Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kelapa sawit telah menjadi pilar ekonomi Indonesia. Pertama, minyak sawit merupakan sumber devisa negara. Nilai ekspor minyak sawit Indonesia pada tahun 2010 tercatat mencapai 13,68 milyar U$ dolar (dirjenbun,2011), nilai tersebut belum lagi ditambah dengan pemasukan yang bersumber dari bea keluar dari minyak sawit dan turunannya yang diperkirakan diatas Rp.7 trilyun. Kedua, kelapa sawit merupakan bahan utama minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat. Minyak sawit memegang peranan penting dalam mempengaruhi inflasi. Ketiga, kelapa sawit sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi 3,5 juta orang kepala keluarga di Indonesia. Ini berarti industri kelapa sawit telah memberikan kehidupan bagi 11 juta – 15 juta jiwa. Keempat, industri kelapa sawit sebagai penggerak bagi pengembangan wilayah. Industri kelapa sawit membuka akses daerah-daerah terpencil dan membuka sentra-sentra ekonomi bagi masyarakat, dan memberi kesempatan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui dampak multiplier effect dari keberadaan industri kelapa sawit. Peluang usaha industri kelapa sawit di Indonesia memiliki prospek yan cerah yang dipacu oleh terus meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit dunia. Naiknya permintaan minyak sawit dunia, dikarenakan naiknya permintaan minyak nabati dunia, dimana minyak nabati lain seperti minyak kedelai, rapeseed oil dan sun oil tidak 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri kelapa sawit telah menjadi pilar ekonomi Indonesia. Pertama, minyak sawit merupakan
sumber devisa negara. Nilai ekspor minyak sawit Indonesia pada tahun 2010 tercatat mencapai
13,68 milyar U$ dolar (dirjenbun,2011), nilai tersebut belum lagi ditambah dengan pemasukan
yang bersumber dari bea keluar dari minyak sawit dan turunannya yang diperkirakan diatas
Rp.7 trilyun. Kedua, kelapa sawit merupakan bahan utama minyak goreng yang dikonsumsi
masyarakat. Minyak sawit memegang peranan penting dalam mempengaruhi inflasi. Ketiga,
kelapa sawit sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi 3,5 juta orang kepala keluarga di
Indonesia. Ini berarti industri kelapa sawit telah memberikan kehidupan bagi 11 juta – 15 juta
jiwa. Keempat, industri kelapa sawit sebagai penggerak bagi pengembangan wilayah. Industri
kelapa sawit membuka akses daerah-daerah terpencil dan membuka sentra-sentra ekonomi
bagi masyarakat, dan memberi kesempatan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya
melalui dampak multiplier effect dari keberadaan industri kelapa sawit.
Peluang usaha industri kelapa sawit di Indonesia memiliki prospek yan cerah yang dipacu oleh
terus meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit dunia. Naiknya permintaan minyak sawit
dunia, dikarenakan naiknya permintaan minyak nabati dunia, dimana minyak nabati lain seperti
minyak kedelai, rapeseed oil dan sun oil tidak mampu mengimbangi permintaan karena
produktivitasnya lebih rendah dibandingkan minyak kelapa sawit, dengan demikian minyak
kelapa sawit akan menjadi pemain utama dalam industri minyak hayati dunia. Hal tersebut
merupakan kesempatan Indonesia menjadi produsen utama yang berpengaruh terhadap
kondisi pasar minyak hayati dunia.
Indonesia saat ini telah menjadi negara produsen terbesar minyak kelapa sawit dan minyak
nabati dunia sebesar 22%, dengan produksi CPO mencapai 22 juta ton pada tahun 2010. Untuk
minyak kelapa sawit sendiri merupakan minyak nabati terbesar dengan produksi mencapai 46,7
juta ton atau 27% dari minyak nabati dunia. Ekspor Indonesia sendiri mencapai 16,5 juta ton.
1
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Namun industri kelapa sawit Indonesia masih mengalami berbagai masalah diantara
produktivitas lahan yang masih rendah, pengembangan industri hilir yang masih lemah,
pemanfaatan dan pengembangan teknologi yang belum optimal menyebabkan Indonesia
masih tertinggal dengan Malaysia. Untuk itu, penelitian dan pengembangan harus diperkuat
untuk memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemain utama pada industri kelapa sawit dunia.
Salah satu lembaga penelitian yang khusus menangani kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian
Kelapa Sawit (PPKS). PPKS telah memberian berbagai kemajuan industri dan perkebunan
kelapa sawit Indonesia melalui berbagai hasil penelitiannya. Berdasarkan kelembagaannya,
PPKS merupakan lembaga penelitian milik pemerintah yang nirlaba. Namun seiring dengan
berbagai perkembangan yang ada, termasuk status menuju ke Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) menyebabkan PPKS harus menjadi lembaga yang mandiri untuk membiaya
kelangsungan hidupnya. Salah satu upaya dilakukan adalah rencana pembangunan kebun
komersil seluas 1.200 ha di 4 propinsi yaitu Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan
dimana masing-masing Provinsi dibangun kebun kelapa sawit seluas 300 ha. Disamping itu akan
dibangun juga kebun pembibitan di 4 daerah yaitu Aceh Singkil 10 ha, Mandailing Natal 10 ha,
Jambi 20 ha dan Lampung 20 ha. Hal itu bertujuan menjadikan sumber pendapatan PPKS
kedepannya agar PPKS dapat terus membiaya kegiatan penelitiannya secara mandiri dan
berkesinambungan.
