Top Banner

of 27

Proposal Skripsi Metode Six Sigma Dan Ka

Mar 09, 2016

Download

Documents

Mustofa Choir

rqewr
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

I. Judul Tugas AkhirAnalisa Desain Tata letak pabrik fasilitas di Perusahaan Kecap KHARISMA PRIMA ABADI, PT II. PendahulanA. Latar belakang MasalahDefinisi Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya digambarakan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mecapai tujuan secara ekonomis dan aman (Apple, 1990, p2)Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi, dan semua peralatan yang digunakan dalam proses operasi. Salah satu tujuan dari perancangan tata letak fasilitas produksi adalah penggunaan ruangan yang lebih efektif. Penggunaan ruangan akan efektif jika mesin-mesin atau fasilitas pabrik lainnya disusun atau diatur sedemikian rupa dengan mempertimbangkan jarak minimal antar mesin atau fasilitas produksi, dan aliran perpindahan material. Tata letak fasilitas produksi yang baik sangat berperan dalam kegiatan proses produksi karena berpengaruh langsung kepada kelancaran jalannya proses produksi, dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dapat memberikan kenyamanan dan keleluasaan gerak kepada para pekerja.Perusahaan Kecap KHARISMA PRIMA ABADI, PT merupakan suatu perusahaan skala menengah yang bergerak di bidang industri makanan yaiutu pembuatan produk kecap yang berada di jalan kebon agung sleman yogjakarta.Kekurangan dari tata letak pabrik yang sekarang adalah pengaturan tata letak tiap stasiun kerja yang belum sesuai, karena belum memperhitungkan derajat tingkat kedekatan antar stasiun kerja. Hal ini terlihat pada stasiun pembubutan dan stasiun kerja pencetakan yang ditempatkan berjauhan padahal langkah proses operasi tersebut berurutan. Luas area kerja tidak standar, perbandingan luas area stasiun 4:1 dari luas mesin ( Sritomo, 1996 ) sehingga mengganggu keleluasaan gerak dan kenyamanan pekerja. Untuk itu dibutuhkan perencanaan tata letak fasilitas yang baik untuk memperpendek jarak antar stasiun produksi tanpa mengabaikan faktor kenyamanan pekerja. Apabila masalah itu dapat terpenuhi maka biaya material handling dapat diminimalisasikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan permasalahannya adalah Bagaimana merancang ulang tata letak fasilitas produksi pada Pabrik Kecap KHARISMA PRIMA ABADI, PT untuk memperbaiki tata letak fasilitas produksi awal sehingga dapat meminimalkan material handling ".

C. Batasan

Agar lebih fokus dalam melakukan penelitian Tugas Akhir ini, makadilakukan pembatasan pokok permasalahan, yaitu :1. Perancangan tata letak hanya dilakukan di bagian fasilitas produksi.2. Tidak ada penambahan / perubahan fasilitas - fasilitas produksi yang sudah ada selama penelitian3. Tidak melakukan perubahan sistem produksi maupun urutan proses produksi dari perusahaan yang sudah ada.4. Biaya yang akan dibahas hanya biaya operasional dari material handling.5. Menggunakan 1 jenis produk acuan yaitu produk yang sering diproduksi dengan jumlah permintaan yang terbesar dalam tiap bulan. 6. Jarak perpindahan dihitung dalam skala meter.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Merancang ulang tata letak fasilitas produksi Kerajinan Alumunium KHARISMA PRIMA ABADI, PT Yogyakarta sehingga dapat meminimalkan biaya Material Handling.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika yang akan digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini dibagi menjadi eman ( 6 ) bab, yang pada masing-masing bab telah dirancang tujuan tertentu. Berikut penjelasan secara detail dari masing-masing bab : 1. Bab I. Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.2. Bab II. Landasan TeoriBagian ini berisi uraian tentang tori-teori yang digunakan untuk membahas hal-hal yang menunjang dalam pengolaha data yaitu diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan tata letak dan jenis atau tipe tata letak yang ada.

