Top Banner

of 26

Problem Based Learning

Oct 15, 2015

Download

Documents

Materi Metode Pembelajaran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Responden : Siswa SMK Negeri 1 KatapangUntuk mengetahui efektifitas model PBL di SMK, penulis melakukan survei di SMK Negeri 1 Katapang terhadap 36 orang pelajar (N=36) jurusan Teknik Elektronika Industri, perihal penggunaan model PBL. Survey ini terdiri dari pertanyaan untuk mengetahui motivasi pelajar terhadap keikutsertaannya di dalam PBL dan respon dalam mengerjakan proyek secara kelompok.Survey ini menggunakan pengukuran 5 poin skala Linkert dengan ketentuan sebagai berikut : Nilai 1 untuk yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS). Nilai 2 untuk yang menjawab Kurang Setuju (KS). Nilai 3 untuk yang menjawab Ragu-ragu (R). Nilai 4 untuk yang menjawab Setuju (S). Nilai 5 untuk yang menjawab Sangat Setuju Sekali (SSS).Berikut hasil survei dimaksud.Tabel 7-1 Daftar hasilkuisioner.Pertanyaan yang diajukanNilai Rata%

1. Saya menilai proyek sebagai tantangan4.182

2. Dengan PBL akan membuat kita berpikir kreatif.4.0080

3. Kita akan lebih baik jika belajar dengan menggunakan multimedia digital.4.2886

4. Saya merasa senang dalam mengikuti PBL4.896

5. PBL membuat kita berpikir kritis terhadap suatu topic3.876

6.PBL meningkatkan pemahaman kita terhadap materi.3.8677

7. Saya merasa termotivasi dalam megerjakan proyek.3.9876

8. Pemahaman kita terhadap suatu subyek akan lebih baik setelah mengikuti PBL.3.9879

9. Saya tertantang untuk belajar giat di dalam kelompok kerja3.9178

10. Saya dan kelompok terbantu dengan software pendukung dalam menyelesaikan proyek.3.8677

LAMPIRAN 7 (Lanjutan)

Pertanyaan yang diajukanNilai Rata%

11. Dengan kerja kelompok, tujuan proyek cepat tercapai.3.8275

12. PBL memperdalam wawasan kita dalam menyelesaikan permasalahan secara nyata.3.8677

N = 36

Kesimpulan :1. Pelajar termotivasi dan tertantang dengan model PBL, apalagi jika ditunjang oleh sarana dan multimedia yang lengkap.2. PBL menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman yang lebih mendalam.3. Meningkatkan kerjasama tim dan kemampuan komunikasi yang supel.200806/09CATEGORYProject Based Learning1 commentDesain Penulis: Deskripsi Model PBL / Pembelajaran BerbasisProyekBerdasarkan kegiatan pengajar dan pelajar dalam pendekatan PBL, maka PBL yang akan dibuat di dalam lingkungan web terbagi dalam tiga tahapan yakni persiapan, pembelajaran dan evaluasi, tetapi dari tiga tahapan tersebut dapat dideskripsikan menjadi enam tahapan sebagai berikut.a.PersiapanPengajar merancang desain atau membuat kerangka proyek yang bermanfaat dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pelajar dalam mengembangkan pemikiran terhadap proyek tersebut sesuai dengan kerangka yang ada, dan menyediakan sumber yang dapat membantu pengerjaannya. Hal ini akan mendukung keberhasilan pelajar dalam menyelesaikan suatu proyek dan cukup membantu dalam menjawab pertanyaan, beraktifitas dan berkarya. Kerangka menjadi sesuatu yang penting untuk dibaca dan digunakan oleh pelajar. Oleh karenanya, pengajar harus melakukan perannya dengan baik dalam menganalisa dan mengintegrasikan kurikulum, mengumpulkan pertanyaan, mencari web site atau sumber yang dapat membantu pelajar dalam menyelesaikan proyek, dan menyimpannya di dalam web.b.Penugasan/menentukan topik.Sesuai dengan tugas proyek yang diberikan oleh pengajar maupun pilihan sendiri, pelajar akan memperoleh dan membaca kerangka proyek, lalu berupaya mencari sumber yang dapat membantu. Dengan berdasar pada referensi alamat web yang berisi materi relevan, pelajar dengan cepat dan langsung mendapatkan materi yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Lalu pelajar berupaya berpikir dengan kemampuannya berdasar pada pengalaman yang dimiliki, membuat pemetaan topik, dan mengembangkan gagasannya dalam menentukan sub topik suatu proyek.

