BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut informasi yang diperoleh melalui Majalah Akuntan Indonesia (edisi Juni-Juli 2012), Tahun 2015 Indonesia akan banyak kedatangan para akuntan yang berasal dari negara ASEAN. IAI menilai tantangan yang dihadapi profesi akuntan menghadap AFTA (ASEAN Free Trade Area) terbilang sangat berat, karena kualitas dan kesiapan kompetitor dari negara-negara di belahan ASEAN cukup memadai. Tidak hanya para akuntan yang mendapatkan ancaman, namun para calon sarjana akuntansi juga dibayangi ketakutan akan persaingan yang kian ketat. Mengingat bahwa gelar yang diperoleh mahasiswa akuntansi setelah menyelesaikan pendidikan strata satu hanyalah Sarjana Ekonomi (SE). Salah satu alternatif agar seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi tidak terpental bila gerbang persiangan dibuka adalah meningkatkan kompetensinya secara optimal dengan mengikuti pendidikan profesi akuntansi. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan tambahan bagi lulusan Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi yang berhak menyandang sebutan profesi “Akuntan” (Ak) berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001. Tujuan PPAk dinyatakan dalam SK tersebut untuk menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut informasi yang diperoleh melalui Majalah Akuntan Indonesia (edisi
Juni-Juli 2012), Tahun 2015 Indonesia akan banyak kedatangan para akuntan yang
berasal dari negara ASEAN. IAI menilai tantangan yang dihadapi profesi akuntan
menghadap AFTA (ASEAN Free Trade Area) terbilang sangat berat, karena kualitas
dan kesiapan kompetitor dari negara-negara di belahan ASEAN cukup memadai.
Tidak hanya para akuntan yang mendapatkan ancaman, namun para calon sarjana
akuntansi juga dibayangi ketakutan akan persaingan yang kian ketat. Mengingat
bahwa gelar yang diperoleh mahasiswa akuntansi setelah menyelesaikan pendidikan
strata satu hanyalah Sarjana Ekonomi (SE). Salah satu alternatif agar seorang lulusan
Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi tidak terpental bila gerbang persiangan dibuka
adalah meningkatkan kompetensinya secara optimal dengan mengikuti pendidikan
profesi akuntansi.
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan tambahan bagi
lulusan Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi yang berhak menyandang sebutan profesi
“Akuntan” (Ak) berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001.
Tujuan PPAk dinyatakan dalam SK tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian
akuntansi.
Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) juga akan berhak untuk
mendapatkan nomor register akuntan dari Departemen Keuangan dan boleh mengikuti
Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), sebagai syarat penting untuk mendapatkan
ijin praktik sebagai Akuntan Publik. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)
diharapkan mempunyai daya saing yang lebih tinggi sebagai akuntan dibandingkan
dengan para sarjana yang tidak mempunyai predikat akuntan (setyaningrum, 2007).
Berkaitan dengan hal tersebut seorang akuntan yang telah memiliki gelar akuntan
harus dapat menerapkan ilmu dan skill yang dimilikinya untuk memecahkan berbagai
masalah yang harus diselesaikan baik di organisasi maupun perusahaan sehubungan
dengan masalah ekonomi.
Dengan demikian, bisa diharapkan para Akuntan Indonesia di masa akan datang,
khususnya dalam era globalisasi ekonomi abad 21, akan menjadi akuntan yang
berkompeten, profesional dan siap menghadapi persaingan global dengan akuntan
belahan dunia lain. Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian Widyastuti, dkk (2004)
mengenai pengaruh motivasi (motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi)
terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk di enam Universitas Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi karir merupakan faktor yang signifikan
mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk antara mahasiswa tingkat
awal dan tingkat akhir.
Hasil penelitian Ellya Benny dan Yuskar (2006) yang melakukan penelitian yang
sama menunjukkan bahwa faktor karir dan kualitas mempunyai pengaruh signifikan
terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk sedangkan faktor ekonomi (penghargaan
finansial) tidak mempunyai pengaruh signifikan.
Berdasarkan referensi penelitian terdahulu, peniliti akan melakukan pengujian
kembali mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Penelitian ini akan meneliti
persepsi mahasiswa akuntansi IBII terhadap minat Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) dilihat dari variabel penelitian yaitu, biaya pedidikan, waktu pendidiakan,
karir, dan penghargaan finansial.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yaitu :
1. Bagaimana persepsi mahasiswa IBII program studi akuntansi terhadap Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk)?
2. Apakah biaya pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi
akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?
3. Apakah waktu pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi
akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?
4. Apakah karir mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?
5. Apakah penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa program studi
akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?
6. Faktor apa yang paling dominan dalam mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi
IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?
7. Bagaimana pengaruh penyelenggaraan PPAk dalam persiapan menghadapi
persaingan global?
8. Apa yang menjadi landasan mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntansi?
C. Batasan Masalah
Penulis menyadari akan keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki, maka
untuk lebih dapat mengarahkan penelitian ini ditetapkan batasan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah biaya pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi
akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?
2. Apakah waktu pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi
akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?
3. Apakah karir mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?
4. Apakah penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa program studi
akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?
D. Batasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terbatas pada hal-hal berikut :
1. Periode penelitian adalah bulan november-desember 2012
2. Objek penelitian adalah mahasiswa program studi akuntansi Institut Bisnis dan
Informatika Indonesia (IBII) yang berada pada semester V (angkatan 2010) dan
semester V ke atas.