3. Bab III. Metodologi Penelitian.Pada Bab III dilakukan pembahasan tentang objek penelitian dan tahapan-tahapan dalam proses penelitian, dari mulai tahapan studi pendahuluan hingga sampai pada tahapan penarikan hasil dan kesimpulan penelitian.4. Bab IV. Pengumpulan dan Pengolahan Data.Untuk Bab IV berisi tentang data-data yang diproleh selama proses penelitian, dan dilakukan proses pengolahan data berdasarkan data yang diperoleh.5. Bab V. Analisis Data.Pada bab ini berisi tentang analisa dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, untik mendapatkan hasil output yang sesuai dengan metode yang digunakan6. Bab VI. Penutup Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan-kesimpulan berdasarkan hasil dari analisa data. Selain itu diberikan masukan-masukan yang berguna pada masa yang akan datang bagi Pabrik Kecap KHARISMA PRIMA ABADI, PT Yogyakarta dan Universitas Teknologi Yogyakarta.

III. Dasar Teori

a. Definisi Perancangan Tata Letak FasilitasPengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan, desain dan susunan fasifitas, peralatan phisik, dan manusia yang ditujukan untuk meningkatkan efisensi produksi dan sistem pelayanan. (Purnomo, 2004). Sedangkan (Wignjosoebroto, 1992) mengemukakan bahwa tata letak fasilitas merupakan tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik ikut menentukan efisiensi dan menjaga kelangsungan hidup atau kesuksesan kerja suatu industri.Secara skematis perencanaan fasilitas pabrik dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Sistematika Perencanaan Fasilitas Pabrik (Tompkins, J.A., 1996)

b. Tujuan Perancangan Tata Letak FasilitasSecara garis besar tujuan perancangan fasilitas, yaitu untuk menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas dan fasililtas-fasilitas produksi dapat diatur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok produksi secara efektif dan efisien. Selain itu terdapat tujuan perencanaan tata letak pabrik yaitu untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan antara lain :a) Memudahkan proses manufaktur. Penyusunan mesin, peralatan, dan ruang kerja yang baik menghasilkan kemudahan proses produksib) Meminimumkan pemindahan barang.Pengaruh jarak terhadap material handling akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan. Selain itu pemindahan barang yang semakin dekat akan berdampak pada pengurangan waktu produksi.c) Menjaga fleksibilitas (keluwesan)Ada kalanya suatu pabrik menuntut adanya perubahan tata letak akibat adanya perubahan (penambahan/pengurangan fasilitas. Keadaan ini menuntut adanya fleksibilitas dalam melakukan proses produksi.d) Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggiKelancaran aktivitas material handling mengurangi terjadinya penumpukan barang di stasiun kerja. Waktu peredaran total yang kecil akan mengurangi jumlah barang setengah jadi yang berakibat pula menurunnya biaya produksi.e) Menurunkan cost of capitalSuatu penggunaan fasilitas produksi yang tepat akan mengurangi biaya pemakaian fasilitas yang kurang perlu serta menghindarkan adanya duplikasi peralatan.f) Menghemat pemakaian ruangKetepatan dalam hal tata letak peralatan yang digunakan akan menghemat (efisisensi) ruangan yang dipakaig) Memudahkan pengawasanDengan tata letak yang baik akan memudahkan dalam hal pengawasan terhadap aktivitas produksi yang dilakukan.

h) Meningkatkan safety bagi produk maupun karyawan Mesin dan peralatan yang diletakkan pada tempat yang tepat akan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja maupun keru

c. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata LetakBerdasarkan aspek dasar, tujuan dan keuntungan-keuntungan yang didapat dari tata letak yang terencana dengan baik, maka dapat disimpulkan enam tujuan dasar dalam tata letak pabrik, sebagai berikut:1. Integrasi secara menyeluruh dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi2. Perpindahan jarak yang minimal3. Aliran kerja yang berlangsung secara normal melalui pabrik4. Semua areal yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien 5. Kepuasan kerja dan rasa aman dari pekerja terpelihara6. Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel.Tujuan tersebut dapat dinyatakan sebagai prinsip dasar dari proses perencanaan tata letak pabrik.

d. Manfaat Perencanaan Tata Letak PabrikTata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja di masing-masing stasiun kerja. Tata letak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum pengaturan semua fasilitas produksi yang terencana akan memberikan :1. Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan2. Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu3. Minimisasi pemakaian area tanah4. Pola aliran produksi yang terbaik5. Keseimbangan penggunaan area tanah6. Keseimbangan di dalam lintasan7. Fleksibilitas dalam menghadapi ekspansi dimasa yang akan datang.

