Top Banner
PENGALAMAN IB USIA TODDLER Untuk Meme PROG BU DALAM MENANGANI ANAK TERS R DI POSYANDU DUSUN KALONGAN P TASIKMADU SKRIPSI enuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Kepe Oleh : VIVI KRIS ROHMAWATI NIM. S11047 GRAM STUDI S-1 KEPERAWATA STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 SEDAK PADA PAPAHAN erawatan AN
73

PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

Feb 16, 2018

Download

Documents

hoangtram
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

PENGALAMAN IBU DALAM MENANGANI ANAK TERSEDAK PADA

USIA TODDLER

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

PROGRAM STUDI S

PENGALAMAN IBU DALAM MENANGANI ANAK TERSEDAK PADA

TODDLER DI POSYANDU DUSUN KALONGAN PAPAHAN

TASIKMADU

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

VIVI KRIS ROHMAWATI

NIM. S11047

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

PENGALAMAN IBU DALAM MENANGANI ANAK TERSEDAK PADA

DI POSYANDU DUSUN KALONGAN PAPAHAN

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

1 KEPERAWATAN

Page 2: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

PENGALAMAN IBU DALAM MENANGANI ANAK TERSEDAK PADA

USIA TODDLER DI POSYANDU DUSUN KALONGAN PAPAHAN

TASIKMADU

Oleh :

VIVI KRIS ROHMAWATI

NIM. S11047

Telah disetujui untuk dapat dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Wahyuningsih safitri S.Kep,.Ns,.M.Kep

NIK.201279102

Anissa Cindy Nurul Afni S.kep,.Ns,.M.Kep

NIK.201188087

Page 3: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Vivi Kris Rohmawati

Nim : S.11047

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun

diperguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain,kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan Tim

Penguji.

3. Dalam karya tulis initidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

di publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku

diperguruan tinggi ini.

Surakarta, 10 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan

Vivi Kris Rohmawati

NIM.S11047

Page 4: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

iv

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atasrahmat

dan karunia-Nya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi denganjudul

“Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Tersedak Pada Usia Toddler di

Dusun Kalongan Papahan Tasikmadu” Dalam penyusunanskripsi ini, peneliti

banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagaipihak, oleh karena itu

pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih danpenghargaan yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku Ketua program Studi S-1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku Pembimbing Utama yang

telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses pembuatan

skripsi.

4. Anissa Cindy Nurul Afni, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku Pembimbing

Pendamping yang telah memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam

proses penyusunan skripsi.

5. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku Penguji yang telah

memberikan bimbingannya.

6. Seluruh dosen dan staf akademik Program Studi S-1 Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

Page 5: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

v

7. Ibu Santi selaku Bidan Desa di Dusun Kalongan Papahan Tasikmadu yang

telah bersedia memberi izin agar institusinya dijadikan tempat penelitian.

8. Orang tua ku tercinta Bapak Suyatno, Ibu Sri suryani dan keluarga Bapak

Suparno serta adik – adik ku, yang selalu tak henti – hentinya mendoakan

dan selalu memberikan motivasi serta dukungan terbesar kepada penulis.

9. Octavian Muhammad Sakti yang selalu senantiasa memberikan semangat

sehingga skripsi ini bisa selesai.

10. Didik Pamungkas, Merlyn Gischa Sofyana, Novita Chrussiawati, dan

Teman-teman angkatan 2011 / S11 tersayang, yang saling mendukung dan

membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan

mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT

.

Selanjutnya peneliti sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik demi

perbaikan skripsi ini sehingga dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dan

pelayanan keperawatan.

Surakarta, 10 Agustus 2015

Vivi Kris Rohmawati

NIM.S11047

Page 6: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN............................................................................... iii

KATA PENGHANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

ABSTRAK ..................................................................................................... xi

ABSTRACT ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6

2.1 Tinjauan Teori ....................................................................... 6

2.1.1 Pengalaman................................................................. 6

2.1.2 Pengetahuan ............................................................... 6

2.1.3 Perilaku ...................................................................... 12

2.1.4 Fase Toddler .............................................................. 13

2.1.5 Tersedak ...................................................................... 14

2.2 Kerangka Teori ....................................................................... 23

2.3 Fokus Penelitian ..................................................................... 24

2.4 Keaslian Penelitian ................................................................. 25

BAB III METODOLOGI ............................................................................ 26

3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian ............................................ 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 27

3.3 Populasi dan Sampel .............................................................. 27

Page 7: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

vii

3.4 Instrumen dan Pengumpulan Data.......................................... 28

3.5 Analisa Data ........................................................................... 31

3.6 Keabsahan Data ...................................................................... 32

3.7 Etika Penelitian ...................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 35

4.1 Karakteristik Partisipan .......................................................... 35

4.2 Tema Hasil Penelitian .............................................................. 36

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 43

5.1 Pengetahuan Ibu Tentang Anak Tersedak pada Usia

Toddler ................................................................................... 43

5.1.1 Kegawatan respirasi ..................................................... 43

5.1.2 Penyebab tersedak ....................................................... 45

5.2 Pengalaman Ibu dalam Menangani Anak Tersedak pada

Usia Toddler ............................................................................ 47

5.2.1 Faktor resiko terjadi tersedak ........................................ 47

5.2.2 Penanganan tersedak ..................................................... 49

5.2.3 Lokasi kejadian tersedak ............................................... 50

5.3 Tindakan yang Dilakukan Ibu untuk Pencegahan Agar

Tidak Tersedak pada Anak Usia Toddler ................................ 51

5.3.1 Pencegahan tersedak ..................................................... 51

5.4 Respon Psikologi Ibu dalam Menangani Anak Tersedak

pada Usia Toddler .................................................................... 52

5.4.1 Reaksi psikologis orangtua ............................................ 52

5.4.2 Respon anak saat kejadian tersedak .............................. 54

BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 57

6.1 Kesimpulan ............................................................................. 57

6.2 Saran ....................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

1.1 Keaslian Penelitian 25

4.1 Karakteristik Partisipan 35

Page 9: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Keterangan Halaman

2.1 Menekan diatas pusar 19

2.2 Buka jalan nafas 20

2.3 Memberikan bantuan pernafasan 21

2.4 Hentakan diatas perut 21

2.5 Pengecekan denyut nadi. 22

2.6 Kompresi dada 22

2.7 Kerangka Teori 23

2.8 Fokus penelitian 24

Page 10: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Keterangan

1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Penelitian

2. Surat Rekomendasi Pra Penelitian Kesbangpol

3. Surat Rekomendasi Pra Penelitian Bapeda

4. Surat Rekomendasi Pra Penelitian Dinas Kesehatan

5. Permohonan Ijin Penelitian

6. Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpol

7. Surat Rekomendasi Penelitian Bapeda

8. Surat Rekomendasi Penelitian Dinas Kesehatan

9. Lembar Penjelasan Penelitian

10. Lembar Persetujuan Partisipan

11. Lembar Pedoman Wawancara

12. Lembar Hasil Wawancara

13. Lembar Analisa Tematik

14. Data Demografi

15. Dokumentasi

16. Lembar Konsultasi

17. Jadwal Peneliti

Page 11: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

xi

Program Studi S-1 Keperawatan

Stikes Kusuma Husada Surakarta

2015

Vivi Kris Rohmawati

Pengalaman Ibu Dalam Menangani Anak Tersedak Pada Usia Toddler Di

Posyandu Dusun Kalongan Papahan Tasikmadu

Abstrak

Tersedak merupakan sumbatan atau hambatan respirasi oleh benda asing

yang menyempit pada saluran napas internal, termasuk faring, hipofaring, dan

trakea. penyebab utama tersedak adalah makanan, koin, atau minuman. Faktor

predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya tersedak terutama pada usia 1 – 4

tahun anak sering memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengalaman ibu dalam menangani anak tersedak pada

usia toddler.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

fenomenologis. Data ini diperoleh dari wawancara mendalam terhadap 3

partisipan di Posyandu Dusun Kalongan Papahan Tasikmadu. Data dianalisa

menggunakan Colaizzi. Kemudian data dianalisa dan didapatkan kata kunci,

makna – makna dan tema – tema. Hasil penelitian didapatkan beberapa tema yaitu

(1) pengetahuan : (a) kegawatan respirasi; (b) penyebab tersedak. (2) pengalaman

: (a) factor resiko terjadinya tersedak; (b) penanganan tersedak; (c) lokasi kejadian

tersedak. (3) pencegahan : (a) pencegahan tersedak. (4) respon : (a) reaksi

psikologis orangtua; (b) respon anak saat terjadi tersedak.

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi para ibu yang

mempunyai anak toddler. Ibu dapat menjauhkan benda – benda yang mudah

ditelan oleh anak, dan dapat melakukan pengawasan bagi anak usia toddler.

Kata kunci : Tersedak, Pengalaman, Menangani

Daftar pustaka : 37 (2001-2014)

Page 12: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

xii

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Vivi Kris Rohmawati

Mothers’ Experience in Handling the Choking Toddlers at Integrated Health

Center of Kalongan Village, Papahan, Tasikmadu

ABSTRACT

Choking is a blockage or obstruction of respiration by foreign objects in

the internal respiratory tract, including the pharynx, hypopharynx, and trachea.

The main causes of choking are food, coins, or drinks. Predisposing factor that

causes choking of the children especially at the ages of 1-4 years old is that they

often put things in their mouth. The objective of this research is to investigate the

mothers’ experience in handling the choking toddlers.

This research used the qualitative method with phenomenological

approach. The samples of research consisted of 3 participants at Integrated Health

Center of Kalogan village, Papahan Tasikmadu. The data were collected through

in-depth interview and were analyzed by using the Colaizzi’s method. The result

of research shows that there were four themes, namely: (1) knowledge i.e (a)

respiratory gravity and (b) cause of choking; (2) experience i.e. (a) choking risk

factor, (b) choking handling, and (c) choking location; (3) prevention i.e (a)

choking prevention; (4) response i.e. (a) psychological reaction of parents and (b)

toddlers’ response while choking.

