Top Banner

of 32

PRINT 2-Draft 1 Iltan

Oct 17, 2015

Download

Documents

azzumaruyumna

PRINT 2-Draft 1 Iltan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

23

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tanah merupakan tempat tinggal bagi tanaman, binatang, dan kehidupan mikroba yang tidak terhitung banyaknya. Sedangkan sebagian besar tanaman;yang merupakan sumber pangan utama kita tumbuh dari tanah. Atau dengan kata lain dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat dibutuhkan tanaman. Tanah tersusun atas bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan dan tersusun pula oleh bahan-bahan mineral yang merupakan hasil pelapukan batuan.Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya tidak dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti bahan induk, iklim, topografi atau relief, vegetasi atau organisme, manusia dan waktu. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dan dibagi menjadi beberpa kelompok antara lain; kasar (pasir, pasir berlempung), agak kasar (lempung berpasir, lempung berpasir halus), sedang (lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu),agak halus (lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu), halus (liat berpasir, liatberdebu). Selain itu, tanah mempunyai perbedaan dalam memegang air, kemampuan ini tergantung pada teksturnya.Indonesia adalah negara agraris, dimana sebagian penduduknya hidup di sektor pertanian. Selain itu lahan pertanian di Indonesiapun amat luas,dibandingkan dengan lahan pertanian negara lain, contohnya sebut saja Timor Leste ataupun Malaysia dan Singapura. Berbagai aktivitas makhluk hidup maupun kegiatan pertanian tidak terlepas dari tanah. Dipandang dari sudut pertanian, tanah mempunyai peran sebagai alat produksi produk pertanian, antara lain : melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu, menyediakan unsur-unsur mineral (unsur hara), menyediakan tata udara tanah yang baik, serta memberikan air dan melayani persediaan air.Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak permasalahan menyangkut keadaan tanah yang terjadi,seperti kesuburan tanah mulai berkurang, kerusakan tanah akibat pencemaran bahan kimia, pengikisan unsur hara dipermukaan tanah akibat erosi,dan kurangnya pengetahuan untuk menjaga dan melestarikan serta mengelola kesuburan tanah. Selain itu karena pengaruh urbanisasi maka banyak tanah pertanian yang terbengkalai karena ditinggalkan penggarapannya. Hal tersebut menyebabkan tanah yang semula subur menjadi kering, gundul, tandus, dan kritis.Sebagai mahasiswa pertanian kita dituntut untuk mengetahui dan mengerti keadaan serta seluk beluk tentang tanah, mulai dari segi morfologi lahan, morfologi tanah, sifat fisiknya maupun sifat kimianya. Hal ini diharapkan agar mempermudah dalam upaya mengolah lahan tersebut dengan maksimal, menjaga kesuburannya serta memudahkan dalam upaya pelestariaan kesuburannya. Sehingga diharapkan, kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat diminimalkan dan kesuburan tanah terjaga sehingga hasil pertanian yang dihasilkanpun akan maksimal serta melimpah.B. Tujuan PraktikumPraktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini bertujuan agar :1. Mahasiswa dapat mengenali Bentang Lahan2. Mahasiswa dapat mengenali dan menganalisis Profil Tanah3. Mahasiswa dapat mengenali dan menganalisis Sifat Fisika &Kimia TanahC. Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum Ilmu Tanah dilaksanakan pada 4 lokasi, yaitu: 1. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas MaretTanggal:Sabtu, 26 Oktober 2013Waktu:08.00-09.00 WIB2. Kecamatan Jumantono, KaranganyarTanggal:Sabtu, 26 Oktober 2013Waktu:11.00-12.00 WIB3. Jatikuwung, KaranganyarTanggal:Minggu, 27 Oktober 2013Waktu:14.00-15.00 WIB4. Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian UNSTanggal:11 12 November 2013Waktu :09.00 WIB s.d. selesai

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Bentang LahanIstilah bentang lahan berasal dari kata landscape (inggris) atau landscap (Belanda) dan landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Dalam artian luas bentang lahan adalah permukaan bumi dengan segala gejalanya, mencakup bentuk-bentuk lahan , vegetasi, atribut (sifat) pengaruh manusia, yang secara kolektif ditunjukkan melalui fisiografi. Sedangkan dalam artian sempit, yaitu wilayah,atau suatu luasan dipermukaan bumi dengan delineasi (batas-batas) tertentu yang ditunjukkan mealui suatu geotop atau kelompok geotop. (Geotop : bagian Geosfera yang relative homogeny dari segi bentuk dan prosesnya). Deliniasi bentang lahan merupakan tahapan paling dasar dalam visualisasi suatu bentanglahan sebagai satuan (unit) wilayah. Terdapat 8 unsur penyusun bentang lahan, yaitu : udara, batuan, tanah, air, bentuk lahan,flora, fauna, dan manusia dengan segala aktifitasnya. Kedelapan unsure bentang lahan tersebut merupakan factor-faktor penentu terbentuknya bentang lahan yang terdiri atas: factor geomorfik (G), Litologik (L), Edafik (E), Klimatik (K), Hidrologik (H), Oseanik (O), Biotik (B), dan factor Antropogenik (A). Dengan demikian,berdasarkan factor-faktor pembentuknya, bentang lahan (ls) dapat dirumuskan: Ls = f (G, L, E, K, H, O, B, A) ( Yuwono 2004).