e. Tipe-tipe Tata LetakSalah satu keputusan penting yang perlu dibuat adalah keputusan menentukan Tipe tata letak yang sesuai akan menjadikan efisiensi proses manufakturing untuk jangka waktu yang cukup panjang. Tipe-tipe tata letak secara umum adalah Product Layout, Process Layout dan Group Technology Layout (Purnomo, 2004).1. Tata Letak Berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout)Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah/volume yang besar dan waktu produksi yang lama, maka segala fasilitasfasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan layout berdasarkan aliran produk, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan dapat diatur menurut prinsip machine after machine tidak perduli macam mesin yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran produk (product layout), maka segala fasilitasfasilitas untuk proses produksi (baik pabrikasi maupun perakitan) akan diletakkan berdasarkan garis aliran (flow line) dari produk tersebut. Adapun tipetipe garis aliran produk (product flow line) yang mungkin diaplikasikan yaitu :a. Straight LinePola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum dipakai bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum terdiri dari beberapa komponenkomponen atau beberapa macam production equipment.

Gambar 1.2 Straight Line

Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan :1. Jarak yang terpendek antara dua titik.2. Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang terakhir.3. Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total akan kecil karena jarak antara masingmasing mesin adalah sependek-pendeknyab. Serpentine atau zig zag (S-Shaped).Pola aliran berdasarkan garisgaris patah ini sangat baik diterapkan bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan area yang tersedia. Untuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat mengatasi segala keterbatasan dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada.

Gambar 1.3 Serpentine/Zig Zag

c. U-ShapedPola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki bahwa akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. Aplikasi garis bahan relatif panjang, maka U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe zig zag.

Gambar 1.4 U-Shapedd. Circular.Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangat baik dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan.

Gambar 1.5 Circular

e. Odd angle.Pola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal dibandingkan dengan polapola aliran yang lain. Pada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisikondisi seperti :1. Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang produk diantara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.2. Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis.3. Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan.4. Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitasfasilitas produksi yang ada.Odd-angle ini akan memberikan lintasan yang pendek dan terutama akan merasa kemanfaatannya untuk area yang kecil.

Gambar 1.6 Odd-Angle2. Tata Letak Berdasarkan Fungsi/macam ProsesTata letak ini merupakan metode penempatan mesin dan peralatan produksi yang memiliki tipe sama ke dalam satu departemen.Karakteristik tipe tata letak ini atara lain:a. Perbandingan antara jumlah (Q) dan jenis produk (P) kecilb. Produksi berdasarkan job orderc. Mesin produksi dan perlengkapan yang sama ditempatkan pada satu departemenKeuntungan dari jenis tata lerak ini adalah mampu mengerjakan berbagai macam jenis dan model produk serta spesialisasi kerja. Sedangkan kerugiannya berupa kesulitan menyeimbangkan lintasan kerja dalam departemen sehingga memerlukan area untuk work in process storage.

3. Tata Letak Berdasarkan Lokasi Material Tetap (fix position layout) Untuk jenis layout ini material atau komponen produk utama tetap pada lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti mesin, manusia dan komponen pendukung lainnya yang bergerak menuju lokasi komponen utama. Keuntungan dari jenis tata letak ini adalah perpindahan material dapat dikurangi, sedangkan kelemahannya adalah memerlukan operator dengan keterampilan yang tinggi dan pengawasan yang ketat.

4. Tata Letak Berdasarkan Kelompok Produk (group technology layout)Tipe tata letak ini, komponen yang sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok berdasarkan kesarnaan bentuk kornponen. mesin atau peralatan yang dipakai. Mesin-rnesin dikelompokkan dalam satu kelornpok dan ditempatkan dalam sebuah manufacturing cell. Kelebihan tata letak ini adalah dengan adanya penge1ompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya maka akan dapat diperoleh pendayagunaan mesin yang maksmal. Juga lintasan aliran kerja menjadi lebih lancar dan jarak perpindahan material akan lebih pendek. Sedangkan kekurangan dari tipe layout ini yaitu diperlukan tenaga yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi untuk mengoperasikan sernua faau produksl yang ada. Kelancaran keja sangat tergantung pada kegiatan peigendalian produksl khususnya dalam menjaga keseimbangan kerja yang bergerak.

f. Ukuran JarakTerdapat beberapa sistem yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran jarak suatu lokasi terhadap lokasi lain. Ukuran yang dipergunakan banyak tergantung dari adanya personil yang memenuhi syarat, waktu untuk mengumpulkan data, dan tipe-tipe sistem pemindahan material yang digunakan.a. Jarak EuclideanJarak euclidean merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas lainnya. Untuk menentukan jarak euclidean fasilitas satu dengan fasilitas lainnya menggunakan formula sebagai berikut: = .( 1 )

