91
BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangInfeksi saluran kemih dapat
mengenai baik laki-laki maupun wanita dari semua umur baik
anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari
kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering terkena dari pada
pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-15%. Untuk
menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri dalam urin.
Infeksi Saluran Kemih Infeksi adalah istilah umum yang dipakai
untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
Prevalensi ISK dimasyarakat seiring dengan meningkatnya usia. Pada
usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2%. Sedangkan pada
usia sama atau 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISk
sebesar 20%. ( Muttaqin, 2008 )Infeksi saluran kemih merupakan
suatu gangguan system perkemihan yang menyebabkan terjadinya
infeksi karena bakteri bernamaEscherichia coli (E. coli)yang sering
ditemukan dalam tinja manusia dan dapat hidup di kolon. Selain
karena infeksi bakteri, penyebab lain yang dapat mempengaruhi
terjadinya ISK ini karena sering menahan untuk melakukan kencing,
kurang minum, metabolisme tubuh yang menurun sehingga bakteri mudah
menyerang tubuh yang metabolismenya turun. Dalam hal makanan pun
ada yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit infeksi saluran
kemih ini yaitu dengan mengkonsumsi kopi serta susu secara
berlebihan yang menjadi penyebabnya karena air seni yang melewati
saluran kemih mengandung asam urat yang membuat terjadinya batu
ginjal di saluran kemih, dan satu lagi yaitu karena terlalu
berlebihan mengkonsumsi vitamin C dengan dosis yang tinggi. (
Suharyanto, 2009 )Berdasarkan data WHO (World Health Organization),
2012, jumlah penderita infeksi saluran kemih di dunia mencapai 8,3
juta orang, angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 9,7
juta orang pada tahun 2007. Di dunia, penyakit infeksi saluran
kemih termasuk 6 besar penyebab kematian, diperkirakan 10,000 orang
meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran kemih. Tingginya
angka ini banyak disebabkan oleh kurangnya kebersihan diri. ( WHO,
2012)Tabel 1.1. Data kasus Infeksi Saluran Kemih di RSUP NTB.2010-
2012. No.TahunJumlah kasus (orang)Laki-lakiPerempuan
1. 20101104367
2. 2011964937
3. 20121025052
Jumlah 308142156
(Sumber : Rekam Medik RSUP NTB, 2014) Faktor-faktor yang
berpengaruh pada ISK akut yang terjadi pada wanita dapat
ditemukan.Mikroorganisme yang paling sering di temukan adalah jenis
bakteri aerob. Selain bakteri aerob, ISK dapat di sebabkan oleh
virus dan jamur. Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya
gangguan keseimbangan antar mikroorganisme infeksi sebagai agentdan
epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini
disebabkan oleh karena pertahanan tubuh darihostyang menurun atau
karena virulensiagentmeningkat, kemampuanhostuntuk menahan,
mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain adalah : pertahanan lokal dari host,
peranan dari sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas kekebalan
humoral maupun imunitas seluler. Adapun cara untuk mencegah atau
menghindari infeksi saluran kemih antara lain, di anjurkan untuk
sering minum air dan bak sesuai kebutuhan, untuk membilas mikro
organisme yang naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari
depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh
bakteri feses dan terapi antibiotic untuk membunuh bakteri gram
positif dan gram negatif. ( Margareth, 2008 )Dengan demikian,
disinilah peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
langsung secara mandiri dan sebagai pendidik untuk memberikan
pengetahuan tentang hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi saluran
kemih, sehingga penderita dapat menerapkan pola hidup yang sehat
dan untuk menghindari atau mencegah yang menyebabkan penderita
harus mengalami perawatan yang lama dapat dihindari, karena banyak
masyarakat yang kurang mengenal dengan baik dan benar tentang
penyakit infeksi saluran kemih.Berdasarkan kenyataan di atas,
penulis tertarik menyusun proposal karya tulis ilmiah dengan judul
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Perkemihan Pada Kasus
infeksi saluran kemih, di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tanggara
Barat.
1.2 Rumusan Masalah Bila penderita ISK tidak di obati dan di
berikan perawatan dengan baik, maka dapat menimbulkan komplikasi
dan sering kali memerlukan pertolongan darurat dan perawatan di
rumah sakit yang lama. Tingginya angka prevalensi penyakit ISK dan
belum optimal perawatan dalam menerapkan peran fungsinya secara
profesional baik dalam memberikan informasi atau penyuluhan secara
berkesinambungan mengakibatkan angka kematian dan kesakitan pada
kasus ISK terus meningkat. ( Suharyanto, 2009) Berdasarkan upaya
tersebut maka penulis dapat merumuskan masalah Bagaimana cara
melaksanakan asuhan keperawatan yang baik dan benar dengan gangguan
sistem perkemihan pada kasus infeksi saluran kemih di Rumah Sakit
Umum Provinsi NTB?1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan UmumPenulis
mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada gangguan sistem
perkemihan dengan kasus infeksi saluran kemih melalui pendekatan
dan penerapan proses keperawatan secara benar tepat dan sesuai
standar keperawatan secara profesional.1.3.2 Tujuan Khusus Di
harapkan penulis mampu:1. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan
pada kasus infeksi saluran kemih dengan penerapan proses
keperawatan secara benar dan tepat sesuai standar keperawatan
professional.2. Mengidentifikasi data diagnosa keperawatan pada
asuhan keperawatan dengan gangguan sistem perkemihan pada kasus
infeksi saluran kemih dengan penerapan proses keperawatan secara
benar dan tepat sesuai standar keperawatan professional.3. Menyusun
dan menetapkan rencanaasuhan keperawatan pada kasus infeksi saluran
kemih dengan penerapan proses keperawatan secara benar dan tepat
sesuai standar keperawatan professional.4. Melakukan tindakan
asuhan keperawatan pada kasus infeksi saluran kemih dengan
penerapan proses keperawatan secara benar dan tepat sesuai standar
keperawatan professional.5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan
pada kasus infeksi saluran kemih dengan penerapan proses
keperawatan secara benar dan tepat sesuai standar keperawatan
professional.6. Melakukan pendokumentasi asuhan keperawatan pada
kasus infeksi saluran kemih dengan penerapan proses keperawatan
secara benar dan tepat sesuai standar keperawatan professional.1.4
Manfaaat Penulisan1.4.1 Institusi pendidikanMerupakan bahan
evaluasi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan asuhan
keperawatan pada gangguan sistem perkemihan dengan kasus infeksi
saluran kemih. Sebagai bahan acuan di bidang pengetahuan dan
pengembangan riset.
1.4.2 Rumah sakit Sebagai acuan bagi rumah sakit dalam
menentukan kebijakan pada masa yang akan datang dan memberi masukan
dalam meningkatkan mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan
khususnya bagi penderita infeksi saluran kemih.1.4.3 PerawatUntuk
meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dan sebagai bahan pengembangan pengetahuan yang
berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kekambuhan pada kasus
infeksi saluran kemih1.4.4 PenulisDapat menambah pengalaman dan
pengetahuan untuk mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama di
pendidikan, khususnya dalam penanganan asuhan keperawatan pada
gangguan sistem perkemihan dengan kasus infeksi saluran kemih.1.5
Metode Pengumpulan Data1.5.1 WawancaraMengumpulkan data dengan cara
melakukan anamnesa langsung kepada klien (auto anamnesa) dan
wawancara dengan keluarga atau orang lain yang mengetahui informasi
tentang klien allo anamnesa. ( Nursalam, 2008 )1.5.2
ObservasiObservasi ini di lakukan dengan pemeriksaan fisik dan
pengamatan langsung pada keadaan umum klien, pemeriksaan fisik di
lakukan melalui panca indera yaitu inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi.( Nursalam, 2008 )1.5.3 Studi DokumentasiStudi
dokumentasi dilakukan dengan pancaindera dengan cara mempelajari
status klien, dokumen perawatan medik dan dokumen yang sah. (
Nursalam, 2008 )1.5.4 Studi KepustakaanDalam kepustakaan ini
penulis menggunakan literatur atau sumber buku yang ada kaitannya
dengan permasalahan yang telah dibahas. (Nursalam, 2008)1.6
Sistematika PenulisanProposal Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari
:PENDAHULUAN1.6.1 BAB 1 : PendahuluanBab ini berisi tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode pengumpulan data, dan sistimatika
penulisan.TINJAUAN PUSTAKA1.6.2 BAB 2 : Tinjauan PustakaBab ini
merupakan penguraian dan pembahasan yang secara garis besar berisi
:1. Konsep Dasar PenyakitMenguraikan dan membahas tentang
pengertian infeksi saluran kemih, anatomi dan fisiologi,
klasifikasi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, dan
pemeriksaan penunjang.2. Konsep Asuhan KeperawatanYaitu membahas
dan menguraikan tentang kasus yang di jadikan sebagai latihan atau
ilustrasi yang terdiri dari:a. Pengkajianb. Diagnosa keperawatanc.
