Top Banner
USUL SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI KEJANG DEMAM DENGAN MEMORI JANGKA PENDEK PADA ANAK USIA 6-9 TAHUN Oleh : Ridwan G1A011026 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2015
35

Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

Dec 06, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

USUL SKRIPSI

HUBUNGAN FREKUENSI KEJANG DEMAM DENGAN MEMORI JANGKA PENDEK

PADA ANAK USIA 6-9 TAHUN

Oleh :Ridwan

G1A011026

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2015

Page 2: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

ii

Page 3: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejang demam merupakan gangguan kejang yang paling umum pada

anak. Prevalensi kejang demam ini sendiri mencapai 2-5% di Amerika serikat

dan jumlahnya di daerah Asia seperti Jepang lebih besar lagi yaitu mencapai 9-

10%. Kasus ini paling sering terjadi pada pasien anak berusia 18 bulan. Data

epidemiologi kejang demam sendiri di Indonesia menunjukkan kejadian

sebanyak 2-4% pada tahun 2005-2006. Sedangkan, prevalensinya sendiri

mencapai 2-3% di Jawa Tengah (Fuadi et al., 2013; Chang et al., 2008),

Prognosis kejang demam secara klinis baik karena karakteristik

penyakitnya bersifat ringan dan self-limited. Namun, rekurensi/kejadian ulang

kejang demam berkisar 25-50% dari seluruh penderita kejang demam . Selain

itu terdapat 10-20% kejadian kejang demam bisa mengalami epilepsi.

Kejadian kejang demam ini merupakan kasus kegawatan anak yang paling

sering dan sangat membuat khawatir kedua orang tua anak. Orang tua pasien

yang menganggap kejadian kejang demam berat dan berpotensi menimbulkan

kematian bahkan mencapai 47-77% dari seluruh orang tua pasien kejang

demam (Chang et al., 2008),

Definisi Kejang demam menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

adalah serangan kejang pada kondisi suhu rektal lebih dari 380C tanpa adanya

kondisi infeksi sistem saraf pusat atau gangguan metabolik-elektrolit. Secara

garis besar, kejang demam digolongkan menjadi dua tipe yaitu kejang demam

sederhana (simpleks) dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana

berlangsung kurang dari 15 menit dengan tipe tonik-klonik tanpa bangkitan

1

Page 4: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

2

kejang ulang dalam 24 jam. Kejang demam kompleks sendiri memiliki

karakteristik antara lain durasi serangan kejang yang memanjang (>15 menit),

bertipe fokal, dengan kejadian rekurensi dalam satu periode (>1 kali kejang

dalam kurun waktu 24 jam), serta terdapat gangguan neurologis paska

bangkitan kejang (Deliana, 2002; IDAI, 2009).

Studi epidemiologi yang sudah dilakukan sampai saat ini memberikan

pemahaman terhadap berbagai faktor risiko yang memicu kejang demam.

Namun, masih terdapat permasalahan penting yang belum terbahas dengan

tegas yaitu dampak kejang demam pada fungsi otak pada anak yang masih

dalam tahap perkembangan. Beberapa outcome kejang demam yang perlu

diperhatikan adalah kejang demam berulang, epilepsi, dan gangguan neurologis

paska kejang demam. (Chang et al., 2008; Patriadi, 2003).

Beberapa faktor risiko utama dari munculnya kejadian kejang demam

berulang adalah onset kejang demam sebelum usia satu tahun, riwayat keluarga

mengalami kejang demam, dan kejang demam disertai demam rendah.

Frekuensi bangkitan kejang pada anak kejang demam berulanng ini diduga

mempengaruhi fungsi kognitif pada anak sehingga perlu dipantau ada tidaknya

rekurensi dari kejang demam termasuk jumlah frekuensi dari kejang demam itu

sendiri. (Chang et al., 2008; Patriadi, 2003).