4Relief mempengaruhi pembentukan secara langsung menyebabkan terbukanya permukaan terhadap pengaruh matahari, angin, dan udara, dan secara tidak langsung mempengaruhi drainase run off dan erosi. Relief miring mununjukkan permukaan tanah miring yang menampakkan tanda-tanda adanya erosi kecil yang oleh vegetasi lebat biasanya tersembunyi . Timbulan makro digunakan untuk menunjukkan secara sederhana perbedaan ketinggian suatu bidang tanah seluas pandangan kita. Timbulan makro mempengaruhi pembentukan tanah secara langsung menyebabkan terbukanya permukaan bumi terhadap pengaruh matahari, angin dan udara, dan secara tidak langsung mempengaruhi drainase, run off dan erosi. Menurut pengaruhnya terhadap genesis tanah, dibedakan menjadi :1. Bentuka. Datar: permukaan tanah datar atau hampir tanpa tanda run off dan erosi, tetapi juga tidak menjadi tempat penggenangan air atau penimbunan bahan yang menghanyutkan.b. Landai: permukaan tanah miring yang merupakan kenampakan run off lambat, dan erosi kecil oleh vegetasi lambat yang biasanya tersembunyi.c. Cekung: permukaan tanah cekung merupakan tempat tertimbunnya air dan bahan endapan dari semua jurusan.d. Cembung:aliran air yang mengalir di permukaan tanah mengalir kemana- mana (semua jurusan) seolah- olah datang dari satu pusat.e. Berbukit:jika bukit ini kecil disebut bergelombang dan jika lebih kecil lagi disebut berombak.f. Sengkedan: bentuk relief memanjang dan tampak tanda- tanda run off.2. KemiringanYang diukur adalah besar sudut kemiringan tanah. Alat yang digunakan untuk mengukur sudut kemiringan adalah klinometer. Kemiringan tanah mempengaruhi cara tanam dan jenis tanaman yang akan ditanam.3. KiblatYang diperhitungkan adalah kemiringan tanah. Alat yang dipergunakan untuk hal ini adalah kompas, dengan syarat gelombang udara harus sejajar dengan garis tanah. Kompas mampu membidik arah utara dengan tepat. (Darmawijaya 1990).Kegiatan karakterisasi lahan bertujuan untuk mengumpulkan data karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan kualitas lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan yang di lahan kering, yaitu suhu,ketersediaan hara,retensi hara,toksisitas,bahaya erosi dan penyiapan lahan, karakterisasi lahan yang dilakukan di 7 lokasi penelitian meliputi pengamatan tubuh tanah faktor fisik lingkungan(lereng,vegetasi/penggunaan lahan,keadaan batuan di permukaan dan lain-lain), dan pengumpulan data iklim. Metode pengamatan tubuh tanah mengikuti FAO(1978). Klasifikasi tanah ditetapkan menurut Taksonomi Tanah (Walker 2002).Di dalam proses pencandraan bentang lahan kita perlu mengamati beberapa hal berikut ini :1. Deskripsi lingkungan.Pengamatan kondisi lingkungan merupakan bagian dari pengamatan identifikasi tanah , di karenakan kondisi lingkungan tanah di sekitar lokasi pengamatan sangat berpengaruh terhadap perkembangan jenis tanah , dan kondisi lingkungan sekitar juga dapat menggambarkan beberapa sifat dan karakteristik dari tanah. Pengamatan morfologi lahan meliputi pengamatan cuaca, posisi, tinggi tempat, lereng, fisiografi lahan, genangan, tutupan lahan, vegetasi, geologi, erosi, batuan permukaan,.2. Deskripsi tanah.Di dalam tanah yang telah berusia lanjut terdapat horison-horison sbb: O A E B C R. Solum Tanah terdiri dari: O A E B. Lapisan Tanah Atas meliputi: O A. Lapisan Tanah Bawah : E B (Madjid 2008).Didaerah beriklim humid didaerah dengan bahan induk yang terlalu muda untuk pembentukkan oxisol ditemukan asosiasi ultisol, alfisol, dan entisol. Ditempat yang tinggi yang drainase baik ditemukan tanah adult. Didaerah lereng atas ditemukan aquult karena peresapan air yang rupanya tidak lancar sehingga pengaruh air terhadap sifat tanah cukup nyata. Dilereng bawah/kaki lereng dimana pengaruh air lebih besar dan pencucian basa terhambat ditemukan tanah aqualf sedang disekitar sungai ditemukan tanah fluent (Munir 1996). Timbunan makro merupakan permukaan tanah yang dapat kita lihat seluas pandangan kita. Dalam timbunan makro dapat berbentuk datar, yaitu jika dalam permukaan itu tidak menunjukkan kenampakan run off dan erosi. Ciri lain dari bentuk datar ini yaitu tidak menjadi tempat penggenangan air atau penimbunan bahan yang dihanyutkan. Pada bentuk landai dapat terjadi run off yang lambat dan apabila terjadi erosi maka erosinya tergantung pada sifat-sifat dari tanahnya. Untuk bentuk landai ditandai dengan adanya permukaan cekung sebagai tempat tertimbunnya air dan bahan endapan lain. Bentuk cembung menunjukkan adanya aliran permukaan mengalir ke semua jurusan seolah-olah dari satu pusat. Apabila permukaan itu menunjukkan permukaan yang berbukit-bukit maka disebut bentuk bukit. Bentuk sengkedan dapat terjadi karena relief yang miring serta nampaknya tanda-tanda run off . Erosi permukaan pada mulanya sulit sekali dilihat dengan pandangan mata, seakan-akan tidak terjadi perubahan pada bentuk dan keadaan tanah. Ini tidak lain karena berlangsungnya pengangkutan atau pemindahan tanah demikian merata pada seluruh permukaan tanah. Bentuk erosi permukaan sejak terjadinya sesungguhnya dapat kita rasakan yaitu terjadinya penurunan hasil tanaman (Kartasapoetra 1991).B. Profil Tanah Profil tanah adalah penampang vertical tanah yang dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan Induk dalam tanah. Tanah yang terbentuk di permukaan bumi berkembang dari bahan mineral yang berasal dari batu-batuan melalui proses pelapukan, baik secara fisis maupun kimia yang dibantu oleh pengaruh dari atmosfer, sehingga didalam tanah terdapat empat komponen utama yaitu bahan mineral,bahan organic, udara dan air tanah. Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman tertentu pula sesuai keadaan tanah dan keperluan penelitiannya (Kartasapoetra 1991).Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan klit. Tanah bervariasi dari suatu tempat ketempat yang lain karena keragaman ini maka tanah dapat dipandang sebagai kumpulan individu individu tanah. Pembentukan tanah dari bongkahan bumi mulai dari proses pemecahan atau penghancuran dimana bahan induk berkeping keeping secara halus. Tiap tanah berkembang secara baik dan dalam keadaan asli akan mempunyai sifat profil yang khas. Sifat-sifat ini yang dipakai dalam klasifikasi dan penjarangan tanah yang sangat besar manfaatnyadalam menentukan pendapat tanah dan sifat-sifat profil tanah (Askari 2012).Pada bidang pertanian, tanah memiliki arti yang lebih khusus dan penting sebagai media tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan organik dan organism (vegetasi atau hewan) yang hidup diatasnya atau didalamnya. Selain itu didalam tanah terdapat pula udara air yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresapi ke tempat yang lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain campuran bahan mineral dan bahan organic terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut horizon. Dengan demikian,tanah (dalam arti pertanian) dapat didefinisikan sebagai kumpulan benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horizon horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organic, air dan udara, dan merupakan media tumbuhnya tanaman (Agustinus 2007). Jika diselidiki ternyata masing-masing horison mempunyai ciri-ciri morfologi, sifat-sifat kimia, fisik dan biologi yang khas. Profil tanah adalah urutan susunan horison yang tampak dalam anatomi tubuh tanah. Manusia menemukan cirri-ciri tanah pada tempat tertentu yang berbeda-beda jenisnya baik warna, tekstur, dan sebagainya. Misalnya saja tanah yang terbentuk batuan pasir cenderung memiliki kandungan pasir yang tinggi yang menyebabkan tanahnya kurang subur dibandingkan dengan tanah yang berasal dari pelapukan batuan (Darmawijaya 1990). Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sebagai berikut: O - A - E - B - C - RKeterangan:1.Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa).2.Horison A adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap.3.Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendah tetapi kadar pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.4.Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison diatasnya.5.Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.6.Horison R adalah bahan induk tanah.(Madjid 2008).Interaksi factor dan proses pedogenesis akan menghasilkan sifat-sifat tanah yang dicerminkan bentuk horizon dan saling tindak antar horizon di dalam profil tanah yang tampak setelah dilakukan penggalian secara vertical. Istilah sifat tanah digunakan untuk menjebatani beberapa konsep yang mempunyai persamaan arti, misalnya karakter, karakteristik, kenampakan, dan laksana. Deskripsi profil dan keadaan lahan diperlukan untuk interpretasi horizon sebagai proses pedogenesis atau lapisan yang belum mengalami proses pembentukan tanah,tetapi sebagai hasil proses geologi (Sutanto 2009). C. Sifat Fisika TanahFisika tanah adalah cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisika yang terjadi dalam tanah. Karena pengertian fisika meliputi materi dan energi, maka fisika tanah membahas pula status dan pergerakan material serta aliran dan transformasi energi dalam tanah. Kekokohan dan kekuatan pendukung, drainase dan kapasitas penyimpanan air, plastisitas, kemudahan ditembus akar, aerasi dan penyimpanan hara tanaman semuanya secara erat berkaitan dengan kondisi fisika tanah ( Foth 1998).Sifat fisik tanah juga mempelajari tentang tekstur,struktur,kepadatan tanah,porositas,konsistensi,warna air tanah,temperature dan aerasi. Tanah terdiri dari 3 komponen, antara lain : Komponen padatan terdiri atas mineral anorganik dan bahan organik. Komponen cair (liquid) terdiri atas air, ion yang terlarut, molekul, gas yang secara kolektif disebut : cairan tanah (soil solution). Komponen gas tanah seperti gas atmosfer di atas tanah tetapi berbeda proporsinyaSifat fisika tanah digunakan antara lain untuk menghitung kebutuhan air irigasi, menunjang perencanaan konservasi tanah dan air, dan menduga tingkat bahaya pencemaran tanah tanah dan air. Beragamnya sifat tanah baik menurut ruang maupun waktu menuntut adanya perencanaan pertanian yang bersifat spesifik lokasi yang disesuaikan dengan agroekosistem setempat, khususnya sifat tanahnya. Dalam konteks ini maka hasil analisis fisika tanah sangat diperlukan dalam rangka perencanaan pembangunan pertanian yang efisien dan efektif. Analisis fisika tanah yang dapat dilaksanakan saat ini meliputi analisis berat isi, ruang pori total, kadar air pada berbagai tegangan (pF), tekstur, permeabilitas, nilai Atterberg, dan kandungan air optimum untuk pengolahan tanah, indeks stabilitas agregat, laju perkolasi dan coefficient of linear extensibility (COLE) (Alpian 2010).Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang.Degradasi sifat fisik tanah pada umumnya disebabkan karena memburuknya struktur tanah. Kerusakan struktur tanah diawali dengan penurunan kestabilan agregat tanah sebagai akibat akibat dari pukulan air hujan dan kekuatan limpasan permukaan. Penurunan kestabilan agregat tanah berkaintan dengan penurunan kandungan bahan organik tanah, aktivitas perakaran dan mikroorganisme tanah. Penurunan ketiga agen pengikat tanah tersebut, selain menyebabkan agregat tanah relatif mudah pecah juga menyebabkan terbentuknya kerak di permukaan tanah (soil crusting) yang mempunyai sifat padat dan keras bila kering. Pada saat hujan turun, kerak yang terbentuk di permukaan tanah juga menyebabkan penyumbatan pori tanah. Akibat proses penyumbatan pori tanah ini, porositas tanah, disribusi pori tanah, dan kemampuan tanah untuk mengalirkan air mengalami penurunan dan limpasan permukaan akan meningkat. Sehingga upaya perbaikan degradasi sifat fisik tanah mengarah terhadap perbaikan struktur tersebut (Suprayogo et al 2001).Sifat fisik tanah ini sangat penting ditinjau dari pengolahan dan pengelolaannya, dari warna, tekstur dan konsistensinya kita telah dapat menggambarkannya secara kasar bagaimana sifat tanah tersebut, dan banyak sekali sifat tanah yang lain yang dapat menunjukkan karakteristik tanah tersebut, namun hanya indikator kunci yang biasanya dipakai untuk menentukan karakteristik tanah, hal tersebut karena indikator yang lain mudah terpengaruh dari luar, sehingga kurang valid jika dijadikan sebagai indicator (Kartasapoetra et al 2005).Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir,debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu. Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar. Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalam tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan kecepatan air partikel di dalam air (Darmawijaya 1990).Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain (Hardjowigeno 2003).Struktur tanah adalah penyusun antar partikel tanah primer (bahan mineral) dan bahan organik serta oksida, membentuk agregat sekunder. Gatra agregat tanah meliputi bahan padatan dan pori tanah. Pembentukan struktur sangat tergantung pada bahan primer (mineral dan organik) yang mengalami segmentasi oleh CaCO3 serta Fe dan Al hidroksida sehingga terbentuk unit struktur yang disebut agregat. Struktur tanah adalah susunan agregat-agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang. Struktur tanah dapat di nilai dari stabilitas agregat, kerapatan lindak, dan porositas tanah. Struktur tanah ditentukan oleh tiga group yaitu mineral-mineral liat, oksida-oksida besi, dan mangan, serta bahan organik koloidal gum yang dihasilkan oleh jasad renik.Struktur tanah dapat diklasifikasikan menurut tipe, kelas/ukuran, dan derajat struktur. Faktor utama yang mempengaruhi konsistensi tanah yaitu, kondisi kelengasan tanah dan tekstur tanah. Ada dua cara penentuan konsistensi tanah, yaitu di lapangan dan di laboratorium berdasarkan angka-angka Atterberg. Penentuan di lapang menutut Soil Survey Manual harus disesuikan dengan kondisi kelengasan tanah pada saat diamati: konsistensi basah, lembab, dan kering. Sedangkan di laboratorium secara langsung berdasarkan angka-angka Atterberg, yakni persentase berat lengas tanah yang diukur pada saat tanah mengalami perubahan konsistensi. (Soepardi 1993)Warna tanah secara langsung mempengaruhi penyerapan sinar matahari dan salah satu faktor penentu suhu tanah sedangkan secara tidak langsung berhubungan dengan sifat-sifat tanah, misal informasi subsoil drainase, kandungan bahan organik surface horizon, pembeda antar horizon. Warna tanah dapat kita ketahui diukur menggunakan standar warna (Soil Munsell Color Chart). Warna tanah dinyatakan dalam tiga satuan :Hue, Value dan Chroma. Hue adalah warna spectrum yang dominan, sesuai dengan panjang gelombangnya. Value adalah gelap terangnya suatu warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma adalah intensitas warna atau kekuatan dari warna spectrum. Warna tanah ini dibaca dengan menggunakan buku munsell soil color chart, misalnya Hue = 7,5 YR, Value = 5 dan Chroma = 4, maka Warna tanah tersebut 7,5 YR 5/4 brown = coklat (Hanafiah 2005).Konsistensi tanah adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah tersebut. Cara penentuan kapasitas lapang suatu tanah, (1) lapangan : memijit tanah dalam kondisi kering, lembab dan basah (2) laboratorium : Angka-angka Atterberg. Penentuan di lapangan :a. Kondisi kering : kekerasan (lepas, lunak, keras)b. Kondisi lembab keteguhan (lepas, gembur, teguh)

