TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Maria Flora Arestinatha NIM: 021114004 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
174
Embed
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN … · Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Maria Flora Arestinatha ... kerja keras, dan kekecewaan ... SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR
YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN
BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Maria Flora Arestinatha
NIM: 021114004
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
2
TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR
YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN
BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Maria Flora Arestinatha
NIM: 021114004
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
3
SKRIPSI
TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR
YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN
DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008
Oleh:
Maria Flora Arestinatha
NIM: 021114004
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Drs. Puji Purnomo, M.Si Tanggal 30 Mei 2008
Pembimbing II
Drs. A. Samana, M.Pd Tanggal 30 Mei 2008
ii
4
SKRIPSI
TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR
YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN
DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Maria Flora Arestinatha
NIM: 021114004
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
Pada tanggal 10 Juni 2008
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. …………………
Sekretaris : Fajar Santoadi, S.Pd. …………………
Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si. …………………
Anggota : Drs. A. Samana, M.Pd. …………………
Anggota : Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. …………………
Yogyakarta,10 Juni 2008 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan
Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph. D
iii
5
MOTTO “Tidak ada sesuatu yang berharga yang dicapai tanpa kesabaran, kerja keras, dan kekecewaan…” “Jika kamu berpikir kamu lelah, ya kamu lelah Jika kamu berpikir kamu tidak berani, ya kamu tidak berani Jika kamu berpikir kamu akan kalah, kamu sudah kalah” “Kamu harus yakin dengan dirimu sebelum kamu bisa memenangkan penghargaan. Pergulatan hidup tidak selalu berjalan kearah orang yang lebih kuat atau lebih cepat, namun cepat atau lambat orang yang menang adalah orang yang berpikir DIA BISA….!!!!”
Penulis
iv
6
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Kedua orangtuaku yang telah mendukung dan memberi motivasi kepadaku.
Semua tenaga pengajar (dosen) prodi BK USD, khususnya dosen yang telah membimbingku dalam penyusunan skripsi ini.
Prodi BK USD yang telah menjadi tempat belajarku untuk menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab.
v
7
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Mei 2008
Penulis
Maria Flora Arestinatha
vi
8
ABSTRAK TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR
YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN AJARAN 2007/2008
Maria Flora Arestinatha
Universitas Sanata Dharma 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat
pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008. Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah “sejauhmanakah tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008?”
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek uji coba adalah siswa kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 32 siswa, sedangkan untuk subjek penelitian adalah siswa kelas XI IA1, XI IA2, XI IS1, XI IS2, dan XI IS3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 175 siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner Tingkat Kegunaan Bimbingan dan Konseling yang disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner tersebut terdiri dari pernyataan-pernyataan yang memuat 4 bidang bimbingan dan konseling, yaitu bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier. Total item berjumlah 72 butir.
Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan peringkat berdasarkan rumus PAP II. Tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008 digolongkan menjadi 5, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah.
Hasil penelitian ini adalah tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008 yang termasuk dalam kualifikasi “sangat tinggi” ada 83 orang (47,43%), yang termasuk dalam kualifikasi “tinggi” ada 89 orang (50,86%), yang termasuk dalam kualifikasi “sedang” ada 3 orang (1,71%), dan tidak ada subjek penelitian (0%) yang termasuk dalam kualifikasi “rendah” dan “sangat rendah”. Ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008 tergolong tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka diusulkan agar kegiatan bimbingan dan konseling dapat lebih ditingkatkan lagi kualitas pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dengan sasaran yang jelas misalnya dengan mengadakan survey kebutuhan agar sasaran yang diberikan tepat sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga siswa lebih memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah yang berguna demi perkembangan pribadi para siswa.
vii
9
ABSTRACT THE ACKNOWLEDGEMENT LEVEL OF THE XI GRADE STUDENTS
OF SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA ON THE BENEFITS OF GUIDANCE AND
COUNSELING ACTIVITY IN 2007/2008
Maria Flora Arestinatha
Sanata Dharma University 2008
This research aimed to figure out the acknowledgement level of the XI grade students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the benefits of guidance and counseling activity in 2007/2008. The problem formulation of the research was ‘to what extent the acknowledgment level of the XI grade students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the benefits of guidance and counseling activity in 2007/2008?’ The research was a descriptive research. The subject of the experiment were the 32 students of XI IPS2 class SMA Pangudi Luhur Sedayu, while the subject of the research was all students of XI IA1, XI IA2, XI IS1, XI IS2, and XI IS3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta numbered 175 people. The research instrument used in this research was the usefulness level of guidance and counseling questionnaire individually designed by the researcher. The questionnaire consisted of questions which involve 4 subjects of guidance and counseling, i.e. personality, social, study, and career. There were 72 items. The technique applied to analyze the data is the measurement of the percentage and the degree based on PAP II formula. The acknowledgment level of the XI grade students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the benefits of guidance and counseling activity in 2007/2008 was classified into 5, very high, high, average, low, and very low. The result of the research showed that there were 83 students (47,43%) classified as ‘very high’ in the acknowledgement level of the XI grade students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the benefits of guidance and counseling activity in 2007/2008. While, there were 89 students (50,86%) classified into ‘high’, 3 students (1,71%) classified as ‘average’, and there was no student (0%) classified as ‘low’ and ‘very low’. This shows that the acknowledgement level of the XI grade students of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on benefits of guidance and counseling activity in 2007/2008 is high. Based on the result of the research, therefore, it can be suggested that the guidance and counseling activity needs to be improved in the quality of the service with more accurate and clear aim in 4 subjects; personality, social, study and career so that the students will understand and acknowledge more about the benefits of guidance and counseling at school which is useful for their personal development.
viii
10
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama: Maria Flora Arestinatha
Nomor Mahasiswa: 021114004
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Uiversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Tingkat Pemahaman
Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Terhadap Kegunaan Kegiatan
Bimbingan dan Konseling tahun ajaran 2007/2008” beserta perangkat yang
diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis,
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal 01 Juli 2008
Yang menyatakan
(Maria Flora Arestinatha)
ix
11
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas perhatian dan
perlindungan-Nya, sehingga Program penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat
kelulusan dan memperoleh gelar sarjana. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
keberhasilan dan kelancaran penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bpk Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah mengesahkan skripsi ini.
2. Ibu Dr. M.M Sri Hastuti,M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling dan juga sebagai dosen penguji yang telah memberikan koreksi dan
masukan yang sangat berharga demi perbaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan mendampingi peneliti dengan penuh kesabaran serta selalu
memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dan memotivasi peneliti
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. A. Samana, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang tidak segan-segan
memberikan masukan-masukan yang sangat berguna kepada peneliti terutama
dalam penyusunan kalimat.
5. Segenap tenaga pengajar (dosen) dan karyawan Program Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah banyak mendukung studi peneliti sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi.
6. Bpk Fajar Santoadi, S.Pd., Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dalam proses
administrasi ujian pendadaran.
7. Bapak Drs. Markus Padmonegoro sebagai kepala sekolah SMA Pangudi
Luhur Sedayu Yogyakarta yang telah mempermudah pelaksanaan penelitian.
8. Ibu Peni dan Ibu Susi sebagai Koordinator BK SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta, yang selalu mendukung peneliti dalam penyelesaian skripsi.
x
12
9. Tenaga pengajar dan karyawan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang
menerima peneliti dengan tangan terbuka.
10. Siswa-siswi kelas XI IS2 SMA Pangudi Luhur sedayu dan seluruh siswa-siswi
kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang sudi bekerja sama dengan
peneliti pada waktu pelaksanaan uji coba penelitian.
11. Orangtuaku atas semua bimbingan dan dukungannya baik secara material
maupun spiritual.
12. Om Didik yang telah membantuku memberi semangat dalam menyelesaikan
skripsi dan memberikan jalan keluar terhadap masalah yang kuhadapi, dan
menyediakan sarana untuk menyelesaikan skripsiku, “…Lunas ya Om…^_^”.
13. Teman-teman satu angkatan 2002 yang selama ini memberikan keceriaan dan
kekompakan kalian selama kuliah, “Uning, Sari, Dina, Ula, Suster Vero,
Suster Noren, Frater Paul, Eka, Eni, Tuti, Siska, Nana, Riris, Ola, dan
semuanya….Miss u all….”
14. Nena yang telah memberikan bantuannya dalam menyemangati dan
memberikan masukan yang berguna bagi peneliti.
15. Ina dan Nadia teman seperjuanganku selama mengerjakan skripsi, dan juga
pemberi semangat buatku di saat aku jatuh. “friieenndd…..Finished..
makasiiihhh… banget bwt dorongan kalian selama ini….”
16. Mas Gugun yang telah sabar mengajariku program SPSS.
17. Andreas Setyo Nugroho yang dengan sabar menuggu peneliti untuk
menyelesaikan skripsinya dan memberi semangat di saat-saat terakhir.
18. Semua pihak yang telah membantu praktikan dalam melaksanakan PPL dan
dalam menyusun laporan ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu
peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.
Penulis
xi
13
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii
7. Kualifikasi tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling................. 106
8. Total skor setiap sub bidang kegiatan bimbingan dan konseling.................. 111
9. Surat permohonan ijin penelitian.................................................................. 155
10. Surat pernyataan melakukan penelitian........................................................ 159
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Layanan bimbingan dan konseling dewasa ini sudah cukup
berkembang di sekolah-sekolah, terutama di SMA, SMK, SMP, bahkan SD.
Sekolah yang ingin agar perkembangan diri muridnya optimal, umumnya
memberikan pelayanan bimbingan dan konseling dengan serius. Agar
pelayanan bimbingan dan konseling dapat terencana dengan baik, maka perlu
disusun program bimbingan dan konseling.
Sekolah yang memberikan pelayanan bimbingan dan konseling tanpa
membuat program bimbingan dan konseling terlebih dahulu kurang
berdampak positif karena bimbingan dan konseling yang paling berhasil bila
dilaksanakan dalam tim yang terdiri dari guru pembimbing dan guru bidang
studi. (Sukardi,1983:155)
Program bimbingan dan konseling adalah suatu rangkaian kegiatan
bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode
waktu tertentu. Kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan dan
dilaksanakan akan membawa hasil yang diharapkan.
Apabila pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan
dengan baik, tentunya dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan
perkembangan kehidupan para siswa. Manfaat tersebut merupakan hasil dari
terlaksananya fungsi pelayanan bimbingan dan konseling. Adapun fungsi
2
pelayanan bimbingan dan konseling menurut Achmad Juntika dan Akur
Sudianto (2005:15), adalah sebagai berikut:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.
b. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Kegiatan fungsi penyaluran ini meliputi bantuan untuk memantapkan kegiatan belajar di sekolah. Dalam melaksanakan fungsi, guru pembimbing perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di sekolah maupun di luar sekolah.
c. Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai para peserta didik, guru pembimbing dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik secara tepat, baik dalam mengelola memilih materi pelajaran yang tepat maupun dalam mengadaptasikan bahan pelajaran pada kecepatan dan kemampuan peserta didik.
d. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan masalah.
Prayitno (1987:12) mengatakan bahwa masih ada kesalahpahaman
peran bimbingan dan konseling di sekolah. Guru pembimbing dianggap
sebagai polisi sekolah, bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi siswa
tertentu saja, bimbingan dan konseling dinilai memakai cara yang sama untuk
memecahkan semua masalah, selain itu bimbingan dan konseling dianggap
sebagai pemberian nasehat. Hal ini mengakibatkan siswa enggan berkonsultasi
dan kurang memanfaatkan fasilitas layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan oleh sekolah.
Padahal para siswa biasanya mengalami masalah-masalah pribadi,
seperti masalah mengenai kekurangan yang ada dalam diri, masalah pergaulan
3
dengan teman di sekolah, masalah cara mengatur belajar yang efisien, dan
masalah pemilihan jurusan. Ada siswa yang mengalami masalah tetapi ia
dapat menyelesaikan masalahnya, tetapi ada juga siswa yang mengalami
masalah tetapi ia tidak dapat menyelesaikan masalahnya, maka siswa itu
berada dalam keadaan bingung, dan ia membutuhkan bantuan orang lain untuk
dapat menyelesaikan masalahnya itu. Berkaitan dengan ini Gunarsa (1984: 19)
menyatakan bahwa: “Para remaja, pada umumnya merasa kebingungan untuk
menyelesaikan masalah itu sendiri, maka dari itu remaja banyak memerlukan
uluran tangan dari pihak lain untuk dapat membantu menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapi”.
Bimbingan dan konseling dilaksanakan secara teratur setiap
minggunya. Kegiatan bimbingan klasikal dilaksanakan pada jam khusus dan
terjadwal, sedangkan kegiatan konseling tersedia selama jam sekolah.
Berkaitan dengan hal di atas, maka timbul pertanyaan apakah siswa
selama ini memahami dan merasakan manfaat dalam menggunakan kegiatan
layanan bimbingan dan konseling tersebut demi mencapai perkembangan
dirinya?
B. Rumusan Masalah
Sejauhmanakah tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling
tahun ajaran 2007/2008?