Gambar 1.7Jarak Euclidean

Dimana : = koordinat x pada pusat fasilitas i = koordinat y pada pusat fasilitas i = koordinat x pada pusat fasilitas j = koordinat y pada pusat fasilitas j = jarak antara pusat fasilitas i dan j b. Jarak RectilinearJarak rectilinear atau Jarak Manhattan merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Dalam pengukuran jarak rectilinear digunakan formula sebagai berikut. = ( 2 )

Gambar 1.7 Jarak Recitiliearc. AdjacencyAdjacency merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas atau departemen-departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan. Kelemahan ukuran jarak Adjacency adalah tidak dapat memberi perbedaan secara riil jika terdapat dua pasang fasilitas dimana satu dengan yang lainnya tidak berdekatan.

g. Analisa Kuantitatif Untuk Menganalisa Aliran BahanDalam melakukan analisa kuantitatif aliran bahan dapat mengunakan beberapa metode sebagai berikut :a. Peta Dari Ke (From To Chart)Analisis kuantitatif aliran bahan akan diukur berdasarkan kuantitas material yang dipindahkan seperti berat, volume, jumlah unit dan satuan kuantitatif lainnya. Peta yang umum digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif ini adalah from to chart. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi di mana banyak items yang mengalir melalui suatu area. Angka - angka yang terdapat dalam suatu from to chart akan menunjukkan total dari berat beban yang harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi-kombinasi dari faktor-faktor iniBerikut ini adalah aplikasi from to chart untuk tiga komponen yang diproses dengan urutan- mesin seperti pada tabel 1.1 sebangkan aliran komponen ditunjukan seperti pada gambar 2.5Tabel 1.1 Kuantitas dan urutan produksi

Komponenkuantitas produksi/hariUrutan proses

125A-B-D-E

215A-C-D-B-E

310A-D-E

Gambar 1.8 Aliran komponenPada gambar 2.6 adalah peta dari-ke yang menunjukkan jumlah material yang di pindahkan dari A ke B adalah komponen 1 dengan kapasitas 25. Material yang dipindahkan dari D ke E adalah komponen 1 dan 3 dengan kuantitas 25 dan 10 sehingga total yang dipindahkan 35.

Tabel 1.2 Form to chart yang menunjukan jumlah material yang Dipindahkan

Dari Ke ABCDE

A251510

B2515

C15

D1535

E

b. Inflow dan OutflowInflow digunakan untuk mencari dan mengetahui koefisien ongkos material handling yang masuk ke stasiun kerja dari stasiun kerja yang lain sedangkan outflow digunakan untuk mencari koefisien ongkos yang keluar dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain. Perhitungan inflow dan outflow berdasarkan ongkos material handling dan From To Chart sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.9 Inflow dan Outflow Aliran Materialc. Tabel Skala Prioritas (TSP)Tabel skala prioritas menggambarkan urutan prioritas antara stasiun kerja dalam suatu layout produksi, sehingga diharapkan ongkos material handling menjadi minimum. Perhitungan inflow dan outflow menjadi dasar pertimbangan dalam pembuatan tabel skala prioritas, dimana prioritas tersebut diurutkan berdasarkan harga koefisien ongkosnya mulai dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil.Tujuan pembuatan TSP antara lain adalah untuk memperpendek jarak tempuh material handling, meminimasi ongkos material handling dan memperbaiki tata letak produksi menjadi lebih optimal.h. Pengertian Material HandlingSalah satu masalah penting dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan pemindahan material yang disebut dengan Material Handling. Terdapat banyak definisi mengenai atau pengertian yang diberikan untuk material handling. Berikut ini ada dua definisi secara umum, yaitu :1. Material Handling adalah seni dan ilmu pengetahuan dari perpindahan, penyimpanan, perlindungan, dan pengawasan material.i. SeniMaterial handling dapat dinyatakan sebagai seni, karena masalah-masalah material handling tidak dapat secara eksplisit diselesaikan semata-mata dengan formula atau model matematika. Material handling membutuhkan sebuah penilaian benar atau salah, dimana di perusahaan- perusahaanbenar-benar berpengalaman di bidang material handling akan menilainya.ii. Ilmu PengetahuanMaterial handling dapat dinyatakan sebagai ilmu pengetahuanb karena menyangkut metode engineering. Mendefinisikan masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, membuat alternatif solusi, evaluasi alternatif, memilih dan mengimplementasikan alternatif terbaik merupakan bagian integral dari penyelesaian masalah material handling dan proses perancangan sistem. Analisis model matematis dan teknikteknik kualitatif sangat berarti sebagai bagian dari proses ini.iii. PerpindahanPerpindahan material membutuhkan waktu dan memerlukan penggunaan tempat (yaitu penanganan material digunakan pada waktu yang tepat dan tempat yang benar). Perpindahan material memerlukan kesesuaian antara ukuran, bentuk, berat, dan kondisi material dengan lintasannya dan analisis frekuensi gerakan.

