DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING PADA SISWA SMA CHRISTIN Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Semakin hari kita semakin dekat dengan peristiwa kekerasan khususnya bullying yang dilakukan terhadap siswa SMA. Tindakan bullying dapat terjadi di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Para korban adalah para junior yang dapat dikatakan cukup rentan mengalami bullying yang dilakukan oleh kakak kelas atau senior baik bullying secara fisik, bullying secara verbal, bullying secara mental atau psikologis dan bullying relasional. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana gambaran bullying yang dialami oleh subjek, apa saja yang menyebabkan subjek menjadi target sasaran sebagai korban bullying, apa saja indikasi bullying pada perilaku subjek korban dan apa saja dampak bullying bagi subjek. Peneliti mengggunakan metode kualitatif agar memperoleh pemahaman yang menyeluruh, utuh dan mendalam tentang fenomena yang diteliti. Peneliti menggunakan teknik wawancara. Subjek yang diteliti adalah seseorang yang pernah mengalami bullying ketika SMA sebanyak dua orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua subjek mengalami berbagai macam tindakan bullying baik bullying secara fisik, bullying secara verbal dan bullying secara mental atau psikologis tetapi hanya subjek kedua yang mengalami bullying secara relasional yaitu menolak pertemanan dengan korban. Salah satu penyebab utama subjek menjadi target sasaran sebagai korban bullying karena tindakan bullying sudah menjadi tradisi di sekolah kedua subjek. Salah satu indikasi bullying pada perilaku subjek korban yaitu tidak mau pergi ke sekolah. Dampak bullying bagi kedua subjek antara lain dampak fisik, dampak emosional dan dampak psikologis. Hanya subjek kedua saja yang sampai berdampak psikologis yaitu merasa trauma setelah mengalami bullying. Dalam penelitian ini diharapkan dapat membangun kepekaan masyarakat mengenai isu bullying yang terjadi di lingkungan sekolah dan sekitarnya khususnya pada siswa SMA, seluruh pihak baik keluarga dan sekolah sebaiknya melakukan tindakan penanganan jika anak atau para siswa ada yang mengalami bullying dan melakukan tindakan pencegahan agar bullying tidak terjadi lagi di kemudian hari. Kedua subjek sebaiknya memiliki pemahaman mengenai tindakan penanganan yang dapat dilakukan sendiri ketika mengalami bullying, melakukan tindakan pencegahan agar tidak mengalami bullying lagi di kemudian hari agar dampak psikologis bullying yang dialaminya tidak mempengaruhi kehidupannya sehari-hari. Kata kunci : dampak psikologis, bullying, siswa SMA
13
Embed
problem solving pada mantan narapidana pelaku pembunuhan dalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING PADA SISWA SMA
CHRISTIN
Program Sarjana, Universitas Gunadarma
Abstrak
Semakin hari kita semakin dekat dengan peristiwa kekerasan khususnya bullying yang dilakukan terhadap siswa SMA. Tindakan bullying dapat terjadi di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Para korban adalah para junior yang dapat dikatakan cukup rentan mengalami bullying yang dilakukan oleh kakak kelas atau senior baik bullying secara fisik, bullying secara verbal, bullying secara mental atau psikologis dan bullying relasional.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana gambaran bullying yang dialami oleh subjek, apa saja yang menyebabkan subjek menjadi target sasaran sebagai korban bullying, apa saja indikasi bullying pada perilaku subjek korban dan apa saja dampak bullying bagi subjek. Peneliti mengggunakan metode kualitatif agar memperoleh pemahaman yang menyeluruh, utuh dan mendalam tentang fenomena yang diteliti. Peneliti menggunakan teknik wawancara. Subjek yang diteliti adalah seseorang yang pernah mengalami bullying ketika SMA sebanyak dua orang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua subjek mengalami berbagai macam tindakan bullying baik bullying secara fisik, bullying secara verbal dan bullying secara mental atau psikologis tetapi hanya subjek kedua yang mengalami bullying secara relasional yaitu menolak pertemanan dengan korban. Salah satu penyebab utama subjek menjadi target sasaran sebagai korban bullying karena tindakan bullying sudah menjadi tradisi di sekolah kedua subjek. Salah satu indikasi bullying pada perilaku subjek korban yaitu tidak mau pergi ke sekolah. Dampak bullying bagi kedua subjek antara lain dampak fisik, dampak emosional dan dampak psikologis. Hanya subjek kedua saja yang sampai berdampak psikologis yaitu merasa trauma setelah mengalami bullying. Dalam penelitian ini diharapkan dapat membangun kepekaan masyarakat mengenai isu bullying yang terjadi di lingkungan sekolah dan sekitarnya khususnya pada siswa SMA, seluruh pihak baik keluarga dan sekolah sebaiknya melakukan tindakan penanganan jika anak atau para siswa ada yang mengalami bullying dan melakukan tindakan pencegahan agar bullying tidak terjadi lagi di kemudian hari. Kedua subjek sebaiknya memiliki pemahaman mengenai tindakan penanganan yang dapat dilakukan sendiri ketika mengalami bullying, melakukan tindakan pencegahan agar tidak mengalami bullying lagi di kemudian hari agar dampak psikologis bullying yang dialaminya tidak mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.
Kata kunci : dampak psikologis, bullying, siswa SMA
A. LATAR BELAKANG
Peristiwa kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah seperti tidak
pernah ada habisnya. Beberapa insiden kekerasan yang telah terjadi di institusi
pendidikan. Salah satunya adalah bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.
Saat ini mulai sering muncul berbagai kabar mengenai aksi bullying yang
terjadi di kalangan pelajar khususnya siswa Sekolah Menengah Atas.
Bullying adalah perbuatan atau perkataan yang menimbulkan rasa takut,
sakit atau tertekan baik secara fisik maupun mental yang dilakukan secara
terencana oleh pihak yang merasa lebih berkuasa terhadap pihak yang
dianggap lebih lemah (Coloroso, 2007). Hal ini dilakukan dengan
menggunakan alasan yang dibuat-buat untuk merasionalisasikan tindakan
kekerasannya misalnya untuk membentuk mental junior yang tahan banting
padahal alasan tersebut hanya untuk membenarkan tindakannya agar
kekerasan menjadi tradisi (Sejiwa, 2008). Bullying dapat terjadi di sekitar
lingkungan sekolah dengan menggunakan kekerasan atau kekuatan yang
dimiliki oleh para senior atau kakak kelas yang ditujukan kepada para junior
atau adik kelas. Kakak kelas atau para senior memberikan tekanan kepada
para junior bahkan ada senior yang tega melakukan penganiayaan kepada adik
kelas atau juniornya.
Pada beberapa waktu yang lalu, masyarakat dikejutkan dengan berita
mengenai adanya kekerasan kepada para siswa junior yang dilakukan oleh
para siswa senior di sekitar lingkungan Sekolah Menengah Atas. Hal ini cukup
mendapat perhatian dari berbagai kalangan dan menjadi suatu fenomena baru
yang terjadi di masyarakat. Salah satu contohnya adalah bullying yang dialami
oleh seorang siswa SMA Negeri 34, Pondok Labu, Jakarta Selatan yang
bernama Muhammad Fadhil (16 tahun). Fadhil menjadi korban kekerasan atau
praktik bullying yang dilakukan oleh para seniornya yang tergabung dalam
suatu komunitas geng sekolah bernama Gazper. Alasan penganiayaan tersebut
karena Fadhil menolak ajakan seniornya untuk bergabung menjadi anggota
geng tersebut. Para seniornya marah karena menerima penolakan tersebut
sehingga mereka melakukan penganiayaan kepada Fadhil.
Beberapa kasus bullying bullying yang dilakukan oleh siswa Sekolah
Menengah Atas tidak terlepas dari pengaruh “pewarisan ideologi” yang
dilakukan oleh para senior. Faktor ini sangat berpengaruh terhadap pewarisan
tradisi siapa “kawan” dan siapa “lawan” dalam bullying. Media massa
memegang peranan penting untuk memberikan edukasi yang antisosial
khususnya dalam sejumlah sinetron atau film remaja yang berisi “kebencian”
hanya karena alasan kelompok kaya atau miskin, kelompok cantik atau jelek,
kelompok gaul atau cupu. Meskipun hal tersebut hanya bersifat fiksi namun
secara tidak langsung akan memberikan model bagi siswa Sekolah Menengah
Atas untuk melakukan bullying. Usia yang rentan menjadi korban bullying
adalah usia remaja yaitu sekitar 15 tahun sampai 18 tahun dimana dalam
periode tersebut dianggap sebagai masa yang sangat penting dalam kehidupan
seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian. Secara umum,
periode remaja merupakan klimaks dari periode perkembangan sebelumnya
karena apa yang diperbolehkan dalam masa sebelumnya akan diuji dan
dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu tersebut telah
mempunyai kepribadian yang lebih matang (Irwanto, 2002).
Bullying memiliki dampak bagi anak-anak yang menjadi korban.
Dampak tersebut dapat bersifat fisik maupun psikologis. Beberapa dampak
fisik yang dapat ditimbulkan oleh bullying antara lain kondisi fisik yang
menurun, merasa sakit pada bagian tubuh tertentu dan mengalami luka secara
fisik. Dampak fisik tersebut dapat berakibat fatal bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Dampak lain yang kurang terlihat namun memiliki efek jangka
panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis dan penyesuaian sosial
yang buruk. Korban bullying akan merasakan emosi yang negatif dalam
dirinya seperti perasaan marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih,
tidak nyaman dan terancam serta merasa tidak berdaya untuk mengatasi
permasalahan yang dialaminya. Dalam jangka waktu yang cukup panjang,
emosi tersebut akan menimbulkan perasaan rendah diri karena merasa dirinya
tidak berharga. Hal yang paling ekstrim mengenai dampak psikologis yang
dialami yaitu munculnya gangguan psikologis misalnya rasa cemas yang
berlebihan, merasa ketakutan, depresi dan memiliki keinginan untuk bunuh
diri serta munculnya gejala gangguan stres pasca trauma (Sejiwa, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang
dampak psikologis bullying pada siswa SMA.
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Peneliti akan mengemukakan beberapa pertanyaan penelitian antara lain:
1. Bagaimana gambaran bullying yang dialami oleh subjek?
2. Apa yang menyebabkan subjek menjadi target sasaran sebagai korban
bullying?
3. Apa saja indikasi bullying pada perilaku subjek korban?
4. Apa dampak bullying bagi subjek?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui gambaran bullying yang
dialami oleh subjek, mengetahui penyebab subjek menjadi target sasaran
sebagai korban bullying, mengetahui indikasi bullying pada perilaku subjek
korban dan mengetahui dampak bullying bagi subjek.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dapat
memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya psikologi
pendidikan dan psikologi kepribadian mengenai dampak psikologis
bullying pada siswa SMA. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai
acuan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat yang dapat diambil adalah untuk menambah wawasan
tentang dampak psikologis bullying pada siswa SMA. Membantu para
siswa Sekolah Menengah Atas agar terhindar dari bullying yang dapat
menyebabkan berbagai dampak yang akan berpengaruh pada kehidupan
sehari-hari serta agar para siswa tersebut mengetahui cara mengantisipasi
bullying. Memberikan pemahaman kepada para orang tua agar dapat
mengetahui perkembangan kepribadian anak dan berperan aktif dalam
penanganan bullying pada anak. Memberikan pedoman kepada institusi
pendidikan khususnya para pengajar untuk dapat mencegah dan
melakukan penanganan terhadap bullying yang terjadi di lingkungan
sekolah.
E. LANDASAN TEORI
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang
oleh seseorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan terhadap
siswa dan siswi lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut
(Riauskina, 2005).
Berikut ini merupakan beberapa jenis bullying (Coloroso, 2008) :
a. Bullying secara fisik
Contoh bullying fisik antara lain memukuli, berkelahi, mencekik,