c. Kondisi basah : kelekatan dan plastisitas(Soepardi 1993).Porositas tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air), porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah dan tekstur tanah. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah yang berstruktur massive (pejal). Porositas tanah mempengaruhi laju infiltrasi terhadap tanah (Nugroho 2009).D. Sifat Kimia TanahKimia tanah merupakan ilmu dasar untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsure hara terhadap tanaman. Pada kimia tanah mempelajari sesuatu yang dihubungkan dengan reaksi-reaksi yang terjadi pada permukaan koloid tanah dan bahan kimia yang larut, interaksi koloid tanah dengan pH tanah (Sutanto 2009). Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya benda asing (misalnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah dan mengubah suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas dalam fungsi tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara sembarangan (illegal dumping) (Arifin 2008).Tekstur tanah tersusun dari tiga komponen, yaitu: pasir, debu dan liat. Ketiga komponen tersebut dibedakan berdasarkan ukurannya yang berbeda. Partikel pasir berukuran antara 200 mikrometer sampai dengan 2000 mikrometer. Partikel debu berukuran antara 2 mikrometer sampai dengan kurang dari 200 mikrometer. Partikel liat berukuran kurang dari 2 mikrometer. Makin halus ukuran partikel penyusun tanah tersebut akan memiliki luas permukaan partikel per satuan bobot makin luas. Partikel tanah yang memiliki permukaan yang lebih luas memberi kesempatan yang lebih banyak terhadap terjadinya reaksi kimia. Partikel liat persatuan bobot memiliki luas permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan kedua partikel penyusun tekstur tanah lain (seperti: debu dan pasir). Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada permukaan patikel liat lebih banyak daripada yang terjadi pada permukaan partikel debu dan pasir persatuan bobot yang sama. Dengan demikian, partikel liat adalah komponen tanah yang paling aktif terhadap reaksi kimia, sehingga sangat menentukan sifat kimia tanah dan mempengaruhi kesuburan tanah (Foth 1990).Penyusun tanah yang berperan aktif dalam reaksi kimia tanah adalah organic dan clay (clay) yang mempunyai diameter , 1 mikron. Bahan tersebut dinamakan koloid tana. Yaitu dengan cirri-ciri mempunyai bidang permukaan tanah yang luas untuk perunit massa, tersuspensi dalam air, dan bermuatan negative (Rachim dkk 1999).pH tanah menunjukkan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OH- maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH- lebih banyak dari pada konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman makanan ternak, bahkan berpengaruh pula pada kualitas hijauan makanan ternak. PH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman makanana ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen (Kaffein 2010).Penentuan pH tanah dapat ditentukan secara kalorimetrik dan elektrometrik baik dilaboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan pH meter Backman, sedangkan kalorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau menggunakan kertas pH, pasta pH dan larutan universal. Penentuan cara terakhir umumnya lebih murah tetapi peka terhadap pengaruh dari luar. Pada prinsipnya dikerjakan dengan membandingkan warna larutan tanah dengan warna larutan standart dari kertas, pasta dan larutan indikator universal (Darmawijaya 1990).E. Analisis Lengas TanahKadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air (moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat berupa persen berat atau persen volume. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3 jenis, yaitu (a) lengas tanah (soil moisture) adalah air dalam bentuk campuran gas (uap air) dan cairan; (b) air tanah(soil water) yaitu air dalam bentuk cair dalam tanah, sampai lapisan kedap air, (c) air tanah dalam (ground water) yaitu lapisan air tanah kontinu yang berada ditanah bagian dalam (Handayani 2009).Di dalam pertumbuhan tanaman juga perlu diketahui keadaan air tanah atau lengas tanah sehingga perlu ditetapkan kadar air tanah pada beberapa keadaan, antara lain kadar air total, kapasitas lapang (KL), dan titik layu permanen. Kadar air total diperoleh dengan cara pengeringan tanah dalam oven pada suhu 105-110oC hingga beratnya konstan. Untuk mengetahui kapasitas air total dalam tanah atau kapasitas air maksimum dicari dengan mengoven tanah yang jenuh air. Pada kondisi ini energi potensial bebas air atau yang diukur sebagai tegangan air dalam suatu tinggi kolom air (pF) senilai 0 (0). Pada kondisi lengas kapasitas lapang diukur pada saat tanah menahan air setelah kelebihan air gravitasi meresap ke bawah karena adanya gaya gravitasi. Besarnya nilai energi potensial bebas (pF) sebesar 2,54. Sedangkan titik layu permanen diperoleh pada saat nilai pF sebesar 4,2 (Hanafiah 2005).Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas (matrik, osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air ketersediaan (Notohadiprabowo 2006).Beberapa faktor yang memepengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain anasir iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup tanah baik organik maupun anorganik. Fase cair dalam tanah berupa air yang mengisi di dalam rongga-rongga tanah atau yang disebut sebagai pori-pori tanah, mempunyai peranan penting. Peran air dalam tanah atau yang disebut sebagai lengas tanah mempunyai hubungan dengan kation, dekomposisi bahan organic, serta kegiatan mikroorganisme didalam tanah (Foth 1998). Umumnya air tanah atau yang terikat atau ditahan oleh tanah berada pada pori-pori mikro, yaitu pori-pori yang berukuran kurang dari 8,6 m. tetapi, air yang bias digunakan oleh tanaman addalah yang berada pada pori-pori berukurann dari 0,2 8,6 m atau yang disebut air kapiler, karena air yang berada pada pori-pori berukuran kurang dari 0,2 m merupakan air higroskopis biasa disebut sebagai keadaan titik layu permanen. Air yang mengisi pori-pori tanah dengan ukuran lebih dari 8,6 m disebut sebagai air gravitasi. Air ini tidak dapat ditahan oleh tanah dan akan bergerak karena adanya gaya gravitasi (Walker and Paul 2002).Manfaat mengetahui kandungan lengas tanah dalam bidang pertanian adalah lengas berperan sangat penting dalam proses genesa tanah. Kelangsungan hidup tanaman dan renik tanah.Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hampir selalu melibatkan air sebagai pelarut garam-garam mineral.Senyawa asam dan basa, serta ion-ion dan gugus-gugus organik maupun anorganik. Manfaat lain dari perhitungan kadar lengas ini dalam bidang pertanian antara lain, pengetahuan kadar lengas tanah digunakan untuk menduga kebutuhan air untuk persawahan, menduga kebutuhan air selama proses irigasi dan mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas atau airnya. Hal ini juga digunakan dalam perhitungan nilai perbandingan disperse (NPD). Selain itu digunakan untuk mengetahui daya tahan tanah terhadap erosi (Andryani 2007).Di Indonesia banyak tanah marginal yang berkandungan pasir tinggi seperti tanah vulkan berpasir kasar dan tanah berpasir pantai.Tanah berpasir seperti itu memiliki struktur yang jelek, berbutir tunggal lepas, berat volumenya tinggi, serta kemampuan menyerap dan menyimpan air rendah sehingga kurang mendukung dalam usaha bercocok tanam. Disamping itu, tanah jenis ini peka terhadap pelindian unsur-unsur hara dan peka terhadap erosi air maupun angin.Dalam kaitannya dengan daya menyimpan air, tanah berpasir memiliki daya pengikatan terhadap lengas tanah yang relatif kecil karena permukaan kontak antartanah pasiran ini didominasi oleh pori-pori mikro. Oleh karena itu, air yang jatuh ke tanah jenis ini akan segera mengalami perlokasi dalam air kapiler akan mudah lepas karen evaporasi (Mukhfid 2007).F. Analisis pH Tanah Keasaman tanah merupakan salah satu sifat penting, karena terdapat beberapa hubungan pH tanah dengan ketersedian unsure hara, juga beberapa hubungan antara pH dan semua sifat-sifat tanah. pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut. Herbisida, pestisida, fungsisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman juga dapat meracuni tanaman itu sendiri (Kusnadi 2010).Penentuan pH tanah dapat ditentukan secara kalorimetrik dan elektrometrik baik di laboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan pH meter Backman, sedangkan kalorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau menggunakan kertas pH, pasta pH dan larutan universal. Penentuan car terakhir umumnya lebih murah tetapi peka terhadap pengaruh dari luar. Pada prinsipnya dikerjakan dengan membandingkan warna larutan tanah dengan warna larutan standart dari kertas, pasta dan larutan indikator universal (Darmawijaya, 1990).Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan ketika suatu tanah terlalu masam ataupun terlalu alkalis. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang (Hardjowigeno 2003).pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur hara seperti N dan P dan mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri tanah yang dapat bersimbiosis degan leguminosa seperti Rhizobium atau bersimbiosis dengan tanaman non leguminosa seperti Frankia sehingga sering dijumpai daun-daun tanaman makanan ternak pada tanah asam mengalami chlorosis akibat kekurangan N. Bakteri tanah yang lain seperti azotobakter (A. Chroococcum ) yang dapat berasosiasia dengan akar tanaman hanya dapat hidup apabila suasana larutan tanah netral hingga basa. Mikroorganisme tanah lain yang bermanfaat bagi tanaman, yang dapat terpengaruh pertumbuhannya bila berada pada suasana asam adalah mikoriza (Kafein 2010).

