.6 PEMERIKSAAN KESEHATANPengusaha harus mengadakan pemeriksaan
kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan berkala dan
pemeriksaan kesehatan khusus oleh dokter yang telah memiliki
sertifikasi.2,7Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dilakukan supaya
memastikan pekerja sehat secara fisik dan mental untuk melakukan
pekerjaannya serta tidak menderita penyakit menular yang dapat
mempengaruhi pekerja lain. Pemeriksaan sebelum bekerja meliputi
pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru dan
laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
2,7Pemeriksaan berkala dilakukan oleh dokter sekurang-kurangnya
setahun sekali. 2,7Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan oleh
dokter untuk pekerja tertentu yang melakukan pekerjaan dengan
resiko-resiko tertentu.Pemeriksaan kesehatan khusus juga dilakukan
kalau pekerja mengeluh tentang masalah kesehatan yang mereka
derita. 2,7
2.7 RESIKO PENYAKIT YANG DAPAT MUNCULBahan hazard dapat
menyebabkan gangguan kesehatan terhadap orang-orang di tempat
kerja. Gangguan tersebut dapat terjadi secara langsung dalam proses
kerja, yang dihasilkan oleh aktivitas kerja atau yang terjadi
secara alami. Cat jenis tertentu diduga mengandung beberapa zat
yang bersifat karsinogenik. Sebagian besar pajanan cat melalui
inhalasi walaupun dapat juga melalui kontak kulit atau oral.
Beberapa bahan dalam cat yang dapat menyebabkan kanker paru antara
lain timah, kromium, molybdenum, asbestos, arsenik, titanium dan
mineral oil (polycyclic aromatic hydrocarbon).8Arsen dan pewarna
cat yang mengandung metal seperti titanium oksida, kromium dan besi
saat ini jarang digunakan karena sejak tahun 1960 digunakan cat
dengan berbahan dasar air yang hanya sedikit mengandung pelarut dan
kurang berbahaya.8Isosianat sering diidentifikasi sebagai penyebab
asma kerja pada pekerja cat semprot yang dikenal sebaga
isocyanate-induced asthma. Prevalensi isocyanate-induced asthma
diperkirakan berkisar antara 5-15% dan sering dijumpai di negara
berkembang. Isosianat merupakan bahan utama cat semprot, selain itu
dapat juga dijumpai pada varnis, lem dan polyurethane.8Isosianat
merupakan bahan kimia reaktif yang dapat mengiritasi saluran napas
dan membran mukosa. Dahulu toluene diisocyanate (TDI) sering
digunakan dalam komponen cat semprot kendaraan bermotor; saat ini
digantikan oleh 1,6 hexamethylene diisocyanate (OCN(CH2)6NCO (HDI)
dan methylene diphenyl diisocyanate (MDI). HDI merupakan
diisosianat alifatik; HDI monomer sangat mudah menguap, sehingga
sebagian besar HDI dalam bentuk prepolimer.8Pajanan isosianat yang
tinggi dapat menyebabkan iritasi mata, sensitisasi dan inflamasi
kulit serta edema paru. Pada pekerja yang telah tersensitisasi oleh
isosianat, pajanan dosis kecil (kurang dari 1 ppb = parts per
billion) dapat menyebabkan asma yang dapat tetap diderita
bertahun-tahun setelah pajanan dihentikan. Tanda dan gejala yang
sering yaitu batuk dengan atau tanpa produksi sputum, sesak atau
rasa berat di dada, mengi, mengigil, malaise, nyeri otot, dan
gejala seperti flu (flu like symptoms) pada saat bekerja. Demam
disertai lekositosis dapat juga dijumpai pada asma kerja (5%). Pada
beberapa pasien dapat dijumpai gejala yang tidak khas seperti batuk
kronik atau bronkitis. Foto dada biasanya normal walaupun dapat
juga ditemukan infiltrat interstisial atau menyebar. Pada
pemeriksaan arus paksa ekspirasi serial (APE) didapatkan nilai APE
yang lebih rendah saat berada di lingkungan pekerjaan.8Isosianat
merupakan senyawa dengan berat molekul rendah (kurang dari 5000
dalton); mekanismenya sebagai penyebab asma belum jelas;
diperkirakan melalui mekanisme imunologi dan nonimunologi.
