BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta- juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roeli, 2000). Pemberian ASI yang baik adalah sesuai kebutuhan bayi istilahnya on demand, kalau ASI diberikan pada saat anak sudah menangis sebenarnya itu sudah terlambat karena sudah kelamin. Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut. Ketepatan waktu saja tidak cukup, tak jarang kegagalan dalam menyusui terjadi. Kegagalan biasanya disebabkan karena tehnik dan posisi yang kurang tepat bukan karena produksi ASI- nya yang sedikit. Kegagalan teknis menyusui bisa terjadi karena bayi yang bersangkutan pernah
36
Embed
Proposa Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Cara Menyusui Di Desa Hongoa Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan
ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun
demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang
alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roeli, 2000).
Pemberian ASI yang baik adalah sesuai kebutuhan bayi istilahnya on
demand, kalau ASI diberikan pada saat anak sudah menangis sebenarnya itu
sudah terlambat karena sudah kelamin. Keberhasilan menyusui harus diawali
dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau
diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-
tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan
lidah atau tangan di mulut. Ketepatan waktu saja tidak cukup, tak jarang
kegagalan dalam menyusui terjadi. Kegagalan biasanya disebabkan karena
tehnik dan posisi yang kurang tepat bukan karena produksi ASI-nya yang
sedikit. Kegagalan teknis menyusui bisa terjadi karena bayi yang
bersangkutan pernah menggunakan dot (www.tabloidnakita.com).
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup
faktor - faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi,
praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan
suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut
pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas
(Maribeth Hasselquist, 2006).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami
berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya
sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui,
isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi
masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat
membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui.
Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang
berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau
kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga
kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan
mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).
Jumlah bayi di Kabupaten Konawe ada 21.795 bayi, yang di beri ASI
Ekslusif 8.185 (37,55%) (Profil Kesehatan Kabupaten Konawe, 2005). Di
desa Ahuawatu dengan jumlah penduduk wanita 1.891 dan jumlah bayi
sebanyak 85 bayi. Dari data di atas, terdapat jumlah bayi di Kecamatan
Pondidaha sebanyak 718 bayi dan 1.430 orang ibu yang menyusui. Di Desa
Ahuawatu terdapat 85 bayi dengan sasaran ibu yang menyusui sebanyak 170
orang. Berdasarkan hasil prasurvei pada periode bulan (Desember 2009 -
Februari 2010) di Desa Ahuawatu terdapat 58 orang ibu menyusui yang
terbagi dalam 4 dusun yaitu Dusun 1 terdapat : 23 orang ibu menyusui, dari
23 orang ibu menyusui yang mengalami masalah seperti puting susu lecet ada
1 orang, payudara bengkak 18 orang, dan 4 orang lainnya tidak mengalami
masalah. Dusun II terdapat 13 orang ibu menyusui, dari 13 orang ibu
menyusui tersebut yang mengalami masalah seperti puting lecet ada 4 orang,
payudara bengkak 1 orang, dan bendungan payudara ada 1 orang dan 7 orang
lainya tidak mengalami masalah. Dusun III terdapat 9 orang ibu menyusui,
dari 9 orang ibu menyusui tersebut yang mengalami masalah seperti puting
lecet, ada 5 orang, bendungan payudara ada 1 orang dan 3 orang lainnya tidak
mengalami masalah. Dusun IV terdapat 13 orang ibu menyusui dari 13 orang
tersebut yang mengalami masalah seperti puting lecet ada 6 orang, bendungan
payudara 1 orang dan 6 orang lainnya tidak mengalami masalah.
