Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan profesi guru adalah pengembangan yang dilakukan oleh para guru untuk makin meningkatkan kualitas baik dari segi profesionalitas dalam mengajar maupun peningkatan dalam segi kemampuan dalam mengajar. Guru sebagai pendidik dan pengajar diharapkan mampu merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya demi kepentingan mengajar. Harapan yang selalu terpatri dalam benak guru adalah bagaimana materi pelajaran yang mereka sampaikan mampu dikuasai oleh anak didik secara tuntas karena sekolah adalah tempat mendidik anak-anak setelah dirumah. Oleh karena itu pengembangan profesi guru dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas agar penerapan metode pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru. 1.2 Rumusan Masalah Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa rumusan masalah antara lain: 1. Bagaimana pengembangan profesi guru 2. Bagaimana Pembelajaran yang kondusif 3. Bagaimana Peranan guru dalam proses pembelajaran 1
26

Profesi Keguruan

Jan 28, 2023

Download

Documents

Muhammad Nasir
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Profesi Keguruan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan profesi guru adalah pengembangan yang

dilakukan oleh para guru untuk makin meningkatkan kualitas

baik dari segi profesionalitas dalam mengajar maupun

peningkatan dalam segi kemampuan dalam mengajar. Guru

sebagai pendidik dan pengajar diharapkan mampu merencanakan

kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan

segala sesuatunya demi kepentingan mengajar.

Harapan yang selalu terpatri dalam benak guru adalah

bagaimana materi pelajaran yang mereka sampaikan mampu

dikuasai oleh anak didik secara tuntas karena sekolah adalah

tempat mendidik anak-anak setelah dirumah. Oleh karena itu

pengembangan profesi guru dibutuhkan untuk meningkatkan

kualitas agar penerapan metode pembelajaran sesuai dengan

kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa rumusan masalah

antara lain:

1. Bagaimana pengembangan profesi guru

2. Bagaimana Pembelajaran yang kondusif

3. Bagaimana Peranan guru dalam proses pembelajaran

1

Page 2: Profesi Keguruan

4. Bagaimana mengefektifkan peran siswa dikelas

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini, diharapkan agar pembaca

mendapatkan pengetahuan dan mengerti tentang pengembangan

profesi guru.

BAB III

PEMBAHASAN

1. Pengembangan Profesi Guru

Belajar disini adalah usaha untuk memperoleh pengetahuan

atau kecakapan baru dengan memperoleh pengetahuan atau

kecakapan baru dengan berusaha sendiri. Usaha-usaha melalui

keaktifan sendiri untuk meningkatkan pengetahuan dan

kecakapan sehingga akan berguna dalam menjalankan kewajiban

sebagai guru, itulah yang dimaksud dengan pengembangan

profesi guru. Kadang-kadang pengembangan profesi ini

dikatakan juga sebagai peningkatan profesi.

Sehubungan dengan peningkatan profesi ini, guru memang

dituntut untuk selalu mengembangkan dirinya baik yang

2

Page 3: Profesi Keguruan

mengenai materi pelajaran dari bidang studi yang menjadi

wewenangnya maupun keterampilan guru. Tanpa belajar lagi

kemungkinan resiko yang terjadi ialah tidak tepatnya materi

pembelajaran yang diajarkan dan metedologi mengajar yang

digunakan.

Menurut yang tertulis dalam buku “Manajemen Pendidikan di

Sekolah” (Dep. P dan K, 1979 : 222/227) bentuk-bentuk

peningkatan profesi keguruan secara garis besar sebagai

berikut;

1. Peningkatan profesi secara individual

a. Peningkatan melalui penataran ;

1). Penataran melalui radio (siaran radio pendidikan)

2). Penataran yang diselenggarakan oleh proyek Pelita

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

3). Penataran tertulis seperti yang diselenggarakan

oleh Pusat Pengembangan Penataran Guru tertulis yang

berpusat di Jalan Dr. Cipto Bandung

b. Peningkatan profesi melalui belajar sendiri;

Dalam hal ini guru memilih sendiri buku-buku yang

dibutuhkan yang sesuai bagi kepentingannya untuk

dipelajari sendiri.

c. Peningkatan profesi melalui media massa ;

Media massa seperti televisi, surat kabar dan majalah

kadang-kadang menyiarkan artikel-artikel pengetahuan atau

keterampilan yang penting untuk dipelajari.

