15
PRESENTASI KASUSPREEKLAMSIA BERAT
Disusun olehMOH. FAHMI FATHULLAH20090310154
Pembimbing: dr. Hari Sasongko Sp.OGRSUD Muntilan
KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIPROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTARSUD MUNTILAN2014
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan, presentasi kasus dengan
judulPREEKLAMSIA BERAT
Disusun oleh :Nama: Moh. Fahmi FathullahNo. Mahasiswa :
20090310154
Telah dipresentasikanHari/Tanggal: Selasa, 8 April 2014
Disahkan oleh:Dosen Pembimbing,
dr. Hari Sasongko Sp.OG DAFTAR ISIHALAMAN PENGESAHANiiDAFTAR
ISIiiiBAB I13Status
Pasien13A.Kasus131.Identitas132.Anamnesis133.Pemeriksaan
Fisik144.Pemeriksaan
Laboratorium155.Diagnosis166.Penatalaksanaan167.Follow up16BAB
II18Tinjauan
Pustaka18A.Definisi18B.Etiologi18C.Klasifikasi21D.Faktor
Resiko21E.Diagnosis22F.Penatalaksanaan22G.Pencegahan24H.
Komplikasi25BAB III27Pembahasan27BAB IV15Kesimpulan15Daftar
Pustaka16
iii
BAB IStatus PasienA. KasusIdentitas Nama: Ny. Siti Maonah Umur:
38 tahun Jenis Kelamin: Perempuan Pekerjaan: Ibu rumah
tanggaAnamnesisa. Keluhan UtamaDatang dengan rujukan dari bidan
puskesmas karena tekanan darah yang tinggi. Kenceng-kenceng (+)
sering, gerakan janin (+) ketuban merembes (-), lender darah (+).
Pusing (-), pandangan kabur (-), mual muntah (-).b. RiwayatPasien
mengaku sudah hamil sampai tanggal perkiraan lahir. Pasien merasa
ada kenceng-kenceng. Cairan merembes dari jalan lahir tidak ada.
Ditemukan perdarahan dan lendir .gerak janin masih normal serta
tidak ada keluhan lain yang terasa. Riwayat menstruasi: TeraturHari
Perkiraan Lahir: 4 April 2014Umur Kehamilan: 40 minggu +3 Hari
Riwayat Obstetri: G3P2A0Anak 1: umur 20 tahun, BBL: 2000gr, lahir
di bidan, spontan, laki-lakiAnak 2: umur 10 tahun, BBL 2500gr,
lahir di rumah, bidan, spontan, perempuan. Riwayat ANC: Tidak
teratur RPD: Hipertensi (+), DM (-)Pemeriksaan Fisika. Vital
SignKeadaan Umum: BaikKesadaran: Compos MentisTekanan Darah :
170/110Nadi: 80Suhu: 36,5b. Kepala LeherCA -/-, SI -/-, Struma -,
JVP normalc. Pemeriksaan Thorax
Vesikuler normalVesikuler normald. Pemeriksaan AbdomenSupel,
Bising usus +, massa abnormal -, NT e. GenitalTenang, oedem -,
discharge keputihan -, lender darah -f. Ekstrimitas oedema superior
-/-, oedema inferior -/-g. Pemeriksaan ObstetrikLeopold I: TFU = 4
jari dibawah processus xiphoideus, 25 cm, Taksiran Berat Janin =
2170 gram, bagian teratas teraba bokongLeopold II: Punggung
kiriLeopold III: Presentasi kepalaLeopold IV: DivergenHis :
3x/10/30Auskultasi: DJJ = 158x/menit, regularh. Vaginal
ToucherPembukaan 4cm, portio tipis, KK (+), kepala masih tinggi,
STLD (+)Pemeriksaan Laboratoriuma. Darah RutinHB: 13,3AL: 16,9HMT:
36,6AE: 4,18AT: 295b. Urin RutinProtein urin : +1DiagnosisPEB
Superimposed, Inpartu, Kala I fase aktif G3P2A0 Hamil aterm
Penatalaksanaan Observasi KU, TTV, DJJ Manajemen PEB Nifedipin 3 x
10mgFollow upTanggalSOAP
07 04 1409.30
10.00
10.10
10.20
08 04 14
Kencang-kencang(+), keluar cairan ketuban (-), gerak janin
(+)
Protein urin : +1
Kencang +, ketuban pecah, gerak janin (+).
