Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Menurut Field Manual (1996:12) dalam bukunya Pemimpin dan kepemimpinan dalam manajemen, Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Menurut Dubin sebagaimana telah dikutip oleh Fiedler dalam bukunya “Leadership and Effective Management by Scott, Foresman and Company, Glenview, llionis,1974, Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dalam membuat keputusan.
36

Proposal Penelitian Dayat

Jun 27, 2015

Download

Documents

Eross Chandra
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Penelitian Dayat

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan

lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah &

memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia

seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.

Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial

manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia

yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin

dirinya sendiri.

Menurut Field Manual (1996:12) dalam bukunya Pemimpin dan kepemimpinan

dalam manajemen, Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan

memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan

meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku

pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan

budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain

untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and

directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and

loyal cooperation in order to accomplish the mission”.

Menurut Dubin sebagaimana telah dikutip oleh Fiedler dalam bukunya

“Leadership and Effective Management by Scott, Foresman and Company, Glenview,

llionis,1974, Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dalam membuat

keputusan.

Page 2: Proposal Penelitian Dayat

Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan

individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

( John Ptiffner:2002;125)

Kepemimpinan ditandai oleh ciri ciri kepribadian dimana di dalam suatu situasi yang

khusus mengambil peranan penting dalam usaha mencapai tujuan kelompok bersama sama

dengan anggota lain. Ciri ciri ini secara fungsional berhubungan dengan pencapaian

tujuan. Pemeliharaan serta memperkuat kelompok.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan

lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan

sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar

masalah dapat terselesaikan dengan baik.

Abdul ahmadi (2002:125) dalam bukunya Psikologi Sosial merumuskan unsur unsur

yang terdapat dalam setiap masalah kepemimpinan yaitu:

1. Unsur manusia

Yaitu sebagai pemimpin atau mereka yang dipimpin

2. Unsur Sarana

Yaitu merupakan segala macam prinsip dan teknik kepemimpinan yang dipakai

dalam pelaksanaannya. Termasuk bekal pengetahuan dan pengalaman yang

menyangkut masalah itu sendiri dan kelompok manusia

3. Unsur tujuan

Yaitu merupakan sasaran akhir ke arah mana kelompok manusia akan digerakan

untuk menuju maksud tujuan tertentu. Ketiga unsur tersebut dalam pelaksanaannya

selalu ada dan terjalin erat satu sama lain (Wiyono Hadikusumo,1973)

(Wiliam Foote Whyte,1995) menyebutkan ada 4 faktor yang menentukan seseorang

menjadi pemimpin

1. Operational Leadership

Orang yang paling banyak inisiatif, dapat menarik dan dinamis , menunjukan

pengabdian yang tulus , serta menunjukan prestasi kerja yang baik bagi kelompoknya

2. Popularity

Page 3: Proposal Penelitian Dayat

Orang yang banyak dikenal memiliki kesempatan yang lebih banyak menjadi

pemimpin

3. The assumed representative

Orang yang dapat mewakilii kelompoknya mempunyai kesempatan besar untuk

menjadi pemimpin

4. The prominent talent

Seseorang yang memiliki bakat kecakapan yang menonjol dalam kelompoknya

mempunyai kesempatan untuk jadi pemimpin.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan

lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan

sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar

masalah dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam kaitan pentingnya sikap kepemimpinan dalam diri mahasiswa khususnya

kehidupan berasrama maka dalam penyusunan proposal penelitian ini, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul:

“ PERBEDAAN SIKAP KEPEMIMPINAN ANTARA MAHASISWA S1

PGSD BERASRAMA YANG BERADA DI BLOK A, BLOK B DAN BLOK D.”

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Sikap kepemimpinan dalam masing-masing blok sangat menentukan blok

tersebut mau dibawa ke arah mana. Untuk itu perlu diadakan identifikasi masalah

mengenai kenapa pada salah satu blok itu ada yang terlihat lebih menonjol. Sehingga

diperlukan identifikasi masalah untuk menyempurnakan sikap kepemimpinan yang

ada untuk lebih baik.

Page 4: Proposal Penelitian Dayat

C. BATASAN MASALAH

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka

ruang lingkup karya tulis ini dibatasi pada:

1. pembahasan mengenai kepemimpinan hanya ditujukan pada sikap kepemimpinan

yang dimiliki pada kegiatan kegiatan asrama

2. sampel yang digunakan adalah mahasiswa S1 PGSD Berasarama (61 orang)

masing masing blok yaitu blok A, blok B dan blok D.

D. Rumusan Masalah

Mengingat pentingnya kepemimpinan dalam lingkungan mahasiswa S1

PGSD , maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa tinggi sikap kepemimpinan mahasiswa S1 PGSD Berasrama yaitu blok

A, blok B dan Blok D?

2. Apakah ada perbedaan tingkat sikap kepemimpinan Mahasiswa S1 PGSD

Berasrama Banjarbaru yang berada di Blok A, Blok B dan Blok D

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut adalah:

Ingin mengetahui:

1. Mengetahui seberapa tinggi sikap kepemimpinan mahasiswa S1 PGSD

Berasrama yaitu blok A, blok B dan Blok D?