Mekanisme isocyanate-inducedasthma melalui non-IgE dependent karena
antibodi IgE (imunoglobulin E) yang spesifik terhadap protein
konjugat hanya sedikit dijumpai (10-30%).8Eosinofil jarang dijumpai
pada asma kerja; berhubungan dengan beratnya penyakit dan
peningkatan reversibilitas terhadap bronkodilator Hidrokarbon
adalah bahan kimia yang terdapat di dalam cat, lem, pelarut dan
bahan bakar (bensin); merupakan komponen organik yang terdiri atas
molekul karbon dan hidrogen; terbagi atas jenis hidrokarbon
aromatik dan alifatik.8Toksisitas hidrokarbon disebabkan karena
bahan ini mudah menguap (volatil) sehingga mempengaruhi organ
respirasi (paru); di samping itu dapat juga mempengaruhi sistem
saraf, jantung, ginjal, hati dan gastrointestinal. Hidrokarbon
volatil seperti bensen, toluen dan silen dapat memberikan sensasi
euforia dan halusinasi sehingga sering disalahgunakan (abuse).
Sejak dua dekade terakhir terjadi peningkatan penyalahgunaan cat
semprot yang mengandung hidrokarbon pada remaja dengan sosial
ekonomi rendah karena murah dan mudah didapat.8Teknik inhalasi
melalui hidung, mulut atau cat disemprotkan ke kantong kemudian
dihirup. Cat semprot yang disukai adalah cat semprot warna metalik
karena mengandung toluene konsentrasi tinggi.8Sikap tubuh dalam
pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran, dan tata
letak peralatan, penempatan alat petunjuk, cara memperlakukan
peralatan seperti macam gerak, arah, dan kekuatan.6Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam
melakukan pekerjaan, yaitu semua pekerjaan hendaknya dilakukan
dalam sikap duduk atau berdiri secara bergantian. Lalu semua sikap
tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak
memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil.
Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membebani
melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot yang sedang tidak
dipakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian
tubuh (paha). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
gangguan sirkulasi darah dan sensibilitas pada paha, mencegah
keluhan kesemutan yang dapat mengganggu aktivitas. 6Pada posisi
duduk, berat badan seseorang secara parsial ditopang oleh tempat
duduk tetapi konsumsi energi dan ketegangan saat posisi duduk lebih
tinggi bila dibandingkan dengan posisi berbaring karena tangan bisa
bergerak bebas tapi ruang gerak sangat terbatas oleh luas tempat
duduk.6Beberapa penyebab kelelahan pada industri adalah intensitas
dan lamanya kerja fisik atau mental, lingkungan (iklim,
pencahayaan, dan kebisingan), irama circardian, masalah psikis
(seperti tanggung jawab, pikiran dan konflik), penyakit yang
dialami dan nutrisi. Gejala kelelahan yang penting perasaan letih,
mengantuk, pusing, dan tidak enak dalam bekerja. Gejala kelelahan
lainnya adalah semakin lamban dalam berpikir, menurunnya
kewaspadaan, persepsi yang lemah dan lambat, tidak semangat
bekerja, penurunan kinerja tubuh dan mental. Apabila kelelahan
tidak disembuhkan, suatu saat akan menjadi kelelahan kronis yang
menyebabkan meningkatnya ketidakstabilan psikis, depresi, tidak
semangat dalam bekerja, dan meningkatnya kecenderungan sakit.6
BAB IIIMETODOLOGI
3.1. BAHAN DAN CARA3.1.1. Peralatan yang diperlukanPeralatan
yang diperlukan untuk melakukan walk through survey (survey
jalansepintas) dalam rangka untuk survey kesehatan dan kedokteran
kerja pada tukang sablon di industri konveksi, diantaranya: a. Alat
tulis menulisBerfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey
jalan sepintas.b. KameraBerfungsi sebagai alat untuk memotret
keadaan-keadaan yang terdapat pada industri konveksi.c. Check
listBerfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai
survey jalan sepintas yang dilakukan.3.1.2. Cara PemantauanKami
merencanakan untuk memantau dan mengidentifikasi faktor yang
berhubungan dengan penyakit akibat kerja pada industri konveksi.
Pemantauan ini dilakukan dengan metode walk through survey dengan
menggunakan kuesioner dan check list.
3.2. LOKASILokasi survey kesehatan dan kedokteran kerja yang
dijalankan adalah pada industri konveksi.
3.3. BIAYABiaya yang digunakan pada survey ini adalah
swadaya.
3.4. JADWALWaktu pelaksanaan survey ini dilaksanakan pada
tanggal 29 September 2014 s/d 01 Oktober 2014.JADWAL
KEGIATANNOTanggalKegiatan
1.29 September 2014Melapor ke bagian K3 RS Ibnu SinaPengarahan
kegiatan
2.29 September 2014Pembuatan proposal
3.30 September 2014Walk Through Survey
4.30 September 2014Pembuatan laporan Walk Through Survey
5.01 Oktober 2014Presentasi laporan Walk Through Survey
DAFTAR PUSTAKA
1. Hughes, Phill, Ed Ferret. Introduction to Health and Safety
at Work, 5th edition. Oxford and Massachusets: Elsevier, 2011.2.