Dengan cara menyusui yang benar masalah-masalah seperti payudara
Bayi kencing setidaknya 6 x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai
kuning muda, bayi sering BAB berwarna kekuningan “berbiji”, bayi
tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan cukup tidur,
menyusu 10-12 x dalam 24 jadi, payudara ibu terasa lembut setiap kali
selesai menyusui. Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI setiap kali
bayi mulai menyusu. Bayi bertambah berat badannya. Tanda-tanda
penyusuan yang tidak efektif :
a. Bibir bayi mengkerut meskipun ia menghisap dengan sedotan
b. Bibirnya kelihatan tenggelam, karena jaringan susu tidak cukup
mengisi mulutnya
c. Terdengar bunyi ceklekan selama menyusui
d. Anda tidak mendengarnya menelan
e. Ia tergelincir dari payudara dengan penuh ketakutan
f. Putting susu merasa sakit setelah menit pertama (Mary Beth
Hasselauist, 2006)
g. Bayi mengisap dengan isapan yang cepat dan dangkal
h. Dapat terlihat lakukan pada pipi
i. Bayi tampak belum kenyang dan tidak tenang, ia akan menangis dan
mencoba untuk mengisap. (Emelia-Hamzah, 2001)
6. Masalah-masalah yang Timbul dalam Masa Laktasi
a. Puting datar atau terbenam
Mengatasinya dapat dilakukan dengan jalan menarik-narik puting,
sejak hamil harus menyusui agar sering tertarik.
b. Puting lecet (sore or cracked nipples)
Puting mengalami lecet, retak atau terbentuk celah. Hal ini dapat
hilang dengan sendirinya jika ibu merawat payudara secara baik dan
teratur. Caranya :
Olesi puting susu dengan ASI setiap kali akan dan sudah
menyusui, hal ini mempercepat sembuhnya lecet dan rasa perih.
Jangan menggunakan BH yang terlalu ketat.
Jangan membersihkan puting dan aerola dengan sabun, alcohol
dan obat0obatan yang merangsang putting susu.
Posisi menyusui yang bervariasi, jika dengan posisi yang sama
dapat membuat trauma yang terus-menerus di tempat yang sama
sehingga memudahkan terjadinya lecet.
Cara mengatasi puting lecet :
Jika rasa nyeri dan lecet tidak terlalu berat, ibu dapat menyusui
pada daerah yang tidak nyeri. Untuk mengurangi rasa sakit, oles
puting susu dengan es beberapa saat. Proses menyusui dengan
tenang dan bernafas dalam-dalam sampai ASI mengalir keluar dan
rasa perih berkurang.
Jika rasa nyeri berlangsung hebat atau luka semakin berat, putting
yang sakit diistirahatkan selama 24 jam. ASI tetap dikeluarkan
dengan tangan (diperah) dan diberikan kepada bayi.
c. Payudara bengkak (Breast Engorgement)
Terjadi karena hambatan aliran vena atau saluran kelenjar getah
bening akibat ASI terkumpul dalam payudara. Untuk mengatasinya
:
Kompres payudara dengan handuk hangat, masase ke arah
putting, hingga payudara terasa lemas dan ASI dapat keluar
melalui puting, hingga payudara terasa lemas dan ASI
dapat keluar melalui puting.
Susukan bayi tanpa dijadwal sampai payudara terasa
kosong.
Urut payudara mulai dari tengah lalu kedua telapak tangan
ke samping, ke bawah dengan sedikit ke atas dan lepaskan
dengan tiba-tiba.
Keluarkan ASI sedikit dengan tangan agar payudara
menjadi lunak dan putting susu menonjol keluar.
Susukan bayi lebih sering.
d. Saluran susu tersumbat (Obstructed duct)
Timbul karena tekanan jari pada waktu menyusui, pemakaian BH
yang terlalu ketat, adanya komplikasi payudara bengkak yang tidak
segera diatasi. Jika ibu merasa nyeri, payudara dapat dikompres
dengan air hangat sebelum menyusui dan setelah menyusui untuk
mengurangi rasa nyeri dan bengkak.
e. Mastitis dan Abses Payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena
menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas. Suhu meningkat
kadang-kadang disertai menggigil. Terjadi pada masa 1-3 minggu
setelah melahirkan. Cara mengatasinya berkonsltasi pada dokter
untuk mendapatkan terapi antibiotic dan obat penghilang rasa sakit.
Ibu harus banyak beristirahat dan tetap menyusui bayinya. Mastitis
yang tidak diobati akan berlanjut ke abses, ibu tampak kesakitan,
payudara merah mengkilap, dan benjolan mengandung cairan
berupa nanah. Sementara berhenti menyusu pada bagian yang
terkena, susukan bayi pada payudara yang sehat. Dokter
melakukan tindakan pengeluaran nanah dan memberi antibiotic
serta obat penahan rasa sakit (Puspa Swara, 2003).
