BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang tingkat teknologi sudah maju dan canggih sehingga kegiatan pengukuran dalam pemetaan juga dapat dilakukan dengan mudah, karena sudah ada alat yang mempermudah kegiatan lapangan seperti theodolite, waterpass dan total station. Pengukuran lubang bukaan yang telah dipelajari selama praktikum perpetaan dapat diaplikasikan langsung sebagai gambaran kegiatan lapangan yang sesungguhnya. Dalam praktikum perpetaan ini mahasiswa dan mahasiswi berlatih untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan survey, dengan tujuan agar ilmu pengukuran yang didapat diterapkan di lapangan. Lokasi pengukuran lubang bukaan dilakukan di lantai tiga kampus I Universitas Islam Bandung karena praktikum dilakukan di kampus I Universitas Islam Bandung. Dimana pengukuran lubang bukaan dilakukan untuk mengetahui keamanan dari lubang bukaan, dapat pengukur penyanggaan, dapat mengetahui pengukuran dan selanjutnya dapat memperkirakan berapa banyak tanah yang harus di bongkar. Pengukuran di lorong lantai tiga dilakukan karena dapat mewakili keadaan pada lantai tiga yang menyerupai lorong itu merupakan lubang bukaan yang diukur mulai dari tinggi dinding hingga atap terowongan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang tingkat teknologi sudah maju dan canggih sehingga kegiatan
pengukuran dalam pemetaan juga dapat dilakukan dengan mudah, karena sudah
ada alat yang mempermudah kegiatan lapangan seperti theodolite, waterpass dan
total station. Pengukuran lubang bukaan yang telah dipelajari selama praktikum
perpetaan dapat diaplikasikan langsung sebagai gambaran kegiatan lapangan yang
sesungguhnya. Dalam praktikum perpetaan ini mahasiswa dan mahasiswi berlatih
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan survey, dengan tujuan agar ilmu pengukuran
yang didapat diterapkan di lapangan.
Lokasi pengukuran lubang bukaan dilakukan di lantai tiga kampus I
Universitas Islam Bandung karena praktikum dilakukan di kampus I Universitas
Islam Bandung. Dimana pengukuran lubang bukaan dilakukan untuk mengetahui
keamanan dari lubang bukaan, dapat pengukur penyanggaan, dapat mengetahui
pengukuran dan selanjutnya dapat memperkirakan berapa banyak tanah yang harus
di bongkar. Pengukuran di lorong lantai tiga dilakukan karena dapat mewakili
keadaan pada lantai tiga yang menyerupai lorong itu merupakan lubang bukaan
yang diukur mulai dari tinggi dinding hingga atap terowongan.
1.2 Perumusan Masalah
Pengukuran yang dilakukan dikampus Universitas Islam Bandung
Jl.Tamansari No.1 Bandung dilakukan untuk mengetahui cara pengukuran lubang
bukaan guna meningkatkan faktor kemanan dan keselamatan dalam kinerja
tambang bawah tanah. Input yang diambil dari pengukuran lubang bukaan ini adalah
data zenit, azimuth¸benang, zenit kawat, serta tinggi dinding kanan dan kiri.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dibahas berkaitan dengan hasil pengukuran lubang
bukaan yang dilakukan di Kampus I Universitas Islam Bandung Jl.Tamansari No.1
Bandung, mulai dari pengukuran hingga pengolahan data dari hasil pengukuran.
1.4 Maksud dan Tujuan
1.4.1 Maksud
Maksud diadakannya praktikum ini adalah agar praktikan dapat memenuhi
tugas guna mengaplikasikan teori yang didapat selama praktikum pengukuran.
1.4.2 Tujuan
Mendapatkan data primer berupa hasil pengukuran.
Mengetahui dan menggambarkan keadaan lokasi pengukuran.
Membuat Peta Situasi
Membuat Sketsa 3D
Membuat sketsa rebahan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAULUAN
Dalam bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, maksud dan
tujuan pengukuran dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Bab ini menjelaskan tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan
keadaan dari laporan pengukuran situasi, seperti ; (a) Lokasi dan
Kesampaian Daerah; (b) Keadaan Iklim dan Cuaca; (c) Flora dan Fauna, (d)
Keadaan Topografi dan Morfologi Daerah, (e) Keadaan Sosial Penduduk, (f)
Keadaan Geologi Daerah.
BAB III LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan tentang peta, dasar-dasar pengukuran, metode
pengukuran, alat yang dipakai dalam pengukuran. Dan rumus-rumus yang
digunakan dalam melakukan pengolahan data pengukuran.
BAB IV KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan saat
pengukuran dan tugas yang diberikan oleh instruktur. Dan membahas
tentang hasil perhitungan dari data yang diperoleh dari pengukuran
dilapangan.
BAB V ANALISA
Dalam bab ini membahas tentang hasil perhitungan dari data yang diperoleh
dari pengukuran dilapangan dan berisi tentang hal-hal yang telah di analisa
pada saat pengukuran sampai pengolahan data.
BAB VI KESIMPULAN
Dalam bab ini berisi tentang inti – inti permasalahan dari kegiatan lapangan
dan hasil perhitungan serta pendapat dan gagasan yang berupa
rekomendasi.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Keadaan Umum
2.1.1 Lokasi dan Kesampaian Tempat Pengukuran
Kegiatan pengukuran lubang bukaan dilakukan di kampus Universitas Islam
Bandung, Jl. Tamansari no. 1 Bandung Jawa Barat. Lokasi pengukuran berada di
lorang-lorong lantai tiga gedung perkuliahan Universitas Islam Bandung.
