PROPOSAL “Pengaruh Pemberian Pakan Kacang Tanah (Arachis Hypogea) Terhadap Kadar Hemoglobin Mencit (Mus Musculus)” (Diajukan guna memenuhi salah satu tugas penelitian mata kuliah Fisiologi Hewan) Oleh Kelompok 3 Rita Sulvianti (100210103006) Martin Artiyono P (100210103014) Akhmad Ferdiansyah (100210103026) Merla Fitria A.S (100210103050) Helen Widia (100210103087) Assisten Pembimbing: Prawitha
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROPOSAL
“Pengaruh Pemberian Pakan Kacang Tanah (Arachis Hypogea)
Terhadap Kadar Hemoglobin Mencit (Mus Musculus)”
(Diajukan guna memenuhi salah satu tugas penelitian mata kuliah Fisiologi
Hewan)
Oleh
Kelompok 3
Rita Sulvianti (100210103006)
Martin Artiyono P (100210103014)
Akhmad Ferdiansyah (100210103026)
Merla Fitria A.S (100210103050)
Helen Widia (100210103087)
Assisten Pembimbing: Prawitha
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Maraknya kasus anemia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari
hari di kalangan masyarakat namun secara khusus di derita oleh kalangan anak
muda (sekolah), Menurut WHO, anak usia sekolah dikatakan mengalami
anemia jika kadar hemoglobinnya di bawah 12g/dL. Anemia yang
berhubungan dengan masalah gizi utama di Indonesia adalah anemia defisiensi
besi. Anemia defisiensi besi terjadi apabila seseorang tidak memiliki zat besi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya.
Anemia defisiensi besi terutamanya menyebabkan gangguan fungsi
pembentukan hemoglobin yang merupakan alat transportasi oksigen ke
seluruh jaringan tubuh termasuk jaringan otak.Gangguan oksigenasi ke
jaringan otak menyebabkan penurunan kemampuan dan konsentrasi belajar
anak semasa pembelajaran. Produktivitas, tingkat kecerdasan, daya tangkap
terhadap pembelajaran dan semua aktivitas mereka akan terganggu dan
akhirnya akan berdampak kepada penurunan prestasi belajar (Wijayanti,
2005). Anemia defisiensi besi juga dapat menghambat pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan otak, serta meningkatkan risiko menderita infeksi
karena daya tahan tubuh menurun (Cahyani, 2009).
Di Indonesia, kasus anemia gizi sangat umum dan mudah dijumpai
pada semua kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan. Ditinjau dari
segi kesehatan masyarakat anemia gizi terjadi karena kekurangan zat besi.
Anemia zat besi ini banyak diderita oleh wanita hamil, laki –laki dewasa,
pekerja penghasilan rendah, balita dan anak sekolah. Pada remaja putri,
anemia gizi besi dapat mengurangi kemampuan belajar, sehinggga dapat
menurunkan prestasi di sekolah. Dalam kondisi anemia, tubuh mudah terkena
infeksi. Keadaan ini tentunya dapat menghambat perkembangan kualitas
sumber daya manusia (Depkes ,1995).
Kasus anemia di Indonesia, sebagian besar disebabkan oleh rendahnya
asupan zat besi atau Fe dalam tubuh. Hal ini karena masyarakat Indonesia
khususnya wanita kurang mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai
salah satu sumber zat besi yang mudah diserap (heme iron). Sedangkan bahan
makanan nabati (non-heme iron) merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi
sulit diserap, sehingga dibutuhkan porsi yang besar untuk mencukupi
kebutuhan zat besi dalam seharinya. Anemia gizi karena kekurangan zat besi
masih merupakan masalah gizi utama yang banyak menimpa kelompok rawan
yaitu ibu hamil, anak balita, wanita usia subur (WUS) dan pekerja
berpenghasilan rendah.
Di tingkat nasional, prevalensi anemia masih cukup tinggi.
Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2005,
menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil 50,9%, ibu nifas
45,1%, remaja putri usia 10-14 tahun 57,1% dan pada wanita usia subur
(WUS) usia 17-45 tahun sebesar 39,5%. Sedangkan di Jawa Timur
berdasarkan kajian data anemia tahun 2002, ditemukan 16% wanita usia subur
menderita anemia, sedangkan untuk remaja putri dan calon pengantin
ditemukan masing-masing 80,2% dan 91,5% menderita anemia (Dinkes Prop.
Jatim, 2002)
Zat besi banyak dijumpai pada bermacam-macam sayur-sayuran dan
biji-bijian seperti bayam dan kacang kacangan. Kacang kacangan seperti:
kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai merupakan jenis kacang yang
mudah diolah. 100 gram kacang kedelai mengandung 381 kkal energi, dan 10
mg zat besi. Sedangkan kacang hijau mengandung 323 kkal energi dan 5-7,5
miligram zat besi per 100 gram.
Dari maraknya penyakit animia yang disebabkan oleh kekurangan gizi
berupa zat besi dan adanya kandungan zat besi kacang-kacangan terutama
kacang tanah, maka kita melakukan penelitian tentang bagaiaman cara
meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah salah satunya adalah “Pengaruh
Pemberian Pakan Kacang Tanah (Arachis Hypogea) Terhadap Kadar
Hemoglobin Mencit (Mus Musculus)” ini.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dikemukakan
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pemberian pakan kacang (Arachis hypogea) terhadap
kadar hemoglobin mencit?
2. Pada jenis makanan apakah yang menyebabkan kadar hemoglobin lebih
tinggi?
1.3 Batasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dan mengurangi kerancuan
menafsirkan masalah maka permasalahan yang dibahas dibatasi dalam:
a. Sampel yang digunakan adalah mencit ( Mus musculus ) berjenis kelamin
jantan.
b. Mencit ( Mus musculus ) digunakan berumur 2-3 bulan dengan berat badan
antara 25-30 gram.
c. Jenis pakan yang diberikan dalam perlakuan di batasi sebanyak 10 gr
d. Pakan yang diberikan pada perlakuan pertama menggunakan pelet 10 gr,
pakan yang diberikan pada perlakuan kedua yaitu campuran kacang dan pelet
yang masing- masing 5 gr, dan pakan yang diberikan pada perlakuan ketiga
yaitu kacang 10 gr.
e. Pengukuran kadar hemoglobin menggunakan haemometer.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian pakan kacang
(Arachis hypogea ) terhadap kadar hemoglobin mencit?
2. Untuk mengetahui jenis makanan apakah yang menyebabkan kadar
hemoglobin lebih tinggi?
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
a. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang
Biologi khususnya mengenai fisiologi hewan.
b. Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi bahwa kacang tanah (Arachis
Hypogea) dapat digunakan sebagai makanan untuk meningkatkan kadar
hemoglobin darah.
c. Bagi peneliti lain yang sama bidangnya dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin (kependekan: Hb) merupakan molekul protin di dalam
sel darah merah yang bergabung dengan oksigen dan karbon dioksida untuk
diangkut melalui sistem peredaran darah ke jaringa-jaringan dalam badan. ion
besi dalam bentuk Fe+2 dalam hemoglobin memberikan warna merah pada
darah. Dalam keadaan normal 100 ml darah mengandungi 15 gram
hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen.Terdapat beberapa
cara bagi mengukur kandungan hemoglobin dalam darah, kebanyakannya
dilakukan secara automatik oleh mesin yang direka khusus untuk membuat
beberapa ujian terhadap darah. Di dalam mesin ini, sel darah merah
diceraikan untuk mengasingkan hemoglobin dalam bentuk larutan.
Hemoglobin yang terbebas ini dicampur dengan bahan kimia yang
mengandungi cyanide yang mengikat kuat dengan molekul hemoglobin untuk
membentuk cyanmethemoglobin. Dengan menyinarkan cahaya melalui
larutan cyanmethemoglobin dan mengukur jumlah cahaya yang diserap
(khususnya bagi gelombang antara 540 nanometer), jumlah hemoglobin dapat
ditentukan. (Tim Dosen, 2010)
Kadar Hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin
dalam gram (gm) bagi setiap dekaliter (100 mililiter). Kadar hemoglobin
normal bergantung kepada usia, awal remaja, dan jantina seseorang itu.Kadar
normal adalah :
1. Baru lahir : 17-22 gm/dl
2. Usia seminggu : 15-20 gm/dl
3. Usia sebulan : 11-15gm/dl
4. Kanak-kanak: 11-13 gm/dl
5. Lelaki dewasa: 14-18 gm/dl
6. Wanita dewasa: 12-16 gm/dl
7. Lelaki separuh usia: 12.4-14.9 gm/dl
8. Wanita separuh usia: 11.7-13.8 gm/dl
Penentuan kadar hemoglobin dilakukan dengan cara mengisikan HCL
0,1 N terlebih dahulu ke dalam tabung hemoglobin sampai skala 2. Kemudian
mengisap darah tetesan yang telah disiapkan dengan pipet Hb sampai skala
20. Menghapus darah yang terdapat di ujung pipet dan dengan cepat
menghembuskan darah ke dalam tabung hemometer. Mengusahakan semua
darah dalam pipet masuk ke semua tabung. Kemuadian mendiamkan selama 1
menit. Lalu mengencerkan dengan aquadest setetes demi setetes sambil
menyesuaikan dengan warna larutan standar yang terdapat dalam blok
komparator. Menghentikan pengenceran apabila warna larutan darah telah
sama dengan warna larutan standar. Menghitung kadar hemoglobin darah
dengan cara membaca tinggi dan angka larutan darah pada tabung
hemometer.
Kadar hemoglobin yang rendah merupakan satu keadaan yang
dikenali sebagai anemik. Terdapat beberapa sebab berlakunya anemia. Sebab
utama biasanya kehilangan darah (kecederaan teruk, pembedahan,