The result of this research could provide information for mothers who

have toddlers. Mothers could keep far away the articles easily swallowed from

their toddlers, and can conduct surveillance upon their toddlers.

Keywords: Choking, experience, handling

References: 37 (2001-2014)

Page 13: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Usiatoddler adalah anak yang berusia 12-36 bulan atau 1-3 tahun

dimana anak pada usia mengalami masa eksplorasi lingkungan yang intensif

karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua yang dapat terjadi

(Wong, 2009). Pada usia 12 bulan, anak mampu menggenggam benda yang

sangat kecil tapi tidak mampu melepas sesuai keinginannya. Memasuki usia

15 bulan, toddler dapat menjatuhkan benda kecil ke dalam botol berleher

sempit dan melempar serta menangkap bola. Selanjutnya, di usia 18 bulan

toddler mampu melempar bola tanpa kehilangan keseimbangan(Potter &

Perry, 2005).

Menurut World Health Organization (WHO) sekitar 17.537 anak-

anak berusia 3 tahun atau lebih muda sangat berbahaya karena tersedak,

sebesar (59,5%) berhubungan dengan makanan, (31,4%) tersedak karena

benda asing, dan sebesar 9,1% penyebab tidak diketahui. (Committee on

injury, 2010). Prevalensi di Amerika Serikat didapatkan kasus tersedak pada

anak usia dibawah 4 tahun sebesar 710, terjadi pada anak dibawah usia 1

tahun sebesar 11,6%, kasus terjadi pada usia 1 hingga 2 tahun sebesar 36,2%

terjadi pada usia 2 tahun hingga 4 tahun sebesar 29,4% (AAP, 2010).

Berdasarkan data dari Departemen Dinas Kesehatan Nasional

menunjukkan penyebab tersedak adalah benda asing biji – bijian sejumlah 105

Page 14: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

2

pasien, 82 pasien tersedak benda asing kacang – kacangan, sayuran

79 pasien, lainnya tersedak disebabkan oleh logam, makanan, dan tulang ikan

(Depdiknas, 2007).

Tersedak adalah sumbatan atau hambatan respirasi olehbenda asing

yang menyempit pada saluran napas internal, termasuk faring, hipofaring, dan

trakea. Penyempitan jalan napas bisa berakibat fatal jika itu mengarah pada

gangguan serius oksigenasi dan ventilasi(Smith, 2003). Aspirasi benda asing

di traktus trakeobronkhial sering terjadi pada usia lebih muda dari tiga tahun

(75-85%) dimana prevalensi lebih tinggi terjadi pada anak laki-laki. Gejala

dan tanda yang paling sering dijumpai pada penderita aspirasi benda asing di

traktus trakheobronkial adalah batuk dan rasa tercekik (54,9% -

94,4%)(Fadhlia, 2011).

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya(Dewi & Wawan, 2010). Pengetahuan

merupakan hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga) dan ibu yang tahu tentang cara penanganan

anak tersedak, ibu akan lebih paham dan memiliki perilaku yang baik dan

penanganan tersedak pada anak (Notoatmodjo, 2010).

Hasil wawancara secara insedintal dangan 9 ibu yang anaknya

pernah tersedak pada bulan Desember 2014 didapatkan 3 ibu mengatakan

tersedak karena makan permen, 1 ibu mengatakan anaknya tersedak karena

mainan, 1 ibu mengatakan anaknya tersedak karena kelereng, 2 ibu

Page 15: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

3

mengatakan anaknya tersedak karena makan kacang – kacangan, 1 ibu

mengatakan anaknya tersedak makanan mangga, 1 ibu mengatakan anaknya

tersedak bakso. Ibu mengatakan merasa cemas dan bingung dengan kondisi

anaknya yang tersedak. Tindakan yang di lakukan anatara lain memanggil

tetangga untuk segera menolong anaknya, memberikan minuman, dan ada

juga yang menepuk leher anaknya agar makanan atau benda asing keluar.

Berdasarkan data tersebut menunjukkan ibu yang memiliki anak

tersedak diberikan penanganan yang berbeda – beda. Oleh karena itu peneliti

ingin meneliti tentang pengalaman ibu dalam menangani anak tersedak di

posyandu Dusun Kalongan.

1.2 Rumusan masalah

Usiatoddlermerupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif

karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua yang dapat terjadi dan

anak lebih suka memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. Apabila

kurang pengawasan dari orang tua anak dapat menyebabkan tersedak. Maka

rumusan masalah dalam peneliti ini adalah “Bagaiamana pengalaman ibu

dalam menangani anak tersedak pada usia toddler”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pengalaman ibu dalam menangani anak tersedak pada usia

toddler?

Page 16: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

4

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini:

1. Mengetahui pengetahuan ibu tentang anak tersedak pada usiatoddler?

2. Mengetahui pengalaman ibu dalam menangani anak tersedak pada

usia toddler?

3. Mengetahui tindakan yang dilakukan ibu untuk pencegahan agar tidak

tersedak pada anak usiatoddler?

4. Mengetahui respon psikologi ibu dalam menangani anak tersedak

pada usiatoddler?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Masyarakat mengetahui tentang kejadian tersedak terkait dengan

pengalaman orang tua dalam menangani anak yang tersedak sehingga

masyarakat dapat mengantisipasi kejadian tersedak.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi Institusi Prodi S1 Keparawatan Stikes

Kusuma Husada Surakarta dalam memberikan ilmu terkait

kegawatdaruratan komunitas, sehingga dapat meningkatkan mutu

pendidikan.

Page 17: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

5

1.4.3 Bagi Peneliti Lain

Sebagai saran menjadi acuan untuk dapat diteliti kembali dengan

factor - faktor yang mempengaruhi tersedak, sehingga dapat menanbah

ilmu pengetahuan dalam penanganan tersedak.

1.4.4 Bagi Peneliti

Peneliti diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

berkomunikasi dengan masyarakat tentang mencari informasi kejadian

tersedak dan peneliti terkait dengan tersedak memberikan pengetahaun

bagi peneliti tentang pengalaman masyarakat dalam menangani tersedak

usia toddler.

Page 18: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

(dijalani, dirasai, ditanggung). Pengalaman dapat diartikan juga sebagai

memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa

yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu,

yangberfungsi sebagai referensi otobiografi(Alwi,2005). Pengalaman

merupakan suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi pada masa yang lalu. Pengalaman seseorang individu

tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam

proses pengembangan misalnya sering mengikuti organisasi

(Notoatmodjo, 2010).

2.1.2 Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil ‘’tahu” pengindraan manusia

terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

Page 19: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

7

penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif

merapakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).Pengetahuan itu

sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat

erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa

dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek

mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek

ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui (Dewi & Wawan, 2010).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2010) pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-

beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan antara

lain:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori

yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.Oleh sebab

itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.Dalam peneliti ini ibu tahu tentang tersedak dimana kondisi

jalan nafas yang membahayakan pada anak.

Page 20: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

8

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap

objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang

tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang

objek yang diketahui tersebut. Dalam peneliti ini penyebab utama

tersedak makanan, benda asing.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah

memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui tersebut pada situasi

yang lain. Dalam peneliti ini ibu dapat melakukan tindakan dengan

cara menepuk- menepuk dan memberikan minum.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan dan memisahkan, dan mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah

sampai pada tingkatanalisis adalah apabila orang tersebut telah

dapat membedakan, atau mengelompokan, membuat diagram

(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. Dalam

penelitian ini kemampuan analisis yaitu menepuk - menepuk

punggung, memberi minum, mengambil menggunakan jari dan

akibat apabila tidak dilakukan akan menyebabkan kematian.

Page 21: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

9

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang

untuk merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis

dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata

lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.Dalam penelitian ini

tindakan yang dilakukan ibu adalah melakukan menepuk –

menepuk punggung pada anaknya.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang

untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek

tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri. Analisis adalah apabila orang

tersebut telah dapat membedakan, atau mengelompokan, membuat

diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. Dalam

penelitian evaluasi pada ibu saat tindakan menepuk punggung

belum dapat mengatasi tersedak karena ibu belum tahu

mempraktekkan cara yang benar pada anak tersedak.

Page 22: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

10

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak, (2007) ada tujuh faktor-faktor

yangmempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar

mereka dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan

seseorang maka mudah pula mereka menerima informasi

lebih baik pengetahuan yang dimilikinya.

b. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan

terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis

(mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat

kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan

proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri

baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada

aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang

semakin matang dan dewasa.

c. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan

yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan

seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada

akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.

Page 23: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

11

d. Pengalaman

Adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada

kecenderungan pengalaman yang baik seseorang akan

berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman

terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara

psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam

emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

e. Kebudayaan

Kebudayaan dalam ruang lingkungan ini adalah

dimana anak kurangnya pengawasan dan ibu juga belum

mengetahuan bagaimana memberikan makanan yang

dapat di cerna pada mulut anak agar tidak terjadi

tersedak.

f. Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan yang baru.

Page 24: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

12

2.1.3 Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu

sendiriyang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain

berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,

membaca, dan sebagainya(Notoatmodjo, 2010).

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Notoadmodjo (2010), faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku, antara lain:

a. Faktor predisposisi (predisposing factor), terdiri dari

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan.Pengetahuan

merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Sikap merupakan reaksi ataurespon

yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek.

Kepercayaan merupakan kemauan seseorang untuk bertumpu

pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya.