2.1.2 Keadaan Geografi Administrasi Daerah
Kampus I UNISBA ini secara geografis terletak pada koordinat X =
757,9073538 m – 737,5913077 dan Y = 778,6080066 m – 748,01052471021,358 m
Secara administrative Kampus UNISBA memiliki batasan – batasan wilayah sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Coblong
Sebelah Barat : Kecamatan Cicendo
Sebelah Selatan : Kecamatan Sumur Bandung
Sebelah Timur : Kecamatan Cibeunying Kaler
2.1.3 Cuaca dan Waktu Pengukuran
Pengukuran lubang bukaan dilakukan pada hari kamis tanggal 10 April 2014,
pukul 19.30 WIB sampai pukul 24.00 WIB. Waktu pengukuran dapat dilihat dari tabel
2.1
Tabel 2.1Kegiatan Pengukuran
Lokoasi
pengukuran
Waktu
Pengukuran
Px 20.00 – 21.00
P1 21.00 – 21.55
Z101 21.55 – 22.30
Z102 22.30 – 23.10
Z103 23.10 – 23.45
Z104 23.45 - 12.00
Sumber : Data Pengukuran Lapangan 2014
2.1.4 Keadaan Sosial Penduduk
Berdasarkan penganalisaan secara langsung dilapangan, keadaan sosial di
wilayah pengukuran sebagian besar penduduk sekitar terdiri dari mahasiswa, staf
pengajar (Dosen), pekerja kaki lima serta beberapa penjaga keamanan kampus
(satpam).
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Ilmu ukur tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari sebagian bentuk dari
permukaan bumi yang dilakukan dengan cara mengukur tanah. Proses perhitungan
dan penggambaran pada suatu bidang datar dengan menggunakan skala tertentu.
Ilmu ukur tambang adalah suatu kegiatan kerja yang dilakukan dalam
beberapa pekerjaan tambang bawah tanah untuk mengetahui dan memperoleh data
kedudukan lubang bukaan terhadap peta topografi, karena dalam tambang bawah
tanah bearing yang menjadi patokan untuk sudut selanjutnya kecuali sudut awal
azimuth. Bearing sendiri adalah sudut yang diukur ke kiri ataupun ke kanan garis
utara maupun garis selatan dengan titik tertentu dan azimuth adalah sudut yang
dibentuk dari utara menuju objek.
Lubang bukaan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau
gunung yang secara umum tertutup diseluruh sisi kecuali kedua ujungnya yang
terbuka pada lingkungan luar. Biasanya terowongan digunakan untuk lalu lintas
kendaraan baik itu mobil , kereta api maupun juga pejalan kaki dan pengendara
sepeda. Selai untuk lalu lintas, terowngan juga digunakan untuk saluran air, saluran
pembuangan, atau uga digunakan untuk kabel-kabel telekomunikasi.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memindahkan titik dari
permukaan tanah, yaitu dengan cara berikut:
1. One shaft methode
Co planning (wiggling atau figgling)
Triangulator
Gabungan cara co planning dengan triangulator
2. Two shaft method
Two shaft method adalah metode dengan cara menggantungkan kabel pada
setiap shat atau raise dan terus menyusuri antara kedua shaft atau raise
tersebut.
Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral
yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga,
seng, nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah
tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan.
3.3 Langkah-Langkah Pengukuran Lubang Bukaan
Langkah-langkah dalam pengukuran lubang bukaan adalah sebagai berikut:
a. Dirikan alat
b. Centering alat
c. Catat tinggi alat (HI = Height of Instrumen)
d. Catat jarak kanan dan kiri alat
e. Mulai pada 0 dan mengambil BS dengan jarak perlahan-lahan
f. Lepaskan penggerak atas dan bidik FS
g. Baca dan catat HA; lepaskan penggerak bagian bawah dan putar lingkaran
vertikalkedapan operator ; dan baca VA.
h. Arahkan teleskop ke BS dengan menggerakkan penggerak bagian bawah
i. Lepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS
j. Baca HA dan VA; pada sudut datar pembacaan VA untuk kedua kalinya tidak
perlu.Jika HA dibaca dua kali , ulangi proses setelah posisi 0 dan tempatkan
teleskop dalamposisi langsung.
k. Setelah semua pengukuran reguler lengkap, pembantu membawa ujung 0
dari pita kepatok FS dan diukur SD. Sebelum memulai pengukuran instrumen
harus ditetapkankearah patok FS.
l. Gerakkan ke patok FS dan catat HS.
Istilah Dalam Pengukuran Lubang Bukaan
Istilah – istilah ini digunakan dalam pengukuran perlu diketahui dan perlu
diingat.,Beberapa tanda dan istilah dibawah ini merupakan tanda dan istilah dalam
hal pengukuran yang akan digunakan di dalam pengukuran :
FS (Front Sight)
FS adalah merupakan arah tembak depan dari theodolit
BS (Back Sight)
BS adalah merupakan arah tembak belakang dari theodolit
IS (Instrumental Station)
IS adalah merupakan tempat theodolit berdiri
AR (Angle Right)
AR adalah merupakan selisih BS dengan FS
HS (High Of Shot)
HS adalah merupakan jarak dari unting-unting ke titik pengamatan
HD (Horizontal Distance)
HD adalah merupakan jarak datar
VA (Vertikal Angle/Zenith)
VA adalah merupakan sudut pertikal dari pembacaan instrument pada T.0
3.4 Perlengkapan dan Peralatan
Alat-alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran poligon ini adalah
perlengkapan umum dan perlengkapan khusus. Perlengkapan umum yang
diperlukan adalah seperti :
Alat tulis
Alat tulis sangat berguna pada saat kegiatan pengukuran karena banyak hal
yang harus dicatat seperti data primer, menggambar sketsa juga
membutuhkan alat tulis seperti pensil, penghapus, busur dan lain-lain.