Gambar Blok diagram tahapan dalam PBL.c.Merencanakan kegiatan.Pelajar bekerja dalam proyek individual, kelompok dalam satu kelas atau antar kelas. Pelajar menentukan kegiatan dan langkah yang akan diambil sesuai dengan sub topiknya, merencanakan waktu pengerjaan dari semua sub topik dan menyimpannya di dalam web. Jika bekerja dalam kelompok, tiap anggota harus mengikuti aturan dan memiliki rasa tanggungjawab. Sedangkan pengajar berkewajiban menyampaikan isi dari rencana proyeknya kepada orang tua, sehingga orang tua dapat ikut serta membantu dan mendukung anaknya dalam menyelesaikan proyek.d.Investigasi dan penyajian.Investigasi disini termasuk kegiatan : menanyakan pada ahlinya melalui e-mail, memeriksa web site, dan saling tukar pengalaman dan pengetahuan serta melakukan survei melalui web. Dalam perkembangannya, terkadang berisi observasi, eksperimen, dan field trips. Diskusi dapat dilakukan secara sinkron dan asinkron melalui chating. Lalu penyajian hasil dapat berupa gambar, tulisan, diagram matematika, pemetaan dan lain-lain. Secara rutin, orang tua dan pengajar berkomunikasi untuk memantau kegiatan dan prestasi yang dicapai oleh pelajar.e.Finishing.Pelajar membuat laporan, presentasi, halaman web, gambar, dan lain-lain. Sebagai hasil dari kegiatannya. Lalu pengajar dan pelajar membuat catatan terhadap proyek untuk pengembangan selanjutnya. Peserta menerima feedback atas apa yang dibuatnya dari kelompok, teman, dan pengajar. Fasilitas feedback online disajikan untuk memungkinkan setiap individu secara langsung berkomentar dan memberikan kontribusi, dan agar dilihat dan bermanfaat bagi orang lain.f.Monitoring/Evaluasi.Pengajar menilai semua proses pengerjaan proyek yang dilakukan oleh tiap pelajar berdasar pada partisipasi dan produktifitasnya dalam pengerjaan proyek.200712/18CATEGORYProject Based Learning17 commentsPengenalan PBL (Pembelajaran BerbasisProyek)PBL (Project based Learning/ Pembelajaran Berbasis Proyek) merupakan metoda belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajar dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.Berikut pengertian PBL menurut beberapa ahli.a.PBL adalah metoda pengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaanauthenticdanperancangan produk dan tugas[Universityof Nottingham, 2003].b.PBLadalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya [Barron, B. 1998,Wikipedia].c.PBLadalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajar melakukan riset terhadap permasalahan nyata.[Blumenfeld et Al. 1991].d.PBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagaistimulusdan berfokus kepada aktifitas pelajar. [Boud & Felleti, 1991].Metoda ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi pendidikan bidang keteknikan, terutama dalam hal sebagai berikut :pelajar memperoleh pengetahuan dasar(basic sciences)yang berguna untuk memecahkan masalah bidang keteknikan yang dijumpainya,pelajar belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya, yang sering disebut student-centered,pelajar mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif.Ada tiga kategori umum penerapan proyek untuk pelajar, yakni mengembangkan keterampilan, meneliti permasalahan dan menciptakan solusi. Kreatifitas dari suatu proyek membantu perkembangan pertumbuhan individu. Berdasarkan hasil riset bahwa PBL memberikan kemampuan kognitif dan motivasi yang menghasilkan peningkatan pembelajaran dan kemampuan untuk lebih baik mempertahankan/ menerapkan pengetahuan[4].Pada model PBL pelajar dilibatkan dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para pelajar untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan pelajar yang realistis[6]. Pendekatan ini mengacu pada hal-hal sebagai berikut.a.Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.b.Responsibility: PBL menekankanresponsibilitydananswerabilitypara pelajar ke diri dan panutannya.c.Realisme : kegiatan pelajar difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitasini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap profesional.d.Active-learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan pelajar untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.e.Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para pelajar menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.f.Keterampilan Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, danself-management.g.Driving Questions:PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu pelajar untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.h.Constructive Investigations:sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para pelajar.i.Autonomy:proyek menjadikan aktifitas pelajar sangat penting.A. Pendekatan PBLPendekatan PBL adalah penggunaan proyek sebagai metoda pengajaran/pembelajaran. Para pelajar bekerja secara nyata, seolah-olah ada di dunia nyata yang dapat menghasilkan produk secara realistis. Prinsip yang mendasari adalah bahwa dengan aktifitaskompleks ini, kebanyakan proses pembelajaran yang terjadi tidak tersusun dengan baik.Alternatif penggunaan PBL adalah sesuatu yang sangat berbeda. Dari pengalaman terdapat dua dimensi untuk menggolongkan alternatif PBL : 1) penyelesaian tugas dan pembelajaran pengetahuan yang pokok, 2) manajemen proyek dan pembelajaran ketrampilan secara umum. Aktifitaspara pengajar dan para pelajar bertukar-tukar tergantung pada derajat tingkat kendali yang diberikan kepada para pelajar dalam kedua dimensi.B.Peran Pengajar dalam PBLSelama berlangsungnya proses belajar dalam PBL pelajar akan mendapat bimbingan dari narasumber atau fasilitator, tergantung dari tahapan kegiatan yang dijalankan.a.NarasumberMenyusuntrigger problems.Sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran bahan cetak atau elektronik.Melakukan evaluasi hasil pembelajaran.b.FasilitatorSecara umum peran fasilitator adalah memantau dan mendorong kelancaran kerja kelompok, serta melakukan evaluasi terhadap efektifitas proses belajar kelompok. Secara lebih rinci peran fasilitator adalah sebagai berikut. Mengatur kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman. Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi. Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok. Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri denganself-evaluation. Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan. Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar, serta menjaga agar proses belajar terus berlangsung, agar tidak ada tahapan dalam proses belajar yang dilewati atau diabaikan dan agar setiap tahapan dilakukan dalam urutan yang tepat. Menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam penyelesaian tugas dan juga memberikan pengarahan untuk mendorong pelajar keluar dari kesulitannya. Membimbing proses belajar pelajar dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat. Pertanyaan ini hendaknya merupakan pertanyaan terbuka yang mendorong pelajar mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan, sudut pandang, dan lain-lain. Mengevaluasi kegiatan belajar pelajar, termasuk partisipasinya dalam proses kelompok. Pengajar perlu memastikan bahwa setiap pelajar terlibat dalam proses kelompok dan berbagi pemikiran dan pandangan. Mengevaluasi penerapan PBL yang telah dilakukan.200711/17CATEGORYProject Based Learning24 commentsPerbedaan Kelas PBL dengan Lingkungan KelasTradisionalDi dalam kelas tradisional pelajar dikondisikan untuk mendengarkan, menghafaldan belajar termasuk mengajukan pertanyaan. Menghafalkan fakta dan informasi sebenarnya bukan cara untuk belajar tetapi ini biasa dilakukan di suatu kelas tradisional. Sehingga lebih penting mengetahui bagaimana cara memproses informasi dibanding hanya mengetahui fakta yang nyata.Tabel 3.1 Perbedaan kelas PBL dengan Lingkungan Kelas Tradisional[10].TradisionalKurikulum- Mengacu pada kurikulum yang baku- Cakupan materi yang lebar- Menghafal materi tanpa berpikir faktaKelas- Pengajaran dilakukan dengan penempatan pelajar pada tempat duduk yang rapih dan kaku dalam format baris dan kolom.- Berupaya merangkul semua orang bersama-sama, belajar di langkah dan bobot yang sama- Berusaha secara individu untuk mencapai targetPengajar- Pengajar sebagai pemberi ceramah/ narasumber dan tenaga ahli.Pelajar- Bergantung kepada pengajar dalam menyelesaikan intruksiTeknologi- Memberikan reward bagi yang menyelesaikan tugas dan sebaliknya memberikan hukuman bagi yang tidak menguasai konsepProject-based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)Kurikulum-Jangka panjang, interdisciplinary, pelajar sebagai pusat perhatian dalam menyimak isu dunia nyata yang menarik perhatian pelajar-Adanya investigasi dan riset yang mendalam-Mahami proses, mendorong kemampuan berpikir kritis dan menghasilkan penemuanKelas-Pelajar duduk secara fleksibel, santai dan berkolaborasi di dalam tim.-Petunjuk pembelajaran fleksibel, banyak perbedaan tingkat dan topik yang dipelajari oleh tiap pelajar-mendorong pelajar bekerja dalam tim yang heterogen untuk mencapai targetPengajar-Pengajar sebagai fasilitator dan menyediakan sumber dayaPelajar-bertanggung jawab atas diri sendiri, menggambarkan tugasnya sendiri dan bekerja sebagai anggota suatu tim untuk waktu tertentu dengan suatu target-Pengajar berfungsi sebagai pemanduTeknologi-menggunakan alat yang terintegrasi dalam semua aspek kelas, seperti dalam pemecahan masalah, komunikasi, meneliti hasil, dan mengumpulkan informasi.Di dalam kelas PBL gaya kelas juga berubah. Lingkungan kelas tidak lagi diatur oleh pelajaran yang kaku, tetapi dikuasai oleh pelajaran yang saling behubungan dan membantu para pelajar mengembangkan