4
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bekal di kemudian hari
untuk mendampingi dan memberikan pelayanan melalui bidang-bidang
bimbingan dan konseling.
2. Bagi guru pembimbing SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi guru
pembimbing untuk dapat meningkatkan program kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah sesuai dengan bidang-bidang bimbingan dan
konseling.
3. Bagi peneliti lain.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling dan dapat
memberikan inspirasi dalam melakukan penelitian lain yang sama.
5
E. Definisi Operasional Variabel
1. Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap sifat, arti, dan mampu
menerangkan hal tersebut secara lengkap dan jelas dengan bahasanya
sendiri.
2. Kegunaan.
Kegunaan adalah manfaat yang diperoleh setelah melakukan sesuatu
kegiatan
3. Bimbingan.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu secara terus-
menerus dan sistematik oleh guru pembimbing agar individu atau
sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. (Sukardi 2002: 20)
4. Konseling.
Konseling adalah pemberian bantuan yang dilakukan secara tatap muka
antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, dan
manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan
atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini
dan mungkin di masa yang akan datang (Sukardi 2002: 22).
5. Tingkat pemahaman kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling.
Tingkat pemahaman kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling adalah
tingkat sejauhmana siswa memahami dan memperoleh kegunaan atau
manfaat dalam layanan bimbingan dan konseling untuk mencapai
6
perkembangan dirinya, yang mencakup empat bidang, yaitu pribadi, sosial,
belajar, dan karier.
6. Siswa kelas XI SMA.
Adalah siswa yang berusia sekitar 16-19 tahun.
7. SMA Pangudi luhur Yogyakarta.
Adalah Sekolah Menengah Atas yang berada di bawah Yayasan Pangudi
Luhur. Terletak di jalan P. Senopati no. 18 Yogyakarta 55121.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian mengenai teori yang berhubungan dengan topik
penelitian, yaitu:
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
B. Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
C. Pemahaman Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling bagi para Siswa
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Dalam rangka lebih memahami pengertian bimbingan dan konseling,
di bawah ini akan diuraikan dan dibatasi secara lebih jelas.
1. Pengertian Bimbingan
Menurut Sastrapradja (1981), bimbingan diartikan sebagai
pemberian bantuan kepada individu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, realisasi diri
sesuai dengan potensi yang dimilikinya dalam mencapai perkembangan
yang optimal dan penyesuaian diri yang lebih baik dengan lingkungan.
Pada intinya, bimbingan memang bertujuan untuk membantu siswa agar
mampu berkembang secara optimal, sesuai dengan keadaan dirinya.
Pengertian bimbingan menurut Stoops (Djumhur dan M.Surya
dalam Syahril, 1986: 41):
Bimbingan adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai
8
kemampuan secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya maupun bagi masyarakatnya.
Menurut Moegiadi (dalam Winkel, 1997: 66), bimbingan adalah
usaha untuk melengkapi siswa dengan pengetahuan, pengalaman, dan
informasi tentang dirinya sendiri; cara pemberian pertolongan kepada
siswa untuk memahami dan mempergunakan secara efektif dan efisien
segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; sejenis
pelayanan-pelayanan kepada siswa agar mereka dapat menentukan pilihan,
menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis,
sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan di dalam
lingkungan di mana mereka hidup; proses pemberian bantuan atau
pertolongan kepada siswa dalam hal: memahami diri sendiri,
menghubungkan pemahaman dirinya sendiri dan lingkungan, memilih,
menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri
dan tuntutan dari lingkungan. Sama dengan pendapat dari Stoops (1986),
Moegiandi juga menekankan bimbingan pada suatu proses, karena proses
dalam suatu kegiatan bimbingan merupakan hal yang penting
Setelah merujuk pendapat beberapa ahli di atas mengenai
bimbingan, maka secara umum dapat dikatakan bahwa bimbingan
merupakan suatu layanan yang diberikan kepada individu atau kelompok
yang membutuhkan bantuan sesuai dengan kebutuhan mereka, baik dalam
hal membuat pilihan, penyesuaian diri, dll ataupun untuk membantu
mereka dalam pemecahan suatu masalah hidupnya. Kegiatan ini
merupakan proses yang sistematik.
9
2. Pengertian Konseling
Konseling adalah suatu hubungan timbal balik, antara dua orang
individu, dimana yang seorang konselor membantu yang lain (konseli)
agar dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan
masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu
yang akan datang (Djumhur dalam Syahril,1986:43).
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir
(http://mgmpips.wordpress.com).
Prayitno (2004: 105) juga mempunyai pendapat tentang pengertian
konseling, yaitu proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang konselor kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi individu tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa konseling adalah suatu
pemberian bantuan yang diberikan guru pembimbing pada siswa baik
secara individu maupun kelompok dengan tujuan agar mereka dapat
memahami masalah yang sedang mereka hadapi sehingga pada akhirnya
mereka dapat bertanggung jawab terhadap keputusan yang sudah mereka
ambil baik dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir. Di dalam konseling
10
hubungan antara konselor dan konseli memegang peranan penting bagi
keberhasilan konseling. Dalam proses konseling, pada akhirnya konseli
sendirilah yang mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuan
sendiri.
3. Hubungan Bimbingan dan Konseling
Dari pengertian di atas mengenai bimbingan dan konseling dapat
dilihat bahwa bimbingan dan konseling memiliki hubungan yang sangat
erat. Dilihat dari satu sisi, kedua-duanya memiliki arti yang sama yaitu
proses pemberian bantuan kepada siswa atau sekelompok siswa.
Sedangkan jika dilihat dari sisi lain konseling merupakan alat yang utama
dalam pemberian bimbingan. Itu artinya konseling merupakan alat yang
paling utama dalam keseluruhan program bimbingan. Namun ada
perbedaan antara bimbingan dan konseling, yaitu bimbingan bisa
berangkat dari kebutuhan dan masalah siswa, sedangkan konseling hanya
berangkat dari masalah yang dialami siswa aja.
4. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Menurut Syahril (1986:46), ada lima tujuan yang akan dicapai
dengan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu agar siswa:
a. Mengenal diri sendiri dan lingkungan, artinya siswa diharapkan dapat
mengenali kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri dan
lingkungannya di mana ia berada sehingga nantinya siswa dapat
11
memperkirakan apa yang dapat mereka capai sesuai dengan
kemampuannya sendiri.
b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamik,
artinya siswa selain mengenal kelebihan dan kekurangannya juga
mampu menerima diri dan lingkungan apa adanya, baik atau buruk
sehingga pada akhirnya siswa dapat menerima diri sendiri sesuai
dengan apa yang ada dalam diri mereka tanpa ada rasa malu atau
minder.
c. Mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal, artinya siswa
diharapkan mampu membuat keputusan yang mendasari suatu
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan keadaan apa adanya,
sehingga pada akhirnya siswa akan memperoleh kepuasan dalam
dirinya. Misalnya memilih perguruan tinggi yang akan mereka masuki
setelah lulus SMA.
d. Mengarahkan diri sendiri, artinya setelah mengambil keputusan
diharapkan siswa mampu mengarahkan dirinya berdasarkan pada
keputusan yang telah diambil. Misalnya dia ingin mengembangkan
bakatnya, maka siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tertentu
yang ada di sekolahnya.
e. Mewujudkan diri sendiri, artinya dari pengenalan diri dan lingkungan;
penerimaan diri; pengambilan keputusan sendiri; serta pengarahan diri
sendiri, pada akhirnya siswa mampu mewujudkan dirinya sendiri
12
untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang berguna yang sesuai
dengan keadaan dirinya.
Sejalan dengan analisis di atas, Yusuf (1992: 41-42) juga
mempunyai pendapat yang hampir sama tentang tujuan bimbingan dan
konseling, yaitu:
a. Mengenal diri dan lingkungannya, mengenal diri artinya siswa dapat
mengenal kemampuan, bakat, minat, cita-cita, dan nilai hidup yang
dimilikinya demi mencapai perkembangan dirinya. Sedangkan
mengenal lingkungan, berarti siswa dapat mengenal lingkungan baik
secara fisik, sosial, maupun budaya.
b. Mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan hidupnya secara
bijaksana, baik dalam bidang akademik, karier, sosial, dan pribadi.
c. Mengembangkan kemampuannya dan kesanggupannya secara
maksimal.
d. Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana, dalam artian
memberikan bantuan untuk menghilangkan kebiasaan atau sikap yang
buruk atau sikap hidup yang menjadi sumber timbulnya masalah.
e. Mengelola aktivitas kehidupannya, mengembangkan sudut pandang-
nya, dan mengambil keputusan serta mempertanggungjawabkannya.
f. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya.
13
B. Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah meliputi penyusunan
program kegiatan bimbingan dan konseling, bidang kegiatan bimbingan dan
konseling, serta pelayanan bimbingan dan konseling. Berikut ini akan dibahas
lebih lanjut.
1. Program Kegiatan Bimbingan dan Konseling.
Pelayanan kegiatan bimbingan dilaksanakan dengan mengadakan
sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan dilaksanakan secara
terprogram, teratur, dan berkelanjutan. Agar kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah dapat berjalan dengan baik, maka hendaknya
program kegiatan bimbingan dan konseling disusun secara matang, sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai di sekolah yang bersangkutan.
Dalam menyusun program kegiatan bimbingan harus berdasar pada
kebutuhan dan permasalahan siswa. Guru pembimbing yang menyusun
program baru dalam suatu lembaga, harus lebih dulu memperluas
wawasannya tentang bidang bimbingan dan mempelajari segala sesuatu
yang berhubungan dengan lembaga yang akan mempergunakan program
tersebut.
Dalam hubungannya dengan penyusunan program kegiatan
bimbingan dan konseling, Achmad Juntika (2005:28) mengusulkan
langkah-langkah penting yang harus dilakukan oleh guru pembimbing
yaitu: menganalisis kebutuhan dan permasalahan siswa; menentukan
14
tujuan kegiatan bimbingan yang ingin dicapai; menganalisis situasi dan
kondisi sekolah; menentukan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan;
menetapkan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan;
menetapkan orang-orang yang akan melaksanakan kegiatan yang telah
ditetapkan; mempersiapkan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan
bimbingan yang direncanakan; dan yang terakhir memperkirakan tentang
hambatan apa saja yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan
dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut.
Langkah-langkah di atas harus diperhatikan apabila guru
pembimbing akan menyusun program bimbingan yang sesuai dengan
kebutuhan dan permasalahan siswa. Secara umum waktu yang
direncanakan untuk memberikan bimbingan pada siswa yaitu satu kali
pertemuan setiap minggunya untuk masing-masing kelas. Waktu untuk
setiap satu kali pertemuan yaitu 45 menit.
Kegiatan yang akan dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan
bimbingan adalah melakukan survai kebutuhan. Ini merupakan unsur
pokok yang harus dilakukan oleh guru pembimbing dalam rangka
mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2. Bidang Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Bidang kegiatan bimbingan dan konseling yang diberikan pada
siswa meliputi empat bidang, yaitu pribadi, sosial, belajar (akademik), dan
karier.
15
a. Bimbingan dan konseling pribadi sebagai upaya memantapkan
kepribadian dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
mengarah pada pencapaian pribadi yang mantap dengan memperhatikan
keunikan diri dan bidang-bidang permasalahan yang dialami peserta
didik (Juntika, 2005:12-13). Menurut Sukardi, (2002:39) kegiatan
dalam bimbingan dan konseling pribadi meliputi:
1) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan
dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif.
3) Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta dalam
penyaluran dan pengembangannya.
4) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha
penanggulangannya.
5) Pemantapan kemampuan dalam mengambil keputusan.
6) Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang telah diambilnya.
7) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat,
baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
b. Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu siswa
dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah
sosial sehingga siswa mendapatkan penyesuaian yang sebaik-baiknya
16
dalam lingkungan sosialnya (Ahmadi,1977: 21). Menurut Sukardi,
(2002:39-40) kegiatan dalam bimbingan sosial meliputi:
1) Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan
secara efektif.
2) Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat
serta berargumentasi secara dinamik, kreatif, dan produktif.
3) Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik di
rumah, sekolah, tempat bekerja maupun dalam masyarakat.
4) Pemantapan kemampuan pengembangan kecerdasan emosi dalam
hubungan yang dinamik, harmonik dan produktif dengan teman
sebaya baik di lingkungan sekolah yang sama maupun di luar
sekolah.
5) Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi sekolah dan
upaya pelaksanaanya secara dinamik serta bertanggung jawab.
6) Orientasi tentang hidup berkeluarga.
c. Bimbingan dan konseling belajar menurut Sukardi (2002: 40)
merupakan upaya pemberian bantuan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat, mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul
berkaitan dengan tuntutan belajar di sekolah. Kegiatan dalam
bimbingan belajar meliputi:
1) Pemantapan sikap dan kebiasaan dan keterampilan belajar yang
efektif, efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih
bervariasi.
17
2) Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri
maupun kelompok.
3) Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah lanjutan
tingkat atas sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan
kesenian.
4) Pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang
ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat secara luas.
5) Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang
lebih tinggi.
d. Bimbingan dan konseling karier menurut Winkel (1991: 124) adalah
bimbingan dalam mempersiapkan diri siswa menghadapi dunia
pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan (jabatan/profesi tertentu)
serta membekali diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan
yang akan dimasukinya. Menurut Sukardi (2002: 41-42) kegiatan dalam
bimbingan karier meliputi:
1) Pemantapan pemahaman diri berkaitan dengan kecenderungan karir
yang hendak dipilihnya.
2) Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya
karir yang hendak dimasukinya.
3) Pemantapan pengembangan diri berdasarkan IQ dan EQ untuk
pengambilan keputusan pemilihan karir sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
18
4) Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kepentingan hidup.
5) Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi,
khususnya sesuai dengan karir yang hendak dimasukinya.
C. Pemahaman Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling oleh para
Siswa
Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap sifat, arti, dan
mampu menerangkan hal tersebut secara lengkap dan jelas dengan bahasanya
sendiri (Encorta, Dictionary, 2005).
Pemahaman yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang dipahami
siswa berkaitan dengan kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling itu
sendiri yang sesuai dalam bidang-bidangnya yaitu pribadi, sosial, belajar, dan
karier
Dalam www.farhanzen.wordpress.com, manfaat kegiatan bimbingan
dan konseling bagi siswa antara lain sebagai berikut:
1. Memperoleh pemahaman bahwa dirinya memiliki potensi yang dapat
dikembangkan.
2. Memperoleh pengalaman batin yang mendalam tentang berbagai cara
melakukan hubungan dengan orang lain disertai dengan sikap empati
yang tinggi.
19
3. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan atau menetapkan
suatu pilihan dari berbagai kemungkinan berdasarkan pertimbangan yang
matang.
4. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan diri sesuai bakat, minat, dan
harapan yang dicita-citakan.
Para siswa perlu memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan
konseling yang selama ini mereka ikuti di sekolah, karena dengan memahami
kegunaan bimbingan dan konseling, nantinya mereka dapat mengerti dan
bertanggung jawab terhadap persoalan yang mereka hadapi dan nantinya
mereka akan menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab
Setelah para siswa mendapatkan layanan bimbingan dan konseling,
diharapkan mereka dapat mencapat tujuan yang bermanfaat setelah mereka
mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, seperti yang
dikemukakan oleh Sukardi (1983:173), yaitu agar:
1. siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
2. siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, termasuk lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
3. siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
4. siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dan dalam lapangan kerjanya secara nyata.
Perhatian yang cukup dari sekolah terutama guru pembimbing melalui
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat membantu siswa untuk
mencapai tujuan khusus tersebut, karena itu, para siswa diharapkan dapat
memahami serta mengetahui kegunaan atau manfaat dari kegiatan pelayanan
20
bimbingan dan konseling baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, maupun
dalam bidang karier.
Namun seringkali kegiatan bimbingan dan konseling yang diadakan di
sekolah bagi siswa menimbulkan berbagai respon atau tanggapan. Ada yang
menyetujui dan menganggap bimbingan diperlukan, namun ada pula yang
beranggapan bahwa bimbingan hanya dibutuhkan oleh siswa tertentu saja
(yang bermasalah) serta ada pula yang menganggap bimbingan itu tidak perlu
ada. Tanggapan-tanggapan tersebut berdasar pada pengalaman siswa sendiri
terhadap pemanfaatan pelayanan bimbingan dan konseling.
Adanya berbagai respon dari siswa tersebut tidak dapat menghapus
kenyataan bahwa pelayanan bimbingan dapat membantu siswa untuk
menghadapi berbagai kesulitan yang ada. Di samping itu, pelayanan
bimbingan juga dapat mencegah timbulnya ketidakpuasan terhadap diri siswa
sendiri.
Melihat berbagai respon dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi para
siswa, maka pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tetap diperlukan
siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
Siswa menghadapi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan
kegiatan akademik di sekolah. Ketika remaja memasuki sekolah yang baru, ia
dihadapkan pada berbagai masalah, seperti: menyesuaikan diri dengan
pelajaran baru, lingkungan sekolah, tata tertib sekolah, cara belajar, cara
membagi waktu belajar, mempersiapkan ulangan dan belajar kelompok.
Dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah, para siswa akan
21
menghadapi masalah-masalah seperti: memilih mata pelajaran yang sesuai,
memilih kegiatan ekstrakurikuler dan memilih jurusan yang cocok
(Djumhur,1975:17-24).
Lewat upaya ini siswa diharapkan agar dapat mengukur kemampuan
diri pribadinya, sehingga potensinya bisa terungkap melalui kegiatan
bimbingan dan konseling di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ini. Bahkan
sebetulnya jika kegiatan bimbingan dan konseling berjalan baik di setiap
jenjang tingkatan pendidikan di sekolah, khususnya di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta tentu sangat besar manfaat yang bisa dirasakan berbagai pihak.
Baik masyarakat sekolah, yakni kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua
juga masyarakat luar yang terkadang turut memberikan penilaian terhadap
kualitas seorang lulusan suatu sekolah.
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas jenis penelitian, populasi penelitian, alat
pengumpul data, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.
D. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat
penelitian dilakukan (Furchan, 1982:412). Untuk mendapatkan data yang
lengkap, maka metode yang digunakan adalah metode survei. Survei bertujuan
untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
tahun ajaran 2007/2008.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008. Alasan peneliti memilih kelas XI karena
siswa kelas XI memiliki pengalaman yang cukup dalam melakukan kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah sejak mereka berada di kelas X sehingga
mereka memiliki pemahaman yang cukup mengenai manfaat atau kegunaan
apa yang mereka dapatkan setelah mengikuti kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah. Untuk kelas X dan kelas XII tidak dipilih sebagai
populasi penelitian. Menurut peneliti, kelas X masih menjalani proses adaptasi
23
dari masa SMP menjadi SMA. Sedangkan untuk kelas XII, mereka sedang
dipersiapkan untuk menghadapi masa ujian dan peneliti tidak ingin
mengganggu konsentrasi mereka.
Untuk subjek uji coba kuesioner, peneliti menggunakan siswa kelas XI
IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 32 orang. Jumlah
pengambilan subjek ditetapkan berdasarkan dua pertimbangan, yaitu jumlah
sampel (n) minimal 30 orang dan jumlah jumlah anggota sampel yang
representatif dalam penelitian deskriptif untuk mewakili anggota populasi
minimal 10%-20% dari jumlah anggota populasi (Furchan, 1982: 198).
Sedangkan untuk subjek penelitian, adalah siswa kelas XI SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta yang berjumlah 191 siswa terdiri dari 36 siswa
kelas XI IPA1, 33 siswa kelas IPA2, 40 siswa kelas XI IPS1, 42 kelas
XI IPS2, dan 40 siswa kelas XI IPS3. Namun pada kenyataannya, kuesioner
yang kembali hanya sebanyak 175 eksemplar. Hal itu dikarenakan ada
beberapa siswa yang pada saat penelitian dilakukan tidak hadir di kelas,
sehingga pada akhirnya data yang dapat diolah hanya berjumlah 175
eksemplar.
Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Pemahaman Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling.
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang bertujuan mengungkap
pemahaman siswa tentang kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling.
24
Kuesioner disusun berdasarkan empat bidang kegiatan bimbingan dan
konseling yang diutarakan oleh Sukardi (2002: 39-42), yaitu:
a. Bidang bimbingan dan konseling pribadi.
b. Bidang bimbingan dan konseling sosial.
c. Bidang bimbingan dan konseling belajar.
d. Bidang bimbingan dan konseling karier.
Kuesioner ini memuat pernyataan-pernyataan yang meng-
ungkapkan tentang pemahaman siswa terhadap kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling. Dari segi cara menjawab, peneliti menggunakan
kuesioner yang bersifat tertutup. Kuesioner tersebut berisi pernyataan
dengan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban
yang tersedia sesuai dengan dirinya. Pilihan jawaban berbentuk skala
bertingkat yang terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu: “sangat setuju”,
“setuju”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju”.
Tabel 1. Skoring
Alternatif Jawaban Skor Sangat setuju 4 Setuju 3 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1
Setiap pilihan jawaban untuk pernyataan positif (favourable) diberi
skor berturut-turut 4,3,2,1. namun dalam penelitian ini peneliti hanya
menggunakan pernyataan positif, sehingga dalam memberikan skor pada
setiap pernyataan berturut-turut yaitu 4,3,2,1. Adapun alasan peneliti
menggunakan pernyataan-pernyataan positif, karena jika pernyataan-
25
pernyataan dalam kuesioner tersebut disusun secara positif dan negatif,
maka dapat menyebabkan suatu pernyataan menjadi ambigu yaitu suatu
kata yang mempunyai pengertian lebih dari satu atau banyak.
Tabel 2. Indikator-indikator Penyusunan Kuesioner Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling menurut Sukardi
No VARIABEL SUB VARIABEL No.
Item Jumlah
Item 1. Bidang bimbingan
dan konseling pribadi
a. Siswa memiliki sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME.
b. Siswa memahami tentang kekuatan diri dan pengem-bangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif.
c. Siswa memahami tentang bakat dan minat pribadi serta dalam penyaluran dan pengembangannya.
d. Siswa memahami tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
e. Siswa mampu dalam meng-ambil keputusan.
f. Siswa mampu mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
g. Siswa memiliki kemantapan dalam merencanakan dan menyelenggarakan hidup se-hat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
1-19 19
2. Bidang bimbingan dan konseling sosial
a. Siswa mampu berkomuni-kasi baik secara lisan mau-pun tulisan secara efektif.
b. Siswa mampu menerima dan mengemukakan pendapat se-rta berargumentasi secara di-namik kreatif dan produktif.
c. Siswa mampu bersikap da-
20-38 19
26
lam berhubungan sosial baik di rumah, sekolah, tempat bekerja, maupun dalam mas-yarakat.
d. Siswa mampu mengembang-kan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamik, harmonik, dan produktif dengan teman sebaya baik di lingkungan sekolah yang sama maupun di luar lingkungan sekolah.
e. Siswa memahami tentang peraturan, kondisi sekolah dan upaya pelaksanaannya secara dinamik dan bertang-gung jawab
f. Siswa memiliki orientasi tentang hidup berkeluarga.
3. Bidang bimbingan dan konseling belajar
a. Siswa memiliki sikap dan kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif, efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih bervariasi.
b. Siswa mempunyai disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.
c. Siswa dapat menguasai materi program belajar di sekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan perkembangan ilmu,teknologi dan kesenian.
d. Siswa dapat memahami dan memanfaatkan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan seki-tar, keluarga dan masyarakat secara luas.
e. Siswa memiliki orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.
39-56 18
27
4. Bidang bimbingan dan konseling karier
a. Siswa dapat mengenal dirinya berkaitan dengan kecenderungan karir yang hendak dipilihnya.
b. Siswa memiliki orientasi dan informasi karir pada umum-nya, khususnya karir yang hendak dimasukinya.
c. Siswa dapat memantapkan dan mengembangkan diri berdasar-kan IQ dan EQ untuk pengambilan keputus-an pemilihan karir sesuai dengan potensi yang di-milikinya.
d. Siswa mempunyai orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kepentingan hidup.
e. Siswa memiliki orientasi dan informasi terhadap pendidi-kan yang lebih tinggi, khu-susnya sesuai dengan karir yang hendak dimasukinya.
57-72 16
Jumlah total item 72
2. Uji coba kuesioner pemahaman kegunaan kegiatan bimbingan dan
konseling.
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian yang
sesungguhnya, kuesioner ini harus diujicobakan dahulu sehingga kualitas
dari kuesioner tersebut dapat diandalkan. Kualitas yang dimaksud adalah
tingkat validitas dan reabilitas dari kuesioner tersebut. Langkah-langkah
dalam melaksanakan uji coba sebagai berikut:
a. Peneliti menyusun kuesioner berdasarkan kisi-kisi dengan bantuan
dosen pembimbing.
28
b. Peneliti menemui Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu untuk
meminta ijin melakukan uji coba penelitian di sekolah yang
bersangkutan. Kemudian Kepala Sekolah menyarankan untuk
melakukan uji coba pada tanggal 7 Januari 2008 setelah libur natal.
c. Peneliti meminta surat ijin resmi dari pihak Universitas Sanata Dharma
(Prodi BK) untuk melakukan uji coba kuesioner di SMA Pangudi Luhur
Sedayu, kemudian menyerahkannya kepada Kepala Sekolah.
d. Pada hari yang ditentukan, peneliti melakukan uji coba di kelas XI
IPS 2 pada pukul 10.00 setelah istirahat.
e. Setelah selesai, peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh
para siswa.
Uji coba kuesioner dilaksanakan pada tanggal 7 januari 2008
dengan jumlah responden 32 siswa.
Dari uji coba yang dilakukan, peneliti dapat mengetahui berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner, yakni kurang lebih
30menit. Dari uji coba tersebut ternyata ada beberapa kekurangan dari
peneliti dalam menyusun kuesioner sehingga mengakibatkan siswa kurang
memahami kata ataupun kalimat tertentu dalam kuesioner tersebut. Jumlah
item dalam kuesioner tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling
yang diujicobakan adalah sebanyak 72 butir. Kuesioner uji coba
pemahaman kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilihat
dalam lampiran1.