2. Apakah ada perbedaan tingkat sikap kepemimpinan Mahasiswa S1 PGSD

Berasrama Banjarbaru yang berada di Blok A, Blok B dan Blok D

Page 5: Proposal Penelitian Dayat

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi:

1. Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru, yaitu sebagai informasi dan

gambaran seberapa tinggi sikap kepemimpinan yang mereka miliki, melalui

informasi tersebut mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan sikap

kepemimpinan dan menjadi calon pemimpin yang baik, baik bagi diri sendiri,

orang lain, dan siswa tenttunya kelak saat menjadi guru.

2. Pembina Asrama yaitu sebagai informasi yang berguna untuk memperhatikan

dan meningkatkan sikap kepemimpinan mahasiswa S1 PGSD Berasrama

3. Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Berasrama

Sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan dan informasi ilmiah.

Page 6: Proposal Penelitian Dayat

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. LANDASAN TEORI

a. Kepemimpinan

Kehidupan sosial manusia perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah

dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa

pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Boring, Langeveld dan Weld (2002:124) dalam buku Psikologi Sosial

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah hubungan dari individu terhadap

bentuk suatu kelompok dengan maksud untuk dapat menyelesaikan beberapa

tujuan.

Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar dengan suka

rela bersedia menuju kenyataan tujuan bersama.

George R. Terry (2002:124) orang lain yang dipimpinnya.

Kepemimpinan adalah tindakan perilaku yang dapat mempengaruhi tingkah laku

H. Goldhamer and EA. Shils (2002 :125)

Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan

individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. ( John

Ptiffner,(1976) dalam pemimpin dan kepemimpinan dalam manajemen (1996:10)

Wiliam Foote Whyte menyebutkan ada 4 faktor yang menentukan seseorang

menjadi pemimpin yaitu Operational Leadership, popularity, the assumed

representative, dan the prominent talent.

Sementara Emory S. Bogardu dalam bukunya “Leader and Leadership”

mengatakan bahwa kepribadian manusia dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu

sifat kepemimpinan (leadership) dan sifat keikutan (followership). Manifestasi

Page 7: Proposal Penelitian Dayat

dari dua sifat tersebut adalah adanya dua unsur pimpinan dan pengikut dalam

masyarakat.

Setiap orang mempunyai kecakapan dan kemampuan untuk menjadi

pemimpin, hanya saja kemampuan ini memiliki jenjang serta tingkat perbedaan

antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena :

a) Adanya perbedaan kualitas atas potensi kepemimpinan pada masing-masing

individu.

b) Adanya perbedaan kesempatan di dalam mengembangkan potensi

kepemimpinan yang dimilikinya.

c) Adanya perbedaan lingkungan yang tepat serta sesuai di dalam membantu

kemungkinan terbentuknya individu menjadi seorang pemimpin, dan

sebagainya. (Bogardus ES : Change in Racial Distances).

Sir William Martin Conway mengadakan klasifikasi kepemimpinan

berdasarkan atas peranan sosial yang dibawakan menjadi tiga macam sebutan

yaitu:

a) Crowd Compeller

Ialah macam kepemimpinan yang dilakukan oleh seseorang yang mendapat

panggilan kewajiban untuk melaksanakannya.

b) Crowd Representative

Kepemimpinan yang dilakukan bersifat sementara, yaitu selama masa

pengangkatannya untuk menduduki jabatan sebagai ketua kelompok.

c) Crowd Exponent

Pemimpin macam ini pada saatnya yang tepat dan diperlukan dapat

menggerakkan massa sedemikian hebat dan mengarahkannya pada sasaran

tujuan yang dimaksud pula.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya

mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang

kepemimpinan antara lain :

Page 8: Proposal Penelitian Dayat

a. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian

pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan

Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang

kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam

perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir

psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya

dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat

– sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

b. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori

ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.

a) Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang

pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh

gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan

kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

b) Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang

memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan

mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan

dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana

seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan

terhadap hasil yang tinggi pula.

c. Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,

sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku

Page 9: Proposal Penelitian Dayat

orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut

bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

d. Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus

bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

e. Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang

positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori

kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan

(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya

dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah

cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang

lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa

berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau

orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang

positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka

memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan

pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah

digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya

menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya

kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang

diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.

a. Otokratis

Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam

mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan

digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya

Page 10: Proposal Penelitian Dayat

sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan

apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang

berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa

manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta

memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

b. Partisipasif

Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga

keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

c. Demokrasi

Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan

pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan

pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama,

mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

d. Kendali Bebas

Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur

organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin

menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada

kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.

Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang

diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi

pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan

bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi

merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang

berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil

dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk

berproduksi.

Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak

selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler telah mengembakan

Page 11: Proposal Penelitian Dayat

suatumodel pengecualian dari ketiga gaya kepemimpinan diatas,yakni model

kepemimpinankontigennis.model ini nyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang

paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya

ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara

orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan

organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota (

Leader – member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi

pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan

atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua

mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan,

variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi

pemimpin.

Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional

dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi

pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang

efektif dengan tingkat kematangan (muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau

bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena

bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya,

akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi

apapun yang dimiliki pemimpin.

Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst),

masing – masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat

meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan

sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.

Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan

seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard,

yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini

dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi

lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah

Page 12: Proposal Penelitian Dayat

a. Directing

Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita

belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau

apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa

yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi

over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan

dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin

memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di

lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.

b. Coaching

Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan

tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses

perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang

tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam

menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka

untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun

hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.

c. Supporting

Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya

bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan

arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan

dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah

mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang

lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk

berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan

keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan

kinerja.

Page 13: Proposal Penelitian Dayat

d. Delegating

Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang

dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik

apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita

dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan

inisiatifnya sendiri.

Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta

sangat tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga

kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai

”situational leadership”. Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang

pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.

Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh

adanya perilaku staf / individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai

efektivitas organisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu

disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional

lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah

bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang

perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :

a) Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat

pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.

b) Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu

kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat

berdasarkan analisa terhadap situasi.

c) Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk

menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita

terapkan.

Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab

seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran

interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran

pengambilan keputusan (decision making) (Gordon, 1996 : 314-315).

Page 14: Proposal Penelitian Dayat

Peran pertama meliputi :

a) Peran Figurehead Sebagai simbol dari organisasi

b) Leader Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya

c) Liaison Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk

kepentingan organisasi.

Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :

d) Monitior Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi

perusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.

e) Disseminator Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada

bawahan.

f) Spokeman Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di

luar organisasinya.

Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :

g) Enterpreneur Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.

h) Disturbance Handler Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi

sedang dalam keadaan menurun.

i) Resources Allocator Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang

dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas

bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan.

j) Negotiator Melakukan perundingan dan tawar – menawar.

Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3

macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :

a. Alighting Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.

b. Aligning Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga

setiap orang menuju ke arah yang sama.

c. Allowing Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan

mengubah cara kerja mereka.

Page 15: Proposal Penelitian Dayat

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi

luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin

memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan

baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita

tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat

pula yang dipimpin.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin

bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka

jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri

sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah

diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka

sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan

menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain

tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa

mengendalikan diri.

b. Perubahan Sikap

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap :

a) Faktor Intern : yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorangg untuk

menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

Pilihan terhadap pengaruh dari luar itu biasanya disesuaikan dengan

motif dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat

perhatiannya. Misalnya : orang yang sangat haus, akan lebih

memperhatikan perangsang dapat menghilangkan hausnya itu dari

perangsang-perangsang yang lain.

b) Faktor Ekstern : yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi manusia.

Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok. Misalnya : interaksi

antara manusia dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya

melalui alat-alat komunikasi seperti : surat kabar, radio, televisi, majalah

dan lain sebagainya.

Page 16: Proposal Penelitian Dayat

c. Hubungan kecerdasan, Kedewasaan, Motivasi, dan Hubungan Kemanusiaan

dengan Kepemimpinan

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap

keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :

a) Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang

tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan

berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat

kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

b) Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal

maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang

matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam

mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

c) Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi

serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada

kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

d) Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para

pengikutnya mampu berpihak kepadanya

B. KERANGKA BERPIKIR

Dengan adanya kepemimpinan dalam suatu organisasi maka akan semakin

terarah kemana tujuan organisasi tersebut. Suatu organisasi harus memiliki pemimpin

Page 17: Proposal Penelitian Dayat

yang memiliki kemampuan-kemampuan yang lebih dari bawahan-bawahannya,

memiliki hubungan sosial yang baik serta memiliki motivasi kepemimpinan yang

tinggi. Selain itu manusia memiliki dua sifat yang berkaitan dengan kepemimpinan

yaitu sifat leadership (berjiwa kepemimpinan) dan followership (berjiwa pengikut).

Oleh sebab itu jika suatu kelompok ingin maju, maka mereka perlu memilih lebih

teliti dengan benar-benar memilih orang yang berjiwa pemimpin, bukan berjiwa

pengikut.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap

keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :Kecerdasan, Kedewasaan dan

Keluasan Hubungan Sosial,Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi,Sikap

Hubungan Kemanusiaan

Jika semakin banyak pengalaman, motivasi, keterampilan dan bakat menjadi

seorang pemimpin serta lingkungan yang mendukung, maka semakin baik pula

kinerja serta motivasi orang yang dipimpinnya. Sementara itu kepemimpinan

mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru jika ditinjau per blok terlihat berbeda,

dalam arti terlihat salah satu blok yang lebih bagus kepemimpinannya

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan rumusan di atas, maka di dapat hipotesis bahwa terdapat

perbedaan sifat-sifa kepemimpinan antara blok A, blok B, dan Blok D mahasiswa

PGSD Berasrama Banjarbaru tahun 2010.