keterampilannya sesuai tujuan pembelajaran, kemudian mengijinkan pelajar menggunakan keterampilan itu untuk memecahkan masalah. PBL dapat terintegrasi ke dalam kelas dari semua pokok pembelajaran.200711/17CATEGORYProject Based LearningLeave a commentKegiatan Pengajar dalam PendekatanPBLDalam pembelajaran proyek didesain sebagai suatu kursus dengan komponen: sasaran hasil, isi, sumber daya, penilaian, dan lain-lain. Dalam PBL, instruksi terjadi melalui pelatihan, diskusi, bimbingan, dan lain-lain. Bagian ini sebagai aktifitas pengajar dalam pendekatan PBL. a.Desain Proyek. Tahap desain proyek adalah sangat pokok. Perancangan yang salah dari Aktifitas Proyek akan menyebabkan dampak yang tidak baik pada proses belajar pelajar. Pengajar menggambarkan isi, mengatur pertanyaan, hasil pembelajaran, material pendukungan, dan strategi penilaian. Gambar 3.2 menunjukan beberapa aspek dari desain proyek. Aktifitas ini diselenggarakan oleh suatu tim pengajar dengan disiplin ilmu yang sesuai. Isi (content) : pengajar memutuskan topik apa yang tercakup pada proyek. Proyek yang baik adalah yang cocok untuk lintas disiplin. Proyek pada umumnya dibuat berdasarkan kurikulum baku. Sebagai konsekuensinya, desain memerlukan sampling kurikulum yang ada dan mengkombinasikan unsur-unsur instruksi dari berbagai disiplin ilmu. Hasil pembelajaran (learning outcomes) : definisi sasaran dan objektifitas pengukuran hasil pengajaran sangat diperlukan. Para pengajar harus menandai pengetahuan pokok dan ketrampilan yang akan diperoleh pelajar. Juga menguraikan keterampilan umum yang ditargetkan oleh proyek. Sasaran hasil pembelajaran harus dipetakan ke aktifitas proyek. Titik Fokus (focal points) : untuk memotivasi pelajar dan memperoleh keterlibatannya secara penuh, proyek harus dibuat menantang dan berhubungan dengan permasalahan hidup nyata. Pengajar harus menentukan dan mengatur pertanyaan yang akan dihadapi pelajar dan mendorong pelajar untuk menyelesaikan permasalahan. Aktifitas & deliverables : PBL harus melibatkan para pelajar di dalam aktifitas yang realistis. Tahap desain menentukan aktifitas seperti penyelidikan, riset, pemecahan masalah, penggunaan alat bantu, dan lain-lain. Metoda : pengajar juga menentukan cara untuk menerapkan proyek organisasi kelas dan kelompok, pelatihan, dan material pendukung, serta prosedur umpan balik, sumber daya, dan lain-lain. Penilaian (assessment) : strategi untuk mengevaluasi hasil yang dicapai pelajar harus ditentukan. Penilaian sendiri dan oleh tim ahli mempunyai suatu peran penting dalam pendekatan PBL. b. Monitoring dan pengendalian. Setelah menyelesaikan perencanaan proyek dan sebelum menjalankan kegiatan pelajar, pengajar harus mengorganisir kelas, membentuk kelompok, mengorganisir material, menugaskan pekerjaan, mengorganisir pelatihan, dan jadwal aktifitas . Setelah proyek diberikan dan ketika pelajar melaksanakan tugas proyek, pengajar harus memonitor kemajuan, mengkoordinir aktifitas , dan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Pelajar harus mengakses dokumen dan melayani pelajar secara individu dan kelompok. Pelajar juga harus memonitor kerja kelompok dan bila terjadi konflik inter-personal, segera menyelesaikannya. c. Support Di dalam model PBL, instruksi yang terjadi kebanyakan secara tidak langsung. Pengajar dapat memulai dengan instruksi langsung terbatas pada hal-hal yang dasar. Pengajar menyiapkan dan menyediakan selebaran tugas, seperti selebaran penjelasan metodologi, petunjuk, atau petunjuk penggunaan. Juga menyediakan akses kepada material pelajaran dan sumber yang lain, seperti catatan ceramah kuliah, pembicaraan video-taped dan proses; melakukan latihan di tempat kerja dan membuat demonstrasi jika dibutuhkan. Selain daripada itu mengorganisir pembicaraan dan seminar sekitar isu kompleks dengan mengundang tenaga ahli atau para profesional. Instruksi juga terjadi melalui pelatihan. Pelajar senior dapat membimbing ke tingkat yang lebih rendah, serta dapat membantu mengorganisir pekerjaan, keputusan struktur, memecahkan permasalahan dan pengoperasian perangkat. d. Penilaian Penilaian harus disatukan ke dalam aktifitas proyek. Karena PBL dititik beratkan pada keberhasilan pelajar, evaluasi diri dan oleh tim ahli harus dimasukkan ke dalam strategi penilaian. e. Umpan balik Pengalaman dari implementasi PBL menjadi sesuatu yang berharga, yang memberikan kesempatan untuk melakukan peningkatan kemampuan. Pelajar dan pengajar dapat menyediakan umpan balik mengenai perencanaan, organisasi, support, dan penilaian proyek. Umpan balik adalah sesuatu yang pokok dalam PBL. Umpan balik dapat dimulai dari para pengajar, pelatih, ahli, klien, dan lain-lain. Presentasi dan diskusi adalah sarana yang baik untuk menjadi umpan balik. Para pengajar harus mengorganisir prosedur umpan balik.