Keyakinan merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri

individu (Notoadmodjo, 2010).

b. Faktor pendukung (enabling factor), terdiri dari lingkungan fisik,

tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-

sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat

Page 25: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

13

steril dan sebagainya. Lingkungan fisik sangat mendukung

terhadap kejadian tersedak pada anak dan para ibu harus sangat

mengontrol benda – benda yang dapat mencederai anak. Fasilitas

kesehatan dalam penelitian ini harusnya dapat di jangkau dengan

mudah, misalnya panggilan darurat namun untuk panggilan

darurat ibu tidak tahu nomor emergency call, sehingga para ibu

hanya dapat melakukan tindakan sebisanya dengan menepuk

punggung.

c. Faktor pendorong (reinforcing factor) terdiri dari sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Sikap dalam

mempengaruhi perilaku kesehatan itu penting untuk mencari

informasi yang luas terhadap kualitas kesehatan yang baik.

Perilaku dalam penelitian ini perilaku sangat dominan dalam

mendorong terjadinya peningkatan kesehatan. Perilaku dalam

menjaga diri dari berbagai penyakit yang merugikan diri sendiri.

2.1.4 Fase Toddler

1. Tumbuh Kembang Anak Usia Toddler

Tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan

tiap-tiap tahapan mempunyai ciri tersendiri (Hidayat, 2006). Fase

toddler adalah anak yang berusia 12-36 bulan atau 1-3 tahun (Wong,

2009).Usia dimana anak pada usia ini mengalami masa eksplorasi

Page 26: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

14

lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu

bagaimana semua yang dapat terjadi (Potter & Perry, 2005).

Menurut Beth (2002), tumbuh kembang pada anak

usiatoddler meliputi gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa dan

kecerdasan, bergaul dan bicara. Pada usia 12 – 18 bulan anak mulai

latih anak naik turun tangga, bermain dengan anaka melempar dan

menangkap bola besar kemudian bola kecil, latih anak menunjuk dan

menyebutkan nama - nama bagian tubuh, beri kesempatan kepada

anak untuk melepas pakaiannya sendiri. Pada usia 18 – 24 bulan anak

mulai latih anak berdiri dengan satu kaki, ajari anak menggambar

bulatan, garis setiga dan gambar wajah, latih anak mengikuti perintah

sederhana, latih agar anak mau ditinggalkan untuk sementara waktu.

Pada usia 2 – 3 tahun anak mulai latih anak melompat dengan satu

kaki, ajak anak bermain menyusun dan menumpuk balok, latih anak

mengenal bentuk dan warna, latih anak mencuci tangan dan kaki serta

mengeringkannya sendiri.

2.1.5 Tersedak

1. Pengertian Tersedak

Tersedak adalah sumbatan atau hambatan respirasi

olehbenda asing yang menyempit pada saluran napas internal,

termasuk faring, hipofaring, dan trakea. Penyempitan jalan napas bisa

berakibat fatal jika itu mengarah pada gangguan serius oksigenasi dan

Page 27: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

15

ventilasi(Smith, 2003).Tersedak merupakan suatu kondisi dimana

tubuh mengalami gangguan karena terhalangnya jalur pernafasan

bagian atas (Tilong, 2014).Tersedak merupakan kematian paling

sering pada anak-anak di bawah satu tahun dan bahaya tersebut tetap

besar sampai usia lima tahun(Shelov,2004).

2. Penyebab Tersedak

Menurut American Academy of Pediatrics(2010) penyebab

utama tersedak adalah makanan, koin, atau minuman. Penyebab

lainnya adalah cara makan yang salah misalnya, sambil berjalan,

berlari, tidur, bercanda, mengunyah terlalu cepat, atau terlalu

banyakmenyuapimakananke mulutnya.Aspirasi benda asing masih

merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang signifikan pada

anak.Aspirasi bahan makanan merupakan kasus tersering, banyak

penulis telah melaporkan bermacam jenis aspirasi benda asing seperti

biji-bijian, jarum, peniti, kacang, serpihan tulang, mainan, gigi, tutup

pena, serpihan sayuran (Novialdi & Sukri,2010)

3. Jenis – jenis Tersedak

Tersedak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tersedak

ringan dan tersedak berat. Pada tersedak ringan, masih ada pertukaran

udara dan penderita masih sadar dan dapat batuk sekeras – kerasnya

sedangkan pada tersedak berat, penderita akan mengalami beberapa

Page 28: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

16

kondisi, seperti buruknya pertukaran udara, masih bisa batuk tapi

lemah atau tidak dapat batuk sama sekali, napas bertambah cepat dan

penderita juga tidak akan bisa berbicara, memegang leher, dan tidak

dapat menarik napas dengan baik (Tilong, 2014).

4. Tanda – tanda Tersedak

Menurut Supartini (2004), Tersedak (tertelan suatu benda)

ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:

a. Sesak nafas.

b. Pada usia balita, maka balita tersebut akanmemegang lehernya

yang merasa seperti tercekik.

c. Apabila tersedak dalam kategori ringan maka ditandai dengan

batuk-batuk hingga muntah.

d. Apabila tersedak dalam kategori berat maka ditandai dengan

matuk-batuk yang semakin lama semakin jarang dan akhirnya

tidak dapat batuk sama sekali.

e. Wajah membiru dan kemudian pingsan.

f. Penanganan keperawatan:Pada tersedak berat tengkurapkan anak

diatas lengan kiri. Kemudian telapak tangan kanan memukul

punggung anak atau bayi (diantara tulang belikat) sebanyak 5

kali hingga anak tersebuk batuk, muntah , dan menangis.

g. Bawalah anak segera ke Rumah Sakit terdekat.

Page 29: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

17

Menurut American College of Emergency Physicians

(2005), tanda tanda tersedak antara lain:

a. ketidakmampuan untuk berbicara.

b. kesulitan bernapas atau pernapasan bising.

c. ketidakmampuan untuk batuk secara sempurna.

d. kulit, bibir dan kuku membiru atau kehitaman.

e. kehilangan kesadaran.

5. Pencegahan Tersedak

Menurut Tilong (2014), pencegahan pada anak tersedak antara lain:

a. Ajari anak agar tidak memasukan sesuatu ke dalam mulut selain

makanan.

b. Jangan berikan makan yang kecil, keras dan bulat.

c. Ajari anak untuk mengunyah makanan dengan benar

d. Awasi anak ketika makan.

e. Jangan biarkan anak berlari-lari ketika makan.

f. Periksa mainan yang memiliki bagian-bagian kecil yang dapat

lepas.

Page 30: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

18

6. Penanganan anak tersedak

Menurut AAP (2010), Pertolongan pertama pada anak

tersedak, lakukan RJP setelah itu menelponnomor darurat setelah

mulai mengupayakan penyelamatan. Anda harus memulai

pertolongan pertama, jika:

a. Jika anak tidak bernapas sama sekali (lihat dada tidak bergerak

naik dan turun)

b. Jika jalan nafas terhalang oleh benda asing, maka dikeluarkan

c. Anak tidak bisa batuk, bicara, atau membuat suara suara normal.

d. Anak ditemukan tidak sadarkan diri cek nadi (lakukan RJP).

Jangan memulai pertolongan pertama jika:

a. Anak bisa bernapas, menangis, berbicara, atau bersuaranormal.

b. Anak dapat batuk dengan kuat (Batuk yang kuat berarti tidak ada

penyumbatan).

Page 31: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

Penanganan tersedak pada anak usia

1. Jika anak saat tersedak lakukan hentakan di atas perut atau saat

terjadihenti jantung dapat di lakukan RJP

Penanganan tersedak pada anak usiatoddler:

Jika anak saat tersedak lakukan hentakan di atas perut atau saat

terjadihenti jantung dapat di lakukan RJP

Gambar 2.1 Menekan di atas pusar

19

Jika anak saat tersedak lakukan hentakan di atas perut atau saat

Page 32: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

2. Resusitasi jantung digunakan saat anak

bernapas atau detak jantung berhenti.

a. Buka jalan nafas

1) Carilah gerakan dada dandaerah perut

2) Dengarkan suara napas

3) Merasakan napas padapipi

4) Terbuka napas seperti yang ditunjukkan

5) Hilangkan benda asingjika ada

jika

Resusitasi jantung digunakan saat anak tidak responsif atausaat

bernapas atau detak jantung berhenti.

jalan nafas

Carilah gerakan dada dandaerah perut

Dengarkan suara napas

Merasakan napas padapipi anda

Terbuka napas seperti yang ditunjukkan

Hilangkan benda asingjika ada, sweep keluardenga

jika terlihat

Gambar 2.2 Buka jalan nafas

20

tidak responsif atausaat

sweep keluardengan jari hanya

Page 33: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

3. Menyelamatkan pernapasan

a. Posisi kepala dan dagu dengankedua tangan

sepertiyangditunjukkan

b. Menutup mulut

c. Menjepit

d. Meniup udara yang

anakdan masuk dua kali

4. Melakukan hentakan

Menyelamatkan pernapasan

Posisi kepala dan dagu dengankedua tangan

sepertiyangditunjukkan

Menutup mulut anda di atasmulut anak

epit bagian hidung

Meniup udara yang cukup untukmembuat peningkatan dada

anakdan masuk dua kali

Gambar 2.3 Memberikan bantuan pernafasan

Melakukan hentakan di atas pusar (sampai 5 kali)

Gambar 2.4 Hentakan diatas perut

21

Posisi kepala dan dagu dengankedua tangan

cukup untukmembuat peningkatan dada

Memberikan bantuan pernafasan

Hentakan diatas perut

Page 34: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

22

5. Rasakan dalam 10 detik

a. Denyut nadi, cek nafas dalam 3 detik

b. Tidak ada denyut nadi,mulai kompresi dada

Gambar 2.5 Pengecekan denyut nadi.

6. Kompresi dada

a. Kompres dada

b. Lakukan kompresi 5 : 1 kali

c. Kompres dada dalam frekuensi 100 kali per menit

Gambar 2.6 Kompresi dada

Page 35: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

23

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.7 Kerangka Teori

(Potter & Perry, 2005;Tilong, 2014;Notoatmodjo, 2010;Alwi, 2005)

Pengetahuan ibu

Perilaku ibu

Faktor – faktor yang

mempengaruhi:

a. Faktor

predisposisi.

b. Faktor

pendukung.

c. Faktor

pendorong.