2. Peningkatan Profesi Keguruan melalui organisasi profesi

3

Page 4: Profesi Keguruan

Organisasi profesi adalah organisasi atau perkumpulan

yang memiliki ikatan-ikatan tertentu dari satu jenis

keahlian atau jabatan, misalnya petani yang menyatukan

diri dalam HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia).

Dokter yang menyatukan diri dalam IDI (Ikatan Dokter

Indonesia), sedangkan para guru menyatukan diri dalam

PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Organisasi

profesi bermanfaat untuk :

a.Tempat pertemuan antara guru yang mempunyai keahlian

yang hampir sama untuk saling mengenal

b.Tempat memecahkan berbagai problema yang menyangkut

profesinya

c.Tempat peningkatan mutu profesi masing-masing

Dalam organisasi profesi keguruan masalah-masalah yang

dihadapi antara lain:

a. Bagaimana sikap dan peranan guru dalam masa pembangunan

b. Bagaimana cara mendidik dalam kelas yang tepat

c. Bagaiamana cara menghadapi anak yang mengalami hambatan

belajar

d. Bagaimana membina kerjasama yang baik antara komponen

yang bertanggung jawab dalam pendidikan.

Adapun bentuk-bentuk kegiatan peningkatan profesi

melalui organisasi – organisasi profesi antara lain

berupa :

1. Diskusi Kelompok

4

Page 5: Profesi Keguruan

Dalam diskusi kelompok beberapa orang membahas suatu

masalah yang ditulis (disiapkan terlebih dahulu) dengan

diskusi semacam ini merangsang para anggota untuk

belajar lebih lanjut.

2. Ceramah ilmiah

Ceramah ilmiah dapat diselenggarakan secara periodik,

judul atau masalah yang disiapkan dapat ditentukan oleh

pimpinan organisasi atas asal-usul para anggotanya.

3. Karya Wisata

Organisasi dapat merencanakan dan menyelenggarakan

karya wisata ke suatu obyek pendidikan tertentu yang

mengandung maslah dan mampu menambah informasi

pengetahuan kepada guru. Disamping itu obyek-obyek lain

yang menunjang materi pelajaran dapat menjadi obyek

karya wisata.

4. Buletin Organisasi

Biasanya suatu organisasi profesi menerbitkan buletin

secara periodik kepada para anggotanya. Buletin

organisasi perlu diisi berbagai macam artikel

pengetahuan yang mampu mendukung pengembangan profesi.

Sejalan dengan maksud pengembangan profesi guru

tersebut Drs. Sodiq A. Kuntoro M.Ed (1997:15-16)

berpendapat bahwa masyarakat yang cepat berkembang

menuntut guru untuk belajar terus menerus. Pengetahuan

guru yang “usang” akan membahayakan generasi brilliant

5

Page 6: Profesi Keguruan

masa mendatang. Karena itu, diperlukan program-program

in servise training atau re education bagi guru-guru.

Beberapa bentuk program yang dimaksud selanjutnya

diperinci dalam dua jenis berdasar tempat

penyelenggaraannya :

1. Program dalam kampus antara lain :

a. Up Grading

b. Workshop

c. Program certificate misalnya untuk konselior,

pustakawan untuk sekolah, manajer dan lai-lain

d. Ke edukasi bagi guru-guru yang tidak memenuhi

kompetensi.

2. Program diluar kampus antara lain:

a. Program supervise / bimbingan guru senior pada

guru baru

b. Pertemuan guru-guru

c. Kompetensi / workshop

d. Wisata karya, melihat sekolah lain di negara

kita sendiri atau negara lain

e. Aktiv dalam organisanisasi profesi yang sehat.

Dalam kaitannya dengan peningkatan atau pengembangan

profesi keguruan, seorang guru hendaknya meningkatkan

kualitasnya agar penerapan metode pembelajaran disekolah

dapat berjalan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki

seorang guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh

guru sebagai seorang pendidik dan pengajar yaitu dalam

6

Page 7: Profesi Keguruan

kaitannya dengan keefektifan proses pembelajaran disekolah;

yang mana seharusnya terjadi interaksi yang sangat

berhubungan baik itu antara tenaga pengajar, peserta didik

maupun seluruh lingkungan sekolah (staf, tenaga pengajar).

Sehingga tercipta suatu pembelajaran yang kondusif. Berikut

ini akan diuraikan hal-hal yang menjadi pembahasan diatas.

Menciptakan pembelajaran yang kondusif

Mengefektifkan peran siswa dikelas

2. Pembelajaran yang Kondusif

Proses pembelajaran merupakan aktifitas sadar yang

dilakukan untuk dapat menguasai satu atau beberapa

kompetensi sebagai milik dari. Proses ini berlangsung dalam

situasi pembelajaran yang sudah bersistem sedemikian rupa

sehingga keberhasilan didalam proses tersebut dapat diukur

secara langsung dalam kegiatan tersebut.

Pembelajaran kondusif mengisyaratkan pada kita suatu

kondisi pembelajaran yang dapat mengakomodir secara maksimal

segala kepentingan yang berhubungan dengan proses

pembelajaran. Dengan kondisi pembelajaran yang kondusif,

siswa dan guru tugas dengan sebaik-baiknya. Disamping itu,

akan tercipta interaksi yang teratur yang pada akhirnya

keberhasilan belajar dapat maksimal.

Seorang guru yang bijaksana selalu berpikir bahwa

proses pembelajaran tidak mungkin dapat dicapai jika kondisi

pembelajarannya sendiri tidak mendukung. Tetapi, akan sangat

7

Page 8: Profesi Keguruan

berbeda bagi guru yang didalam mendidik dan mengajar hanya

untuk mengejar target kurikulum yang harus diselesaikan

setiap waktunya. Mereka sering kali mengabaikan kondisi,

sehingga ketika siswa belum siap mengikuti, pembelajaran pun

tetap dilaksanakan.

Sementara ketidaksesuaian kondisi sering kali

menjadikan proses pembelajaran sebagai suatu yang sangat

membosankan sehingga menurunkan minat belajar siswa. Siswa

cepat merasa bosan dan tidak bersemangat belajar sebab

kondisinya tidak mendukung proses pembelajaran itu sendiri.

Bahkan, seringkali menimbulkan anggapan bahwa proses belajar

itu adalah suatu yang tidak ada manfaatnya.

3. Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran.

Didalam proses pembelajaran yang efektif, seorang guru

memerankan diri dalam beberapa subjek, yang secara

keseluruhan merupakan rangkaian metode untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Adapun peran guru yang dilakonkan didalam proses

pembelajaran adalah:

A. Fasilitator

Didalam sebuah prose pembelajaran, seorang guru adalah

fasilitator. Artinya, seorang guru memfasilitasi setiap

kebutuhan dari proses pembelajaran. Peran ini memposisikan

guru pada kondisi stand by, yang setiap saat siap dan harus

dapat memfasilitasi kebutuhan siswa, khususnya yang

8

Page 9: Profesi Keguruan

berhubungan dengan proses pembelajaran. Jika dalam proses

pembelajaran ini siswa memerlukan penjelasan-penjelasan atau

jawaban-jawaban atas ketidakmengertiannya aatau

ketidaktahuannya terhadap suatu aspek pembelajaran, seorang

guru harus dapat memberikan solusi terbaik dan tepat

sehingga siswa mengerti dan memahami konsep-konsep

pembelajaran yang ada.

Sebagai fasilitator, seorang guru tidak perlu terlalu

menguasai proses pembelajaran dengan peranannya sendiri

sehingga mematikan kreatifitas siswa. Guru harus memberikan

peluang kepada siswa untuk mengembangkan diri secara

maksimal untuk mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu,

seorang guru harus dapat menjelaskan kepada siswa proses

pembelajaran yang dilakukannya.

Guru perlu menjelaskan kepada siswa bahwa sebenarnya

didalam proses pembelajaran yang terpenting adalah keaktifan

siswa dalam belajar, bukan keaktifan guru dalam menjelaskan

materi.. penjelasan secara global mungkin akan diberikan

oleh guru, tetapi penjelasan secara terperinci adalah

tergantung pada tingkat penguasaan siswa.

Mereka yang belum mengerti pada suatu aspek dapat

menanyakan kepada guru, tetapi yang lainnya mungkin sudah

memahami aspek tersebut. Semakin aktif seorang siswa

menanyakan kesulitan yang dihadapi, dia semakin paham

terhadap aspek pembelajaran yang dijalaninya. Semakin malas

siswa bertanya, maka sebenarnya dia sedang menumpuk

9

Page 10: Profesi Keguruan

persoalan yang ada di dalam hatiya, sehingga segunung

kesulitan akan di di tanggung pada saat mengikuti ulangan

atau ujian.

B. Manajer

Manajer dapat diartikan sebagai pengelola. Guru sebagai

manajer, berarti bahwa di dalam proses pembelajaran seorang

guru berposisi sebagai pengelola proses. Guru memegang

peranan untuk mengelola proses pembelajaran sehingga arah

dan tujuan dapat dicapai.

Sebagai seorang manajer, guru memegang peranan penting

untuk mengarahkan proses belajar siswa dengan mengelola

seluruh perangkat belajar sehingga sesuai dengan tujuan

belajar siswa dan pendidikan pada umumnya. Kemampuan guru

dalam mengelola proses pembelajaran yang dia punya sangat

memungkinkan keberhasilan siswanya. Hal ini berkaitan

sekali. Kemampuan seorang guru mengelola pembelajaran

menunjukan tingkat keberhasilannya dalam proses pembelajaran

itu.

Dalam sebuah proses pembelajaran terdapat banyak peranti

yang digunakan untuk kelancaran proses. Peranti tersebut

tidak akan berjalan aktif jika tidak dikelola secara benar

dan baik. Dalam hal inilah peranan guru sangat dibutuhkan

untuk menciptakan segala aspek pembelajaran agar dapat

mendukung tujuan pembelajaran itu sendiri. Pengelolaan

10

Page 11: Profesi Keguruan

segala aspek pembelajaran seharusnya sudah menjadi bekal

guru ketika memutuskan untuk menjadi guru.

Peranan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran

berkaitan didalamnya adalah bagaimana konsep yang

dilaksanakan guru sebagai salah satu kompetensi khas dari

seorang guru. Pengelolaan kelas dalam hal ini mmeliputi

beberapa aspek, misalnya mengkondisikan kelas pada proses

pembelajaran, mengatur tempat duduk siswa, mengatur proses

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, dan menciptakan

suasana kelas yang memungkinkan untuk pelaksanaan proses

pembelajaran.

Perlu kita sadari bersama bahwa sedikit kesalahan yang

dilakukan oleh seorang guru, maka hal itu akan terus menjadi

pola hidup siswa. Sebab, seorang anak pada kenyataannya jauh

lebih percaya kepada gurunya daripada orangtuanya sekalipun.

Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk dapat mengelola

kelasnya sdengan baik dan benar sesuai dengan tujuan

pendidikan yang hendak dicapai. Untuk itu, tidak bisa tidak

seorang guru haruslah menjadi manajer yang baik.

C. Motivator.

Guru adalah orang dewasa yang secara sadar mengambil

posisi memberikan pelajaran dan pendidikan kepada siswa.

Posisi ini memungkinkan guru sebagai pusat acuan bagi siswa.

Hal ini disebabkan karena siswa menganggap bahwa seorang

guru telah memiliki pengalaman hidup sehingga mereka

11

Page 12: Profesi Keguruan

menganggap bahwa segala pengalaman guru tersebut dapat

dimilikinya juga.

Sebagai seorang pendidik, guru mempunyai peranan untuk

membangkitkan semangat siswanya dalam belajar. Pembangkitan

semangat ini memosisikan guru sebagai motivator didalam

proses pembelajaran. Motivasi yang diberikan guru dipercaya

memiliki power yang cukup besar untuk membangkitkan semangat

belajar siswa. Dalam definisi lain dikatakan, bahwa seorang

guru harus dapat memberikan penguatan kepada siswanya,sesuai

dengan kebutuhan siswanya. Penguatan itu sendiri dapat

bersifat positif, tetapi dapat juga bersifat negative.

Berkenaan dengan peran guru sebagai motivator, penguatan

yang dimaksud adalah penguatan positif, dimana guru berusaha

menberikan pandangan-pandangan positif terhadap kondisi yang

dialami siswa. Penguatan ini bertujuan untuk membangkitkan

rasa percaya diri siswa sehinga mampu menghadapi setiap

permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran dan tidak

rendah diri atas kekurangan yang dimilikinya.

Motivasi yang diberikan guru bersifat membangun kondisi

positif dalam diri siswa dan semua itu bangkit atas prakarsa

siswa sendiri, bukan karena apa yang dimotivasikan guru.

Motivasi guru hanyalah sebagai pemicu sekaligus pemacu

semangat siswa dalam belajar.

Sebagai motivator, seorang guru sudah seharusnya memiliki

banyak kompetensi sehingga secara praktis sehingga mempunayi

kemampuan untuk memberikan motivasi kepada siswanya. Tanpa

12

Page 13: Profesi Keguruan

kompetensi pada dirinya, yang sesuai dengan aspek kekurangan

yang dimiliki oleh siswa, maka guru tidak akan efektif,

bahkan mungkin akan memberikan dampak yang negatif pada

setiap aspek motivasinya. Guru tidak akan dapat

menyelesaikan atau membantu siswa membantu persoalan apalagi

menyelesaikannya. Dalam kondisi seperti ini, tidak mungkin

seorang guru dapat menjadi motivator bagi siswanya.

Oleh karena itulah, agar dapat menjadi seorang

motivator,guru harus membekali dirinya sendiri dengan

kompetensi yang berkaitan dengan kebutuhan siswa yang

dibimbingnya. Kompetensi ini erat hubungannya dengan

tugasnya membimbing siswa menuju peningkatan kualitas diri.

D. Evaluator.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa

bertujuan untuk mengubah kondisi, kompetensi, dan sikap

peserta didik agar menjadi lebih baik dengan penguasaan

secara maksimal semua materi pendidikan yang diajarkan oleh

guru. Penguasaan materi pembelajaran ini pengukurannya dapat

dilakukan dengan metode tertentu yang disebut dengan

evaluasi.

Evaluasi proses pembelajaran dilakukan setiap ketuntasan

dari aspek kompetensi yang diajarkan kepada siswa.

Ketuntasan aspek kompetensi ini meliputi pokok bahasan, sub

pokok bahasan atau simpulan dari materi pembelajaran. Setiap

pembahasan selesai, proses evaluasi dilakukan oleh guru.

13

Page 14: Profesi Keguruan

Berkaitan dengan kegiatan evaluasi inilah guru

memposisikan dirnya sebagai evaluator. Gurulah yang

menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam penguasaan

kompetensi yang diharapkan pada setiap bahasan dalam proses

pembelajaran. Dengan metode-metode yang sudah mejadi alat

pengukuran penguasaan materi, guru menerapkan penilaian

kompetensi siswa.

Agar proses evaluasi ini dapat mendukung penciptaan

kondisi penbelajaran yang kondusif, maka obyektivitas pada

saat penilain harus di utamakan oleh seorang guru.

Obyektivitas ini merupakan kondisi nyata dari penguasaan

kompetensi yang berhasil dicapai oleh siswa. Hal ini

berkaitan erat dengan kualitas pendidikan di negeri ini.

Bagaimana kualitas pendidikan dapat ditingkatkan jika sistem

penilaian proses pembelajaran tidak obyektif?

Proses evaluasi yang kurang obyektif, yang sering sekali

terjadi akibat adanya tendensi tertentu, inilah yang

selanjutnya ditengarai sebagai penyebab merosotnya

pendidikan kita. Selalu ada unsur like dan dislike pada saat

memberikan nilai kepada siswa. Kadangkala penilaian tidak

melihat kemampuan siswa melainkan sikap semata, sehingga

mereka yang pandai tetapi nakal cendrung mendapatkan nilai

jelek. Hal ini seringkali terjadi walau sebenarnya sungguh

tidak rasional. Penulis anggap hal ini tidak rasional sebab

dalam hal ini ada unsur like dan dislike terhadap siswa

bersangkutan.

14

Page 15: Profesi Keguruan

E. Faktor Pendukung Pembelajaran yang Kondusif

Salah satu aspek penting keberhasilan dalam aspek

pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru adalah

kondisi pembelajarannya. Kondisi pembelajaran yang efektif

adalah kondisi yang benar-benar kondusif, kondisi yang

benar- benar sesuai dan mendukung kelancaran serta

kelangsungan proses pembelajaran.

Untuk itu, kita perlu memahami beberapa hal yang

mempunyai peran penting dalam penciptaan kondisi

pembelajaran yang kondusif, yaitu:

a). Lingkungan belajar

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan.

Lingkungan ini mencangkup tiga hal utama, yaitu lingkungan

fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Ketiga aspek

lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah

saling mendukung, sehingga siswa merasa kerasan di sekolah

dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan

karena tekanan ataupun keterpaksaan.

1). Lingkungan fisik mampu memberi peluang gerak dan

sehala aspek yang berhubungan dengan upaya penyegaran

pikiran bagui siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran, yang sangat membosankan. Lngkungan fisik

ini meliputi sarana-prasarana pembelajaran yang

15

Page 16: Profesi Keguruan

dimiliki oleh sekolah. Sarana-prasarana yang cukup dan

memadai untuk proses pembelajaran secara tuntas

dipastikan dapat membawa siswa pada kondisi

pembelajaran yang kondusif. Untuk proses pembelajaran

teori misalnya, siswa tidak merasakan sebagai ruangan

yang menyebalkan, bukan ruangan yang membosankan atau

bukan ruangan yang membuatnya tidak dapat membuatnya

beraktivatas bebas, melainkan sebuahh ruangan yang

memungkinkan dia bergerak, bernafas dan beraktivitas

lainnya secara proporsional. Kebutuhan untuj ruang

belajar sudah tercukupi sedemikian rupa sehingga

mendukung proses pembelajaran. Lampu, ventilasi,

bangku dan tempat duduk yang sesuai untuk mereka,

sungguh merupakan kondisi yang mendukung.

2). Lingkungan sosial berhubungan dengan pola interaksi

antarpersonil yang ada di lingkungan sekolah secara

umum. Lingkungan sosial yang baik memungkinkan bagi

para siswanya untuk berinteraksi secara baik

antarwarganya, guru dengan gurunya, atau guru dengan

karyawan, serta secara umum interaksi antarpersonil.

Kondisi pembelajaran yang kondusif hanya dapat dicapai

jika interaksi sosial ini dapat dicapai jika intreaksi

sosial ini berlangsung secara baik. Interaksi sosial

yang baik memungkinkan masing-masing personil

menciptakan pola hubungan tanpa adanya “sesuatu” yang

mengganggu pergaulannya. Lingkungan sosial yang

16

Page 17: Profesi Keguruan

kondusif dalam hal ini, misalnya, adanya keakraban yang

proporsioanal antara guru dan siswa dalam proses

pembelajaran.

3). Lingkungan budaya memberikan pada kita suatu pola

kehidupan yang

sesuai dengan pola kehidupan dengan para warganya.,

yakni siswa. Lingkungan budaya ini perlu diperhatikan

sebab siswa adalah pribadi yang masih labil dan masih

membutuhkan proses adaptasi untuk setiap lingkungan

dimana dia berada. Adalah sangat mengganggu jika

seorang siswa merasakan bahwa dia berada pada pola

hidup yang berbeda jauh dengan pola kehidupannya selama

ini. Mereka tidak nyaman dan pada akhirnya dapat

menurunkan semangat belajarnya. Lingkungan budaya dalam

hal ini dapat hal ini dapat saja diartikan sebagai pola

kehidupan yang dijalani masing-masing personil dalam

keseharian. Adanya perbedaan pola kehidupan sering kali

menjadi penghalang terjadinya kondisi kondusif dari

proses pembelajaran. Budaya hidup masyarakat atau

lingkungan hidup masing-masing personil kadangkala

terdapat terdapat kontradiksi sehingga mengganggu

proses pembelajaran yang kondusif, maka yang terutama

yang harus dilakukan adalah menyamakan persepsi dan

pola pikir tentang pola pergaulan. Pola pergaulan yang

homogen, walaupun terdiri atas budaya yang heterogen,

jelas dapat menciptakan kondisi yang kondusif.

17

Page 18: Profesi Keguruan

b). Sarana-prasarana yang memadai.

Sarana-prasarana yang kita maksud dalam hal ini

bukan hanya yang berhubungan secara langsung dengan

konsep pembelajaran, melainkan juga sarana pendukung

yang diperlukan siswa untuk hal-hal lain, misalnya

untuk refresing setelah berkutat mengikuti pelajaran

kelas karena setelah dua jam menjalani proses

pembelajaran, mereka akan mengalami kelelahan mental

sehingga membutuhkan sarana untuk refresing. Demikian

juga dengan rasa lapar yang sudah menyerang perut,

mereka membutuhkan sarana untuk sekedar ngemil dan

jajan atau, mereka juga membutuhkan sarana untuk

meredakan fikiran dengan bacaan-bacaan ringan yang

segar, butuh ruangan untuk menurunkan tekanan mental

dengan ritual keagamaan dan sebagainya.

Jika keperluan-keperluan tersebut dapat dipenuhi,

maka saat harus belajar lagi mereka pasti sudah dalam

kondisi yang segar dan siap untuk menghadapi proses

pembelajaran yang selanjutnya.

c) Kurikulum yang Cocok.

Kurikulum merupakan batasan yang harus diberikan

kepada siswa dan pada proses pembelajaran yang

dilakukan guru dikelasnya. Kurikulum inilah yang

memberikan batasa-batasan materi pembelajaran untuk

setiap tingkatan kelas siswa. Kurikulum ini sebuah

kerangka kegiatan yang didalamnya terdapat batasan

18

Page 19: Profesi Keguruan

materi. Kurikulum ini harus diikuti agar tujuan

pembelajaran yang sudah termasuk didalamnya dapat

dicapai sesuai dengan program.

d) Visi dan Misi yang Jelas.

Visi dan misi proses pembelajaran tidak lain adalah

visi dan misi pendidikan secara umum yaitu, peningkatan

kualitas dengan mengupayakan proses yang mampu membawa

siswa pada penguasaan materi, baik pengetahuan, sikap,

maupun psikomotor yang dapat dipakai sebagai bekal

hidup.

e) Kemauan yang Kuat.

Kemauan yang dimiliki oleh seseorang merupakan bekal

dan modal dasar didalam mewujudkan sesuatu. Kemauan

tersebut hanya menjadi kemauan jika tidak diusahakan

untuk mencapainya. Oleh karena itu seseorang harus

selalu berusaha untuk memenuhi segala kemauannya secara

intensive dan terus menerus diusahakan. Inilah yang

dinamakan kemauan yang kuat.

Dengan kemauan yang kuat inilah seseorang selalu

berusaha untuk dapat mewujudkan segala keinganannya.

Dengan kemauan yang kuat inilah seorang guru akan

terdorong untuk menciptakan pembelajaran yang mengacu

pada kepentingan siswa dalam penguasaan materi

pembelajaran. Seorang guru harus dapat memupuk kemauan

yang kuat agar kondisi yang kondusif dari proses

pembelajaran dapat terciptakan.

19

Page 20: Profesi Keguruan

4 . Mengefektifkan Peran siswa di kelas

A. Kondisi yang Diinginkan

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan,

maka kondisi proses pembelajaran di kelas harus

dikontruksikan secara sistematis dan terstruktur.

Konstruksi sistematika struktur dari proses

pembelajaran tersebut harus di ciptakan oleh guru dan

disesuaikan dengan kondisi rata-rata siswanya. Dan,

sebaiknya kondisi yang diciptakan oleh guru untuk

setiap kelasnya adalah bervariasi dan mempunyai

kecenderungan untuk memikat siswa secara aktif berperan

pada posisinya masing-masing.

Untuk itulah, guru harus menyadari dan

menindaklanjuti kondisi sehingga siswa mempunyai

tanggung jawab terhadap proses pembelajaran dirinya.

Disinilah guru perlu membangkitkan siswa dari

kebiasaan-kebiasaan negatifnya sehingga seluruh

perhatiannya dapat tersentral pada proses pembelajaran

yang sedang dijalaninya. Untuk itu, guru perlu kondisi

berikut.

a). Siswa aktif berperan

Selama ini, dalam proses pembelajaran, ada suatu

hal yang seakan diabaikan, yaitu bahwa yang sedang

belajar adalah siswa. Siswalah yang sedang menuntut

ilmu pengetahuan, keterampilan dan perbaikan sikap,

20

Page 21: Profesi Keguruan

sehingga untuk hal tersebut siswalah yang yang berperan

aktif . Peranan guru hanyalah sebagai pendamping untuk

untuk menuntun, mengarahkan siswa agar proses

pembelajaran tidak salah jalan.

Dalam interaksi sosial-edukatif, guru selalu

menegaskan dan menanyakan pada siswa tentang penguasaan

kemampuan yang sudah dimiliki oleh siswa disela-sela

proses pembelajarannya, tapi siswa tapi siswa selalu

mengatakan tidak ada masalah atau diam tidak merespons

interaksi yang dibangun oleh guru.

Sebagai seorang guru yang bijak, setiap guru

berusaha untuk melibatkan siswa secara aktif dalam

proses pembelajarannya. Tapi, hal itu seringkali tidak

dapat berlangsung. Siswa sama sekali tadak memiliki

kemampuan untuk merespons apa yang diinginkan oleh

guru.mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Dan,

yang sering kali terjadi justru siswa sibuk dengan

dirinya sendiri saat proses pembelajaran berlangsung.,

sehingga terkesan guru mrnguasai kelas sebagai seorang

penguasa tunggal.

b).Siswa menyadari tujuan belajarnya.

Keefektifan siswa dalam proses pembelajaransebenarnya

tergantung pada tingkat kesadaran siswa tersebut

didalam proses. Semakin tinggi tingkat kesadarannya

semakin tinggi pula keefektifannya. Kondisi ini

21

Page 22: Profesi Keguruan

selanjutnya berdampak pada tingkat penguasaan kemampuan

dari siswa bersangkutan.

B. Kondisi yang Dihadapi

Semua guru berharap agar semua siswanya dapat

berperan aktif dalam proses pembelajaran. Sebab, dengan

demikian, kondisi pembelajaran akan terstruktur dan

sistematis. Suasana kelas akan hidup dan proses

transfer pengetahuan, keterampilan, maupun sikap

dapatberlangsung sebagaimana keinginan.

Namun, pada kenyataannya keinginan untuk menciptakan

kondisi seperti itu seringkali membuat guru harus

mengelus dada dan menghela nafas panjang. Pengharapan

dan kenyataan adalah dua hal yang seringkali bertolak

belakang. Kita menginginkan kondisi yang kondusif,

tetapi yang kita hadapi justru kondisi yang sangat

mengkhawatirkan dan mengancam proses pembelajaran. Kita

menginginkan siswa berperan-serta dalam proses

pembelajaran, tetapi kemyataannya mereka hanya menjadi

penonton dan tenggelam dalam lamunan mereka sendiri.

a). Siswa pasif dalam belajar

b). Siswa malas belajar/tidak antusias

c). Siswa tidak peduli dengan tugas

belajarnya

C. Langkah-Langkah Penyelesaian

22

Page 23: Profesi Keguruan

Untuk dapat mewujudkan proses pembelajaran yang

kita lakukan, maka segala permasalahan yang mungkin

menjadi penghambat harus kita hilangkan atau setidaknya

dikurangi sehingga peningkatan kualitas pendidikan

secara umum dapat dicapai.

Mengefektifkan peranan siswa dalam proses

pembelajaran merupakan langkah positif untuk lebih

mengoptimalkan hasil dari proses pembelajaran. Sebab,

tanpa peranan siswa dalam proses pembelajaran, kondisi

akan timpang.

Untuk itu beberapa langkah berikut mungkin dapat

diterapkan guru agar siswanya Ikut berperan aktif

secara efektif dalam peranannya dalam proses

pembelajaran, yaitu :

a). Membentuk kelompok siswa

b). Memberi tugas kelompok

c). Menugaskan secara individual

Untuk mengukur tingkat kemampuan siswa atas proses

pembelajaran, seorang guru perlu melakukan proses

penilaian secara individu. Penilaian secara individu

ini sangat penting, sebab akan menunjukkan kepada

seberapa efektif proses pembelajaran.

Yang terbaik dalam metode penugasan individu ini

adalah keberagaman tugas yang diberikan kepada siswa.

Mencoba menghindari adanya tugas yang bersamaan agar

tidak ada kemungkinan saling menyontek, walau sekadar

23

Page 24: Profesi Keguruan

ide pokok dari tugas bersangkutan. Tugas individu ini

harus dipaksakan untuk dikerjakan secara individual

agar siswanya terbiasa untuk berperan aktif.

d). Peran-serta orang tua

Orang tua siswa mempunyai peranan yang sangat

besar dan penting dalam proses pembelajaran sang anak.

Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa dunia terluas

dan terlama bagi anak adalah lingkungan keluarganya.

Orang tua pun mempunyai kemampuan mengenal anaknya,

sebab sejak kecil mereka telah bersama-sama. Kelebihan

inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh guru untuk

lebih mengefektifkan siswanya dalam proses

pembelajaran.

24

Page 25: Profesi Keguruan

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pengembangan profesi guru adalah pengembangan yang

dilakukan untuk memenuhi dan mengimbangi standar kompetensi

yang dikembangkan untuk makin meningkatkan profesionalitas

dari guru. Karena makin berkembangnya kemampuan siswa, maka

peningkatan kualitas guru dalam mengajar pun harus

ditingkatkan pula agar tidak jauh tertinggal dari

perkembangan ilmu dan tekhnologi yang terus berkembang

setiap waktunya.

Faktor-faktor pendukung dalam pembelajaran siswa juga

harus diperhatikan untuk kelangsungan pembelajaran yang

kondusif. Hal ini dikarenakan, suasana yang nyaman akan

mampu memberikan stimulan yang penting untuk penyerapan

materi secara maksimal oleh siswa yang diberikan oleh guru.

25

Page 26: Profesi Keguruan

DAFTAR PUSTAKA

Http:id.wikipedia.org/wiki / Pengembangan profesi guru

26