USUL SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI KEJANG DEMAM DENGAN MEMORI JANGKA PENDEK PADA ANAK USIA 6-9 TAHUN Oleh : Ridwan G1A011026 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
USUL SKRIPSI
HUBUNGAN FREKUENSI KEJANG DEMAM DENGAN MEMORI JANGKA PENDEK
PADA ANAK USIA 6-9 TAHUN
Oleh :Ridwan
G1A011026
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2015
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kejang demam merupakan gangguan kejang yang paling umum pada
anak. Prevalensi kejang demam ini sendiri mencapai 2-5% di Amerika serikat
dan jumlahnya di daerah Asia seperti Jepang lebih besar lagi yaitu mencapai 9-
10%. Kasus ini paling sering terjadi pada pasien anak berusia 18 bulan. Data
epidemiologi kejang demam sendiri di Indonesia menunjukkan kejadian
sebanyak 2-4% pada tahun 2005-2006. Sedangkan, prevalensinya sendiri
mencapai 2-3% di Jawa Tengah (Fuadi et al., 2013; Chang et al., 2008),
Prognosis kejang demam secara klinis baik karena karakteristik
penyakitnya bersifat ringan dan self-limited. Namun, rekurensi/kejadian ulang
kejang demam berkisar 25-50% dari seluruh penderita kejang demam . Selain
itu terdapat 10-20% kejadian kejang demam bisa mengalami epilepsi.
Kejadian kejang demam ini merupakan kasus kegawatan anak yang paling
sering dan sangat membuat khawatir kedua orang tua anak. Orang tua pasien
yang menganggap kejadian kejang demam berat dan berpotensi menimbulkan
kematian bahkan mencapai 47-77% dari seluruh orang tua pasien kejang
demam (Chang et al., 2008),
Definisi Kejang demam menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
adalah serangan kejang pada kondisi suhu rektal lebih dari 380C tanpa adanya
kondisi infeksi sistem saraf pusat atau gangguan metabolik-elektrolit. Secara
garis besar, kejang demam digolongkan menjadi dua tipe yaitu kejang demam
sederhana (simpleks) dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana
berlangsung kurang dari 15 menit dengan tipe tonik-klonik tanpa bangkitan
1
2
kejang ulang dalam 24 jam. Kejang demam kompleks sendiri memiliki
karakteristik antara lain durasi serangan kejang yang memanjang (>15 menit),
bertipe fokal, dengan kejadian rekurensi dalam satu periode (>1 kali kejang
dalam kurun waktu 24 jam), serta terdapat gangguan neurologis paska
bangkitan kejang (Deliana, 2002; IDAI, 2009).
Studi epidemiologi yang sudah dilakukan sampai saat ini memberikan
pemahaman terhadap berbagai faktor risiko yang memicu kejang demam.
Namun, masih terdapat permasalahan penting yang belum terbahas dengan
tegas yaitu dampak kejang demam pada fungsi otak pada anak yang masih
dalam tahap perkembangan. Beberapa outcome kejang demam yang perlu
diperhatikan adalah kejang demam berulang, epilepsi, dan gangguan neurologis
paska kejang demam. (Chang et al., 2008; Patriadi, 2003).
Beberapa faktor risiko utama dari munculnya kejadian kejang demam
berulang adalah onset kejang demam sebelum usia satu tahun, riwayat keluarga
mengalami kejang demam, dan kejang demam disertai demam rendah.
Frekuensi bangkitan kejang pada anak kejang demam berulanng ini diduga
mempengaruhi fungsi kognitif pada anak sehingga perlu dipantau ada tidaknya
rekurensi dari kejang demam termasuk jumlah frekuensi dari kejang demam itu
sendiri. (Chang et al., 2008; Patriadi, 2003).
Fungsi kognitif secara garis besar mencakup fungsi atensi, fungsi
memori, fungsi bahasa, fungsi visuospatial dan fungsi eksekutif.. Fungsi
memori menjadi penting diperhatikan pada pasien pasca kejang demam karena
secara anatomis fungsi memori diatur oleh beberapa struktur anatomi di sistem
saraf pusat yaitu sebagian lobus temporalis beserta hipokampus , dan amigdala.
3
Kejang demam sendiri berpotensi merusak daerah hippokampus walaupun ini
masih belum dinyatakan jelas dalam berbagai penelitian sebelumnya (Patriadi,
2003).
Fungsi memori adalah fungsi untuk merekam informasi untuk kemudian
bisa dipanggil dan digunakan lagi. Berdasarkan prinsip dual memory-model,
memori bisa diklasifikan lebih lanjut yaitu memori jangka pendek dan jangka
panjang yang kemudian klasifikasi ini dipakai dalam praktik klinis. Memori
jangka pendek merupakan suatu tahap penyimpanan informasi non-permanen
yang kemudian akan diproses lebih lanjut menjadi memori jangka panjang
yang merupakan tahap penyimpanan informasi yang relatif permanen
(Putranto, 2009).
Keterbatasan pada keaktifan memori jangka pendek sebagai ingatan
primer akan mengurangi kemampuan input informasi untuk memori jangka
panjang. Fungsi kognitif itu sendiri sangat bergantung dengan fungsi memori
jangka pendek karena akan berpengaruh pada kemampuan berbahasa, analisis
pemecahan masalah, dan operasi matematika yang secara keseluruhan bisa
mempengaruhi perfoma akademis anak (Putranto, 2009).
Berbagai studi kohort menyatakan tidak ada perbedaan signifikan anak
dengan kejang demam atau tanpa kejang demam terhadap fungsi
perkembangannya. Namun , penelitian lain menyatakan bahwa kejang demam
yang lama dan rekuren (frekuensi lebih dari satu kali) menimbulkan hasil tes
neuropsikologis yang lebih buruk dibandingkan kontrol dari anak yang sehat
atau anak yang mengalami kejang demam simpleks sehingga permasalahan ini
masih belum seluruhnya disetujui (Patriadi, 2003).
4
Oleh karena uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian terhadap
hubungan dari frekuensi kejadian kejang demam terhadap fungsi memori
jangka pendek pada anak.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang , bisa ditarik rumusan masalah
sebagai berikut :
Apakah terdapat hubungan frekuensi kejang demam dengan fungsi memori
jangka pendek pada anak usia 6-9 tahun?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
frekuensi kejang demam dengan memori jangka pada anak usia 6-
9 tahun
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui prevalensi dan tingkat frekuensi
serangan kejang demam pada anak
b. Untuk mengetahui perubahan skor digit span test dan digit
symbol coding pada anak dengan riwayat kejang demam
D. Manfaat Penelitian
I. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan
kedokteran di bidang ilmu kesehatan anak
5
II. Manfaat Praktis
a. Bagi Tenaga Medis
Penelitian ini bisa digunakan untuk dasar informasi
prevalensi kejang demam pada anak dan frekuensi
serangan kejang demam yang dialami agar pengelolaan
pasien anak dengan kasus tersebut secara kuratif bisa
dilakukan lebih komprehensif
b. Bagi Masyarakat Umum
Penelitian ini bermanfaat secara promotif untuk
memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang tingkat
frekuensi kejang demam dan pengaruhnya pada fungsi
memori jangka pendek anak.
6
III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional, analitik
dengan pendekatan kohort retrospektif
B. Populasi dan Sampel
1) Populasi
a. Populasi Target
Populasi target dari penelitian ini adalah semua anak-anak dengan
riwayat kejang demam
b. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah semua pasien anak yang
memiliki riwayat kejang demam di Klinik Anak RS Margono Soekarjo
pada tahun Maret 2008-Maret 2012 yang lahir pada bulan Mei 2006-
2009
2) Sampel
Sampel penelitian adalah semua anak-anak yang memiliki riwayat
kejang demam di Klinik Saraf RSUD Prof. Margono Soekarjo pada
tahun Maret 2008- Maret 2012 yang memenuhi kriteria inklusi.
a. Kriteria Inklusi
1) Anak berusia 6-9 tahun yang lahir pada bulan Mei 2006- Mei 2009
2) Pernah terdiagnosis kejang demam (simpleks dan/atau kompleks)
minimal satu kali dalam catatan rekam medis Klinik Anak RSUD
Prof. Margono Soekarjo.