http://yudipurnawan.wordpress.com/category/project-based-learning/

Problem Based LearningProblem Based Learning1. PENGERTIAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL )Problem-Based Learning(PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995). Finkle dan Torp (1995) menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Dua definisi di atas mengandung arti bahwaPBLatau PBM merupakan setiap suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.PBM bermula dari suatu program inovatif yang dikembangkan di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, Kanada (Neufeld & Barrows, 1974). Program ini dikembangkan berdasar kenyataan bahwa banyak lulusannya yang tidak mampu menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari dalam praktek sehari-hari. Dewasa ini PBM telah menyebar ke banyak bidang seperti hukum, ekonomi, arsitektur, teknik, dan kurikulum sekolah.Menurut Boud dan Felleti (1991, dalam Saptono, 2003) menyatakan bahwa Problem Based Learning is a way of constructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on student activity. H.S. Barrows (1982), sebagai pakar PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru.. PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004)Berdasarkan pendapat pakar-pakar tersebut maka dapat disimpulkan bahwaPROBLEM BASED LEARNING (PBL)merupakan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.Sehingga dapat diartikan bahwa PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL. PBL merupakan satu proses pembelajaran di mana masalah merupakan pemandu utama ke arah pembelajaran tersebut. Dengan demikian, masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong keilmuannya.1. LATAR BELAKANG PENTINGNYAPROBLEM BASED LEARNING (PBL)Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran yang monoton dari waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran.Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi, sangat bergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya pembelajaran (Semiawan, 1985). Banyaknya teori dan hasil penelitian para ahli pendidikan yang menunjukkan bahwa pembelajaran akan berhasil bila siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Atas dasar ini munculah istilah Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA ). Salah satu pendekatan pembelajaran yang mengakomodasi CBSA adalah Pembelajaran Berbasis Masalah(PBL) dikembangkan dari pemikiran nilainilai demokrasi, belajar efektif perilaku kerja sama dan menghargai keanekaragaman dimasyarakat.Pembelajaran berbasis masalah(PBL) bermaksud untuk memberikan ruang gerak berpikir yang bebas kepada siswa untuk mencari konsep dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi yang disampaikan oleh guru. Karena pada dasarnya ilmu Matematika bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep Matematika dengan kehidupan sehari-hari. Memiliki ketrampilan tentang alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan tentang proses alam sekitar,mampu menerapkan berbagi konsep matematika untuk menjelaskan gejala alam dan mampu menggunakan teknologi sederhana untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari(Depdikbud:1994).Dengan menggunakan pendekatan PBL siswa tidak hanya sekedar menerima informasi dari guru saja, karena dalam hal ini guru sebagai motivator dan fasilitator yang mengarahkan siswa agar terlibat secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran dengan diawali pada masalah yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Karateristik PBL lebih mengacu pada aliran pendidikan kontruktivmisme, dimana belajar merupakanproses aktif dari pembelajaran untuk membangun pengetahuan . proses aktif yang dimaksud tidak hanya bersifat secara mental tetapi juga secara fisik. Artinya, melalui aktivitas secara fisik pengetahuan siswa secara aktif dibangun berdasarkan proses asimilasi pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan ini berlangsung secara mental. Matthews( dalamSuparno.1997:56).Dalam pembelajaran guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar sebagai suatu sistem sosial yang memiliki ciri proses demokrasi dan proses ilmiah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan jawaban terhadap praktek pembelajaran kompetensi serta merespon perkembangan dinamika sosial masyarakat. Selain itu pembelajaran berbasis masalah pada dasarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari pembelajaran kelompok. Dengan demikian, metode pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik yang khas yaitu menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks belajar bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran.Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dengan situasi berorientasi pada masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (2000:2 dalam Nurhadi dkk,2004), Pembelajaran berbasis masalah dikenal dengan nama lain sepertiProject-Based Learning(Pembelajaran Proyek),Eksperience-Based Education(Pendidikan Berdasarkan Pengalaman),Authentic learning(Pembelajaran Autentik), danAnchored instruction(Pembelajaran berakar pada dunia nyata). Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pembelajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukankan penyelidikan secara inkuiri.1. UNSUR UNSURPROBLEM BASED LEARNING (PBL)Pembelajaran Problem Based Learning mempunyai beberapa unsur-unsur yang mendasar pada pendidikan sebagai berikut:1. Integrated Learning Pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang pelajaran Pembelajaran bersifat menyeluruh melibatkan aspek-aspek perkembangan anak Anak membangun pemikiran melalui pengalaman langsung1. Contextual Learning Anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan dialami dalam kehidupannya Anak merasakan langsung manfaat belajar untuk kehidupannya1. Constructivist Learning Anak membangun pemikirannya melalui pengalaman langsung (hand on experience) Learning by doing1. Active Learning Anak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan, melakukan dan mengevaluasi (PLAN-DO-REVIEW)1. Learning Interesting Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak karena anak terlibat langsung dalam menentukan masalah.1. FASE FASEPROBLEM BASED LEARNING (PBL)PBL berlangsung dalam enam fase, yaitu:Fase 1: Pengajuan permasalahan. Soal yang diajukan seperti dinyatakan sebelumnya harus tidak terstrktur dengan baik, dalam arti untuk penyelesaiannya diperlukan infoemasi atau data lebih lanjut, memungkinkan banyak cara atau jawaban, dan cukup luas kandungan materinya.Fase2: Apa yang diketahui diketahui dari permasalahan? Dalam fase ini setiap anggota akan melihat permasalahan dari segi pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kelompok akan mendiskusikan dan menyepakati batasan-batasan mengenai permasalahan tersebut, serta memilah-memilah isu-isu dan aspek-aspek yang cukup beralasan untuk diselidiki lebih lanjut. Analisis awal ini harus menghasilkan titik awal untuk penyelidikan dan dapat direvisi apabila suatu asumsi dipertanyakan atau informasi baru muncul kepermukaan.Fase 3: Apa yang tidak diketahui dari permasalahan? Disini anggota kelompok akan membuat daftar pertanyaan-pertanyaan atau isu-isu pembelajaran yang harus dijawab untuk menjelas permasalahan. Dalam fase ini, anggota kelompok akan mengurai permasalahan menjadi komponen-komponen, mendiskusikan implikasinya, mengajukan berbagai penjelasan atau solusi, dan mengembangkan hipotesis kerja. Kegiatan ini seperti fase brainstorming dengan evaluasi; penjelasan atau solusi dicatat. Kelompok perlu merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan informasi yang dibutuhkan, dan bagaimana informasi ini diperoleh.Fase 4: Alternatif Pemecahan. Dalam fase ini anggota kelompok akan mendiskusikan, mengevaluasi, dan mengorganisir hipotesis dan mengubah hipotesis. Kelompok akan membuat daftar Apa yang harus dilakukan? yang mengarah kepada sumberdaya yang dibutuhkan, orang yang akan dihubungi, artikel yang akan dibaca, dan tindakan yang perlu dilakukan oleh para anggota. Dalam fase ini anggota kelompok akan menentukan dan mengalokasikan tugas-tugas, mengembangkan rencana untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam kelas, bahan bacaan, buku pelajaran, perpustakaan, perusahaan, video, dan dari seorang pakar tertentu. Bila ada informasi baru, kelompok perlu menganalisa dan mengevaluasi reliabilitas dan kegunaannya untuk penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi.Fase 5: Laporan dan Presentasi Hasil. Pada fase ini, setiap kelompok akan menulis laporan hasil kerja kelompoknya. Laporan ini memuat hasil kerja kelompok dalam fase-fase sebelumnya diikuti dengan alasan mengapa suatu alternatif dipilih dan uraian tentang alternatif tersebut. Pada bagian akhir setiap kelompok menjelaskan konsep yang terkandung dalam permasalahan yang diajukan dan penyelesaian yang mereka ajukan. Misalnya, rumus apa yang mereka gunakan. Laporan ini kemudian dipresentasikan dan didiskusikan dihadapan semua siswa.Fase 6: Pengembangan Materi. Dalam fase ini guru akan mengembangkan materi yang akan dipelajari lebih lanjut dan mendalam dan memfasilitasi pembelajaran berdasarkan konsep-konsep yang diajukan oleh setiap kelompok dalam laporannya.Dengan memperhatikan kegiatan pada setiap fase, para peserta didik menggunakan banyak waktunya untuk mendiskusikan masalah, merumuskan hipotesis, menentukan fakta yang relevan, mencari informasi, dan mendefinisikan isi pembelajaran itu sendiri. Tidak seperti pembelajaran tradisional, tujuan pembelajaran dalam PBM tidak ditetapkan dimuka. Sebaliknya, setiap anggota kelompok akan bertanggungjawab untuk membangun isi-isu atau tujuan berdasarkan analisa kelompok tentang permasalahan yang diberikan

