Pembimbing: dr. Liza Salawati, M.Kes Suryawati, S.Si., Apt, MSc Penguji: dr. Maimunah, Sp. P Drs. Samingan HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENYULUHAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK DOTS BLUD RSUDZA BANDA ACEH OLEH MAISURA 0907101050054
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pembimbing:
dr. Liza Salawati, M.Kes
Suryawati, S.Si., Apt, MSc
Penguji:dr. Maimunah, Sp. PDrs. Samingan
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENYULUHAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN
TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK DOTS BLUD RSUDZA BANDA ACEH
OLEH
MAISURA0907101050054
BAB IPENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM)
Penyakit tidak menular
Prevalensi meningkat di masa yang akan datang
Ancaman utama kesehatan manusia
di abad 21
(Suyono, 2009)
DM berada di urutan ke-9 dari 10 penyebab kematian terpenting di
dunia. Jumlah kematian 1,26 juta orang (2,2%) dari
sekitar 57 juta kematian di dunia
dalam setahun (WHO, 2011).
Indonesia menduduki urutan
ke-4 jumlah penderita DM
tertinggi di dunia (Nabyl, 2009).
DM menjadi penyebab kematian terbanyak ke-6 (5,7%) di Indonesia.
Prevalensi DM tertinggi terdapat di Kalimantan
Barat dan Maluku (masing-masing
11,1%), diikuti Riau (10,4%) dan Aceh
(8,5%) (Departemen Kesehatan RI, 2008).
Pasien DM rawat jalan di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dari bulan Januari sampai bulan Juni 2012 adalah sebanyak rata-rata 5724 pasien.
• DM dapat menyebabkan komplikasi jika kadar glukosa darah tidak dikendalikan dengan baik.
• Pengendalian kadar glukosa darah terapi farmakologis dan terapi non farmakologis.
• Perilaku kooperatif pasien DM, khususnya perilaku kepatuhan dapat memberikan hasil yang maksimal pada terapi DM.
(Sudoyo, 2006)
• Data tingkat kepatuhan pasien DM: Tingkat kepatuhan terapi jangka panjang pada
pasien DM di negara berkembang hanya sekitar 50% (WHO, 2003).
Kepatuhan penggunaan OHO lebih baik dibandingkan dengan kepatuhan mengubah gaya hidup (Anderson & Fitzgerald, 1993).
Kepatuhan mengikuti diet DM sebanyak 65% dan aktivitas fisik hanya 19% (Glasgow, 1988).
Penyebab ketidakpatuhan
pasien DM dalam menjalani terapi: tidak memahami
dan salah memahami
tentang manfaat diet, olahraga, dan
obat (Purba, 2008).
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kepatuhan pasien (Niven, 2008).
Pengetahuan pasien DM tentang penyakit dan terapinya sangat penting, semakin baik pemahaman
pasien maka pasien semakin mengerti bagaimana harus mengubah perilakunya (Waspadji, 2004).
Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan penyuluhan dengan kepatuhan minum obat pasien TB paru di Poliklinik DOTS BLUD RSUDZA Banda Aceh?
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan UmumUntuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pasien TB paru di Poliklinik DOTS BLUD RSUDZA Banda Aceh.Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan
minum obat pasien TB paru di Poliklinik DOTS BLUD RSUDZA Banda Aceh.
2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pasien TB paru di Poliklinik DOTS BLUD RSUDZA Banda Aceh.
3. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan kepatuhan minum obat pasien TB paru di Poliklinik DOTS BLUD RSUDZA Banda Aceh.
4. Untuk mengetahui hubungan penyuluhan dengan kepatuhan minum obat pasien TB paru di Poliklinik DOTS BLUD RSUDZA Banda Aceh.
1. Sebagai bahan masukan bagi Instansi terkait dalam rangka pencegahan dan penanggulanagan penyakit TB paru.
2. Menjadi bahan masukan bagi RSUDZA Banda Aceh dalam pengambilan dan penentuan kebijakan demi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut dan dapat memberikan pengetahuan atau informasi baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
MANFAAT PENELITIAN
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pasien TB paru di Poliklinik DOTS BLUD RSUDZA Banda Aceh.
2. Terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan minum obat pasien TB paru di Poliklinik DOTS BLUD RSUDZA Banda Aceh.
3. Terdapat hubungan antara penyuluhan kesehatan dengan kepatuhan minum obat pasien TB paru di Poliklinik DOTS BLUD RSUDZA Banda Aceh.
HIPOTESIS
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELITUS
• DefinisiDiabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2010).
• Klasifikasi DM (American Diabetes Association, 2012):DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional.
Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin (Hasan, 2007).
Definisi
Stanley (2007) menjelaskan bahwa kepatuhan merupakan tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, seperti diet, aktivitas fisik, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter.
Pengetahuan
Pendidikan
Sosial Ekonomi
Psikologis
Pelayanan Kesehatan
Penyakit dan Terapi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien
Pengukuran kepatuhanKuesioner merupakan salah satu metode pengukuran kepatuhan terapi. Metode ini cukup sederhana, ekonomis, dan mudah untuk dilakukan (Osterberg dan Blaschke, 2005).
PENGETAHUANDefinisi
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2010a).
Menurut Niven (2008) pengetahuan merupakan salah satu faktor terbentuknya kepatuhan pasien, karena pengetahuan memberi dorongan dasar seseorang untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya.
Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2010a).
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN TERAPI PASIEN DM
Pengetahuan yang baik tentang kapan dan bagaimana melaksanakan suatu terapi akan membantu pasien untuk berpikir kritis sehingga pasien selalu berperilaku patuh terhadap terapi (Klein et al., 2006).
Pengetahuan pasien tentang diabetes melitus merupakan sarana yang dapat membantu pasien menjalankan penanganan diabetes selama hidupnya. Semakin banyak dan semakin baik pasien mengerti tentang penyakitnya maka semakin mengerti bagaimana harus mengubah perilakunya (Waspadji , 2004).
KERANGKA TEORI
Pengetahuan (Notoatmodjo,
2007)
Tingkat Pendidikan
Sumber Informasi
Pengalaman
Sosial Budaya
Lingkungan
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan PenelitianAnalitik dengan pendekatan cross sectional
Tempat dan Waktu Penelitian• Poliklinik Endokrin RSUDZA Banda Aceh• November – Desember 2012
Populasi PenelitianSeluruh pasien DM yang sedang melakukan rawat jalan di Poliklinik Endokrin RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Sampel Penelitian• Non probability sampling dengan teknik
accidental sampling.
Kriteria Inklusi Pasien DM yang berumur 30 – 60 tahun Pasien DM yang sudah mendapat edukasi dari
dokter ataupun perawat Pasien DM yang bersedia menjadi responden Pasien DM yang mampu berkomunikasi dengan
baik
Kriteria Eksklusi Pasien DM dengan gangguan kejiwaan Pasien DM gestasional Pasien DM dengan komplikasi kaki gangren
Jumlah Sampel
Jumlah pasien DM yang melakukan rawat jalan selama 1 (satu) bulan sebanyak rata-rata 954 pasien, maka:
Keterangan:N = Besar populasin = Besar sampeld = Tingkat kepercayaan diinginkan
Metode Pengukuran Pengetahuan pasien DM, hasil diperoleh melalui rumus: N = x 100 %
Kepatuhan pasien DM, hasil diperoleh berdasarkan nilai median, pada kepatuhan pengobatan nilai mediannya adalah 5, kepatuhan nutrisi medis nilai mediannya adalah 4, kepatuhan aktivitas fisik nilai mediannya adalah 3.
Hasil:Baik : Lebih dari 80%Cukup: 60% - 80%Kurang : Kurang dari 60%
patuh sebesar 50,5%. Pada kepatuhan terapi nutrisi medis, distribusi frekuensi pasien patuh sebesar 60,4%. Pada kepatuhan aktivitas fisik, distribusi frekuensi pasien patuh sebesar 64,8%.