7
3) Anak diizinkan oleh orang tua mengikuti prosedur penelitian
ditandai dengan persetujuan dari inform consent.
b. Kriteria Eksklusi
1) Memiliki riwayat Epilepsi
2) Memiliki riwayat Brain Injury
3) Memiliki riwayat penggunaan fenitoin dan/atau fenobarbital lebih
dari 2 tahun
4) Mengalami gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan
gangguan perkembangan berat (Cereberal palsy)
c. Teknik Pengambilan Sampel dan Besar Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
Purposive sampling dari jumlah anggota pasien anak yang memiliki
riwayat kejang demam di Poliklinik Saraf RS Margono Soekarjo pada
tahun Maret 2007- Maret 2015. Besar sampel dihitung dengan
menggunakan rumus besar sampel untuk penetitian analisis korelatif
dengan hipotesis dua arah sebagai berikut :
n=[ Zα+Zβ
0,5 ln [ (1+r )(1−r ) ] ]
2
+3
Keterangan :
Zα = kesalahan tipe satu = 5% = 1,96
Zβ = kesalahan tipe dua = 10% = 1,282
r = 0,6
8
n=[ 1,96+1,282
0,5 ln [ (1+0,6 )(1−0,6 ) ] ]
2
+3
n = 26
Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel maka dihitung bahwa
penelitian ini membutuhkan total sampel 52 subyek dan terbagi
dalam dua kelompok dengan 26 subyek pada tiap kelompok
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Frekuensi Kejang Demam
Skala : Numerik rasio
2. Variabel terikat : Memori jangka pendek
Skala : Numerik rasio
D. Definisi Operasional Variabel
1. Kejang Demam
Kejang Demam merupakan kondisi bangkitan serangan kejang
pada suhu lebih dari 380 C yang yang tidak disebabakan oleh infeksi
intrakranial atau gangguan elektrolit. Kejang demam secara umum dibagi
menjadi dua yaitu kejang demam sederhana (simpleks) dan kejang demam
kompleks. Kejang demam sederhana memiliki ciri khas kejang tonik-
klonik generalisata dengan demam dalam waktu kurang dari 15 menit serta
tidak ada pengulangan serangan dalam 24 jam , serta tidak memiliki
gangguan neurologis pasca kejang (Amalia et al.; Kundu et al., 2010;
Patriadi , 2003; IDAI, 2009).
9
Tipe kejang demam kompleks punya karakteristik bangkitan
serangan kejang dengan demam berdurasi lebih dari 15 menit, dengan
karakteristik kejang fokal yang berulang kurang dari 2 jam dan disertai
gangguan neurologis paska kejang. Kasus kejang demam merupakan kasus
yang telah didagnosis dokter spesialis anak di Klinik Anak RS Margono
Soekarjo (Kundu et al., 2010; Patriadi , 2003).
2. Frekuensi Kejang Demam
Frekuensi kejang demam merupakan jumlah episode bangkitan
kejang demam sejak anak berusia enam bulan sampai lima tahun. Satu
frekuensi kejang demam adalah satu episode serangan kejang pada suhu
diatas 380C yang berlangsung dalam 24 jam. Frekuensi kejang demam ini
Pelaksanaan:Pengambilan sampel dan dataPengolahan dan analisis data
Penyusunan laporan akhir dan seminar hasil
14
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Kiki, Fatimah, Bennu, Martini.2013.Faktor Risiko Kejadian KejangDemam Pada Anak Balita di ruang perawatan anak Rumah sakit umum Daerah Kota Makassar. Jurnal Sari Pediatri vol.1(6):p1-11.
Baehr , Mathias, Frotscher, Michael .2012. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology Anatomy, Physiology, Signs, Symptoms 5th Edition. Stutgartt: GeorgThieme Verlag.
Chang, Ying-Chao MD, Huang ,Chao-Ching Huang, Song-Chei. 2008. Long-termNeuroplasticity Effects of Febrile Seizures in the Developing BrainChang Gung Med Journal vol.31: p125-135.
Fuadi, Bahtera, Tjipta, Wijayahadi.2013.Hubungan antara Riwayat Kejang padaKeluarga Dengan Tipe Kejang Demam Dan Usia Saat Kejang DemamPertama, Jurnal Sari Pediatri vol 12(3):142-9
Huwae ,Frans J., Bahtera, Tjipta, Sakti , Hastaning .2008. Hubungan Kadar Seng(Zn) dan Memori Jangka Pendek pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Sari Pediatri vol. 10(2) : p 106-109.
Hurlock, E. (1996). Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. (Terjemahan).Jakarta: Erlangga
IDAI.2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : IDAI Publisher.