Ppv (+), seperti mens, mulas (+), Asi (+)Pusing (-), Pandangan
kabur (-),Nyeri ulu hati (-)
KU: sedang, CMTD: 170/110N/S: 80x/367CLeopold: TFU 4 jari
dibawah px, (25cm), preskep, puki, divergen,TBJ: 2170grDJJ:
154xHIS: 3x/10/30VT: 4cm, portio tipis, KK (+), kepala masih
tinggiSTLD (+)
KU: sedang, CMDJJ: 148x
VT: buka lengkapPortio tak teraba, KK (-), STLD (+)
Lahir spontan bayi laki-laki, AS 7-8-9, BB/PB: 2200/43LK/LD/LLA:
31/29/9Anus (+), cacat (-)AK: jernih,
Plasenta keluar lengkap, eksplorasi kesan bersih, placenta
kalsifikasi grade I, pjg 50cmPpv (+), 200cc, perineum rupture,
hecting+/+
TFU 2 jri dbwh pusar, TPP 170/100
KU: sedang, CMTD: 160/90N/S: 80x/367CMata CA -/-TFU: 2 jari
dibawah pusatUC (+), keras.
PEB Superimposed, Inpartu, Kala I fase aktif G3P2A0 Hamil
aterm
Post partus spontan, PEB ,Preterm, P3A0, H+1.
Obs. KU, TTV, DJJ, HISManajemen PEBNifedipin 3x10mg
Obs. KU, TTV, DJJ, HISInf RL 20tpmPimpin persalian
pervaginam
Obs KU, ttv, ppvAmoxicillin 3x500grAs. Mefenamat 3x500mgViliron
1x1 tabNifedipine 3x10mgMethyl dopa 3x250mg
BAB IITinjauan PustakaA. DefinisiHipertensi pada kehamilan
didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg
atau tekanan darah diastolik 90mmHg. Pengukuran tekanan darah
dilakukan minimal 2 kali dengan selang waktu 4 jam. Proteinuria
diukur menggunakan urin 24jam. Dikatakan proteinuria jika dideteksi
protein dalam urin sebanyak 300mg/dl atau +1. +1 = 300mg/dl +2 =
1g/dl +3 = 2gr/dl B. Etiologi Penyebab terjadinya hipertensi dalam
kehamilan masih belum diketahui denganjelas. Beberapa faktor yang
diduga terlibat dalam mekanisme terjadinya hipertensipada kehamilan
yaitu:
Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi invasi sel-sel
trofoblast sehingga tidak terjadi distensi dan dilatasi lumen dan
menyebabkan kegagalan remodeling a.spiralis serta mengakibatkan
terjadinya vasokonstriksi.
Gangguan metabolism prostaglandin Salah satu fungsi endotel
yaitu memproduksi prostaglandin. Adanya disfungsi endotel
menyebabkan gangguan metabolism prostaglandin sehingga menurunkan
produksi prostasiklin (PGE2). Agregasi sel-sel trombosit yang
kemudian mengakibatkan produksi tromboxan (TXA2). Normalnya, kadar
prostasiklin > tromboxan, akan tetapi pada hipertensi dalam
kehamilan kadar tromboxan > prostasiklin.
