BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari pembangunan Nasional, perlu diwujudkan guna peningkatan dan kemajuan sektor pendidikan. Merosotnya kualitas pendidikan banyak mendapat sorotan dari masyarakat, peserta lulusan kependidikan, para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya semaksimal mungkin mengadakan perbaikan dan penyempurnaan di bidang pendidikan. Sebagai langkah antisipasi, maka pendidikan banyak diarahkan pada penataan proses belajar, penggunaan dan pemilihan media belajar secara tepat. Semua ini dimaksudkan untuk pencapaian hasil belajar semaksimal mungkin. Pada masa sekarang, dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai masalah pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Guru dihadapkan pada suatu permasalahan bagaimana caranya untuk menghidupkan suasana pembelajaran di kelas menjadi aktif dan menarik, sehingga para peserta didik merasa nyaman dan senang mengikuti pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang menyenangkan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran juga harus disesuiakan dengan minat siswa dalam menyikapi kemajuan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari
pembangunan Nasional, perlu diwujudkan guna peningkatan dan kemajuan sektor
pendidikan. Merosotnya kualitas pendidikan banyak mendapat sorotan dari
masyarakat, peserta lulusan kependidikan, para pendidik dan pemerintah. Oleh
karena itu pemerintah berupaya semaksimal mungkin mengadakan perbaikan dan
penyempurnaan di bidang pendidikan. Sebagai langkah antisipasi, maka
pendidikan banyak diarahkan pada penataan proses belajar, penggunaan dan
pemilihan media belajar secara tepat. Semua ini dimaksudkan untuk pencapaian
hasil belajar semaksimal mungkin.
Pada masa sekarang, dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai
masalah pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar
siswa. Guru dihadapkan pada suatu permasalahan bagaimana caranya untuk
menghidupkan suasana pembelajaran di kelas menjadi aktif dan menarik,
sehingga para peserta didik merasa nyaman dan senang mengikuti pembelajaran
tersebut. Pembelajaran yang menyenangkan ini diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran
juga harus disesuiakan dengan minat siswa dalam menyikapi kemajuan teknologi.
Siswa jaman sekarang sangat antusias dengan segala sesuatu yang berbau
teknologi modern, hal ini hendaknya dapat dimanfaatkan guru untuk dijadikan
sebagai media pembelajaran yang baik.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin menanjak
maju dengan pesat mampu meningkatkan beragam kemampuan dan kreatifitas
guru dalam menemukan teknik pembelajaran yang dapat menarik keluar minat,
bakat, dan pemahaman pada diri siswa. Inovasi-inovasi pembelajaran terus
dilakukan melalui berbagai macam media pembelajaran, disesuaikan dengan
beragam metode pembelajaran yang ada. Paradigma baru pembelajaran yang
berpusat pada siswa menjadikan guru hanya sebagai pendamping dan pengarah.
Siswa dapat memperoleh berbgai informasi dari bermacam-macam sumber, tidak
1
hanya dari penjelasan guru. Pada strategi pembelajaran inovatif, guru tradisonal
dan peran siswa diubah, tanggung jawab siswa untuk belajar harus ditingkatkan,
memberi mereka motivasi dan arahan untuk menyelesaikan program belajarnya
dan menempatkan mereka pada pola tertentu agar mereka sukses sebagai
pebelajar sepanjang hayat (Ibrahim, 2010).
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah
belajar sesuatu adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah
laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif)
dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap
(afektif).
Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan
manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada manusianya
(Sudjana, 1989). Melalui berbagai pendekatan belajar, strategi belajar, serta media
belajar yang sesuai dengan minat siswa maka akan didapatkan hasil belajar yang
memuaskan baik bagi siswa maupun guru sebagai perancang pembelajaran di
kelas. Kemajuan teknologi dalam hal ini adalah internet sangat mempengaruhi
perkembangan siswa termasuk dalam proses belajar.
Internet sudah menjadi bagian dari gaya hidup remaja saat ini, apapun
yang ingin diketahui dapat dicari dari internet. Materi-materi pembelajaran
banyak diperoleh dari internet hanya tinggal memasukkan kata kuncinya saja dan
otomatis akan keluar hasilnya. Siswa lebih tertarik mengakses dan membaca
materi dari internet daripada harus membaca buku yang dinilai monoton. Guru
sebagai perancang pembelajaran kelas dapat memanfaatkan kegemaran siswa
dengan cara menggunakan internet sebagai media pembelajaran yaitu dengan
menggunakan blog. Blog ini berisi materi-materi pembelajaran baik itu soal-soal,
animasi, gambar, maupun segala macam hal yang berhubungan dengan materi
yang diajarkan.
Blog menjadikan guru dapat berkreasi tanpa batas dalam melakukan
proses belajar. Tampilan blog yang unik dan tentunya lebih menarik dari sekedar
buku dapat memicu rasa ingin tahu yang besar pada setiap siswa. Siswa tidak
sebatas belajar tentang kata-kata dan gambar yang hanya diperoleh dari buku,
2
namun juga dapat melihat animasi dari keterangan materi yang diberikan,
sekaligus mengunduh sebagai bahan pembelajaran di rumah. Tidak hanya materi
belajar, blog juga dapat menjadi saran edukasi tentang pendidikan berkarakter
melalui info-info teladan dan info-info menarik dari setiap materi yang diberikan.
Penggunaan blog ini diharapkan mampu menarik minat siswa sehingga
berpengaruh positif terhadap hasil belajar yaitu dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Oleh karena itu penulis mencoba menyusun sebuah proposal untuk
meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas X dengan judul “Pengembangan
Media Pembelajaran Blog Materi Ekosistem Kelas X Guna Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa SMA Negeri 1 Genteng.”
1.2 Rumusan Masalah
Latar belakang yang telah disebutkan di atas menjadikan dasar penulis
menyusun sebuah proposal tentang pendidikan dan melakukan sebuah penelitian.
Penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ini memerlukan data-data
pendukung, oleh karena itu disusunlah sebuah rumusan masalah untuk
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan sekaliguus mencari
dan mengumpulkan data. Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah
ditulis adalah “Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas X dengan
menggunakan blog sebagai media pembelajaran pada materi Ekosistem?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penyusunan tujuan penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang
telah dibuat terlebih dahulu untuk memudahkan peneliti dalam bekerja dan
mengolah data. Mengacu pada rumusan masalah yang telah disusun, tujuan
penelitian pendidikan ini antara lain :
1. Untuk mengetahui ada dan tidaknya peningkatan hasil belajar siswa
kelas X dengan menggunakan blog sebagai media pembelajaran pada
materi Ekosistem.
2. Untuk mengetahui apakah blog yang dikembangkan memenuhi
kriteria kelayakan materi, bahasa, dan penyajian.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai
berikut :
1. Terwujudnya media pembelajaran Blog materi Ekosistem untuk SMA
kelas X guna meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas belajar
mengajar mata pelajaran Biologi di SMA kelas X.
3. Dapat memberikan informasi ilmu Biologi bagi siswa khususnya
untuk materi Ekosistem SMA kelas X.
1.5 Pembatas Masalah
Untuk menghindari kemungkinan melebarnya topik yang akan diteliti,
maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMAN I Genteng tahun
ajaran 2012-2013
2. Sebagai pembanding adalah pembelajaran konvensional ( yang biasa
dilakukan oleh guru di sekolah yang bersangkutan)
3. Penggunaan media pembelajaran blog dilakukan pada saat materi
dalam kelas maupun di luar jam pelajaran dengan isi dari blog
tersebut adalah materi ekosistem, tugas-tugas mandiri, latian soal
serta animasi-animasi maupun video yang dapat menambah
pemahaman siswa terhadap materi ekosistem.
4. Media pembelajaran berbasisi internet yang digunakan hanya sebatas
pada blog yang dibuat oleh peneliti
5. Konsep atau materi pembelajaran yang dipelajari adalah Ekosistem
4
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Engkoswara, sebagaimana dikutip oleh Sudirman N, dkk mengemukakan
bahwa “Belajar adalah proses perubahan perilaku yang dapat dinyatakan dalam
bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian tentang pengetahuan, sikap, dan
nilai-nilai dan keterampilan.” (Sudirman N, 1989). Belajar adalah proses
perubahan yang terjadi pada diri manusia (Surachmad, 1984). Pendapat ahli lain
tentang pengertian belajar yaitu merupakan suatu kecenderungan dalam
pengubahan tingkah laku yang secara relatif bersifat permanen dan sebagai hasil
praktek yang bersifat menguatkan (Kimle dan Germezy, 1989).
Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian belajar, dapat diambil
kesimpulan bahwa belajar merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh
manusia untuk mencapai suatu perubahan positif secara permanen baik itu
perubahan sikap, nilai, keterampilan, maupun gaya berfikir dan tingkah laku
pribadi tersebut sehingga akan membantunya untuk berinteraksi dengan
lingkungan di sekitar tempat hidupnya.
Proses belajar itu dapat dibedakan atas tiga fase (Nasution, 1987, hal. 9)
yaitu:
1. Fase Informasi
2. Fase Transformasi
3. Fase Evaluasi
Fase informasi menjelaskan bahwa tiap-tiap pelajaran yang diperoleh
merupakan sejumlah informasi, dan informasi itu ada yang berupa pengetahuan,
memperdalam dan ada pula yang bertentangan dari apa yang diperoleh
sebelumnya.
Fase transformasi, menjelaskan bahwa informasi yang diperoleh itu akan
ditransformasikan dalam bentuk yang konseptual agar dapat dipergunakan untuk
hal-hal yang lebih luas.
5
Fase evaluasi, merupakan hasil dari informan dan transformasi dalam
prose belajar mengajar, kemudian dinilai sejauh mana hasil dari informan dan
transmisi dapat dimanfaatkan dalam kehidupan.
2.2 Minat Belajar
2.2.1 Pengertian Minat Belajar
Keberhasilan pembelajaran di kelas tidak dapat terlepas dari
minat belajar yang terdapat pada diri siswa. Sebaik apapun cara guru
menyampaikan materi, pendekatan yang baik, strategi yang pas maupun
media pembelajaran yang inovatif tidak akan dapat berperan maksimal
jika minat belajar pada diri siswa tidak dapat keluar. Kesesuaian antara
beberapa komponen belajar harus dapat dikelola dan diorganisasikan
dengan baik agar dapat memunculkan minat belajar siswa sehingga
diperoleh pembelajaran yang menarik, menyenangkan yang berdampak
pada aktifnya siswa sekaligus didapatkan hasil belajar yang bagus pula.
Sebelum itu, hendaknya perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari
minat belajar.
Kata minat belajar, merupakan dua kata yang terangkai menjadi
satu, yakni kata “minat” dan “belajar”. Untuk lebih memahami makna
atau pengertian minat belajar, akan lebih mudah jika diartikan secara
terpisah kata demi kata sesuai dengan pendapat beberapa ahli pendidikan
tentan apa itu “minat” dan juga “bakat”.
Kata “Minat” mengandung pengertian “kecenderungan jiwa
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau
kegiatan” (Slameto, 1995). Artinya, bahwa seseorang yang memiliki
minat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas tersebut
secara konsisten dengan rasa senang.
Minat merupakan moment-moment dari kecenderungan jiwa
yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap paling
efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen
efektif (emosi) yang kuat (Kartono, 1995). Minat juga berkaitan dengan
kepribadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif),
6
emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek,
seseorang suatu soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri
pribadi (Buchori, 1985)
Adapun kata “belajar” mengandung makna aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mengetahui
sesuatu, baik melalui pengamatan, pengalaman, membaca dan lain
sebagainya. Seperti yang telah dijelaskan pada pengertian belajar
sebe;umnya, ketika seseorang belajar maka terdapatlah suatu perubahan
permanen pada dirinya dan berdampak positif pada kebribadiannya.
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan.
Semua benda yang hidup menjadi obyek dari biologi. Oleh karena itu
biologi berobyekkan benda-benda yang hidup. Maka cukup banyak ilmu-
ilmu yang tergabung di dalamnya. Biologi sebagai salah satu bidang ilmu
pengetahuan juga merupakan objek pada aspek minat. Dengan demikian,
bidang biologi dapat melahirkan reaksi perasaan senag, gembira, dan
semangat belajar, begitu pula sebaliknya, tergantung dari kepribadian
siswa sendiri apakah menaruh minat yang tinggi terhadap bidang biologi
atau tidak (Ahmadi, 1998).
Masih menurut para ahli, dikatakan bahwa minat kecenderungan
hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang
dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu (Hardjana, 1994).
Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong
untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam
bidang-bidang tertentu (Loekmono, 1994)
Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil
dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah
kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi,
pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman
(Hardjana, 1994). minat juga dapat diartikan sebagai sibuk, tertarik, atau
terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari
pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah
keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran
7
secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai
pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang
berminat terhadap biologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-
sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian
pelajaran biologi, dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan
dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena
adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa
akan mudah menghafal dan memahami pelajaran yang menarik minatnya
dengan apapun strategi, pendekatan, maupun media yang beragam. Minat
berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya
kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan
alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh
karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang
diberikan mudah siswa mengerti (Hasnawiyah, 1994).
5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk
mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yiatu :
(Loekmono, 1994)
1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik
dalam semua mata pelajaran.
2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu
dalam satu atau lain bidang studi.
3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
4. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru
atau teman-teman.
5. Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses
dalam suatu bidang khusus tertentu.
Minat belajar siswa terhadap pelajaran biologi dapat ditunjang
dengan minat siswa terhadap perkembangan teknologi, dalam hal ini
internet. Minat belajar yang sudah tinggi jika dipadu padankan dengan
8
minat terhadap internet sebagai salah satu bentuk media diharapkan dapat
memberikan hasil belajar yang maksimal.
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pertumbuhan minat siswa terhadap mata pelajaran biologi
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara keseluruhan faktor tersebut
digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor
yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal
dari dalam diri siswa).
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa
terhadap mata pelajaran biologi :
2.2.2.1 Faktor dari Dalam Diri Siswa
Siswa adalah sekelompok manusia yang akan diajar,
dibimbing, dan dibina menuju pencapaian tujuan belajar yang
ditentukan. Siswa juga mempunyai peranan dalam proses belajar
mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terjadi
interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya, yaitu terjadinya saling tukar
informasi dan pengalaman mengarah kepada interaksi proses
belajar mengajar yang optimal (Ali, 1993).
Siswa menggunakan seluruh kemampuan dasar yang
dimilikinya sebagai dasar untuk melakukan berbagai kegiatan
agar memperoleh prestasi belajar yang optimal. Fungsi guru
yaitu : (Sardiman, 1992)
1. Mencari perangsang atau motivasi agar siswa mau
melakukan satu tujuan tertentu.
2. Mengarahkan seluruh kegiatan belajar kepada
suatu tujuan tertentu
3. Memberi dorongan agar siswa mau melakukan
seluruh kegiatan yang mampu dilakukan untuk
mencapai tujuan.
9
2.2.2.2 Faktor Metode Mengajar
Mengajar atau mentransfer ilmu dari guru kepada siswa
memerlukan suatu teknik atau metode tertentu. Metode tersebut
dikenal dengan istilah metode mengajar. Dalam dunia
pendidikan telah dikenal berbagai metode mengajar yang dapat
digunakan .
Di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu terdapat
banyak mata pelajaran dan tiap mata pelajaran mempunyai
tujuan-tujuan tersendiri. Untuk mencari tujuan tersebut setiap
guru harus memilih metode mengajar yang manakah yang
paling tepat untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan
diajarkannya. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua
pokok bahasan cocok untuk diterapkan satu mata pelajaran atau
pokok bahasan. Oleh karena itu, guru yang mampu
menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya
dalam proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan
motivasi dan minat belajar siswa (Roestiyah, 1993).
2.2.2.3 Faktor Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan
keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh
seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi
seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang
guru profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan
dan mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang
perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan
sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru
dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu
diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan
hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan
tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang
10
diembannya. Berdasarkan paradigma baru pembelajaran, guru
tidak lagi menjadi pusat pembelajaran sehingga guru modern
harus dapat membaca situasi dan menempatkan dirinya menjadi
pengajar, fasilitator, sumber belajar, teman, maupun orang tua
sehingga didapat suasana belajar yang menyenangkan dan
menyebabkan siswa lebih memahami materi yang dberikan
sampai akhir hayat.
2.3 Media Pembelajaran
2.3.1 Pengertian
Proses pembelajaran di kelas tidak dapat tercipta tanpa adanya
interaksi antar komponen penyusunnya, antara lain adalah antar guru dan
siswa. Pada proses komunikasi ini terbentuklah suatu interaksi yang
secara tidak langsung akan memunculkan suatu benda atau bentuk alat
bantu dalam menerima dan menyampaikan pesan yang dimaksud baik itu
sadar maupun tidak sadar. Alat bantu ini akan memudahkan guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa sekaligus berperan dalam
meningkatkan pemahaman siswa. Alat bantu ini lah yang dapat disebut
dengan media pembelajaran. Sebelum melangkah pada pengertian media
pembelajaran secara lebih lanjut, perlu dipahami terlebih dahulu
darimana asal kata media dan bagaimana media dapat terbentuk. berikut
adalah uraian apa itu media menrurut beberapa ahli.
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat ciri utama yang
menjadi karakteristiknya yakni adanya hubungan diantara anggotanya
(interaksi). Hubungan itu berlangsung sedemikian rupa, sehingga terjadi
proses saling mempengaruhi. Dengan kata lain antara anggota kelompok
terdapat hubungan yang disebut komunikasi interaksi. Melalui berbagai
bentuk komunikasi maka kelompok-kelompok masyarakat melakukan
banyak kegiatan atau tingkah laku sosial sehingga tercapai tujuan-tujuan
bersama.
11
Bentuk komunikasi itu berlaku di dalam semua bentuk
hubungan sosial, baik di sekolah maupun di dalam pergaulan masyarakat
yang lebih luas dan di dalam bentuk-bentuk masyarakat dengan struktur
dan fungsinya masing-masing. Di sekolah berlangsung hubungan
komunikasi interaksi antara para komponen pendukung sekolah, siswa
dengan siswa lain, dengan penjaga sekolah, karyawan, dan segala macam
interaksi yang terjadi antar individu maupun kelompok. Pada saat proses
pembelajaran di kelas, interaksi yang terjadi otomatis hanya melibatkan
siswa dan guru. Secara tidak langsung, sadar maupun tidak dalam proses
komunikasi ini memunculkan suatu bentuk media.
Untuk mencapai maksud dan tujuannya, bentuk-bentuk
organisasi masyarakat itu, perlu peningkatan efisiensi dan efektivitasnya.
Peningkatan efisiensi dan efektivitas tersebut sebagian bergantung
kepada faktor penunjang, yakni sarana dan prasarana. Dengan perkataan
lain, hubungan komunikasi interaksi itu akan berjalan dengan lancar dan
mendapat hasil yang maksimal. Apabila organisasi itu berjalan dan
menggunakan alat bantu, alat bantu itulah yang disebut dengan media.
Bertitik tolak dar alat bantu (media) itu dapat dipahami bahwa,
media dalam hubungannya dengan komunikasi interaksi suatu organisasi
sangat menentukan. Namun yang masih perlu kejelasan adalah, apa yang
dimaksud dengan media.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti ’tengah’, ’perantara’ atau ’pengantar’. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis,
fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual dan verbal.
12
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002: 137).
Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan
orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:
17). Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses
pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan
pengajaran tercapai.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa
syarat. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi
kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat
apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru.
Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan
tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan
praktik-praktik dengan benar.
Dari pengertian media serta batasan-batasan yang dikemukakan
oleh para ahli di atas, terdapat beberapa persamaan diantaranya, bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan,
perhatian dan minat perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar dapat terjadi.
2.3.2 Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada
beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (dalam
Depdiknas, 2003) mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam
pembelajaran yaitu:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
13
6. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
7. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di
mana saja dan kapan saja.
8. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap
materi dan proses belajar.
9. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan
produktif.
Fungsi media pembelajaran antara lain:
1. Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.
2. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan
belajar mengajar.
3. Mendorong motivasi belajar.
4. Menambah variasi dalam penyajian materi.
5. Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan.
6. Memungkinkan siswa memilih kegiatan belajar sesuai
dengan kemampuan, bakat dan minatnya.
7. Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-
pesan (informasinya sangat membekas dan tidak mudah
lupa) (Rohani, 1997: hal. 9)
2.3.3 Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang
merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang
dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau
kurang efisien) melakukannya.
2.4.3.1 Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa
atau objek. Dengan ciri fiksatif, media memungkinkan suatu
14
rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu
tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2.4.3.2 Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan
karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan
gambar time-lapse recording.
2.4.3.3 Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek
atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar
siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai
kejadian itu.
2.4.4 Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada empat klasifikasi media
pengajaran yaitu:
1. Alat-alat visual yang dapat dilihat.
2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar.
3. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar.
4. Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara
boneka, dan sebagainya.
2.4 Multimedia
2.4.1 Pengertian Multimedia
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa
Latin), nouns yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium
(Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan
atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage
15
Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk
mendistribusikan dan mempresentasikan informasi (Rachmat dan
Alphone, 2005/2006: 1).
Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media
(format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik,
sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas
menjadi file digital (komputerisasi) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan kepada publik.
2.4.2 Objek Multimedia
Multimedia terdiri dari beberapa objek, yaitu teks, grafik, image,
animasi, audio, video, dan link interaktif. Berikut rincian dari masing-
masing objek :
1. Teks
Teks merupakan dasar dari pengolahan kata dan
informasi berbasis multimedia. Menurut Hofstetter, sistem
multimedia banyak dirancang dengan menggunakan teks karena
teks merupakan sarana yang efektif untuk mengemukakan ide-
ide dan menyediakan instruksi-instruksi kepada user
(pengguna). Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan hypertext, auto-hypertext, text style, import text, dan
export text.
2. Image
Secara umum image atau grafik berarti still image
(gambar tetap) seperti foto dan gambar. Manusia sangat
berorientasi pada visual (visual-oriented), dan gambar
merupakan sarana yang sangat baik untuk menyajikan
informasi. Semua objek yang disajikan dalam bentuk grafik
adalah bentuk setelah dilakukan encoding dan tidak mempunyai
hubungan langsung dengan waktu.
16
3. Animasi
Animasi adalah pembentukan gerakan dari berbagai
media atau objek yang divariasikan dengan gerakan transisi,
efek-efek, juga suara yang selaras dengan gerakan animasi
tersebut atau animasi merupakan penayangan frame-frame
gambar secara cepat untuk menghasilkan kesan gerakan. Konsep
dari animasi adalah menggambarkan sulitnya menyajikan
informasi dengan satu gambar saja, atau sekumpulan gambar.
4. Audio
Penyajian audio merupakan cara lain untuk lebih
memperjelas pengertian suatu informasi. Suara dapat lebih
menjelaskan karakteristik suatu gambar, misalnya musik dan
suara efek (sound effect).
5. Video
Video merupakan elemen multimedia paling kompleks
karena penyampaian informasi yang lebih komunikatif
dibandingkan gambar biasa. Dalam video, informasi disajikan
dalam kesatuan utuh dari objek yang dimodifikasi sehingga
terlihat saling mendukung penggambaran yang seakan terlihat
hidup.
6. Interactive link
Interactive link dengan informasi yang berkaitan sering
kali dihubungkan secara keseluruhan sebagai hypermedia.
Interactive link diperlukan bila pengguna menunjuk pada suatu
objek atau tombol supaya dapat mengakses program tertentu dan
untuk menggabungkan beberapa elemen multimedia sehingga
menjadi informasi yang terpadu.
17
2.4.3 Komponen Multimedia
Menurut definisi terdapat empat komponen penting multimedia:
1. Adanya komputer sebagai suatu alat yang dapat berinteraksi
dengan user.
2. Adanya link yang menghubungkan user dengan informasi.
3. Adanya alat navigasi yang memandu, menjelajah jaringan
informasi yang saling terhubung.
4. Multimedia menyediakan tempat kepada user untuk
mengumpulkan, memproses, dan menghubungkan
informasi dan ide user sendiri.
2.5.4 Tujuan Multimedia
Tujuan dari penggunaan multimedia adalah sebagai berikut:
1. Multimedia dalam penggunaannya dapat meningkatkan
efektivitas dari penyampaian suatu informasi.
2. Penggunaan multimedia dalam lingkungan dapat
mendorong partisipasi, keterlibatan serta eksplorasi
pengguna tersebut.
3. Aplikasi multimedia dapat meransang panca indera, karena
dengan penggunaannya multimedia akan meransang
beberapa indera penting manusia, seperti: penglihatan,
pendengaran, aksi maupun suara.
2.5 Blog
2.5.1 Sejarah dan Pengertian Blog
Blog merupakan hasil evolusi dari diary online: diary atau
catatan harian mengenai pendapat, opini, dan apapun itu dalam bentuk
yang dipublikasikan secara online (menggunakan website). Salah seorang
pioneer dari internet-based journalist ini adalah Justin Hall, yang
melakukan membuat online diarynya Justin Links From The
Underground ketika dia masih merupakan pelajar dari Swarthmore
College (Fikri, 2009).
18
Lanjut menurut Fikri (2009), kala itu, Blog (atau ketika itu
bernama online diary) pada umumnya merupakan website yang berisi
kumpulan link menuju halaman web lain yang disertai komentar dan
opini pemilik online diary tersebut mengenai halaman dari tujuan link
tersebut. Sehingga online diary ketika itu bisa juga dikatakan sebagai
katalog link berdasarkan opini pemilik. Para diarist adalah editor yang
memilih link mana yang menarik dan menampilkan link tersebut di
online diarynya.
Pada tahun 1997, Jorn Barger, seorang programer yang juga
mengelola website online diary “robot wisdom” menciptakan istilah
weblog yang diambil dari kata “logging the web”. Logging bisa diartikan
masuk. Jadi, logging the web bisa diartikan “memasuki web”.
Korelasinya adalah blogger awal di kala itu merupakan orang yang
masuk ke belantara web dan menyortir link-link menarik berdasarkan
opininya.
Hingga 1998, baru ada beberapa website yang dapat
diidentifikasikan sebagai blog, hingga ketika itu menjelajahi semua
weblog masih memungkingkan untuk di lakukan. Pada tahun 1999, Peter
Merholz menyebutkan istilah weblog sebagai wee-blog, hingga akhirnya
dibuat pendek menjadi blog saja. Pengelola suatu blog kemudian disebut
“blogger”
Dari titik itulah semuanya berubah. Semakin hari, semakin
banyak orang yang membuat blog. Pertumbuhan blog menjadi semakin
signifikan ketika Pitas merilis Blogger.com pada Juli 1999. Blogger.com
merupakan web service yang memungkinkan orang yang bahkan tidak
memiliki kemampuan html sekalipun mampu menciptakan dan
mengelola blog.
Blog yang awalnya merupakan kumpulan link yang dikomentari
oleh pemilik blog, mulai bergeser menjadi media ekspresi bebas semau
pemilik blog yang ditampilkan secara kronologis terbalik.