Pengalaman ibu dalam

menangani anak tersedak pada

usiatoddler

Tumbuh kembang pada anak

usiatoddlermeliputi:

a. Gerak kasar

b. Gerak halus.

c. Bicara,bahasa dan

kecerdasan

d. Bergaul dan bicara.

Penyebab tersedak:

a. Makanan.

b. Benda asing.

c. minuman.

Jenis – jenis tersedak:

a. Tersedak ringan

b. Tersedak berat

Tanda – tanda tersedak:

a. Tidak bisa bicara.

b. Sesak nafas.

c. Kulit biru.

d. Kehilangan kesadaran.

Pencegahan tersedak:

a. Ajari anak agar tidak

memasukkan sesuatu ke

mulut

b. Awasi anak ketika makan

c. Jangan biarkan anak

berlari – lari ketika makan

Page 36: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

24

2.3 Fokus penelitian

Gambar 2.8 Fokus Penelitian

Pengetahuan

Perilaku

Pengetahuan

Perilaku

Pengalaman Penanganan tersedak pada

anak usia toddler Pengalaman Pengalaman

Respon

Pencegahan

Page 37: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

25

1.4 Keaslian Penelitian

Berdasarkan pengetahuan peneliti melalui penyusunan jurnal,

didapatkan penelitian yang mendukung penelitian yang akan dilakukan

peneliti, sebagai berikut :

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian

Nama

Peneliti

Judul Peneliti Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

dr. Fadhlia

2011

Profil penderita

aspirasi benda

asing di traktus

trakheobronkial di

RSUP H.Adam

Malik Medan

tahun 2006-2010

Studi deskiptif Jumlah penderita aspirasi

benda asing di traktus

trakheobronkial selama

periode 5 tahun adalah 50,

36 orang jenis kelamin

laki-laki (72%) dan 14

perempuan (28%),

kelompok umur terbanyak

>3–6 tahun 16 (36%), >0–

3 tahun 14 (28%), tersedak

33 (66%),jenis benda asing

yang terhirup adalah

mainan 29 (58%) lokasi

benda asing terbanyak

adalah bronkus kanan

yaitu 50%,Komplikasi

terjadi pada 5 penderita.

American

Academy

of

Pediatrics

2014

Death of a child in

the emergency

department

Kualitatif dengan

study cohort

Dari hasil ditemukan

bahwa kurangnya

pengawasan orang tua

terhadap anak karena

orang tua terlalu sibuk

dengan pekerjaannya

sendiri. Oleh karena itu

orang tua diharuskan

mengawasi dan menjaga

pengawasan dan menjaga

pengawasan ektra untuk

anaknya saat makan

bermain dan lain – lain.

Page 38: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yaitu penelitian yang pada

umumnya menjelaskan dan memberikan pemahaman dan interpretasi tentang

berbagai perilaku dan pengalaman manusia (individu) dalam berbagai bentuk

(Afiyanti, 2014). Fenomenologi merupakan pendekatan yang dipakai oleh

peneliti.Polit dan Beck (2006), menyatakan bahwa studi fenomenologi

merupakan suatu pendekatan yang essensial terkait dengan pengalaman

alamiah manusia sepanjang hidupnya dan memberikan gambaran suatu

fenomena yang diteliti melalui hasil daya titik yang mendalam dari peneliti,

diperoleh dari data-data hasil wawancara, tulisan serta pengamatan suatu

fenomena yang diteliti.

Pendekatan fenomenologi dinilai dapat menjelaskan fokus

permasalahan dan realitas yang diteliti secara jelas dan lengkap karena peneliti

akan berusahamemahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-

orang yang biasa dalam situasi tertentu (Sutopo, 2006). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengalaman ibu dalam menangani anak tersedak

pada usia toddler di Posyandu Dusun Kalongan.

Page 39: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Posyandu Dusun Kalongan

Kelurahan Papahan Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar pada

bulan Februari – April 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Setiadi,

2013). Semua ibu-ibu yang mempunyai anak usia1 - 3 tahun dengan populasi

49 ibu di Posyandu Dusun Kalongan.

Sampel dalam penelitian yaitu sebagaian dari keseluruhan obyek

yang diteliti dan dianggap mewaliki seluruh populasi (Setiadi, 2013).Sampel

yang diteliti 3 partisipan sampel yang dipilih pengalaman ibu dalam

menangani anak tersedak.Teknik pengambilan sampel dilakukan

menggunakan metode purposive sampling(teknik sampel bertujuan) yaitu

sampel yang dipilih berorientasi pada tujuan penelitian individu diseleksi atau

dipilih secara sengaja karena memiliki pengalaman yang sesuai dengan

fenomena yang diteliti sampel ini menetapkan terlebih dahulu kriteria –

kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Sampel berasal dari ibu-ibu yang

mempunyai anak usia 1 - 3 tahun di Posyandu Dusun Kalongan dengan

kriteria:

Page 40: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

28

1. Ibu yang anak usia 1-3 tahun.

2. Ibu dengan anak yang mengalami tersedak.

3. Bersedia menjadi responden.

3.4 Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Instrumen

a. Instrumen inti

Peneliti merupakan instrumen kunci pada penelitian

ini.Peneliti adalah mahasiswa tingkat akhir yang telah mendapatkan

materi kegawatan yang sesuai dengan penelitiannya.Peneliti

termasuk warga desa kalongan sehingga peneliti mengetahui situasi

daerah yang diteliti.Peneliti sebagai instrumen inti yang berusaha

untuk meningkatkan kemampuan diri dalam melakukan wawancara

mendalam.Usaha yang dilakukan berlatih wawancara terlebih

dahulu sebelum pengambilan data kepada partisipan.Pada saat

latihan wawancara peneliti berusaha responsive dalam

berkomunikasi.Keterampilan wawancara kemudian diperbaiki

seiring dengan seringnya melakukan wawancara pada partisipan

berikutnya.

b. Instrumen penunjang

Alat bantudalam pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1) Data demografi atau biodata meliputi nama, umur,

alamat,pendidikan.

Page 41: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

29

2) Alat tulis meliputi buku dan bolpoin.

3) Alat perekam atau smartphone yang dilengkapi program

voice recorder yang mempermudah peneliti membuat

transkip wawancara. Program tersebut telah dilakukan uji

coba sebelumnya dan mampu merekam suara selama 60

menit. Hasil rekaman dapat disimpan dalam bentuk file MP3.

Alat perekam diisi daya penuh sebelum digunakan dan

menggunakan flight mode on agar tidak terganggu pada saat

proses wawancara.

4) Kamera mendokumentasikan dalam pengambilan gambar

saat wawancara dilakukan peneliti pada partisipan sebagai

bukti nyata dalam pengumpulan data.

5) Peneliti juga melakukan pencatatan sebagai media observasi

non verbal saat pengumpulan data dengan menggunakan

lembar catatan lapangan dan observasi.

6) Pedoman wawancara terstruktur yang terdiri dari 18

pertanyaan mengenai tersedak pada anak usia toddler

sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara

dengan partisipan.

2. Prosedur pengumpulan data

a. Fase pra interaksi

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menyelesaikan

ujian proposal dan diperbolehkan melakukan pengambilan data

Page 42: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

30

dilapangan. Peneliti mengurus surat ijin pengambilan data yang

dikeluarkan oleh Program Studi S1 Keperawatan Stikes Kusuma

Husada Surakarta kepada Direktur Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik. Pengurusan surat ijin kebagian dinas kesehatan

karanganyar untuk mendapatkan ijin penelitian dilakukan pada

tanggal 10 Desember 2014 selama 2 minggu ijin yang diberikan

oleh Kesbangpol selanjutnya dipergunakan peneliti sebagai entery

point pengambilan data melalui ibu posyandu yang mempunyai

anak usia toddler.

Partisipan yang memenuhi kriteria inklusi kemudian

diberikan penjelasan dan memberikan inform consent untuk

menjadi responden penelitian terkait.

b. Fase pelaksanaan

1) Pra wawancara

Peneliti melakukan orientasi dirumah partisipan

selanjutnya melakukan kontrak waktu dengan partisipan

selama ± 30 menit untuk wawancara.

2) Wawancara mendalam

Informasi dari sumber data ini dikumpulkan

dengan teknik wawancara. Dalam penelitian kualitatif

khususnya dilakukan dalam bentuk yang disebut

wawancara mendalam (in-depth interviewi)yaituwawancara

yang dilakukan untuk menemukan permasalahan secara

Page 43: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

31

lebih terbuka di mana informan yang diwawancara diminta

pendapat dan ide-idenya, wawancara partisipan dengan

pedoman wawancara pengalaman ibu dengan 17 pertanyaan

selama ± 11 menit di Dusun Kalongan. Suasana saat

wawancara berjalan dengan lancar tidak ada kendala

apapun suasananya tenang.

c. Fase terminasi

Tahap terakhir dalam pengumpulan data dilakukan

terminasi dengan melakukan validasi terhadap data yang

ditemukan kepada partisipan. Setelah semua data divalidasi dan

sesuai dengan apa yang dimaksud oleh partisipan, maka dilakukan

terminasi dengan pemberian reward sebagai ucapan terima kasih

karena telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan

menyampaikan bahwa proses penelitian telah selesai.

3.5 Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode

fenomenologis deskriptif dengan metode Colaizzi (Polit & Back 2006),

metode Colaizzi dinilai efektif digunakan dalam penelitian ini, dikarenakan

dengan metode Colaizzi fenomena – fenomena dapat terungkap dengan jelas

sesuai dengan makna – makna yang didapat. adapun langkah – langkah analisa

data adalah sebagai berikut :

Page 44: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

32

1. Peneliti dengarkan hasil rekaman dan membaca seluruh hasil penelitian

(transkip) untuk memahami maksud dari setiap pernyataan partisipan.

