PAPER AKUNTANSI SYARIAH “PRINSIP SYARIAH PADA SPIRITUAL COMPANY DAN DAMPAKNYA BAGI KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN” Dosen Pengampu: Taufikur Rahman, S.E.,M.B.A., Disusun Oleh : Haliza Utari (12/330596/EK/18786) FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015
14
Embed
Prinsip Spiritual Company dan Dampaknya bagi Kelangsungan hidup Perusahaan
Paper ini menjelaskan tentang pengertian spiritual company dan praktiknya dilihat dari perusahaan-perusahaan yang menerapkan prinsip tersebut. Serta kelebihannya jika perusahaan menerapkan prinsip ini.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PAPER
AKUNTANSI SYARIAH
“PRINSIP SYARIAH PADA SPIRITUAL COMPANY DAN DAMPAKNYA
BAGI KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN”
Dosen Pengampu: Taufikur Rahman, S.E.,M.B.A.,
Disusun Oleh :
Haliza Utari
(12/330596/EK/18786)
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Islam mendorong ummatnya berserakan mencari nafkah di muka bumi ini. Salah
satu yang jenis pekerjaan yang dimuliakan dan dianjurkan dalam Islam adalah berbisnis.
Ada beberapa dalil yang menjadi bukti bahwa Islam sangat mendorong ummatnya untuk
berbisnis, yaitu dalam beberapa ayat Allah swt memberi perumpamaan hubungan manusia
dengan Allah sebagai suatu jual-beli/perdagangan misalnya QS Ash-Shaff 61:10, QS At-
Taubah 9:111 dan QS Faathir 35:29, selanjutnya banyak sekali ayat-ayat lainnya yang
berbicara tentang bisnis seperti larangan riba dalam berbisnis, akad muamalah, dll, bahkan
ayat terpanjang dalam Al-quran adalah yang berbicara tentang bisnis yaitu QS Al-Baqarah
2:282, ayat ini menjelaskan tentang pentingnya membuat kontrak pada saat bisnis
dilakukan terutama untuk jual-beli yang dilakukan dengan transaksi non tunai, hutang
piutang, pegadaian dan dokumen bisnis.
Berbisnis juga sesuatu yang sangat dekat dengan Rasulullah dan Para Sahabat Nabi.
Profesi yang dijalankan oleh Rasulullah, sebelum dan ketika menjadi rasul adalah adalah
bisnis. Rasulullah bahkan sempat memperluas jaringan bisnisnya hingga ke negeri Syam
(Syria). Profesi para sahabat nabi juga umumnya adalah pebisnis, banyak sekali nama-
nama sahabat besar seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf sukses
dalam berbisnis sehingga mereka mampu berbuat banyak untuk kemajuan agama.
Kemulian berbisnis juga dapat kita pahami dari Hadist riwayat al-Bazzar dan dishahihkan
oleh al-Hakim rahimahumallah : Dari Rifa’ah bin Rafi’ radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullah SAW ditanya: “Apakah pekerjaan yang paling baik/afdhol?” Beliau
menjawab: “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri (hasil jerih payah
sendiri) dan setiap jual beli yang mabrur.
Dari hadist tersebut dapat dipetik bahwa jual beli atau berbisnis merupakan
pekerjaan yang dianjurkan Islam. Berbisnis yang dimaksud disini tentu saja adalah bisnis
yang mematuhi aturan dan etika syariah atau bisnis-bisnis yang mengaplikasikan nilai-nilai
Islam sebagai nilai utama bisnisnya. Spiritual Company adalah perusahaan yang
menerapkan nilai-nilai spriritualitas dalam proses bisnisnya. Di Indonesia, Spiritual
Company pada umumnya menggunakan nilai-nilai spiritual Islami, beberapa contoh
Spiritual Company yang sukses dalam menjalankan bisnisnya adalah Waroeng Grup yang
bergerak di bidang kuliner yaitu waroeng steak, feskul, BeBaQaran, Bebek Goreng
H.Slamet, dan waroeng penyet, Mangrove Grafindo yang bergerak di bidang jasa
Percetakan, Pamola Supermarket yang bergerak di bidang eceran barang-barang kebutuhan
sehari-hari, dan lain lain. Demi keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang,
berbagai model telah dikembangkan untuk membangun nilai yang mampu menjadi budaya
perusahaan untuk mendukung kinerja perusahaan. Saat ini, Nilai-nilai spiritualitas
nampaknya semakin menjadi kecenderungan sebagai nilai-nilai luhur yang dianut
perusahaan untuk menjamin kinerja jangka panjanganya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah dalam Paper ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan Spiritual Company?