7. Beberapa masalah yang sering terjadi ketika bayi menyusui
a. Bayi Bingung Putting
Keadaan bayi yang mengalami nipple confusion karena diberi susu
formula dalam botol bergantian dengan menyusu pada ibu. Bila bayi
menyusu pada ibu, bayi harus bekerja keras untuk menarik dan
mengurut puting dan aerola sehingga keluar ASI. Tidak demikian
dengan dot, dot mempunyai lubang sehingga tanpa berusaha keras
dapat menelan susu tanpa diisap. Tanda bingung putting antara lain :
Bayi menghisap puting seperti menghisap dot
Waktu menyusu terputus-putus/sebentar-sebentar menyusu
Bayi menolak menyusu pada ibu.
Cara mencegah puting susu antar lain usahakan bayi untuk menyusu
pada ibu, proses menyusui lebih sering, lebih lama tanpa terjadwal,
lakukan penyusuan dengan lebih sabar, teliti dan telaten.
b. Bayi enggan Menyusu
Bayi perlu mendapat perhatian khusus jika ia enggan menyusu
terutama jika muntah, diare, mengantuk, kuning, dan kejang-kejang.
Penyebab bayi enggan menyusu :
Hidung tertutup lendir/ingus karena pilek sehingga sulit untuk
mengisap / bernafas;
Terlambat mulai menyusui, bayi ditinggal lama karena ibu sakit /
bekerja;
Bayi di samping diberi ASI diberi dot juga;
Bayi dengan prelateal feeding atau mendapat makanan tambahan
terlalu dini
ASI kurang lancar/terlalu deras
Bayi dengan frenulum linguage (tali lidah) pendek yang disebut
dengan short tongue tie.
c. Bayi sering menangis
Mungkin karena lapar, takut, kesepian, bosan, popok basah / kotor.
84% dapat ditanggulangi dengan cara menyusui bayi dengan tehnik
yang benar sampai tangis bayi dapat dihentikan, kecuali jika bayi
sakit perlu mendapat penanganan tersendiri.
d. Bayi Kembar
Bayi dapat disusukan bersama atau bergantian, jika bersamaan ibu
dapat mengambil posisi “memegang bola”, kombinasi atau biasa.
Posisi memegang bola : memegang kepala dengan satu tangan,
badan bayi berada di lengan ibu dengan kedua kaki ke arah
punggung ibu, dipakai pad saat menyusui secara bersamaan.
Posisi kombinasi : satu bayi disusukan secara biasa, sedangkan
bayi yang lain dengan posisi memegang bola. Posisi biasa : dengan
cara memangku bayi dengan kepala/tengkuk berada pada siku ibu
bagian dalam.
e. Bayi sumbing
Bayi dengan sumbing, langit-langit lembek (palatum mole) dapat
menyusu tanpa kesulitan dengan cara : dengan memberikan posisi
tegak atau berdiri agar ASI tidak masuk ke dalam hidung bayi.
Apabila sumbing itu hanya pada bibir atas saja, bayi dapat
menyusu sambil ibu menutup sumbing tersebut dengan jari agar
bayi dapat menghisap dengan sempurna. Hal paling sulit terjadi
jika sumbing ganda atau, yaitu pada langit-langit keras (palatum
durum) dan bibir sehingga bayi sulit menghisap/menangkap puting
susu dengan sempurna.
Jika posisi seperti tersebut ASI dapat dikeluarkan dengan
manual/pompa dan diberikan dengan sendok, pipet/botol dot, yang
mempunyai bentuk seperti putting susu sapi atau kambing, jika
sulit mendapatkannya, gunakan dua dot yang disambung sehingga
ukuranya lebih panjang.
f. Ikterus pada neonates
Ikterus patologi terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir. Hal
ini terjadi karena infeksi atau terkena intoksikasi obat. Pada ikterus
dini tindakan yang dikerjakan terapi sinar (phototheraphy). Dengan
cara ini, energi sinar akan mengubah senyawa bilirubin menjadi
senyawa yang mudah larut dalam air untuk dieksresikan
(dikeluarkan).