2. Peneliti membaca ulang dan mendapatkan kata kunci.

3. Peneliti mencari arti atau makna dari setiap kata kunci.

4. Kemudian peneliti mencari makna dan dirumuskan kedalam tema.

a. Mengumpulkan kata – kata kunci yang memiliki makna yang sama

kedalam sebuah subtema.

b. Mengelompokan subtema yang sama kedalam sebuah tema

5. Peneliti mengintergrasikan tema yang didapat kedalam fenomena yang

diteliti.

6. Merumuskan gambaran hubungan antar tema dan sesuaian dengan

fenomena yang diteliti.

7. Memvalidasi tema data yang diperoleh pada partisipan.

3.6 Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2013), keabsahan data dapat dibagi menjadi

beberapa hal sebagai berikut:

1. Kredibility (validitas internal)

Merupakan ukuran tentang kebenaran data yang diperoleh

dengan instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh-sungguh

mengukur variabel yang sesungguhnya. Bila ternyata instrumen tidak

mengukur apa yang seharusnya diukur maka data yang diperoleh tidak

Page 45: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

33

sesuai dengan kebenaran, sehingga hasil penelitiannya juga tidak dapat

dipercaya, atau dengan kata lain tidak memenuhi syarat validitas.

2. Transferability (validitas eksternal)

Berkenaan dengan masalah generalisasi, yakni sampai

dimanakah generalisasi yang dirumuskan juga berlaku bagi kasus-kasus

lain diluar penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak dapat

menjamin keberlakuan hasil penelitian pada subyek lain. Hal ini

disebabkan karena penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk

menggeneralisir, karena dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan

sampling acak, atau senantiasa bersifat purposive sampling.

3. Dependebility(dependabilitas)

Merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila

dilakukan ulang terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang

sama.Untuk dapat mencapai tingkat reliabilitas dalam penelitian ini,

maka dilakukan dengan tekhnik ulang atau check recheck.

4. Confirmability (konfirmabilitas)

Peneliti harus berusaha sedapat mungkin memperkecil faktor

subyektifitas. Penelitian akan dikatakan obyektif bila dibenarkan atau

di ”confirm” oleh peneliti lain. Maka obyektifitas diidentikkan dengan

istilah ”confirmability”.

Page 46: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

34

3.7 Etika Penelitian

Menurut Afiyanti (2014), keabsahan data dapat dibagi menjadi

beberapa hal sebagai berikut:

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

dengan memberikan lembar persetujuan menjadiresponden. Tujuannya

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang

diteliti selama pengumpulan data. Jika responden setuju, maka diminta

untuk menandatangani lembar persetujuan. Namun peneliti harus tetap

menghormati hakresponden bila tidak bersedia.

2. Anonimity (tanpa nama)

Merupakan masalah etika dengan tidak memberikan nama

responden pada alat bantu penelitian, cukup dengan kode yang hanya

dimengerti oleh peneliti.

3. Confidentially (kerahasiaan)

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan

informasi yang diberikan oleh responden. Peneliti hanya melaporkan

kelompok data tertentu saja.

Page 47: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

BAB IV berisi hasil penelitian dengan cara wawancara dari partisipan.

Partisipan berjumlah 3 orang dan wawancaranya dilakukan dirumah masing –

masing partisipan.

4.1 Karakteristik Partisipan

Tabel 4.1

Karakteristik Informan di Posyandu Dusun Kalongan Papahan Tasikmadu

No Nomor

Kode

Pendidikan

Terakhir

Usia Anak

Nama

Partisipan

Nama

Anak

1. Partisipan 1 SMA 2 tahun NY.W AN.S

2. Partisipan 2 SMA 2 tahun NY.P AN.N

3. Partisipan 3 SLTP 2 tahun NY.Y AN.F

Tabel 4.1 menjelaskan tentang karakteristik Partisipan dalam penelitian ini yaitu

ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun yang mengalami tersedak di Posyandu

Dusun Kalongan Papahan Tasikmadu. Partisipan berjumlah 3 orang. Karakteristik

Partisipan terdiri atas nomor, kode Partisipan, pendidikan terakhir, usia, nama

Partisipan, nama anak.

Hasil wawancara berdasarkan pada tujuan khusus disusun menjadi 8 tema

yaitu 1) Kegawatan respirasi 2) Penyebab tersedak 3) Faktor resiko terjadi

tersedak 4) Penanganan tersedak 5) Lokasi kejadian tersedak 6) Pencegahan

tersedak 7) Reaksi psikologis orangtua 8) Respon anak saat kejadian tersedak.

Page 48: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

36

4.2 Tema Hasil Penelitian

Tema tersebut disusun oleh kata kunci dan kategori pendukung. Berikut

ini hasil dari peneliti

A. Tema dari Tujuan khusus : Pengetahuan

Tema – tema yang dihasilkan dari pengetahuan: Kegawatan respirasi

dan Penyebab tersedak. Tema ini didapatkan dari analisa terhadap kategori

- kategori yang didapat dari ungkapan keseluruhan dari partisipan. Berikut

penjelasan mengenai beberapa tema tersebut:

1. Kegawatan respirasi

Kegawatan respirasi dirasakan oleh anak partisipan sebagai akibat

dari terjadinya sumbatan nafas oleh benda asing atau tersedak

kegawatan darurat respirasi disusun oleh: Hambatan napas dan

Dampak akhir tersedak.

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai hambatan bernapas :

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai dampak akhir tersedak:

''…menurut saya iya anak kecil menelen benda terus gag bisa

napas tersumbat ditenggorokan…''(P1)

''...tersedak itu yang paling fatal iya bisa menghambat

saluran pernafasan…''...makanan yang belum dicerna

sempurna terus ketelen.''(P2)

''...kita makan terus kita ketelen terus gag nyangkut

ditenggorakan jadi kayak tenggorokankan nya sakit kayak

gitu lho, Iya gag bisa napas mbak kayak orang tercekek gitu

lho…''(P3)

''...iya gag bisa napas darurat, mungkin bisa

meninggal.''(P1, P2, P3)

Page 49: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

37

2. Penyebab tersedak

Penyebab tersedak dirasakan oleh anak partisipan sebagai akibat

dari terjadinya tersedak, penyebab tersedak disusun oleh: Benda asing

dan Situasi tersedak

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai benda asing:

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai situasi tersedak:

''...Iya itu tadi mbak dia lagi bermain main pasaran

mbak…''(P3)

Ungkapan diatas merupakan dari ketiga partisipan mengenai

kegawatan respirasi dan penyebab tersedak. Kegawatan respirasi akan

mengakibatkan partisipan mengalami gangguan jalan nafas akibat

tertelan benda asing.

B. Tema dari Tujuan khusus : Pengalaman

Tema – tema yang dihasilkan dari pengalaman: Faktor resiko terjadi

tersedak, Penanganan tersedak, Lokasi kejadian tersedak. Tema ini

didapatkan dari analisa terhadap kategori - kategori yang didapat dari

ungkapan keseluruhan dari partisipan. Berikut penjelasan mengenai

beberapa tema tersebut:

''…anak saya tersedak kelereng.''(P1)

''…permen coklat caca.''(P2)

''Kacang mbak, kacang atom yang warnanya putih kecil –

kecil.''(P3)

Page 50: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

38

1. Faktor resiko terjadi tersedak

pengalaman ibu mengenai faktor resiko terjadi tersedak

pada anak meliputi: Kurang pendampingan dan Kurang

Pengawasan

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai kurang pendampingan :

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai kurang pengawasan :

''...Iya kurang lebihnya begitulah pada sibuk sendiri –

sendiri.''...dia sedang bermain sendiri sendiri…''(P1)

''...Itu tadi maem permen sambil lari – lari maem

permen sambil lari – lari terus akhirnya batuk terus

tersedak…''(P2, P3)

''...Iya saya akui iya teledor mungkin karena saya asik

liat anak – anak yang lain main…''(P2)

''...saya ngobrol sama ibu – ibu yang lain eh lha kok

ternyata itu anak saya itu nangis terus megangi leher

kayak gitu itu ternyata tersedak''(P3)

''Iya saya akui iya mbak saat itu kurang pengawasan lha

disitu sebenernya juga lagi dirumahnya temen itu

mbak…''(P1, P3)

''...saya asik liat anak – anak yang lain main anak saya

juga asik – asik lari – lari jadi kurang perhatikan''(P2)

Page 51: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

39

2. Penanganan tersedak

Pengalaman ibu mengenai penanganan tersedak pada anak

meliputi: Penolong dan Pertolongan pertama

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai penolong:

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai pertolongan pertama:

3. Lokasi kejadian tersedak

Pengalaman lokasi kejadian tersedak meliputi: Tempat

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai tempat:

''Iya pertama saya tolong sendiri dengan mengeluarkan

berusaha mengeluarkan…''(P1, P2, P3)

''...saya dodok belakang dipunggung itu terus telunjuk jari

saya masukin terus keluar kelerengnya.''(P1)

''Saya tepuk punggung ya saya tepuk – tepuk terus akhirnya

permen nya bisa keluar.''(P2)

''...sambil nangis itu sambil megangi lehernya begitu saya

suruh bungkuk saya tepuk punggungnyalehernya saya

bawahin gitu lho mbak tepuk punggung seperti itu

mbak…''(P3)

’’Dirumah.'' (P1)

’’'Dihalaman tetanggasebelah , waktu main.''(P2, P3)

Page 52: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

40

Ungkapan diatas merupakan dari ketiga partisipan mengenai

faktor resiko terjadi tersedak, penanganan tersedak dan lokasi

kejadian tersedak.Resiko terjadinya tersedak diakibatkan kurang

pengawasan dan kurang pendampingan ibu.Pertolongan pertama

yang dapat dilakukan ibu hanya menepuk punggung.

