Top Banner
REFRAKSI (PRESBIOPI) Disusun Oleh : Rahmandra R 1102010228 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas YARSI RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto Pembimbing: dr. Agah Gadjali, Sp. M dr. Gartati Ismail, Sp. M dr. Henry A. Wibowo, Sp. M dr. Hermansyah, Sp. M dr. Mustafa K. Shahab, Sp. M
66

Preskas Andra 2

Nov 16, 2015

Download

Documents

Rahmandra Ramli

c
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PowerPoint Presentation

REFRAKSI (PRESBIOPI)Disusun Oleh : Rahmandra R 1102010228

Kepaniteraan Ilmu Penyakit MataFakultas Kedokteran Universitas YARSIRS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto Pembimbing:dr. Agah Gadjali, Sp. Mdr. Gartati Ismail, Sp. Mdr. Henry A. Wibowo, Sp. Mdr. Hermansyah, Sp. Mdr. Mustafa K. Shahab, Sp. M

IDENTITAS PASIENNama: Ny. MJenis Kelamin : PerempuanUmur : 57 tahunAlamat: Pondok Tirta Mandala Blok. C, No. 3Warga Negara: IndonesiaSuku: JawaAgama: IslamStatus: Sudah menikah.Pekerjaan: Ibu Rumah TanggaPendidikan: Tamat SMATgl masuk: 15 Januari 2015Tgl pemeriksaan: 15 Januari 2015No. RM: 644.409Riwayat Perawatan : Poli Mata, Rumah Sakit POLRI

ANAMNESISA. KELUHAN UTAMAPasien merasa pandangannya kabur saat membaca.B. KELUHAN TAMBAHANPasien merasa matanya sering berair dan terasa pedas saat membaca, pasien juga merasa sering pusing saat membaca.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGSeorang pasien wanita berumur 57 tahun, datang kebagian mata Rumah Sakit POLRI, untuk memeriksakan matanya, dikarenakan pasien merasa pandangannya kabur saat membaca. Sebelumnya pasien pernah kehilangan kaca matanya 6 bulan yang lalu, setelah itu pasien merasa dirinya sulit untuk membaca tulisan yang dekat. Kemudian pasien merasa matanya sering tidak terasa nyaman dan berair setelah di pakai untuk membaca. Kemudian pasien memeriksakan diri ke bagian mata Rumah Sakit POLRI.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULURiwayat darah tinggi : disangkalRiwayat kencing manis: disangkalRiwayat alergi obat dan makanan: disangkalRiwayat pakai kacamata: (+)Riwayat pakai lensa kontak: disangkalRiwayat trauma mata : disangkalRiwayat pemakaian obat-obat mata: disangkalRiwayat operasi mata : disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGARiwayat darah tinggi : disangkalRiwayat kencing manis : disangkalRiwayat alergi : disangkalRiwayat penyakit serupa : disangkalRiwayat memakai kacamata : disangkal

PEMERIKSAAN FISIKSTATUS GENERALISKeadaan Umum: BaikKesadaran: Compos mentisTekanan Darah: 110/90 mmHgNadi: 80x /menitSuhu: AfebrisFrekuensi Nafas: 18x /menitBentuk Badan: Normal

STATUS OFTAMOLOGIKUSPEMERIKSAANODOSVisus5/10FS+0.50;C+0.50X180 => 5/5 (DE-)Add(S+2.75)Ortoforia5/10FS+0.50;C+0.50X180 => 5/5 (DE-)Add(S+2.75)Kedudukan bola mataOrtoforiaOrtoforiaGerakan bola mataTION/palpasiN/palpasiPalpebra superiorEdema (-), benjolan (-), Hiperemis (-), nyeri tekan (-)Edema (-), benjolan (-), Hiperemis (-), nyeri tekan (-)

STATUS OFTAMOLOGIKUSPalpebra inferiorEdema (-), benjolan (-), hiperemis (-), nyeri tekan (-)Edema (-), benjolan (-), hiperemis (-), nyeri tekan (-)Konjungtiva tarsal superiorHiperemis (-), papil (-), edema (-)Hiperemis (-), papil (-), edema (-)Konjungtiva tarsal inferiorHiperemis (-), papil (-), edema (-)Hiperemis (-), papil (-), edema (-)KonjungtivabulbiInjeksisiliar (-)Injeksisiliar (-)KorneaJernih, ulkus (-), infiltrat (-), sikatriks (-)Jernih, ulkus (-), infiltrat (-), sikatriks (-)Bilik mata depan Dalam, jernih, Dalam, jernih,