Page 18: Proposal Penelitian Dayat

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pengertian secara umumnya, penelitian merupakan suatu proses rangkaian

langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk menemukan

pemecahan suatu permasalahan yang ingin diteliti.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan tingkat

kepemimpinan Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru yang berada di Blok A,

Blok B dan Blok D tahun 2010. Penelitian ini dilaksanakan di asrama S1 PGSD

Unlam Banjarbaru.

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode survey dengan cara

langsung menyurvey ke lapangan. Selain itu pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan deskriptif komparatif yang mengkaji perbedaan antara dua buah atau lebih

variabel. Dan dalam penelitian ini mengkaji hubungan perbandingan antara variabel

bebas dengan variabel terikat, yaitu tiga variabel terikat dan satu variabel bebas.

Variabel terikatnya adalah blok A, blok B dan Blok D sedangkan untuk variabel

bebasnya adalah sifat kepemimpinan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Pengertian dari populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari

manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 PGSD Berasrama Unlam

Banjarbaru yang berjumlah 61 orang yaitu:

No Nama Jenis

Kelamin

Asal Daerah

(Kabupaten) Blok

1 Nurhidayati Perempuan Tanah Laut A

2 Musfi Rosmaini Perempuan HST A

3 Nina Maulidya Perempuan HST A

4 Yullyana Perempuan Batola A

5 Khusnul Qotimah Perempuan Tanah Laut A

6 Fenny Noorjannah Perempuan Tabalong A

Page 19: Proposal Penelitian Dayat

7 Laila Fitriani Perempuan Tabalong A

8 Nana Norliani Perempuan Tanah Laut A

9 Mariyana Perempuan Batola A

10 Fathul Jannah Perempuan Tabalong A

11 Rahmila Sari Perempuan HST A

12 Wahyu Setyo A. Perempuan Tanah Laut A

13 Mahfuzatul Husna Perempuan HST A

14 Nurul Azizah Perempuan Batola A

15 Maida Mustika Perempuan Batola A

16 Asri Fatimah Perempuan Tabalong A

17 Eka Fitriani Perempuan Tanah Laut A

18 Santi Sartika Perempuan Tabalong A

19 Afdah Perempuan Batola A

20 Noorlatifah Perempuan Tanah Laut A

21 Paulina Rohana Perempuan Tabalong B

22 Agustina Puspitasari Perempuan HST B

23 Aulia Azizah Perempuan Batola B

24 Aulia Rahmi Perempuan Batola B

25 Choirunnisa Perempuan Tanah Laut B

26 Dasimah Perempuan Tabalong B

27 Dewi Nur Utami F. Perempuan Tanah Laut B

28 Hadiatul Hasanah Perempuan Tabalong B

29 Ita Perempuan Tanah Laut B

30 Marietna TM. Perempuan Tanah Laut B

31 Megawati Perempuan HST B

32 Noorhayati Perempuan HST B

33 Noviecka W Perempuan Tabalong B

34 Nurliani Perempuan Tanah Laut B

35 Salasiah Perempuan Batola B

36 Siti Zubaidah Perempuan HST B

37 Sri Widyastutik Perempuan Tabalong B

38 Syafariatul Jannah Perempuan Batola B

Page 20: Proposal Penelitian Dayat

39 Ukhti Fada U. Perempuan Tanah Laut B

40 Wahdiah Perempuan HST B

41 Ary Priatna R. Laki-laki HST D

42 Zainul Aulia Laki-laki Tabalong D

43 Dede Dewantara Laki-laki Batola D

44 A. Fahriadi Laki-laki HST D

45 Miyandi Eko A. Laki-laki Tanah Laut D

46 Syarif F Laki-laki Batola D

47 Adi Rusandy Laki-laki HST D

48 M. Eko Wahono Laki-laki Tanah Laut D

49 A. Bahruddin J. Laki-laki Tabalong D

50 M. Hidayatullah Laki-laki HST D

51 Aulia Rahman Laki-laki Tanah Laut D

52 Ernadi Hepriyadi Laki-laki HST D

53 Arif Rahman P Laki-laki Batola D

54 Tri Wibowo Laki-laki Tabalong D

55 M. Raji Laki-laki HST D

56 Agus Setiawan Laki-laki Tabalong D

57 Ranto Yunawan Laki-laki Tabalong D

58 A. Syadzali Laki-laki Batola D

59 Rusdi Laki-laki Batola D

60 Raden. A. Surya MZ Laki-laki Tanah Laut D

61 Tonny Ispiani Laki-laki Batola D

Jumlah = 61 orang

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah observasi langsung ke

lapangan dengan menggunakan angket. Variabel yang diukur dalam penelitian ini

adalah perbedaan blok A, blok B dan blok D berdasarkan sifat kepemimpinannya.

Format instrumen sengaja dibuat sama agar lebih terlihat perbedaan antara variabel

yang diteliti.