IDAI .2011. Pedoman Pelayanan Medis Ikata Dokter Anak Indonesia . Jakarta:IDAI publisher.
Kundu ,Gopen Kumar, Rabin ,F, Nandi, Er , Sheikh ,Naveen, Akhter ,Shaheen.2010. Etiology And Risk Factors of Febrile Seizure – An Update.Bangladesh J Child Health Vol 34 (3):p 103-112
Kipp, Kerstin H. , Opitz ,Bertram , Becker, Martina , Hofmann, Juliane , Krick,Christoph , Gortner, Ludwig, Mecklinger ,Axel.2012.Neural correlates of recognition memory in children with febrile seizures: evidence from functional magnetic resonance imaging. Journal Frontiers in Human Neurosc vo. 6 : p 1-11
Mustarsid, Nur , Fadhilah Tia, Setiawati ,Shinta Riana, Salimo, Harsono.2011Pengaruh Obat Anti Epilepsi Terhadap Gangguan Daya Ingat padaEpilepsi Anak .Jurnal Sari Pediatri vol. 12(5) : p 302-306
Patriadi, Dharma Budi. 2003. Kecepatan Reaksi Memori Jangka Pendek pada
15
Anak Dengan Riwayat Kejang Demam. Semarang : FK UNS.
Putranto ,Puji Leksono. 2009. Pengaruh Senam Otak terhadap Fungsi MemoriJangka Pendek Anak dari Keluarga Status Ekonomi Rendah. Semarang :FK UNDIP.
Raharjo, Tri budi. 2007. Faktor-Faktor Risiko Epilepsi Pada Anak Di Bawah Usia 6 Tahun. Semarang : FK UNDIP
Scott-Taylor , Tim.2010. The Implications of Neurological Models of Memory for Learning and Teaching. Journal of Investigations in universityteaching and learning vol.6 (1):p 16-26.
Siquiera , Luis Felipe Mendonca De.2010. Febrile Seizures: Update on Diagnosisand Management. Journal Rev Assoc Med Bras 2010; 56(4): 489-92.
Sherwood, Lauralee.2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta :EGC.
Suharto, Agus.2012. Memahami teori Psikologi Kognitif Piaget Hubungannyadengan Perkembangan Anak Dalam Belajar. Jurnal Edukasi. Vol 7 (1) : p19-38.
Visser, Annemarie. 2011. Febrile Seizures and Other Paroxysmal Events in EarlyChildhood Erasmus University : Rotterdam.
Wendorff , Janusz, Zeman , Krzysztof 2011. Immunology of febrile seizuresJournal Neurologia Dziecięca vo.20 (10) : p 41-48.
Wiguna, Tjhin, Setyawati WR , Noorhana, Kaligis, Fransiska. 2012. Uji Diagnostik Working Memory Rating Scale (WMRS) versi Bahasa Indonesia dan Proporsi Anak Sekolah Dasar dengan Kesulitan Belajar dan defisit Working Memory di Jakarta. Jurnal Sari Pediatri vol. 14(3) : p 191-197.
16
Lampiran 1 Lembar Informasi dan Kesediaan
Lembar Informasi
Saya, Ridwan dari Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Kedokteran, Jurusan Kedokteran. Saya ingin mengajak Anak andda untuk berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Frekuensi Kejang Demam dengan Memori Jangka Pendek pada Anak Usia 6-9 tahun” dalam rangka memenuhi Skripsi saya. Penelitian ini akan dilaksanakan oleh tim peneliti yang beranggotakan:
1. dr. Nur Faizah, Sp. A2. R. Dyah Woro, S.Psi, M.A.3. Ridwan (peneliti utama)
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui hubungan memori jangka pendek dengan tingkat frekuensi kejang demam pada anak. Hal ini didasari oleh pemahaman bahwa besarnya kasus kejang demam yang terjadi pada anak dan beberapa outcome negatif yang bisa tertinggal setelah kejang demam adalah gangguan kognitif yang salah satunya adalah fungsi memori sehingga memori jangka pendek yang berperan sebagai dasar pembentukan memori penting untuk ditelit pada anak dengan riwayat kejang demam.