29
a) Validitas
Validitas adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Validitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu suatu
validitas yang menunjukkan sampai sejauh mana instrumen atau
kuesioner tersebut mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau
diteskan.
Metode yang digunakan untuk penghitungan korelasi adalah
dengan menggunakan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson
dengan rumus:
( )( )
∑ ∑ ∑∑∑ ∑∑
Υ−ΥΝΧ−ΧΝ
ΥΧ−ΧΥΝ=Γ
})(}{)({ 2222χγ
Keterangan:
xyΓ = koefisien korelasi
Χ = skor item
Υ = skor total item per unit
Ν = jumlah siswa
Pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistical
Programme for Social Science) versi 12.0 for Windows. Taraf signifikansi
dalam penelitian ini adalah sebesar 5% dan berdasarkan tabel nilai dari
Pearson (Masidjo, 1995: 262) taraf signifikansi 5% untuk N=32 didapat
angka koefisien korelasi 0,349. Dengan demikian item yang koefisien
30
korelasinya kurang dari 0,349 dinyatakan tidak valid. Sebaliknya, jika item
memiliki koefisien korelasi sama atau lebih dari 0,349 item tersebut
dinyatakan valid. Pengolahan data melalui perhitungan yang dilakukan
oleh peneliti menghasilkan item valid dan tidak valid sebagaimana tertera
dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.
Validitas item hasil uji coba
VARIABEL SUB VARIABEL No. Item yang di uji cobakan
No. Item yang valid
No. item yang tidak valid
No. Item yang
digunakan untuk
penelitian Bidang bimbingan dan konseling pribadi
a. Siswa memiliki sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME.
1 0 1 1
b. Siswa memahami tentang kekuatan diri dan pengem-bangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif.
2,3,4,5,10 5 2,3,4,10 2,3,4,5
c. Siswa memahami tentang bakat dan minat pribadi serta dalam penyaluran dan pengembangannya.
15,16,17 15,16 17 15,16
d. Siswa memahami tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
6,7,9,18 6,18 7,9 6,18
e. Siswa mampu dalam meng-ambil keputusan.
12 12 0 12
31
f. Siswa mampu mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
11,14 11,14 0 11,14
g. Siswa memiliki kemantapan dalam merencanakan dan menyelenggarakan hidup se-hat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
8,13,19 13,19 8 8,13,19
Bidang bimbingan dan konseling sosial
a. Siswa mampu berkomuni-kasi baik secara lisan mau-pun tulisan secara efektif.
20,31,33 20,31,33 0 20,31,33
b. Siswa mampu menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamik kreatif dan produktif.
21,22,23,32 22,23,32 21 21,22,23,32
c. Siswa mampu bersikap da-lam berhubungan sosial baik di rumah, sekolah, tempat bekerja, maupun dalam mas-yarakat.
24,25, 36,
37,38,27,28
24,36
28,38
25,37,27 24,25,36,37,
38,27,28
d. Siswa mampu mengembang-kan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamik, harmonik, dan produktif dengan teman sebaya baik di lingkungan sekolah yang sama maupun di luar lingkungan sekolah.
35,30 35,30 0 35,30
32
e. Siswa memahami tentang peraturan, kondisi sekolah dan upaya pelaksanaannya secara dinamik dan bertang-gung jawab
26,34 26 34 26,34
f. Siswa memiliki orientasi tentang hidup berkeluarga.
29 29 0 29
Bidang bimbingan dan konseling belajar
a. Siswa memiliki sikap dan kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif, efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih bervariasi.
39,45,46,48,53 39,45,46
53
48 39,45,46,
48,53
b. Siswa mempunyai disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.
42,47,
55,56
47,55,56 42 42,47,55,56
c. Siswa dapat menguasai materi program belajar di sekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan perkembangan ilmu,teknologi dan kesenian
50,54 ,51, 50,54,51 50,54,51
d. Siswa dapat memahami dan memanfaatkan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan seki-tar, keluarga dan masyarakat secara luas.
43,44,41,40 41 43,44,40 40,41,44
33
e. Siswa memiliki orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.
49,52 49,52 0 52
Bidang bimbingan dan konseling karier
a. Siswa dapat mengenal dirinya berkaitan dengan kecenderungan karir yang hendak dipilihnya.
57,58,64,69 57,58,
64,69
0 57,58,64,69
b. Siswa memiliki orientasi dan informasi karir pada umum-nya, khususnya karir yang hendak dimasukinya.
62,63,67 62,63,67 0 62,63,67
c. Siswa dapat memantapkan dan mengembangkan diri berdasarkan IQ dan EQ untuk pengambilan keputusan pemi-lihan karir sesuai dengan po-tensi yang dimilikinya.
59,68,66 59,68 66,68 59,68
d. Siswa mempunyai orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk meme-nuhi kepentingan hidup.
72 72 0 72
e. Siswa memiliki orientasi dan informasi terhadap pendidi-kan yang lebih tinggi, khu-susnya sesuai dengan karir yang hendak dimasukinya.
65,60,61
70,71
60,61,70 65,71 65,60,61
70,71
34
Jumlah total item
72 65
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa total keseluruhan item
untuk penelitian adalah 65 item. Dari tabel itu juga terlihat ada beberapa
item yang tidak valid tetapi tetap dipertahankan sebagai item dalam
penelitian, karena item-item tersebut sangat relevan dengan pengalaman
siswa terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Selain itu item-item tersebut juga sangat mewakili bidang-bidang
kegiatan bimbingan dan konseling dan temuan indeks korelasi uji coba
mendekati 0,30. Item yang tidak valid telah direvisi oleh peneliti agar
nantinya menjadi lebih jelas bagi siswa.
b) Reliabilitas
Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur
menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan
dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995: 209). Metode
yang digunakan untuk mencari taraf realibilitas adalah dengan
menggunakan metode belah dua (Split-half method). Metode ini
mempergunakan satu kali pengetesan (satu kali pengukuran).
Dalam menganalisis taraf reliabilitas, metode belah dua
menggunakan dua rumus. Rumus yang pertama digunakan adalah
rumus dari Pearson, yaitu teknik korelasi Product Moment, kemudian
hasil dari rumus tersebut akan dimasukkan ke dalam rumus formula
35
koreksi dari Spearman-Brown. Untuk lebih jelasnya kedua rumus
tersebut dapat dilihat di bawah ini:
Rumus korelasi Product-Moment (Pearson):
( )( )∑ ∑ ∑∑
∑ ∑∑Υ−ΥΝΧ−ΧΝ
ΥΧ−ΧΥΝ=Γ
})(}{)({ 2222χγ
Keterangan:
xyΓ = koefisienkorelasi
Χ = belahan gasal
Υ = belahan genap
Ν = jumlah siswa
Rumus formula koreksi (Spearman-Brown)
ggggtt
Γ+Γ×
=Γ12
Keterangan:
=Γtt koefisien reliabilitas
=Γgg koefisien gasal-genap
Untuk penggolongan koefisien korelasi reliabilitas dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4. Kualifikasi Tingkat Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Koefisien korelasi Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup tinggi 0,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat rendah (Masidjo, 1995:209)
36
Dalam penelitian ini, perhitungan korelasi belahan ganjil-genap
uji coba kuesioner tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling
siswa atas dasar signifikansi 5% untuk N= 32 dituntut 349,0=Γxy .
Koefisien reliabilitas yang diperoleh 95,0=Γtt . Dengan demikian taraf
reliabilitas uji coba kuesioner pemahaman kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling pada siswa signifikan pada taraf signifikansi
5% ( =Γιι 0,95>0,349) dan termasuk dalam kualifikasi “sangat tinggi”
(0,91-1,00). Untuk selengkapnya, perhitungan reliabilitas dan validitas
dapat dilihat dalam lampiran 3.
Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, ada tiga kegiatan penting yang dilakukan
oleh peneliti. Kegiatan pertama ialah mempelajari buku-buku mengenai
bidang-bidang bimbingan dan konseling. Peneliti berusaha mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber tentang bidang-bidang bimbingan dan
konseling. Dengan informasi tersebut, pemahaman peneliti tentang bidang
kegiatan bimbingan dan konseling serta manfaatnya bagi siswa semakin
dalam dan luas. Pemahaman ini sangat berguna bagi peneliti untuk
melaksanakan kegiatan berikutnya. Kegiatan kedua adalah menyusun
kuesioner. Berbekal informasi, peneliti menyusun kuesioner untuk
mengukur tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling para siswa
berdasar berdasarkan bidang-bidang bimbingan melalui teori yang ditulis
37
oleh Sukardi. Poin-poin yang telah diungkapkan oleh Sukardi, dijabarkan
serta dikembangkan oleh peneliti menjadi pernyataan-pernyataan sebagai
item kuesioner. Kegiatan ketiga adalah uji coba kuesioner. Setelah
menyusun kuesioner dan juga melalui koreksi oleh dosen pembimbing,
peneliti melakukan uji coba kuesioner. Uji coba dilakukan di SMA
Pangudi Luhur Sedayu. Uji coba ini dilakukan untuk memperoleh taraf
reliabilitas dan validitas alat ukur atau kuesioner.
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian
Sebelum melaksanakan pengumpulan data, terlebih dahulu peneliti
menghubungi pihak SMA Pangudi Luhur Sedayu untuk memperoleh ijin
uji coba kuesioner dan menghubungi pihak SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta untuk memperoleh ijin penelitian dan mengatur waktu yang
tepat untuk pelaksanaan pengumpulan data. Setelah terjadi kesepakatan
waktu dengan pihak-pihak sekolah baik SMA Pangudi Luhur Sedayu
maupun SMA Pangudi Luhur Yogyakarta maka pengumpulan data dapat
dilaksanakan.
Untuk penelitian, jumlah kuesioner yang disebarkan oleh peneliti
sebanyak 191 eksemplar. Tiga minggu kemudian kuesioner yang telah
diisi oleh para siswa kelas XI itu dikembalikan kepada peneliti berjumlah
175 eksemplar. Selanjutnya peneliti mengolah skor-skor kuesioner itu
dengan menggunakan komputer Program Microsoft Office Excel 2003.
38
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan
(PAP) dengan passing score tipe II, yaitu acuan penilaian di mana tingkat
penguasaan kompetensi atau kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu tugas yang dilandasi atas keterampilan, dan pengetahuan
tersebut minimal ada di persentil 56 (persentil minimal) dari total jumlah
skor. Dengan demikian, penggolongan tingkat pemahaman kegunaan
bimbingan dan konseling dibagi sebagai berikut:
Tabel 5. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Kegunaan Kegiatan
Bimbingan dan Konseling menurut PAP II
Skor Kualifikasi 81% - 100% Sangat tinggi 66% - 80% Tinggi 56% - 65% Cukup 46% - 55% Rendah
< 46% Sangat rendah (Masidjo, 1995: 157)
Tahap-tahap analisis data adalah sebagai berikut:
1. Peneliti memberi skor jawaban berdasarkan sifat item.
2. Peneliti memasukkan skor jawaban ke dalam tabel (tabulasi data skor) dan
menghitung skor masing-masing responden. Tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran.
3. Peneliti melakukan perhitungan untuk melihat skor-skor yang termasuk
pada kualifikasi sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah
berdasarkan PAP tipe II.
39
4. Peneliti melakukan perhitungan untuk mendapatkan persentase
(gambaran) tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling bagi
siswa dengan cara menghitung sebaran sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah
dan sangat rendah di antara siswa (responden) dikalikan dengan seratus
persen (100%). Dengan demikian didapat berapa jumlah siswa yang
mendapatkan pemahaman kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling.
Perhitungannya dapat dilihat dalam lampiran.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Pada bab ini akan diuraikan jawaban atas rumusan masalah yang terdapat
pada bab I, yaitu “Sejauhmanakah tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling
tahun ajaran 2007/2008?”. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti
akan menyajikan hasil penelitian disertai dengan pembahasan secukupnya.
A. Hasil Penelitian
Tingkat pemahaman siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tahun ajaran 2007/2008
dihitung dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan
passing score tipe II. Setelah peneliti melakukan perhitungan dengan metode
tersebut, hasilnya dapat dilihat dalam tabel 6 berikut:
Tabel 6. Hasil Penelitian Tingkat Pemahaman Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta terhadap Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Tahun ajaran 2007/2008
Rumus PAP
tipe II Rentang skor Frekuensi Persentase
(%) Kualifikasi
81%-100% 210,6 – 260 83 47,43 Sangat tinggi 66%-80% 171,6 – 210,6 89 50,86 Tinggi 56%-65% 145,6 – 171,6 3 1,71 Cukup 46%-55% 119,6 – 145,6 0 0 Rendah
< 46% ......... – 119,6 0 0 Sangat rendah
41
Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat 83 siswa (47.83%) yang
memiliki kualifikasi “sangat tinggi” dalam memahami kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling, 89 siswa (50.86%) memiliki kualifikasi “tinggi”
dalam memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling, 3 siswa
(1.71%) memiliki kualifikasi “cukup” dalam memahami kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling. Tidak terdapat siswa yang memiliki kualifikasi
“rendah” dan “sangat rendah” dalam memahami kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling yang selama ini mereka laksanakan di sekolah.