Fungsi kognitif secara garis besar mencakup fungsi atensi, fungsi

memori, fungsi bahasa, fungsi visuospatial dan fungsi eksekutif.. Fungsi

memori menjadi penting diperhatikan pada pasien pasca kejang demam karena

secara anatomis fungsi memori diatur oleh beberapa struktur anatomi di sistem

saraf pusat yaitu sebagian lobus temporalis beserta hipokampus , dan amigdala.

Page 5: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

3

Kejang demam sendiri berpotensi merusak daerah hippokampus walaupun ini

masih belum dinyatakan jelas dalam berbagai penelitian sebelumnya (Patriadi,

2003).

Fungsi memori adalah fungsi untuk merekam informasi untuk kemudian

bisa dipanggil dan digunakan lagi. Berdasarkan prinsip dual memory-model,

memori bisa diklasifikan lebih lanjut yaitu memori jangka pendek dan jangka

panjang yang kemudian klasifikasi ini dipakai dalam praktik klinis. Memori

jangka pendek merupakan suatu tahap penyimpanan informasi non-permanen

yang kemudian akan diproses lebih lanjut menjadi memori jangka panjang

yang merupakan tahap penyimpanan informasi yang relatif permanen

(Putranto, 2009).

Keterbatasan pada keaktifan memori jangka pendek sebagai ingatan

primer akan mengurangi kemampuan input informasi untuk memori jangka

panjang. Fungsi kognitif itu sendiri sangat bergantung dengan fungsi memori

jangka pendek karena akan berpengaruh pada kemampuan berbahasa, analisis

pemecahan masalah, dan operasi matematika yang secara keseluruhan bisa

mempengaruhi perfoma akademis anak (Putranto, 2009).

Berbagai studi kohort menyatakan tidak ada perbedaan signifikan anak

dengan kejang demam atau tanpa kejang demam terhadap fungsi

perkembangannya. Namun , penelitian lain menyatakan bahwa kejang demam

yang lama dan rekuren (frekuensi lebih dari satu kali) menimbulkan hasil tes

neuropsikologis yang lebih buruk dibandingkan kontrol dari anak yang sehat

atau anak yang mengalami kejang demam simpleks sehingga permasalahan ini

masih belum seluruhnya disetujui (Patriadi, 2003).

Page 6: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

4

Oleh karena uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian terhadap

hubungan dari frekuensi kejadian kejang demam terhadap fungsi memori

jangka pendek pada anak.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang , bisa ditarik rumusan masalah

sebagai berikut :

Apakah terdapat hubungan frekuensi kejang demam dengan fungsi memori

jangka pendek pada anak usia 6-9 tahun?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

frekuensi kejang demam dengan memori jangka pada anak usia 6-

9 tahun

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui prevalensi dan tingkat frekuensi

serangan kejang demam pada anak

b. Untuk mengetahui perubahan skor digit span test dan digit

symbol coding pada anak dengan riwayat kejang demam

D. Manfaat Penelitian

I. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan

kedokteran di bidang ilmu kesehatan anak

Page 7: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

5

II. Manfaat Praktis

a. Bagi Tenaga Medis

Penelitian ini bisa digunakan untuk dasar informasi

prevalensi kejang demam pada anak dan frekuensi

serangan kejang demam yang dialami agar pengelolaan

pasien anak dengan kasus tersebut secara kuratif bisa

dilakukan lebih komprehensif

b. Bagi Masyarakat Umum

Penelitian ini bermanfaat secara promotif untuk

memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang tingkat

frekuensi kejang demam dan pengaruhnya pada fungsi

memori jangka pendek anak.