C. Tema dari Tujuan khusus : Pencegahan

Tema yang dihasilkan dari pencegahan: Pencegahan tersedak. Tema

ini didapatkan dari analisa terhadap kategori - kategori yang didapat dari

ungkapan keseluruhan dari partisipan. Berikut penjelasan mengenai

beberapa tema tersebut:

1. Pencegahan tersedak

Pencegahan tersedak pada anak meliputi: Tindakan antisipasi

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai tindakan antisipasi:

''... jelas itu diawasi yang kedua jauhkan benda – benda seperti

neker, Apa iya yang membahayakan anak iya, mungkin kalau

waktu makan diawasi juga suruh duduk kalau makan…''(P1)

''...mungkin mengajarkan dia untuk makan sambil duduk jangan

sambil berlarian jangan sambil ngomong itu kan juga

membikin tersedak.''(P2)

''...mungkin saya lebih mengawasi anaknya dari saat maen

terus saya kasih tau kalau maem harus duduk dek gag boleh

ketawa – ketawa iya wes pokoknya buat pengalaman…''(P3)

Page 53: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

41

Ungkapan dari ketiga partisipan mengenai pencegahan tersedak.

Pencegahan tersedak yang dapat dilakukan ibu hanya melakukan

tindakan antisipasi dengan menjauhkan benda asing yang dapat

ketelen dan mengajarkan cara makan yang baik.

D. Tema dari Tujuan khusus : Respon

Tema – tema yang dihasilkan dari respon: Reaksi psikologis orangtua

dan Respon anak saat kejadian tersedak. Tema ini didapatkan dari analisa

terhadap kategori - kategori yang didapat dari ungkapan keseluruhan dari

partisipan. Berikut penjelasan mengenai beberapa tema tersebut:

1. Reaksi psikologis orangtua

Reaksi orangtua terhadap anaknya yang tersedak meliputi:

Kecemasan dan Kemarahan.

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai kecemasan:

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai kemarahan:

''...sampai tau iya pastinya marah kok bisa gitu seperti

itu kalau sampai tau…''(P2, P3)

''Iya takut sekali toh iyo.Iya takut, panik, khawatir nanti

bisa keluar gag.''(P1, P3)

''Panik otomatis iya sebagai seorang ibu saya iya panik

tapi karena sudah tau cara mengantisipasi nya iya saya

buat setenang mungkin nanti kalau saya panik anak nya

panik malah jadi gag karu – karuan’’(P2)

''...Iya takut sekali iya kayaknya masih trauma

sekarang.Mungkin buat pengalaman terus lebih

mengawasi anak.''(P1)

Page 54: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

42

2. Respon anak saat kejadian tersedak

Respon anak saat tersedak meliputi: Respon motorik anak

dan Respon psikologis

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai respon motorik anak:

Berikut ungkapan dari partisipan mengenai respon psikologis:

Ungkapan diatas dari ketiga partisipan merupakan dari reaksi

psikologis orangtua dan respon anak saat terjadi tersedak.Dalam

reaksi psikologis orangtua yaitu meliputi kecemasan dan

kemarahan saat anaknya mengalami tersedak benda asing dan

respon anak saat terjadi tersedak mengalami kejang – kejang,

menangis dan ketakutan.

‘’Iya ketakutan iya yang jelas ketakutan terus kejang –

kejanggitu iya kayak gag bisa napas gitu.’’(P1)

''...kayak gitu nangisnya sampai nangis tersedak iya

pokoknya nangis megap – megapmbak''(P2, P3)

''...maem permen sambil lari – lari terus akhirnya batuk

terus tersedak.''(P2)

''...kayak gag bisa napas gitu,nangis terus mbak…''(P1, P2,

P3)

''...Iya ketakutan iya yang jelas…''(P1, P2)

''...jadi phobia mbak iyo soale tadi udah keselek...''(P3)

Page 55: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

43

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan Ibu Tentang Anak Tersedak pada Usia Toddler

5.1.1 Kegawatan respirasi

Hasil penelitian menyatakan bahwa kegawatan respirasi

merupakan gangguan jalan nafas yang meliputi hambatan bernafas

berupa menelen, ketelen, tidak bisa nafas, tercekik dan menghambatan

saluran pernafasan sedangkan dampak akhir tersedak berupa kematian.

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang tersedak itu

hambatan saluran pernafasan yang bisa menyebabkan tidak bisa

bernafas atau makanan yang ketelen ditenggorokan seperti orang

tercekik. Dampak tersedak yang paling fatal kematian.

Definisi kegawatan respirasi merupakan suatu hal yang sering

ditemukan dan ditangani dalam situasi gawat darurat. Aspirasi benda

asing dapat menyebabkan berbagai perubahan mulai dari gejala yang

minimal dan bahkan tidak disadari, sampai gangguan jalan napas dan

dapat menimbulkan kematian (Harry, 2007).

Menurut Kamus Bahasa Indonesia tercekik yaitu ketelen

makanan yang keras sampai tersangkut di tenggorokan (KBBI, 2005).

Hambatan pada jalan napas pada choking, sama halnya dengan

membekap hidung anak. Dimana anak tidak dapat bernapas, karena

sumbatan jalan napas oksigen tidak dapat bertukar dengan

Page 56: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

44

karbondioksida di paru-paru, sehingga terjadi gangguan

metabolisme tingkat sel(Daisy & Imral, 2003).

Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas

tergantung pada lokasi benda asing, derajat sumbatan, sifat, bentuk dan

ukuran benda asing. Diagnosis benda asing di saluran napas

ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya riwayat tersedak sesuatu,

tiba-tiba timbul rasa tercekik (Harry, 2007).

Menurut Smith (2003) tersedak merupakan sumbatan atau

hambatan respirasi oleh benda asing yang menyempit pada saluran

napas internal, termasuk faring, hipofaring, dan trakea. Penyempitan

jalan napas bisa berakibat fatal jika itu mengarah pada gangguan serius

oksigenasi dan ventilasi. Tersedak merupakan suatu kondisi dimana

tubuh mengalami gangguan karena terhalangnya jalur pernafasan

bagian atas (Tilong, 2014).

Jenis tersedak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tersedak

ringan dan tersedak berat. Pada tersedak ringan, masih ada pertukaran

udara dan penderita masih sadar dan dapat batuk sekeras – kerasnya

sedangkan pada tersedak berat, penderita akan mengalami beberapa

kondisi, seperti buruknya pertukaran udara, masih bisa batuk tapi

lemah atau tidak dapat batuk sama sekali, napas bertambah cepat dan

penderita juga tidak akan bisa berbicara, memegang leher, dan tidak

dapat menarik napas dengan baik (Tilong, 2014).

Page 57: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

45

Prevalensi di Amerika Serikat didapatkan kasus tersedak

pada anak usia dibawah 4 tahun sebesar 710 kasus, terjadi pada anak

dibawah usia 1 tahun sebesar 11,6%, kasus terjadi pada usia 1 hingga 2

tahun sebesar 36,2% dan usia 2 tahun hingga 4 tahun sebesar 29,4%

(American Academy of Pediatrics, 2010).

Berdasarkan pernyataan mengenai kegawatan respirasi yang

diungkapkan oleh partisipan sesuai dengan pernyataan yang telah ada

pada teori yaitu mengungkapkan bahwa kegawatan respirasi adalah

sumbatan jalan nafas yang menyebabkan gangguan jalan nafas akibat

benda asing yang tertelan dan dampak yang paling fatal kematian.

5.1.2 Penyebab tersedak

Hasil penelitian menyatakan bahwa penyebab tersedak

meliputi benda asing berupa kelereng, permen dan kacang dan dari

situasi tersedak ibu mengatakan bahwa penyebab tersedaknya saat

bermain pasaran. Dalam kasus penelitian ibu mengatakan bahwa

penyebab tersedak merupakan benda asing yang berupa kacang,

permen dan kelereng. Kejadian tersedak situasinya saat anak bermain

dengan teman sebayanya mereka asik bermain lari – lari dan bercanda

ketawa – tawa pada akhirnya tersedak.

Penyebab tersedak menurut teori American Academy of

Pediatrics (2010) penyebab utama tersedak adalah makanan, koin,

atau minuman. Penyebab lainnya adalah cara makan yang salah

Page 58: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

46

misalnya, sambil berjalan, berlari, tidur, bercanda, mengunyah terlalu

cepat, atau terlalu banyak menyuapi makanan ke mulutnya. Aspirasi

benda asing masih merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas

yang signifikan pada anak. Aspirasi bahan makanan merupakan kasus

tersering, banyak penulis telah melaporkan bermacam jenis aspirasi

benda asing seperti biji-bijian, jarum, peniti, kacang, serpihan tulang,

mainan, gigi, tutup pena, serpihan sayuran (Novialdi & Sukri, 2010).

Usia toddler adalah anak yang berusia 12 - 36 bulan atau 1 -

3 tahun dimana anak pada usia mengalami masa eksplorasi

lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu

bagaimana semua yang dapat terjadi (Wong, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO) sekitar 17.537

anak-anak berusia 3 tahun atau lebih muda sangat berbahaya karena

tersedak, sebesar (59,5%) berhubungan dengan makanan, (31,4%)

tersedak karena benda asing, dan sebesar 9,1% penyebab tidak

diketahui (Committee on injury, 2010). Didukung penelitian dari

Yadav (2007) melaporkan aspirasi benda asing paling sering

ditemukan pada anak-anak adalah kacang tanah (52,3%), material

makanan (12,2%), biji- bijian (5,3%), tulang (1,5%), logam (4,5%),

batu (0,8%), tablet (1,2%) dan sisanya tidak ditemukan benda asing.

Pengamatan dari peneliti tersedak menunjukan kejadian yang sangat

banyak di lingkungan masyarakat.