Untuk lebih jelasnya, kualifikasi tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan
konseling tiap siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran
2007/2008 dapat dilihat dalam lampiran 7.
Selain itu peneliti juga melakukan perhitungan rata-rata terhadap
kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling berdasarkan setiap bidang
bimbingan dan konseling sehingga diketahui bidang bimbingan yang paling
banyak dirasakan kegunaannya oleh responden. Tabulasi skor setiap bidang
bimbingan dan konseling dapat dilihat pada lampiran 8. Kualifikasi kegunaan
kegiatan bimbingan dan konseling berdasarkan setiap bidang-bidang
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh siswa (responden) kelas XI
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 dapat dilihat di
bawah ini.
42
Tabel 7. Presentase dan Kualifikasi Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan
Konseling Berdasarkan Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling
No. Bidang Bimbingan dan Konseling
Presentase Skor
Kategori Presentase
Kualifikasi
1 Pribadi 83,31% 81%-100% Sangat Tinggi2 Sosial 79,19% 55%-80% Tinggi 3 Belajar 76,92% 55%-80% Tinggi 4 Karier 81,77% 81%-100% Sangat Tinggi
Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 83,31% siswa memiliki
pemahaman tentang bimbingan dan konseling di bidang pribadi, dan 81,77%
memiliki pemahaman tentang bimbingan dan konseling di bidang karier.
Sedangkan di bidang belajar dan sosial skor yang didapat juga tinggi yaitu
76,92% untuk kegiatan bimbingan dan konseling di bidang belajar dan
79,19% untuk bimbingan dan konseling di bidang sosial. Dalam hal ini siswa
kelas XI SMA pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 sangat
memahami dan merasakan manfaat dari kegiatan bimbingan dan konseling
berdasarkan setiap bidang bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di
sekolah mereka.
B. Pembahasan
Penelitian ini bersifat deskriptif, artinya menggambarkan mengenai
tingkat kegunaan bimbingan dan konseling siswa kelas XI SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008, berdasarkan fakta-fakta yang ada
saat itu, penelitian ini hanya mencandra keadaan yang terjadi di lapangan saat
penelitian dilaksanakan.
43
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, peneliti
menemukan bahwa pemahaman tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan
konseling siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tidak menunjukkan
kualifikasi “rendah” dan “sangat rendah” dan presentase skor yang termasuk
dalam kualifikasi “tinggi” dan “sangat tinggi” cukup besar. Tentu saja hal ini
merupakan hal baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa
terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling tinggi, itu artinya
mayoritas siswa dapat memanfaatkan jasa layanan bimbingan dan konseling
dengan baik. Dengan adanya hasil penelitian tersebut, maka tugas para siswa
selanjutnya adalah bagaimana siswa dapat terus meningkatkan pemahaman
mereka terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
dalam kehidupan mereka selanjutnya. Cara yang efektif agar siswa dapat terus
meningkatkan pemahaman mereka terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah tersebut adalah dengan cara selalu aktif dan antusias
dalam mengikuti setiap program kegiatan bimbingan dan konseling yang
diberikan oleh guru pembimbing di sekolah.
Siswa yang memiliki kualifikasi tingkat kegunaan bimbingan dan
konseling “cukup tinggi” ini diduga cenderung cukup memahami kegunaan
kegiatan bimbingan dan konseling dalam perkembangan hidupnya di segala
bidang, baik pribadi, sosial, belajar maupun karier bagi masa depannya, tetapi
intensitasnya perlu ditingkatkan dengan cara memanfaatkan kegiatan
bimbingan dan konseling dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi
siswa, baik itu masalah pribadi, sosial, belajar, maupun karier, sehingga siswa
44
dapat merasakan kegunaan dari kegiatan bimbingan dan konseling yang
diberikan oleh guru pembimbing untuk mengembangkan dirinya menjadi
pribadi yang berguna sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling, yaitu
siswa mengenal dan memahami diri dan lingkungan, mampu untuk bisa
mengambil keputusan sendiri dalam berbagai hal, bisa mengarahkan dirinya
berdasarkan setiap keputusan yang telah diambil, dan pada akhirnya siswa
tersebut bisa mewujudkan dirinya untuk menjadi pribadi yang berguna yang
sesuai dengan keadaan dirinya (Syahril, 1986: 46).
Para siswa siswa yang memiliki kualifikasi tingkat kegunaan
bimbingan dan konseling “cukup tinggi” ini diduga bisa terjadi karena siswa
tersebut belum memahami kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling bagi
dirinya. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kurangnya peran aktif guru
pembimbing dan pihak-pihak yang terkait dalam menyampaikan informasi
bagi siswa, bahwa kegiatan bimbingan dan konseling yang ditujukan bagi para
siswa sangat berguna untuk memberikan pertolongan kepada siswa baik di
bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Padahal jika kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dan
dipahami manfaatnya oleh siswa, kegiatan bimbingan dan konseling tersebut
dapat membantu siswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam
lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan mampu memperlancar proses
belajar siswa. terkadang mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah dengan baik, cukup memahami materi-materi kegiatan bimbingan dan
konseling yang selama ini diberikan oleh guru pembimbing dan juga cukup
45
berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah bersama dengan guru pembimbing. Namun seringkali mereka kurang
memahami materi yang diberikan untuk digunakan dalam kehidupan sehari-
hari mereka.
Walaupun di dalam keseluruhan bidang bimbingan dan konseling para
siswa memiliki prosentase skor sangat tinggi dan tinggi, namun jika dilihat
secara terpisah, maka dapat terlihat bahwa sebagian besar siswa merasakan
mereka selama menjalani kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
semenjak kelas X, para siswa sangat merasakan manfaat kegiatan bimbingan
dan konseling di sekolah dalam bidang pribadi dan karier. Ini terbukti dari
kualifikasi dalam bidang bimbingan dan konseling yang terlihat dari hasil
penelitian pada tabel 7.
Kegiatan bimbingan dan konseling yang diberikan di sekolah
umumnya dapat membantu siswa untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar, maupun karier. Melalui hasil
penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas XI SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 sangat memahami kegunaan
kegiatan bimbingan dan konseling bagi mereka. Ini terbukti dari tidak adanya
siswa yang mendapatkan kualifikasi “rendah” dan “sangat rendah”.
Diharapkan mereka dapat terus menjaga dan meningkatkan pemahaman
tentang kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling sehingga nantinya
mereka dapat menghadapi masalah-masalah yang timbul baik dalam bidang
pribadi, sosial, belajar, maupun karier (bdk. Hal 30-31)
46
Seperti yang telah dikemukakan diatas dan berdasarkan pembahasan di
atas, maka timbul pertanyaan: Bagaimanakah cara meningkatkan pemahaman
mereka terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah?
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman mereka terhadap kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah, yaitu:
1. Dari guru pembimbing, setidaknya mengetahui kebutuhan apa saja yang
diperlukan oleh siswa melalui suvei kebutuhan, dari situ akan didapat
hasil yang kemudian bisa diolah oleh guru pembimbing untuk dijadikan
materi bimbingan di kelas.
2. Untuk para siswa, hendaknya lebih terbuka terhadap guru pembimbing
di sekolah, karena dengan keterbukaan, maka maslah yang kalian hadapi
di sekolah terutama masalah belajar dapat terselesaikan dengan baik dan
nantinya akan membuat para siswa dapat lebih serius dalam menentukan
karier yang akan dipilihnya kelas nanti, sehingga pada akhirnya
keterbukaan siswa dapat semakin membantu para siswa untuk
membentuk diri menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab.
3. Bagi siswa, agar dapat semakin memahami pentingnya bimbingan dan
konseling di sekolah, karena dengan adanya bimbingan dan konseling di
sekolah dapat membuat para siswa lebih mengenal dirinya, lingkungan
dan masyarakat sehingga nantinya mereka dapat berkembang menjadi
pribadi yang optimal.
47
4. Untuk bimbingan di kelas, diharapkan siswa bisa mengikuti kegiatan
bimbingan dengan aktif mendalami materi bimbingan yang diberikan
oleh guru pembimbing di kelas. Karena melalui bimbingan di dalam
kelas siswa dapat terbantu dalam mengatasi masalah yang timbul baik
dalam bidang pribadi, sosial, belajar, maupun karier.
5. Untuk bimbingan di luar kelas (konseling) siswa tidak perlu merasa ragu
untuk berbicara ataupun mencurahkan sesuatu kepada guru pembimbing,
Karena kegiatan konseling jika dipergunakan dengan baik oleh siswa,
siswa dapat merasakan manfaatnya, yaitu mereka diajak untuk bisa
menemukan cara sendiri untuk menyelesaikan masalah mereka dan pada
akhirnya mereka sendiri mampu untuk menyelesaikan masalahnya tanpa
bergantung pada orang lain.
6. Dan yang terakhir yang perlu diingat adalah tanamkanlah pemahaman
dalam diri kalian bahwa guru pembimbing bukanlah seorang polisi
sekolah. Mereka ada di sekolah untuk membantu kalian dalam mengatasi
masalah yang kalian hadapi agar kalian dapat menjadi pribadi yang
berguna suatu saat nanti. Dengan ini diharapkan mereka semakin
merasakan pentingnya bimbingan dan konseling di sekolah.
48
BAB V
RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan ringkasan, kesimpulan dan saran-saran.
Bagian ringkasan memuat latar belakang masalah, landasan teori, rumusan
masalah, metodologi penelitian dan hasil penelitian. Pada bagian kesimpulan,
peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Selanjutnya peneliti
memberikan saran-saran untuk sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dan
peneliti lain.
A. Ringkasan
Kegiatan bimbingan dan konseling apabila dilaksanakan dengan baik
tentu akan memberikan manfaat yang sangat berguna bagi siswa untuk
perkembangan dirinya. Bimbingan dan konseling di sekolah perlu
dilaksanakan secara teratur (terprogram) setiap minggunya dengan berbagai
macam materi yang terpilih, baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar,
maupun karier agar nantinya para siswa dapat memahami kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling untuk kehidupan mereka.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan metode survei yang bertujuan untuk mengetahu sejauhmana
pemahaman tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling siswa kelas
XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.
49
Subjek untuk uji coba kuesioner adalah siswa kelas XI SMA Pangudi
Luhur Sedayu dan mengambil satu kelas yaitu kelas XI IPS 2. Untuk
penelitian, peneliti mengambil kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
sebanyak 5 kelas yaitu XI IPA1, XI IPA 2, XI IPS1, XI IPS2, dan XI IPS 3.
Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan “kuesioner tingkat
kegunaan bimbingan dan konseling” yang disusun oleh peneliti sendiri. Item
kuesioner tersebut berjumlah 72 item dan terdiri atas 4 bidang bimbingan dan
konseling, yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Prosedur pengumpulan data terdiri dari dua tahap, yaitu: (1) tahap
persiapan, di mana peneliti menemui koordinator guru BK SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta untuk membahas kapan penelitian dapat dilakukan dan hal-
hal yang berkaitan dengan penelitian, dan (2) tahap pelaksanaan penelitian.
Langkah-langkah dalam teknis analisis data mencakup scoring
jawaban sesuai item, tabulasi skor, menjumlahkan keseluruhan skor dari tiap
subjek, membuat kualifikasi skor tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan
konseling dengan menggunakan PAP tipe II, dan menghitung presentase
keseluruhan bidang kegiatan bimbingan dan konseling.
Hasil dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XI SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta adalah sebagai berikut: Tingkat kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
tahun ajaran 2007/2008 adalah terdapat 83 siswa (47.83%) yang memiliki
kualifikasi tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling “sangat
tinggi”, 89 siswa (50.86%) memiliki kualifikasi tingkat kegunaan kegiatan
50
bimbingan dan konseling “tinggi”, 3 siswa (1.71%) memiliki kualifikasi
tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling “cukup”. Tidak terdapat
siswa yang memiliki kualifikasi tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan
konseling “rendah” dan “sangat rendah”.
Hal ini membuktikan bahwa para siswa kelas XI SMA Pangudi Lur
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 sangat memahami kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling bagi kehidupan mereka.
Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan para siswa dapat
semakin mengembangkan dan melestarikan manfaat kegiatan bimbingan dan
konseling bagi diri mereka baik di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan
masyarakat sekitar.
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemahaman tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan
konseling oleh siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran
2007/2008 cenderung dalam kualifikasi “tinggi” dan “sangat tinggi”,
kualifikasi “cukup” hanya sebagian kecil saja. Tentu saja hal ini sangat
membanggakan bagi pihak sekolah yang bersangkutan. Ini membuktikan
bahwa para siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta telah
memanfaatkan layanan kegiatan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh
sekolah.
51
C. Saran-saran
Penulis mengajukan saran untuk beberapa pihak, yaitu:
1. Bagi guru pembimbing di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah sangat dibutuhkan oleh para
siswa, maka guru pembimbing dapat lebih meningkatkan lagi kualitas
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, baik melalui bimbingan
dan konseling kelompok maupun bimbingan dan konseling individual
dengan sasaran yang jelas di bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi
guru pembimbing dalam merencanakan program kegiatan bimbingan dan
konseling.