Page 8: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

6

III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional, analitik

dengan pendekatan kohort retrospektif

B. Populasi dan Sampel

1) Populasi

a. Populasi Target

Populasi target dari penelitian ini adalah semua anak-anak dengan

riwayat kejang demam

b. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah semua pasien anak yang

memiliki riwayat kejang demam di Klinik Anak RS Margono Soekarjo

pada tahun Maret 2008-Maret 2012 yang lahir pada bulan Mei 2006-

2009

2) Sampel

Sampel penelitian adalah semua anak-anak yang memiliki riwayat

kejang demam di Klinik Saraf RSUD Prof. Margono Soekarjo pada

tahun Maret 2008- Maret 2012 yang memenuhi kriteria inklusi.

a. Kriteria Inklusi

1) Anak berusia 6-9 tahun yang lahir pada bulan Mei 2006- Mei 2009

2) Pernah terdiagnosis kejang demam (simpleks dan/atau kompleks)

minimal satu kali dalam catatan rekam medis Klinik Anak RSUD

Prof. Margono Soekarjo.

Page 9: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

7

3) Anak diizinkan oleh orang tua mengikuti prosedur penelitian

ditandai dengan persetujuan dari inform consent.

b. Kriteria Eksklusi

1) Memiliki riwayat Epilepsi

2) Memiliki riwayat Brain Injury

3) Memiliki riwayat penggunaan fenitoin dan/atau fenobarbital lebih

dari 2 tahun

4) Mengalami gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan

gangguan perkembangan berat (Cereberal palsy)

c. Teknik Pengambilan Sampel dan Besar Sampel

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

Purposive sampling dari jumlah anggota pasien anak yang memiliki

riwayat kejang demam di Poliklinik Saraf RS Margono Soekarjo pada

tahun Maret 2007- Maret 2015. Besar sampel dihitung dengan

menggunakan rumus besar sampel untuk penetitian analisis korelatif

dengan hipotesis dua arah sebagai berikut :

n=[ Zα+Zβ

0,5 ln [ (1+r )(1−r ) ] ]

2

+3

Keterangan :

Zα = kesalahan tipe satu = 5% = 1,96

Zβ = kesalahan tipe dua = 10% = 1,282

r = 0,6

Page 10: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

8

n=[ 1,96+1,282

0,5 ln [ (1+0,6 )(1−0,6 ) ] ]

2

+3

n = 26

Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel maka dihitung bahwa

penelitian ini membutuhkan total sampel 52 subyek dan terbagi

dalam dua kelompok dengan 26 subyek pada tiap kelompok

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Frekuensi Kejang Demam

Skala : Numerik rasio

2. Variabel terikat : Memori jangka pendek

Skala : Numerik rasio

D. Definisi Operasional Variabel

1. Kejang Demam

Kejang Demam merupakan kondisi bangkitan serangan kejang

pada suhu lebih dari 380 C yang yang tidak disebabakan oleh infeksi

intrakranial atau gangguan elektrolit. Kejang demam secara umum dibagi

menjadi dua yaitu kejang demam sederhana (simpleks) dan kejang demam

kompleks. Kejang demam sederhana memiliki ciri khas kejang tonik-

klonik generalisata dengan demam dalam waktu kurang dari 15 menit serta

tidak ada pengulangan serangan dalam 24 jam , serta tidak memiliki

gangguan neurologis pasca kejang (Amalia et al.; Kundu et al., 2010;

Patriadi , 2003; IDAI, 2009).

Page 11: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

9

Tipe kejang demam kompleks punya karakteristik bangkitan

serangan kejang dengan demam berdurasi lebih dari 15 menit, dengan

karakteristik kejang fokal yang berulang kurang dari 2 jam dan disertai

gangguan neurologis paska kejang. Kasus kejang demam merupakan kasus

yang telah didagnosis dokter spesialis anak di Klinik Anak RS Margono

Soekarjo (Kundu et al., 2010; Patriadi , 2003).

2. Frekuensi Kejang Demam

Frekuensi kejang demam merupakan jumlah episode bangkitan

kejang demam sejak anak berusia enam bulan sampai lima tahun. Satu

frekuensi kejang demam adalah satu episode serangan kejang pada suhu

diatas 380C yang berlangsung dalam 24 jam. Frekuensi kejang demam ini

meiliki skala numerik rasio (UKK Neurologi IDAI, 2006).