STATUS OFTAMOLOGIKUSIrisBulat, batastegas, sinekia anterior (-), sinekia posterior (-)Bulat, batastegas, sinekia anterior (-), sinekia posterior (-)Pupil Bulat, jernih, berada di sentralBulat, jernih, berada di sentralLensaJernihJernihVitreusTidak dievaluasiTidak dievaluasiFundus Tidak dievaluasiTidak dievaluasi

RESUMESeorang pasien wanita berumur 57 tahun, datang kebagian mata Rumah Sakit POLRI, untuk memeriksakan matanya, dikarenakan pasien merasa pandangannya kabur saat membaca. Sebelumnya pasien kehilangan kaca matanya 6 bulan yang lalu, setelah itu pasien merasa dirinya sulit untuk membaca tulisan yang dekat. Kemudian pasien merasa matanya sering tidak terasa nyaman dan berair setelah di pakai untuk membaca. Kemudian pasien memeriksakan diri ke bagian mata Rumah Sakit POLRI.

RESUMEPada pemeriksaan refraksi :

Visus OD : 5/10F ; S+0.50;C+0.50 X 180 => 5/5 (DE-) Add(S+2.75)

Visus OS : 5/10F ; S+0.50;C+0.50 X 180 => 5/5 (DE-) Add (S+2.75)

DIAGNOSIS KERJAODS astigmat hipermetrop compositus cum presbiopi

DIAGNOSIS BANDINGODS hipermetropi fakultatifGlaukoma

PENATALAKSANAANPemberian resep kacamata dengan, koreksi untuk membaca menggunakan lensa S+2.75

Vitrum spheris(OD)Vitrim cylind(OD)Axis(OD)Prisma basisVitrum spheris(OS)Vitrim cylind(OS)Axis(OS)Prisma basisDistand vitrorjauh+1.00-0.5090-+1.00-0.5090-59dekat+2,75---+2.75---57

PROGNOSISQuo Ad Vitam: Ad Bonam Quo Ad Fungsionam: Ad BonamQuo Ad Sanactionam: Ad bonamQuo Ad Cosmetican: Ad Bonam

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI

REFRAKSIRefraksi adalah proses pembiasan cahaya melalui media optik dengan indeks bias yang berbeda

20

REFRAKSI

REFRAKSISel batang dan kerucut mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks penglihatan. Makula bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan dan penglihatan warna. Sebagian besar selnya adalah sel kerucut. Di bagian retina lainnya, yang sebagian besar terdiri dari fotoreseptor batang, digunakan terutama untuk penglihatan perifer dan malam (skotopik).Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar yang avaskuler pada retina sensorik dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang mencetuskan proses penglihatan.

DEFINISI DAN PENGERTIAN VISUSAmbang suatu penglihatan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : Diskriminasi cahaya Brightness sensitivity (minimum visible)Brightness discrimination (minimum perceptible) Kontras cahaya Diskriminasi warna Diskriminasi spasial (ruang) Visual Acuity-minimum separable Diskriminasi jarak Diskriminasi pergerakan Diskriminasi temporal (waktu)

DEFINISI DAN PENGERTIAN VISUSVisus atau visual acuity (VA) merupakan salah satu ukuran dari ambang penglihatan.Kata acuity berasal dari bahasa Latin yaitu acuitas yang berarti ketajaman. Maka VA berkenaan dengan ketajaman atau kejelasan penglihatan seseorang. VA menggambarkan kemampuan seseorang untuk melihat dan mengidentifikasi suatu objek. Oleh karena itu, pemeriksaan VA merupakan suatu pemeriksaan yang paling sering dilakukan untuk melihat fungsi penglihatan seseorang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VA Sensitifitas Reseptor pada Retina Helmholtz menyatakan bahwa suatu kisi dapat dilihat sebagai suatu objek yang terpisah jika terdapat barisan reseptor yang tidak terstimulasi di antara barisan reseptor yang terstimulasi. Hal ini disebut sebagai Yes-No-Yes Response pada reseptor di retina

Kesalahan Refraksi Refraksi adalah perubahan arah dari suatu gelombang (cahaya atau suara) ketika melewati medium yang berbeda indeks refraksinya. Kesalahan refraksi akan mempengaruhi VA oleh karena bayangan tidak jatuh tepat pada retina. Hal ini akan memburamkan gambaran detil dari suatu objek.

Ukuran Pupil Pupil yang besar akan menyebabkan lebih banyak cahaya menstimulus retina, sehingga mengurangi difraksi yang terjadi. Namun resolusi akan berkurang oleh karena aberasi yang semakin besar dengan bertambah besarnya diameter pupil. Diameter pupil yang semakin kecil akan mengurangi aberasi cahaya yang terjadi, namun resolusi akan dibatasi oleh difraksi cahaya yang semakin besar dengan semakin kecil pupil. Oleh karena itu pupil dengan diameter 3 mm sampai 5 mm merupakan diameter yang optimal, karena pada diameter ini terdapat keseimbangan antara aberasi dan difraksi yang terjadi.

Iluminasi (Penerangan) VA dipengaruhi oleh iluminasi. Pada retina letak sel-sel kerucut dan sel-sel batang tersebar secara acak. Pada keadaan yang terang, semua sel aktif, sehingga didapatkan VA yang tinggi. Pada keadaan yang redup, hanya sel yang sensitif terhadap cahaya redup yang aktif. Oleh karena itu pada keadaan cahaya yang redup, kerapatan sel-sel reseptor akan berkurang

KELAINAN REFRAKSI

MIOPIA

ETIOLOGIEtiologi miopia dipengaruhi berbagai faktor, antara lain : Genetika (Herediter) Penelitian genetika menunjukkan bahwa miopia ringan dan sedang biasanya bersifat poligenik, sedangkan miopia berat bersifat monogenik. Penelitian pada pasangan kembar monozigot menunjukkan bahwa jika salah satu dari pasangan kembar ini menderita miopia, terdapat risiko sebesar 74 % pada pasangannya untuk menderita miopia juga dengan perbedaan kekuatan lensa di bawah 0,5 D.Nutrisi Nutrisi diduga terlibat pada perkembangan kelainan-kelainan refraksi. Penelitian di Afrika menunjukkan bahwa pada anak-anak dengan malnutrisi yang berat terdapat prevalensi kelainan refraksi (ametropia, astigmatisma, anisometropia) yang tinggi.Tekanan Intraokuler Peningkatan tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan vena diduga dapat menyebabkan jaringan sklera teregang.

32

GEJALA MIOPIABuram ketika melihat jauhSakit kepala (jarang)Suka memicingkan mataMata lelah (astenopia)

DIAGNOSIS Refraksi SubyektifMetoda trial and error - Jarak pemeriksaan 6 meter/ 5 meter/ 20 kaki- Digunakan kartu Snellen yang diletakkan setinggi mata penderita- Mata diperiksa satu persatu- Ditentukan visus / tajam penglihatan masing-masing mata- Bila visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis negativeRefraksi Obyektif-Retinoskopi : dengan lensa kerja +2.00 pemeriksa mengamati refleks fundus yang bergerak berlawanan arah dengan arah gerakan retinoskop (against movement) kemudian dikoreksi dengan lensa sferis negatif sampai tercapai netralisasi-Autorefraktometer (komputer)

PENATALAKSANAAN1. Kacamata Koreksi dengan lensa sferis negatif terkecil yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik 2. Kontak Lensa.3. Bedah refraktif Bedah refraktif kornea : tindakan untuk mengubah kurvatura permukaan anterior kornea ( Excimer laser, operasi lasik ). Beberapa ahli bedah yang memprosedurkan pembentukan kornea dengan merubah titik fokus di depan retina.bedah refraktif lensa : tindakan ekstraksi lensa jernih, biasanya diikuti dengan implantasi lensa intraokuler

KOMPLIKASIAblasio retinaPerdarahan koroidKatarak

HIPERMETROPIA

ETIOLOGIPanjang axial (diameter bola mata) mata hipermetropi lebih kurang dari panjang axial mata normal. Berkurangnya konveksitas dari kornea atau kurvatura lensa Berkurangnya indeks refraktif Perubahan posisi lensa

KLASIFIKASI

GEJALA HIPERMETROPIPenglihatan dekat kabur, penglihatan jauh pada usia lanjut juga bisa kaburAsthenopia akomodatif (sakit kepala, lakrimasi, fotofobia, kelelahan mata)Strabismus pada anak-anak yang mengalami hiperopia berat Gejala biasanya berhubungan dengan penggunaan mata untuk penglihatan dekat.Mata dan kelopak mata bisa menjadi merah dan bengkak secara kronis Mata terasa berat bila ingin mulai membaca, dan biasanya tertidur beberapa saat setelah mulai membaca walaupun tidak lelah. Bisa terjadi ambliopia.

DIAGNOSISAnamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda hipermetropi Pemeriksaan Oftalmologi Visustergantung usia dan proses akomodasi dengan menggunakanSnellen Chart Refraksi retinoskopi merupakan alat yang paling banyak digunakan untuk pengukuran objektif hipermetropi. Prosedurnya termasuk statik retinoskopi, refraksi subjektif, dan autorefraksi Motilitas okular, penglihatan binokular, dan akomodasi termasuk pemeriksaan duksi dan versi, tes tutup dan tes tutup-buka, tes Hirschberg, amplitud dan fasilitas akomodasi, dan steoreopsisPenilaian kesehatan okular dan skrining kesehatan umum

PENATALAKSANAANSejak usia 5 atau 6 tahun, koreksi tidak dilakukan terutama tidak munculnya gejala-gejala dan penglihatan normal pada setiap mata. Dari usia 6 atau 7 tahun hingga remaja dan berlanjut hingga waktu presbiopia, hipermetropi dikoreksi dengan lensa positif yang terkuat. Bisa memakai kaca mata atau lensa kontak.Pembedahan refraktif juga bisa dilakukan untuk membaiki hipermetropi dengan membentuk semula kurvatura kornea. Metode pembedahan refraktif termasukLaser-assisted in-situ keratomileusis (LASIK) Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK) Photorefractive keratectomy (PRK) Conductive keratoplasty (CK)

KOMPLIKASIStrabismusMengurangi kualitas hidupKelelahan mata dan sakit kepala

Astigmatisme

ETIOLOGIBiasanya astigmatisme terjadi sejak lahir. Astigmatisme dipercayai diturunkan dengan cara autosomal dominan. Astigmatisme juga bisa terjadi setelah trauma atau jaringan parut pada kornea, penyakit mata yang termasuk tumor pada kelopak mata, insisi pada kornea atau karena faktor perkembangan. Jika distorsi terjadi pada kornea, disebut astigmatisme kornea, sedangkan jika distorsi terjadi pada lensa, disebut astigmatisme lentikular.Astigmatisme juga bisa terjadi karena traksi pada bola mata oleh otot-otot mata eksternal yang merubah bentuk sklera menjadi bentuk astigma, perubahan indeks refraksi pada vitreous, dan permukaan yang tidak rata pada retina.

KLASIFIKASISimple hyperopic astigmatismSimple miopic astigmatismCompound hyperopic astigmatismCompound miopic astigmatismMixed astigmatism

BENTUK-BENTUK DARI ASTIGMATISMERegularIrregularObliqueSymmetricalAsymmetricalWith-the-rule astigmatism-meridian verticalAgainst-the-rule astigmatism-meridian horizontal

GEJALA ASTIGMATISMDistorsi dari bagian-bagian lapang pandang Tampak garis-garis vertikal, horizontal atau miring yang kabur Memegang bahan bacaan dekat dengan mata Sakit kepala Mata berair Kelelahan mata Memiringkan kepala untuk melihat dengan lebih jelas

DIAGNOSISAnamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda astigmatisme Pemeriksaan Oftalmologi Visus tergantung usia dan proses akomodasi dengan menggunakan Snellen Chart Refraksi Periksa mata satu per satu, mulai dengan mata kanan. Pasien diminta untuk memperhatikan kartu tes astigmatisme dan menentukan garis yang mana yang tampak lebih gelap dari yang lain. Motilitas okular, penglihatan binokular, dan akomodasi termasuk pemeriksaan duksi dan versi, tes tutup dan tes tutup-buka, tes Hirschberg, amplitud dan fasilitas akomodasi, dan steoreopsisPenilaian kesehatan okular dan skrining kesehatan umum

PENATALAKSANAANAstigmatisme bisa dikoreksi dengan menggunakan lensa silinder tergantung gejala dan jumlah astigmatismenya Untuk astigmatisme yang kecil, tidak perlu dikoreksi dengan silinder Untuk astigmatisme yang gejalanya timbul, pemakaian lensa silender bertujuan untuk mengurangkan gejalanya walaupun kadang-kadang tidak memperbaiki tajam penglihatan Aturan koreksi dengan lensa silinder adalah dengan meletakkannya pada aksis 90o dari garis tergelap yang dilihat pasien pada kartu tes astigmatisme. Untuk astigmatisme miopia, digunakan silinder negatif, untuk astigmatisme hiperopia, digunakan silinder positif Untuk astigmatisme irregular, lensa kontak bisa digunakan untuk meneutralisasi permukaan kornea yang tidak rata Selain itu, astigmatisme juga bisa dikoreksi dengan pembedahan LASIK, keratektomi fotorefraktif dan LASEK.