2. Bagi peneliti lain
Peneliti-peneliti lain yang ingin mengangkat judul serupa/hampir sama
dengan penelitian ini sebaiknya mempertimbangkan juga setiap bidang
dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Semakin spesifik bidang-bidang
kegiatan bimbingan dan konseling yang ingin diteliti, semakin banyak pula
peneliti dapat melihat pemahaman siswa terhadap kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah.
52
DAFTAR PUSTAKA
Achmad dan Akur. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta:
Grasindo.
Ahmadi, Abu. 1977. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Semarang: Cv Toha
Putra.
Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djumhur dan Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV
Ilmu.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Harjanto,Guntar. 2005. Tingkat Penggunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
oleh Para siswa kelas II SMA Pengudi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun
ajaran 2004/2005. Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma (Tidak Diterbitkan).
Hesti, Bernadina. 2007. Pola Pengasuhan Orangtua Menurut Para siswa Kelas
VIII SMP Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008. Skripsi
Sarjana. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (Tidak Diterbitkan).
Masidjo, Ign.1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Mirsha, Nena. 2007. Deskripsi Tingkat Perilaku Agresif Siswa Kelas VIII SMP
Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 dan Implikasinya
53
terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal. Skripsi Sarjana.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (Tidak Diterbitkan).
Mulyatiningsih, Rudi.dkk. 2004. Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier.
Jakarta: Grasindo.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Edisi
revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno.1975. Pelayanan Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sastrapradja, M. 1981. Kamus Istilah Pendidikan dan Umum. Surabaya: Usaha
Nasional.
Soewandi, Slamet. Metodologi Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: USD
Sukardi, Dewa Ketut. 1983. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sukardi, Dewa Ketut. 1988. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Bina Aksara.
Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syahril dan Riska Ahmad. 1986. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Angkasa
Raya.
Winkel, W.S. 1984. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: PT
Gramedia.
Winkel, W.S. 1994. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Gramedia Widiasarana.
54
Internet:
http://mgmpips.wordpress.com
www.pikiran-rakyat.com
www.farhanzen.wordpress.com
55
Tanggal pengisian: ...............................
KUESIONER TINGKAT KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Kuesioner ini memuat pernyataan-pernyataan tentang kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling yang Anda alami di sekolah selama ini. Anda semua
diminta untuk mengisi kuesioner tersebut. Jawaban yang Anda berikan tidak
ada yang salah; semua benar karena sesuai dengan pengalaman Anda. Untuk
itu, peneliti memohon kejujuran dan keterbukaan Anda dalam mengisi kuesioner
ini. Atas keterlibatan Anda, peneliti ucapkan banyak terima kasih!
IDENTITAS RESPONDEN:
Kelas : ...............................................
Jenis kelamin : ...............................................
Umur : ...............................................
PETUNJUK PENGISIAN:
Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti, kemudian
berilah tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda dari
empat kemungkinan jawaban yang telah disediakan!
Keterangan alternatif jawaban:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS
S
TS
STS
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi berguna bagi saya untuk:
1. Meningkatkan keimanan saya 2. Membantu memanfaatkan waktu luang saya 3. Meningkatkan rasa percaya diri 4. Mengembangkan sikap positif yang ada pada diri saya 5. Mengenal kelebihan yang saya miliki 6. Mengenal kekurangan yang saya miliki
56
No Pernyataan SS
S
TS
STS
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi berguna bagi saya untuk:
7. Mengurangi rasa rendah diri 8. Meningkatkan toleransi antar umat beragama 9. Memikirkan dan melakukan usaha-usaha untuk mengurangi
kekurangan yang saya miliki
10. Memikirkan dan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan dan memelihara kelebihan yang saya miliki
11. Memberi masukan bagi saya pribadi untuk bergaul dengan orang lain dengan terbuka dan sopan
12. Mampu membuat keputusan yang mempengaruhi hidup saya 13. Mampu merencanakan langkah-langkah untuk mencapai cita-cita 14. Mendorong saya untuk melaksanakan keputusan dan langkah-
langkah kerja yang telah saya ambil.
15. Menyadari bakat yang saya miliki 16. Mengembangkan bakat yang saya miliki agar lebih bermanfaat 17. Mengetahui minat yang ada dalam diri saya 18. Belajar memecahkan masalah yang saya hadapi 19. Dapat mengendalikan emosi dan mengarahkan emosi saya pada
hal-hal yang positif
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Sosial berguna bagi saya untuk:
20. Dapat berkomunikasi dengan orang lain secara tulisan (misal lewat surat) dengan baik
21. Mampu menerima pendapat orang lain dalam suatu diskusi di kelas
22. Mampu mengemukakan pendapat dengan baik di depan teman-teman saat berdiskusi
23. Dapat berargumen secara kreatif dan produktif dalam suatu diskusi
24. Memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan orang tua di rumah
25. Mampu bergaul dengan teman sebaya 26. Menaati norma/peraturan yang ada di sekolah 27. Dapat berpartisipasi dalam kegiatan organisasi di sekolah (OSIS,
Tonti, dsb)
28. Mampu bergaul dengan teman lawan jenis 29. Mendapatkan informasi tentang kehidupan berkeluarga secara
umum
30. Dapat bekerjasama dengan orang lain 31. Memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan teman-
teman di sekolah
32. Dapat bertanggung jawab terhadap perbuatan saya sendiri 33. Dapat berkomunikasi dengan orang lain secara tepat waktu dan
situasi
34. Mampu bertindak sebagai siswa yang bertanggung jawab terhadap sekolahnya
35. Mampu mengontrol emosi dihadapan orang lain
57
No Pernyataan SS
S
TS
STS
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi berguna bagi saya untuk:
36. Meningkatkan keakraban dengan teman sebaya 37. Dapat menjaga diri dalam lingkungan yang negatif 38. Memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan
masyarakat di sekitar
Kegiatan Bimbingan dan Konseling belajar berguna bagi saya untuk:
39. Mengetahui cara-cara belajar yang baik 40. Mengetahui cara-cara mempersiapkan diri dalam menghadapi
ujian/ulangan
41. Dapat mengisi waktu luang untuk kegiatan yang lebih bermanfaat (mengerjakan PR)
42. Dapat mengubah kebiasaan belajar saya menjadi lebih berhasil 43. Menemukan cara untuk mengatasi kesulitan belajar yang saya
alami
44. Dapat menggunakan cara-cara belajar yang baik sewaktu belajar di rumah
45. Memperbaiki cara belajar saya 46. Memotivasi saya untuk belajar lebih giat 47. Menyusun jadwal belajar secara efisien 48. Memecahkan masalah-masalah belajar saya 49. Mampu memutuskan kegiatan pendukung belajar di luar sekolah 50. Membantu memotivasi saya dalam mengikuti kegiatan belajar di
sekolah
51. Dapat memikirkan cara yang tepat dalam penguasaan materi belajar di sekolah
52. Menetapkan target hasil belajar untuk usaha saya dalam meraih pendidikan di jenjang yang lebih tinggi
53. Dapat memotivasi saya dalam meraih prestasi di bidang mata pelajaran yang saya minati
54. Dapat memanfaatkan sumber-sumber belajar yang lain selain yang disediakan di sekolah
55. Memperlancar proses kelompok belajar 56. Melaksanakan kelompok belajar dengan baik Kegiatan Bimbingan dan Konseling Karier berguna bagi saya
untuk:
57. Mengenal berbagai macam karier yang ada di dalam masyarakat 58. Mengenal berbagai jenis pendidikan lanjutan yang sesuai dengan
bakat dan minat yang saya miliki
59. Mengetahui IQ yang saya punyai sehingga berpengaruh dalam pemilihan karier saya
60. Mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan untuk memasuki perguruan tinggi yang sesuai dengan cita-cita dan kemampuan saya
61. Mengetahui dan mempunyai gambaran pendidikan yang sesuai dengan keinginan saya
58
No Pernyataan SS
S
TS
STS
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi berguna bagi saya untuk:
62. Mengetahui dan mempunyai gambaran pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan saya
63. Mengetahui pendidikan lanjutan apa yang akan saya pilih setelah lulus SMA nanti.
64. Mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat saya.
65. Memperjelas pengetahuan saya tentang perguruan tinggi 66. Mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan untuk memasuki
perguruan tinggi yang sesuai dengan bakat dan minat saya
67. Mampu memilih program studi di perguruan tinggi yang akan saya masuki nantinya dengan mantap
68. Mengarahkan EQ (tingkat emosi) yang saya punyai sehingga berpengaruh dalam pemilihan karier saya
69. Menekuni jurusan yang sudah saya ambil 70. Mengenal bentuk-bentuk pendidikan tinggi 71. Mengetahui berbagai macam pilihan program studi di berbagai
perguruan tinggi
72. Mendapatkan informasi mengenai dunia kerja
59
LAMPIRAN 2
TABULASI DATA UJI COBA
KUESIONER TINGKAT KEGUNAAN
KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
60
Tabulasi data ujicoba kuesioner tingkat kegunaan bimbingan dan konseling Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi berguna bagi saya untuk:
73. Meningkatkan keimanan saya (semakin percaya pada kebaikan dan kebesaran Tuhan)
0,237 Valid
74. Membantu memanfaatkan waktu luang saya dengan kegiatan yang sesuai dengan bakat dan minat yang saya miliki
0,148 Valid
75. Meningkatkan rasa percaya diri yang ada dalam diri saya sehingga saya semakin mampu menghargai diri sendiri
0,218 Valid
76. Mengembangkan sikap positif yang ada pada diri saya (menggambarkan orang-orang yang kamu senangi)
0,295 Valid
77. Mengenal kelebihan yang saya miliki 0,399 Valid 78. Mengenal kekurangan yang saya miliki 0,405 Valid 79. Mengurangi rasa rendah diri -0,142 Gugur 80. Meningkatkan toleransi antar umat beragama (saling