2. Bagaimana Penerapan Prinsip Syariah pada Spiritual Company?
3. Apa dampak positif dari model bisnis Spiritual Company?
1.3 TUJUAN
Tujuan diselesaikan Paper ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik Sprititual Company
2. Untuk mengetahui prinsip syariah pada Spiritual Company
3. Untuk mengetahui dampak positif dari model bisnis Spritual Company terutama
dampaknya terhadap keberlangsungan hidup perusahaan
4. Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Akuntansi Syariah
BAB II
ISI
2.1 SPIRITUAL COMPANY
Pandangan bisnis saat ini umumnya menganut paham kapitalisme, berbisnis demi mencari
keuntungan sebesar-besarnya. Efek buruk dari paham ini adalah anggapan bahwa satu-satunya
tujuan bisnis adalah memenuhi permintaan pelanggan dan bagaimana memenuhinya, tanggung
jawab perusahaan adalah memuaskan pelanggan dan mencapai target penjualan, bukan
memikirkan generasi masa depan. Sehingga kurangnya kepedulian terhadap hal-hal yang terkait
dengan etika, bumi dianggap menyediakan sumber daya tak terbatas dan lingkungan merupakan
tanggung jawab pemerintah, berdampak terjadinya pemanasan global dan polusi
lingkungan.Selain itu, kapitalisme berdampak pada perburuan keuntungan kompetitif yang kejam
sehingga keberlanjutan usaha menjadi persoalan. Akhirnya manusia hidup hanya sebagai makhluk
ekonomi, penghasil uang yang akhirnya membuat stress. Penyebab stress adalah hilangnya makna
(kekosongan) contohnya berkurangnya waktu santai, waktu bersama keluarga, berkumpul,
pemenuhan kebutuhan batin, kepuasan kerja, dsbnya, Direktur dan karyawan akan terancam dari
segi mental dan fisiknya, produktivitas mereka juga cenderung menurun. Sehingga ada isu yang
muncul tentang bagaimana mempertahankan perusahaan jangka panjang, karyawan yang loyal dan
jujur seperti praktik pengelolaan di timur.
Spiritualitas membuat kita bertanya mengapa kita mengerjakan sesuatu, agar hidup kita
lebih bermakna dan memiliki arti. Spiritual sebenarnya tidak berarti sesuatu yang berhubungan
dengan agama atau sistem keyakinan teologis tertentu. Istilah spiritual berasal dari bahasa Latin:
spiritus , yang berarti sesuatu yang memberikan kehidupan atau vitalitas pada sebuah sistem. Level
Spiritualitas yaitu (Helmi,2007):
Level I : Bertahan hidup (survival) : uang
Level II : Sukses (success), Hubungan (relationship and networking), serta Tumbuh dan
berkembang (growing)
Level III : Memberi (giving/service)
Spiritual Company adalah penerapan nilai-nilai spiritual di dalam perusahaan. Penerapan
nilai spiritual tidak hanya dilakukan di dalam proses kerja, tetapi juga bersifat global di internal
perusahaan baik garis komando maupun garis koordinasi. Para pemimpin perusahaan atau pelaku
bisnis kini sadar bahwa nilai-nilai spiritual akan memberikan dampak positif terhadap hasil kerja.
Hal demikian dikarenakan orang-orang yang memiliki spiritual tinggi lebih menyadari terhadap
tanggungjawabnya, sehingga ia akan lebih termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugasnya dengan
baik. Konsep-konsep: spiritual bisnis, good corporate governance, corporate social responsibility,
servant leadership. Kalau dulu pemisahan tegas antara praktik bisnis dan keagamaan, sekarang
mulai digabung ketika para pebisnis mulai merasa kosong batinnya. Saat ini muncul konsultan
atau lembaga training tentang spiritual bisnis (Ari Ginanjar, The Association for Spirit Work,
www.spiritatwork.org)
Menurut Sule dan Mulyana (dalam Winarto dan Mustika, 2013), Konsep spiritual bisnis
mempunyai tiga pedoman pokok dalam memahami sebuha bisnis yakni ekosistem, komunitas dan
transparansi. Didalam ekosistem tidak mengenal konsep kalah atau menang, hancur atau utuh
tetapi sistem yang berkelanjutan, saling melengkapi, tidak memangsa dan bersama-sama
memperindah dunia. Komunitas diartikan bahwa bisnis bukanlah mesin pencetak profit semata,
tetapi sebagai kumpulan dari asset dan sumberdaya manusia. Transparansi berarti bahwa
perusahaan harus dijalankan tanpa rekayasa sehingga manajemen terlihat jelas dan fair yang
bermuara pada efisiensi dan efektivitas.
Paradoks
Bisnis Spiritual
Duniawi Akhirat
Kekayaan/Capitalism Moralitas/Kedamaian
Keuntungan (klise) Nurani (sejati)
Tren Jangka Panjang
Berdasarkan dua paradigma yang dijelaskan di atas, maka kemudian membentuk adanya
analisis manajemen perusahaan secara professional menjalankan manajemennya serta harmonisasi
kesejahteraan bagi seluruh karyawannya, pandangan tersebut dilihat dari segi individu maupun
komunitas di sekitar perusahaan yang hingga akhirnya membentuk spiritual company. Dalam
konteks Islam, yang menjadi panduan dari Spiritual Company adalah etika Islam yang bersumber