1.2 Dasar Pertimbangan
Berdasarkan Ketetapan Rapat Anggota Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI) Nomor:
03/ RA-APPI/LB/2010 pada tanggal 5 Februari 2010, tentang Pembubaran Organisasi Asosiasi
Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI), dan berdasarkan Akte Pendirian Perseroan Terbatas PT
Riset Perkebunan Nusantara, Notaris Hisbullah Abdul rasyid,SH, M.Kn., Nomor 01, tanggal 20
Nopember 2009, dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor AHU-
62279.AH.01.01 Tahun 2009, tertanggal 22 Desember 2009 telah terbentuk PT Riset
Perkebunan Nusantara yang merupakan transformasi dari Lembaga Riset Perkebunan Indonesia
(LRPI). PPKS sebagai salah satu lembaga riset dibawah kordinasi PT RPN ,juga harus 2
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
mentranformasi lembaganya. Tranformasi yang dimaksud adalah transformasi dari lembaga
penelitian nirlaba menjadi penelitian penelitian yang mandiri secara finansial dalam
melaksanakan mandatnya sebagai lembaga yang melakukan penelitian dan pengembangan di
bidang kelapa sawit untuk kemajuan industri kelapa sawit Indonesia.
PPKS selama ini merupakan lembaga penelitian yang telah mandiri dengan melakukan berbagai
kegiatan bisnis sebagai penopang keberlangsung kegiatan penelitian di PPKS. Berbagai kegiatan
bisnis tersebut diantaranya adalah produksi dan pemasaran benih dan bibit unggul kelapa
sawit, pelayanan jasa, konsultasi dan training, jasa laboratorium, kebun percobaan dan
komersil, dan pengembangan produk-produk penelitian menjadi produk komersil seperti
Feromonas, Marfu Trikogan, Metari, Virosol, kompos dan berbagai produk lainnya dengan
pemasaran benih sebagai sumber pendapatan utama dari PPKS. Namun seiring dengan semakin
rendahnya permintaan akibat terbatasnya pengembangan lahan dan ketat persaingan usaha
dengan semakin banyaknya produsen benih kelapa sawit menjadikan sumber pendapatan PPKS
dari penjualan benih menunjukan trend menurun. (gambar 1 dan 2)
Gambar 1. Proyeksi Pemintaan dan Produksi Benih Kelapa Sawit
3
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Gambar 2 Data Penyaluran Benih Kelapa Sawit PPKS
Tabel 1. Produsen Benih Kelapa Sawit Tahun 2010
No Produsen Kapasitas Produksi Keterangan
1 PPKS 50.000.000
2 PT. Socfindo Indonesia 40.000.000
3 PT. London Sumatera 25.000.000
4. PT. Dami Mas Sejahtera 30.000.000
5 PT. Tunggal Yunus 20.000.000
6 PT. Bina Sawit Makmur 30.000.000
7. PT. Tania Selatan 3.000.0000
8 PT. Bakti Tani Nusantara 18.000.000
9 PT. Bakrie Sumatera Plantation Baru dibuka
10 PT. Sasaran Eksan Mekarsari Baru dibuka
11 PT. Aneka Persada Baru dibuka
12 PT. Sarana Inti Pratama Baru dibuka
Total 153.000.000
4
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Agar PPKS tetap mampu membiayai kegiatannya secara mandiri dan berkelanjutan, maka PPKS
mencari sumber pendapatan alternatif yaitu melalui melakukan investasi pembangunan kebun
masing-masing seluas 300 ha di 4 Propinsi yaitu Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, dan
Kalimantan Selatan serta pembangunan pembibitan di 4 daerah yaitu Mandailing natal 10 ha,
Aceh Singkil 0 ha, Jambi 20 ha dan Lampung 20 ha . Dengan investasi tersebut diharapkan
terdapat sumber pendapatan baru bagi PPKS untuk menggantikan sumber pendapatan
penjualan benih kelapa sawit yang diproyeksikan semakin menurun, sehingga berbagai kegiatan
penelitian mengenai kelapa sawit di PPKS dapat berjalan secara berkesinambungan.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dilakukan dalam proposal ini adalah pembangunan kebun kelapa sawit
komersil masing-masing seluas 300 ha di 4 (empat) Provinsi yaitu Riau, Jambi, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Selatan serta pembangunan kebun bibitan kelapa sawit seluas 60 ha
yaitu di Mandailing Natal (Sumatera Utara) seluas 10 ha, Aceh Singkil (NAD) seluas 10 ha, Jambi
20 ha, dan lampung 20 ha.
1.4. Tujuan
Tujuan proposal ini adalah menganalisis kelayakan usaha pembangunan perkebunan kelapa
sawit komersil masing-masing seluas 300 ha di 4 (empat) Provinsi yaitu Riau, Jambi, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Selatan serta pembangunan kebun bibitan kelapa sawit seluas 60 ha
yaitu di Mandailing Natal (Sumatera Utara) seluas 10 ha, Aceh Singkil (NAD) seluas 10 ha, Jambi
20 ha, dan lampung 20 ha yang nanti akan menjadi sumber pendapatan PPKS dalam melakukan
kegiatan penelitiannya
1.5. Luaran
Luaran dari kajian ini berbentuk proposal kelayakan usaha Pembangunan Perkebunan Kelapa
Sawit masing- masing 300 ha di 4 Provinsi yaitu Riau, Jambi, Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Selatan serta pembangunan kebun bibitan kelapa sawit seluas 60 ha yaitu di Mandailing Natal
5
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(Sumatera Utara) seluas 10 ha, Aceh Singkil (NAD) seluas 10 ha, Jambi 20 ha, dan lampung 20
ha.
1.6. Manfaat
1. Sebagai dasar pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusan dalam
pelaksanan pembangunan kebun komersil PPKS masing-masing seluas 300 ha di 4 (empat)
Provinsi yaitu Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan serta
pembangunan kebun bibitan kelapa sawit seluas 60 ha yaitu di Mandailing Natal
(Sumatera Utara) seluas 10 ha, Aceh Singkil (NAD) seluas 10 ha, Jambi 20 ha, dan lampung
20 ha.
2. Sebagai acuan dalam merencanakan anggaran biaya pembangunan kebun yang akan
dilaksanakan
6
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
II. PROFIL PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT
I.1 Sejarah PPKS
Cikal bakal Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) didirikann pada tanggal 26 September 1916
oleh Algemeneene Profefsstation de AVROS (APA). Kemudian lembaga ini dikenal dengan nama
AVROS (Algemeneene Vereniging van Rubber Planters ter Oostkust van Sumatera). Pada tahun
1952 AVROS diambil alih dan diubah menjadi Gabungan Pengusaha Perkebunan Sumatera
(GAPPERSU). APA diganti dengan Balai Penelitian GAPPERSU yang dikenal dengan nama RISPA
(Research Institute of The Sumatera Planters Association). Berdasarakan surat keputusan
Menteri Pertanian No.247/UM/57 tanggal 11 Desember 1957 ditetapkan bahwa RISPA
ditempatkan dibawah Kementerian Pertanian RI yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Badan
Koordinasi Perkumpulan dan Organisasi Perkebunan.
Pada Tahun 1968 RISPA berubah menjadi Balai Penelitian Perkebunan Medan (BPPM) dengan
pembinaan dan pembiayaannya diserahkan kepada DIreksi PN Perkebunan I s/d IX sesuai
dengan surat keputusan Menteri Pertanian RI NO353/Kpts/OP/12/1968 tanggal 20 Desember
1968. Pada tahun 1971 pembinaan diserahkan kepada Dewan Pembina Balai Penelitian
Perkebunan dan mendapat dana Cess sesuai dengan keputusan Menteri Pertanian RI
No.503/Kpts/OP/12/1971 tanggal 5 Desember 1971.
Pada November 1987, Balai Penelitian Perkebunan Medan (BPPM) diubah dengan nama Pusat
Penelitian Perkebunan Medan (Puslitbun Medan) dan bergabung dibawah koordinasi Asosiasi
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I). Kemudian sesuai surat keputusan
Desan Pimpinan Harian AP3I tanggal 24 Desember 1992 , maka pada Februari 1993 dibentuk
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berkedudukan di Medan. PPKS merupakan gabungan dari
Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Medan, Puslitbun Marihat, dan Puslitbun Bandar
Kuala. Penggabungan ketiga Puslitbun tersebut dilakukan dalam upaya peningkatan efisiensi
pengelolaan organisasi. Pada tahun 1993 tersebut, AP3I berubah menjadi Asosiasi Penelitian
7
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Perkebunan Indonesia (APPI).
Berdasarkan Ketetapan Rapat Anggota Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI) Nomor:
03/ RA-APPI/LB/2010 pada tanggal 5 Februari 2010, tentang Pembubaran Organisasi Asosiasi
Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI), dan berdasarkan Akte Pendirian Perseroan Terbatas
PT Riset Perkebunan Nusantara tanggal 20 Nopember 2009, dan Surat Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor AHU-62279.AH.01.01 Tahun 2009, tertanggal 22
Desember 2009 telah terbentuk PT Riset Perkebunan Nusantara yang merupakan transformasi
dari Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) dan PPKS sebagai salah satu lembaga riset
dibawah kordinasi PT RPN.
2.1 Visi dan Misi
2.2.1 Visi PPKS
Visi PPKS adalah menjadi lembaga penelitian bertaraf internasional yang mampu menjadi
acuan (center of excellent) bagi perkelapasawitan nasional, yang dalam kegiatannya mampu
mandiri secara finansial dan memiliki sumber daya insani yang berkualitas dan sejahtera.
2.2.2 Misi PPKS
1. Mengembangkan teknologi unggul perkelapasawitan melalui penelitian yang efektif dan
efisien dan melakukan kegiatan pelayanan tepat sasaran.
2. Menunjang pengembangan perkelapasawitan nasional melalui penyediaan produk dan jasa
pelayanan, dan konsep/pemikiran penanganan masalah kelapa sawit.
3. Mendorong pengembangan SDM, lapangan kerja dan pelestarian lingkungan.
4. Menggali potensi usaha sendiri dalam kerangka institusi nirlaba yang berbadan hukum, yang
tidak mengutamakan keuntungan untuk mandiri dan sejahtera secara berkesinambungan
8
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
1.2. Organisasi
PPKS dipimpin oleh seorang direktur yang dibantu oleh Kepala Bidang Penelitian, Kepala Biro
Umum/SDM, Kepala Bidang Usaha dan Kepala Satuan Usaha Strategis (SUS). Kepala Bidang
Penelitian membawahi enam kelompok peneliti yang masing masing diketuai oleh seorang
ketua kelompok peneliti, kepala urusan penelitian, dan kepala urusan kerjasama dukungan
penelitian.
Kepala biro Umum/SDM membawahi empat urusan yaitu urusan SDM dan hukum, urusan
akuntansi dan keuangan, urusan rumah tanggan, dan urusan pengadaan dan inventarisasi.
Kepala bidang usaha membawahi unit usaha Marihat, unit usaha Medan, urusan
pengembangan usaha dan promosi, urusan pelayanan jasa dan konsultasi, serta urusan
laboratorium dan pelayanan. Sedangkan kepala SUS membawahi semua bagian yang
memproduksi, memproses,mengawasi dan memasarkan kecambah kelapa sawit. Disamping itu,
Direktur dibantu oleh Kepala urusan Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang dalam tugasnya
bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
Organisasi tersebut mengkoordinasi karyawan PPKS sebanyak 578 orang terdiri dari 97
golongan III A – IVD dan 481 orang golongan IA – IID yang tersebar di seluruh unit kerja PPKS di
lima Provinsi yaitu Sumut, Riau, Aceh, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Disamping itu
PPKS memiliki jumlah karyawan dengan status Pekerja Kontrak Waktu Tertentu (PKWT) dan
Karyawan Harian Lepas (KHL) sebanyak 1.170 orang .