menghargai dan menghormati antar umat beragama) 0,177 Valid
81. Memikirkan dan melakukan usaha-usaha untuk mengurangi kekurangan yang saya miliki
0,155 Gugur
82. Memikirkan dan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan dan memelihara kelebihan yang saya miliki
0,190 Gugur
83. Memberi masukan bagi saya pribadi untuk bergaul dengan orang lain dengan terbuka dan sopan
0,450 Valid
84. Mampu membuat keputusan yang mempengaruhi hidup saya
0,439 Valid
85. Mampu merencanakan langkah-langkah untuk mencapai cita-cita
0,719 Valid
86. Mendorong saya untuk melaksanakan keputusan dan langkah-langkah kerja yang telah saya ambil.
0,563 Valid
87. Menyadari bakat yang saya miliki 0,511 Valid 88. Mengembangkan bakat yang saya miliki agar lebih
bermanfaat 0,524 Valid
89. Mengetahui minat yang ada dalam diri saya 0,070 Gugur90. Belajar memecahkan masalah yang saya hadapi 0,508 Valid 91. Dapat mengendalikan emosi dan mengarahkan emosi
saya pada hal-hal yang positif 0,592 Valid
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Sosial berguna bagi saya untuk:
92. Dapat berkomunikasi dengan orang lain secara tulisan (misal lewat surat) dengan baik
0,545 Valid
93. Mampu menerima pendapat orang lain dalam suatu diskusi di kelas (tidak menang sendiri)
0,266 Valid
68
94. Mampu mengemukakan pendapat dengan baik di depan teman-teman saat berdiskusi
0,570 Valid
95. Dapat berargumen secara kreatif dan produktif dalam suatu diskusi
0,486 Valid
96. Memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan orang tua di rumah
0,392 Valid
97. Mampu bergaul dengan teman sebaya sehingga dapat memperluas pergaulan
0,315 Valid
98. Menaati norma/peraturan yang ada di sekolah 0,623 Valid 99. Dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi di
sekolah (OSIS, Tonti, PMR) 0,262 Valid
100. Mampu bergaul dengan teman lawan jenis 0,537 Valid 101. Mendapatkan informasi tentang kehidupan berkeluarga
secara umum 0,471 Valid
102. Dapat bekerjasama dengan orang lain 0,586 Valid 103. Memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan
teman-teman di sekolah 0,517 Valid
104. Dapat bertanggung jawab terhadap perbuatan saya sendiri 0,612 Valid 105. Dapat berkomunikasi dengan orang lain secara tepat
waktu dan situasi 0,658 Valid
106. Mampu bertindak sebagai siswa yang bertanggung jawab terhadap sekolahnya (menjaga nama baik sekolah)
0,211 Valid
107. Mampu mengontrol emosi dihadapan orang lain 0,506 Valid 108. Meningkatkan keakraban dengan teman sebaya 0,416 Valid 109. Dapat menjaga diri dalam lingkungan yang negatif yang
bisa merusak masa depanmu (menghindar dari ajakan teman untuk membolos)
0,305 Valid
110. Memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar
0,708 Valid
Kegiatan Bimbingan dan Konseling belajar berguna bagi saya untuk:
111. Mengetahui cara-cara belajar yang baik 0,550 Valid 112. Mempelajari bagaimana caranya mempersiapkan diri
untuk menghadapi ujian/ulangan 0,310 Valid
113. Dapat mengisi waktu luang untuk kegiatan yang lebih bermanfaat (mengerjakan PR)
0,474 Valid
114. Dapat mengubah kebiasaan belajar saya menjadi lebih berhasil (misal: dulu selalu mempenyai kebiasaan mencontek, tapi sekarang tidak lagi karna sadar bahwa kebiasaan itu tidak baik dan sangat merugikan)
0,323 Valid
115. Menemukan cara untuk mengatasi kesulitan belajar yang saya alami
0,150 Gugur
116. Dapat menemukan cara yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar yang saya alami
0,150 Valid
117. Dapat menggunakan cara-cara belajar yang baik sewaktu 0,341 Valid
69
belajar di rumah (misalnya waktu belajar, tidak sambil menonton televisi)
118. Memperbaiki cara belajar saya 0,371 Valid 119. Memotivasi saya untuk belajar lebih giat 0,396 Valid 120. Menyusun jadwal belajar secara efisien 0,602 Valid 121. Memecahkan masalah-masalah belajar saya 0,116 Gugur122. Mampu memutuskan kegiatan pendukung belajar di luar
sekolah 0,419 Valid
123. Membantu memotivasi saya dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah
0,455 Valid
124. Dapat memikirkan cara yang tepat dalam penguasaan materi belajar di sekolah
0,490 Valid
125. Menetapkan target hasil belajar untuk usaha saya dalam meraih pendidikan di jenjang yang lebih tinggi
0,499 Valid
126. Dapat memotivasi saya dalam meraih prestasi di bidang mata pelajaran yang saya minati
0,590 Valid
127. Dapat memanfaatkan sumber-sumber belajar yang lain selain yang disediakan di sekolah
0,576 Valid
128. Memperlancar proses kelompok belajar 0,415 Valid 129. Melaksanakan kelompok belajar dengan baik 0,561 Valid
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Karier berguna bagi saya untuk:
130. Mengenal berbagai macam karier yang ada di dalam masyarakat
0,698 Valid
131. Mengenal berbagai jenis pendidikan lanjutan yang sesuai dengan bakat dan minat yang saya miliki
0,640 Valid
132. Mengetahui IQ yang saya punyai sehingga berpengaruh dalam pemilihan karier saya
0,576 Valid
133. Mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan untuk memasuki perguruan tinggi yang sesuai dengan cita-cita dan kemampuan saya
0,495 Valid
134. Mengetahui dan mempunyai gambaran pendidikan yang sesuai dengan keinginan saya
0,369 Valid
135. Mengetahui dan mempunyai gambaran pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan saya
0,590 Valid
136. Mengetahui pendidikan lanjutan apa yang akan saya pilih setelah lulus SMA nanti.
0,501 Valid
137. Mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat saya.
0,579 Valid
138. Memperjelas pengetahuan saya tentang perguruan tinggi 0,162 Gugur139. Mampu memilih program studi di perguruan tinggi yang
akan saya masuki nantinya dengan mantap 0,465 Valid
140. Mengarahkan EQ (tingkat emosi) yang saya punyai sehingga berpengaruh dalam pemilihan karier saya (misal: kamu tau kamu bisa menahan amarah, dan
0,267 Valid
70
mengarahkannya ke cita-cita (ingin jadi guru misalnya.)) 141. Menekuni jurusan yang sudah saya ambil 0,483 Valid 142. Mengenal bentuk-bentuk pendidikan tinggi 0,362 Valid 143. Mengetahui berbagai macam pilihan program studi di
berbagai perguruan tinggi 0,322 Valid
144. Mendapatkan informasi mengenai dunia kerja 0,409 Valid
71
Metode Belah Dua 1. Tabel untuk mencari X (item gasal)
Jenis kelamin : ...............................................
Umur : ...............................................
PETUNJUK PENGISIAN:
Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti, kemudian
berilah tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda dari
empat kemungkinan jawaban yang telah disediakan!
Keterangan alternatif jawaban:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS
S
TS
STS
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi berguna bagi saya untuk:
145. Meningkatkan keimanan saya (semakin percaya pada kebaikan dan kebesaran Tuhan)
146. Membantu memanfaatkan waktu luang saya dengan kegiatan yang sesuai dengan bakat dan minat yang saya miliki
147. Meningkatkan rasa percaya diri yang ada dalam diri saya sehingga saya semakin mampu menghargai diri sendiri
80
No Pernyataan SS
S
TS
STS
148. Mengembangkan sikap positif yang ada pada diri saya (menggambarkan orang-orang yang kamu senangi)
149. Mengenal kelebihan yang saya miliki 150. Mengenal kekurangan yang saya miliki 151. Meningkatkan toleransi antar umat beragama (saling
menghargai dan menghormati antar umat beragama)
152. Memberi masukan bagi saya pribadi untuk bergaul dengan orang lain dengan terbuka dan sopan
153. Mampu membuat keputusan yang mempengaruhi hidup saya
154. Mampu merencanakan langkah-langkah untuk mencapai cita-cita
155. Mendorong saya untuk melaksanakan keputusan dan langkah-langkah kerja yang telah saya ambil.
156. Menyadari bakat yang saya miliki 157. Mengembangkan bakat yang saya miliki agar lebih
bermanfaat
158. Belajar memecahkan masalah yang saya hadapi 159. Dapat mengendalikan emosi dan mengarahkan emosi saya
pada hal-hal yang positif
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Sosial berguna bagi saya untuk:
160. Dapat berkomunikasi dengan orang lain secara tulisan (misal lewat surat) dengan baik
161. Mampu menerima pendapat orang lain dalam suatu diskusi di kelas (tidak menang sendiri)
162. Mampu mengemukakan pendapat dengan baik di depan teman-teman saat berdiskusi
163. Dapat berargumen secara kreatif dan produktif dalam suatu diskusi
164. Memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan orang tua di rumah
165. Mampu bergaul dengan teman sebaya sehingga dapat memperluas pergaulan
166. Menaati norma/peraturan yang ada di sekolah 167. Dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi di
sekolah (OSIS, Tonti, PMR)
168. Mampu bergaul dengan teman lawan jenis 169. Mendapatkan informasi tentang kehidupan berkeluarga
secara umum
170. Dapat bekerjasama dengan orang lain 171. Memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan
teman-teman di sekolah
172. Dapat bertanggung jawab terhadap perbuatan saya sendiri
81
No Pernyataan SS S TS STS 173. Dapat berkomunikasi dengan orang lain secara tepat
waktu dan situasi
174. Mampu bertindak sebagai siswa yang bertanggung jawab terhadap sekolahnya (menjaga nama baik sekolah)
175. Mampu mengontrol emosi dihadapan orang lain 176. Meningkatkan keakraban dengan teman sebaya 177. Dapat menjaga diri dalam lingkungan yang negatif yang
dapat merusak masa depanmu (misal: dari ajakan teman untuk membolos)
178. Memiliki sikap yang baik dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar
Kegiatan Bimbingan dan Konseling belajar berguna bagi saya untuk:
179. Mengetahui cara-cara belajar yang baik 180. Mempelajari bagaimana caranya mempersiapkan diri
untuk menghadapi ujian/ulangan
181. Dapat mengisi waktu luang untuk kegiatan yang lebih bermanfaat (mengerjakan PR)
182. Dapat mengubah kebiasaan belajar saya menjadi lebih berhasil (misal: dulu selalu mempenyai kebiasaan mencontek, tapi sekarang tidak lagi karena sadar bahwa kebiasaan itu tidak baik dan sangat merugikan)
183. Dapat menemukan cara yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar yang saya alami
184. Dapat menggunakan cara-cara belajar yang baik sewaktu belajar di rumah (misal: waktu belajar, tidak sambil menonton televisi)
185. Memperbaiki cara belajar saya 186. Memotivasi saya untuk belajar lebih giat 187. Menyusun jadwal belajar secara efisien 188. Mampu memutuskan kegiatan pendukung belajar di luar
sekolah
189. Membantu memotivasi saya dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah
190. Dapat memikirkan cara yang tepat dalam penguasaan materi belajar di sekolah
191. Menetapkan target hasil belajar untuk usaha saya dalam meraih pendidikan di jenjang yang lebih tinggi
192. Dapat memotivasi saya dalam meraih prestasi di bidang mata pelajaran yang saya minati
193. Dapat memanfaatkan sumber-sumber belajar yang lain selain yang disediakan di sekolah
194. Memperlancar proses kelompok belajar 195. Melaksanakan kelompok belajar dengan baik
82
No Pernyataan SS
S
TS
STS
Kegiatan Bimbingan dan Konseling Karier berguna bagi saya untuk:
196. Mengenal berbagai macam karier yang ada di dalam masyarakat
197. Mengenal berbagai jenis pendidikan lanjutan yang sesuai dengan bakat dan minat yang saya miliki
198. Mengetahui IQ yang saya punyai sehingga berpengaruh dalam pemilihan karier saya
199. Mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan untuk memasuki perguruan tinggi yang sesuai dengan cita-cita dan kemampuan saya
200. Mengetahui dan mempunyai gambaran pendidikan yang sesuai dengan keinginan saya
201. Mengetahui dan mempunyai gambaran pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan saya
202. Mengetahui pendidikan lanjutan apa yang akan saya pilih setelah lulus SMA nanti.
203. Mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat saya.
204. Mampu memilih program studi di perguruan tinggi yang akan saya masuki nantinya dengan mantap
205. Mengarahkan EQ (tingkat emosi) yang saya punyai sehingga berpengaruh dalam pemilihan karier saya (misal: kamu tau kamu bisa menahan amarah, dan mengarahkannya ke cita-cita (ingin jadi guru misalnya.))
206. Menekuni jurusan yang sudah saya ambil 207. Mengenal bentuk-bentuk pendidikan tinggi 208. Mengetahui berbagai macam pilihan program studi di
berbagai perguruan tinggi
209. Mendapatkan informasi mengenai dunia kerja
83
LAMPIRAN 5
TABULASI DATA PENELITIAN TINGKAT KEGUNAAN
KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
83
84
Tabulasi Data Penelitian Tingkat Kegunaan Bimbingan dan Konseling
KUALIFIKASI TINGKAT KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
103
Perhitungan untuk melihat Tingkat Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan
Konseling oleh Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Tabel 7.
Kualifikasi Tingkat Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling menurut PAP II
Tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling
Kualifikasi
81%-100% Sangat tinggi 66%-80% Tinggi 56%-65% Cukup 46%-55% Rendah
< 46% Sangat rendah (Masidjo,1995: 157)
Diketahui:
Skor maksimal per item soal = 4
Jumlah item soal = 65
Total skor maksimal yang seharusnya didapat setiap responden = 4x65 = 260
Dengan demikian, tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling siswa
dapat dilihat sebagai berikut:
Perhitungan berdasarkan PAP II
81% x 260 = 210,6
66% x 260 = 171,6
56% x 260 = 145,6
46% x 260 = 119,6
< 46% = di bawah 119,6
Skor-skor Kualifikasi 210,6 – 260 Sangat tinggi
171,6 – 210,6 Tinggi 145,6 – 171,6 Cukup 119,6 – 145,6 Rendah ......... – 119,6 Sangat rendah
104
Presentasi Tingkat Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Siswa
kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
∑ siswa yang mendapat skor ST/T/C/R/SR
Rumus persentase = ------------------------------------------------------- x 100%
∑ siswa (responden)
Diketahui:
Jumlah siswa (responden) = N = 175
Jumlah siswa yang mendapat skor sangat tinggi (ST) = 83 orang
Jumlah siswa yang mendapat skor tinggi (T) = 89 orang
Jumlah siswa yang mendapat skor cukup (C) = 3 orang
Jumlah siswa yang mendapat skor rendah (R) = 0
Jumlah siswa yang mendapat skor sangat rendah (SR) = 0
83 1. Sangat tinggi = ------------- x 100% = 47,43 %
175 89
2. Tinggi = ------------- x 100% = 50,86 % 175
3 3. Cukup = ------------- x 100% =1,71 %
175 0 4. Rendah = ------------- x 100% = 0 %
175 0
5. Sangat rendah = ------------- x 100% = 0 % 1075
105
Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada siswa yang
tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konselingnya rendah dan sangat rendah,
terdapat 47,43% siswa yang tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan
konselingnya sangat tinggi, 50,86 % siswa yang tingkat kegunaan kegiatan
bimbingan dan konselingnya tinggi, dan 1,71 siswa yang tingkat kegunaan
kegiatan bimbingan dan konselingnya cukup.