iv. PenyimpananPenyimpanan material sebagai penyangga antar operasi, memudahkan dalam pekerjaan manusia dan mesin. Yang perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan material antara lain adalah ukuran, berat, kondisi dankemampuan tumpukan material, keperluan untuk mengambil dan menempatkan material, kendala-kendala bangunan seperti misalnya beban lantai, kondisi lantai, jarak antar kolom, dan tinggi bangunan.v. PerlindunganYang termasuk dalm perlindungan material antara lain penmgawasan, pengepakan, dan pengelompokan material; untuk melindungi kerusakan dan kehilangan material. Perlindungan material sebaiknya menggunakan alat pengaman yang dihubungkan dengan sistem informasi. Termasuk perlindungan terhadap material yang salah penanganan, salah penempatan, salah pengambilan, dan urutan proses yang salah. Sistem material handling harus dirancang untuk meminimasi keperluan pengawasan, dan untuk menurunkan biaya.vi. PengawasanPengawasan material terdirir dari pengawasan fisik dan pengawasan status material. Pengawasan fisik adalah pengawasan yang berorientasi pada susunan dan jarak penempatan antar material. Pengawasan status adalah pengawasan tentang lokasi, jumlah, tujuan, kepemilikan, keaslian, dan jadwal material. Ketelitian harus dilakukan untuk menjamin bahwa jangan sampai terlalu banyak pengawasan yang dilakukan pada sistem material handling. Melakukan pengawasan yang tepat merupakan suatu tantangan, karena pengawasan yang tepat sangat tergantung atas budaya organisasi dan orang yang mengatur dan menjalankan fungsi penanganan material.vii. MaterialSecara luas, material dapat berbentuk bubuk, padat, cair, dan gas. Sistem penanganan diantara bentuk material mempunyai perlakuan yang berbeda diantara bentuk material.2. Material Handling mempunyai arti penanganan material dalam jumlah yang tepat dari material yang sesuai dalam waktu yang baik pada tempat yang cocok, pada waktu yang tepat dalam posisi yang benar, dalam urutan yang sesuai dan biaya yang murah dengan menggunakan metode yang benar.

i. Aspek-aspek biaya pemindahan barang ( Material Handling )Secara umum biaya material handling akan terbagi dalam tiga klasifikasi :a. Biaya yang berkaitan dengan transportasi raw material dari sumber asalnya menuju pabrik dan pengiriman finished goods product ke konsumen yang membutuhkannya. Biaya transportasi di sini merupakan fungsi yang berkaitan langsung dengan pemilihan lokasi pabrik dengan memperhatikan tempat di mana sumber material berada serta lokasi pada tujuannya.b. In - Plant Receiving and Storage, yaitu biaya-biaya yang diiperlukan untuk pemindahan material dari satu proses ke proses berikutnya sampai ke pengiriman produk akhir.c. Handling materials yang dilakukan oleh operator pada mesin kerjanya serta proses perakitan yang berlangsung di atas meja perakitan.

Dalam usaha menganalisa biaya material handling, maka faktor- faktor berikut ini seharusnya sangat diperhatikan, yaitu :a. Material1. Harga pembelian dari mesin/peralatan2. Biaya seluruh material yang digunakan3. Maintenance cost dan repair part inventory4. Direct power cost (kilo watt hour, bahan bakar dan lain-lain)5. Biaya untuk oli6. Biaya untuk peralatan bangku (pelengkap)7. Biaya instalasi, termasuk di sini seluruh material dan biaya upah pekerja dan pengaturan kembali.