3. Memori jangka pendek

Merupakan tipe memori tipe memori temporer/sementara yang

memiliki ciri khas antara lain prosesnya butuh kesadaran , hanya bertahan

dalam waktu singkat yaitu berkisar 20-30 detik (kecuali dipertahankan

dengan pengulangan). Memori Jangka pendek ini diukur dengan digit span

test dan digit symbol coding. Pengukuran memori jangka pendek ini

dilakukan oleh Psikolog berdasarkan Kode Etik Psikologi Indonesia.

Memori jangka pendek yang diukur memiliki skala numerik rasio

(Patriadi, 2003; Putranto,2009).

E. Pengumpulan Data

1. Alat pengumpulan data

a. Kuesioner karakteristik responden

Page 12: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

10

Data karakteristik umum responden ditarik dengan kuesioner

yang merekam data demografis mencakup nama, alamat, usia, jenis

kelamai dari responden serta data – data lain untuk memenuhi kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi.

b. Data Rekam Medis

Data rekam medis dari poliklinik Anak RS Margono Soekarjo

tahun Maret 2008- Maret 2012 dibutuhkan sebagai data sekunder

untuk mengetahui jumlah kasus kejang demam termasuk frekuensi

kejang demam dan karakteristik kejang demam tersebut.

c. Digit Span Test dan Digit Symbol Coding

Fungsi memori jangka pendek pada anak mampu diukur

dengan digit span test dan digit symbol coding yang merupakan

Wechsler Intelligence Scale for Children-Revised (WISC-R) yaitu.

Digit span test merupakan tes rentang memori menggunakan item

yaitu angka-angka yang disajikan dalam waktu tertentu kepada

responden. Tes ini mengandalkan stimulus informasi pendengaran dan

terdiri dari dua tipe yaitu digits forward dan digits backward. Digit

span test memiliki nilai reliabilitas 0,72 dan nilai validitasnya 0,88

Sedangkan untuk tes digit simbol coding mengukur memori dengan

stimulus informasi penglihatan. Nilai reliabilitas dari drigit simbol

coding cukup tinggi yaitu >0,77. Data primer dari hasil pengukuran ini

didapatkan oleh pengukuran yang dilakukan oleh psikolog. (Putranto,

2009).

Page 13: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

11

F. Tata Urutan Kerja

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan konsultasi dengan pembimbing

b. Menentukan masalah dan tujuan penelitian

c. Menentukan metode penelitian

d. Menentukan instrumen penelitian

e. Memilih sasaran subjek penelitian

f. Menentukan tempat data dikumpulkan

g. Menentukan besar sampel dan cara pemilihan sampel

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengambil sampel dengan cara concecutive sampling dari data

rekam medis yang dikumpulkan.

b. Melakukan kunjungan ke tempat tinggal responden yang dipikih

sebagai sampel

c. Melakukan informed consent dengan terlebih dahulu memberikan

berikan informasi penelitian yang dilakukan serta meminta

persetujuan tertulis dari orangtua subyek serta subjek penelitian

tersebut.

d. Jika orang tua subjek sudah menandatangani informed consent

maka akan dilakukan alloanamnesis dan autoanamnesis terhadap

subjek dan orang tua subjek

e. Melakukan pengisian kuesioner karakteristik responden

f. responden dirujuk ke layanan psikolog yang sudah ditentukan untuk

melakukan penukuran digit span test dan digit symbol coding.

Page 14: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

12

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah yaitu:

1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan melalui analisis tiap variabel secara

deskriptif untuk mendapatkan data distribusi frekuensi dan rerata tiap

variabel yang diukur

2. Analisis Bivariat

Setelah dianalisis secara deskriptif maka data diuji dulu

normalitasnya dengan Uji Saphiro-Wilk. Apabila data yang diuji

terdistribusi normal, analisis korelatif yang dilakukan kemudian adalah uji

Korelasi Pearson. Akan tetapi, jika data tersebut terdistribusi tidak normal,

data akan diuji dengan Uji Korelasi Spearman.

H. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama empat minggu berlangsung sejak 10 Juni

sampai dengan 10 Juli 2015 di klinik Anak RSUD Prof. Margonono Soekarjo.

Page 15: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

13

I. Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan (2015)

Maret April Mei Juni Juli

Persiapan:1. Pengumpulan data dan

revisi proposal2. Seminar proposal3. Pengumpulan instrumen

penelitian dan ethical clearence

Pelaksanaan:Pengambilan sampel dan dataPengolahan dan analisis data

Penyusunan laporan akhir dan seminar hasil

Page 16: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

14

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Kiki, Fatimah, Bennu, Martini.2013.Faktor Risiko Kejadian KejangDemam Pada Anak Balita di ruang perawatan anak Rumah sakit umum Daerah Kota Makassar. Jurnal Sari Pediatri vol.1(6):p1-11.

Baehr , Mathias, Frotscher, Michael .2012. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology Anatomy, Physiology, Signs, Symptoms 5th Edition. Stutgartt: GeorgThieme Verlag.

Chang, Ying-Chao MD, Huang ,Chao-Ching Huang, Song-Chei. 2008. Long-termNeuroplasticity Effects of Febrile Seizures in the Developing BrainChang Gung Med Journal vol.31: p125-135.

Deliana, Melda. 2002. Tata Laksana Kejang Demam pada Anak. Jurnal SariPediatri, vol. 4 (2)

Fuadi, Bahtera, Tjipta, Wijayahadi.2013.Hubungan antara Riwayat Kejang padaKeluarga Dengan Tipe Kejang Demam Dan Usia Saat Kejang DemamPertama, Jurnal Sari Pediatri vol 12(3):142-9

Huwae ,Frans J., Bahtera, Tjipta, Sakti , Hastaning .2008. Hubungan Kadar Seng(Zn) dan Memori Jangka Pendek pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Sari Pediatri vol. 10(2) : p 106-109.

Hurlock, E. (1996). Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. (Terjemahan).Jakarta: Erlangga

IDAI.2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : IDAI Publisher.

IDAI .2011. Pedoman Pelayanan Medis Ikata Dokter Anak Indonesia . Jakarta:IDAI publisher.

Kundu ,Gopen Kumar, Rabin ,F, Nandi, Er , Sheikh ,Naveen, Akhter ,Shaheen.2010. Etiology And Risk Factors of Febrile Seizure – An Update.Bangladesh J Child Health Vol 34 (3):p 103-112

Kipp, Kerstin H. , Opitz ,Bertram , Becker, Martina , Hofmann, Juliane , Krick,Christoph , Gortner, Ludwig, Mecklinger ,Axel.2012.Neural correlates of recognition memory in children with febrile seizures: evidence from functional magnetic resonance imaging. Journal Frontiers in Human Neurosc vo. 6 : p 1-11

Mustarsid, Nur , Fadhilah Tia, Setiawati ,Shinta Riana, Salimo, Harsono.2011Pengaruh Obat Anti Epilepsi Terhadap Gangguan Daya Ingat padaEpilepsi Anak .Jurnal Sari Pediatri vol. 12(5) : p 302-306

Patriadi, Dharma Budi. 2003. Kecepatan Reaksi Memori Jangka Pendek pada

Page 17: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

15

Anak Dengan Riwayat Kejang Demam. Semarang : FK UNS.

Putranto ,Puji Leksono. 2009. Pengaruh Senam Otak terhadap Fungsi MemoriJangka Pendek Anak dari Keluarga Status Ekonomi Rendah. Semarang :FK UNDIP.

Raharjo, Tri budi. 2007. Faktor-Faktor Risiko Epilepsi Pada Anak Di Bawah Usia 6 Tahun. Semarang : FK UNDIP

Scott-Taylor , Tim.2010. The Implications of Neurological Models of Memory for Learning and Teaching. Journal of Investigations in universityteaching and learning vol.6 (1):p 16-26.

Siquiera , Luis Felipe Mendonca De.2010. Febrile Seizures: Update on Diagnosisand Management. Journal Rev Assoc Med Bras 2010; 56(4): 489-92.

Sherwood, Lauralee.2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta :EGC.

Suharto, Agus.2012. Memahami teori Psikologi Kognitif Piaget Hubungannyadengan Perkembangan Anak Dalam Belajar. Jurnal Edukasi. Vol 7 (1) : p19-38.

UKK Neurologi IDAI.2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta:IDAI

Visser, Annemarie. 2011. Febrile Seizures and Other Paroxysmal Events in EarlyChildhood Erasmus University : Rotterdam.

Wendorff , Janusz, Zeman , Krzysztof 2011. Immunology of febrile seizuresJournal Neurologia Dziecięca vo.20 (10) : p 41-48.

Wiguna, Tjhin, Setyawati WR , Noorhana, Kaligis, Fransiska. 2012. Uji Diagnostik Working Memory Rating Scale (WMRS) versi Bahasa Indonesia dan Proporsi Anak Sekolah Dasar dengan Kesulitan Belajar dan defisit Working Memory di Jakarta. Jurnal Sari Pediatri vol. 14(3) : p 191-197.

Page 18: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

16

Lampiran 1 Lembar Informasi dan Kesediaan

Lembar Informasi

Saya, Ridwan dari Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Kedokteran, Jurusan Kedokteran. Saya ingin mengajak Anak andda untuk berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Frekuensi Kejang Demam dengan Memori Jangka Pendek pada Anak Usia 6-9 tahun” dalam rangka memenuhi Skripsi saya. Penelitian ini akan dilaksanakan oleh tim peneliti yang beranggotakan:

1. dr. Nur Faizah, Sp. A2. R. Dyah Woro, S.Psi, M.A.3. Ridwan (peneliti utama)

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui hubungan memori jangka pendek dengan tingkat frekuensi kejang demam pada anak. Hal ini didasari oleh pemahaman bahwa besarnya kasus kejang demam yang terjadi pada anak dan beberapa outcome negatif yang bisa tertinggal setelah kejang demam adalah gangguan kognitif yang salah satunya adalah fungsi memori sehingga memori jangka pendek yang berperan sebagai dasar pembentukan memori penting untuk ditelit pada anak dengan riwayat kejang demam.

2. Mengapa Anak Anda Terpilih

Anak anda terpilih untuk diikutkan dalam penelitian ini karena pernah mengalami riwayat kejang demam dan sebagai pembanding anak anda mungkin juga terpilih karena sampai saat ini belum pernah mengalami kejang demam

3. Tata Cara/Prosedur:

Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah/meliputi 1) Melakukan pengisian kuesioner karakteristik responden berupa data profil

umum dan karakteristik riwayat kejang demam2) Melakukan pengukuran digit span test & digit symbol coding pada

responden yang dilakukan oleh seorang jasa psikolog. Pengukuran digit span test & digit symbol coding merupakan alat penilaian dalam bentuk perintah mengingat dan mengolah informasi berupa huruf dan angka yang dipandu oleh psikolog dan pengukuran ini bersifat tidak berbahaya dan tidak melukai.

Anda harus melakukan/menjalani 1) Mengisi kuesioner karakteristik responden yang dipandu oleh peneliti2) Rujuk ke psikolog yang sudah ditentukan peneliti untuk kemudian

melakukan pengukuran digit span test & digit symbol

Page 19: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

17

4. Keikutsertaan sukarela

Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan. Anda berhak untuk menolak keikutsertaan dan berhak pula untuk mengundurkan diri dari penelitian ini, meskipun Anda sudah menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi. Tidak akan ada kerugian atau sanksi apa pun (termasuk kehilangan perawatan kesehatan maupun terapi yang seharusnya Anda terima) yang akan Anda alami akibat penolakan atau pengunduran diri Anda. Jika Anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari penelitian ini, Anda dapat melakukannya kapan pun.