Page 21: Proposal Penelitian Dayat

KISI-KISI ANGKET

Variabel Sub variabel Indikator Item

Sifat

kepemimpinan

blok A

1. kemampuan

interpersonal

a. Mampu menjadi simbol

kepemimpinan dalam blok

1

b. Berinteraksi dengan teman,

mengajak untuk bersama-sama

bekerja dan memotivasinya

2, 3, 4

c. Menjalin suatu hubungan kerja

dan menangkap informasi untuk

kepentingan organisasi bloknya

5, 6

2. Mengolah

informasi

a. Memimpin rapat dengan teman

atau berpartisipasi dalam suatu

kepanitiaan

7

b. Menyampaikan informasi, nilai

– nilai baru dan fakta kepada

teman

8, 9, 10

c. Juru bicara atau memberikan

informasi kepada orang – orang

di luar organisasinya

11

3. Mengambil

keputusan

a. Mendesain perubahan dan

pengembangan dalam organisasi

12, 13

b. Mampu mengatasi masalah

terutama ketika organisasi

sedang dalam keadaan menurun

14

c. Mengawasi alokasi sumber daya

manusia, materi, uang dan

waktu di bloknya

15, 16, 17, 18

Page 22: Proposal Penelitian Dayat

Variabel Sub variabel Indikator Item

Sifat

kepemimpinan

blok B

1. kemampuan

interpersonal

d. Mampu menjadi simbol

kepemimpinan dalam blok

1

e. Berinteraksi dengan teman,

mengajak untuk bersama-sama

bekerja dan memotivasinya

2, 3, 4

f. Menjalin suatu hubungan kerja

dan menangkap informasi untuk

kepentingan organisasi bloknya

5, 6

2. Mengolah

informasi

d. Memimpin rapat dengan teman

atau berpartisipasi dalam suatu

kepanitiaan

7

e. Menyampaikan informasi, nilai

– nilai baru dan fakta kepada

teman

8, 9, 10

f. Juru bicara atau memberikan

informasi kepada orang – orang

di luar organisasinya

11

3. Mengambil

keputusan

d. Mendesain perubahan dan

pengembangan dalam organisasi

12, 13

e. Mampu mengatasi masalah

terutama ketika organisasi

sedang dalam keadaan menurun

14

f. Mengawasi alokasi sumber daya

manusia, materi, uang dan

waktu di bloknya

15, 16, 17, 18

Page 23: Proposal Penelitian Dayat

Variabel Sub variabel Indikator Item

Sifat

kepemimpinan

blok D

1. kemampuan

interpersonal

g. Mampu menjadi simbol

kepemimpinan dalam blok

1

h. Berinteraksi dengan teman,

mengajak untuk bersama-sama

bekerja dan memotivasinya

2, 3, 4

i. Menjalin suatu hubungan kerja

dan menangkap informasi untuk

kepentingan organisasi bloknya

5, 6

2. Mengolah

informasi

g. Memimpin rapat dengan teman

atau berpartisipasi dalam suatu

kepanitiaan

7

h. Menyampaikan informasi, nilai

– nilai baru dan fakta kepada

teman

8, 9, 10

i. Juru bicara atau memberikan

informasi kepada orang – orang

di luar organisasinya

11

3. Mengambil

keputusan

g. Mendesain perubahan dan

pengembangan dalam organisasi

12, 13

h. Mampu mengatasi masalah

terutama ketika organisasi

sedang dalam keadaan menurun

14

i. Mengawasi alokasi sumber daya

manusia, materi, uang dan

waktu di bloknya

15, 16, 17, 18

Page 24: Proposal Penelitian Dayat

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data tentang perbedaan kepemimpinan antara blok A,

blok B dan blok D, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Penggunaan angket ini berdasarkan pertimbangan pernyataan Sutrisno Hadi

(2001;157) yaitu sebagai berikut:

1) Bahwa subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.

2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh objek kepada peneliti adalah benar dan dapat

dipercaya.

3) Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis deskriptif dan

analisis statistik.

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara

menggambarkan data yang telah diperoleh sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan (Sugiyono, 1998:112).

Analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

perbedaan tingkat kepemimpinan Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru

yang berada di Blok A, Blok B dan Blok D tahun 2010.

Kriteria yang digunakan untuk masing-masing individu adalah sebagai

berikut:

1. Blok A

No Interval Frekuensi Kriteria

1 18-36 0 Amat kurang

2 37-54 13 Kurang

3 55-72 6 Baik

4 73-90 1 Sangat baik

Page 25: Proposal Penelitian Dayat

2. Blok B

No Interval Frekuensi Kriteria

1 18-36 0 Amat kurang

2 37-54 10 Kurang

3 55-72 9 Baik

4 73-90 1 Sangat baik

3. Blok D

No Interval Frekuensi Kriteria

1 18-36 0 Amat kurang

2 37-54 9 Kurang

3 55-72 10 Baik

4 73-90 1 Sangat baik

Selanjutnya perhitungan untuk memperoleh presentasi dengan menggunakan

rumus:

terangan :

P = angka presentasi

F = frekuensi yang dicari presentasinya

N = jumlah individu

Sementara untuk kriteria hasil presentasi adalah sebagai berikut :

00,00% - 20,00% = sebagian terkecil

21,00% - 40,00% = sebagian kecil

41,00% - 60,00% = cukup besar

61,00% - 80,00% = sebagian besar

81,00% - 100% = sebagian terbesar

(Anas Sudijono, 2001:40)

Page 26: Proposal Penelitian Dayat

b. Analisis Statistik

Analisis data statistik yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisis varians yaitu untuk menguji perbedaan rata-rata hitung jika

kelompok sampel yang diuji lebih dari dua buah yang berasal dari populasi yang

berbeda.