106
Pemahaman Tingkat Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling siswa kelas XI SMA Pangudi luhur Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008
Presentase skor Kategori presentase Kualifikasi tingkat kegunaan No Skor siswa (%) PAP II bimbingan dan konseling
1 260 100 81%-100% Sangat Tinggi 2 260 100 81%-100% Sangat Tinggi 3 260 100 81%-100% Sangat Tinggi 4 252 96,92 81%-100% Sangat Tinggi 5 250 96,15 81%-100% Sangat Tinggi 6 250 96,15 81%-100% Sangat Tinggi 7 250 96,15 81%-100% Sangat Tinggi 8 250 96,15 81%-100% Sangat Tinggi 9 247 95 81%-100% Sangat Tinggi
10 247 95 81%-100% Sangat Tinggi 11 246 94,62 81%-100% Sangat Tinggi 12 246 94,62 81%-100% Sangat Tinggi 13 245 94,23 81%-100% Sangat Tinggi 14 244 93,85 81%-100% Sangat Tinggi 15 242 93,08 81%-100% Sangat Tinggi 16 241 92,69 81%-100% Sangat Tinggi 17 239 91,92 81%-100% Sangat Tinggi 18 239 91,92 81%-100% Sangat Tinggi 19 238 91,54 81%-100% Sangat Tinggi 20 237 91,15 81%-100% Sangat Tinggi 21 236 90,77 81%-100% Sangat Tinggi 22 236 90,77 81%-100% Sangat Tinggi 23 235 90,38 81%-100% Sangat Tinggi 24 232 89,23 81%-100% Sangat Tinggi 25 232 93,23 81%-100% Sangat Tinggi 26 232 89,23 81%-100% Sangat Tinggi 27 231 88,85 81%-100% Sangat Tinggi 28 231 88,85 81%-100% Sangat Tinggi 29 229 88,08 81%-100% Sangat Tinggi 30 229 88,08 81%-100% Sangat Tinggi 31 229 88,08 81%-100% Sangat Tinggi 32 229 88,08 81%-100% Sangat Tinggi 33 228 87,69 81%-100% Sangat Tinggi 34 228 87,69 81%-100% Sangat Tinggi 35 228 87,69 81%-100% Sangat Tinggi 36 227 87,31 81%-100% Sangat Tinggi 37 226 86,92 81%-100% Sangat Tinggi 38 225 86,54 81%-100% Sangat Tinggi 39 225 86,54 81%-100% Sangat Tinggi 40 224 86,15 81%-100% Sangat Tinggi 41 223 85,77 81%-100% Sangat Tinggi 42 222 85,38 81%-100% Sangat Tinggi 43 222 85,38 81%-100% Sangat Tinggi
107
44 221 85 81%-100% Sangat Tinggi 45 221 85 81%-100% Sangat Tinggi 46 221 85 81%-100% Sangat Tinggi 47 220 84,62 81%-100% Sangat Tinggi 48 219 84,23 81%-100% Sangat Tinggi 49 219 84,23 81%-100% Sangat Tinggi 50 219 84,23 81%-100% Sangat Tinggi 51 219 84,23 81%-100% Sangat Tinggi 52 218 83,85 81%-100% Sangat Tinggi 53 218 83,85 81%-100% Sangat Tinggi 54 217 83,46 81%-100% Sangat Tinggi 55 217 83,46 81%-100% Sangat Tinggi 56 217 83,46 81%-100% Sangat Tinggi 57 217 83,46 81%-100% Sangat Tinggi 58 216 83,08 81%-100% Sangat Tinggi 59 216 83,08 81%-100% Sangat Tinggi 60 216 83,08 81%-100% Sangat Tinggi 61 215 82,69 81%-100% Sangat Tinggi 62 215 82,69 81%-100% Sangat Tinggi 63 214 82,31 81%-100% Sangat Tinggi 64 214 82,31 81%-100% Sangat Tinggi 65 213 81,92 81%-100% Sangat Tinggi 66 213 81,92 81%-100% Sangat Tinggi 67 213 81,92 81%-100% Sangat Tinggi 68 213 81,92 81%-100% Sangat Tinggi 69 212 81,54 81%-100% Sangat Tinggi 70 212 81,54 81%-100% Sangat Tinggi 71 212 81,54 81%-100% Sangat Tinggi 72 212 81,54 81%-100% Sangat Tinggi 73 212 81,54 81%-100% Sangat Tinggi 74 212 81,54 81%-100% Sangat Tinggi 75 212 81,54 81%-100% Sangat Tinggi 76 212 81,54 81%-100% Sangat Tinggi 77 212 81,54 81%-100% Sangat Tinggi 78 212 81,54 81%-100% Sangat Tinggi 79 211 81,15 81%-100% Sangat Tinggi 80 211 81,15 81%-100% Sangat Tinggi 81 211 81,15 81%-100% Sangat Tinggi 82 211 81,15 81%-100% Sangat Tinggi 83 211 81,15 81%-100% Sangat Tinggi 84 210 80,77 66%-80% Tinggi 85 210 80,77 66%-80% Tinggi 86 209 80,38 66%-80% Tinggi 87 209 80,38 66%-80% Tinggi 88 209 80,38 66%-80% Tinggi 89 209 80,38 66%-80% Tinggi 90 209 80,38 66%-80% Tinggi 91 207 79,62 66%-80% Tinggi
108
92 207 79,62 66%-80% Tinggi 93 207 79,62 66%-80% Tinggi 94 207 79,62 66%-80% Tinggi 95 207 79,62 66%-80% Tinggi 96 206 79,23 66%-80% Tinggi 97 206 79,23 66%-80% Tinggi 98 206 79,23 66%-80% Tinggi 99 206 79,23 66%-80% Tinggi 100 206 79,23 66%-80% Tinggi 101 206 79,23 66%-80% Tinggi 102 205 78,85 66%-80% Tinggi 103 205 78,85 66%-80% Tinggi 104 204 78,46 66%-80% Tinggi 105 204 78,46 66%-80% Tinggi 106 203 78,08 66%-80% Tinggi 107 203 78,08 66%-80% Tinggi 108 203 78,08 66%-80% Tinggi 109 202 77,69 66%-80% Tinggi 110 202 77,69 66%-80% Tinggi 111 202 77,69 66%-80% Tinggi 112 201 77,31 66%-80% Tinggi 113 200 76,92 66%-80% Tinggi 114 200 76,92 66%-80% Tinggi 115 200 76,92 66%-80% Tinggi 116 200 76,92 66%-80% Tinggi 117 199 76,54 66%-80% Tinggi 118 199 76,54 66%-80% Tinggi 119 199 76,54 66%-80% Tinggi 120 199 76,54 66%-80% Tinggi 121 199 76,54 66%-80% Tinggi 122 198 76,15 66%-80% Tinggi 123 197 75,77 66%-80% Tinggi 124 196 75,38 66%-80% Tinggi 125 196 75,38 66%-80% Tinggi 126 196 75,38 66%-80% Tinggi 127 195 75 66%-80% Tinggi 128 195 75 66%-80% Tinggi 129 195 75 66%-80% Tinggi 130 194 74,62 66%-80% Tinggi 131 194 74,62 66%-80% Tinggi 132 194 74,62 66%-80% Tinggi 133 194 74,62 66%-80% Tinggi 134 194 74,62 66%-80% Tinggi 135 193 74,23 66%-80% Tinggi 136 193 74,23 66%-80% Tinggi 137 193 74,23 66%-80% Tinggi 138 193 74,23 66%-80% Tinggi 139 193 74,23 66%-80% Tinggi
109
140 192 73,85 66%-80% Tinggi 141 192 73,85 66%-80% Tinggi 142 190 73,08 66%-80% Tinggi 143 190 73,08 66%-80% Tinggi 144 190 73,08 66%-80% Tinggi 145 190 73,08 66%-80% Tinggi 146 190 73,08 66%-80% Tinggi 147 189 72,69 66%-80% Tinggi 148 189 72,69 66%-80% Tinggi 149 188 72,31 66%-80% Tinggi 150 188 72,31 66%-80% Tinggi 151 188 72,31 66%-80% Tinggi 152 187 71,92 66%-80% Tinggi 153 187 71,92 66%-80% Tinggi 154 186 71,54 66%-80% Tinggi 155 185 71,15 66%-80% Tinggi 156 185 71,15 66%-80% Tinggi 157 185 71,15 66%-80% Tinggi 158 185 71,15 66%-80% Tinggi 159 184 70,77 66%-80% Tinggi 160 183 70,38 66%-80% Tinggi 161 183 70,38 66%-80% Tinggi 162 183 70,38 66%-80% Tinggi 163 180 69,23 66%-80% Tinggi 164 180 69,23 66%-80% Tinggi 165 179 68,85 66%-80% Tinggi 166 179 68,85 66%-80% Tinggi 167 178 68,46 66%-80% Tinggi 168 178 68,46 66%-80% Tinggi 169 177 68,08 66%-80% Tinggi 170 177 68,08 66%-80% Tinggi 171 175 67,31 66%-80% Tinggi 172 172 66,15 66%-80% Tinggi 173 167 64,23 56%-65% Cukup 174 162 62,31 56%-65% Cukup 175 157 60,38 56%-65% Cukup
110
PRESENTASE SKOR RESPONDEN BERDASARKAN VARIABEL BIDANG BIMBINGAN & KONSELING 1. Bimbingan dan Konseling Pribadi
siswa memiliki sikap dan siswa memahami tentang kebiasaan dalam beriman dan kekuatan diri dan
bertakwa terhadap Tuhan YME pengembangannya untuk skor skor kegiatan yang kreatif
siswa mampu bersikap dalam siswa mampu mengembangkan berhubungan sosial baik di rumah kecerdasan emosi dalam hubungan sekolah, tempat bekerja maupun yang dinamik, harmonik,
dalam masyarakat dan produktif dengan teman skor skor sebaya baik di lingkungan
seharusnya yang sekolah yang sama maupun
No N
dicapai %
Kategori
di luar lingkungan sekolah 48 148 28 25 89 skor skor 49 151 28 25 89 seharusnya yang 50 153 28 25 89
siswa mampu bersikap dalam siswa mampu mengembangkan berhubungan sosial baik di rumah kecerdasan emosi dalam hubungan sekolah, tempat bekerja maupun yang dinamik, harmonik,
dalam masyarakat dan produktif dengan teman skor skor sebaya baik di lingkungan
seharusnya yang sekolah yang sama maupun
No N
dicapai %
Kategori
di luar lingkungan sekolah 15 112 28 22 78 skor skor 16 141 28 22 78 seharusnya yang 17 166 28 22 78
siswa mampu bersikap dalam siswa mampu mengembangkan berhubungan sosial baik di rumah kecerdasan emosi dalam hubungan sekolah, tempat bekerja maupun yang dinamik, harmonik,
dalam masyarakat dan produktif dengan teman skor skor sebaya baik di lingkungan
seharusnya yang sekolah yang sama maupun
No N
dicapai %
Kategori
di luar lingkungan sekolah 74 143 28 19 68 skor skor 75 157 28 19 68 seharusnya yang 76 167 28 19 68
No N siswa memahami tentang peraturan, Kategori No N siswa memiliki orientasi Kategori kondisi sekolah dan
upaya tentang hidup berkeluarga
pelaksanaannya secara dinamik skor skor % dan bertanggung jawab seharusnya yang skor skor % dicapai seharusnya yang 52 74 4 3 75 T dicapai 53 75 4 3 75
siswa dapat menguasai materi siswa dapat memahami dan program belajar di sekolah memanfaatkan kondisi fisik, sosial lanjutan tingkat atas sesuai dan budaya yang ada di sekolah, dengan perkembangan ilmu lingkungan sekitar, keluarga dan
teknologi dan kesenian masyarakat secara luas skor skor skor skor
siswa dapat menguasai materi siswa dapat memahami dan program belajar di sekolah memanfaatkan kondisi fisik, sosial lanjutan tingkat atas sesuai dan budaya yang ada di sekolah, dengan perkembangan ilmu lingkungan sekitar, keluarga dan
teknologi dan kesenian masyarakat secara luas skor skor skor skor
siswa dapat menguasai materi siswa dapat memahami dan program belajar di sekolah memanfaatkan kondisi fisik, sosial lanjutan tingkat atas sesuai dan budaya yang ada di sekolah, dengan perkembangan ilmu lingkungan sekitar, keluarga dan
teknologi dan kesenian masyarakat secara luas skor skor skor skor
No N siswa dapat mengenal dirinya Kategori No N siswa memiliki orientasi dan Kategori berkaitan dengan kecenderungan informasi karier pada umumnya karier yang hendak
dipilihnya khususnya yang hendak dimasuki
skor skor % skor skor % seharusnya yang seharusnya yang dicapai dicapai
siswa dapat memantapkan dan siswa memiliki orientasi dan mengembangkan diri berdasarkan informasi karier pada umumnya
IQ dan SQ untuk pengambilan khususnya yang hendak dimasuki keputusan pemilihan karier sesuai skor skor
dengan potensi yang dimiliki seharusnya yang skor skor
No N
dicapai %
Kategori
seharusnya yang 1 85 12 6 50
No N
dicapai
%
Kategori
2 156 12 6 50
R
1 2 8 8 100 24 12 50 R 2 3 8 8 100 Total 2100 1732 82,48 ST 3 5 8 8 100 4 9 8 8 100 siswa mempunyai orientasi dan 5 24 8 8 100 informasi terhadap dunia kerja dan 6 28 8 8 100 usaha memperoleh penghasilan 7 46 8 8 100 No N untuk memenuhi kepentingan hidup Kategori 8 48 8 8 100 skor skor % 9 50 8 8 100 seharusnya yang