Distribusi frekuensi pengetahuan pasien DM Distribusi frekuensi pasien dengan pengetahuan baik
sebesar 73,6%.
Pada uji statistik dilakukan penggabungan sel antara pengetahuan cukup dan kurang.
1. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan pasien DM dalam menjalani pengobatan di RSUDZA Banda Aceh
Pengetahuan
KepatuhanTotal
p-value
RPTidak Patuh Patuh
n % n % n %
Tidak Baik 17 70,8 7 29,2 24 26,40,015 1.69
Baik 28 41,8 39 58,2 67 73,6
Total 45 49,5 46 50,5 91 100
P value < 0,05 sehingga Ho ditolak
Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pasien DM menjalani pengobatan pada penelitian ini mungkin disebabkan oleh tingginya pengetahuan yang dimiliki sebagian besar pasien yang patuh terhadap pengobatan.
Pengetahuan pasien DM dapat membentuk perilaku positif yaitu perilaku kepatuhan (Virgona, 2009).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kasznicki et al., (2007) di Polandia terhadap 200 pasien DM, yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan terapi obat. Pengetahuan tentang penyakit dan prinsip-prinsip terapi obat merupakan faktor terpenting yang berkontribusi terhadap kepatuhan pengobatan diabetes.
2. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan menjalani terapi nutrisi medis pada pasien DM di RSUDZA Banda Aceh
Pengetahuan
KepatuhanTotal
p-value RPTidak Patuh Patuh
n % n % n %
Tidak Baik 14 58,3 10 41,7 24 26,40,028 1.77
Baik 22 32,8 45 67,2 67 73,6
Total 36 39,6 55 60,4 91 100
P value < 0,05 sehingga Ho ditolak
Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pasien DM menjalani terapi nutrisi medis pada penelitian ini mungkin disebabkan mayoritas pasien yang memiliki pengetahuan baik, patuh dalam menjalani terapi nutrisi sesuai anjuran tenaga kesehatan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maemunah (2010) yang menyimpulkan terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan menjalankan terapi diet pada pasien DM di Puskesmas Mranggen I Kabupaten Demak.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Keating et al., (2004) di Chicago Amerika Serikat, terdapat hubungan pengetahuan dengan perilaku menjalankan diet diabetes. Pengetahuan seseorang sangat mungkin dikaitkan dengan terbentuknya perilaku seseorang, dalam hal ini perilaku mengikuti diet diabetes sesuai anjuran dokter.
3. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan menjalani aktivitas fisik pada pasien DM di RSUDZA Banda Aceh
Pengetahuan
KepatuhanTotal
p-value RPTidak Patuh Patuh
n % n % n %
Tidak Baik 13 54,2 11 45,8 24 26,40,023 1.91
Baik 19 28,4 48 71,6 67 73,6
Total 32 35,2 59 64,8 91 100
P value < 0,05 sehingga Ho ditolak
Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pasien DM menjalani aktivitas fisik mungkin disebabkan oleh pengetahuan baik yang dimiliki sebagian besar pasien yang patuh menjalani aktivitas fisik.
Pengetahuan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari (Depkes RI, 2004).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Keating et al., (2004) di Chicago Amerika Serikat yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pelaksanaan olahraga secara teratur.
1. Alat ukur yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yang memiliki kelemahan hasil jawabannya mudah didistorsi oleh pasien.
2. Penelitian ini hanya sebatas melihat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan pasien DM dalam menjalani terapi, tanpa mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan pasien DM dalam menjalani terapi.
Keterbatasan Penelitian
BAB VKESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan menjalani pengobatan pada pasien DM di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
2. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan menjalani terapi nutrisi medis pada pasien DM di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
3. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan menjalani aktivitas fisik pada pasien DM di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Kesimpulan
SARAN
1. Perlunya pendekatan dan penyuluhan kepada keluarga pasien agar turut memberi dukungan kepada pasien dalam menjalani terapi DM.
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisa faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan pasien DM seperti faktor dukungan sosial, faktor psikologis, faktor pelayanan kesehatan, faktor penyakit dan faktor terapi untuk melengkapi hasil penelitian ini.