b. Salary dan Wages1. Direct Labor Cost (seluruh personel yang terlibat di dalam pengoperasian peralatan-peralatan material handling)2. Training Cost untuk menjalankan peralatan material handling tersebut.3. Indirect Labor Cost (staff dan service departemens) dan lain-lain.

c. Financial Charge 1. Interest untuk investasi peralatan material handling2. Biaya asuransi, depresiasi dan lain-lain.j. Tujuan Material HandlingTujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk mengurangi biaya produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan perancangan fasilitas yang diimplementasikan. Beberapa tujuan dari sistem material handling antara lain (Meyers, 1993) :a. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan, dan memberikan perlindungan terhadap material.b. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.c. Meningkatkan produktivitas :1. Material akan mengalir pada garis lurus2. Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin3. Perpindahan sejumlah material pada satu kali tertentu4. Mekanisasi penanganan material5. Otomasi penanganan materiald. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas1. Meningkatkan penggunaan bangunan2. Pengadaan peralatan serbaguna3. Standardisasi peralatan material handling4. Menjaga dan menempatkan seluruh peralatan sesuai kebutuhan dan mengembangkan program pemeliharaan preventif5. Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sisteme. Mengurangi bobot matif. Sebagai pengawasan persediaan

k. Biaya Material HandlingDi dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan merupakan salah satu hal yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Tujuan dari pemindahan bahan adalah sebagai berikut:1. Manaikkan kapasitas2. Memperbaiki kondisi kerja3. Memperbaiki pelayanan pada pelanggan4. Meningkatkan pemanfaatan ruang dan peralatan5. Mengurangi ongkosBeberapa aktivitas material handling yang perlu diperhitungkan adalah pemindahan bahan menuju gudang bahan baku dan keluar dari gudang jadi serta pemindahan atau pengangkutan yang terjadi di dalam pabrik saja. Faktor - faktor yang mempengaruhi perhitungan ongkos material handling diantaranya adalah jarak tempuh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dan ongkos pengangkutan per meter gerakan. Pengukuran jarak tempuh tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Dengan demikian, jika jarak tempuh sudah ditentukan dan frekuensi material handling sudah diperhitungkan maka bngkos material handling dapat diketahui, dimana :Total BMH = ( biaya per meter x jarak tempuh x Frekwensi )( 3 )IV. Metedologi Penelitian

A. Diagram Penelitian

MulaiStudi LapanganStudi PustakaLatar Belakang MasalahTujuan PenelitianPengambilan Data dan Pengolahan Data Pengukuran Performansi Tata Letak AwalA

APembuatan Tata Letak UsulanPengukuran Performansi Tata Letak UsulanAnalisa HasilKesimpulan dan Saran

Diagram alur penyusunan Tugas akhir

a. Tahapan PenelitianTahap penelitian terdiri dari empat langkah yaitu: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta studi literatur. Adapun penjelasan yang lebih lengkap dari tiap langkah adalah sebagai berikut:1. Studi LapanganStudi lapangan yang dilakukan selama penelitian di Kerajinan Alumunium ED Yogyakarta. dalam tahap ini dilakukan pengenalan dan pemahaman mengenai lingkungan perusahaan2. Latar Belakang MasalahLatar belakang penelitian ini adalah kondisi tata letak fasilitas produksi Kerajinan Alumunium ED Yogyakarta yang belum mengacu pada aliran material yang tepat. Hal ini juga mengakibatkan terjadinya perpotongan aliran bahan yang dapat mempengaruhi tingkat keamanan dan performansi pekerja.3. Metode Pengumpulan DataSetelah pengamatan awal, tahap selanjutnya adalah pengumpulan data. Metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:i. ObservasiPengumpulan data dari dokumen atau catatan-catatan yang ada di perusahaan seperti sejarah, misi dan tujuan perusahaan, struktur organisasi dan lain sebagainya.ii. Dokumentasi Pengumpulan data dari dokumen atau catatan-catatan yang ada di perusahaan seperti sejarah, misi dan tujuan perusahaan, struktur organisasi dan lain sebagainya.iii. Wawancara Pengumpulan data diperoleh secara langsung, dengan jalan melakukan wawancara. Tipe wawancara yaitu studi kasus, metode yang digunakan adalah openended, dimana peneliti dapat bertanya kepada responden kunci yang berfungsi sebagai informan tentang fakta suatu peristiwa disamping opini mengenai peristiwa yang ada. Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada kepala bagian produksi, dan operator bagian produksi.

