PRESENTASI KASUSMigrain Tanpa Aura pada Laki-Laki Usia 35 Tahun
sebagai Pencari Nafkah Utama Keluarga dengan Kekhawatiran terhadap
Penyakitnya disertai Tingginya Tingkat Stress Kerja dan Kurangnya
Interaksi Sosial pada Keluarga Fungsional Tinggi dan Kondisi
Ekonomi Sedang
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian
Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga
Diajukan kepada :dr. Achmad Amirudin Al HusainDisusun oleh
:Mirza Sanjaya, S.Ked.
SMF BAGIAN ILMU kedokteran keluarga puskesmas tegalrejoPROGRAM
PENDIDIKAN PROFESIfakultas kedokteran dan ilmu kesehatanuniversitas
muhammadiyah yogyakarta2014LEMBAR PENGESAHANPRESENTASI KASUSMigrain
Tanpa Aura pada Laki-Laki Usia 35 Tahun sebagai Pencari Nafkah
Utama Keluarga dengan Kekhawatiran terhadap Penyakitnya disertai
Tingginya Tingkat Stress Kerja dan Kurangnya Interaksi Sosial pada
Keluarga Fungsional Tinggi dan Kondisi Ekonomi Sedang
Disusun oleh:Mirza Sanjaya, S.Ked.20080310057
Telah dipresentasikan dan disetujui pada:12 Februari 2014
Mengetahui,Dosen Pembimbing & Penguji Klinik
Dosen Pembimbing Fakultas
dr. M. KhotibudinDosen Pembimbing Puskesmas
dr. Achmad Amirudin Al Husain
SMF BAGIAN ILMU kedokteran keluargapuskesmas tegalrejoPROGRAM
PENDIDIKAN PROFESIfakultas kedokteran dan ilmu kesehatanuniversitas
muhammadiyah yogyakarta2014
BAB IPRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS PASIENNama: Bp. Yodie Artha Namara Umur: 35
tahunJenis kelamin: Laki-LakiPekerjaan: WiraswastaStatus:
KawinAgama: KristenSuku bangsa: Jawa/IndonesiaAlamat: Perum
Jatimulyo Baru No. C6, Kricak Kidul, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten
Kota Yogyakarta.No. Rekam Medis: 01.5596Tanggal kunjungan ke
Puskesmas terakhir: 04 Februari 2014
II. ANAMNESIS HOLISTIK (Autoanamnesis)ASPEK KLINIS1. Keluhan
utama: Nyeri kepala sebelah kiri.2. Keluhan tambahan: Mual (+).3.
Riwayat penyakit sekarangSeorang laki-laki berusia 35 tahun datang
ke Puskesmas Tegalrejo dengan keluhan utama nyeri kepala berdenyut
di sebelah kiri kambuh-kambuhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu.
Dalam 1 tahun terakhir nyeri kepala tersebut sering sekali muncul
namun yang paling berat dirasakan sebanyak 2 kali yaitu pada saat
ini dan 10 bulan yang lalu (April 2013). Nyeri kepala sebelah yang
dirasakan sangat berat sehingga pasien tidak bisa beraktivitas.
Nyeri bertambah ketika kena cahaya silau dan mendengar suara
berisik, namun nyeri berkurang ketika beristirahat karena nyeri
kepala bisa dirasakan sehari penuh jika tidak beristirahat. Mual
(+), muntah (-), dan demam (-). Pasien tidak mengeluh seperti
melihat titik atau garis hitam. Pasien sangat khawatir dengan
sakitnya karena takut penyakitnya ini ada hubungan dengan penyakit
yang diderita ayahnya sampai meninggal yaitu hipertensi dan
stroke.
4. Riwayat penyakit dahulua. Riwayat keluhan yang sama: (+),
Diagnosa dokter sebelumnya yaitu Migrain tahun 1995.b. Riwayat
trauma kepala: Kecelakaan lalu lintas tahun 1993, kepala membentur
aspal.c. Riwayat penyakit asma: disangkal.d. Riwayat penyakit
hipertensi: disangkal.e. Riwayat penyakit DM: disangkal.f. Riwayat
penyakit jantung: disangkal.g. Riwayat alergi: disangkal.h. Riwayat
operasi sebelumnya: disangkal.
APEK RESIKO INTERNAL5. Riwayat penyakit keluargaa. Riwayat
penyakit asma: disangkal.b. Riwayat penyakit hipertensi: (+) ayah
pasien.c. Riwayat penyakit stroke: (+) ayah pasien (meninggal
karena stroke tahun 2009).d. Riwayat penyakit jantung: disangkal.e.
Riwayat penyakit DM: (+) nenek pasien.f. Riwayat alergi:
disangkal.g. Riwayat migrain: (+) kakak laki-laki pasien.
ASPEK RESIKO EKSTERNAL6. Riwayat Kebiasaana. Riwayat merokok:
pernah selama 8 tahun (usia 15 tahun- 23 tahun), sekarang sudah
berhenti total.b. Riwayat minum alkohol: pernah selama 5 tahun
(usia 18 tahun- 23 tahun), sekarang sudah berhenti total.c. Riwayat
minum obat bebas (NAPZA): disangkal.
7. Riwayat Sosial EkonomiPasien merupakan suami dari seorang
istri dengan 2 orang anak laki-laki. Mereka tinggal di rumah
kontrakan bersama dengan seorang kakak laki-lakinya. Pasien
memiliki usaha akrilik (pengrajin membuat gantungan kunci, papan
nama, dan lain-lain) yang dirintis berdua bersama kakaknya. Untuk
menopang kehidupan keluarganya pasien hanya mengandalkan hasil dari
pembuatan akrilik. Dengan penghasilan yang tidak bisa dipastikan
setiap bulannya, pasien merasakan masih kurang mencukupi dalam hal
materi ditambah dengan pekerjaan tersebut sering dikejar target.
Interaksi pasien dengan tetangga sekitar sangat kurang karena
keadaan lingkungan perumahan yang cenderung individualis. Kediaman
pasien dekat dengan fasilitas pelayanan kesehatan. Pasien belum
memiliki asuransi kesehatan.
ASPEK PERSONALa. Alasan kedatanganPasien memeriksakan diri ke
Puskesmas Tegalrejo dikarenakan nyeri kepala sebelah kiri yang tak
tertahankan. Pasien merasa khawatir karena takut nyeri kepala
sebelah kirinya tersebut ada hubungan dengan penyakit yang diderita
oleh ayahnya sampai meninggal yaitu hipertensi dan stroke.b.
Persepsi pasien tentang penyakitnyaMigrain adalah nyeri kepala
sebelah. Pasien hanya mengetahui salah satu dari sekian banyak
faktor pencetus migrain yaitu stress. Pasien belum paham sepenuhnya
tentang penyakit migrain.c. Harapan pasien Pasien berharap keluhan
nyeri kepala sebelah kiri yang dirasakannya dapat segera hilang dan
tidak ada hubungannya dengan kematian ayahnya.
8. Review anamnesis sistema. Keluhan utama : nyeri kepala
sebelah kiri.b. Penglihatan: baik, melihat bintik atau garis hitam
(-).c. Pendengaran: telinga berdenging (-), sekret berbau (-).d.
Pencernaan: mual (+), muntah (-), nyeri perut (-), BAB cair (-),
BAB darah (-).e. Pernafasan: sesak nafas (-), batuk (-).f.
Cardiovaskuler: berdebar-debar (-), nyeri dada (-).g. Endokrin:
tangan gemetar (-), berat badan sulit naik (-), banyak minum (-),
banyak makan (-), banyak BAK (-).h. Perkemihan: BAK darah (-),
nyeri saat BAK (-), nyeri pinggang (-).i. Reproduksi: disfungsi
ereksi (-), kelainan organ reproduksi (-).
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum: cukup, tampak sakit sedang.2. Kesadaran: compos
mentis.3. Tanda vital: Tekanan darah: 120/80 mmHg.Nadi: 88
x/menit.Respirasi: 20 x/menit.Suhu: 36,5 C.Derajat Nyeri: 7.4.
Status GiziBerat badan: 56 kg.Tinggi badan: 172 cm.BMI = BB (kg) /
TB (m)2 = 18,92 (normal).BMI 25= obesitas.
Status gizi berdasarkan rumus Broca :BB ideal: (TB cm 100) =
172-100 = 72 kg.BB aktual: 56 kg.Status gizi: (BB aktual / BB
ideal) x 100%: (56/72) x 100% = 77,8%.Jenis Kelamin: laki-laki (35
tahun)Aktivitas: ringan-sedang
5. Status generalis a. Pemeriksaan kepala Mata: alis tampak
simetris, palpebra tak tampak kelainan, sekret (-), konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-), injeksi silier (-), kornea tampak
bening (+), lensa mata tampak putih keruh (-/-). Hidung: krepitasi
(-), deformitas (-), massa (-), discharge (-/-). Telinga:
deformitas (-), massa (-), tanda inflamasi (-), discharge (-/-).
Mulut: bibir kering (-), lidah kotor (-), gigi lengkap namun gigi
seri no. 2 kanan patah setengah.b. Pemeriksaan leherLimfonodi tidak
teraba, JVP tidak meningkat.c. Pemeriksaan thorax Cor: ictus cordis
teraba di SIC V linea mid clavicula sinistra, tidak ada pergeseran
dari batas-batas jantung, bunyi jantung S1 dan S2 reguler, bising
(-), gallop (-). Pulmo: Paru-paru kananParu-paru kiri
-inspeksi: dinding dada simetris, retraksi interkostal (-),
ketinggalan gerak (-).-palpasi: vocal fremitus kanan = kiri
normal.-perkusi : sonor (+).-auskultasi: suara dasar vesikuler(+),
ronchi basah kasar (-), wheezing (-), ronchi basar basal
(-).-inspeksi: dinding dada simetris, retraksi interkostal (-),
ketinggalan gerak (-).-palpasi: vocal fremitus kiri = kanan
normal.-perkusi : sonor (+). -auskultasi: suara dasar vesikuler(+),
ronchi basah kasar (-), wheezing (-),ronchi basar basal (-).
d. Pemeriksaan AbdomenInspeksi: dinding perut sejajar dengan
dinding dada, benjolan (-), venektasi (-), spidernevi
(-).Auskultasi: peristaltik (+) normal.Perkusi: timpani (+), pekak
beralih (-), undulasi (-).Palpasi: supel (+), nyeri tekan (-),
massa (-), hepar dan lien tidak teraba.e. Pemeriksaan
ekstremitasAkral hangat, edema (-/-), waktu pengisian kapiler baik
kurang dari 2 detik.
IV. DIAGNOSIS SEMENTARAMigrain tanpa aura.V. PEMERIKSAAN
PENUNJANGDi Puskesmas Tegalrejo : Tidak dilakukan pemeriksaan
penunjang.VI. FAMILY ASSESSMENT TOOL1. Genogram keluarga Keluarga
Bapak Yodie . Tipe keluarga : Families with schoolchildren.
72 th, DM, Stroke60 th63 th (1991), Ca. Otak53 th (2009), HT,
Stroke
GGHTMM
o
o
35 th C39 th42 th44 th46 th33 th
38 th39 th
35 th B/D
6 th10 th
Keterangan::Laki-laki:Meninggal:Pasien:PerempuanB :Breadwinner
(Pencari nafkah) C: Care giver (Perawat)D :Decision Maker
(Pengambil Keputusan) HT: HipertensiM: Migrain GG: Gagal GinjalDM:
Diabetes Mellitus :Tinggal 1 rumah Struktur Keluarga: Extended
Family (Keluarga besar: Suami, istri, anak-anak kandung dan sanak
saudara horizontal).
2. Family Map
Istri, 35 th thKeterangan :Fungsional :Disfungsional: Terdapat
batasan :
Bp. Yodie, 35 thAnak II, 6 thAnak I, 10 th
Kakak I, 39 th
3. Nilai APGAR KeluargaKomponenIndikatorHampir tidak pernah
(0)Kadang-kadang
(1)Hampir selalu
(2)
Adaptation (Adaptasi)Saya puas dengan anggota keluarga saya
karena masing-masing anggota keluarga sudah menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnyaV
Partnership (Kemitraan)Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang saya
hadapi.V
Growth (Pertumbuhan)Saya puas dengan kebebasan yang diberikan
keluarga saya untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki.V
Affection (Kasih sayang)Saya puas dengan kehangatan/kasih sayang
yang diberikan keluarga saya.V
Resolve (Kebersamaan)Saya puas dengan waktu yang disediakan
keluarga untuk menjalin kebersamaan.V
Skor total10
KesimpulanFungsi Keluarga Sehat
Klasifikasi : 8-10 = fungsi keluarga sehat4-7 = fungsi keluarga
kurang sehat 0-3 = fungsi keluarga sakit
4. Analisis SCREEMKomponenSumber dayaPatologis
SocialInteraksi dalam anggota keluarga baik dan
harmonis.Interaksi sosial dengan tetangga kurang karena keadaan
lingkungan perumahan yang terkesan individual.
CulturalPasien bangga dengan kebudayaan daerah asalnya.-
Religious-Pasien beragama Kristen dan kurang taat beribadah.
EconomicPasien memiliki usaha akrilik (pengrajin gantungan
kunci, papan nama, dan lain-lain), bekerja sama dengan
kakaknyaPasien merasa masih kekurangan dalam hal materi karena
penghasilan dari pekerjaan tidak dapat dipastikan, sehingga
pengelolaan uang harus ketat.
EducationKeluarga berpendidikan, pasien lulusan S1 salah satu
universitas swasta di Yogyakarta. Pasien memiliki keterampilan
(usaha akrilik)-
MedicalAkses ke pelayanan kesehatan (Puskesmas) terjangkau.Belum
mempunyai asuransi kesehatan dan pemahaman terhadap kesehatan masih
kurang.
VII. Family Life LineTahunUmurLife Event/CrisisSeverity of
Illness
199315 thJatuh dari motor dan mulai merokok.Sedang
199517 thPertama kali di diagnosis migraine oleh
dokter.Berat
199618 thLulus SMA, kuliah, dan mulai minum minuman
beralkohol.Sedang
200123 thBerhenti merokok dan minum minuman
beralkohol.Sedang
200224 thMenikah dan bekerja sebagai karyawan.Berat
200325 thAnak pertama lahir.Sedang
200729 thAnak kedua lahir dan berhenti bekerja.Sedang
200931 thAyah meninggal, pindah rumah, membuat usaha
sendiri.Berat
VIII. DIAGNOSIS HOLISTIKMigrain tanpa aura pada laki-laki usia
35 tahun sebagai pencari nafkah utama keluarga dengan kekhawatiran
terhadap penyakitnya disertai tingginya tingkat stress kerja dan
kurangnya interaksi sosial pada keluarga fungsional tinggi dan
kondisi ekonomi sedang.
IX. MANAJEMEN KOMPREHENSIFPromotif Meningkatkan pengetahuan
pasien mengenai penyakit migrain bahwa migrain merupakan penyakit
yang berdiri sendiri, tidak ada hubungan dengan penyakit hipertensi
dan stroke yang diderita oleh ayahnya serta menjelaskan faktor
pencetus migrain seperti:a. Makanan dan minuman yang bersifat
melebarkan pembuluh darah (anggur merah/ minuman beralkohol) dan
menyempitkan pembuluh darah (keju dan coklat), serta zat tambahan
pada makanan (MSG).b. Stres (banyak pikiran)c. Faktor fisik
(kelelahan)d. Rangsang sensorik (seperti cahaya yang menyilaukan,
bau menyengat)e. Merokok. Menjelaskan pentingnya memeriksakan
kesehatan secara rutin kepada pasien, khususnya memeriksakan
tekanan darah karena pasien memiliki faktor risiko hipertensi dari
ayahnya. Preventif Menjelaskan cara pencegahan kambuhnya migrain
dengan menghindari faktor-faktor pencetus kekambuhan migrain
seperti menghindai makanan yang mengandung MSG, minuman beralkohol,
keadaan stress, kecapekan, dan merokok. Menjelaskan cara
menghindari kekhawatiran terhadap penyakitnya dengan cara melatih
relaksasi diri secara mandiri yaitu selalu berpikiran positif dan
segera beristirahat ketika mulai stress atau kelelahan.Kuratif
Farmakologis : Asam mefenamat 3 x 500 mg Vitamin B Complex 2 x 1
tablet Non farmakologis : membantu pasien untuk relaksasi yaitu
segera beristirahat ketika mulai stress atau kelelahan, membantu
mengurangi rasa kekhawatiran pada diri pasien yaitu agar selalu
berpikiran positif, menjelaskan tentang penyakit migrain yang
dideritanya dan cara mencegah kambuhnya migrain dengan menghindari
faktor pencetusnya. Rehabilitatif Belum diperlukan terapi
rehabilitatif karena tidak ada fungsi yang terganggu.
BAB IIIPEMBAHASAN KASUS
A. Analisis Kasus
Pasien datang ke Puskesmas Tegalrejo dengan keluhan nyeri kepala
berdenyut di sebelah kiri kambuh-kambuhan dirasakan sejak 3 hari
yang lalu. Dalam 1 tahun terakhir nyeri kepala tersebut sering
sekali muncul namun yang paling berat dirasakan sebanyak 2 kali
yaitu pada saat ini dan 10 bulan yang lalu (April 2013). Nyeri
kepala sebelah yang dirasakan sangat berat sehingga pasien tidak
bisa beraktivitas. Nyeri bertambah ketika kena cahaya silau dan
mendengar suara berisik, namun nyeri berkurang ketika beristirahat
karena nyeri kepala bisa dirasakan sehari penuh jika tidak
beristirahat. Mual (+), muntah (-), dan demam (-). Pasien tidak
mengeluh seperti melihat titik atau garis hitam. Pasien sangat
khawatir dengan sakitnya karena takut penyakitnya ini ada hubungan
dengan penyakit yang diderita ayahnya sampai meninggal yaitu
hipertensi dan stroke.Pasien merupakan suami dari seorang istri
dengan 2 orang anak laki-laki. Mereka tinggal di rumah kontrakan
bersama dengan seorang kakak laki-lakinya. Pasien memiliki usaha
akrilik (pengrajin membuat gantungan kunci, papan nama, dan
lain-lain) yang dirintis berdua bersama kakaknya. Untuk menopang
kehidupan keluarganya pasien hanya mengandalkan hasil dari
pembuatan akrilik. Dengan penghasilan yang tidak bisa dipastikan
setiap bulannya, pasien merasakan masih kurang mencukupi dalam hal
materi ditambah dengan pekerjaan tersebut sering dikejar target.
Interaksi pasien dengan tetangga sekitar sangat kurang karena
keadaan lingkungan perumahan yang cenderung individualis. Kediaman
pasien dekat dengan fasilitas pelayanan kesehatan. Pasien belum
memiliki asuransi kesehatan.Pasien tinggal dirumah kontrakan yang
memiliki luas + 64m2. Rumah itu terdiri dari 2 kamar tidur, ruang
tamu merangkap ruang kerja dan ruang keluarga, dapur dan ruang MCK
berada di bagian belakang. Lantai rumah terbuat dari tegel keramik
yang terjaga kebersihannya walaupun masih bisa ditemukan
bahan-bahan pembuatan akrilik. Pencahayaan dan sirkulasi udara di
ruang tamu baik, namun keadaan kamar tidak diperlihatkan karena
menyangkut privasi. Dapur dan ruang MCK hanya sedikit akses cahaya
matahari yang dapat masuk ke dalamnya, bahkan di ruangan dapur
terdapat beberapa alat yang tidak dipakai sehingga terkesan kumuh
dan kotor. Peralatan makan dan minum berada di luar rumah bagian
belakang, sehingga tampak penempatan peralatan daput yang tidak
sesuai pada tempatnya.Pasien merupakan tamatan sarjana ekonomi.
Pasien sering mencari tahu tentang penyakit migrain namun informasi
yang didapatkannya dirasakan kurang lengkap sehingga pasien sangat
khawatir jika migrain yang dialaminya ada hubungan dengan penyakit
hipertensi dan stroke yang telah merenggut nyawa ayahnya. Makanan
sehari-hari pasien yaitu masakan dari istrinya. Manu makanan yang
dimakan cukup seimbang yaitu nasi, lauk pauk, dan sayur. Diagnosis
holistik pada pasien ini adalah migrain tanpa aura pada laki-laki
usia 35 tahun sebagai pencari nafkah utama keluarga dengan
kekhawatiran terhadap penyakitnya disertai tingginya tingkat stress
kerja dan kurangnya interaksi sosial pada keluarga fungsional
tinggi dan kondisi ekonomi sedang.
B. Analisis Kunjungan RumahKunjungan rumah dilakukan pada
tanggal 06 dan 07 Februari 2014.a. Keadaan pasien : Pada saat
kunjungan pertama pasien masih mengeluhkan tentang keluhan yang
sama namun sudah berkurang dan jauh lebih baik.b. Lokasi Pasien
tinggal bersama istri, kedua anak serta kakak laki-lakinya di
Perumahan Jatimulyo Baru No. C6, Kricak Kidul, Tegalrejo,
Yogyakarta. Kepemilikan rumah merupakan rumah kontrak yang berada
di daerah perumahan yang cukup padat. Dari jalan utama menuju rumah
pasien harus masuk jalan kecil namun masih bisa dilalui oleh semua
jenis kendaraan kecuali truk dan bis. Jarak satu rumah ke rumah
lain saling berdekatan. Halaman depan rumahnya terdapat pohon talok
tempat anak-anaknya biasa bermain.c. Kondisi rumahRumah terbuat
dari batu bata, kokoh, tidak bertingkat, lantai dari tegel keramik,
atap dari seng dan memiliki halaman rumah. Luas rumah + 64m2.d.
Pembagian RuangRumah terdiri dari 5 ruangan yaitu 1 ruang tamu
merangkap ruang kerja dan ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur,
dan 1 ruang MCK. Masing- masing ruangan dipisahkan oleh tembok.
e. Ventilasi : jendela dan ventilasi terdapat pada semua ruangan
kecuali dapur. Jendela di ruang keluarga tiap pagi selalu dibuka.
Untuk keadaan ventilasi di ruang kamar tidak diketahui karena
menyangkut privasi pasien, namun menurut penjelasannya, jendela
kamar juga sering dibuka. f. Pencahayaan : pencahayaan di ruang
tamu dan ruang keluarga baik dan cukup terang. Cahaya matahari
masuk dengan baik. Namun keadaan dikamar tidur kurang diketahui
namun menurut pasien, pencahayaan dirasa kurang.g. Kebersihan :
kebersihan di dalam rumah cukup, namun masih bisa ditemukan
bahan-bahan akrilik dibeberapa tempat. Tata letak barang-barang di
rumah cukup rapi.h. Sanitasi dasar : Sumber air bersih : Sumber air
dari PDAMJamban keluarga : Terdapat 1 buah kamar mandi dengan 1
jamban jongkok dengan model leher angsa dan bak mandi dari beton.
Kesan kamar mandi bersih, terawat, dan tidak bau. Berukuran sekitar
2 m x 2 m. Air dalam bak mandi bersih tidak ada jentik
nyamuk.Saluran Pembuangan Air Limbah : Limbah rumah tangga
dialirkan ke peresapan, tidak ditemukan genangan limbah disekitar
rumah. Tempat pembuangan sampah : Sampah dikumpulkan di belakang
rumah dan pengolahan dilakukan dengan dibakar sendiri.Halaman :
Terdapat halaman rumah dengan sebuah pohon talok yang cukup
rindang.Kandang : Tidak memiliki kandang untuk hewan hewan
peliharaan atau ternak.1
4
2
5
3
67
Keterangan :1. Ruang kerja2. Ruang tamu3. Ruang keluarga4. Kamar
tidur I5. Kamar tidur II6. Kamar mandi7. Dapur
C. IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA1. Fungsi BiologisPasien berada
dalam masa reproduktif akhir.2. Fungsi Afektif Hubungan antara
pasien dengan keluarga istri : baik Hubungan antara pasien dengan
anak : baik Hubungan antara pasien dengan saudara : baik Hubungan
antar saudara : baik3. Fungsi Sosial dan BudayaKedudukan pasien di
lingkungan tempat tinggalnya biasa saja, pasien jarang bahkan tidak
pernah berkumpul dengan tetangga sekitar karena lingkungan
perumahan yang cenderung bersifat individualis. Pasien tidak
percaya terhadap mitos-mitos yang ada di masyarakat.4. Fungsi
PendidikanPendidikan terakhir pasien adalah sarjana ekonomi.
Anak-anaknya masih taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Istrinya
seorang ibu rumah tangga.5. Fungsi EkonomiPenghasilan pasien
didapatkan dari hasil usaha akrilik yang dirintis bersama kakak
laki-lakinya yang dirasa masih kurang mencukupi dalam hal materi
karena penghasilan tidak bisa dipastikan setiap bulannya tergantung
dengan pesanan pelanggan.6. Fungsi ReligiusFungsi religius pasien
kurang baik. Pasien jarang beribadah rutin.
H. IDENTIFIKASI PSP (Pengetahuan, Sikap dan Perilaku)1. PSP
keluarga tentang kesehatan dasara. Pencegahan penyakitPasien rajin
membersihkan rumah walaupun saat kunjungan ke rumah masih bisa
ditemukan bahan-bahan akrilik di beberapa tempat.b. Gizi
keluargaUntuk pola konsumsi gizi pasien, frekuensi makan rata-rata
3 kali sehari dengan menu nasi, lauk pauk (telur, tempe, tahu),
sayuran. Status gizi pasien normal.c. Higiene dan sanitasi
lingkungan Halaman depan rumah tampak kotor dengan daun-daun talok
yang berserakan. Lingkungan dalam rumah cukup bersih walaupun masih
bisa ditemukan bahan-bahan pembuatan akrilik di beberapa tempat.
Kondisi pencahayaan di rumah cukup baik.2. PSP keluarga tentang
kesehatan laina. Penggunaan pelayanan kesehatanPasien datang ke
puskesmas jika sakit yang dialaminya tidak tertahankan.b.
Perencanaan dan pemanfaatan fasilitas pembiayaan kesehatanRumaj
pasien dekat dengan sarana pelayanan kesehatan namun pasien belum
memiliki jaminan kesehatanPEDOMAN UMUM GIZI
SEIMBANGNOPUGSYaTidak
1Keluarga makan beraneka ragam makananV
2Keluarga makan makanan untuk memenuhi kecukupan energiV
3Keluarga makan makanan karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi sehariV
4Keluarga membatasi konsumsi lemak dam minyak seperempat dari
kebutuhan energi sehariV
5Keluarga menggunakan garam beryodiumV
6Keluarga makan makanan sumber zat besiV
7Ibu memberikan ASI sampai bayi umur 6 bulan--
8Keluarga membiasakan makan pagiV
9Keluarga minum air bersih dan aman yang cukupV
10Keluarga melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara
teraturV
11Keluarga menghindari minum minuman beralkoholV
12Keluarga makan makanan yang aman bagi kesehatanV
13Keluarga terbiasa membaca label pada makanan yang dikemasV
Kesimpulan1. Nilai PUGS keluarga >60%2. Pasien menerapkan
pedoman umum gizi seimbang
IDENTIFIKASI MASALAH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHATNo.Kriteria
yang dinilaiJawabanSkor
1.Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.--
2.Memberi ASI ekslusif.--
3.Menimbang balita setiap bulan.--
4.Menggunakan air bersih.Ya1
5.Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.Ya1
6.Menggunakan jamban sehat.Ya1
7.Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.Tidak0
8.Makan buah dan sayur setiap hari.Tidak0
9.Melakukan aktivitas fisik setiap hari.Tidak0
10.Tidak merokok di dalam rumah.Ya1
Total jawaban ya4
Interpretasi: Total skor adalah 4 yang berarti keluarga Bapak
Yodie menerapkan PHBS dengan baik.
INDIKATOR RUMAH SEHATNo.VariabelSkorSkor Rumah Pasien
1. Lokasia. Tidak rawan banjir3
b. Rawan banjir1
2. Kepadatan Rumaha. Tidak padat (> 8 m2/orang)3
b. Padat (< 8 m2/orang)1
3. Lantaia. Semen, ubin, keramik, kayu3
b. Tanah1
4. Pencahayaana. Cukup3
b. Tidak cukup1
5. Ventilasia. Ada3
b. Tidak ada1
6. Air bersiha. Air dari kemasan3
b. Ledeng/PAM3
c. Mata air terlindung2
d. Sumur pompa tangan2
e. Sumur terlindung2
f. Sumur tidak terlindung1
g. Mata air tidak terlindung1
h. Lain-lain1
7. Pembuangan kotoran kakusa. Leher angsa3
b. Plengsengan2
c. Cemplung/cubuk2
d. Kolam ikan/sungai/kebun1
e. Tidak ada1
8. Septic tanka. Jarak > 10 meter dari sumbu air3
b. Lainnya1
9. Kepemilikan WCa. Sendiri3
10. b. Bersama2
c. Tidak ada1
11. SPALa. Saluran tertutup3
b. Saluran terbuka2
c. Tanpa saluran1
12. Saluran gota. Mengalir lancar3
b. Mengalir lambat2
c. Tergenang1
d. Tidak ada got1
13. Pengelolaan sampaha. Diangkut petugas3
b. Ditimbun2
c. Dibuat kompos3
d. Dibakar2
e. Dibuang ke kali1
f. Dibuang sembarangan1
g. Lainnya1
14. Polusi udaraa. Tidak ada3
b. Ada gangguan1
15. Bahan bakar masaka. Listrik, gas3
b. Minyak tanah2
c. Kayu bakar1
d. Arang/batu bara1
TOTAL38
Skor kategori rumah sehat: Baik (35 45 atau > 83%)Penetapan
skor kategoti rumah sehat adalah sebagai berikut : a. Baik: skor 35
45 (>83%)b. Sedang: skor 29 34 (69 83%)c. Kurang: skor < 29
(< 69%)
PELAKSANAAN PROGRAMNOWAKTUKEGIATANHASIL
1. 04 Februari 2014Anamnesis Pemeriksaan fisikKeluhan utama :
nyeri kepala berdenyut disebelah kiri kambuh-kambuhan sejak 3 hari
yang lalu. Mual (+), muntah (-), demam (-).Px fisik : TD 120/80
06 Februari 2014Anamnesis HolistikIdentifikasi masalahPasien
sangat khawatir dengan penyakitnya karena takut ada hubungannya
dengan penyakit yang diderita ayahnya sampai meninggal yaitu
hipertensi dan stroke. Pasien hidup bersama istri, anak dan kakak
laki-lakinya dirumah kontrakan. Pasien memiliki usaha akrilik
dengan penghasilan yang tidak bisa ditentukan tiap bulannya dan
tingkat stress kerja yang cukup tinggi.
07 Februari 2014Follow up anamnesaKonseling, membantu pasien
mengetahui potensi yang dimilikinya untuk mencegah kekambuhan
migrain.Edukasi, Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai penyakit
migrain dan cara mencegah kekambuhannya.Pasien lebih paham mengenai
penyakitnya dan mengikuti saran untuk menghindari faktor pencetus
migrain.
I. DIAGNOSIS KESEHATAN KELUARGA Bentuk Keluarga : Family with
schoolchildren Fungsi yang terganggu : Tidak ada Faktor yang
mempengaruhi : Pasien tidak memiliki informasi yang cukup mengenai
penyakit yang dideritanya. Diagnosis Holistik : Migrain tanpa aura
pada laki-laki usia 35 tahun sebagai pencari nafkah utama keluarga
dengan kekhawatiran terhadap penyakitnya disertai tingginya tingkat
stress kerja dan kurangnya interaksi sosial pada keluarga
fungsional tinggi dan kondisi ekonomi sedang
J. IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENYELESAIANNo.Masalah yang
dihadapiTargetSasaranPembinaanKolaborasi
1. Migrain tanpa auraKeluhan nyeri kepala hilang dan menghindari
kekambuhanPasien Penatalaksanaan Farmakologi dan
Non-Farmakologi
Dokter umum
2. MualKeluhan hilangPasien Penatalaksanaan Farmakologi dan
Non-Farmakologi Dokter umum
3. Kekhawatiran terhadap penyakitnya Menghilangkan
kekhawatiranPasien Melakukan edukasi tentang penyakit yang diderita
pasien.Dokter umumPsikolog
4. Stress kerja tinggiMenghindari stressPasien Melakukan edukasi
pada pasien untuk menghindari stress dengan mengelola stress
tersebut seperti relaksasi dengan beristirahat.Dokter
umumPsikolog
PENERAPAN PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA1. Primary CarePrinsip ini
sudah diterapkan pada pasien ini, dimana pasien datang periksa ke
pelayanan primer terlebih dahulu yaitu ke puskesmas.2. Personal
Care: Pelayanan yang diberikan memberikan kenyamanan kepada
pasien.3. Holistik Care: Saat menegakkan diagnosis, pasien pada
kasus ini dilihat tidak hanya dari segi klinisnya saja tetapi juga
menanyakan dari segi psikis, adakah masalah atau beban pikiran yang
mempengaruhi perjalanan penyakit pasien. Contohnya pada kasus ini
pasien sangat khawatir terhadap penyakitnya dan memiliki stress
kerja yang cukup tinggi ditambah dengan kondisi ekonomi sedang.4.
Comprehensive Care: Dalam menangani kasus pada pasien ini,
dilakukan penatalaksanaan secara menyeluruh mulai dari promotif
yaitu bertujuan memberi edukasi pasien tentang penyakitnya sehingga
pasien mengetahui secara jelas tentang penyakit migrain dan faktor
pencetus penyakit migrain. Pada segi preventif diberikan edukasi
untuk mencegahan kambuhnya migrain dengan menghindari faktor-faktor
pencetus kekambuhan migrain seperti menghindai makanan yang
mengandung MSG, minuman beralkohol, keadaan stress, kecapekan, dan
merokok serta menjelaskan cara menghindari kekhawatiran terhadap
penyakitnya dengan cara melatih relaksasi diri secara mandiri yaitu
selalu berpikiran positif dan segera beristirahat ketika mulai
stress atau kelelahan5. Continuing Care: Dilakukan homevisit pada
tanggal 06 dan 07 Februari 2014 untuk memonitor keadaan pasien di
lingkungan rumah dan didapatkan bahwa pasien tinggal bersama istri,
anak dan kakak laki-lakinya. Salah satu faktor pencetus migrain
pada pasien ini yaitu stress kerja karena usaha yang dimilikinya
menuntut pasien untuk selalu kerja sesuai target yang diinginkan
pelanggan.
BAB IVKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanDari hasil kunjungan ke
rumah pasien penderita migrain tanpa aura yang berdomisili di
wilayah kerja Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :1. Pasien merupakan seorang suami yang
tinggal dengan istri, anak dan kakak laki-lakinya dirumah. Pasien
lulusan sarjana ekonomi namun masih memiliki pemahaman yang kurang
terhadap penyakitnya. Pasien khawatir jika sakitnya ini berhubungan
dengan penyakit hipertensi dan stroke yang diderita ayahnya sampai
meninggal. Pasien memiliki usaha akrilik namun dirasa pendapatannya
masih kurang karena tidak bisa dipastikan setiap bulan serta stress
yang cukup tinggi dari pekerjaan yang selalu dikejar target.2.
Dokter keluarga melalui institusi Puskesmas dapat menjadi salah
satu sektor yang berperan dalam menangani kasus migrain yang
mencakup promotif, preventif, kuratif sampai rehabilitatif dan
merujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang berkompeten dalam
menangani kasus.3. Kerjasama antara petugas kesehatan, pasien dan
keluarga menentukan keberhasilan terapi.B. Saran1. Bagi mahasiswaa)
Berusaha lebih mendalami, aktif, kreatif, dan variatif dalam
menganalisa permasalahan kesehatan, baik pada keluarga maupun
lingkungannyab) Meningkatkan profesionalisme sebelum terjun ke
masyarakat2. Bagi Puskesmasa) Hendaknya terus melakukan pendekatan
kepada masyarakat dengan usaha promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif