BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ASI EKSKLUSIF 2.1.1 Pengertian ASI eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu tanpa disertai makanan dan minuman lain termasuk air selama 6 bulan setelah lahir, namun diperbolehkan untuk mendapat Oral Rehydration Salt (ORS) , drops , sirup (vitamin, mineral, dan obat-obatan). 5 WHO merekomendasikan ibu di seluruh dunia untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi dalam 6 bulan pertama sejak lahir untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal. Setelahnya baru dapat diberikan makanan pelengkap disertai pemberian ASI sampai usia 2 tahun. 6 2.1.2 Faktor kekebalan yang terdapat dalam ASI 1. Imunoglobulin A Imunoglobulin (Ig) merupakan faktor protektif utama yang telah diidentifikasi dalam ASI dan tetap yang paling diselidiki secara menyeluruh sampai saat ini. Secretory IgA (SIgA), Ig yang paling penting dalam ASI, diproduksi oleh sel plasma ibu dan dilepaskan ke disekresikan ke dalam ASI. Antibodi mengikat struktur 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ASI EKSKLUSIF
2.1.1 Pengertian ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu tanpa disertai makanan dan
minuman lain termasuk air selama 6 bulan setelah lahir, namun diperbolehkan
untuk mendapat Oral Rehydration Salt (ORS), drops, sirup (vitamin, mineral, dan
obat-obatan).5
WHO merekomendasikan ibu di seluruh dunia untuk memberikan ASI
eksklusif kepada bayi dalam 6 bulan pertama sejak lahir untuk mencapai
pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal. Setelahnya baru dapat
diberikan makanan pelengkap disertai pemberian ASI sampai usia 2 tahun.6
2.1.2 Faktor kekebalan yang terdapat dalam ASI
1. Imunoglobulin A
Imunoglobulin (Ig) merupakan faktor protektif utama yang telah
diidentifikasi dalam ASI dan tetap yang paling diselidiki secara menyeluruh
sampai saat ini. Secretory IgA (SIgA), Ig yang paling penting dalam ASI,
diproduksi oleh sel plasma ibu dan dilepaskan ke disekresikan ke dalam ASI.
Antibodi mengikat struktur mikroba yang ditemui pada permukaan mukosa ibu,
yang meliputi struktur antigenik pada mikroorganisme normal maupun patogen,
dan antigen dalam makanan. SIgA resisten terhadap pencernaan dan fungsi dalam
usus bayi dengan mengikat antigen dalam lumen. Ini membuat potensi patogen
kurang infektif tetapi juga dapat memodulasi pembentukan mikroorganisme
normal usus karena ibu adalah sumber yang paling penting dari bakteri kolonial
dan SIgA dalam ASI dapat mengenali mikroba yang berasal dari ibu. SIgA juga
mengikat antigen dalam makanan yang dapat mengurangi alergenisitas.
Konsentrasi SIgA dalam ASI yang tertinggi terdapat dalam kolostrum dan
menurun pada ASI matur.7
1
Tabel 1. Definisi WHO tentang asupan pada bayi8
Kategori Asupan yang diterima bayi
Dapat mengandung Tidak boleh mengandung
ASI eksklusif
ASI ORS, drops, sirup (vitamin, mineral, obat-obatan)
Makanan atau minuman apapun
ASI predominan
ASI sebagai sumber predominan dari asupan
Minuman tertentu seperti air, dan jus buah. ORS, drops, sirup (vitamin, mineral, obat-obatan)
Makanan atau minuman apapun (seperti susu yang bukan berasal dari manusia dan susu formula)
Makanan pelengkap ASI
ASI disertai makanan padat atau lunak tambahan
Makanan dan minuman apapun termasuk susu yang bukan berasal dari manusia dan susu formula
-
ASI ASI disertai makanan padat atau lunak tambahan
Makanan dan minuman apapun termasuk susu yang bukan berasal dari manusia dan susu formula
-
Bottle-feeding
Minuman apapun (termasuk ASI) atau makanan lunak yang diminum dari dot bayi
Makanan dan minuman apapun termasuk susu yang bukan berasal dari manusia dan susu formula
-
2. κ-kasein dan α-laktalbumin
Protein ASI tertentu seperti κ-kasein dan α-laktalbumin, merupakan
sumber nutrisi penting asam amino untuk bayi, juga berfungsi sebagai
antimikroba.9
Selain itu, sejumlah komponen bioaktif ASI yang fungsi utamanya
meningkatkan penyerapan nutrisi telah diteliti bahwa memiliki sifat antimikroba.