2. Mengapa Anak Anda Terpilih
Anak anda terpilih untuk diikutkan dalam penelitian ini karena pernah mengalami riwayat kejang demam dan sebagai pembanding anak anda mungkin juga terpilih karena sampai saat ini belum pernah mengalami kejang demam
3. Tata Cara/Prosedur:
Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah/meliputi 1) Melakukan pengisian kuesioner karakteristik responden berupa data profil
umum dan karakteristik riwayat kejang demam2) Melakukan pengukuran digit span test & digit symbol coding pada
responden yang dilakukan oleh seorang jasa psikolog. Pengukuran digit span test & digit symbol coding merupakan alat penilaian dalam bentuk perintah mengingat dan mengolah informasi berupa huruf dan angka yang dipandu oleh psikolog dan pengukuran ini bersifat tidak berbahaya dan tidak melukai.
Anda harus melakukan/menjalani 1) Mengisi kuesioner karakteristik responden yang dipandu oleh peneliti2) Rujuk ke psikolog yang sudah ditentukan peneliti untuk kemudian
melakukan pengukuran digit span test & digit symbol
17
4. Keikutsertaan sukarela
Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan. Anda berhak untuk menolak keikutsertaan dan berhak pula untuk mengundurkan diri dari penelitian ini, meskipun Anda sudah menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi. Tidak akan ada kerugian atau sanksi apa pun (termasuk kehilangan perawatan kesehatan maupun terapi yang seharusnya Anda terima) yang akan Anda alami akibat penolakan atau pengunduran diri Anda. Jika Anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari penelitian ini, Anda dapat melakukannya kapan pun.
5. Subjek dapat dikeluarkan/mengundurkan diri dari penelitian
Jika Anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari penelitian ini, Anda dapat melakukannya kapan pun.
6. Jumlah Subyek yang akan diikutsertakan
Terdapat 52 subyek yang dapat diikutsertakan yang akan terbagi dalam dua kelompok. Kelompok anak berusia 6-9 tahun yang sebelumnya pernah mengalami kejang demam dan yang belum pernah mengalami kejang demam
7. Manfaat penelitian
Partisipasi Anda dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk Anda/orang lain berupa
a) Memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang tingkat frekuensi kejang demam dan pengaruhnya pada fungsi memori jangka pendek anak.
b) Kepada institusi pelayanan kesehatan dan dinas kesehatan bisa memberikan dasar informasi prevalensi kejang demam pada anak dan frekuensi serangan kejang demam yang dialami agar
8. Risiko dan ketidaknyamanan
a) Anda sebagai responden harus mengisi kuesioner karakteristik responden yang dipandu oleh peneliti dan bersedia untuk dilakukan tanya jawab dengan peneliti mengenai riwayat penyakit kejang demam yang dialami
b) Anda sebagai responden harus bersedia dirujuk/diantarkan ke jasa psikologi yang sudah ditentukan peneliti untuk melakukan pengukuran digit symbol coding dan digit span test
9. Kompensasi
Peneliti akan memberikan reward bagi semua anak-anak yang bersedia mengikuti penelitian sampai selesai yaitu sampai melakukan pengukuran digit
18
symbol coding dan digit span test oleh psikolog. Hal yang dimaksud Reward adalah berupa alat tulis dan snack di akhir penelitian setelah pengukuran digit symbol coding dan digit span test oleh psikolog selesai dilakukan. Selain itu sebagai kompensasi akan diberikan uang transportasi bagi subyek ke tempat penelitian.
10. Kerahasiaan
Kami menjamin kerahasiaan seluruh data dan tidak akan mengeluarkan atau mempublikasikan informasi tentang data diri Anda tanpa ijin langsung dari Anda sebagai partisipan. Data tentang diri Anda dan anak Anda adalah privasi anda dan akan peneliti simpan selama satu tahun dan digunakan sebagai data untuk penelitian ini. Data ini hanya dapat diakses oleh peneliti, asisten peneliti dan Anda selaku partisipan.
11. Klarifikasi dan Pertanyaan
Jika Anda memiliki pertanyaan apapun terkait prosedur penelitian, atau membutuhkan klarifikasi serta tambahan informasi tentang penelitian ini, Anda dapat menghubungi:
Ridwan 08568166844
12. Kesediaan
Jika Anda bersedia untuk berpartisipasi maka Anda akan mendapatkan satu salinan dari lembar informasi ini dan surat pernyataaan persetujuan (PSP) . Tandatangan Anda pada lembar surat surat pernyataaan persetujuan (PSP) menunjukkan kesediaan Anda untuk menjadi partisipan dalam penelitian.