3. Data penelitian diperoleh data primer dengan membagikan kuisioner kepada
mahasiswa program studi akuntansi IBII.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah
diatas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah “Apakah biaya pendidikan,
waktu pendidikan, karir dan penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa
program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah biaya pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa
program studi akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
2. Untuk mengetahui apakah waktu pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa
program studi akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
3. Untuk mengetahui apakah karir mempengaruhi minat mahasiswa program studi
akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
4. Untuk mengetahui apakah penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa
program studi akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu :
1. Bagi Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII)
Untuk mengetahui persepsi mahasiswa IBII terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk) yang mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti PPAk sehingga dalam
proses belajar dapat lebih memotivasi mahasiswa dan lebih mensosialisasikan
PPAk kepada mahasiswa sehingga tercipta persepsi positif terhadap PPAk.
2. Bagi Mahasiswa program studi Akuntansi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
mahasiswa mengenai PPAk dan pentingnya PPAk bagi mereka yang ingin
mendapatkan gelar akuntan. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengetahui faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi mereka untuk mengikuti PPAk, khususnya di
IBII.
3. Bagi pihak lainnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak lain yang membutuhkan
serta dapat berguna sebagai bahan studi dan referesnsi penelitian yang lebih lanjut
sehubungan dengan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Landasan Teori
1. Profesi Akuntan
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan definisi profesi sebagai suatu
bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan, keadilan tertentu seperti
keterampilan, kejujuran dan sebagainya.
Ciri dari suatu profesi menurut J.L Carey dalam Moenaf (2003) antara lain,
adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan
yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang
diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang
keahlian tersebut.
Comission in Standards of Education and Experience for Certified Public
Accountant (Duska, 2003:65) memberikan tujuh karakteristik profesi yaitu :
(1) A Specialized body of knowledge
(2) A recognized formal education process for acquiring the requicite specialized
knowledge
(3) A standard of professional qualification governing admission to the profession
(4) A standard of conduct governing the relationship of the practitioner with
client, colleagues and the public
(5) Recognition of status
(6) An Acceptance of social responsibility inherent in an occupation endowed
with the public interest
(7) An organization devoted to the advancement of the social obligation of the
group
Masyarakat memandang profesi akuntan adalah sebagai komunikator
perkembangan bisnis. Melalui siklus akuntansi yang tertata dengan baik
masyarakat berharap dapat menerima dan memahami informasi perkembangan
usaha secara objektif dan baik. Sedangkan definisi akuntan berdasarkan PMK No.
17/KMK 01/2008 adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan
akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu mereka
yang telah mengikuti pendidikan profesi.
International Federation of Accountant dalam Regar, (2003) memberikan
pengertian profesi akuntan sebagai semua bidang pekerjaan yang mempergunakan
keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan
intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan
yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit,
profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai
akuntan publik yang umumnya terdiri dari audit, akuntansi, pajak dan konsultasi
manajemen.
Sesuai dengan definisi yang diberikan oleh PMK No.17/KMK 01/2001,
untuk mendapatkan sebutan akuntan seorang sarjana ekonomi harus mengikuti
pendidikan profesi. Setelah memperoleh gelar akuntan, akuntan akan
mendapatkan nomor register akuntan dari Departemen Keuangan. Seorang
akuntan yang mempunyai nomor register dapat memilih profesi antara lain :
(1) Akuntan Publik (External Auditor) : auditor external sering juga disebut
auditor independen atau akuntan publik. Disebut auditor eksternal/independen
karena mereka tidak bekerja pada entitas yang diaudit melainkan dengan
memiliki KAP atau bekerja di KAP.
(2) Pemeriksaan Intern (Internal Auditor) : dengan bekerja di Bagian Pemeriksaan
Intern (Internal Audit Department) suatu perusahaan swasta atau Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas Intern
(SPI). Auditor internal berkewajiban memberi informasi kepada manajemen
untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan operasi usahanya.
Biasanya pihak eksternal jarang menggunakan informasi dari auditor internal
karena terbatasnya independensi mereka.
(3) Auditor Pemerintah (Goverment Auditor) : dengan bekerja di BPKP (Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan) atau Inspektorat di suatu Departemen Pemerintah. Sebagian tugas
BPKP tidak berbeda dengan tugas kantor akuntan publik. Sebagian besar
informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai badan pemerintah telah diaudit
oleh BPKP. Di samping audit laporan keuangan, pada masa sekarang BPKP
sering melakukan evaluasi efisiensi dan efektifitas operasi berbagai program
pemerintah dan BUMN, misalnya evaluasi pelaksanaan komputerisasi suatu
badan pemerintah. Dalam hal ini auditor bertugas meninjau dan menganalisis
segala aspek sistem komputerisasi tersebut, tetapi penekanan utama adalah
pada penilaian terhadap kelayakan peralatan, efisiensi operasi, kecukupan dan
kegunaan keluaran serta hal-hal lain guna melihat kemungkinan perolehan
layanan yang sama dengan biaya yang lebih rendah
(4) Financial Accountant : dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu
perusahaan. Akuntan keuangan menghasilkan laporan keuangan, menyajikan
informasi yang akan digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan,
perencanaan dan evaluasi, serta pertanggungjawaban keuangan kepada