Dengan demikian komponen ini berfungsi juga sebagai nutrisi pelindung.
Komponen ini termasuk iron-binding protein laktoferin dan haptocorrin, yang
mengikat vitamin B12.9
3. Lisozim
Lisozim merupakan enzim yang mampu menghancurkan bakteri Gram-
negatif dengan merusak dinding sel. Lisozim ditemukan dalam jumlah yang
signifikan dalam ASI.8
2
Oligosakarida, dapat bertindak sebagai molekul reseptor pemancing
spesifik untuk mikroba patogen. Bakteri yang terikat oligosakarida pada ASI tidak
dapat menempel ke sel epitel usus.8
4. Sitokin
ASI telah diteliti mengandung beberapa sitokin, seperti interleukin (IL) 1β,
Dari profil penduduk Kelurahan Pela Mampang, dapat dihitung
perbandingan seperti :
Sex ratio
SR = Jumla h penduduk laki− laki
Jumla h penduduk perempuan x 100%
= 25.87824.825 x 100% = 104%
Dari hasil perhitungan yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa setiap
100 penduduk wanita terdapat 104 penduduk laki-laki.
8
b. Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Kelurahan Pela Mampang yang terbanyak adalah
karyawan swasta yaitu sebanyak 14.753 orang (29,09%), diikuiti oleh
pelajar/mahasiswa sebanyak 11.475 orang (22,63%), ibu rumah tangga sebanyak
9.379 orang (18,49%), pengusaha/wiraswasta sebanyak 2.794 orang (5,51%),
buruh sebanyak 525 orang (2,46%), jasa sebanyak 1.160 orang (2,28%), PNS
sebanyak 693 orang (1,36%), pensiunan sebanyak 614 orang (1,21%), pedagang
sebanyak 525 orang (1,03%), TNI/POLRI sebanyak 206 orang (0,4%) dan lain-
lain sebanyak 7.855 orang (15,49%).
Pekerjaan Jumlah PersentaseTNI/POLRI 206 0,4%PNS 693 1,36%Karyawan Swasta 14753 29,09%Pengusaha/Wiraswasta 2794 5,51%Buruh 1249 2,46%Pedagang 525 1,03%Pensiunan 614 1,21%Jasa 1160 2,28%Ibu Rumah Tangga 9379 18,49%Pelajar/Mahasiswa 11475 22,63%Lain-lain 7855 15,49%
Total 50703 100% Tabel 5. Penduduk Kelurahan Pela Mampang Berdasarkan Mata Pencaharian
c. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Pela Mampang yang
terbanyak adalah penduduk yang tamat SMA/sederajat yaitu sebanyak
18.466 orang (36,41%), diikuti oleh belum sekolah/tidak sekolah sebanyak
7.571 orang (14,93%), tamat sarjana/universitas sebanyak 5.979 orang
(11,79%), tamat SMP/sederajat sebanyak 5.505 orang (10,85%), pernah
sekolah SD tapi tidak tamat sebanyak 5442 orang (10,73%), tamat
SD/sederajat sebanyak 5326 orang (10,5%) dan tamat diploma sebanyak
2414 orang (4,76%).