4. Tahap Pengolahan DataTahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :A. Penentuan Kapasitas ProduksiDalam menentukan kapasitas produksi menggunakan data produkyang sering di pesan dan diproduksi dalam jumlah yang besar (produk acuan). Dari data produksi, akan didapat produk yang paling sering di produksi, sehingga produk tersebut akan menjadi acuan dalam menghitung biaya material handling.

B. Pengukuran Performansi Tata Letak Awal dan Penentuan Biaya Material Handling Awal.Dalam pengukuran performansi tata letak yang menjadi parameternya adalah Biaya Material Handling. Untuk mencari biaya total material handling adalah sebagai berikut :i Penentuan jarak antar fasilitas tata letak awalJarak antar stasiun kerja dapat diketahui dengan melakukan menentukan pusat antara stasiun kerja. Jarak antar stasiun kerja dihitung dalam satuan meter. ii Analisa Kuantitatif Pada Aliran BahanAnalisa ini menghasilkan frekwensi atau jumlah perpindahan barang dari setiap stasiun produksi yang ada pada layout awal. iii Penentuan Biaya Material HandlingPenentuan biaya material handilng terdiri dari berbagai macam biaya yang berkaitan dengan perpindahan barang, antara lain biaya karyawan yang melakukan per[indahan barang, biaya perawatan alat angkut, harga beli alat angkut, perawatan, dan nilai ekonomis.iv Biaya Total Material Handling Tata Letak AwalParameter yang digunakan untuk membandingkan tingkat efisiensi layout adalah biaya total material handling. Biaya total material handling dapat dicari dengan rumus :Total BMH = ( biaya per meter x jarak tempuh x Frekwensi )C. Pembuatan dan Pengukuran Performansi Layout UsulanDalam pembuatan tata letak usulan, langkah-langkah yang dilakukan antara lain :a) Penentuan Tipe Tata LetakDalam penentuan tipe tata letak yang dipilih harus memenuhi kriteria sebagai berikut :1. Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan.2. Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu.3. Minimisasi pemakaian area tanah.4. Pola aliran produksi yang terbaik.5. Keseimbangan penggunaan area tanah.6. Keseimbangan di dalam lintasan.7. Fleksibilitas dalam menghadapi ekspansi dimasa yang akan datang.b) Penentuan Biaya Total Material Handling Variable yang dipakai dalam menentukan biaya total sama dengan layout awal, yaitu ( biaya per meter x jarak tempuh x Frekwensi ).

V. Pengumpulan dan Pengolahan DataLangkah selanjutnya adalah melakukan analisis dari hasil pengolahan data yang terdiri dari :a) Analisis performansi tata letak awal.b) Analisis hasil perancangan ulang tata letak produksi atau layout usulanc) Perbandingan tata letak awal dengan tata letak usulan.d) Interpretasi hasil.

VI. Kesimpulan & Saran

Dari analisis yang sudah dilakukan maka langkah berikutnya adalah menarik kesimpulan untuk menjawab tujuan dari penelitian serta memberikan saran pada perusahaan demi perkembangan penelitian ini lebih lanjut.VII. Jadwal KegiatanRencana pelaksanaan penelitian tugas akhir ini akan dilaksanakan pada Oktober 2013 sampai dengan bulan Desember 2013. Adapun rencana pelaksanaan tugas akhir ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah.

Rencana KegiatanMinggu ke

12345678

Pembuatan proposal

Pengajuan proposal

Mencari literatur

Pengumpulan dan Pengolahan data

Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Laporan selesai

Daftar PustakaApple, J. M., 1990, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Institut Teknologi Bandung.

Dewi, Fitria (2006). Perancangan tata letak fasilitas produksi dengan pendekatan modular layout ( thesis ). ITS, Surabaya.

Francis, R.L., McGinnis, Jr. L.F., White, J.A., 1992, Facility Layout and Location: An Analytical Approach, edisi kedua, Prentice Hall, Inc., New Jersey

Hadiguna, R. A. dan Heri, S., 2008,Tata Letak Pabrik, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta.Purnomo, Hari (2004). Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Tompkins, J. A. et. al. 1996. Facilities Planning. Second Edition. New York: John Willey & Sons, Inc.

Wahyudi, ES.(2010). perancangan ulang tata letak fasilitas produksi di cv. dimas rotan gatak sukoharjo ( thesis ). UNS, Surakarta.

Wignjosoebroto, Sritomo (1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan edisi ketiga. Guna Widya, Surabaya.