G. Analisis Struktur TanahStruktur tanah adalah ikatan antar partikel partikel atau fraksi fraksi primer tanah yang membentuk suatu susunan gumpalan yang disebabkan adanya perekat, baik perekat organic ataupun yang anorganik. Struktur merupakan salah satu sifat fisik tanah yang mempunyai peran penting, antara lain pada ketersedian air didalam tanah, ketersedian unsure hara pada tanah,perombakan material organic didalam tanah, suhu tanah, penetrasi perakaran tanaman, serta aktivitas mikroorganisme atau biota dalam tanah (Soepardi 1993).Struktur tanah didefinisikan sebagai susunan saling mengikat partikel tanah. Ikatan partikel-partikel tanah tersebut sebagai agregat tanah yang membentuk dirinya. Struktur tanah mempengaruhi tanah dalam menyerap air tanah (Darmawijaya 1990).Struktur tanah dapat digolongkan dalam bentuk lemepeng (platy), prismatic, kolumnar, kubus menyudut, kubus membulat, granular, dan remah (crumb). Tanah yang tidak membentuk struktur dapat berupa butiran tunggal atau massif (massa tanah tidak menunjukkan bidang-bidang pemisah) (Hanafiah 2005).Agregat selalu tidak dapat dipisahkan dari struktur tanah. Agregat adalah ikatan antar partikel primer tanah yang membentuk suatu kelompok dengan besar atau diameter tertentu. Apabila dilihat dilapangan, agregat dapat dibedakan berdasarkan bentuk atau tipenya, ukuran agregat dan derajat agregat atau kuat lemahnya agregat.Didalam agregat, selain terdiri dari fraksi-fraksi beserta materi perekatnya, juga terdapat ruang-ruang diantara fraksi materi padat lainya. Hal inilah yang disebut sebagai rongga pori. Rongga pori atau biasa disebut pori pori merupakan tempat air dan udara ditahan didalam tanah. Jumlah pori-pori ditanah idealnya sekitar 50% atau setengah dari Volume tanah. Presentase pori pori dalam tanah dinyatakan sebagai nilai porositas. Porositas dapat diketahui dengan menganalisis nilai bobot jenis (BJ) dan bobot Volume (BV) (Agustinus 2007).Berat isi (bulk density = BD) menunjukkan berat tanah kering per satuan volume tanah (termasuk poripori tanah). Berat isi berguna untuk evaluasi terhadap kemungkinan akar menembus tanah. Pada tanah-tanah dengan berat isi yang tinggi akar tanaman tidak dapat menembus lapisan tanah tersebut. Menurut Taylor et.al. (1996) dalam Landon (1984) nilai BD 1,46 sampai 1,60 gr.cm-3 akan menghambat pertumbuhan akar karena tanahnya memadat dan oksigen kurang tersedia sebagai akibat berkurangnya ruang/pori tanah (Nugroho 2009).Bobot jenis atau yang disebut juga particle density atau spesific gravity, merupakan perbandingan antara bobot partikel tanah dengan volume partikel tanah (tanpa pori-pori). Didalam analisinya biasanya bobot partikel tanah dicari dengan cara dikering ovenkan dengan tujuan tidak ada air dalam pori pori. Serta tanah di dalam pori pori dianggap nol. Sedangkan volume partikel tanah dianalisis ldengan mengukur volume tanah tersebut tanpa adanya pori pori . prinsipnya tanah dijenuhkan didalam piknometer dengan cairan dan diaduk hingga udara dalam pori tanah keluar dan diisi dengan cairan tersebut. Dengan demikian akan diketahui volume partikel tanahnya. Seperti halnya dengan bobot jenis, bobot volume juga merupakan perbandingan antara bobot dengan volume tanah. Perbedaanya hanya pada pengukuran volume tanah, pori pori dihitung juga sebagai bagian dari volume tersebut. Biasanya dengan melapisi tanah secara tipis dengan parafin atau semacamnya dan dimasukkan dalam air yang sudah diketahui volumenya. Bobot volume juga biasa disebut bobot isi (Darmawijaya 1990).