8. Keunggulan ASI terhadap Susu Lainnya
Keunggulan ASI terhadap susu lainnya antar lain :
Murah, sehat, dan mudah dm memberikannya
Mengandung zat yang dapat meninggikan daya tahan anak terhadap
penyakit
Mengandung cukup banyak makanan yang diperlukan oleh bayi
Menyusui berarti menjalin kasih sayang ibu terhadap anak
Menyusui mempercepat ibu menjadi langsung kembali sesudah
melahirkan.
(file : ii c :/ docume~1/micros~1/local~1/rem/oxe 1300e%.html).
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-
penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Agar konsep dapat
diamati, dan diukur maka konsep harus dijabarkan dalam variabel atas dasar
tersebut maka sebagai variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu
nifas tentang cara ibu menyusui.
Jika digambarkan dalam kerangka konsep adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti. Definisi operasional ini juga
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran dan pengamatan terhadap
variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat
ukur (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan Ibu Menyusui Pengertian ASI Cara menyusui Tanda bayi cukup ASI Keunggulan ASI Masalah-masalah yang timbul
jika cara menyusui tidak benar
Keberhasilan Menyusui
Tebel 1. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur Skala
1 Pengetahuan Hasil tahu dan ini terjadi panca indera manusia(Notoatmodjo, 2003)
Angket
Kuesioner
-Sangat Baik(Skor 29-35)
-Baik(Skor 22-28)
-Cukup(Skor 15-21)
-Kurang(skor 8-14)
-SangatKurang(skor 0-7)
Ordinal
2 Ibu Menyusui
Ibu yang memiliki bayi usia – 2 tahun dan masih menyusui
Kisi-kisi Pertanyaan Koisioner
No Sub ASI Jumlah Nomor Soal1 Pengertian ASI 7 1 – 72 Cara menyusui 7 8 – 143 Tanda bayi cukup ASI 7 15 – 214 Keunggulan 5 22 – 265 Masalah-masalah yang terjadi jika
cara menyusui salah9 27 - 35
Jumlah 35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian deskriptif, adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif
tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo 2005). Berdasarkan pendapat di atas maka yang akan
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki
bayi usia 0-2 tahun yang berada di Desa Hongoa Kabupaten Konawe.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,
2002), selanjutnya menurut (Notoatmodjo 2005) sampel adalah sebagian
yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara
accidental, yaitu diambil dari responden atau kasus yang kebetulan ada.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data, instrumen ini dapat berupa pertanyaan (question),
formulir observasi dan formulir-formulir lain yang berkaitan dengan penataan
data dan lain-lain (Notoatmodjo, 2005).
Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Kuisioner atau angket
merupakan suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai
masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum/banyak
orang (Notoatmodjo, 2002 ; 12).
D. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan wawancara,
tehnik ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang
berupa formulir diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk
mendapatkan tanggapan informasi jawaban dan sebagainya.
E. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul melalui angket atau kuisioner maka dapat
dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Seleksi Data (Editing)
Dimana penulis akan melakukan penelitian terhadap data yang
diperoleh dan diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam
penelitian.
2. Pemberian Kode (Coding)
Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode
tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan
analisis data.
3. Pengelompokan Data (Tabulating)
Pada tahap ini jawaban-jawaban responden yang sama dikelompokan
dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan kemudian
dituliskan dalam bentuk tabel-tabel.
F. Analisa Data
Untuk mengetahui pengetahuan responden digunakan skor maksimal
setiap pertanyaan yang dijawab benar diberi skor 1 dan pertanyaan yang
dijawab salah atau tidak dijawab diberi skor 0, sehingga dari 35 pertanyaan
skor maksimal 35.
Sangat Baik : jumlah skor 29-35
Baik : jumlah skor 22-28
Cukup : jumlah skor 15-21
Kurang : jumlah skor 8-14
Sangat Kurang : jumlah skor 0-7
(Arikunto, 2005).
Untuk menghitung distribusi frekuensi kategori pengetahuan digunakan
rumus sebagai berikut :
fP = x 100 N
Keterangan :
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Jumlah keseluruhan
response
100 % = Konstanta
(Eko Budiarto, 2002)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI ...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
E. Manfaat penelitian .................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ........................................................................................ 5