UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA STIKER ALFABET DI PAUD CENDANA ASIH DESA KONDANG JAYA KEC KARAWANG TIMUR KAB KARAWANG PROFOSAL SKRIPSI Diajukan Kepada Jurusan PAUD STKIP Pancasakti Bekasi Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Dosen : DR. H. Deden Thosin waskita, M. Pd. Oleh : Siti Khodijah NIM 048620712150621
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA
DINI MELALUI MEDIA STIKER ALFABET
DI PAUD CENDANA ASIH DESA KONDANG JAYA KEC KARAWANG
TIMUR KAB KARAWANG
PROFOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Jurusan PAUD STKIP Pancasakti Bekasi Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Metodologi Penelitian.
Dosen : DR. H. Deden Thosin waskita, M. Pd.
Oleh :
Siti Khodijah
NIM
048620712150621
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCASAKTI (BEKASI)
TAHUN AJARAN 2013-2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemampuan membaca adalah salah satu fungsi kemanusiaan yang tertinggi dan menjadi
pembeda manusia dengan makhluk lain. Di dunia modern saat ini, kemampuan membaca dapat
menentukan kualias seorang manusia. Banyak membaca dapat menjadikan seseorang memiliki
ilmu pengetahuan luas, bijaksana, dan memilik nilai-nilai lebih dibandingkan orang yang tidak
membaca sama sekali, sedikit membaca atau hanya membaca bacaan tidak berkualitas. Baca atau
membaca dapat dirtikan sebagai kegiatan menelusuri, memahami, hingga mengeksplorasi
berbagai simbol. Simbol dapat berupa rangkaian huruf-huruf, dalam suatu tulisan atau bacaan,
bahkan gambar.
Walaupun membaca diartikan demikian, tetapi secara khusus membaca diartikan
mengerti tulisan. Sekarang bagaimana menjadikan anak mampu membaca dengan baik? Untuk
menjadikan anak mampu membaca yang terpenting dilakukan orangtua dan guru adalah memilih
media atau sarana yang dapat membantu mengasah kemampuannya dengan cara yang
menyenangkan.
Pendidikan di PAUD dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar atau belajar
seraya bermain sesuai dengan perkembangan anak didik (Anonymous, 2001:5). Pelaksanaan
pendidikan tersebut harus terencana, terprogram dan tetap memperhatikan tingkat perkembangan
anak. Penggunaan strategi, metode dan sumber/media belajar mengajar harus disesuaikan dengan
kebutuhan, minat dan kemampuan anak didik.
Membaca dalam proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Membaca
merupakan sarana utama bagi seorang anak untuk mengasah keingintahuannya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan membaca yang baik pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula
dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya.
Oleh karena itu, perkembangan kemampuan membaca anak dalam proses pembelajaran harus
memperoleh perhatian yang serius bagi pendidik (utamanya guru dan orangtua atau keluarga).
Perkembangan kemampuan membaca anak dapat diamati melalui kemampuan bercerita,
bercakap-cakap, membaca puisi, menyanyi dan sebagainya, yang kesemuanya ini dapat
diperoleh dari berbagai sumber baik melalui bahan bacaan, diceritakan orang lain atau
mendengar siaran-siaran media masa baik lewat radio atau televisi. Upaya untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa anak di PAUD dapat dilakukan melalui berbagai cara
dan tahapan-tahapan tertentu.