Rencana asuhan keperawatand. Tindakan asuhan keperawatane.
EvaluasiDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1. Konsep Dasar Penyakit infeksi saluran
kemih2.1.1. DefinisiInfeksi saluran kemih (ISK) adalah berkembang
biaknya microorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan
normal tidak mengandung bakteri, virus/ microorganisme lain, tempat
yang sering mengalami ISK adalah kandung kemih (sititis), uretra
(uretritis), dan ginjal (fielonefritis), ( Suharyanto, 2009
).Infeksi saluran kemih sama dengan sistitis adalah inflamasi akut
pada mukosa kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri yang
disebabkan oleh penyebaran infeksi dari bakteri (M. Clevo Rendy,
Margareth, 2012)Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat
berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang
dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri,virus atau
mikro organisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi di pria
maupun di wanita dari semua umur,dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita infeksi dari pada
pria.(Sudoyo 2009)Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
infeksi saluran kemih berkembang biaknya Mikroorganisme dalam
saluran kemih yang menyebabkan bakteri yang masuk dalam saluran
kemih berkembang biak dapat menimbulkan terjadinya pyelonefritis,
gagal ginjal.2.1.2. Anatomi dan Fisiologi1. Anatomi
Gambar 2.1. Anatomi Sistem Perkemihan (Scanlon, 2007)Sistem
perkemihan terdiri dari :a. UreterUreter merupakan saluran
retroperitoneum yang menghubungkan ginjal dengn kndung kemih. Pada
awalnya, ureter berjalan melalui fasia gerota dan kemudian
menyilang muskulus psoas dan pembuluh darah iliaka komunis. Ureter
berjlan sepanjang sisi posterior pelvis, di bawah vas deferen, dan
memasuki basis vesika pada trigonum. Pasokan darah ureter berasal
dari pembuluh darah renalis, gonad, aorta, iliaka komunis, dan
iliaka enterna. Susunan saraf otonom pada dinding ureter memberikan
aktivitas peristaltik, di mana kontraksi berirama berasal dari
pemacu proksimal yang mengendalikan transport halus dan efisien
bagi urine dan pelvis renalis ke kandung kemih. ( Suharyanto, 2009
)b. UretraUretra adalah sebuah saluran yang berjalan dari leher
kandung kemih ke lubang luar, di lapisi oleh membran mukosa yang
bersambung dengan membran yang melapisi kandung kemih. Meatus
urinarius terdiri atas serabut otot melingkar, membentuk sfingter
uretra. Panjang uretra pada wanita sekitar 2,5-3,5 cm sedangkan
pada pria 17-22,5 cm. ( Suharyanto, 2009 )c. Kandung kemihKandung
kemih (vesika urinaria- VU) berfungsi sbagai penampung urin. Organ
ini berbentuk seperti buah pir atau kendi. Kandung kemih terletak
di dalam panggul besar, di depan isi lainnya, dan di belakang
simpisis pubis. Pada banyi letaknya lebih tinggi. Bagian bawah
adalah basis sedangkan bagian atas adalah fundus penegaknya
mengarah ke depan bawah dan ada di belakang simpisis. Dinding
kandung kemih terdiri atas lapisan serus sebelah luar, lapisan
berotot, lapisan sub mukosa, dan lapisan mukosa dari epithelium
transisional. Tiga saluran bersambung dengan kndung kemih. Dua
ureter bermuara secara oblik sebelah basis, letak oblik menghindar
urine mengalir kembali kedalam ureter. Uretra keluar dari kandung
kemih sebelah depan. Daerah segitiga antara lubang ureter dan
uretra di sebut segitiga kandung kemih (trigonum vesica urinarius).
Pada wanita, kandung kemih terletak di antara simpisis pubis,
utrus, dan vagina. Dari uterus, kandung kemih di pisahkan oleh
lipatan peritoneum ruang utero- vesikal atau ruang douglas. (
Suharyanto, 2009 )d. Bladder training Bladder training adalah
latihan kandung kemih yang bertujuan untuk mengembangkan tonus otot
dan spingter kandung kemih agar berfungsi optimal. Bladder training
adalah latihan kandung kemih setelah kateter terpasang dalam waktu
lama. Bladder training biasanya di gunakan untuk stress
inkontinensia, desakan inkontinensia, atau kombinasi keduanya yang
di sebut inkontinensia campuran.e. Ginjal merupakan organ yang
berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, terletak di kedua
sisikolumna vertebralis. Ginjal terlindungi dengan baik dari trauma
langsung karna di sebelah posterior di lindungi oleh tulang kosta
dan otot- otot yang meliputi kosta, sedangkan di bagian anterior di
lindungi oleh bantalan usus yang tebal. Ginjal kanan sedikit lebih
rendah di bandingkan dengan ginjal kiri karna tertekan ke bawah
oleh hati. Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12- 13 cm, tebalnya
6 cm dan beratnya 120-150 gram,Ginjal melakukan fungsi vital
sebagai pengaturan volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan
dalam tubuh dengan mengekskresikan solute dan air secara selektif.
Fungsi vital ginjal di lakukan dengan filtrasi plasma darah melalui
glomerulus di ikuti dengan reabsobsi sejumlah solute dan air dalam
jumlah yang tepat di sepanjang tubulus ginjal, kelebihan solute dan
air akan di ekskresikan ke luar tubuh sbagai air kemih sebagai
system pengumpul.
Gambar 2.2 Anatomi Ginjal (Scanlon,2007)b. Potongan longitudinal
ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu korteks dan
medulla.1) Korteks : bagian luar dari ginjal2) Medulla: bagian
dalam dari ginjal3) Pyramid : medulla yang terbagi-bagi menjadi
baji segitiga4) Kolumna bertini: bagian korteks yang mengelilingi
pyramid5) Papilaris berlini: papilla dari tiap pyramid yang
terbentuk dari persatuan bagian terminal dari banyak duktus
pengumpul6) Pelvis : reservoir utama system pengumpul ginjal7)
Kaliks minor : bagian ujung pelvis berbentuk seperti cawan yang
mengalami penyempitan karena adanya duktus papilaris yang masuk ke
bagian pelvis ginjal.8) Kaliks mayor: kumpulan dari beberapa kaliks
minor Bagian korteks merupakan bagian luar yang berhubungan
langsung dengan kapsul, sedang medulla merupakan bagian dalam yang
berada dibawah korteks. Medulla ginjal terbagi menjadi beberapa
massa jaringan berbentuk kerucut yang disebut piramida ginjal,
terdapat 12 sampai 18 piramida tiap ginjal. Kolumna dari bertin
merupakan tonjolan korteks kedalam medulla dan memisahkan medulla.
Ujung atau akhir piramida disebut papilla yang menyalurkan urine
yang terbentuk kedalam collectim system dan berhubungan dengan
kaliks minor. Beberapa kaliks minor bergabung membentuk kaliks
mayor, dimana kaliks mayor akan bergabung lagi membentuk pelvis
renal yang terletak diatas ureter. Aliran darah ke ginjal berasal
dari arteri renal, merupakan arteri tunggal (end artery) cabang
dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena
renalis yang bermuara ke dalam vena cava inferior. Saluran getah
bening (limfe) dari ginjal mengalir ke kelenjar limfe di hilus
renalis selanjutnya ke kelenjar limfe paraaorta. Persyaratan dari
ginjal dilaksanakan oleh system otonom, yaitu simpatis dan
parasimpatis. Bila diperiksa secara hitologik maka ginjal terdiri
dari satuan unit fungsional yang disebut nefron, masing-masing
ginjal terdapat 1 juta sampai 1,25 juta nefron, semua berfungsi
sama dan independen. Tiap nefron terbentuk dari dua komponen utama
: Glomerulus dan kapsula Bowmans tempat air dan larutan difiltrasi
dari darah dan, tubulus yang mereabsorpsi material penting dari
filtrate dan memungkinkan bahan-bahan sampah dan material yang
tidak dibutuhkan untuk tetap dalam filtrate (material hasil
filtrasi glomerulus) dan mengalir ke pelvis renalis sebagai urine.