Page 59: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

47

Berdasarkan pernyataan dari hasil penelitian tentang

penyebab tersedak sesuai dengan teori yang ada penyebab benda

asing. Kejadian tersedak saat makan sambil lari – lari atau saat

berbicara.

5.2 Pengalaman Ibu dalam Menangani Anak Tersedak pada Usia Toddler

5.2.1 Faktor resiko terjadi tersedak

Hasil penelitian mengatakan bahwa faktor resiko terjadi

tersedak meliputi kurang pendampingan dan kurang pengawasan

karena dari penelitian ibu mengatakan bahwa saat anaknya bermain

tidak memperhatikan pada sibuk sendiri – sendiri bahkan ngobrol

dengan ibu – ibu yang lainnya sampai akhirnya anaknya tersedak dan

ibu juga mengakui kalau dirinya teledor saat mengawasi anaknya

bermain.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia pengertian pendamping

adalah orang yang mendampingi atau menjaga sedangkan

pengawasan memperhatikan baik-baik, dalam arti melihat sesuatu

dengan cermat dan seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi

laporan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya dari apa yang

diawasi. Jadi kurang pendampingan tidak sama artinya dangan

kurang pengawasan. Maka dari itu faktor resiko terjadinya tersedak

karena kurang pendampingan dan kurang pengawasan (KBBI, 2005).

Page 60: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

48

Berdasarkan teori beberapa faktor yang menyebabkan

terjadinya tersedak. Aspirasi saluran nafas atas sering terjadi pada

semua golongan umur anak tetapi lebih sering golongan umur anak

dibawah usia 4 tahun. Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan

terjadinya tersedak terutama pada usia 1 – 4 tahun anak sering

memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya, anak sangat aktif

(berlari, berteriak, bermain) mudah jatuh dan menangis dengan benda

didalam mulut mereka dan pertumbuhan gigi yang belum lengkap

untuk menelan yang belum sempurna (Daisy & Imral, 2003).

Tersedak pada seseorang memang terjadi sewaktu - waktu,

berbagai faktor dapat menyebabkan terjadinya tersedak. Salah satu

faktor yang menyebabkan tersedak pada anak ialah perilaku ibu yang

kurang tepat dalam mengasuh anaknya. Ibu yang mempunyai

kebiasaan menyuapi anak sambil membiarkan anaknya bermain,

berlari bahkan makan sambil berbicara maupun tertawa dapat

menyebabkan makanan atau minuman masuk ke dalam saluran

pernapasan, sehingga menghalangi keluar masuknya udara (Iskandar,

Soepardi, 2001).Benda atau makanan ada di dalam mulut, anak

tertawa atau menjerit, sehingga pada saat inspirasi, laring terbuka dan

makanan, minuman atau benda asing masuk ke dalam laring. Anak

tidak bersuara karena obstruksi terletak di laring, terjepit antara pita

suara. Anak akan meninggal bila usaha yang dilakukannya tidak

berhasil mengeluarkan benda asing tersebut (Hull & Johnston, 2008).

Page 61: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

49

5.2.2 Penanganan tersedak

Hasil penelitian mengatakan bahwa penanganan tersedak

meliputi penolong dan pertolongan pertama. Dari hasil penelitian

saat menolong pertama kali tersedak adalah ibu karena ibu yang

sangat dekat dengan anak setiap hari dan pengalaman ibu saat

penanganani anak tersedak ditepuk punggungnya dan telunjuk

jarinya di masukkan ke dalam mulut.

Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia penolong adalah

penolong yang pertama kali tiba ditempat kejadian, yang memiliki

kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar (KBBI,

2005). Pertolongan pertama merupakan pemberian pertolongan

segera kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang

memerlukan pertolongan medis dasar (Ade, 2011).

Penanganan saat tersedak yaitu ibu harus memberikan

pertolongan pertama. Bila anak tersedak tetapi dapat bernapas

(seperti ditunjukkan dengan batuk atau berbicara), ibu jangan

melakukan apapun. Dorong anak untuk batuk hingga benda tersebut

keluar. Jika anak tidak bernapas (berumur kurang dari satu tahun),

ibu harus melakukan pukulan dipunggung lima kali dan tekanan di

dada lima kali. Untuk anak yang lebih besar dari satu tahun, lakukan

manuver heimlich (tekanan perut) adalah korban dipangku oleh

penolong lalu dengan 2 atau 3 jari saja lakukan penekanan pada perut

bagian atas sedangkan bila anak kecil terbaring.Bila tindakan-

Page 62: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

50

tindakan di atas tidak berhasil maka segera bawa ke rumah sakit

untuk mendapat pertolongan darurat (Tilong, 2014).Penanganan

yang paling baik untuk tersedak adalah pencegahan Hal ini bisa

mengurangi resiko kematian pada anak (Lansky, 2007).

Teori Menurut American Academy of Pediatrics (2010),

Pertolongan pertama pada anak tersedak yaitu lakukan Resusitasi

Jantung Paru-Paru (RJP) setelah itu menelpon nomor darurat.

Pertolongan pertama dimulai jika anak tidak bernapas sama sekali

(lihat dada tidak bergerak naik dan turun), pertolongan juga dimulai

jika jalan nafas terhalang oleh benda asing maka dikeluarkan, anak

tidak bisa batuk, bicara, atau membuat suara - suara normal, anak

ditemukan tidak sadarkan diri cek nadi dan dilakukan Resusitasi

Jantung Paru-Paru (RJP). Berdasarkan pernyataan dari partisipan

hasil penelitian dengan teori hampir sama saat menangani anak

tersedak yaitu dengan menepuk punggung dan memasukkan jari

kedalam mulut untuk mengeluarkan benda asing yang menyebabkan

tersedak.

5.2.3 Lokasi kejadian tersedak

Hasil penelitian bahwa ibu mengatakan saat anaknya

tersedak kejadian tersedak di halaman rumah dan di rumah sendiri.

Saat itu ibu mengajak anaknya untuk bermain kerumah tetangganya

sebelah dan anaknya pada bermain dengan anak – anak yang lain

Page 63: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

51

sambil makan. Mereka pada asik bermain lari – lari, bercanda dan

ketawa – tawa tiba – tiba anaknya tersedak benda asing. Lokasi

kejadian di halaman rumah tetangganya sedangkan dari partisipan

yang lain mengatakan bahwa anaknya tersedak dirumahnya sendiri

sama kejadiannya saat anaknya bermain dengan teman yang lain.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia lingkungan merupakan

kawasan aktifitas manusia dimana untuk meningkatkan kreatifitas

(KBBI, 2005). Menurut penelitian Paediatr Child Health (2012)

menunjukkan bahwa kematian akibat tersedak terjadi di lingkungan

rumah dengan 95% dari kasus. Orang tua yang tidak memperhatikan

anaknya saat bermain dapat meningkatkan tersedak mungkin karena

mainan dan benda – benda lainnya.

5.3 Tindakan yang Dilakukan Ibu untuk Pencegahan Agar Tidak Tersedak pada

Anak Usia Toddler

5.3.1 Pencegahan tersedak

Dari hasil penelitian bahwa pencegahan tersedak meliputi

tindakan antisipasi yang mengatakan bahwa pencegahan saat anak

tersedak yaitu makan diawasi, makan disuruh duduk jangan sambil

bicara ataupun ketawa agar tidak tersedak. Kesibukan yang dilakukan

anggota keluarga tidak memperhatikan anaknya sehingga saat

bermain bisa mengalami tersedak sebagian besar yang mengasuh

anaknya ialah seorang ibu, maka dari itu sebagai ibu lebih baik

Page 64: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

52

mengawasi dan memperhatikan tingkah laku dari anaknya mungkin

untuk pengalamanan agar tidak teledor mengawasi anak saat makan.

Menurut Tilong (2014), pencegahan pada anak tersedak

antara lain ajari anak agar tidak memasukan sesuatu ke dalam mulut

selain makanan, jangan berikan makan yang kecil, keras dan bulat,

ajari anak untuk mengunyah makanan dengan benar, awasi anak

ketika makan, jangan biarkan anak berlari-lari ketika makan, periksa

mainan yang memiliki bagian-bagian kecil yang dapat lepas.

Berdasarkan hasil penelitian dengan teori bahwa

pencegahan tersedak pada anak harus diawasi, makan sambil duduk

tidak lari – lari ataupun berbicara jadi hasil pernyataan dari partisipan

sesuai dengan teori yang ada.

5.4 Respon Psikologi Ibu dalam Menangani Anak Tersedak pada Usia Toddler

5.4.1 Reaksi psikologis orangtua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi psikologis

orangtua meliputi kecemasan dan kemarahan. Partisipan mengatakan

bahwa saat anaknya tersedak ibu merasa panik, takut, khawatir karena

takut saat melihat anaknya tersedak takut kalau benda asing yang

ketelen tidak bisa keluar karena itu ibu merasa cemas saat kejadian

tersedak begitu juga dengan keluarganya mereka mengatakan saat

khawatir dan marah atas keteledoran ibu saat mengasuh buah hatinya.

Page 65: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

53

Sungguh itu buat pengalaman mereka sebagai orangtua untuk lebih

mengawasi buah hatinya.

Menurut teori Yusuf (2008) bahwa reaksi

psikologis merupakan gelisah, cemas, sering marah-marah bersikap

agresif baik secara verbal seperti berkata-kata kasar, maupun non

verbal seperti menendang-nendang, membanting pintu atau

memecahkan barang-barang. Kecemasan adalah rasa khawatir , takut

yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan yang

besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang

menyimpang ataupun yang terganggu (Singgih & Gunarsa, 2008).

Kemarahan dan agresi adalah perasaan jengkel sebagai

respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. Reaksi

umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan

agresi. Agresi merupakan kemarahan yang meluap-luap, dan orang

melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar,

kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha

membunuh orang (Yusuf, 2008).