Dalam rangka untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu adanya usaha yang harus
dilakukan secara bertahap. Karena membaca merupakan proses yang lebih rumit dibandingkan
dengan proses komunikasi lisan. Hal tersebut menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi
anak terhadap pembelajaran. Dari 20 anak yang berhasil hanya 5 anak, baru mencapai 25%. Itu
yang terjadi di PAUD Cendana Asih
Oleh karena itu usaha awal yang harus ditempuh guru PAUD Cendana Asih membentuk
kebiasaan dan kegemaran membaca melalui media yang dipilih dengan tujuan anak dapat tertarik
minat bacanya sejak dini. Media itu adalah stiker alfabet agar pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan tentunya lebih meningkatkan hasil kemampuan membaca siswa di PAUD
Cendana Asih dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar mencapai ketuntasan >
75%.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil judul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini melalui Media Stiker Alfabet di PAUD
Cendana Asih.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran aspek bahasa mengalami berbagai masalah
yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam memahami materi. Dari kejadian
tersebut penulis mendiskusikan dengan teman sejawat sehingga diperoleh hasil identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Guru terlalu lama memberikan materi.
2. Guru kurang menyediakan fasilitas pembelajaran yang berupa alat peraga.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
4. Siswa kurang respon terhadap pertanyaan guru.
5. Hanya siswa yang pandai yang cepat selesai mengerjakan tugasnya.
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari pengembangan masalah yang terlalu luas, maka penelitian ini
dibatasi permasalahannya yaitu yang berkaitan dengan meningkatkan kemampuan membaca
anak usia Dini melalui media stiker alfabet di PAUD Cendana Asih. Penelitian ini dikenakan
pada anak dengan jumlah 20 di PAUD Cendana Asih.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana meningkatkan pemahaman anak dalam membaca melalui stiker alfabet?
E. TUJUAN PENELITIAN
Setiap tindakan ataupun kegiatan manusia di dunia pasti memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membaca anak
melalui media stiker alfabet di PAUD Cendana Asih.
F. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan perbaikan pembelajaran,
diperoleh banyak sekali manfaat bagi siswa, guru dan sekolah.
1. Secara Teoritis
a. Sebagai pendorong untuk meningkatkan pelaksanaan pendidik sehingga dapat menjadi produk
pengetahuan bagi orangtua dan guru.
b. Sebagai informasi pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak terutama
membaca.
2. Secara Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar anak dalam aspek pembelajaran bahasa.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep perkembangan
bahasa yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Manfaat bagi guru
1) Memperoleh wawasan dalam memilih dan menggunakan alternative pembelajaran yang tepat
dalam menyampaikan materi bahasa, khususnya membaca.
2) Menambah wawasan dan kemampuan guru dalam melaksanakan perencanaan dan evaluasi
kemampuan siswa.
3) Dapat memperbaiki proses pembelajaran dan mengembangkan profesionalisme keguruan.
c. Manfaat bagi sekolah
1) Siswa yang bersangkutan akan lebih maju karena siswa dan gurunya sama-sama memiliki
kemampuan yang bagus.
2) Sekolah tidak akan enggan atau ragu untuk melengkapi fasilitas sarana dan prasaran demi
tuntutan kemajuan zaman.
3) Sekolah dipercaya dan didukung oleh masyarakat jika mutu atau SDM siswa dan gurunya bagus.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
LANDASAN TEORI
A. HAKEKAT MEMBACA
1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu aspek penting yang diajarkan, karena kegiatan membaca
merupakan kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. Hal ini ditegaskan
oleh Grellt (dalam Muchlisoh dkk, 1992:119), bahwa “kegiatan membaca adalah semacam
dialog antara pembaca dan penulis, tanpa kecuali anak usia dini, dan kemampuan membaca
mempengaruhi kemampuan berbicara, sehingga dapat dikatakan bahwa membaca merupakan
aspek kebahasaan yang berfungsi sebagai pintu awal dalam membuka cakrawala berpikir
seseorang”. Demikian pula menurut Flood dan Lapp (1981:350), bahwa “membaca merupakan
suatu proses berpikir yang mana pembaca menjadi partisipan aktif”.
Anderson yang dikutip oleh Tarigan (1986:8), menjelaskan bahwa “membaca adalah
suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
disampaikan melalui media kata-kata, di mana kata-kata tersebut merupakan satu kesatuan yang
dapat dilihat dan mempunyai makna. Proses membaca dimulai dari keinginan anak untuk
memahami dan melafalkan huruf sehingga menjadi rangkaian kata-kata yang penuh makna.