Glomerulus terdiri atas sekumpulan kapiler-kapiler yang mendapat
suplai nutrisi dari arteriole afferent dan diperdarahi oleh
arteriole afferent. Glomerulus dikelilingi oleh kapsula bowmans
arteriole afferent mensuplai darah ke kapiler peritubuler. Cairan
filtrate dari kapiler masuk ke kapsula kemudian mengalir kedalam
system tubular, yang terdiri atas empat bagian:1) Tubulus
proksimus2) Ansa henle3) Tubulus distalis4) Tubulus
kolegentesBerdasarkan letak nefron pada massa ginjal, ada dua tipe
nefron:a) Nefron kortikalb) Nefron jukstamedularNefron yang meiliki
glomerulus dan terletak diluar korteks disebut nefron kortikal,
nefron tersebut mempunyai ansa henle pendek yang menembus kedalam
medulla dengan jarak dekat. Nefron jukstamedular kira-kira 20%
sampai 30% mempunyai glomerulus dan terletak di korteks renal
sebelah dalam dekat medulla, nefron ini mempunyai ansa henle yang
dan masuk sangat dalam ke medulla, pada beberapa tempat semua
berjalan ke ujung papilla renal. Struktur vaskuler yang menyuplai
nefron jukstamedular juga berbeda dengan yang menyuplai nefron
kortikal. Pada nefron kortikal, seluruh system tubulus dikelilingi
oleh jaringan kapiler peritubular yang luas, sedangkan pada nefron
jukstamedular, arteriol afferent panjang akan meluas dari
glomerulus turun ke bawah menuju medulla bagian luar dan kemudian
membagi diri menjadi kapiler-kapiler peritubular khusus yang
disebut vasa rekta, meluas ke bawah menuju medulla dan terletak
berdampingan dengan ansa henle. Seperti ansa henle, vasa rekta
kembali menuju korteks dan mengalirkan isinya kedalam vena
kortikal, jaringan kapiler khusus dalam medulla ini memegang
peranan penting pembentukan urine pekat. 2. Fisiologi Ginjal
melakukan fungsi yamg paling penting dengan menyaring plasma dan
memindahkan zat dari fitrat dengan kecepatan yang berfariasi
bergantung pada kebutuhan tubuh. Akhirnya ginjal membuang zat yang
tidak di inginkan dengan filtasi darah dan menyekresi ke dalam
urin. Sementara zat yang di butuhkan masuk kembali dalam darah.
Untuk mempertahankan homeostasis ekskresi air dan elektrolit sesuai
dengan asupan, bila mlebihi ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan
mengikatnya. Jika asupan dari ekskresi, jumlah zat dalam tubuh akan
berkurang.Kapasitas ginjal untuk mengubah ekskresi naturium sebagai
respon terhadap perubahan asuhan naturium sangat besar, menunjukan
bahwa pada manusia normal naturium dapat di tingkatkan. Hal ini
sesuai dengan kebutuhan air dan kebanyakan elektrolit lainnya,
seperti klorida, kalium, kalsium, hydrogen, magnesium dan fosfat
fungsi system homeo stasis urinaria : a. Mengatur folume dan
tekanan darah dengan mengatur banyaknya air yang hilang dalam urin,
melepaskan eritropoietin dan melepaskan renninb. Mengatur
kosentrasi plasma dengan mengontrol jumlah naturium, kalium,
klorida, dan ion lain yang hilang dalam urin dan mengontrol kadar
ion kalsium. c. Membantu menstabilkan pH darah, dengn mengontrol
kehilangan ion hydrogen dan ion bikarbonat dalam urin.d. Menyimpan
nutrien dengn mencegah pengeluaran dalam urin, mengeluarkan produk
sampah nitrogen seperti urea dan asam urat.e. Membantu dalam
mendeteksi racun.Zat yang di butuhkan tubuh akan beredar kembali ke
dalam tubuh melalui pembuluh kapiler darah ginjal darah masuk ke
dalam pembuluh darah beredar ke seluruh tubuh.Ginjal berperan dalam
homeostasis ( Pemeliharaan konsentrasi) secaara lebih ekstensif di
bandingkan dengan organ organ lain. Ginjal mengatur komposisi
elektrolit, volume, dan pH lingkungan internal dan meng eleminasi
semua zat sisa metabolism tubuh, kecuali Co2 yang di keluarkan oleh
system pernafasan. Ginjal melaksanakan fungsi pernafasan ini dengan
mengiliminasi zat zat tidaak di butuhkan oleh tubuh melalui urin,
misalnya zat sisa metabolisme dan kelebihan garam atau air.
Sementara menahan zat yang bermanfaat bagi tubuh. Organ ini juga
mampu mempertahankan konstituen konstituen plasma yang
konsentrasinya di jaga dalam rentang sempit agar tidak mengganggu
kehidupan walaupun pemasukan dan pengeluaran kontituen tersebut
dari jalan lain sangat bervariasi. Sebagai gambaran seberapa besar
tugas ginjal , kira- kira seperempat dari seluruh darah di pompa ke
dalam sirkulasi sistemik ke ginjal, kira- kira seper empat dari
seluruh daarah di pompakan ke dalam sirkulasi sistemik ke ginjal,
untuk di sesuaikan atau di murnikan dengan hanya tiga perempatnya
yang di gunakan untuk pemasok seluruh jaringan lain. Menurut
Syaifuddin, 2011 Cara spesifik yang di lakukan ginjal untuk
membantu homeostatis meliputi: a. Fungsi regulasi 1) Ginjal
mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar elektrolit CES
termasuk elektrolit- elektrolit yang penting untuk ekstibilitas
muskulus.2) Ginjal berperan memperthankan pH yang sesuai dengan
meng eliminasi kebersihan H+ (Asam) atau HCO3 (Basa) dalam urin3)
Ginjal membantu mempertahankan volume plasma yang sesuai, yang
penting untuk pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri dengan
mengontrol keseimbangan garam dalam tubuh. volume CES termasuk
volume plasma, adalah cerminan dari beban garam total dalam CES,
karna Na+ dan anion penyertanya CI- menentukan lebih dari 90%
aktivitas osmotic (menahan air) CES4) Ginjal mempertahankan
keseimbangan air dalam tubuh, yang penting untuk mempertahankan
keseimbangan air dalam tubuh, yang penting untuk memeperthankan
osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) CES yang sesuai. Peran ini
penting untuk mempertahankan stabilitas volume sel darah mencegah
sel membengkak atau menciut akibat masuk dan keluarnya air secara
osmosis berturut- turut.b. Fungsi ekskresi1) Ginjal meng ekskresi
produk produk akhir metabolism dalam urin. Zat- zat sisa ini
bersifat tosik bagi tubuh apabila tertimbun. 2) Ginjal juga meng
ekskresi banyak senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh.c. Fungsi
hormonal 1) Ginjal menyekresi eritropoitin, hormone yang merangsang
fungsi sel darah merah oleh sum- sum tulang. Fungsi ini berperan
dalam homeostatis dengan membantu mempertahankan kandungan O2 dalam
darah terkait ke hemoglobin di dalam sel darah merah.2) Ginjal
menyekresi renin, hormone yang mengawali jalur renin- angiotensin -
aldosteron untuk mengatur reabsorbsi Na+ oleh tubulus, yang penting
dalam pemeliharaan jangka panjang volume plasma dan tekanan darah
arteri.3) Fungsi metabolisme. Ginjal membantu mengubah vitamin D
menjadi bentuk aktifnya. Vitamin D penting penyerapan Ca++ dari
daluran pencernaan. Kalsium sebaiknya memiliki banyak fungsi
homeostatik.2.1.3. EtiologiMenurut (Liamidar, 2002) Etiologi
infeksi saluran kemih meliputi:1) Jenis jenis mikro organism yang
menyebabkan ISK,antara lain :a. Escherichia Coli:90% penyebab ISK
uncomplicated (simple)b. Pseudomonas ,proteus, klebsiella :penyebab
ISK complicatedc. Entrobacter,staphylococcus epidemidis,entrococci,
dan lain-lain 2) Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut,antara
lain:a. Sisa urin dalam kndung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang efektifb. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baikd. Sistem imunitas menurun ,baik
seluler maupun humorale. Adanya hambatan dalam aliran urin 2.1.4.
Patofisiologi Menurut ( Syaifuddin, 2011 ) patofisiologi infeksi
saluran kemih sebagai brikut :1) Infeksi saluran kemih atas (
Pielonefritis)Pielonefritis adalah radang saluran kemih disertai
paling sedikit 2 kelainan dalam kaliks ginjal. Pielonefritis
merupakan penjalaran dari infeksi di tempat lain (
sepsis/bakteriemia)a. Penjalaran LimfogenTerutama dari tractus
Gastroinstestinalis (ada hubungan langsung antara KGB kolon dan
ginjal).b. Penjalaran AscendingYaitu melalui Lumen Tractus Uranius
(dengan adanya refluks/radang mikroskopik sepanjang
ureter).Pielonefritis dapat timbul dalam bentuk akut maupun kronis.
Dimana pielonefritis akut disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi
bakteri terjadi karena bakteri menjalar ke saluran kemih dari
aliran darah. Walaupun pielonefritis akut secara temporer dapat
mempengaruhi fungsi renal, jarang sekali menjadi suatu kegagalan
ginjal. Pielonefritis kronis juga berasal dari infeksi bakteri,
namun juga factor-faktor lain seperti refluks, urin, dan obstruksi
saluran kemih turut berperan fielonefritis kronis merusak jaringan
ginjal untuk selamanya (irreversible) akibat inflamasi yang
berulang kali dan timbulnya jaringan parut. Proses perkembangan
kegagalan ginjal kronis dan infeksi ginjal yang berulang-ulang
berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang gawat. Diduga
bahwa fielonefritis menjadi diagnose yang sungguh-sungguh dari satu
per tiga orang yang menderita kegagalan ginjal kronis.2) Infeksi
saluran kemih bawah (sistitis, uretritis)Kebanyakan saluran infeksi
kemih bawah iyalah oleh organisme geram negative seperti E. Colli,
Psedomonas, Klebsiela, Proteus yang berasal dari saluran intestinum
orang itu sendiri dan turun melalui urethra ke kandung kencing.
Pada waktu mikturisi, air kemih bias mengalir kembali ke ureter
(vesicouretral refluks) dan membawa bakteri dari kantong kemih
keatas ke ureter dank epelvis renalis. Kapan saja terjadi urin
statis seperti maka bakteri mempunyai kesempatan yang lebih besar
untuk bertumbuh dan menjadi media yang lebih alkalis sehingga
menyuburkan pertumbuhannya.Infleksi saluran kemih dapat terjadi
jika resistansi dari orang itu terganggu. Factor-faktor utama dalam
pencegahan infleksi saluran kemih adalah integritas jaringan dan
suflai darah. Letak dari permukaan lapisan jaringan mukosa
memungkinkan bakteri masuk menyerang jaringan dan menyebabkan
infeksi. Pada kandung kemih suflai darah ke jaringan bias kompromi
bila tekanan didalam kandung kemih meningkat sangat tinggi
2.1.5. PathwayKurangnya pengetahuanMikroorganisme
kateterisasiKlainan kongenital
Obstruksi & gangguan
ISK bawah kurang personal hygieneReflek pengaliran tidak
lancarKelainan anatomiFungsi katub uretrovesikuler
Peny. Kronis, DM, Peny. Ginjal
Uretra
Urine statis di vesika urinariaUreter sempit
Infeksi (ginjal)Penimbunan cairan & kuman
obstruksi
Aliran balik
Jaringan parut
Distensi, nyeri pinggangPerkembangan kuman meningkat
Reflek renointestin
ISKCemas
Respon peradangan
MualMuntah
Rasa sakit & panas pada simpisis, DysuriaTerjadi peradanagn
pada mukosa
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kandung kemih tidak kuat menampung urine
Nyeri akut
Urgency
Gangguan pola Eliminasi Urine
Gambar 2.3 Pathway Infeksi saluran kemih, ( Suharyanto, 2009
)2.1.6. Tanda dan GejalaMenurut ( Mansjoer, 2000) Tanda dan gejala
infeksi saluran kemih meliputi :Uretritis biasanya memperlihatkan
gejala :1. Mukosa memerah dan oedema 2. Terdapat cairan eksudrat
yang purulen3. Ada ulserasi pada uretra 4. Adanya rasa gatal yang
menggelitik5. Adanya nanah awal miksi6. Nyeri pada saat miksiNyeri
di klasifikasikan menjadi beberapa macam : a. Menurut sifat1)
Seperti di iris benda tajam2) Seperti di tusuk pisau3) Seperti
terbakar 4) Seperti di remas - remas b. Menurut berat ringannya 1)
Nyeri ringan 2) Nyeri sedang3) Nyeri beratc. Menurut waktu1) Nyeri
akut2) Nyeri kronisd. Skala nyeri Menurut Mc. Gill1) 0 : Tidak
nyeri2) 1 : Nyeri ringan 3) 2 : Tidak sedang4) 3 : Nyeri menekan/
distress5) 4 : Sangat nyeri6) 5 : Nyeri yang menyiksaSistitis
biasanya memperlihatkan gejala : 1) Disuria ( Nyeri waktu
berkemih)2) Peningkatan frekuensi berkemih3) Perasaan ingin
berkemih4) Adanya sel sel darah putih dalam urin5) Nyeri punggung
bawah atau suprapubik 6) Demam yang di sertai adanya darah dalam
urin pada kasus yang parah.Pielonefritis akut biasanya
memperlihatkan gejala :1) Demam 2) Menggigil3) Nyeri pinggang 4)
Disuria
2.1.7. Faktor Resiko Infeksi Saluran KemihMenurut ( Mansjoer,
2000) Faktor resiko infeksi saluran kemih sebagai brikut :1. Wanita
cenderung mudah terserang di bandingkan dengan laki-laki. Factor-
factor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari
uretra dekat kepala rektum dan kurang proteksi sekresi prostat di
bandingkan dengan pria. 2. Abnormalitas structural dan fungsional
Mekanisme yang berhubungan statis urin yang merupakan media untuk
kultur bakteri, refluks urin yang infeksi lebih tinggi pada saluran
kemih dan peningkatan tekanan hidrostaltik. Contoh : striker,
anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vecisalis3.
ObstruksiContoh : tumor, hipertrofi prostat4. Gangguan intervasi
kandung kemih Contoh : Malformasi sum- sum tulang belakang
congenital, multiplesklerosis. 5. Penyakit Kronis Contoh : Gout,
DM, Hipertensi, penyakit stickle cell.6. InstrumentasiContoh :
Prosedur kateterisasi 7. Penggunaan fenasetin secara terus menerus
dan tidak pada tempatnya.
2.1.8. KomplikasiMenurut ( Suharyanto, 2009) Komplikasi yang
dapat terjadi pada infeksi saluran kemih meliputi :1.
PyelonefritisInfeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus
reflux urethrovesikal dan jaringan intestinal yang terjadi pada
satu atau ke dua ginjal.2. Gagal ginjalTerjadi dalam waktu yang
lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak di obati dengan
tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan
kronik.3. Pembentukan Abses ginjal atau perirenalPeradangan ginjal
akibat infeksi. Di tandai denganpembentukan sejumlah bercak kecil
ber nanah atau abses yang lebih besar yang di sebabkan oleh infeksi
yang menjalar ke jaringan ginjal melalui aliran darah.4. Kolik
renalNyeri hebat yang biasanya di daerah antara iga dan panggul,
yang menjalar sepanjang abdomen dan dapat berakhir pada area
genital dan paha bagian dalam.2.1.9. Pemeriksaan
DiagnostikPemeriksaan diagnostik menurut (Suharyanto, 2009 )
meliputi :1. Labolatoriuma. Analisa urin : terdapat leukosit,
eritrosit, crystal, puss,bakteri dan Ph meningkatb. Urin kuturUntuk
menentukan kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya
streptococcus, E coli c. Darah : Terdpat peningkatan leukosit
ureum,dan kreatininBlass Nier Ophage- intra venous Pyologram (
BNO-IVP)1) Menunjukan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri
Abdominal, panggul2) Menunjukan abnormalitas anatomi saluran
perkemihana) Cystocopi: mengetahui kerusakan dari serabut- serabut
otot pada kandung kemih2. Pemeriksaan Radiologi a. Pemeriksaan
ultra soundUntuk mendeteksi abnormalitas. Organ- organ dalam system
urinarius : abnormalitas adanya akumulasi cairan, massa,
malformasi, perubahan ukuran organ ataupun adanya obstruksi.b.