2.4 Penelitian
Penelitian PPKS ditujukan pada peningkatan produktivitas, kualitas dan keseragaman produk,
serta memiliki atribut lingkungan yang sesuai dengan tuntutan konsumen internasional. Oleh
karena itu penelitian PPKS diarahkan kepada perbaikan mutu bahan tanaman, perbaikan teknik
budidaya dan Best Management Practices (BMP), pengembangan teknik perlindungan tanaman
yang bersahabat lingkungan, pengembangan produk baru yang dapat mendukung
pengembangan industri hilir, pengelolaan dan pemanfaatan limbah kelapa sawit dan aspek
sosial ekonomi pengembangan perkebunan rakyat. 9
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
PPKS memiliki 6 kelompok Penelitian dan didukung oelh 62 staf peneliti yang terdiri dari peneliti
Utama 5 orang, peneliti Madya 15 orang, Peneliti Muda 7 orang, peneliti Pertama 20 orang, dan
calon peneliti 15 orang.
Tabel 1. Personalia Peneliti PPKS menurut Jenjang Fugnsional Tahun 2010
No
Kelompok Peneliti
PenelitiTotal
Calon Pertama Muda Madya Utama1 Pemuliaan dan
Bioteknologi3 6 2 1 1 13
2 Imu Tanah dan Agronomi
3 5 4 7 2 21
3 Proteksi Tanaman
3 3 - 1 1 8
4 Rekayasa Teknologi dan Pengelolan Lingkungan
2 3 1 - 1 7
5 Pengolahan Hasil dan Mutu
3 - - 3 - 6
6 Sosio Teknoekonomi
1 3 - 3 - 7
Jumlah 15 20 7 15 5 62
2.5 Bidang Usaha
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PPKS untuk membiayai kegiatan penelitian dan operasional
meliputi usaha produksi dan pemasaran benih dan bibit unggul kelapa sawit, pelayanan jasa
training dan konsultasi, laboratorium pelayanan, kebun percobaan PPKS, dan pengembangan
komersialisasi produk-produk hasil penelitian.
2.5.1 Usaha Bahan Tanaman
Usaha bahan tanaman unggul kelapa sawit merupakan usaha strategis dari PPKS. Hal ini
disebabkan bahan tanaman merupakan sumber pendapatan terbesar PPKS yaitu > 80% dari
total pendapatan PPKS dalam membiayai kegiatan penelitian dan operasionalnya. Namun
10
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
seiring dengan terbatasnya lahan pengembangan kelapa sawit dan semakin banyaknya
perusahaan sumber benih unggul (tabel 1) kelapa sawit maka usaha bahan tanaman tersebut
diproyeksikan mengalami trend yang menurun. Hal tersebut tergambar dari penyaluran benih
PPKS yang menunjukan tren menurun dalam 2 tahun tahun terakhir (gambar 2) dari 54 juta
pada tahun 2008, menjadi 42 juta dan 30 juta pada tahun 2009 dan tahun 2010. Hal ini
menjadi kekhawatiran terhadap kemandirian PPKS dalam membiayai penelitian dan
operasionalnya. Diharapkan ke depan PPKS memiliki porsi pendapatan dari sumber lain non
kecambah yang lebih besar.
2.5.2 Pelayanan Jasa Training dan Konsultasi
Sumber pendapatan PPKS lainya adalah pelayanan jasa, training dan konsultasi. Adapun
kegiatan tersebut meliputi :
1. Rekomendasi Pemupukan
Rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit diberikan kepada perusahan
perkebunan negara, perusahaan swasta, perkebunan rakyat ataupun perorangan baik
terhadap tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM), mauppun terhadap tanaman kelapa
sawit belum menghasilkan (TBM). Penyusunan rekomendasi dilakukan oleh tim
ahli/tenaga peneliti dengan berbagai latarbelakang ilmu yaitu ilmu tanah, agronomi,
proteksi tanaman, dan sosial ekonomi. Rekomendasi pemupukan dilakukan berdasarkan
informasi analisa tanah dan daun, pengamatan tanaman di lapangan dan didukung
berbagai data seperti curah hujan, realisasi pemupukan sebelumnya, produktivitas yang
dihasilkan yang akan ditentukan jenis, dosis, cara dan waktu pemupukan.
2. Bantuan Teknis
Bantuan teknis yang diberikan PPKS antaralain evaluasi pemupukan dan produktivitas
tanaman kelapa sawit, ecaluasi kebun yang berkaitan dengan akuisisi kebun
(kondisi/keragaan tanaman, bahan tanaman), luas areal, perkiraan nilai investasi,
evaluasi pengendalian hama dan penyakit, supervisi pembibitan, evaluasi instalasi
11
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Pengelolaan Air Limbah (IPAL), dan evaluasi produksi dan pembangunan Pabrik Kelapa
Sawit (PKS).
3. Survei Studi Kesesuaian dan Kelayakan
Kegiatan survey yang dilakukan terdiri dari survey kesesuaian dan kelayakan
pembangunan kebun kelapa sawit. Dalam survey kesesuaian akan diperoleh tingkat
kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit. Kondisi tersebut akan dilanjutkan dengan
studi kelayakan yang bertujuan untuk menilai tingkat kelayakan pembangunan
perkebunan kelapa sawit.
4. Jasa Training
PPKS sebagai lembaga ilmiah dan pusat keunggulan memiliki program pendidikan dan
pelatihan yang mampu menyajikan ilmu dan tekhnologi perkelapasawitan dengan
sangat baik, serta dapat membentuk dan menumbuhkan minat/sikap belajar mandiri
sebagai salah satu kunci pengembangan SDM yang berkelanjutan.
2.5.3 Laboratorium Pelayanan Jasa
PPKS memiliki beberapa laboratorium yang digunakan untuk menganalisa produk-produk
industri minyak sawit. Laboratorium tersebut dilengkapi dengan peralatan canggih seperti AAS,
HPLC, UV, Spektrophotometer, dan lain-lain. Laboratorium pelayanan jasa ang dilakukan
meliputi analisa daun, tanah, air dan limbah, pupuk, dan analisa mutu minyak.
2.5.4 Pengembangan produk
Produk penelitian yang telah dimanfaatkan untuk dikomersialkan yaitu kompos tandan kelapa
5. Kendaraan dinas dan operasional 384 - - 205 589
6. Prastudi 38 - - - 38
7. Kontingensi (5%) 337 124 147 162 771
8. Pembelian lahan 4,500 - - - 4,500
Total biaya investasi 8,587 2,614 2,875 3,258 17,334
16
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
3.1.1 Rekapitulasi biaya investasi tanaman kebun PPKS di Jambi
Total nilai investasi tanaman (agregat lahan) sejak pembukaan lahan hingga panen perdana
kebun PPKS seluas 300 ha di Jambi sebesar Rp 9,18 milyar atau Rp 30,59 juta/ha planted area.
Rekapitulasi nilai investasi menurut tahun pembangunan untuk masing-masing lahan disajikan
pada Tabel 4.
Tabel 4 Biaya investasi Tanaman pembangunan kebun PPKS di Jambi per 1 ha planted area
Item Tenaga Kerja Bahan dan Alat Jumlah
Land clearing (TBM-0) 3,132,188 5,756,887 8,889,074
TBM-1 2,973,169 3,232,581 6,205,750
TBM-2 4,052,569 3,273,448 7,326,017
TBM-3 4,259,432 3,904,875 8,164,307
Jumlah 14,417,357 16,167,790 30,585,147
3.1.2 Rekapitulasi biaya investasi sarana infrastruktur kebun PPKS di Jambi
Total nilai investasi pembangunan sarana infrastruktur kebun (agregat lahan) yang meliputi
pembangunan jalan, parit, konservasi tanah, jalan dan jembatan di dalam kebun adalah sebesar
Rp 3,04 juta/ha planted area atau 912 juta untuk lahan seluas 300 ha dengan perincian seperti
disajikan pada Tabel 5.
3.1.3 Rekapitulasi biaya investasi bangunan kebun PPKS di Jambi
Total nilai investasi bangunan kebun (agregat lahan) adalah sebesar Rp 1,03 milyar atau Rp 3,4
juta/ha planted area dengan perincian seperti disajikan pada Tabel 6.
3.1.4 Rekapitulasi Biaya Investasi Sarana Air, Listrik dan Pendukung Lainnya
Total nilai investasi sarana air+listrik dan pendukung lainnya (agregat lahan) untuk kebun PPKS
di Jambi adalah sebesar Rp 302 juta atau Rp 1,02 juta/ha planted area dengan perincian
seperti disajikan pada Tabel 7.
17
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
3.1.5 Rekapitulasi Biaya Kendaraan Dinas dan Operasional Kebun
Total nilai investasi kendaraan dinas dan operasional (agregat lahan) adalah sebesar Rp 589 juta
atau Rp 1,96 juta/ha planted area dengan perincian seperti disajikan pada Tabel 8
Tabel 5 Rekapitulasi Biaya Sarana Infrastruktur Kebun PPKS di Jambi per ha Planted Area
No. U r a i a n Unit Harga/unit Biaya (Rp 000) (Rp 000)
A. Jalan (50.5 m/ha) 1 Jalan Utama
Panjang 2.424 km 54,200 131,381 2 Jalan Produksi
Panjang ) 4.545 km 35,400 160,893 3 Jalan Kontrol (l=0,5-1,0 m)
Panjang 8.181 km 16,800 137,441 Jumlah A 429,715
B. Jembatan1 Titi kayu pemanen pada lahan gambut 0 unit 75 - 2 Jembatan kayu permanen 2 unit 90,000 180,000
Jumlah B 180,000
C Parit jalan dan gorong-gorong1 Parit Jalan (jalan utama + jalan produksi) x 2 13.938 km 10,238 142,700 2 Gorong-gorong (1 bh/2 km jalan kontrol) 2 unit 2,188 4,376
(diameter 60 cm, p = 5 m) Jumlah C 147,076
D Terasering 1 Teras kontur 0 km 6,250 - 2 Teras individu 11340 unit 14 155,434
Jumlah D 155,434
Total A+B+C+D 912,224
(per hektar) 3,041
18
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
10 Bangunan rumah staf General Manager - 350,000 - Manager Kebun - 250,000 - Asisten Kebun 1 150,000 150,000 Askep - 210,000 - KTU - 100,000 - Staf (setingkat asisten) - 195,000 -
11 Bangunan rumah non staf setingkat mandor (kopel - 1 unit untuk 2 pintu)
3 100,000 300,000
12 Bangunan rumah karyawan pelaksana kopel - 1 unit untuk 2 pintu) 0 65,000 26,000 13 Bangunan rumah Pemanen Kopel (Tipe 36) - 50,000 - 14 Bangunan wisma tamu (100 m2) 1 80,000 80,000 15 Gedung pertemuan (300 m2) - 200,000 - 16 Bangunan Mesjid (100 m2) 1 40,000 40,000 17 Gedung TK (50 m2) - 55,000 - 18 Gedung SD (300 m2) - 250,000 - 19 Gedung SMP (300 m2) - - - 20 Pos Jaga Utama (6 m2) 2 5,000 10,000 21 Lapangan olah raga (unit) 1 10,000 10,000
1,026,000Per ha 3,420
19
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Tabel 7 Rekapitulasi biaya investasi sarana air+listik kebun inti dan fasilitas pendukung lainnya
No Rincian Kebutuhan Harga/unit Total Jlh Satuan Rp 000- Rp 000,- 1 Instalasi sumur bor afedling 1 unit 76,000 76,000 2 Reservoir afdeling 1 unit 40,000 40,000 3 Instralasi listrik afdeling 1 unit 45,000 45,000 4 Instralasi air afdeling 1 unit 45,000 45,000
5Peralatan dan furnitur kantor 1 unit
20,000 20,000
Jumlah 306,000 Per ha 1,020
Tabel. 8 Biaya investasi kendaraan dinas dan operasional kebun inti
5. Kendaraan dinas dan operasional 422 - - 226 648
6. Prastudi 38 - - - 38
7. Kontingensi (5%) 393 139 161 179 872
8. Pembelian lahan 3,17
3 2,092 2,396 2,707 10,369
Total biaya investasi 9,25
1 2,916 3,134 3,594 18,895
3.3.1 Rekapitulasi biaya investasi tanaman kebun PPKS di Kalimantan Selatan
Total nilai investasi tanaman (agregat lahan) sejak pembukaan lahan hingga panen perdana
kebun PPKS seluas 300 ha di Kalimantan Selatan sebesar Rp 10,34 milyar atau Rp 34,56 juta/ha
planted area. Rekapitulasi nilai investasi menurut tahun pembangunan untuk masing-masing
lahan disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15 Biaya investasi Tanaman pembangunan kebun PPKS di KalSel per 1 ha planted area
25
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Item Tenaga Kerja Bahan dan Alat Jumlah
Land clearing (TBM-0) 3,430,781 7,147,323 10,578,105
TBM-1 3,362,166 3,611,015 6,973,180
TBM-2 4,387,178 3,600,785 7,987,962
TBM-3 4,765,155 4,258,703 9,023,858
Jumlah 15,945,280 18,617,825 34,563,105
3.31.2 Rekapitulasi biaya investasi sarana infrastruktur kebun PPKS di Kalimantan Selatan
Total nilai investasi pembangunan sarana infrastruktur kebun (agregat lahan) yang meliputi
pembangunan jalan, parit jalan, parit drainase, jalan dan jembatan di dalam kebun adalah
sebesar Rp 3, 29juta/ha planted area atau 989 juta untuk lahan seluas 300 ha dengan perincian
seperti disajikan pada Tabel 16
3.3.3 Rekapitulasi biaya investasi bangunan kebun PPKS di Kalimantan Selatan
Total nilai investasi bangunan kebun (agregat lahan) adalah sebesar Rp 1,12 milyar atau Rp
3,77 juta/ha planted area dengan perincian seperti disajikan pada Tabel 17
3.3.4 Rekapitulasi Biaya Investasi Sarana Air, Listrik dan Pendukung Lainnya
Total nilai investasi sarana air+listrik dan pendukung lainnya (agregat lahan) untuk kebun PPKS
di Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp 302 juta atau Rp 1,02 juta/ha planted area dengan
perincian seperti disajikan pada Tabel 18
3.3.5 Rekapitulasi Biaya Kendaraan Dinas dan Operasional Kebun
Total nilai investasi kendaraan dinas dan operasional (agregat lahan) adalah sebesar Rp 648 juta
atau Rp 2,16 juta/ha planted area dengan perincian seperti disajikan pada Tabel 19.
26
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Tabel 16 Rekapitulasi Biaya Sarana Infrastruktur Kebun PPKS di Kalsel per ha Planted Area
No. U r a i a n Unit Harga/unit Biaya (Rp 000) (Rp 000)A. Jalan (40 m/ha)
1 Jalan Utama Panjang 1.92 km 64,363 123,576
2 Jalan Produksi Panjang ) 3.6 km 42,038 151,335
3 Jalan Kontrol (l=0,5-1,0 m) Panjang 6.48 km 18,900 122,472 Jumlah A 397,383 B. Jembatan
1 Titi kayu pemanen pada lahan gambut 150 unit 75 11,250 2 Jembatan kayu permanen 2 unit 90,000 180,000
Jumlah B 191,250 C Parit jalan dan gorong-gorong
1 Parit Jalan (jalan utama + jalan produksi) x 2 11 km 8,533 94,206 2 Gorong-gorong (1 bh/2 km jalan kontrol) 3 unit 2,188 6,564
(diameter 60 cm, p = 5 m) Jumlah C 100,770 D Tata air gambut Parit kanal Pembuangan 3 km 24,000 72,000 Parit primer 5 km 15,750 78,750 Parit sekunder 6 km 14,000 84,000 Parit tersier 12 km 5,425 65,100 Jumlah D 299,850
27
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Jumlah D -
Total A+B+C+D 989,253
Tabel 17 Rekapitulasi Bangunan Kebun PPKS di Kalsel
10 Bangunan rumah staf General Manager - 350,000 - Manager Kebun - 250,000 - Asisten Kebun 1 165,000 165,000 Askep - 210,000 - KTU - 100,000 - Staf (setingkat asisten) - 195,000 -
11 Bangunan rumah non staf setingkat mandor (kopel - 1 unit untuk 2 pintu) 3 110,000 330,000 12 Bangunan rumah karyawan pelaksana kopel - 1 unit untuk 2 pintu) 0 71,500 28,600 13 Bangunan rumah Pemanen Kopel (Tipe 36) - 55,000 - 14 Bangunan wisma tamu (100 m2) 1 88,000 88,000 15 Gedung pertemuan (300 m2) - 200,000 -
28
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
16 Bangunan Mesjid (100 m2) 1 44,000 44,000 17 Gedung TK (50 m2) - 55,000 - 18 Gedung SD (300 m2) - 250,000 - 19 Gedung SMP (300 m2) - 0 - 20 Pos Jaga Utama (6 m2) 2 5,000 10,000 21 Lapangan olah raga (unit) 1 10,000 10,000
1,126,600
Per ha 3,755
Tabel 18 Rekapitulasi biaya investasi sarana air+listik kebun dan fasilitas pendukung lainnya
No Rincian Kebutuhan Harga/unit Total Jlh Satuan Rp 000- Rp 000,-
1 Pembangkit listrik afdeling 1 Unit 88,000 88,000 2 Instalasi sumur bor afedling 1 Unit 83,600 83,600 3 Reservoir afdeling 1 Unit 44,000 44,000 4 Instralasi listrik afdeling 1 Unit 48,000 48,000 5 Instralasi air afdeling 1 Unit 48,000 48,000 6 Peralatan dan furnitur kantor afdeling 1 Unit 22,000 22,000
Jumlah 333,600
Tabel. 19 Biaya investasi kendaraan dinas dan operasional kebun
Jenis KendaraanJumlah
Unit
Hargaper unit(Rp 000)
Total(Rp 000)
Truk PS 100 1 1 225,500
Sepeda motor 2 2 18,700
L-200 1 1 385,000
TOTAL 647,900
3.4 Biaya Investasi pembangunan Kebun Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah
29
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Dengan asumsi kondisi lahan yang akan diperoleh di Kalimantan Tengah pasang surut harga
input produksi mengikuti harga-harga yang berlaku di Kalimantan Tengah pada tahun 2011,
maka total nilai investasi pembangunan kebun inti (agregat) sejak pembukaan lahan hingga
panen perdana adalah sebesar Rp 63,60 juta/ha planted area (Tabel 20) dengan demikian total
investasi untuk 300 ha planted area adalah sebesar Rp 19,08 milyar (Tabel 21).
Tabel 20 Biaya investasi pembangunan kebun PPKS per 1 ha planted area di Kalimantan Tengah
No. Investasi
Biaya/ha planted area (Rp.000,-)
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Total
1. Tanaman (Bahan, alat dan TK KHL) 10,658 7,075 8,107 9,171 35,012
Biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Rata-rata biaya produksi
di setiap provinsi berbeda-beda tergantung pada kondisi lahan dan harga input produksi. Biaya
produksi TBS terendah di provinsi Jambi dengan total biaya produksi sebesar Rp. 775,71/kg, dan
biaya produksi tertinggi di provinsi Kalimantan Tengah dengan biaya produksi sebesar
Rp849,57/kg. Sedangkan Lampung dan Kalimantan Selatan biaya produksi masing-masing
sebesar Rp.798,33/kg dan 840,08/kg. Rincian biaya produksi TBS kebun PPKS untuk masing-
masing provinsi terdapat pada tabel 27.
Tabel 27. Rincian Biaya Produksi TBS kebun PPKS untuk masing-masing Provinsi
Uraian
Jambi Lampung Kalsel KaltengRerata /tahun Rp.000
Rp/kg TBS
Rerata /tahun Rp.000
Rp/kg TBS
Rerata /tahun Rp.000
Rp/kg TBS
Rerata /tahun Rp.000
Rp/kg TBS
I. Biaya Variabel Pemeliharaan tanaman 1,814,185 252.74 1,785,546 261.84 1,904,430 265.31 1,930,669 268.96 Panen dan transport 1,220,291 170.00 1,261,565 185.00 1,399,745 195.00 1,399,745 195.00 Sub Total Biaya Variabel 3,034,476 422.74 3,047,112 446.84 3,304,175 460.31 3,330,414 463.96
II Biaya Tetap Pemeliharaan aktiva tetap 38,160 5.32 39,288 5.76 41,719 5.81 42,255 5.89 Pajak bumi dan bangunan 7,670 1.07 7,670 1.12 7,670 1.07 7,670 1.07
Biaya umum 120,147 16.74 108,693 15.94 131,601 18.33 133,91
5 18.66
Bunga pokok pinjaman 748,857 104.32 150,024 102.76 778,330 108.43 785,293 109.40
Sub Total Biaya Tetap 2,533,696 352.97 1,846,192 351.49 2,726,105 379.78 2,767,937 385.60 Total Biaya Produksi 5,568,172 775.71 4,893,303 798.33 6,030,281 840.08 6,098,351 849.57
3.7.2 Penerimaan dan rugi laba kebun
Penerimaan kebun plasma berupa hasil penjualan TBS hasil produksi kebun . Dengan rata-rata
jumlah produksi TBS per tahun adalah 6.866 ton untuk Provinsi Jambi, Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah sedangkan provinsi Lampung produksi terkoreksi sebesar 5% sehingga
produksi rata-rata per tahun sebesar 6.523 ton . Dengan asumsi harga TBS diterima
1.437,49/kg, maka rata-rata penerimaan bersih dari penjualan TBS per tahun adalah Rp 10,32
milyar untuk Jambi, lampung Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah masing-masing 3,32
milyar, 3,34 milyar, 3,01 milyar, dan 2,96 milyar. Rincian penerimaan bersih dapat dilihat pada
Tabel 28.
Tabel 28. Proyeksi Rata-Rata Penerimaan dan Laba Bersih
Proyeksi total biaya investasi pembangunan kebun bibitan PPKS seluas 60 ha di 4 Provinsi
sebesar Rp. 2,46 milyar. Sumber modal untuk pembangunan bibitan diasumsikan berasal dari
modal Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Adapun rincian biaya investasi adalah sebagai berikut :
Tabel 34. Proyeksi Biaya Investasi Bibitan
No Lokasi Luas (ha) Biaya Investasi (Rp)1 Aceh Singkil 10 457,370,000 2 Mandailing Natal 10 439,321,500 3 Jambi 20 799,588,000 4 Lampung 20 772,580,000
Total 60 2,468,859,500
4.2 Proyeksi Biaya Produksi Bibitan
Produksi bibitan yang dihasilkan yaitu bibit Pre Nursery (PN) dan Main Nursery (MN). Biaya
produksi dibagi dua kelompok yaitu biaya variable dan tetap. Biaya variabel merupakan biaya
perawatan bibit terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya penggunaan bahan dan alat
(lampiran 1 s.d 8). Sedangkan biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan dan biaya umum ( biaya
41
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
karyawan tidak langsung, sosial, dan lain-lain).Rata-rata biaya produksi di setiap provinsi
berbeda-beda tergantung pada kondisi lahan dan harga input produksi. Adapun biaya produksi
masing-masing lokasi adalah sebagai berikut :
Tabel.34 Biaya Produksi Pre Nursery Aceh Singkil dan Mandailing Natal
No UraianAceh Singkil Mandailing Natal
Biaya ( Rp) Rp/batang Biaya ( Rp) Rp/batang
1 Tenaga Kerja 60,055,954 686.35 44,972,390 513.97
2 Bahan dan Alat 591,692,190 6,762.20 585,034,582 6,686.11
3 Penyusutan 22,868,500 261.35 21,966,075 251.04
4 Biaya Umum 15,786,136 180.41 11,821,314 135.10
Total Biaya Produksi 690,402,780 7,890.32 663,794,361 7,586.22
Tabel 35. Biaya Produksi Pre Nursery Jambi dan lampung
No UraianJambi Lampung
Biaya ( Rp) Rp/batang Biaya ( Rp) Rp/batang1 Tenaga Kerja 91,462,993 522.65 83,224,711 475.57
2 Bahan dan Alat 1,193,720,604 6,821 1,193,800,723 6,821.72
3 Penyusutan 39,979,400 228 38,629,000 220.74
4 Biaya Umum 24,041,701 137 21,876,210 125.01
Total Biaya Produksi 1,349,204,698 7,710 1,337,530,644 7,643.03
Tabel 36. Biaya Produksi Main Nursery Aceh SIngkil dan Mandailing Natal
No UraianAceh Singkil Mandailing Natal
Biaya ( Rp) Rp/batang Biaya ( Rp) Rp/batang1 Perawatan Pre Nursery 955,276,565 7,449 923,410,219 7,200.08 2 Tenaga Kerja 1,420,521,047 11,076 1,089,066,136 8,491.74 3 Bahan dan Alat 473,086,282 5,407 473,086,282 5,406.70 4 Penyusutan 68,605,500 535 65,898,225 513.83 5 Biaya Umum 35,513,026 277 27,226,653 212.29
Total Biaya Produksi 2,953,002,421 24,743 2,578,687,515 21,824.64
Tabel 37. Biaya Produksi Main Nursery Jambi dan Lampung
No UraianJambi Lampung
Biaya ( Rp) Rp/batang Biaya ( Rp) Rp/batang1 Perawatan Pre Nursery 2,093,013,286 7,343.91 1,871,754,422 7,297.29 2 Tenaga Kerja 2,415,579,408 8,475.72 2,161,333,659 8,426.25 3 Bahan dan Alat 946,172,565 5,406.70 951,632,565 5,437.90
42
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Lampiran 11. Biaya Pemeliharaan TBM II Per ha di Jambi
56
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
No UraianFisik
No Uraian Fisik Harga
Nilai (Rp)(HK) (sat) (Rp/sat)
1 Menyiang piringan 35.00 1 Mandor (HK) 5.26 82,240 432,2742 Menyiang kacangan 20.00 2 KHT (HK) 15.77 51,400 810,5143 Memupuk tanaman 10.00 3 KHL (HK) 68.33 41,120 2,809,7814 Hama dan penyakit 4.00 Total A 89.36 4,052,5695 Buru lalang/dongkelan 4.00 B Bahan dan alat 6 Kastrasi/tunas pasir 6.00 1 Pupuk (kg) 7 Membuat jalan pikul 1:4 2.00 a. Urea 195.0 4,200 819,0008 Titi panen 3.00 b. SP-36 162.5 4,040 656,5009 Sensus pohon dll 0.10 c. MOP 130.0 5,200 676,00010 Pengawasan 5.26 d. Kieserite 130.0 4,682 608,608
e. Borate 6.5 15,000 97,500 2 Insektisida (l) 1.0 82,225 82,225 3 Herbisida (l) 3.0 65,000 195,000 4 Racun tikus (kg) 0.4 60,500 21,175 5 Alat pertanian (set) 2.0 40,000 80,000 6 Transportasi pupuk (kg) 624.0 60 37,440 Total B 3,273,448 Total HK 89.36 Total A + B 7,326,017
Lampiran 12. Biaya Pemeliharaan TBM III Per ha di Jambi
57
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
No UraianFisik
No Uraian Fisik Harga
Nilai (Rp)(HK) (sat) (Rp/sat)
58
Proposal Pembangunan Kebun Komersil Pembibitan Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit
A Tenaga kerja A Tenaga kerja*) 1 Menyiang piringan & pasar pikul 45.00 1 Mandor (HK) 6 82,240 481,207