Yang menyampaikan informasi:
………………………………………(Nama lengkap dengan huruf balok)
19
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP)UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
DENGAN SUBYEK ANAK(INFORMED CONSENT)
Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab dengan memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri anak/adik saya dari keikut- sertaannya, maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini, yang berjudul:
Saya dengan sukarela memilih anak/adik saya untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya.Saya setuju: Ya/Tidak*)
Tgl.: Tanda tangan (bila tidak bisa dapat digunakan cap jempol)
Nama Anak/Adik saya:
Umur:
Alamat:
Nama Orang Tua Wali:
Nama Peneliti:
Nama Saksi:
*) coret yang tidak perlu
20
JURUSAN KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO
Jl. Dr. Gumbreg No. 1 Purwokerto, Telp (0281) 641522
Lampiran 2 Formulir Isian Penelitian dan Kuesioner Karakteristik Responden
1. Identitas Responden
Tanggal Pengambilan Data :
Nomor Urut Penlitian
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P / L*
Tanggal lahir :
Usia :
Sekolah :
Jenjang di Tingkat Sekolah : SD / SMP* Kelas:
Nama Orangtua :
Tingkat Pendidikan Orangtua :
Pekerjaan Orangtua :
Alamat :
Asal Wilayah :
No. Telepon :
*coret yang tidak perlu
21
2. Riwayat Kejang Demam
1. Anak pernah mengalami kejang disertai demam:
a. Ya b. Tidak :: :
2. Apakah anak kehilangan kesadaran saat kejang disertai demam :
a. Ya b. Tidak
3. Berapa kali serangan kejang disertai demam yang pernah dialami
anak tiap tahun selama lima tahun pertama usia kehidupan
4. Pernah didiagnosis kejang demam oleh dokter:
b. Ya b.Tidak
5. Usia pertama kali didiagnosis kejang demam :
6. Tipe Kejang Demam : (Simpleks/Kompleks) *
a) Kejang yang dialami semula kaku, kemudian bergerak-gerak/
kelojotan diseluruh tubuh (general tonik-tonik), berlangsung
selama 15 menit, tanpa serangan berulang dalam 24 jam
b) Kejang pada bagian tubuh tertentu berlangsung lebih dari 15
menit, dan serangan bisa berulang dalam 24 jam
*coret yang tidak perlu
3. Riwayat Epilepsi
1. Anak pernah mengalami kejang tanpa demam: a. Ya b. Tidak
2. Pernah didiagnosis Epilopsi oleh dokter : a. Ya b. Tidak
3. Umur pertama kali didiagnosis Epilepsi :
4. Karakteristik Kejang
a) Mendadak : 1. Ya 2. Tidak
b) Berulang-ulang : 1. Ya (...x/bulan) 2. Tidak
c) Kejang yang dialami semula kaku, kemudian
22
bergerak-gerak/ kelojotan yang terus jatuh tidak sadar
(general tonik-tonik) : 1. Ya 2. Tidak
d) Kejang hanya terjadi setempat dan masih sadar (lengan, kaki,
otot wajah, leher) (parsial sederhana) :
a. Ya b. Tidak
e) Apakah pernah kejang terjadi setempat kemudian diikuti tidak
sadar (parsial kompleks) : 1. Ya 2. Tidak
f) Apakah anak pernah mendadak otot-otot leher, lengan, dan
tungkai mengalami kejang seperti menghentak-hentak
(mioklonik) : 1.Ya 2. Tidak
g) mendadak kekakuan seluruh tubuh (badan, lengan, kaki)
(tonik): 1. Ya 2. Tidak
h) Mendadak kehilangan kekuatan otot seperti tubuhnya melorot
tanpa daya? (atonik) : 1.Ya b. Tidak
i) diam mendadak dari kegiatan yang dilakukan disertai
pandangan bola mata yang melihat jauh (seperti orang
melamun) (absens) :a. Ya b. Tidak
4. Riwayat Penggunaan Obat Anti epilepsi Jangka Panjang
Apakah pernah menggunakan obat fenobarbital/karbamazepin selama dua
tahun : a. Ya b. Tidak
5. Riwayat Brain Injury
1. Perdarahan pada bagian kepala : a. Ya b. Tidak
2. Cidera kepala yang membuat kehilangan kesadaran :