Pemeriksaan dengan sinar-X 1) Kidney, Ureter, dan Bladder
(KUB)Untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal dan meng
identifikasi ke lainan seperti : tumor atau pergeseran ginjal
akibat abnormalitas jaringan sekitarnya. 2) Computed Tomography (
CT) dan Magnetic Resonance Imanging (MRI)Merupakan teknik inovatif
yang memberikan gambaran penampang ginjal serta saluran kemih
ukuran, serta bentuk ginjal : hidronefrosis, kista, tumor3)
Urografi Intravena ( Intravenous Pyelogram atau IVP)Memungkinkan
visualisasi ginjal, ureter dan kandung kemih.2.10 Penatalaksanaan
Menurut (Rendi dan Margareth, 2012 ) Penatalaksanaan pada infeksi
saluran kemih meliputi :1. Penatalaksanaan Medisa. Pengobatan
nonfarmakologi1) PenyuluhanPenyuluhan ditujukan untuk peningkatan
pengetahuan klien tentang penyakit infeksi saluran kemih sehingga
klien secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, menggunakan
obat secara benar, dan berkonsultasi pada tim kesehatan.2)
Menghindari faktor pencetus Klien perlu dibantu mengidentifikasi
pencetus infeksi saluran kemih yaitu menjaga kebersihan diri
diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk
pada wanita, Membersihkan perineum dari depan ke belakang ,Pakaian
dalam dari bahan katum Menghindari kopi, alcohol3) Pengobatan
farmakologi Antibiotik: Untuk menghilangkan bakteri a) Anti biotik
jangka pendek dalam waktu 1-2 minggub) Anti biotik jangka panjang
(baik dengan obat yang sama atau dig anti) dalam jangka waktu 3- 4
minggu.c) Pengobtan profilaktik dengan dosis rendah 1x sehari
sebelum tidur dalam waktu 3- 6 bulan atau lebih ini merupakan
pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.d) Analgetik dan
Anti spasmodicUntuk mengurangi rasa nyeri yang di rasakan oleh
penderitae) Obat golongan venozopyridine : Pydium. Untuk meredakan
gejala iritasi pada saluran kemih.2. Penatalaksanaan Keperawatana.
Observasi keadaan pasien, meliputi :1) Tekanan darah2) Suhu tubuh
3) Nadi4) Tingkat kesadaran bila ada penurunan kesadaran segera
lapor kepada dokter.Tujuan observasi keadaan ini adalah untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada pasien, sehingga dapat
segera dilaporkan kepeda dokter untuk segera di tanggulangi.b.
Mengawasi pemberian cairan melalui infusCairan harus cukup
diberikan, karena biasanya terjadi kehilangan banyak cairan akibat
retensi urin dan lain-lain, dan anjurkan pasien untuk minum
secukupnya.c. Selama pasien merasakan nyeri yang sangat sakit harus
istirahat di tempat tidur dan kebutuhan pasien sehari-hari dibantu
oleh perawat sesuai dengan kemampuannya, seperti : makan, minum,
defekasi dan kebersihan umum pasien.d. Mengatur posisi tidur semi
fowler.e. Istirahat yang cukup agar nyeri bisa berkurang atau
terkontrolf. Pada waktu serangan timbul, berikan makanan yang lunak
dan diberikan minum air hangat.g. Ruangan cukup penerangan
ventilasi dan fasilitas memadai sehingga suasana nyaman dan
pertukaran udara dalam ruangan lancar.h. Menjaga kebersihan klien
tempat tidur dan sekitar ruangan sehingga pasien merasa segar dan
nyaman.
4.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien infeksi saluran kemih hendaknya dilakukan
secara komperhensif dengan menggunakan proses keperawatan. Proses
keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon
manusia terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan
yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan dengan klien keluarga
juga orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan
mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi atau
mengatasi masalah-masalah kesehatan. (Hidayat, 2007 )Proses
keperawatan terdiri dari enam tahapan, yaitu: pengkajian diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi. (
Hidayat, 2007)2.2.1 PengkajianPengkajian adalah tahap awal dari
proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien ( Hidayat,)Tahap pengkajian
merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan individu yang meliputi 1. Pengumpulan
dataPengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam
menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat
diperoleh melalui anamneses, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.a. Identitas
penderita Meliputi nama, umur, jenis kelamin (ISK banyak ditemukan
pada wanita dibandingkan dengan laki-laki), pada usia 25 - 55
tahun, status, agama/ kepercayaan, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, alamat.b. Keluhan utamaKeluhan utama klien adalah
nyeri saat berkemih, nyeri pada suprapubis tanda vital dapat
meningkat disertai nyeri, suhu dan nadi meningkat mungkin karna
infeksi serta tekanan darah dapat turun apabila nyeri sampai
mengakibatkan shok.c. Riwayat kesehatan sekarangPada klien infeksi
saluran kemih keluhannya adalah nyeri, dapat pula terjadi nyeri
kolik/kolikrenal yang menjalar ke testis pada pria dan kandung
kemih pada wanita. Klien juga dapat mengalami gangguan saluran
gastrointestinal dan perubahan dalam eliminasi urin.d. Riwayat
kesehatan dahuluKeadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita
oleh penderita, antara lain batu saluran kemih,
hiperparatiroidisme, penyakit inflamasi khusus, gout,
keadaan-keadaan yang mengakibatkan, imobilisasi lama dan dehidrasi
(Carpenito 2005).e. Riwayat kesehatan keluarga Beberapa penyakit
atau kelainan yang sifatnya herediter dapat menjadi penyebab
terjadinya infeksi saluran kemih antara lain riwayat keluarga
dengan renal tubular asidosis (RTA) sistimuria, sanxinuria dan
dehidroxinadeninoria.Menurut Hidayat ( 2012 ), konsep
Bio-Psiko-sosial-spiritual Virginia Handerson terdiri dari 14
komponen dan di modifikasi dengan konsep teori infeksi saluran
kemih menurut Somantri (2012) antara lain :1) Respirasi Pada kasus
infeksi saluran kemih biasanya tidak dijumpai kelainan pada system
respirasi maupun pemenuhan kebutuhan oksigen.2) NutrisiMual/muntah,
nyeri tekan abdomen diet tinggi protein, kalsium oksalat, dan
fosfat, ketidak cukupan pemasukan cairan, adanya distensi abdomen,
penurunan/ tidak adanya bising usus, dan muntah.3) Eliminasi Pada
klien infeksi saluran kemih, dapat mengalami rasa nyeri pada saat
berkemih, kesulitan untuk memulai miksi, nyeri pada abdomen bagian
bawah, sering berkemih dan adanya demam.
4) Aktivitas bekerja Gangguan pada aktivitas bekerja dikarenakan
nyeri pada perut bagian bawah. 5) Istirshat tidur Gangguan pola
istirahat tidur karna rasa nyeri dan tidak nyaman disekitar perut
bagian bawah. 6) Berpakaian Tidak ada masalah dalam aktivitas
memakai pakaian.7) Suhu tubuhPada keadaan lanjut terdapat
peningkatan suhu tubuh harus dicurigai adanya infeksi. 8) Personal
hygieneGangguan kebersihan diri karna ketidak mampuan menahan
miksi.9) Integritas egoKecemasan, gelisah, kurang istirahat,
peningkatan ketegangan/ peka rangsangan.10) Keamanan dan mencegah
kecelakaan Nyeri berat dan nyeri kolik, perilaku distraksi, nyeri
tekan pada area sistitis pada saat dipalpasi.
11) KomunikasiTidak ada gangguan pada pola komunikasi.12)
IbadahMengkaji hubungan klien sebagai hamba dengan tuhannya,
biasanya ada perasaan kurang khusu karna rasa nyeri.13) Rekreasi
Respon sensitive karna nyeri, gelisah, kurang bisa istirahat.14)
BelajarDi saat sakit adakah ke inginan untuk belajar belajar.f.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada infeksi saluran kemih
antara lain Perlu di kaji tentang kesadaran klien, kecemasan,
kegelisahan kelemahan suara bicara, denyut nadi,suhu Pemeriksaan
fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yaitu :1)
Keadaan umum : Sedang2) Kesadaran : Composmetis3) Vital sign : 120
130 mengalami 4) Nadi : 80 90 mengalami
a) Kepala dan RambutInspeksi : biasanya Pada infeksi saluran
kemih kepala tampak simetris, warna rambut hitam, tekstur lurus
atau bergelombang.Palpasi : biasanya tidak ada nyeri tekan pada
daerah kepalab) WajahInspeksi : biasanya bentuk wajah simetris,
ekspresi wajah tegang karna masih merasa nyeri Palpasi : tidak
adanya nyeri tekanc) MataInspeksi : biasanya bentuk mata simetris,
konjungtiva anemis, lensa jernih, pupil isokor, sklera anikterik.d)
HidungInspeksi: biasanya tidak menggunakan alat bantu nafasPalpasi
: tidak terdapat nyeri tekane) TelingaInspeksi : biasanya telinga
simetris, tidak terdapat serumen, pendengaran baikf) Mulut dan
gigiInspeksi: biasanya bibir kering, lidah kotor tidak ada
peradangan pada tonsil dan mukosa mulut kering, tidak terdapat
karies pada gigi.g) LeherInspeksi : biasanya pada infeksi salura
kemih tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, bendungan vena
jugularis, dan strumaPalpasi : biasanya tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis.h) DadaInspeksi :
biasanya pada infeksi saluran kemih bentuk dada simetris, tidak
terdapat tarikan dinding dada, bernapas dengan normal tanpa alat
bantu.Palpasi : biasanya tulang iga lengkapPerkusi : biasanya suara
vesikulerAuskultasi : biasanya vesikuler i) AbdomenInspeksi :
biasanya tidak ada lesiPalpasi : biasnya nyeri pada daerah perut
bagian bawahPerkusi : bunyi timpani pada abdomen Auskultasi :
bising usus normal 12 kali/menitj) EkstrimitasInspeksi : biasanya
ekstrimitas atas simetris ekstrimitas bawah simetris, tidak
terdapat edemaPalpasi : tidak edemaPerkusi : tidak ada edemak)
IntegumenInspeksi : biasanya terlihat keringPalpasi : biasanya
turgor kulit kering.2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaiian klinis tentang respon
individu, keluarga atau komunitas terhadap proses kehidupan/
masalah kesehatan. Aktual atau potensial dan kemungkinan dan
membutuhkan tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut.
(Hidayat, 2007)1. Analisa data adalah kemampuan mengaitkan data dan
menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang
relevan untuk membuat kesimpulan dan menentukan masalah kesehatan
dan perawatan klien. Berdasarkan data-data yang telah terkumpul
maka dapat di analisa dan mencari kemungkinan penyebab timbulnya
masalah dan merumuskan diagnosa yang ada pada pasien baik aktual
maupun potensial. (Hidayat, 2007)
Tabel 2.2 Analisa Data Infeksi Saluran
KemihNoSymptomEtiologiProblem
1DS:1. Klien biasanya mengeluh nyeri dan panas seperti terbakar
pada saat berkemih
2. Klien biasanya mengeluh nyeri di daerah kemaluanDO:1. Klien
tampak tidak tenang
2. Tampak meringis
3. Kesadaran compass metis
Respon peradangan
Rasa sakit & panas pada simpisis
Dysuria
Nyeri Akut
2DS:1. pada saat berkemih air kencingnya keluar sedikit-
sedikit
2. Pada saat berkemih air kencingnya langsung keluar tapi
terputus- putusDO:1. Klien tampak lemah
2. Klien tampak kesulitan saat berkemih
Terjadi peradanagn pada mukosa
Kandung kemih tidak kuat menampung urine
UrgencyGangguan pola eliminasi urin
3DS: 1. Nafsu makan klien berkurang
2. Klien mengatakan merasa mual
DO:1. BB berkurang
2. Makanan yang di sediakan di rumah sakit hanya dapat di
habiskan 1/2 dari porsi yang di sediakan
3. Biasanya mukosa mulut keringReflek renointestin
Mual Muntahperubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4DS:1. Biasanya klien merasa cemas dengan kondisinya DO:1.
Biasanya klien tampak gelisah
2. Biasanya klien tampak tidak tenang berada di rumah sakit
Kurangnya pengetahuanCemas
5DS:1. Biasanyaklien mengatakan tidak tau tentang penyakitnya
saat ini.DO:1. Biasanya klien tmpak bingung
2. Biasanya klien tmpak tidak mengerti tentang penyakit yang di
deritanya saat ini.
3. Biasanya klien menanyakan tentang penyakitnya saat ini
Kurangan ilmu pengetahuan tentang penyakiynyaKurang
pengetahuan
Diagnosa keperawatan menurut (Donges, 2000)2. Rumusan diagnose
keperawatana. Rumusan diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan
dengan infasi bakteri pada mukosa kandungan kemih (sistitis)
mengakibatka nyeri panggul atau nyeri supra pubik.b. Resiko tinggi
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksiac. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan trauma
mekanik dari infeksi mengakibatkan disuria dan urgensi d. Cemas
berhubungn dengan kurangnya pengetahuan e. Kurangnya pengetahuan di
tandai dengan kurangnya informasi2.2.3 PerencanaanSetelah
merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas
keperawatan perlu di tetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan
mencegah masalah keperawatan penderita. Tahap ini di sebut
perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnosa
keperawatan, menetapkan saran dan tujuan, menetapkan kriteria
evaluasi dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan.
(Hidayat, 2007)Tabel 2.3 Rencana keperawatan untuk pasien infeksi
saluran kemihNoDiagnosa keperawatanTujuan dan kriteria hasilRencana
keperawatanRasional
1Nyeri akut bd infasi bakteri pada mukosa kandung kemih
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama..x24 jam
diharapkan nyeri dapat teratasi dengan keriteria hasil:
1. Pasien mengatakan bahwa nyeri berkurang saat istirahat
2. aktivitas atau berkemih, klien tidak meringis
3. Penurunan kebutuhan terhadap analgetika. 1. Kaji Tingkat,
frekuensi, episode nyeri pada area panggul, apakah bersifat
unilateral atu bilateral.2. Ajarkan teknik relaksasi, perubahan
posisi
3. Berikan kompres hangat pada daerah yang nyeri
4. Pantau tanda vital
5. KolaborasiBeri analgetik dan evaluasi eveknya selama 30
menitn, 1 jam dan tiga jam untuk menentukan responyeri (aspirin,
oxycodone, meperidine)
6. Perawat atau pemeliharaan a. Lakukan rendaman duduk atau
kompres hangat pada perut 3x sehari b. Istirahatkan pasien selama
perawata1. Penting untuk menentukan intervensi yang cocok dan meng
evaluasi ke efektivan dari terapi yang di lakukan2. Untuk
menghilangkan ketegangan dan meningkatkan relaksasi otot
3. Akan meningkatkan sirkulasi pada otot dan mengurangi
ketegangan 4. Karena respon otonomi pada nyeri akut yaitu tekanan
darah meningkat, nadi meningkat
5. Untuk menurunkan atau mengontrol rasa nyeri
6. Mencegah timbulnya nyeri
2Perubahan Nutrisi kurrang dari kebutuhan tubuh
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:
1. Nafsu makan baik
2. Berat badan stabil
3. Makan 3x sehari dengan porsi yang di sediakan di rumah sakit
dapat di habiskan1. Kaji adanya mual dan muntah
2. Berikan makanan sedikit tapi sering
3. Berikan makanan dalam keadaan hangat 4. Jaga oral hygiene,
lakukan perawatan mulut setelah munta
5. Timbang berat badan setelah 2 hari
1. Salah satu penyebab intake dan output tidak seimbang adalah
mual muntah
2. Membantu mencegah distensi gastr dan ketidak nyamanan serta
meningkatkan pemasukan
3. Meningkatkan nafsu makan klien
4. Agar mulut bersih membantu nafsu makan agar baik
5. Untuk mengawasi penurunan BB ketidak efektifan program
diet
3Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan trauma
mekanik
Pola eliminasi kembali normal frekuensi dan urgensi dengan
kriteria hasil:
1. Klien tidak mengalami disuria
2. Frekuensi dan urgensi eliminasi normal1) Kaji rasa panas,
frekuensi, urgensi, bau busuk urin, urin bercampur darah, nanah dan
lender
2) Amati, nilai, laporan ulangi pemeriksaan urin: peningkatan
RBC,WBC. Urin kultur bakteri >_ 100.000/ml
3) Kolaboratif pemberian anti biotic atau sulfonamide
(amoksilin, sulfisoxazole)4) Perawatan atau pemeliharaan tempat
pasien dekat kamar kecil atau kamar mandi
5) Pendidikan pada pasien atau keluargaa. Laporan perubahan
gejala
b. Tampung urin untuk pemeriksaan
c. Bagi pasien wanita, anjurkan untuk membersihkan area
genitalia dan rectal setelah berkemih, defikasi, dan intercourse:
dari depan ke belakang
d. Kosongkan kndung kemih setiap 4 jam, gunakan tampol atau
popok danganti setiap 3-4 jam, gunakan pakaian dalam yang terbuiat
dari katum, hindari celana ketat.
1. Menandakan adanya infeksi yang mengakibatkan iritasi
kandungan kemih
2. Menentukan penanganan jika hasil lab.> dari batas
normal
3. Pengobatan infeksi akan mengalami gejal dengan menghambat
sintesis bakteri
4. Urgensi di sebabkan oleh inkontinensia dan rasa malu
5. Untuk mengetahui efktif dan tidak efektifnya pengobatan dan
mengetahui kambuhnya infeksi
6. Mendapatkan bahan kultur urin untuk pemeriksaan adanya
bakteri
7. Mencegah kontaminasi dari genital
8. Mencegah stasis urin termedia pertumbuhan bakteri:
kontaminasi dan iritasi genital
4Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi
Tujuan klien mendemostrasikan ansietas berkurang criteria
hasil:
1. Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, pemeriksaan
dignostik dan rencana terapeutik2. Keluhan berkurang tentang cemas
atau gugup
3. Ekspresi wajah rileks
1. Berikan kesempatan kepada klien dan orang terdekat untuk
mengekspresikan perasaan dan harapannya.