Menurut penjelasan peneliti perilaku ibu menjadi panik dan

tentu menjadi cemas anaknya akan meninggal. Hal tersebut dapat

terjadi karena kurang pengetahuan dan berdampak pada perilaku ibu

dalam menangani tersedak pada anak. Apabila perilaku ibu dalam

penanganan tersedak pada anak betul maka anak akan terhindar dari

ancaman kematian dan tidak ada luka dalam setelah dilakukan

Page 66: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

54

tindakan, sebaliknya bila perilaku ibu dalam penanganan

tersedak pada anak salah maka akan terjadi luka dalam yang ibu tidak

tahu sehingga bisa menyebabkan kematian pada anak tersebut.

5.4.2 Respon anak saat kejadian tersedak

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa respon anak saat kejadian tersedak meliputi

respon motorik anak dan respon psikologis anak. Dari partisipan

mengatakan saat kejadian tersedak anaknya ketakutan karena tidak

bisa bernafas dan banyak orang – orang sekitar yang mendekat

melihat keadaaan anaknya dan anaknya juga nangis terus menerus

sampai megap – megap sedangkan dari partisipan yang lain

mengatakan bahwa waktu tersedak anaknya merasa ketakutan sekali

bahkan disertai kejang – kejang muka merah mungkin waktu itu ibu

juga menenangin anaknya agar tetap tenang tapi pada akhirnya benda

asing yang ketelen itu bisa keluar.

Menurut teori respon merupakan reaksi komunikan sebagai

dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara

langsung maupun tidak langsung (Supartini, 2004). Respon berasal

dari kata response yang berarti tanggapan (reaction) atau balasan.

Respon merupakan istilah psikologi yang digunakan untuk

menyebutkan reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca

indera. Hal yang menunjang dan melatarbelakangi ukuran sebuah

Page 67: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

55

respon adalah sikap. Respon pada prosesnya didahului sikap

seseorang karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan

seseorang untuk bertingkah laku jika menghadapi suatu rangsangan

tertentu. Respon juga diartikan sebagai suatu tingkah laku atau sikap

yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian,

pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan

pada suatu fenomena tertentu (Sobur, 2003).

Teori yang disebutkkan oleh Hurlock (2003) mengemukakan

bahwa perkembangan respon motorik anak adalah suatu proses

kematangan yang berhubungan dengan aspek deferensial bentuk atau

fungsi termasuk perubahan sosial emosional. Proses motorik adalah

gerakan yang langsung melibatkan otot untuk bergerak dan proses

persyaratan yang menjadikan seseorang mampu menggerakkan

anggota tubuhnya ( tangan, kaki, dan anggota tubuhnya). Dari hasil

penelitian bahwa repon motorik menunjukkan bahwa saat tersedak

anaknya mengalami kejang – kejang dan menangis sampai megap –

megap.

Respon psikologis merupakan tanggapan, tingkah laku atau

sikap terhadap rangsangan/ masalah tertentu yang berkaitan dengan

keadaan jiwa individu. Respon psikologi meliputi emosi yang

merupakan perasaan yang dialami manusia. Emosi cenderung terkait

stress dimana individu menggunakan keadaan emosionalnya

untuk mengevaluasi stress dan pengalaman emosional. Reaksi

Page 68: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

56

emosional terhadap stres yaitu rasa takut, fobia, kecemasan, perasaan

sedih dan marah (Sarafino, 2006).

Dari kasus penelitian menunjukan saat anaknya tersedak

juga mengalami ketakutan, menangis dan fobia karena ibu

mengatakan bahwa saat tersedak anaknya merasakan ketakutan tidak

bisa bernafas dan waktu kejadian banyak ibu – ibu yang lain pada

mendekat untuk mengetahui keadaaan anaknya sehingga anaknya

merasa takut dan menangis bahwa akan kejadian tersedak benda asing

bisa membuat anak menjadi fobia.

Page 69: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

57

BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dari kata kunci yang telah didapat dalam penelitian ini. Maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut

1. Pengetahuan Ibu Tentang Anak Tersedak Pada Usia Toddler

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini tema – tema

yang dihasilkan adalah kegawatan respirasi meliputi hambatan bernafas

dan dampak akhir tersedak dan tema yang kedua penyebab tersedak

meliputi benda asing dan situasi tersedak.

2. Pengalaman Ibu dalam Menangani Anak Tersedak pada Usia Toddler

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini tema – tema

yang dihasilkan adalah faktor resiko tersedak meliputi kurang

pendampingan dan kurang pengawasan, tema yang kedua penanganan

tersedak meliputi penolong dan pertolongan pertama dan tema ketiga

lokasi kejadian tersedak meliputi tempat.

3. Tindakan yang Dilakukan Ibu untuk Pencegahan Agar tidak Tersedak

pada Anak Usia Toddler

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini tema yang

dihasilkan adalah pencegahan tersedak meliputi tindakan antisipasi.

Page 70: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

58

4. Respon Psikologi Ibu dalam Menangani Anak Tersedak pada Usia Toddler

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini tema – tema

yang dihasilkan adalah reaksi psikologis orangtua meliputi kecemasan dan

kemarahan dan tema yang kedua respon anak saat terjadi tersedak meliputi

respon motorik anak dan respon psikologis anak.

6.2 SARAN

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat mengetahui tentang kejadian tersedak berkaitan

dengan pengalaman orang tua dalam menangani anak usia toddler yang

tersedak sehingga masyarakat dapat mengantisipasi kejadian tersedak

dengan pengawasan dan pendampingan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi Institusi Prodi S1 Keparawatan Stikes

Kusuma Husada Surakarta dalam memberikan ilmu terkait

kegawatdaruratan komunitas, sehingga dapat sebagai acuan dalam proses

belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai acuan bagi peneliti lain untuk dapat meneliti kembali

faktor - faktor yang mempengaruhi tersedak antara lain kurang

pengawasan dan kurang pendampingan bagi anak, sehingga dapat

menambah ilmu pengetahuan tentang penelitian dalam penanganan

tersedak.

Page 71: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

59

4. Bagi Peneliti

Peneliti diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

berkomunikasi dengan masyarakat tentang mencari informasi kejadian

tersedak dan secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan peneliti

tentang pengalaman masyarakat dalam menangani tersedak usiatoddler.

Page 72: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

DAFTAR PUSTAKA

Ade, Benih, Nirwana. (2011). Psikologi bayi, balita & anak. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Adi, D, Tilong. (2014). Buku lengkap pertolongan pertama pada beragam

penyakit.Yogjakarta: Flash Books

Alex, Sobur. (2003). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.

Alwi, Hasan. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

American Academy of Pediatrics.(2010). Policy statement prevention of choking

among children.Pediatrics, 125(3), 601-607.

American College of Emergency Physicians. (2005). What to do in a medical

emergency. advanci emergency care, 1-42.

Beth, Cecily, L. & Sowden, Llinda, A. (2002).Buku saku keperawatan

pediatric.jakarta: EGC

C Cyr Canadian Paediatric Society.(2012). Preventing Choking And Suffocation

In Children.Paediatr child health;17(2):91-2.

Committee On Injury, Violence, And Poison Prevention. (2010). Policy

Statement—Prevention of Choking Among Children.American Academy

of Pediatrics. 125, 601-607

Daisy, Widiastuti.& Imral, Chair. (2003). Aspirasi kacang pada anak. FKUI,

Jakarta,4(4): 186 – 191.

Depdiknas. (2007). Pedoman pengembangan fisik motorik di taman kanak kanak.

Jakarta.

Fadhlia.(2011).Profil penderita aspirasi benda asing di traktus trakheobronkial di

RSUP H. Adam Malik Medan tahun2006-2010.Tesis.Universitas

Sumatera Utara, Medan, Indonesia.

Harry, A, Asroel.(2007). Ekstraksi benda asing di bronkus dan esofagus. Fakultas

Kedokteran Uniservitas Sumatera Utara.

Hidayat. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia, aplikasi konsep dan proses

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Page 73: PROGRAM STUDI S STIKES KUSUMA HUSADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-vivikrisro... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

Hull, D. & Johnston, D. (2008). Dasar-dasar pediatri (Essential Paediatrics)

3rd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hurlock, E, B. (2003). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan (5th ed.). Jakarta: Erlangga.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Jakarta: Balai Pustaka

Lansky & Vicky.(2007). Tip praktis mengasuh anak. Jagakarsa: Trans Media.

Mubarak, W, I. (2007). Promi kesehatan sebuah pengantar proses belajar

mengajar dalam pendidikan. Yogjakarta: Graha Ilmu

Notoatmodjo.(2010). Pendidikan dan perilaku kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

Novialdi, Sukri, Rahman. (2010). Benda asing batu kerikil di

bronkus.Tesis.Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang

Indonesia.

Polit, D, F., Beck, C, T. and Hungler, B, P. (2006). Nursing research: Principles

and methods. 7th edition.Philadelpia.Lippincott William and willkins.

Potter, P, A & Perry, A, G. (2005).Fundamental of nursing: concepts, process,

and practice. Edisi 4. Cetakan Kesatu. Jakarta: EGC.

Yadap, S.P, Singh, J., Aggarwal, N. (2007). A Goel. Airway foreign bodies in

children: experience of 132 cases. Singapore Med J, 48(9): 850 – 3.

Sarafino, E. P, (2006). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. Fifth

Edition.USA: John Wiley & Sons.

Setiadi.(2013). Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Shelov, Steven, P. (2004). Panduan lengkap perawatan untuk bayi dan balita,

Jakarta: Arcan.

Singgih, D, Gunarsa. (2008). Psikologi Perawatan.Jakarta: Gunung Mulia.

Smith SA, Norris, B. (2003). Reducing the risk of choking hazards: mouthing

behavior of children aged 1 month to 5 years. Inj ControlSaf Promot,

10(3):145–154.

Soepardi, E, A. & Iskandar, N. (2001).Buku ajar ilmu kesehatantelinga – hidung –

tenggorok – kepala leher. Jakarta: FKUI.