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK/PROJECT BASED LEARNINGA.KONSEP/DEFINISIPembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning=PjBL)adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.MelaluiPjBL,prosesinquirydimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagaisubjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyekmemberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.Pembelajaran Berbasis Proyekdapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep Pendidikan Berbasis Produksi yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta didiknya dengan kompetensi terstandar yang dibutuhkan untuk bekerja dibidang masing-masing. Dengan pembelajaran berbasis produksi peserta didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja.Dengan demikian model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek.Pembelajaran Berbasis Proyekmemiliki karakteristik sebagai berikut:1.peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,2.adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,3.peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan,4.peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,5.proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,6.peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan,7.produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,8.situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahanPeran instruktur atau guru dalamPembelajaran Berbasis Proyeksebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.Beberapa hambatan dalam implementasi metodePembelajaran Berbasis Proyekantara lain:1.Pembelajaran Berbasis Proyekmemerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.2.Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki system baru.3.Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.4.Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah.Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahanlay-outruang kelas, seperti:traditional class(teori),discussion group(pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri),circle(presentasi). Atau buatlah suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas.

B.FAKTA EMPIRIK KEBERHASILANKelebihan dan kekurangan pada penerapanPembelajaran Berbasis Proyekdapat dijelaskan sebagai berikut.1.Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek:a.Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.b.Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.c.Membuatpeserta didikmenjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.d.Meningkatkan kolaborasi.e.Mendorongpeserta didikuntuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.f.Meningkatkan keterampilanpeserta didikdalammengelola sumber.g.Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.h.Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.i.Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.j.Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

2.KelemahanPembelajaran Berbasis Proyek:a.Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.b.Membutuhkan biaya yang cukup banyakc.Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.d.Banyaknya peralatan yang harus disediakan.e.Peserta didikyang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.f.Adakemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.g.Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhanUntuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa. Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya. Antusias peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa yang mereka pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.

C.LANGKAH-LANGKAH OPERASIONALLangkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram sebagai berikut.

Diagram 1.Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

Penjelasan langkah-langkahPembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.1.PenentuanPertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.2.Mendesain Perencanaan Proyek(Design a Plan for the Project)Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengandemikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, sertamengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3.Menyusun Jadwal(Create a Schedule)Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.4.Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek(Monitor the Students and the Progress of the Project)Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yangpenting.5.Menguji Hasil(Assess the Outcome)Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.6.Mengevaluasi Pengalaman(Evaluate the Experience)Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.1.Peran Gurua.Merencanakan dan mendesain pembelajaranb.Membuat strategi pembelajaranc.Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswad.Mencari keunikan siswae.Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaianf.Membuat portofolio pekerjaan siswa

2.PeranPeserta Didika.Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikirb.Melakukan riset sederhanac.Mempelajari ide dan konsep barud.Belajar mengatur waktu dengan baike.Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompokf.Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakang.Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll).

D.SISTEM PENILAIANPenilaian pembelajaran dengan metoda Pembelajaran Berbasis Proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.1.Penilaian Proyeka.PengertianPenilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:1)Kemampuan pengelolaanKemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.2)RelevansiKesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.3)KeaslianProyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

b.Teknik Penilaian ProyekPenilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

Contoh Teknik Penilaian Proyek

Mata Pelajaran:Nama Proyek:Alokasi Waktu:Guru Pembimbing:

Nama:NIS:Kelas:

No.ASPEKSKOR (1 - 5)

1PERENCANAAN :a.Persiapanb.Rumusan Judul

2PELAKSANAAN :a.Sistematika Penulisanb.Keakuratan Sumber Data / Informasic.Kuantitas Sumber Datad.Analisis Datae.Penarikan Kesimpulan

3LAPORAN PROYEK :a.Performansb.Presentasi / Penguasaan

TOTAL SKOR

Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan , proses pengerjaan sampai dengan akhir proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakanrating scaledanchecklist.

2.Penilaian Produka.PengertianPenilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:1)Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.2)Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.3)Tahap penilaian produk(appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.b.Teknik Penilaian ProdukPenilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.1)Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.2)Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

Contoh Penilaian ProdukMata Ajar:Nama Proyek:Alokasi Waktu:Nama Peserta didik:Kelas/SMT:

No.TahapanSkor ( 1 5 )*

1Tahap Perencanaan Bahan

2Tahap Proses Pembuatan :a.Persiapan alat dan bahanb.Teknik Pengolahanc.K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)

3Tahap Akhir (Hasil Produk)a.Bentuk fisikb.Inovasi

TOTAL SKOR

Catatan :*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.

E.Daftar Pustaka

Alexander, D. (2000).The learning that lies between play and academics in afterschool programs.National Institute on Out-of-School Time. Retrieved from http://www.niost.org/Publications/papers.

Admin.Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)[online]. Diakses dihttp://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii.pdf(17 Oktober 2011).

Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008).Teaching for meaningful learning: A review of research on inquiry-based and cooperative learning.Retrieved from http://www.edutopia.org/pdfs/edutopia-teaching-for-meaningful-learning.pdf.

Buck Institute for Education.Introduction to Project Based Learning.[Online]. Diakses dihttp://www.bie.org/images/uploads/general/20fa7d42c216e2ec171a212e97fd4a9e.pdf(18 Oktober 2011).

Daniel K. Schneider. 2005.Project-based learning. [Online].Diakses dihttp://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning(18 Oktober 2011).

Florin, Suzanne. 2010.The Success of Project Based Learning. [Online]. Diakses dihttp://www.brighthub.com/education/k-12/articles/90553.aspx(18 Oktober 2011)

Grant, M. (2009, April).Understanding projects in projectbased learning: A students perspective. Paper presented at Annual Meeting of the American Educational Research Association, San Diego, CA.

Lucas, George .(2005).Instructional Module Project Based Learning. http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal 13 Juli 2010.

Markham, T. (2003).Project-based learning handbook(2nd ed.). Novato, CA: Buck Institute for Education.

Research summary: Project-based learning in middle grades mathematics.Retrieved fromhttp://www.nmsa.org/Research/ResearchSummaries.

ResearchSummaries/ProjectBasedLearninginMath/tabid/1570/Default.aspx.

Savery, J. R. (2006). Overview of problem-based learning: Definitions and distinctions.The Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 1(1), 920.Journal of Problem-Based Learning, 3(1), 1243.