III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJAA. Pencandraan Bentang Lahan1. Alat a. Kompas b. GPSc. Klinometerd. Altimeter2. Bahana. Lahan sekitar irisan profil tanah3. Cara Kerjaa. Mengamati bentuk wilayah pengamatanb. Mengukur kemiringan lahan dengan klinometerc. Menentukan arah kiblat dengan kompasd. Menetukan tinggi, longitude, altitude tempat dengan GPSe. Mengukur panjang lahanf. Mengamatai ada tidaknya genangan, erosi, jenis erosi dan potensi banjirB. Penyidikan Profil / Pedon Tanah1. Alata. Cangkulb. Meteran kertasc. Pisau belati2. Bahana. Irisan profil tanah3. Cara Kerjaa. Membuat irisan tegak pada tanahb. Mengukur jeluk atau kedalaman regolit dengan meteran kertasc. 22Menetukan batas lapisan dengan cara menusuk-nusuk tanah dengan pisau belati atau dengan memukul-mukul tanah dengan gagang pisau belatid. Mengamati perbedaan warna pada irisan tersebute. Mengamati perbedaan yang ada pada tiap lapisanC. Sifat Fisika Tanah1. Alata. Aquadestb. Munsell Soil Color Chart (MSCC)c. Penetrometer d. Lup e. Meteran2. Bahana. Sample tanahb. Aquadest3. Cara Kerjaa. Menentukan tekstur tanah1) Mengambil sampel tanah tiap horison2) Menambahkan beberapa tetes aquadest pada tiap sampel tanah3) Memijit sampel tanah di antara ibu jari dan jari- jari sambil dirasakan halus kasarnya4) Menentukan komposisi penyusun tanahb. Menentukan struktur tanah1) Mengambil gumpalan sampel tanah2) Memecah gumpalan tersebut dengan jari3) Menentukan tipe tanah tiap- tiap horison4) Menentukan ukuran tanah tiap- tiap horison5) Menentukan derajat struktur tanah tiap- tiap horisonc. Menentukan konsistensi tanah1) Mengambil sampel tanah tiap horison2) Meremas, memijit, atau memirit sampel tanah dalam berbagai keadaan kandungan air seperti basah, lembab dan kering di antara ibu jari dan telunjukd. Menentukan warna tanah1) Mengambil sampel tanah dari tiap horison2) Mencocokkan warna tanah dengan warna dalam MSCC3) Membaca parameter warna hue, value, dan chroma pada MSCCe. Melakukan uji penetrometer1) Cincin geser pembaca ditarik kebelakang sampai angka 0 (nol)2) Penetrometer ditusukkan kedalam tanah secara tegak lurus bidang yang sudahdibersihkan/disingkapkan terlebih dahulu hingga ujung penetrometer masuk sedalam tanda batas3) Penetrometer dicabut tanpa menyentuh cincin geser pembaca yang terdorong kedepanD. Sifat Kimia Tanah1. Cara Kerjaa. pH stick b. Kertas margac. Pipet tetesd. Tissu gulunge. Flakonf. Spidol2. Bahana. Tanahb. HCl 1,2 N dan 10%c. KCl 1 Nd. KCNS 10%e. H2O2 10%f. K4FeCN6 0.5%3. Cara Kerjaa. Menentukan aerasi dan drainase tanah1) Mengambil 2 bongkah tiap horison2) Meletakkan secara terpisah pada salah satu sisi sehelai tissu gulung3) Menetesi kedua bongkah tersebut dengan HCl 10%4) Melipat tissu sehingga menutupi kedua bongkah tersebut, kemudian menekan-nekan hingga cairan terperas keluar membasahi tissu5) Meneteskan KCNS 10% pada bercak tanah yang satu dan meneteskan K4Fe(CN)6 0,5 % pada bercak tanah yang lain6) Mengamati reaksi yang terjadi. Dominasi merah menunjukkan aerasi dan drainase baik, dominan biru menunjukkan aerasi dan drainase buruk serta apabila merah dan biru seimbang maka aerasi dan drainase termasuk sedangb. Menentukan pH tanah1) Mengambila dua sampel tanah tiap horison2) Memasukkannya ke dalam flakon3) Meletakkannya di atas kertas marga4) Menambahkan H2O pada sampel tanah pertama dari tiap horison dan KCl 1 N pada sampel tanah kedua dari tiap horison5) Mengocoknya hingga homogen6) Membiarkannya 30 menit7) Mengukur dengan pH stickc. Menentukan Kandungan Bahan Organik1) Mengambil sampel tanah tiap horison2) Meneteskan H2O2 10% secara merata pada tiap sampel3) Mengamati reksi yang terjadi, jika terdapat percikan (buih) berarti mengandung bahan organikd. Menentukan kadar kapur (CaCO3)1) Mengambila sampel tanah tiap horison2) Menambahkan HCl 10% secara merata pada tiap sampel3) Mengamati reaksi yang terjadi, jika terdapat CaCO3 akan muncul percikan (buih)E. Analisis Lengas Tanah1. Alata. Lengas Tanah Kering Angin1) Botol Timbang2) Oven3) Eksikator4) Penimbangb. Kapasitas Lapang1) Botol Semprong2) Kain Kassa3) Statif4) Gelas Pialac. Lengas Maksimum (Kapasitas Air Maksimum)1) Cawan tembaga yang dasarnya berlubang2) Mortir Porselin 3) Saringan 2 mm4) Timbangan analitik5) Spatel6) Oven7) Eksikator8) Gelas Arloji9) Kertas Saring10) Petridish d. Batas Berubah Warna ( BBW)1) Botol Timbang2) Colet3) Botol Pemancar4) Cawan penguap5) Oven6) Eksikator7) Spatel8) Lempeng kaca9) Papan kayu10) Timbangan analitik 2. Bahana. Lengas Tanah Kering Angin1) Bongkahan2) Contoh tanah kering angin (ctka) 0,5 mm dan 2 mmb. Kapasitas Lapang1) Contoh tanah kering angin 2 mmc. Lengas Maksimum (Kapasitas Air Maksimum)1) Contoh tanah kering angin 2 mm2) Aquades d. Batas Berubah Warna ( BBW)1) Contoh tanah kering angin 2 mm2) Aquades3. Cara Kerjaa. Lengas Tanah Kering Angin1) Botol penimbang dan tutupnya kedalam oven selama 30 menit kemudian mendinginkannya kedalam eksikator dan menimbang botol penimbang dengan tutupnya (sebagai a gram)2) Memasukkan ctka kurang lebih 2/3 tinngi botol penimbang lalu menimbangnya ( sebagai b ). Masing-masing ctka dilakukan 2 kali ulangan.3) Memasukkan ke dalam oven