2. Perbaiki konsep yang salah Berikan informasi tentang
1) Sifat penyakit2) Tujuan tindakan yang di programkan
3. Pemeriksaan diagnostic termasuk:a. Tujuan b. Depskripsi
singkat tentang prosedurc. Pemeriksaan setelah perawatan d. Beri
informasi selama episode nyeri
4. Pertahankan instruksi dan penjelasan singkat dan
sederhana.
5. Berikan informasi lebih detail bila nyeri terkontrol.1.
Memberikan dukungn emosional dan dorongn pada klien untuk berbagi
memungkinkan klien untuk meng klarifikasi rasa takutnya dan member
kesempatan pada perawat untuk memberikan umpan positif dan
penenang
2.Faktor penunjang ansietas yang dapat di ubah termasuk ketidak
lengkapan dan ketidak akurat informasi.yang akurat dan kesalahan
konsep dapat membantu menghilangkan rasa takut dan mengurangi
ansietas.
3. Banyak klien memerlukan dukungn spiritual untuk meningkatkan
kemampuan kopong
4. Penelitian menunjukan bahwa anggota keluarga yang terlibat
dalam perawatan mengakibatkan peningkatan kerja sama klien dan
penyelesaian positif pada pengalamn 5. Strategi keperawatan akan
berada tergantung pada tingkatan ansietas
5Kurang pengetahuan bd kurangnya informasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.x24 jam diharapkan
pengetahuan klien bertambah dengan keriteria hasil:
1.Menyatakan pemahaman proses penyakit atau prognosis
2.Mengidentifikasi tanda dan gejala proses penyakit
3.Melakukan perubahan pola hidup atau perilaku yang perlu 1.
Kaji ulang proses penyakit, pengalaman pasien
2. Dorong menyatakan rasa takut atau perasaan dan perhatian
3. Anjurkan menghindari makanan berbumbu, kopi alcohol,pemasukan
cairan cepat (terutama alcohol)
4. Kaji ulang tanda atau gejala memerlukan evaluasi medi, contoh
urin keruh dan berbau
5. Diskusikan perlunya pemberitahuan pada perawat kesehatan lain
tentang diagnosa.1. Memberikan dasar pengetahuan di mana pasien
dapat membuat pilihan informasi terapi
2. Membantu pasien mengalami perasaan dapat merupakan
rehabilitas vital
3. Dapat menyebabkan iritasi prostat dengan masalah kongesti,
peningkatan tiba- tiba aliran urin dapat menyebabkan distensi
kandung kemih
4. Intervensi cepat dapat mencegah komplikasi lebih serius
5. Menurunkan resiko terapi tak tepat, contoh penggunaan
kongenstan antikolinergik dan anti depresen meningkatkan retensi
urin
Intervensi keperawatan menurut (donges, 2000)
2.2.4 Implementasi KeperawatanImplementasi / tindakan merupakan
langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah di
rencanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Jenis tindakan
keperawatan yang tercantum dalam langkah atau tahap pelaksanaan
terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan keperawatan mandiri atau
dikenal dengan tindakan independent dan tindakan kolaborasi atau
dikenal dengan tindakan interdependent.1. Tindakan mandiri adalah
aktifitas keperawatan yang didasarkan pada kesimpulan atau
keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari
petugas kesehatan lain.2. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang
di dasarkan hasil keputusan bersama seperti dengan dokter atau
petugas kesehatan lainnya. (Hidayat, 2007).2.2.5 Evaluasi
KeperawatanEvaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dari
proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana
tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.Ada 2 jenis
evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu :1. Evaluasi
formatif2. Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan
intervensi dengan respon segera.
3. Evaluasi sumatifMerupakan rekapitulasi dari hasil observasi
dan analisis status pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan
yang direncanakan pada tahap perencanaan. Di samping itu, evaluasi
juga sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria
tertentu yang membuktikan apakah tujuan itu tercapai, tercapai
sebagian atau tidak tercapai. (Hidayat, 2007).2.2.6 Dokumentasi
keperawatanDokumentasi keperawatan adalah kegiatan pendokumentasian
keperawatan mencakup rencana sistematis kegiatan kontrak
perawat/pasien dalam kurun waktu tertentu secara jelas, lengkap dan
obyektif. Ini bertujuan untuk kemudahan asuhan keperawatan dan
jaminan mutu, juga pencatatan dan dokumentasi pada anggota sesama
tim kesehatan untuk kepentingan pengelolaan klien serta kepada
aparat penegak hukum bila diperlukan untuk pembuktian. ( Hendra,
2003)
BAB 3TINJAUAN KASUS3.1 Pengkajian3.1.1 Biodata1. Identitas
KlienNama: Ny SUmur:56 TahunJenis kelamin:PerempuanAgama
:IslamSuku:SasakPendidikan:SDStatus Perkawinan:Sudah menikahAlamat
:Loang make, Jane prieTanggal Masuk RS:21 juni 2014Jam Masuk
RS:14.30 witaRuang Atau Kelas :Kenanga No. RM :102704Tanggal
Pengkajian:26 juni 2014Jam Pengkajian :08.40 wita2. Identitas
Penanggung JawabNama:TnKUmur:33Jenis Kelamin:Laki-lakiPendidikan:
SarjanaPekerjaan:DosenAgama:IslamSuku:SasakAlamat:Loang make, Jane
prieHubungan dengan Klien: Anak klien
3.1.2 Riwayat Kesehatan1. Keluhan UtamaNyeri seperti terbakar2.
Riwayat Penyakit Saat iniKlien datang ke RSUP NTB hari sabtu 21
juni 2014 jam 14.30 wita, klien rujukan PKM jane prie di antar oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri saat berkemih sejak 5 hari yang
lalu, klien mengatakan badannya terasa panas, di pkm sudah di
berikan terapi inj ketorolak kemudian pada saat pengkajian klien
mengeluh nyeri dan panas seperti terbakar saat berkemih, nyeri di
rasakan di daerah kemaluan, klien mengatakan air kencingnya keluar
sedikit- sedikit setiap klien berkemihklien mengeluh tidak ada
nafsu makan, Pada saat di IGD RSUP NTB Klien langsung di berikan RL
15 tpm, Cefotaxim inj 1 gr/12 jam, Ranitidin inj 1amp/12 jam,
keadaan umum klien lemah, kesadaran Composmetis dengan GCS (E4 V5
M6), TTV klien TD: 110/70 mmHg, N: 88x/menit, S: 37,90C, RR:
22x/menit, setelah mendapat tindakan dan obat-obatan di IGD, klien
di pindahkan ke ruang kenanga kelas 1, kamar no: 227 untuk
mendapatkan perawatan selanjutnya.3. Riwayat Penyakit DahuluKlien
mengatakan sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama pada
tahun 2004 kemudian di rawat di RSUP NTB selama 6 hari sampai
sembuh sampai klien pulang namun sakit yang di rasakannya saat ini
lebih sakit dari pada yang dulu klien rasakan.4. Riwayat Penyakit
keluargaKlien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang
pernah mengalami penyakit yang sama seperti yang di alaminya saat
ini.3.1.3 Pemenuhan Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (Virginia
Handerson)1. PernafasanSebelum sakit : Klien mengatakan tidak
pernah kesulitan dalam bernafasSaat sakit : Klien mengatakan Klien
tidak ada masalah saat bernafas, frekuensi 20x/menit, irama
vesikuler.2. Kebutuhan nutrisiSebelum sakit : klien mengatakan
biasanya makan 3 kali sehari dengan komposisi 1 piring nasi
berserta sayur mayur, lauk pauk dan kadang-kadang daging, BB: 55kg.
klien minum 6-7 gelas/hari, 1 gelas = 200ccSaat sakit : klien
mengatakan tidak ada nafsu makan, klien mengatakan merasa mual
tetapi hilang timbul, klien hanya makan 1/2 porsi dari porsi yang
di berikan rumah sakit dengan BB : 53kg. Minum 7-8 gelas/hari,
klien dapat terapi cairan infuse RL 15 tetes/menit3. Kebutuhan
EliminasiSebelum sakit : klien mengatakan biasanya BAB 1-2
kali/hari dengan konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan dan
bau khas feses, dan BAK 5-6 kali/hari dengan bau khas dan warna
kuningSaat sakit : klien mengatakan selama di rumah sakit tidak
pernah BAB selama 2 hari dan BAK 7-8 kali/hari, tetapi air kencing
keluar sedikit-sedikit dengan bau khas, warna kemerahan, hasil
labolatorium, BJ:1010, Ph: 6.5, Darah: +2, Bakteri:+ Bakteri E.
Colli, dan pada saat memulai berkemih air kencing langsung keluar
tetapi air kencingnya terputus-putus, saat berkemih klien
mengatakan terasa panas seperti terbakar, dan tampak tidak
terpasang kateter4. Pola aktivitasSebelum sakit : Klien mengatakan
klien dapat melakukan aktivitasnya tanpa ada gangguan, seperti
bekerja di rumahSaat sakit : klien mengatakan selama di rumah sakit
klien hanya berbaring di tempat tidur. Klien tidak bisa melakukan
aktivitasnya karna kondisinya masih lemah klien di bantu ber
aktivitas oleh keluarga dan perawat.5. Pola istirahat dan
tidurSebelum sakit : Klien mengatakan klien bisa tidur 7-8 jam/hari
dan klien tidak pernah mengalami gangguan istirahat tidur. Dengan
pola tidur malam dari jam 22.00-05.00 wita, klien tidur siang pukul
14.00-15.30 wita.Saat sakit : Klien mengatakan tidak mengalami
gangguan istirahat tidur, klien dapat tidur 7-8 jam/hari, dengan
pola tidur dari jam 22.00-05.00 wita, dan siang klien dapat tidur
sekitar 1-2 jam.
6. Kebutuhan rasa aman dan nyaman nyeriSebelum sakit : klien
mengatakan klien tidak pernah mengeluh Sakit seperti sekarang ini,
terutama nyeri yang di rasakan pada saat berkemih, dan klien selalu
merasa aman serta nyaman tinggal bersama keluarganya.Saat sakit :
klien mengatakan tidak nyaman dengan keadaannya yang sekarang,
terutama nyeri dan rasa panas seperti terbakar yang di rasakan di
daerah kemaluan setiap berkemih.P: Nyeri pada saat berkemihQ: Nyeri
di rasakan seperti terbakarR: Nyeri di rasakan di daerah kemaluanS:
Skala nyeri 4 (sakala 0-5)T: Nyeri di rasakan hilang timbul7. Pola
personal hygieneSebelum sakit : klien mengatakan klien mandi 2
kali/hari dengan menggunakan sabun dan menggosok gigi 2 kali/hari
setiap mandi, klien biasanya pakai sampo 1-2 kali seminggu.Saat
sakit : klien mengatakan selama klien di rumah sakit klien di
mandikan dengan cara di lap dengan air hangat oleh keluarga dan
perawat dengan waslap 1 kali sehari.8. Mempertahankan temperature
suhu tubuhSebelum sakit : Klien mengatakan bisa mempertahankan
temperature tubuhnya, apabila klien kepanasan klien memakai kipas
atau memakai baju yang tipisSaat sakit : Klien mengatakan merasa
tubuhnya panas dan klien di kompres menggunakan air hangat pada
area blakang leher.9. Berkomunikasi dengan orang lainSebelum sakit
: klien mengatakan hubungan komunikasi klien dengan keluarga dan
lingkungan tempat tinggalnya baikSaat sakit : klien mengatakan
hubungan komunikasi klien dengan keluarga dan orang sekitarnya di
rumah sakit baik.10. Kebutuhan bekerjaSebelum sakit : klien
mengatakan klien bekerja sebagai ibu rumah tangga mengerjakanapa
yang bisa di kerjakan di rumah.Saat sakit : Klien mengatakan selama
berada di rumah sakit tidak dapat melakukan aktivitasnya karna
keadaan klien yang lemah dank lien masih membutuhkan perawatan di
rumah sakit11. Kebutuhan rekreasiSebelum sakit : Klien mengatakan
biasanya rekreasi ketika merayakan hari besar dengan keluarganya
dan pada hari senggang klien selalu menyempatkan waktu untuk
berkumpul dengan anggota keluarga di rumahSaat sakit : klien
mengataka semenjak berada di rumah sakit klien hanya berbaring di
tempat tidur
12. Kebutuhan berpakaianSebelum sakit : klien mengatakan bisa
berpakaian sendiri tanpa bnatuan orang lainSaat sakit : Klien
mengatakan tidak bisa menggunakan pakaian sendiri karna kondisi
klien masih lemah dan di bantu oleh keluarga dan perawat.13.
Kebutuhan belajarSebelum sakit : klien mengatakan biasanya membaca
Koran dan menonton TV untuk mendapatkan informasiSaat sakit : klien
mengatakan hanya berbaring di tempat tidur14. Kebutuhan
spiritualSebelum sakit : klien mengatakan selalu melaksanakan
ibadah shalat 5 waktu di masjid atau di rumahSaat sakit : klien
mengatakan selama sakit klien dapat menjalankan sahalat 5 waktu
dengan cara tidur dan ber doa di tempat tidur.
3.1.4 Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umum : Lemah2. Kesadaran :
Composmetis3. GCS : E4 V5 M64. Tanda-tanda vitalTekanan darah :
110/70 mmHgNadi : 84x/menitSuhu : 37,90CRespirasi : 20x/menit
5. Pemeriksaan head to toea. Pemeriksaan kepala dan leher1)
KepalaInspeksi : Rambut panjang berwarna hitam dan kusam, kulit
kepala tidak kotor,tidak ada ketombe, tidak ada lesiPalpasi :
Rambut tebal dan merata, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan2) WajahInspeksi: simetris, tidak ada oedema pada periorbital
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada wajah3) MataInspeksi : bola
mata simetris, konjungtiva anemis, sclera agak keruh, tidak
terdapat oedema periorbital4) HidungInspeksi : simetris, tidak
tampak adanya secret, tidak ada lesiPalpasi : tidak terdapat nyeri
tekan pada hidung5) MulutInspeksi : mulut bersih, mukosa mulut
kering, tidak ada sariawan, tidak ada lesi6) LeherInspeksi : tidak
tampak pembesaran kelenjar tiroid dan tidak tampak pembesaran vena
jugularisPalpasi : tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba
benjolan
b. Pemeriksaan dadaInspeksi : dada tampak simetris, tidak
terdapat tarikan dinding dada pada saat bernafasPalpasi : tidak ada
nyeri tekan pada dadaPerkusi : terdengar suara pekakAuskultasi :
tidak terdengar suara ronchi maupun wheezing, suara nafas
Bronkovaskuler dengan frekuensi 20x/menitc. Pemeriksaan
abdomenInspeksi :tidak ada lesi, tidak ada bekas operasiPalpasi :
terdapat nyeri tekan pada area simpisis pubis, tidak teraba adanya
massa,terdapat obstruksi sumbatanPerkusi : tidak terdapat
distensiAuskultasi : terdengar peristaltic usus 12x/menitd.
Pemeriksaan genetaliaInspeksi : Tidak terpasang kateter, tidak ada
lesi, tidak ada peradangan di area genetaliae. Pemeriksaan
ekstreminitasEkstreminitas atas : tidak ada oedema pada tangan kiri
dan kanan, tidak ada lesi, terpasang infuse RL 15 tetes/menit pada
tangan kiriEkstreminitas bawah : tidak ada oedema pada kaki kiri
dan kaki kanan, tidak ada lesi4 4
4 4
f. Pemeriksaan integument1) KulitInspeksi : warna kulit sao
matang, kulit tampak kriput, tidak ada oedema, tidak ada
lesiPalpasi : turgor kulit baik kembali dalam waktu 3 detik, tidak
terdapat oedema2) KukuInspeksi : warna kuku merah muda, kuku pendek
dan bersih.3.1.5 Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan urinTabel 2.1
Hasil LabolatoriumTgl Pemeriksaan : 21 juni 2014Nama
pemeriksaanHasilNilai normal
a. kimiaBerat jenisPhDarahb.
sedimenbakteriLeukositEritrositEpitel1,0106,5+2
+5-10/lpb3-5/lpb3-5/lpb1,003-1,0304,5-8Negatif
Negative
c.Pemeriksaan kultur urinBakteri
E. Coli
Positif
2. Pemeriksaan darahTabel 3.2 Hasil LabolatoriumTgl Pemeriksaan
: 27 juni 2014Jenis pemeriksaanHasilNilai normalSatuan
HGB
RBC
HCT
MCVMCHRDW-SDRDW-CV
WBCPLTRDWMPVP-LCRPCT
GDSKreatinin
UreumSGOTSGPT12.2
453
39,1
86,328,138,612,6
4.822411.410.323.20.23
1250.8
322124L:13.0-18.0P:11.5-16.5L:4.5-5.5P:4.0-5.0L:40.0-50.0P:37.0-45.082.0-92.027.0-31.035.0-45.011.5-14.5
4.0-11.0150-4009.0-13.072.-11.015.0-25.00.150-0.400