Glomerular endotheliosis Perubahan pada sel endotel kapiler
glomerulus permeabilitas kapiler endothelin (vasokonstriktor) dan
NO (vasodilator) faktor koagulasi
4. Adaptasi Kardiovaskuler Pada kehamilan normal Pembuluh darah
refrakter terhdap vasopressor. Hal ini terjadi akibat adanya
sintesis prostaglandin. Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan
daya refrakter dan kepekaan terhadap vasopressor. 5. Genetic
Imprinting Faktor keturunan memiliki hubungan yang sangat
signifikan dengan terjadinya preeklampsia dan mempunyai risiko 7,11
kali untuk terjadi preeklampsia pada ibu hamil yang mempunyai
riwayat keluarga dengan preeklamsia dibandingkan dengan mereka yang
tidak mempunyai riwayat keluarga dengan preeklamsia. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa ibu hamil yang mengalami pre-eklamsia
memiliki kecenderungan anak perempuannya akan mengalami preeklamsia
jugaC. KlasifikasiBerdasarkan National High Blood Pressure
Education Program (NHBPEP) Working Group, hipertensi dalam
kehamilan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Gestational
hypertension / Pregnancy Induced Hypertension Hipertensi yang baru
muncul setelah usia kehamilan 20 minggu tanpa disertai dengan
proteinuria dan tekanan darah dapat kembali normal dalam 12 minggu
post partum. 2. Chronic hypertension: Hipertensi yang muncul
sebelum kehamilan atau sebelum usia kehamilan 20 minggu dan menetap
sampai 12 minggu post partum. 3. Preeclampsia: Hipertensi yang baru
muncul setelah usia kehamilan 20 minggu pada wanita dengan riwayat
tekanan darah normal sebelum kehamilan dan disertai dengan adanya
proteinuria. 4. Eclampsia: Preeclampsia yang disertai dengan kejang
dan atau koma. Kejang dapat terjadi sebelum, selama dan postpartum.
5. Superimposed preeclampsia (on chronic hypertension) Chronic
hypertension yang disertai dengan proteinuria. D. Faktor
Resiko-Usia < 20 tahun atau > 35 tahun - Nullipara -
Multigravida - Hydatidiform mole - Diabetes mellitus - Thyroid
disease - Chronic hypertension - Renal disease - Riwayat keluarga
dengan preeclampsia Kehamilan Normal - Riwayat pre-eklampsia,
eklampsia pada kehamilan sebelumnya - ObesitasE. DiagnosisDiagnosis
preeklamsia berat apabila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai
berikut: - Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau tekanan darah
diastolic 110 mmHg pada minimal 2 kali pemeriksaan dengan jarak
pemeriksaan minimal 6jam meskipun pasien dalam keadaan tirah
baring. - Proteinuria 5 gr atau +3 - Trombositopenia < 100.000/l
- Oliguria, urine output < 500 ml / 24 jam - kadar creatinin
> 1,1 mg/dl - Gangguan visus dan serebral : kesadaran, nyeri
kepala, pandangan kabur - Nyeri epigastrik atau nyeri pada kuadran
kanan atas - Gangguan fungsi hepar : kadar SGOT dan SGPT ( 2x dari
nilai normal) - Edema pulmo - Sianosis - Hemolisis mikroangiopati -
Janin tumbuh lambat Preeklamsia berat dibagi menjadi: o Preeklamsia
berat tanpa impending eclampsia o Preeklamsia berat dengan
impending eclampsia impending eclampsia apabila disertai dengan
gejala nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah, nyeri
epigastrik, dan tekanan darah yang progresif. F.
PenatalaksanaanPrinsip penanganan PEB: 1. Mencegah kejang Pemberian
obat antikejang berupa MgSO4 - Dosis: o Loading dose : initial dose
4 gr MgSO4 IV o Maintenance dose 6 gr dalam laruta RL /6jam atau
4-5 gr IM /4-6 jam - Syarat pemberian o Tersedia antidotum :
kalsium glukonas 10% = 1gr IV selama 3 menit o Reflex patella (+)
kuat o RR > 16x/menit, tidak ada tanda-tanda respirasi distress
- Pemberian MgSO4 dihentikan apabila ditemukan:o Tanda intoksikasi
o Setelah 24 jam postpartum atau 24 jam setelah kejang terakhir -
Dosis terapeutik dan toksik MgSO4 o Dosis terapeutik : 4,8-8,4
mg/dl o Hilangnya reflex tendon : 12 mg/dlo Henti pernafasan : 18
mg/dl o Henti jantung : >36 mg/dl Apabila terjadi refrakter
terhadap pemberian MgSO4, maka dapat diberikan salah satu obat
berikut:- Thiopental sodium - Sodium amobarbital - Diazepam -
Fenitoin 2. Mengendalikan hipertensi Pemberian obat antihipertensi:
- Antihipertensi lini pertama Nifedipin 10-20 mg PO, diulangi
setelah 30 menit Max dose = 120 mg / 24 jam Tidak boleh diberikan
sublingual: efek vasodilator cepat - Antihipertensi lini kedua Na
nitroprusside 0,25 g / kg BB / menit IV: 0,25 g / kg BB / 5 menit
IV Diazokside 30-60 mg / 5 menit IV atau infus 10 mg / menit /
dititrasi3. Terminasi kehamilan Pada preeklamsia berat, sikap
terhadap kehamilannya dibagi menjadi 2, yaitu: - Aktif (aggressive
management) Kehamilan diterminasi bersamaan dengan pemberian terapi
obat.
Indikasi : o Ibu Usia kehamilan 37 minggu Ada impending
eclampsia Kegagalan terapi konservatif : keadaan klinis dan lab
Suspek solusio placenta Muncul tanda-tanda persalinan, ketuban
pecah, atau perdarahan Ada tanda-tanda HELLP Syndrome o Janin Ada
tanda-tanda fetal distress Ada tanda-tanda IUGR NST nonreaktif
dengan profil biofisik abnormal Terjadi oligihidramnion -
Konservatif (ekspektatif) Kehamilan dipertahankan bersamaan dengan
pemberian terapi obat. Indikasi : o Usia kehamilan 37 minggu o
Tanpa ada impending eclampsia o Keadaan janin baik.G. Pencegahan1.
Antiplatelet agent 2. Suplemen antioxidant dengan vit c dan e 3.
Nutrisi Konsumsi minyak ikan dapat menurunkan resiko terjadinya
preeclampsia. Hal ini dikarenakan minyak ikan mengandung banyak
asam lemak tak jemuh yang dapat menghambat produksi tromboxan,
menghambat aktivasi trombosit, dan mencegah vasokonstriksi 4.
Lifestyle modification
H. KomplikasiKOMPLIKASI MATERNAL 1) Intravascular coagulation
bleeding, DIC Perubahan hematologik disebabkan oleh hipovolemia
akibat vasospasme, hipoalbuminemia, dan hemolysis akibat spasme
arteriole dan kerusakan endotel arteriole. Perubahan tersebut
mengakibatkan peningkatan hematocrit, trombositopenia dan hemolysis
mikroangiopatik. 2) Organ failure (hepar dan ren) Penurunan fungsi
ginjal disebabkan oleh: Penurunan perfusi ke ginjal akibat
hipovolemia yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya oliguria
bahkan anuria, Kerusakan glomerulus akibat peningkatan
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
menyebabkan adanya proteinuria. Kerusakan instrinsik jaringan
ginjal yang disebabkan oleh vasospasme pembuluh darah. Perubahan
pada fungsi hepar disebabkan oleh vasospasme, iskemia, dan
pendarahan. Perdarahan pada sel periportal lobus perifer dapat
mengakibatkan terjadinya nekrosis sel hepar dan peningkatan enzim
hepar. Perdarahan yang meluas hingga ke bawah capsula hepar
(subscapular hematom) dapat menimbulkan rasa nyeri di regio
epigastrik dan rupture hepar. 3) Perubahan neurologi Dapat berupa:
- Nyeri kepala = hiperperfusi otak vasogenik edema- Gangguan visus
= spasme arteri retina dan edema retina hingga gangguan visus-
Seizures/eclampsia = faktor yang dapat menimbulkan kejang yaitu
edema serebri, vasospasme serebri dan iskemia serebri - perdarahan
otak4) HELLP syndrome 5) Edema paru Disebabkan oleh payah jantung
kiri, kerusakan endotel pembuluh darah kapiler paru dan menurunnya
diuresis. 6) Abruptio placentae
KOMPLIKASI PERINATAL
Akibat vasokonstriksi a. spiralis yang menyebabkan penurunan
perfusi utero plasenta, hipovolemia, kerusakan endotel pembuluh
darah plasenta, dan iskemik sehingga dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin (IUGR) dan solusio plasenta yang dapat
menyebabkan kematian janin (IUFD).
BAB IIIPembahasan
Pre-eklamsia merupakan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, walaupun penyebab terjadinya hipertensi dalam kehamilan
masih belum diketahui dengan jelas. Preeklamsia merupakan penyulit
kehamilan yang akut, dapat terjadi antepartum, intrapartum dan
postpartum. Preeklamsia juga menjadi salah satu dari penyebab utama
kematian ibu dan masih merupakan masalah dalam pelayanan obstetri
di Indonesia. Berdasarkan gejala klinik, preeklamsia dapat dibagi
mejadi preeklamsia ringan dan preeklamsia berat. Pada preeklamsia
berat terjadi peningkatan risiko yang merugikan pada output
maternal dan perinatal. Hal ini dikarenakan pereklamsia memiliki
dampak pada vaskularisasi dan perfusi terhadap janin. Pada pasien
ini didapatkan tekanan darah 160/110 mmHg, yaitu pada pengukuran
yang pertama 170/110 mmHg dan yang kedua 170/110 mmHg. Pada
pemeriksaan urin didapatkan hasil proteinuria +1. Pasien tidak
mengeluhkan adanya pusing, nyeri epigastrik atau kuadran kanan
atas, pandangan kabur, dan gejala impending eclampsia lainnya.
Sehingga kondisi pasien tersebut dapat tergolong preeklamsia berat
tanpa impending eclampsia. Meskipun tanpa impending eclampsia,
pasien tetap memiliki resiko terjadinya eclamsia. Oleh karena itu,
pasien ini tetap diberikan penanganan untuk mencegah terjadinya
eclamsia. 27
BAB IVKesimpulanHipertensi dalam kehamilan merupakan penyulit
kehamilan dan merupakan salah satu dari penyebab tingginya angka
mortalitas dan morbiditas ibu hamil. Oleh karena itu, pentingnya
identifikasi terhadap gejala yang timbul dan penatalaksanan
preventif segera yang tepat akan menurunkan resiko terjadinya
komplikasi dan progresifitas penyakit serta meningkatkan
kemungkinan prognosis yang lebih baik. Guideline dari American
College of Obstetricians and Gynecologist menyebutkan bahwa ibu
hamil dikategorikan memiliki preeklamsia berat apabila : - Tekanan
darah sistolik 160 mmHg atau tekanan darah diastolic 110 mmHg pada
minimal 2 kali pemeriksaan dengan jarak pemeriksaan minimal 6jam
meskipun pasien dalam keadaan tirah baring. - Proteinuria > 5 gr
atau +3 - Trombositopenia < 100.000/l - Oliguria, urine output
< 500 ml / 24 jam- Gangguan visus dan serebral : kesadaran,
nyeri kepala, pandangan kabur - Nyeri epigastrik atau nyeri pada
kuadran kanan atas - Gangguan fungsi hepar : kadar SGOT dan SGPT (
2x dari nilai normal) - Janin tumbuh lambat Pada Guideline tersebut
juga merekomendasikan pemberian MgSO4 sebagai terapi untuk mencegah
dan menangani kejang pada pasien dengan preeklamsia berat.
Daftar Pustaka
Cunningham, F. Gary, dkk. 2006. Obstetri Williams. Jakarta:
EGC
Prawirrohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan
bina pustaka.FKUI. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.American College of Obstetricians
and Gynecologist. 2013. Hypertension in Pregnancy. [Online]
Available at:
http://www.acog.org/~/media/Task%20Force%20and%20Work%20Group%2
0Reports/HypertensioninPregnancy.pdf
Lim, K.-H. & Ramus, R.M., 2014. Preeclamsia. [Online]
Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/1476919-overview#showall
[Accessed 2014 Maret 2014].
DeCherney, A. H., Nathan, L., Goodwin, T. M., & Laufer, N.
(2007). Current Diagnosis & Treatment Obstetrics &
Gynecology, Tenth Edition. New York: The McGraw-Hill.
F, Cunningham, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom
K., 2005. Hypertensive Disorders in Pregnancy. In William
Obstetrics. 22nd ed. New York: The McGraw-Hill. pp.761-808.