Musoffan, Wildan. Analisa Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam Upaya Identifikasi Potensi Bahaya. Jakarta: Universitas
Gunadarma, 2007.3. Sakinah, Rifah. Penilaian Resiko Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Di Industri Informal (Konveksi).
http://k3kesmasauinalauddin.com/2012/04/k3-rifah-sakinah.html,
diakses pada 29 September 20144. Leaflet dari Asosiasi Hiperkes
& Keselamatan Kerja Indonesia, dalam PROGRAM PELATIHAN &
SERTIFIKASI HIGIENIS INDUSTRI MUDA (HIMU). Jakarta. 2010.5. Iman,
Fajar. Cara Penyablonan.
http://nyablonbaju.blogspot.com/2012/10/tahap-penyablonan.html,
diakses pada 29 September 20146. Ibrahim Jati Kusuma.Pelaksanaan
Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan Pt. Bitratex
Industries Semarang. http://eprints.undip.ac.id/26498/2/Jurnal.pdf,
diakses pada 29 September 20147. Putri, DRO. Penerapan K3 pada
Industri Konveksi.
http://k3tium.wordpress.com/2012/11/14/makalah-observasi-k3-di-konveksi-busana/html,
diakses pada 29 September 20148. Azhar, Rofa Y. Proses pembuatan
cat dan bahaya yang ditimbulkannya.
http://www.rofayuliaazhar.com/2012/06/artikel-proses-pembuatan-cat-dan-bahaya.html,
diakses pada 29 September 2014 9. Soleman, A. Pedoman Keselamatan
Kerja pada Industri Konveksi. Ambon: Universitas
Pattimura.2011.
CHECKLIST ASPEK K3 PADA TUKANG SABLON
A. HAZARD UMUM PADA TUKANG SABLONNOCHECKLISTADATIDAK
1Faktor fisik a. KebisinganSumber: kendaraanb. Getaranc.
Tekanand. Temperature. Radiasif. Iklim/cuaca
NOCHECKLIST
2Faktor kimia Jenis bahan: cairanNama bahan :Sablon baju Pewarna
tekstil PastaSablon Kertas Ulano M3 (Cairan) Soda api Tinta
Minyak
3.Faktor ergonomicPosisi tubuh saat bekerjaCara kerjaAlat kerja
Ketata rumahtanggaan
NOCHECKLISTADATIDAK
4.Faktor biologia. Sumber :b. Penyebab : 1. Bakteri2. Virus3.
Jamur4. Lain-lain
NOCHECKLIST
5.Faktor psikososiala. Jadwal kerjab. Hubungan interpersonalc.
Beban kerjad. Kemampuane. Gajif. Lain-lain
B. ALAT KERJA YANG DIPAKAI TUKANG SABLON SELAMA
BEKERJANOCHECKLIST
1.Nama alat dan kegunaaan : Rakel berfungsi untuk menekan tinta
ke kaos Meja sablon Screen berfungsi sebagai wadah untuk huruf Hair
Dryer berfungsi untuk mengeringkan kaos
C. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIPAKAI TUKANG SABLON SELAMA
BEKERJANOCHECKLISTADATIDAK
1.Masker
2,Penutup kepala
3. Sepatu boot
4.Goggle
5.Celemek
6.Sarung tangan
D. PEMERIKSAAN KESEHATAN NO.CHECKLISTADATIDAK
1.a. Pemeriksaan kesehatanb. Bukti hasil laboratoriumc.
Pemeriksaan kesehatan awald. Pemeriksaan kesehatan berkalae.
Pemeriksaan kesehatan khusus
E. KELUHAN KESEHATANNOPERTANYAANADATIDAK
1Apakah anda keluhan kesehatan1. Kulit2. Pernapasan
2Apakah mendapat izin kunjungan klinik atau balai pengobatan
3Jenis keluhan atau sakit yang paling sering
F. INFORMASI TENTANG PENGETAHUAN DAN PENYULUHAN YANG PERNAH
DIDAPATKAN MENGENAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJANOPERTANYAANADATIDAK
1Apakah pernah mengikuti penyuluhan kesehatan dan keselamatan
kerja
2Apakah pernah mendapat perlatihan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja
3Apakah ada pemantauan hazard
4Apakah ada rambu-rambu bahaya (APAR, alarm kebakaran) :a.
Apakah ada Alat Pemadam Api Ringan :b. Letak APAR : Tidak
strategisc. Cara penggunaan Alat Pemadam Api Ringand. Apakah ada
alarm apabila terjadi kebakaran
5Apakah ada rambu-rambu evakuasi, dan area berkumpul.
F. INFORMASI TENTANG KOTAK P3KNOPERTANYAANADATIDAK
1Apakah terdapat kotak P3K
2Apakah pekerja tahu isi isi kotak p3k
3Apakah pekerja tahu kepentingan kotak P3K