5. Subjek dapat dikeluarkan/mengundurkan diri dari penelitian

Jika Anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari penelitian ini, Anda dapat melakukannya kapan pun.

6. Jumlah Subyek yang akan diikutsertakan

Terdapat 52 subyek yang dapat diikutsertakan yang akan terbagi dalam dua kelompok. Kelompok anak berusia 6-9 tahun yang sebelumnya pernah mengalami kejang demam dan yang belum pernah mengalami kejang demam

7. Manfaat penelitian

Partisipasi Anda dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk Anda/orang lain berupa

a) Memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang tingkat frekuensi kejang demam dan pengaruhnya pada fungsi memori jangka pendek anak.

b) Kepada institusi pelayanan kesehatan dan dinas kesehatan bisa memberikan dasar informasi prevalensi kejang demam pada anak dan frekuensi serangan kejang demam yang dialami agar

8. Risiko dan ketidaknyamanan

a) Anda sebagai responden harus mengisi kuesioner karakteristik responden yang dipandu oleh peneliti dan bersedia untuk dilakukan tanya jawab dengan peneliti mengenai riwayat penyakit kejang demam yang dialami

b) Anda sebagai responden harus bersedia dirujuk/diantarkan ke jasa psikologi yang sudah ditentukan peneliti untuk melakukan pengukuran digit symbol coding dan digit span test

9. Kompensasi

Peneliti akan memberikan reward bagi semua anak-anak yang bersedia mengikuti penelitian sampai selesai yaitu sampai melakukan pengukuran digit

Page 20: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

18

symbol coding dan digit span test oleh psikolog. Hal yang dimaksud Reward adalah berupa alat tulis dan snack di akhir penelitian setelah pengukuran digit symbol coding dan digit span test oleh psikolog selesai dilakukan. Selain itu sebagai kompensasi akan diberikan uang transportasi bagi subyek ke tempat penelitian.

10. Kerahasiaan

Kami menjamin kerahasiaan seluruh data dan tidak akan mengeluarkan atau mempublikasikan informasi tentang data diri Anda tanpa ijin langsung dari Anda sebagai partisipan. Data tentang diri Anda dan anak Anda adalah privasi anda dan akan peneliti simpan selama satu tahun dan digunakan sebagai data untuk penelitian ini. Data ini hanya dapat diakses oleh peneliti, asisten peneliti dan Anda selaku partisipan.

11. Klarifikasi dan Pertanyaan

Jika Anda memiliki pertanyaan apapun terkait prosedur penelitian, atau membutuhkan klarifikasi serta tambahan informasi tentang penelitian ini, Anda dapat menghubungi:

Ridwan 08568166844

12. Kesediaan

Jika Anda bersedia untuk berpartisipasi maka Anda akan mendapatkan satu salinan dari lembar informasi ini dan surat pernyataaan persetujuan (PSP) . Tandatangan Anda pada lembar surat surat pernyataaan persetujuan (PSP) menunjukkan kesediaan Anda untuk menjadi partisipan dalam penelitian.

Yang menyampaikan informasi:

………………………………………(Nama lengkap dengan huruf balok)

Page 21: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

19

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP)UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

DENGAN SUBYEK ANAK(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab dengan memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri anak/adik saya dari keikut- sertaannya, maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini, yang berjudul:

Saya dengan sukarela memilih anak/adik saya untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya.Saya setuju: Ya/Tidak*)

Tgl.: Tanda tangan (bila tidak bisa dapat digunakan cap jempol)

Nama Anak/Adik saya:

Umur:

Alamat:

Nama Orang Tua Wali:

Nama Peneliti:

Nama Saksi:

*) coret yang tidak perlu

Page 22: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

20

JURUSAN KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO

Jl. Dr. Gumbreg No. 1 Purwokerto, Telp (0281) 641522

Lampiran 2 Formulir Isian Penelitian dan Kuesioner Karakteristik Responden

1. Identitas Responden

Tanggal Pengambilan Data :