PRESBIOPIA

PRESBIOPIAPresbiopia adalah penglihatan di usia lanjut, merupakan perkembangan normal yang berhubungan erat dengan usia lanjut dimana proses akomodasi yang diperlukan untuk melihat dekat perlahan-lahan berkurang. Biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan membutuhkan kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopianya.

GEJALA PRESBIOPIASetelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lamaMembaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hariMemerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca Terganggu secara emosional dan fisik

DIAGNOSISAnamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda presbiopia Pemeriksaan Oftalmologi Visus Pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopia dengan menggunakan Snellen Chart Refraksi Periksa mata satu per satu, mulai dengan mata kanan. Pasien diminta untuk memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan kalimat terkecil yang bisa dibaca pada kartu. Target koreksi pada huruf sebesar 20/30. Motilitas okular, penglihatan binokular, dan akomodasi termasuk pemeriksaan duksi dan versi, tes tutup dan tes tutup-buka, tes Hirschberg, amplitud dan fasilitas akomodasi, dan steoreopsis Penilaian kesehatan okular dan skrining kesehatan umum

PENATALAKSANAAN PRESBIOPIADigunakan lensa positif untuk koreksi presbiopia. Tujuan koreksi adalah untuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahan dengan lensa positif sesuai usia dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu membaca tulisan pada kartu Jaeger 20/30 Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3.00 D adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini, mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm, karena tulisan yang dibaca terletak pada titik fokus lensa +3.00 D

PENATALAKSANAAN PRESBIOPIAUsia (tahun)Kekuatan Lensa Positif yang dibutuhkan40+1.00 D45+1.50 D50+2.00 D55+2.50 D60+3.00 D

PENATALAKSANAAN PRESBIOPIASelain kaca mata untuk kelainan presbiopia saja, ada beberapa jenis lensa lain yang digunakan untuk mengkoreksi berbagai kelainan refraksi yang ada bersamaan dengan presbiopia. Ini termasuk: Bifokal TrifokalBifokal kontakMonovision kontakMonovision modifiedPembedahan refraktif seperti keratoplasti konduktif, LASIK, LASEK, dan keratektomi fotorefraktif

ANISOMETROPIA

Anisometropia berasal dari bahasa Yunani yang mengandung 4 komponen kata yaitu "an = tidak"," iso = sama," metr = ukuran," opia "mata." Jika diartikan secara singkat anisometropia adalah Ukuran mata tidak sama.

Sedangkan secara luas Anisometropia adalah suatu keadaan dimana mata mempunyai kelainan refraksi yang tidak sama pada mata kanan dan mata mata kiri. Dapat saja satu mata myopia sedang mata yang lainnya hypermetropia. Perbedaan kelainan ini paling sedikit 1.0 Dioptri. Jika terdapat anisometropia 2.5 - 3.0 Dioptri maka akan dirasakan terjadi perbedaan besar bayangan 5%, yang mengakibatkan akan terganggunya fusi. Pada keadaan ini dapat terjadi supresi penglihatan pada satu mata.

.

ANISOMETROPIAFusi merupakan proses mental yang menggabungkankan bayangan yang dibuat oleh 2 mata untuk membentuk lapangan dimensi penglihatan binokuler. Pada kelainan refraksi atau satu mata lemah maka penglihatan binokuler menjadi lemah.Akibat dari keadaan ini otak akan mencari yang mudah sehingga memakai kacamata yang tidak memberikan kesukaran untuk melihat. Sebab anisometropia adalah kelainan konginetal atau akibat trauma bedah yang menimbulkan jaringan parut sehingga timbul astigmatisme.Anisometropia akan mengakibatkan perbedaan tajam penglihatan aniseikonia dan aniseiforia.Anisometropia pada hypermetropia lebih buruk dibanding pada myopia. Pada anak ia kan melihat terutama dengan mata yang jelas dan membiarkan penglihatan yang kabur atau lemah tidak melihat biasanya yang lebih hypermetropia sehingga mata tersebut menjadi ambliopia.

TATALAKSANA ANISOMETROPIAPengobatan terutama ditujukan pada pencegahan timbulnya ambliopia, aniseikonia dengan memakai lensa kontak dan jika terjadi phoria dipakailah lensa prisma. Pengobatan anisometropia pada anak-anak dilakukan dengan pemberian lensa koreksi pada kacamata ukuran penuh, kemudian dilakukan latihan ortopik dan jika perlu dilakukan bebat mata.

TERIMA KASIH