Teknik varians (anava) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT) dengan menggunakan rumus seabagi

berikut:

JKT = –

2) Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKA) dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

JKA =

3) Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JKD) dengan rumus sebagai

berikut:

JKD = JKT – JKA

4) Menghitung Rata-rata Hitung Kuadrat (RK) dengan rumus sebagai berikut:

RKA =

RKD =

5) Menghitung Nilai F (F0)

F =

Keterangan :

JK = Jumlah Kuadrat Simpangan Baku Individual

JKD = Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok

JKA = Jumlah Kuadrat Antar Kelompok

JKT = Jumlah Kuadrat Total

RKD = Rata-rata Hitung Kuadrat Antar Kelompok

F = Rata-rata hitung sejumlah kelompok

Page 27: Proposal Penelitian Dayat

c. Konsultasi Tabel Nilai- nilai F (Fo)

Penelitian ini dilaksanakan di asrama S1 PGSD Unlam Banjarbaru. Untuk

perhitungan F (Fo) dikonsultasikan dengan nilai-nilai F (Tabel ) dengan taraf

signifikansi 5% atau jika mungkin 1.Jika hipotesis (Ha) berbunyi : “Ada

perbedaan tingkat kepemimpinan Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru

yang berada di Blok A, Blok B dan Blok D tahun 2010 % yaitu jika nilai Fo lebih

besar daripada nilai F Tabel pada taraf signifikansi 5% maupun 1 % maka dapat

dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dan hipotesis alternatif (Ha)

tersebut diterima. Sedangkan apabila sebaliknya nilai Fo lebih kecil daripada nilai

F Tabel taraf signifikansi 5% maupun 1 %, maka tidak ada perbedaan yang

signifikan dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Page 28: Proposal Penelitian Dayat

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan melalui beberapa langkah mulai dari

berbagai persiapan melalui pengangkatan permasalahan, penentuan objek dan

sebagainya yaitu sebgai berikut:

1. Prosedur pertama adalah mengajukan proposal penelitian yang telah disetujui

oleh dosen pembimbing untuk melakukan penelitian dari Ketua UPP PGSD

Unlam Banjarbaru yang sekaligus Pembina Asrama PGSD Unlam Banjarbaru.

2. Prosedur kedua adalah mendapatkan izin melaksanakan penelitian di lingkungan

asrama PGSD Unlam Banjarbaru.

3. Prosedur ketiga adalah pengajuan permohonan dan pemberian izin penelitian oleh

Ketua UPP PGSD Unlam Banjarbaru yang sekaligus Pembina Asrama Unlam

Banjarbaru.

B. Pengumpulan Data Penelitian

Data penelitian ini dikumpulkan melalui cara langsung mendatangi responden

di PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru dan memberi angket kepada seluruh

mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut kecuali peneliti. Karena peneliti termasuk

dalam mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut maka peneliti tidak termasuk dalam

responden.

C. Pengolahan Data Penelitian

Dalam pengolahan data penelitian ini data yang telah terkumpul yaitu data

daftar nama penghuni asrama yang di bagi menjadi 3 blok yaitu blok A yang dihuni

oleh 20 orang mahasiswa perempuan, blok B yang dihuni oleh 20 orang perempuan

dan blok D yang dihuni oleh 21 orang laki-laki yang termasuk di dalamnya peneliti

sendiri. Tetapi peneliti tidak dimasukkan ke dalam responden untuk keseimbangan

jumlah 3 blok yang akan diteliti perbedaannya dari sifat-sifat kepemimpinannya.

Page 29: Proposal Penelitian Dayat

D. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Dari pengolahan data yang dilakukan peneliti diperoleh gambaran perbedaan

sifat kepemimpinan yang cukup signifikan untuk perbedaan sifat-sifat

kepemimpinan mahasiswa S1 PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru.

a. Gambaran Sifat-sifat Kepemimpinan

Gambaran sifat-sifat kepemimpinan yang ditunjukkan oleh kebiasaan

dan tingkah laku mahasiswa yang diamati peneliti sehari-hari sifat-sifat

kepemimpinan yang dimiliki mahasiswa PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru

cukup terlihat dalam hal terlaksananya Hardiknas 2010 dengan sangat bagus

dan adanya kegiatan turnamen futsal yang diadakan pada bulan Mei-Juni yang

berjalan dengan sangat bagus pula. Dalam hal ini terlihat sekali sifat-sifat

kepemimpinan individu mahasiswa cukup bagus dalam kesadaran turut

mendukung dan saling membantu untuk terlaksananya kegiatan tersebut

dengan sukses.

b. Gambaran Antar Blok

Peneliti merasakan adanya perbedaan yang cukup mencolok dari sifat-

sifat kepemimpinan individu antar blok dalam satu asrama. Misalnya saja

dalam masalah kebersihan kamar masing-masing yang antar blok cukup

berbeda dan apabila dalam satu blok kebersihan kamarnya hampir sama

kebersihannya. Hal ini dilihat peneliti ketika peneliti membantu ketua Asrama

PGSD Unlam Banjarbaru memeriksa kamar semua mahasiswa S1 PGSD

Berasrama Unlam Banjarbaru dalam rangka lomba kebersihan kamaar dan

blok. Oleh karena itu peneliti mengelompokkan perbedaan sifat-sifat

kepemimpinan dalam masing-masing blok. Selain itu misalnya lagi dalam

masalah mengelola waktu yang dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan

masing-masing kelompok dalam blok yang hampir seluruhnya sama misalnya

dalam satu blok ada yang kegiatannya kebanyakan mahasiswanya yang selalu

berolahraga, ada satu blok yang kegiatannya kebanyakan berbincang-bincang

membahas tentang masalah perkuliahan dan lain sebagainya serta terlihatnya

kesenjangan antar blok yang dalam hal kebersamaan.

Page 30: Proposal Penelitian Dayat

2. Analisis Statistik

Data perbandingan sifat-sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh mahasiswa

S1 PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru berdasarkan masing-masing blok dihitung

dengan uji F – test Varians (Anava).

Perhitungan yang dilakukan secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Page 31: Proposal Penelitian Dayat

1) Perhitungan Jumlah Kuadrat Total (JKT) dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

JKT

JKT

JKT

JKT

JKT

2) Perhitungan Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKA) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

JKA

JKA

JKA

JKA

JKA

JKA

3) Perhitungan Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JKD) dengan rumus sebagai berikut:

JKD

JKD

JKD

4) Perhitungan Rata-Rata Hitung Kuadrat (RK) dengan rumus sebagai berikut:

Rata-rata hitung kuadrat (RK) didapatkan dengan rumus sedangkan

untuk rata-rata hitung itu sendiri dari rata-rata hitung kuadrat antar kelompok (RKA)

dan rata-rata hitung dalam kelompok. Jadi keduanya dihitung terpisah.

Karena jumlah kelompok yang dibandingkan ada 3 kelompok maka m=3.

Sedangkan derajat kebebasan rata-rata kelompok (dba) didapatkan dengan cara

mengurangkan jumlah kelompok dengan 1. Jadi, dba = m-1 dimana m=3 menjadi dba

= 3 – 1 = 2. Sementara untk menghitung derajat kebebasan rata-rata hitung dalam

Page 32: Proposal Penelitian Dayat

kelompok (dbd) adalah dengan cara dbt (derajat kebebasan total) dikurangi deajat

kebebasan kelompok dimana dbt diperoleh dari seluruh jumlah mahasiswa dikurang 1

(60-1=59) sehingga dbt = 59. Sehingga didapatkan rumusnya yaitu,

Dbd = dbt – dba

Dbd = 59 – 2

Dbd = 57

Setelah semuanya diketahui, kita dapat melakukan perhitungan dengan rumus:

5) Perhitungan nilai F (Fo) dengan rumus :

1,937

Selanjutnya berdasarkan perhitungan-perhitungan di atas maka dapat

diperoleh hasil sebagai berikut:

JKT = Jumlah Kuadrat Total ( Sum of Square Total)

JKA = Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (Mean Square Between)

JKD = Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (Mean Square Withen)

RKA = Rata-rata Hitung Kuadrat Antar Kelompok (Mean Square Between Groups)

RKD = Rata-rata Hitung Kuadrat Dalam Kelompok (Mean Square Withen Groups)

Page 33: Proposal Penelitian Dayat

F = Rata-rata Hitung sejumlah Kelompok 1,937

Sumber

Variasi

Jumlah

Kuadrat (JK)

db Rata-rata Hitung

Kuadrat (RK)

F Observasi

(Fo)

F Teoritis (Ft)

Antar

Kelompok

2 1,937 3,15 (5%)

4,98 (1%)

Dalam

Kelompok

57

Total

6) Konsultasi Tabel Nilai F

Berdasarkan perhitungan-perhitungan di atas maka diperoleh nilai F (Fo)

sebesar 1,937 dan selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel nilai F dengan taraf

signifikansi 5% atau jika mungkin 1%. Berdasarkan tabel nilai F ketika disilangkan

dari db 2 pada baris paling atas ditarik ke bawah, db 57 tidak ditemukan dalam tabel

sehingga diambil db yang paling dekat yaitu 60 sehingga diperoleh nilai F = 3,15 pada

taraf signifikansi 5% serta diperoleh F = 4,98 pada taraf sinifikansi 1%. Berdasarkan

data tersebut terlihat bahwa nilai Fo =1, 937 lebih kecil daripada nilai F pada tabel

pada taraf signifikansi 5% yaitu 3,15 dan pada taraf signifikansi 1% yaitu 4,98.

Dengan kata lain dapat digambarkan sebagai berikut:

Fo = 1,937 < F tabel = 3,15 pada taraf signifikansi 5%

Fo = 1,937 < F tabel = 4,98 pada taraf signifikansi 1%

Berdasarkan hasil di atas, maka dalam hal ini hipotesis yang menyatakan

terdapat perbedaan sifat-sifat kepemimpinan antara blok A, blok B, dan Blok D

mahasiswa PGSD Berasrama Banjarbaru tahun 2010 ditolak. Hal ini berarti bahwa

tidak ada perbedaaan yang signifikan antara sifa-sifat kepemimpinan antara blok A,

blok B, dan Blok D mahasiswa PGSD Berasrama Banjarbaru tahun 2010.

E. Pembahasan

Menurut hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas telah menunjukkan

bahwa perbedaan sifat-sifat kepemimpinan pada diri mahasiswa S1 PGSD Berasrama

Page 34: Proposal Penelitian Dayat

Unlam Banjarbaru tidak terlalu signifikan. Meskipun sifat kepemimpinan pada diri

seseorang dapat mempengaruhi bagaimana cara mereka bersikap, bertingkah laku dan

bertutur kata, namun tergantung pada penghayatan masing-masing individu.

Seseorang yang memang berbakat menjadi seorang pemimpin akan bertingkah laku,

bersikap dan bertutur dengan penuh kewibawaan dan dapat mempengaruhi orang lain.

Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang telah dilakukan, perbedaan

sifat-sifat kepemimpinan tidak dapat dibandingkan melalui kelompok- kelompok yang

dalam hal ini per blok. Tetapi masih ada faktor-faktor lain yang dapat menjadi acuan

untuk membandingkan sifat-sifat kepemimpinan mahasiswa misalnya berdasarkan

asal daerah mereka maupun dari segi ekonomi. Sangat banyak hal dapat dijadikan

acuan. Namun dalam penelitian ini, terlihat bahwa hasil penelitian menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan sifat-sifat kepemimpinan mahasiswa S1 PGSD Berasrama

Unlam Banjarbaru.

Dengan demikian perbedaan berdasarkan blok pada mahasiswa S1 PGSD

Berasrama Unlam Banjarbaru tidak memberikan pengaruh yang berarti pada sifat-sifat

kepemimpinan mereka secara individual.

Page 35: Proposal Penelitian Dayat

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa S1 PGSD Berasrama

Unlam Banjarbaru telah berjalan dengan baik dan lancar. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Sifat-sifat kepemimpinan pada individu sangat perlu untuk dikembangkan agar

terbinanya generasi-generasi penerus yang berjiwa pemimpin sehingga dapat

pemimpin dalam berbagai organisasi paling tidak untuk memimpin dirinya

sendiri.

2. Kepemimpinan dapat dillihat dari berbagai aspek, tidak hanya pada sifat

melainkan juga pada gaya, bakat, dan lain sebagainya.

3. Sifat-sifat kepemimpinan pada mahasiswa S1 PGSD Berasrama Unlam

Banjarbaru terlihat cukup bagus dan dari segi sifat-sifat kepemimpinannya tidak

terlalu berbeda jika dilihat dari per blok.

4. Berdasarkan hasil penelitian ini, perbandingan sifat-sifat kepemimpinan S1

PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Hipotesis yang menyatakan adanya pebedaan antara sifat –sifat kepemimpinan S1

PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru berdasarkan blok tersebut ditolak. Dengan

kata lain bahwa tidak ada perbedaan antara sifat –sifat kepemimpinan S1 PGSD

Berasrama Unlam Banjarbaru baik yang ada di blok A, blok B dan Blok D.

B. Saran-saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa antara sifat–

sifat kepemimpinan S1 PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru berdasarkan blok.

Namun secara mendasar sifat-sifat kepemimpinan individu berbeda-beda. Ada yang

memang sudah berbakat dan memiliki jiwa menjadi seorang pemimpin, namun tidak

sedikit pula yang memang tidak bisa menjadi pemimpin dan hanya suka menjadi

bawahan yang penurut atau bahkan ada individu yang belum tahu dan menyadari

Page 36: Proposal Penelitian Dayat

bakatnya menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu dapat dikemukakan saran-saran

sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa S1 PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru agar lebih bisa

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan belajar memimpin mulai

dari memimpin diri sendiri karena nantinya akan menjadi seorang yang digugu

dan ditiru oleh murid-muridnya nanti.

2. Bagi pembina dan ketua asrama S1 PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru agar

lebih mengembangkan dan membina individu yang memiliki jiwa pemimpin yang

memang berkompetensi karena tidak semua orang memiliki jiwa kepemimpinan

untuk memimpin organisasi.

3. Bagi semua pihak yang benar-benar memahami pentingnya mengembangkan

sifat-sifat kepemimpinan untuk mendapatkan pemimpin yang nantinya

berkompetensi dan tanggap terhadap segala situasi serta beriman dan bertaqwa.