dengan keadaan terbuka bersuhu 105C selama 4 jam.4) Mendinginkan botol penimbang dan isinya pada eksikator dalam keadaan tertutup, kemudian melakukan penimbangan setelah dingin (sebagai c).5) Melakukan perhitungan kadar lengas.Kadar lengas tanah = x 100%Nilai c a adalah berat contoh tanah kering mutlak (ctkm)b. Kapasitas Lapangan1) Membungkus atau menyumbat salah satu ujung botol dengan kain kassa.2) Memasukkan ctka kedalam botol semprong dengan bagian yang tertutup kain kassa sebagai dasarnya.3) Memasang botol semprong pada statif dan diatur seperlunya.4) Meredam selama 48 jam.5) Mengangkat semprong dan membiarkan air menetes sampai tetes terakhir.6) Mengambil contoh tanahnya yang berada 1/3 bagian tengah semprong, mengukur kadar lengasnya sebanyak 2 kali ulangan.c. Lengas Maksimum (Kapasitas Air Maksimum)1) Menggerus ctka Alfisol menjadi butir primer dan menyaringnya menjadi 2 mm2) Mengambil cawan berlubang yang dasarnya diberi kertas saring yang sudah dibasahi3) Menimbang dengan gelas arloji sebagai alasnya + cawan berlubang (sebagai a)4) Memasukkan ctka yang telah digerus ke dalam cawan lalu diketuk-ketukan, menambahkan lagi ctka sampai lalu diketuk-ketukan lagi, kemudian menambahkan lagi ctka sampai penuh, mengetuknya lagi dan meratakannya5) Memasukkan cawan tersebut ke dalam perendam kemudian diisi air sampai permukaan air mencapai kurang lebih tinggi dinding cawan, perendaman 12 jam (setelah direndam permukaan tanah akan cembung minimal rata/mendatar)6) Mengangkat cawan dan membersihkan sisi luarnya lalu meratakan tanah setinggi cawan dengan diperes secara hati-hati dan menimbangnya dengan diberi alas gelas arloji (sebagai b)7) Memasukkan ke dalam oven bersuhu 105 C selama 4 jam, lubang pembuangan air pada oven harus terbuka8) Memasukkan ke dalam eksikator kemudian menimbang dengan diberi gelas arloji (sebagai c)9) Membuang tanah, membersihkan cawan dan kertas saring kemudian menimbangnya dengan alas gelas arloji (sebagai d)10) Menghitung kadar lengasnyaKadar lengas maksimum tanah = x100%d. Batas Berubah Warna (BBW)1) Membuat pasta tanah dengan cara mencampur ctka 0,5 mm dengan air pada cawan penguap.2) Meratakan pasta tanah pada kayu membentuk elips dengan ketinggian pada bagian tengah 3 mm dan makin ke tepi makin tepi.3) Membiarkan semalam dan setelah ada beda warna ambil tanah selebar 1 cm ( warna terang dan warna gelap ) untuk di analisis KLnya.4) Memasukkan tanah tadi ke dalam botol timbang dan menimbangnya terlebih dahulu menimbang botol timbangnya.5) Masukkan ke dalam oven selama 4 jam.6) Masukkan ke eksikator, dan setelah dingin menimbangnya 7) Menghitung Kadar Lengasnya.F. Analisis pH Tanah1. Alata. Flakonb. Pengaduk kacac. pH meterd. Timbangan 2. Bahana. Contoh tanah kering angin 0,5 mm sebanyak 10 gramb. Reagent H2O (pH actual), KCl (pH Potensial) dan NaF (analisis alofan), dengan perbandingan 1 : 2,53. Cara Kerja1) Menimbang ctka sebanyak 5 gram dan memasukkan kedalam dua buah flakon2) Menambahkan aquadest 12,5 cc untuk analisis pH H2O, 12,5 cc KCl untuk pH KCl, dan 12,5 cc NaF untuk pH NaF3) Mengaduk masing-masing flakon hingga homogen selama 5 menit4) Mendiamkannya selama 30 menit5) Mengukur masing-masing pHG. Analisis Struktur Tanah1. Alat a. Bobot Volume (BV) / Bulk Density1) Cawan pemanas2) Lampu Bunsen3) Pipet ukur4) Benang5) Timbangan analitik6) Thermometer b. Bobot Jenis / Particle Density1) Piknometer 2) Thermometer3) Timbangan analitik4) Kawat pengaduk5) Corong kaca 6) Tabel BJ7) Tissu2. Bahana. Bobot Volume (BV) / Bulk Density1) Tanah Bongkah asli (ring sampel)2) Air3) Lilin b. Bobot Jenis / Particle Density1) Contoh tanah kering angin 2 mm2) Aquades 3. Cara Kerjaa. Bobot Volume (BV) / Bulk Density1) Mengikat bongkah tanah dengan benang dan menimbangnya (sebagai a gram)2) Mencairkan lilin sampai suhu lilin 60C , kemudian mencelupkan tanah kedalam cairan lilin sampai terbungkus sempurna3) Menimbang tanah berlilin (sebagai b gram)4) Mengisi tabung ukur dengan aquadest sampai volume tertentu (sebagai p cc)5) Memasukkan tanah berlilin ke tabung ukur6) Mencatat volume air setelah tanah dimasukkan (sebagai q cc)Bobot Volume : b. Bobot Jenis / Particle Density1) Mengambil piknometer kosong dan kering kemudian menimbang beserta tutupnya (sebagai a gram)2) Mengisi piknometer dengan aquades samapai jenuh kemudian menutupnya hingga ada aquades yang keluar dan mengeringkan aquades yang menempel pada bagian luar piknometer dengan tissue dan menimbangnya (sebagai b gram)3) Mengukur suhu dengan thermometer dan menentukan BJnya dengan melihat table BJ sesuai suhu yang diukur (BJ1)4) Membuang air dan membersihkannya hingga kering kemudian mengisi piknometer dengan tanah 5 gr dan memasang tutupnya serta menimbangnya. (sebagai c gram)5) Mengisi piknometer yang telah ditimbang dengan aquades hingga separuh volume 6) Mengaduknya sampai tidak ada gelembung udara dan membiarkannya semalam dalam keadaan piknometer tertutup sumbatnya7) Membuang gelembungnya lalu mengisi piknometer dengan aquades sampai jenuh dan menimbangnya(sebagai d gram)8) Mengukur suhu dengan thermometer dan menentukan BJ nya sesuai table ( BJ2)

Bobot Jenis

c. Porositas n = ( 1 BV/ BJ) x 100%