Tabel 6. Penduduk Kelurahan Pela Mampang Berdasarkan Tingkat Pendidikan
9
Pendidikan Jumlah PersentaseBelum Sekolah/Tidak Sekolah 7571 14,93%Pernah Sekolah SD tapi Tidak Tamat 5442 10,73%Tamat SD/Sederajat 5326 10,50%Tamat SMP/Sederajat 5505 10,85%Tamat SMA/Sederajat 18466 36,41%Tamat Diploma 2414 4,76%Tamat Sarjana/Universitas 5979 11,79%
Total 50703 100%
d. Berdasarkan Agama
Di Kelurahan Pela Mampang terdapat 5 jenis agama yang dianut oleh
penduduknya. Pemeluk agama Islam adalah yang terbanyak yaitu
sebanyak 46.719 orang (92,14%), diikuti oleh Kristen Protestan sebanyak
2280 orang (4,49%), Katolik sebanyak 1543 orang (3,04 %), Buddha
sebanyak 53 orang (0,1%), dan Hindu sebanyak 47 orang (0,21%).
Tabel 7. Penduduk Kelurahan Pela Mampang Berdasarkan Agama
Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang kesehatan yang
menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup masyarakat melalui
upaya–upaya pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat melalui
media penyuluhan.
Tujuan program ini untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
jalan menanamkan pengertian tentang kebiasaan hidup sehat, membudayakan
prilaku untuk hidup sehat kepada masyarakat melalui penyuluhan kesehatan.
24
Jenis kegiatan:
a) Melakukan penyuluhan kesehatan kelompok dengan sasaran
masyarakat umum, sekolah, dan posyandu
b) Mengikutsertakan masyarakat supaya berperan aktif dalam
program kesehatan khususnya dalam kegiatan promosi posyandu
Tabel 29. Hasil kegiatan Promosi Kesehatan Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II Oktober-Desember 2015
No Materi PenyuluhanKegiatan Penyuluhan
Dalam Gedung Luar GedungFrekuensi Frekuensi
1 KIA 4 12 KB 4 -3 Gizi - -4 Imunisasi 4 65 Diare 3 16 Demam Berdarah 2 77 AIDS 1 -8 Hepatitis B - -9 ISPA 7 1
10 Rokok & Narkotik/Obat Berbahaya
- -
11 Keganasan/Kanker - -12 Penyakit Degeneratif - -13 Air & Kes. Lingkungan 1 -14 TB 6 215 Kusta/Frambusia - -16 Kes. Gigi dan Mulut - -17 Kesehatan Mata 1 -18 Kesehatan Jiwa - -19 Kesehatan Kerja - -20 Kecacingan - -21 Posbindu 1 16
Jumlah 34 34
6. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan
gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang
khusus untuk keperluan tersebut. Tujuan dari upaya pengobatan dapat dibagi
menjadi 2 macam, yaitu:
25
a. Tujuan umum : meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan
masyarakat.
b. Tujuan khusus terdiri dari 4 komponen yaitu :
Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang.
Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
Mencegah dan mengurangi kecacatan.
Meneruskan penderita ke fasilitas yang lebih baik.
Pelayanan pengobatan di Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II terdiri
dari pelayanan rawat jalan di poliklinik umum dan poliklinik gigi. Pelayanan
pengobatan dibuka setiap hari Senin-Jumat pukul 07.30-15.00 WIB dan dikelola
oleh 1 orang dokter umum dan 1 orang dokter gigi.
26
BAB V
ANALISIS MASALAH
5.1 ALUR PEMECAHAN MASALAH
Gambar 4. Siklus Pemecahan Masalah
27
Dalam melakukan pemecahan masalah hal pertama yang dilakukan
adalah mengidentifikasi masalah. Untuk mengidentifikasi masalah dapat
dilakukan dengan cara menghitung gap dari cakupan program, cakupan yang
melebihi atau kurang dari target merupakan masalah. Data yang diperoleh di
Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II bulan Oktober-Desember 2015
kemudian dihitung didapatkan 28 indikator yang bermasalah.
Setelah dilakukan perhitugan didapatkan indikator yang menjadi
prioritas masalah terbesar adalah cakupan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat
ASI eksklusif dengan nilai hanlon sebesar 56.
Setelah didapatkan prioritas masalah maka langkah selanjutnya
adalah melakukan analisa hal-hal apa saja yang menjadi penyebab tidak
tercapainya target cakupan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif dengan menggunakan diagram fishbone berdasarkan
pendekatan sistem dan ditentukan alternatif pemecahan masalahnya.
Setelah didapatkan aternatif pemecahan masalah maka ditentukan
prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode kriteria
matriks. Berdasarkan hasil perhitungan kriteria matriks maka
didapatkan prioritas pemecahan masalah berupa penyuluhan mengenai
ASI eksklusif. Setelah didapatkan pemecahan masalah terpilih lalu dibuat
rencana kegiatan dalam bentuk POA (Plan Of Action) yang akan
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II
setelah itu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap rencana
pemecahan masalah tersebut.
5.2 KERANGKA PIKIR MASALAH
Dari hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kegiatan
Puskesmas Pela Mampang II bulan Januari sampai dengan Juni 2015, yang
masih menjadi masalah dan perlu diupayakan pemecahannya dengan
menggunakan kerangka pemikiran pendekatan sistem adalah sebagai berikut :
28
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem
29
Input Man : SDM Dokter umum, bidan, perawat,
dan kader.
Money : sumber dana program Puskesmas dari Dinkes
Method : pendataan cakupan program, konseling antara ibu dan petugas kesehatan
Material : mediapromosi (poster, leaflet)
Proses P1 : jadwal Posyandu
dan program KIA di Puskesmas
P2 :pelaksanaan Posyandu dan KIA
P3 : pemantauan programoleh tenaga kesehatan
OutputCakupan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
LingkunganPengetahuan ibu menyusui, kader dan pemegang program gizi.
5.3 CAKUPAN PROGRAM PUSKESMAS YANG BERMASALAH
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis data Standar
Pelayanan Minimal Puskesmas Keluarahan Pela Mampang II mulai bulan
Oktober-Desember 2015, didapatkan beberapa belum mencapai hasil yang
ditargetkan. Komponen-komponen program tersebut yaitu:
Tabel 30. Hasil Kegiatan Puskesmas yang Bermasalah
Program Pencapaian(< 100% & >100%)
Cakupan kunjungan bumil K1 110%Cakupan kunjungan bumil K4 110,2%Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 115,6%Pertolongan persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan 109%Kunjungan nifas 115%Kunjungan neonates 112,5%Kunjungan balita 47,5%Penanganan komplikasi neonates 125%Jumlah peserta KB aktif 112,3%Cakupan program (K/S) 108%Kesinambungan program UPGK (D/K) 121,4%Tren kecenderungan status gizi (N/D) 85%Partisipasi masyarakat (D/S) 96%Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A 145%Balita usia 0 – 6 bulan mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 70,7%Cakupan ibu hamil diberi 90 tablet Fe 85,7%Balita dengan diare yang ditangani 70,4%Penemuan pasien baru TB BTA Positif 72%HBO* 148%BCG* 151%DPT HB Total (1)* 146%DPT HB Total (2)* 151%DPT HB Total (3)* 185%Polio 1* 151%Polio 2* 150%Polio 3* 151%Polio 4* 199%Campak* 170%
5.4 TEKNIK PRIORITAS MASALAH
Dari tabel diatas didapatkan 7 masalah pada Standar Pelayanan
Minimal Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II bulan Oktober–
Desember 2015. Dengan banyaknya masalah yang ditemukan, maka perlu
30
dilakukan pemilihan prioritas masalah dengan menggunakan metode
Hanlon Kuantitatif.
1. Metode Hanlon Kuantitatif
Merupakan metode yang mudah dipakai untuk menentukan
prioritas masalah, dengan rumus :
(A + B) x C x D
Keterangan :
Kriteria A : Besar Masalah (nilai 1-6)
Kriteria B : Kegawatan Masalah (nilai 1-5)
Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan(nilai 1-5)
Kriteria D : PEARL Factor(nilai 0 atau 1)
Adapun tujuan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dalam
menentukan prioritas masalah :
a. Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikutsertakan dalam proses
penentuan masalah.
b. Mengelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberikan skor
terhadap kelompok faktor tersebut.
c. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai
kebutuhannya.
2. Kriteria A : Besar Masalah
Menetapkan faktor yang digunakan untuk menentukan besarnya
masalah. Data yang digunakan bersifat kuantitatif.
Untuk menetapkan besar masalah dapat dilihat dari populasi dan
sasaran Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar
masalah maka hal yang perlu diperhatikan adalah penetapan range untuk
menentukan nilai besarnya masalah.
Langkah 1: Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih
presentasi pencapaian dengan target 100%.
31
Tabel 31. Program-Program yang Belum Mencapai Target
ProgramPencapaian(< 100% &
>100%)
Besarnya masalah
Cakupan kunjungan bumil K1 110% 10Cakupan kunjungan bumil K4 110,2% 10,2Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 115,6% 15,6Pertolongan persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan 109% 9
Kunjungan nifas 115% 15Kunjungan neonates 112,5% 12,5Kunjungan balita 47,5% 52,5Penanganan komplikasi neonates 125% 25Jumlah peserta KB aktif 112,3% 12,3Cakupan program (K/S) 108% 8Kesinambungan program UPGK (D/K) 121,4% 21,4Tren kecenderungan status gizi (N/D) 85% 15Partisipasi masyarakat (D/S) 96% 4Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A 145% 45Balita usia 0 – 6 bulan mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 70,7% 29,3
Cakupan ibu hamil diberi 90 tablet Fe 85,7% 14,3Balita dengan diare yang ditangani 70,4% 29,6Penemuan pasien baru TB BTA Positif 72% 28HBO* 148% 48BCG* 151% 51DPT HB Total (1)* 146% 46DPT HB Total (2)* 151% 51DPT HB Total (3)* 185% 85Polio 1* 151% 51Polio 2* 150% 50Polio 3* 151% 51Polio 4* 199% 99Campak* 170% 70
Langkah 2 : Menentukan kelas dengan menggunakan rumus Sturgess
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
n = jumlah masalah
k = jumlah kelas
dalam contoh masukkan ke rumus : k = 1 + 3.3 log 28
32
= 1 + 3.3 log 28
= 1 + 4,75 = 5,75 6
Langkah 3 : Menentukan interval dengan menghitung selisih persentase besar
masalah terbesar dengan besar masalah terkecil kemudian dibagi dengan nilai
Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan sistem
skoring dengan nilai 1–5 dimana :
a. Sangat mudah : 5
b. Mudah : 4
c. Cukup mudah : 3
d. Sulit : 2
e. Sangat sulit : 1
Tabel 35. Daftar Masalah Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II Berdasarkan Kriteria C
Program PenanggulanganCakupan kunjungan bumil K1 4Cakupan kunjungan bumil K4 4
38
Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 3Pertolongan persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan 2Kunjungan nifas 3Kunjungan neonates 3Kunjungan balita 3Penanganan komplikasi neonates 2Jumlah peserta KB aktif 4Cakupan program (K/S) 2Kesinambungan program UPGK (D/K) 2Tren kecenderungan status gizi (N/D) 2Partisipasi masyarakat (D/S) 3Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A 3Balita usia 0 – 6 bulan mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 4Cakupan ibu hamil diberi 90 tablet Fe 3Balita dengan diare yang ditangani 3Penemuan pasien baru TB BTA Positif 3HBO* 3BCG* 3DPT HB Total (1)* 3DPT HB Total (2)* 3DPT HB Total (3)* 3Polio 1* 3Polio 2* 2Polio 3* 2Polio 4* 2Campak* 2
5. Kriteria D: PEARL
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling
menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dengan
skor nilai 1 bila jawaban ya dan 0 jika tidak. Faktor penentu tersebut
adalah:
a. Propriate (kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan
dunia/program daerah)
b. Economic (secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk
dilaksanakan)
c. Acceptability (dapat diterima oleh masyarakat, pemda)
d. Resources Availability (tersedianya sumber daya dalam mendukung
kegiatan)
e. Legality (dasar/landasan secara hukum/etika kedokteran/
kesehatan/ada/ benar)
39
Tabel 36. Daftar Masalah Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II Berdasarkan Kriteria D