Nomor Urut Penlitian

Nama lengkap :

Jenis kelamin : P / L*

Tanggal lahir :

Usia :

Sekolah :

Jenjang di Tingkat Sekolah : SD / SMP* Kelas:

Nama Orangtua :

Tingkat Pendidikan Orangtua :

Pekerjaan Orangtua :

Alamat :

Asal Wilayah :

No. Telepon :

*coret yang tidak perlu

Page 23: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

21

2. Riwayat Kejang Demam

1. Anak pernah mengalami kejang disertai demam:

a. Ya b. Tidak :: :

2. Apakah anak kehilangan kesadaran saat kejang disertai demam :

a. Ya b. Tidak

3. Berapa kali serangan kejang disertai demam yang pernah dialami

anak tiap tahun selama lima tahun pertama usia kehidupan

4. Pernah didiagnosis kejang demam oleh dokter:

b. Ya b.Tidak

5. Usia pertama kali didiagnosis kejang demam :

6. Tipe Kejang Demam : (Simpleks/Kompleks) *

a) Kejang yang dialami semula kaku, kemudian bergerak-gerak/

kelojotan diseluruh tubuh (general tonik-tonik), berlangsung

selama 15 menit, tanpa serangan berulang dalam 24 jam

b) Kejang pada bagian tubuh tertentu berlangsung lebih dari 15

menit, dan serangan bisa berulang dalam 24 jam

*coret yang tidak perlu

3. Riwayat Epilepsi

1. Anak pernah mengalami kejang tanpa demam: a. Ya b. Tidak

2. Pernah didiagnosis Epilopsi oleh dokter : a. Ya b. Tidak

3. Umur pertama kali didiagnosis Epilepsi :

4. Karakteristik Kejang

a) Mendadak : 1. Ya 2. Tidak

b) Berulang-ulang : 1. Ya (...x/bulan) 2. Tidak

c) Kejang yang dialami semula kaku, kemudian

Page 24: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

22

bergerak-gerak/ kelojotan yang terus jatuh tidak sadar

(general tonik-tonik) : 1. Ya 2. Tidak

d) Kejang hanya terjadi setempat dan masih sadar (lengan, kaki,

otot wajah, leher) (parsial sederhana) :

a. Ya b. Tidak

e) Apakah pernah kejang terjadi setempat kemudian diikuti tidak

sadar (parsial kompleks) : 1. Ya 2. Tidak

f) Apakah anak pernah mendadak otot-otot leher, lengan, dan

tungkai mengalami kejang seperti menghentak-hentak

(mioklonik) : 1.Ya 2. Tidak

g) mendadak kekakuan seluruh tubuh (badan, lengan, kaki)

(tonik): 1. Ya 2. Tidak

h) Mendadak kehilangan kekuatan otot seperti tubuhnya melorot

tanpa daya? (atonik) : 1.Ya b. Tidak

i) diam mendadak dari kegiatan yang dilakukan disertai

pandangan bola mata yang melihat jauh (seperti orang

melamun) (absens) :a. Ya b. Tidak

4. Riwayat Penggunaan Obat Anti epilepsi Jangka Panjang

Apakah pernah menggunakan obat fenobarbital/karbamazepin selama dua

tahun : a. Ya b. Tidak

5. Riwayat Brain Injury

1. Perdarahan pada bagian kepala : a. Ya b. Tidak

2. Cidera kepala yang membuat kehilangan kesadaran :

a. Ya b.Tidak

6. Riwayat Gangguan Perkembangan

1. Apakah anak mengalami gangguan pendengaran:

a. Ya b. Tidak

2. Apakah anak mengalami gangguan penglihatan :

a. Ya b. Tidak

3. Gangguan motorik

a. Kelainan cara berjalan

b. Kelainan postur tubuh

Page 25: Proposal ridwan bab 1 & bab 3 - Etik Unpad.docx

23

c. Pernah didiagnosis Cerebral Palsy oleh dokter