Oleh karena itu, permulaan membaca bagi anak di Pendidikan Anak Usia Dini harus
memperoleh perhatian sungguh-sungguh dari pendidik, sehingga anak menyadari bahwa dengan
membaca anak-anak dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan informasi dari media cetak,
dan pada akhirnya mereka dapat menginformasikan dan mengkomunikasikan itu kepada orang
lain.
2. Jenis-jenis Membaca
Menurut Tarigan (1984:11) jenis membaca tampak seperti pada bagan berikut. Membaca
terdiri atas :
a. Membaca nyaring
Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut
demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca.
b. Membaca dalam hati.
Membaca dalam hati, terdiri atas :
1) Membaca ekstensif
Membaca Ekstensif, terdiri atas : membaca survey, membaca sekilas dan membaca dangkal.
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti
1. bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya;
2. waktu yang digunakan cepat dan singkat.
Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan
waktu yang cepat dan singkat.
2) Membaca intensif.
Membaca intensif : Membaca telah isi, membaca telah bahasa
Membaca telah isi : Membaca teliti, membaca pemahaman,membaca kritis,membaca ide-ide.
Membaca telah bahasa : membaca bahasa, membaca sastra.
Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama dan merupakan
salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
Membaca intensif merupakan studi saksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap
Suatu bacaan sehingga timbul pemahaman yang tinggi. Membaca intensif dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yakni membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi
meliputi membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide, sedangkan
membaca telaah bahasa meliputi membaca bahasa dan membaca sastra.
a) Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah
memahami bacaan secara tepat dan cepat. Sejumlah aspek yang perlu diperlukan pembaca dalam
membaca pemahaman adalah:
(1) memiliki kosa kata yang banyak;
(2) memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, kalimat, dan wacana;
(3) Memiliki kemampuan menangkap ide pokok dan ide penunjang;
memiliki kemampuan menangkap garis besar dan rincian;
memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa dalam bacaan (Kamidjan,1996).
b) Membaca Kritis.
Membaca kritis ialah kegiatan membaca dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang rasa,
mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis. Membaca kritis
berusaha memahami makna tersirat sebuah bacaan. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah
bahan bacaan secara kritis. Nurhadi (1987) menguraikan aspek-aspek membaca kritis yang
dikaitkan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom, sebagai berikut ini.
(1) Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengan
(a) mengenali ide pokok paragraf;
(b) mengenali tokoh cerita dan sifatnya;
(c) menyatakan kembali ide pokok paragraf;
(d) menyatakan kembali fakta bacaan;
(e) menyatakan kembali fakta perbandingan, hubungan sebab-akibat, karakter tokoh, dll.
(2) Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai dengan:
(a) menafsirkan ide pokok paragraf;
(b) menafsirkan gagasan utama bacaan;
(c) membedakan fakta/detail bacaan;
(d) menafsirkan ide-ide penunjang;
(e) memahami secara kritis hubungan sebab akibat;
(f) memahami secara kritis unsur-unsur pebandingan.
(3) Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandati dengan:
a) mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan;
b) menerapkan konsep-konsep/gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang problematis;
c) menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.
(4) Kemampuan menganalisis ditandai dengan:
(a) memeriksa gagasan utama bacaan;
(b) memeriksa detail/fakta penunjang;
(c) mengklasifikasikan fakta-fakta;
(d) membandingkan antar gagasan yang ada dalam bacaan;
(e) membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.
(5) Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan:
(a) membuat simpulan bacaan;
(b) mengorganisasikan gagasan utama bacaan;
(c) menentukan tema bacaan;
(d) menyusun kerangka bacaan;
(e) menghubungkan data sehingga diperoleh kesimpulan;
(f) membuat ringkasan.
(6) Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan:
(a) menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan;
(b) menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini;