LAPORAN PENDAHULUANHEMOROIDA. DEFINISIHemoroid adalah pelebaran
dan inflamasi pembuluh darah vena didaerah anus yang berasal dari
plexus hemorrhoidalis. Hemoroid eksternal adalah pelebaran vena
yang berada dibawah kulit ( subkutan ) dibawah atau diluar linea
dentate. Hemoroid internal adalah pelebaran vena yang berada
dibawah mukosa ( submukosa ) di atas atau di dalam linea dentate.
(Sudoyo Aru, dkk 2009)
B. ETIOLOGI 1. Mengedan pada buang air besar yang sulit2. Pola
buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk,
terlalu banyak duduk dijamban sambil membaca atau merokok)3.
Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor abdomen)4.
Kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan
hormonal)5. Usia tua6. Konstipasi kronik7. Diare kronik8. Diare
akut yang berlebihan 9. Hubungan seks peranal10. Kurang minum air
dan makan makanan yang berserat (sayur dan buah)11. Kurang olahraga
/ imobilisasi( Sudoyo Aru, dkk 2009)
C. MANIFESTASI KLINIS1. Timbul rasa gatal dan nyeri2. Perdarahan
berwarna merah terang saat defekasi3. Pembengkakang pada area
anus4. Nekrosis pada area sekitar anus5. Perdarahan / prolaps
D. KLASIFIKASI1. Hemoroid internal ( didalam / diatas linea
dentate ) Derajat 1 : pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar
kanal anus, hanya dapat dilihat dengan anorektoskop Derajat 2 :
Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri
dalam anus secara spontan Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang
prolaps dapat masuk lagi kedalam anus dengan bantuan dorongan jari
Derajat 4 : prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung
untuk mengalami thrombosis dan infrak.
2. Hemoroid eksternal ( diluar / dibawah linea dentate) Akut
Nampak bengkak, kebiru-biruan pada pinggir anus dan sebenarnya
merupakan hematoma. Bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena
ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri dan diobati
dengan kompres duduk panas. Analgesik, bahkan anastesi lokal untuk
menyangkut trombus.
KronikBerupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri
dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.(Sudoyo Aru,
dkk 2009)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan radiologi dan diagnostik1.
Pemeriksaan laboratorium : Hb, leukosit, limfosit,LED, trombosit,
protein total (albumin dan globulin), elektrolit (kalium, natrium,
dan chlorida), urenium kreatinin, BUN, dll. Bisa juga dilakukan
pemeriksaan pada sum-sum tulang jika penyakit terkait dengan
kelainan darah.Pemeriksaan kadar gula darah (KGD)Biasanya dilakukan
puasa 10 jam (puasa jam 10 malam dan diambil darahnya jam 8 pagi)
untuk mengetahui kadar gula darah pasien dalam rentan normal/
tidak.2. Rontgen (colon inlop) atau kolosnokopy3. Anoskopy4.
Pemeriksaan proktosigmoidoskopy5. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi
dan rektaltouche (colok dubur)
F. PENATALAKSANAAN 1. Medis nonfarmakologis : penasanaan non
farmakologis bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan
cara memperbaiki def ekasi.2. Medis farmakologis : penatalaksanaan
ini bertujuan untuk memperbaiki defekasi dan meredahkan atau
menghilangkan keluhan dan gejala3. Tindakan medis minimal invasive,
tindakan untuk menghentikan atau memoerlambat perburukan penyakit
dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasive
antara lain skleroterapi hemoroid / ligasi hemoroid / terapi
laserMenurut Smeltzer dan Bare (2002), Sudoyo (2006) dan Mansjoer
(2008), penatalaksanaan medis hemoroid terdiri dari penatalaksanaan
non farmakologis, farmakologis, dan tindakan minimal invasive.
Penatalaksanaan medis hemoroid ditujukan untuk hemoroid internal
derajat I sampai III atau atau semua derajar hemoroid yang ada
kontraindikasi operasi atau pasien menolak operasi. Sedangkan
penatalaksanaan bedah ditujukan untuk hemoroid internal derajat IV
dan eksternal , atau semua derajat hemoroid yang tidak respon
terhadap pengobatan medis. 1. Penatalaksanaan medis non
farmakologis Penatalaksanaan ini berupa perbaikan pada pola hidup,
perbaikan pola makn dan minum, perbaikan pola atau cara defekasi.
Memperbaiki defekasi merupakan pengobatan yang selalu harus ada
dalam setiap bentuk dan derajat hemoroid. Perbaikan defekasi
disebut bowel management program (BMP) yang terdiri dari diet,
cairan, serat tambahan, pelicin fesses, dan perubahan perilakubuang
air. Pada posisi jongkok ternyata sudut anorektal pada orang
menjadi lurus kebawah sehingga hanya diperlukan usaha yang lebig
ringan untuk mendorong tinja kebawah atau keluar rektum. Posisi
jongkok ini tidak diperlukan mengedan lebih banyak karena mengedan
dan konstipasi akan meningkatkan tekanan vena hemoroid (Sudoyo,
2006)
Gejala hemoroid dan ketidak nyamanan dapat dihilangkan dengan
hygiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan
selama defekasi. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam
mungkin satu-satunya tindakan yang diperlukan (Smeltzer. 2002)
2. Penatalaksanaan medis farmakologisObat-obatan frmakologis
hemoroid dapat dibagi atas empat, yaitu memperbaiki defekasi,
meredakan keluhan subyektif, menghentikan perdarahan dan menekan
atau mencegah timbulnya keluhan dan gejala.a. Obat memperbaiki
defekasi : ada dua obat yang diikutkan dalam BMP yaitu suplement
serat ( fiber suplement) dan pelicin tinja (stool sofltener). Obat
ispagula Husk (misal, negeta, Mulax, Metamucil, mucofalk). Obat
keduan laksan atau pencahar antara lain natriumdioktil
sulfosuccinat bekerja sebagai anionic surfactanant, merangsang
sekresi mukosa usus halus dan meningkatkan penetrasi cairan kedalam
tinja. Dosis 300mg/hari (Sudoyo, 2006)b. Obat simtomatik :
bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal
dan nyeri, atau karena kerusakan), vasoconstriktor, dan antiseptik
lemah. Sediaan pemenang keluhan yang ada dipasar dalam bentuk
ointiment atau suppositoria antara lain : ultraproct, anusol HC,
Scheriproct. Sedian bentuk suppositiria digunakan untuk hemoroid
internal, sedangkan sedian ointment / krem digunakan untuk hemoroid
ekjsterna (Sudoyo, 2006)c. Obat menghentikan perdarahan: perdarahan
menandahkan adanya luka pada dinding anus / pecahnya vena hemoroid
yang dindungnya tipis. Yang digunakan untuk pengobatan hemoroid
yaitu campuran dsoismin (90%) dan hesperidin (10%) dalam bentuk
micronized, dengan nama dagang ardium atau datlon. Psylliam, cifrus
bioflavonoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi
memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah (Sudoyo, 2006)d.
Obat penyembuh dan pencegahan serangan hemoroid : pengobatan dengan
ardium 500mg mengghasilkan penyebuhan keluhan dan gejala yang lebih
cepat pada hemoroid akur bila dibandingkan plasebo. Pemberian
micronized flavonoid ( diosmin dan hesperidin) (ardium) 2
tablet/hari selama 8 minggu pada pasien hemoroid kronik. Penelitian
ini didapatkan hasil penurunan derajat hemoroid pada akhir
pengobatan dibanding sebelum pengobatan secara bermakna. Perdarahan
juga makin berkurang pada akhir pengobatan dibandingkan awal
pengobatan (Sudoyo,2006)
3. penatalaksanaan minimal invasivepenatalaksanaan hemorpoid ini
dilakukan bila pengobatan no farnakolaogis, farmakologis tidak
berhasil. Penatalaksanaan ini atara lain tindakan skleroterapi
hemoroid, ligasi hemoroid, pengobatan hemoroid dengan terapi laser
(Sudoyo, 2006)tindakan bedah konservatif hemoroid internal adalah
prosedur ligasi pitakaret. Hemoroid dilihat melalui anosop, dan
bagian proksimal diatas garis mukokutan depegang dengan alat. Pita
karet kecil kemudian diselipkan di atas garis hemoroid. Bagian
distal jaringan menjadi nekrotik setelah beberapa hari,
hemoroidektomi kriosicurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid
dengan cara membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu
selama timbul nekrosis laser Nd :YAG telah digunakn saat ini dalam
mengeksisi hemoroid, terutama hemoroid eksternal.
4. Tindakan bedah : tindakan ini terdiri dari dua tahap yaitu
pertama menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dan
kedua untuk mengangkat jaringan yang sudah lanjut.Jenis-jenis
tindakan bedah : a. Bedah konversional ada tiga teknik yang biasa
digunakan yaitu :1. Tekhnik miligan-morganDigunakan untuk tonjolan
hemoroid di 3 tempat utama. Basis massa hemoroid tepat diatas linea
mukokutan dicekap dengan hemostat diretraksi dari rektum2. Tekhnik
whiteheadTekhinik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang
sirkuler ini yaitu dengan mengusap seluruh hemoroid dengan
membebaskan mukosa dari submukosa dan mengadakan reseksi sirkuler
terhadap mukosa daerah itu . lalu mengusahakan konstinuitas mukosa
kembali.3. Tekhnik langenbeckPada tekhnik langenback, hemoroid
internus dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujurdibawah
klem dengan cat gut chronic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan diatas
klem. Sesudah itu klem dilepas dan dijepitan jelujur dibawah klem
diikat. Teknik ini sering digunakan karena caranya mudah dan tidak
mengadung resiko pembentukan jaringan parut sekunder yang biasa
menimbulkan stenosis.b. Bedah laser Saat laser memotong pembuluh
jaringan terpatrisehingga tidak mengeluarkan darah. Tidak banyak
luka dan dengan nyeri yang minimal. Serabut syaraf dan selubung
syaraf menempel jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf
tidak terbuka. Setelah jaringan diangkat , luka bekas operasi
direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4-6 minggu, luka akan
mengering. Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan rawat jalan.c.
Bedah steplerAlat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja
stapler. Bentuk alat ini seoerti senter, terdiri dari lingkaran
didepan dan pendorong dibelakangnya. Tekhnik PPH ini mengurangi
prolaps jarin gan hemoroid dengan Mendorong ke atas garis mukokutan
dan mengembalikan jaringan hemoroid ini keposisi anatominya semula
karena jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat
BAB, sehingga tidak perlu dibuang semua.Mulamula jaringan hemoroid
yang prolaps didorong keatas dengan alat yang dinamakan dilator,
kemudian dijahitkan ketunika mukosa dinding anus. Kemudian alat
stapler dimasukkan kedalam dilator. Dari stapler dikeluarkan sebuah
gelang dari titanium diselipkan dalam jahitan dan ditanamkan
dibagian atas saluran anus untuk mengokohkan posisis jaringan
hemoroid tersebut. Bagian jaringan hemoroid yang berlebih masuk
kedalam stapler. Dengan memutar skrup yang terdapat pada ujung alat
akan memotong jaringan yang berlebih secara otomatis. Dengan
terpotongnya jaringan hemoroid maka suplai darah ke jaringan
tersebut terhenti, sehingga jaringan hemoroid menghempis dengan
sendirinya. Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan keposisi
anatomis, tidak mengganggu fungsi anus, tidak ada anal discharge,
nyeri minimal karena tindakan dilakukan diluar bagian sensisif,
tindakan berlangsung cepat sekitar 20-45 menit, pasien pulih lebih
cepat sehingga rawat inap dirumah sakit semakin singkat.
G. KOMPLIKASI1. Perdarahan 2. Abses3. Fistula paraanal dan
inkarserasi4. Striktur ani akibat eksisi berlebihan
H. PENGKAJIAN DATA FOKUS Pengkajian fokus keperawatan yang perlu
diperhatikan pada penderita hemoroid pre dan post hemoroidektomi
menurut Smeltzer (2002) dan Price dan Wilson (2006) ada bebagai
macam, meliputi :1. Riwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit diare
kronik, kehamilan, hipertensi portal, pembesaran prostat, fibroid
uteri, dan tumor rektum.2. Pengkajian pasien hemoroid menurut
Smeltzer (2002) dijelaskan dalam pola fungsional Gordon, meliputi
:a. Pola persepsi kesehatan dan management kesehatanKonsumsi
makanan rendah serat, pola BAB yang salah (sering mengedan saat
BAB), riwayat diet, penggunaan laksatif, kurang olahraga
imobilisasi, kebiasaan bekerja: angkat berat, duduk atau berdiri
terlalu lama.b. Pola Nutrisi dan MetabolikMual, muntah, anoreksia,
penurunan berat badan, membrane mukosa kering, kadar Hb menurun.c.
Pola Aktivitasdan LatihanKurang olahraga atau imobilisasi,
kelemahan umum, keterbatasan beraktivitas karena nyeri anus sebelum
dan sesudah operasi.d. Pola istirahat dan tidure. Gangguan tidur (
insomnia/ karena nyeri pada anus sebelum dan sesudah operasi).f.
Pola persepsi dan kognitifg. Pengkajian kognitif pada pasien
hemoroid pre dan post hemoroidektomi yaitu rasa gatal, rasa
terbakar dan rasa nyeri, sering menyebabkan perdarahan berwarna
merah terang pada saat defekasi dan adanya pus.h. Pola hubungan
dengan orang lainKesulitan menentukan kondisi, misal tak mampu
bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam bekerja.i. Pola
persepsi dan konsep diriPasien biasanya merasa malu dengan
keadaannya, rendah diri, ansietas, peningkatan tegangan, takut,
cemas, trauma jaringan, masalah tentang pekerjaan.j. Pola
reproduksi dan seksualPenurunan libidok. Sirkulasi: takikardil.
EliminasiKonstipasi dan perdarahanm. Nyeri / kenyamanan Gejala :
nyeri dan gatal pada daerah anus dan bias jadi thrombus.Tanda :
Perilaku berhati-hati, duduk menggunakan bantalan karet untuk
mengurangi tekanan pada area.n. Pernafasan : TakipneaJ. DIAGNOSA
KEPERAWATAN PRE OPERASI1. Nyeri kronik b/d Hemoroid 2. Konstipasi
b/d intake cairan yang kurang, diit rendah serat, kurang
aktifitas.3. Ansietas ( kecemasan ) b/d kurang pengetahuan tentang
pembedahan.4. Defisit volume cairan b/d perdarahan saat BAB.POST
OPERASI1. Nyeri akut b/d Hemoroidektomi2. Kerusakan integritas
kulit b/d Hemoroidektomi3. Resiko infeksi b/d Hemoroidektomi4.
Defisit volume cairan b/d Hemoroidektomi
Intervensi Diagnosa KeperawatanPre Operasi1. Nyeri kronik b/d
HemoroidTujuan : Rasa nyeri berkurangKriteria Hasil : - Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri). Melaporkan bahwa ntyeri
berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri. Mampu mengenali nyeri
(skal, intensitas, frekuensi dan tanda-tanda nyeri). Mengatakan
nyaman setelah nyeri berkurang intervensiRasional
1. Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan
skala nyeri dari 0 (tidak ada nyeri)- 10 (nyeri paling buruk).2.
Berikan lingkungan yang tenang .3. Berikan bantalan flotasi dibawah
bokong pada saat duduk.4. Berikan kompres hangat pada lokasi
nyeri.5. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.6. Kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian analgesic.
1. variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi
temuan pengkajian.2. Menurunkan reaksi stimulasi dari luar atau
sensitivitas pada suara-suara bising dan meningkatkan
istirahat/relaksasi.3. Mengurangi nyeri akibat penekanan pada saat
duduk.4. Meningkatkan vasokontriksi, penumpukan resepsi sensori
yang selanjutnya akan menurunkan nyeri dilokasi yang paling
dirasakan.5. Menurunkan stress dan membantu relaks otot yang
tegang.6. Untik mengurangi nyeri.
2. Konstipasi b/d intake cairan yang kurang, diit rendah serat,
kurang aktivitas.Tujuan : Pasien akan mempertahankan pola eliminasi
yang normal selama perawatan.Kriteria Hasil : Dapat defekasi secara
lancer setelah perawatan 2x24 jam dengan kriteria: Buang air besar
1x sehari, konsistensi feses lembek, tidak ada darah dan
pus.intervensiRasional
1. Kaji pola eliminasi dan konsistensi feses.2. Berikan minum
air putih 2-3 liter perhari3. Anjurkan diit tinggi serat ( sayur
dan buah-buahan segar).4. Anjurkan untuk beraktifitas seperti
jalan, dll.5. Kolaborasi untuk pemberian terapi laxantia dan
analgetik.
1. Mengetahui pola kebiasaan buang air besar klien.2. Hidrasi
yang adekuat membuat konsistensi feces lembek.3. Meningkatkan massa
feces sehingga lebih mudah dikeluarkan.4. Meningkatkan peristaltic
usus untuk merangsang buang air besar.5. Pelunak feces dan
mengurangi nyeri saat buang air besar
3. Ansietas ( kecemasan ) berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang rencanapembedahan Tujuan : pasien akan mengurangi tingkat
kecemasannya selama perawatanKriteria Hasil: - pasien mengatakan
kecemasannya berkurangintervensirasional
1. Kaji tingkat kecemasan pasien. 2. kaji tingkat pengetahuan
pasien tentang pembedahan. 3. berikan kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan perasaannya.4. Dampingi dan dengarkan pasien. 5.
Libatkan anggota keluarga untuk memberikan dukungan. 6. Kolaborasi
dengan dokter untuk penjelasan prosedur operasi. 7. Kolaborasi
untuk terapi anti ansietas
1. menentukan tingkat kecemasan untuk menentukan tindakan yang
tepat. 2. menetukan informasi yang akan diberikan. 3. mengurangi
kecemasan.4. meningkatkan rasa percaya dan rasa aman sehingga
mengurangi cemas. 5. sebagai support system.6. pengetahuan yang
cukup tentang prosedur operasi akan mengurangi cemas. 7. mengurangi
ansietas
Pasien berpastisipasi aktif dalam perawatan
1. 4. 5. 7. 4. Deficit volume cairan berhubungan dengan
hemoradektomiTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 x 24 jam , perawat dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi
Kriteria hasil : nilai Hb berada dalam batas normal , klien tidak
mengalami episode pendarahan ,ttv dalam batas normal : TD (100/70-
120/90 mmhg), nadi ( 60 100 x/mnt) , RR( 12-20 x/mnt), suhu (36-37
),intervensi Rasional
1. Observasi ttv .2. monitor banyak nya perdarahan klien.3.
pantau hasil laboratorium berhubungan dengan perdarahan.4.
kolabborasi dalam pemberian cairan intravena .5. Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian tranfusi darah . 1. untuk mengetahui keadaan
vital klien saat terjadi perdarahan . 2. untuk menentukan tingkat
kehilangan cairan . 3. banyak komponen darah yang menurun pada
hasil lab dapat membantu menetukan intervensi selanjutnya. 4. untuk
mengganti bnyak nya darah yang hilang selama perdarahan5. mencegah
terjadinya komplikasi dari perdarahan yang terjadi dan untuk
menghentikan perdarahan.
POST OPERASI 1. Nyeri akut berhubungan dengan
hemaroidektomiTujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
1 x 24 jam pasien akan mempertahankan kenyamanannya selama
perawatanKriteria hasil : 1. dalam 1 -2 jam intervensi penghilang
nyeri , persepsi subjektif pasien tentang nyeri menurun ,
dibuktikan dengan skala nyeri , indicator indicator objektif, tidak
ada grimace , wajah dan posisi tubuh rilexs, luka operasi, tidak
ada tanda tanda infeksi.
Intervensi rasional
1. Kaji skala ( lokasi , karakteristik , durasi , frekuensi ,
kualitas , presipitasi ).2. ajarkan teknik distraksi relaksasi.3.
berikan posisi supine.4. observasi tanda tanda vital.5. berikan
bantalan flotasi dibawah bokong saat duduk.6. berikan rendaman
duduk ssetelah tompon di angkat.7. kolaborasi pemberikan terapi
analgetik
1. menentukan tingkat nyeri , untuk menetukan tindakan yang
tepat.2. untuk mengurangi rasa nyeri.3. mengurangi regangan pada
daerah anorectal.4. identifikasi dini komplikasi nyeri.5.
menghindari penekanan pada daerah operasi.6. kehangatan
meningkatkan sirkulasi dan membuat menghilangkan ketidaknyamanan.7.
mengurangi nyeri
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan
( hemoroidektomi)Tujuan : setelah dilakukan asuhan kepeerawatan
selama 1 x 24 jam pasien akan mempertahankan integritas kulit yang
normal selama perawatan kriteria hasil : - luka insisi sembuh tanpa
ada tanda- tanda infeksi, mendemostrasikan tingkah laku / teknik
untuk meningkatkan kesembuhan dan mencegah komplikasiIntervensi
Rasional
1. Periksa luka secara teratur catat karakteristik dan
integritas kulit.2. Beri penguatan pada balutan sesuai indikasi
dengan teknik aseptic yang ketat .3. kaji jumlah dan karakteristik
cairan luka.4. rawat luka secara steril dan jaga area anal tetap
bersih tiap kali BAB.5. irigasi luka dengan debridement sesuai
kebutuhan
1. pengenalan akan adanya kegagalan proses penyembuhan luka /
berkembangnya komplikasi secara dini dapat mencegah terjadinya
kondisi yang lebih serius.2. lindungi luka dari kontaminasi ,
mencegah akumulasi cairan yang dapat menyebabkan eksoriasi.3.
menurunnya cairan , menandakan adanya evolusi dan proses
penyembuhan.4. mencegah kontaminasi luka. 5. membuang luka eksudat
untuk meningkatkan penyembuhan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan hemoroidektomiTujuan :
setelah dilkukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien tidak
terkena infeksiKriteria hasil : luka sembuh dengan baik, ttv dalam
batas normal : TD (100/70- 120/90 mmhg), nadi ( 60 100 x/mnt) , RR(
12-20 x/mnt), suhu (36-37 ), tidak bengkak , tidak nyeri , dan
tidak gatal area anal bersih.intervensiRasional
1. Observasi tanda tanda vital.2. kaji daerah operasi terhadap
pembengjkakn dan pengeluaran pus.3. ganti tampon setiap kali
setelah BAB.4. berikan rendaman duduk setiap kali setelah buang air
besar.5. kolaborasi untuk pemberian antibiotik
1. peningkatan nilai tanda- tanda vital merupakan indicator dini
proses infeksi.2. merupakan tanda tanda infeksi. 3. mencegah
infeksi.4. mematikan kuman penyebab infeksi.5. membunuh bakteri
yang menyebabkan infeksi
4. Perdarahan berhubungan dengan hemoroidektomiTujuan : selama
dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam pasien tidak terjadi
perdarahan , perawat dapat meminimalkan komplikasi yang
terjadiKriteria hasil : nilai ht dan hb berada dalam batas normal .
klien tidak mengalami episode perdarahan , tanda tanda vital berada
dalam batas normal TD ( 100/70 120 /90) , NADI ( 60 100 x/mnt) ,
RR( 14 25 x/mnt), suhu (36 37 )IntervensiRasional
1. Kaji adanya tanda- tanda perdarahan pada anus .2. monitor
tanda tanda vital setiap 4 jam selama 24 jam pertama . 3. periksa
daerah rectal / balutan setiap 2 jm selama 24 jam pertama .4.
Pantau jika terjadi anemia.5. kolaborasi untuk pemeriksaan Hb dan
Ht .6. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi astigen ,
cairan iv dan tranfusi
1. untuk mengetahui tingkat keparahan perdarahan pada klien
sehingga dapat menetukan intervensi.2. untuk mengetahui keadaaan
vital klien saat terjadi perdarahan.3. deteksi dini perdarahan
untuk pertolongaan segera.4. Rasional : untuk menentukan indicator
perubahan volume darah.5. banyak komponen darah yang menurun pada
hasil lab dapat membantu menetukan intervensi selanjutnya.6. untuk
menciutkan pembuluh darah dan mencegah terjadinya komplikaasi dari
perdarahan yang terjadi serta menghentikan perdarahan
LAPORAN KASUS KAMAR OPERASILaporan kasus operasi pada Ny.D
dengan diagnosa medik internal hemoroid
Tanggal pengkajian :21 Januari 2014Tanggal Operasi: 21 Januari
2014No REG: 064322tempat praktek : OK RSU Aminah Blitar
1. Pre Operasi Carepada pukul 11.35 WIB Ny. D dibawa dari
ruangan perawatan Mas Mansyur dengan menggunakan brangkar, pasien
dengan identitas sebagai berikut:a. Identitas :Nama pasien: Ny
DJenis Kelamin: Perempuan Usia:26 TahunStatus Perkawinan:
KawinAgama: IslamSuku : JawaPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat:
Sidodadi GarumDiagnosa Medik: Hemoroid Grade IV
2. Keluhan Utamaklein mengeluh terdapat benjolan pada anus dan
nyeri disertai perdarahan saat infeksi
3. Riwayat Penyakitklien mengatakan pernah menderita hemoroid
sebelumnya kurang lebih selam 1 tahun yang lalu dan sembuh dengan
sendirinya. namnun pada beberapa minggu terakhir keluar benjolan
dianusnya, dan pada saat BAB terdapat darah yang keluar dan
disertai nyeri pada anus pasien. Kemudian klien diantar oleh
keluarga untuk berobat ke RSU Aminah Blitar pada tanggal 20 Januari
2014. Dari pemeriksaan di UGD doketer menganjurkan klien dirawat
n=inap dan melakukan tindakan operasi.
4. Pemeriksaan FisikKeadaan Umum: Baikkesadaran : CMGCS: eye: 4
Verbal : 5 Motorik: 6Vital Sign: Tekanan Darah : 130/90 mmHg Nadi :
88x/mnt Suhu: 36 C Pernapasan: 20x/mntpasien dibaringkan dengan
posisi lithotomyinspeksi: terdapat benjolan pada daerah anus, warna
benjolan tsampak kemerahan, benjolan terletak diluar (eksterna),
dan terdapat perdaraha disekitar anuspalpasi: teraba benjolan
dengan kosistensi keras
5. Pemeriksaan Penunjangpemeriksaan Hematologi
Jenis pemeriksaan Hasil Rentang Normal
HB 8,1P: 11,5 16,0 gr/dl
Leukosit136004000 11000./ cmm
Trombosit25500015000- 45000/cmm
Hematokrit28P: 35-47 %
Diffcount0/0/3/80/12/51-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7
LED70-127P: 0-7
GDS101 mg/dl70-140 mg/dl
Pemeriksaan Lainnya: Rontgen: Thorax PA normal ECG: Normal Fugsi
Ginjal: Urea: 19 mg/dl (15-38 mg/dl)Creatinin: 0,6 (P: 0,7 12
mg/dl) (L: 0,8 1.5 mg/dl)
6. Persiapan Kliena. Memastikan identitas klienb. mengkaji
riwayat alergi pada pasienc. memastikan penggunaan gigi palsu atau
tidakd. cat kuku atau make up sudah dibersihkan atau tidake.
mamastikan pembersihan sekitar pubis f. puasa (6-8 jam sebelum
puasa)g. hasil labolatoriumh. klien dipakaikan baju OKi. Inform
consenj. Klien terpasang infus RL
7. Persiapan Instrumen dan kamar operasia. handle mess No.3: 1
buahb. mess No 15: 1 buahc. pinset Anatomi: 2 buahd. pinset
Cerugis: 2 buahe. gunting Jaringan: 1 buahf. Gunting Matzembum: 1
buahg. Klem Bengkok : 6 buahh. Langen Back: 2 buahi. Bool Tampan :
1 buahj. Ring Klem: 1 buahk. Duk Klem: 5 buahl. Gaun Operasi: 3
Buahm. Duk besar buntuh: 2 buahn. duk Kecil: 2 buaho. duk besar
berlubang : 1 buahp. hand scoon 7,5/8 : 3 buah/ 1 buahq. kassa
kecil 1 bandler. T- Vio No 2-0 Jarum 25 mm 1 buahs. Ziede no 2-0
Jarum 25 mm 2 mmAlat penunjang Oksimetri (SPO2 > 90) Monitor
(ECG TTV) lampu operasi meja instrumen meja mayo benang diatermi
dan Arde
8. Pelaksana Operasioperator: dr. RMJ Sp. Bperawat sirkulasi:
ISMAhli Anestesi: ULJenis Anestesi: Spinal Anestesi Block (SAB)Obat
Anastesi : Bupivacine Spinal 20 mg
9. Persiapan diruang penerimaan/ preoperasipukul 11.35 WIB
:klien berada diruan preoperasi untuk menunggu dilakukannya
tindakan operasi opleh tim.pukul 11.45 WIB :klien dibaringkan
dbrangkar oleh perawat dan memakaikan baju operasipukul 11.50 WIB
:Perawat melakukan pengkajian preoperatif kepada klien, mengecek
status dan identitas klien, mengkaji persiapan klien sebelum
operasi. Menjelaskan pada klien tentang prosedur operasi, membantu
mengurangi kecemasan pasien denga BHSP serta memperkenalkan tim
operasi kelada klien.pukul 11.53 WIB :tim melakukan persiapan
personal untuk melakukan tindakan operasi
10. Intra Operasipukul 12.10 WIB :klien dinaikkan kemeja
operasipukul 12.15 WIB ;Operator dan Asisten operasi mencuci tangan
dengan menggunakan antoiseptik hybird scrub dengan teknik steril
lalu dibilas dengan alkohol (srubbing), operatror dan asisten
operasi memakai gaun operasi selanjutnya menggunakan saung tangan
steril ( gloving).pukul 12.30 WIB :Asisten mengdisinfeksi daerah
operasi dengan menggunakan antiseptik beadine (iodine providen ) 10
%. Dimana tubuh klien ditutup dengan denagan kain steril kecuali
daerah yang diinsisi dengan posisi lithotomy.pukul 12. 40 WIB
:kemuduab jaringan hemorid yang yang prolaps didorong menggunakan
alat dilatorm kemudian dijahitkan ketunika mucosa dinding anus,
Alat stopler dimasukan keadalam dilator, maka alat akan memotong
jaringan yang berlebihan secara otomatis. Jaringan yang diinsisi
dijahitkan dengan menggunakan T. VIO no 2-0 jarum 25 mm luka
ditampan dengan kassa betadin. operator denga asisten melepas gaun
operasi, mencuci tangan, perawat instrumen mencuci alat-alat dan
membersihkan kamar operasiPukul 13.00 WIB : klien selesai operasi
selanjutnya dipindahkan ke RR (Recovery Room).
11. Post OperasiKlien dipindahkan keruangan RR pukul 13.-00 WIB
dengan kesadaran compos mentis , terpasang infus RL 20 TPM dengan
Hb post operasi 7,2 mg/dl. dengan hasil TTV observasi sebagai
berikut:a. TTV post operasi pukul 12.30 WIBTekanan Darah: 90/50
mmHgNadi :75x/ mntSuhu:36 Cpernapasan:20 x/ mntSPO2: 100 %
b. TTV post Operasi pukul 14.00 WIBTekanan Darah: 110/60
mmHgNadi :89 x/mntSuhu:36 Cpernapasan:19 x/mnt
c. TTV Post Operasi pukul 14.15 WIBTekanan Darah:110/50 mmHgNadi
:90 x/mntSuhu:36 Cpernapasan:16 x/mntSPO2: 100 %
d. TTV post operasi 14.30 WIBTekanan Darah: 100/40 mmHgNadi : 98
x/mntSuhu:36 Cpernapasan:20x/mntSPO2:99 %
e. TTV post operasi 14.45 WIBTekanan Darah:110/ 45 mmHgNadi
:80x/mntSuhu:36 Cpernapasan:18 x/mnt SPO2: 99%
f. TTV pukul 15.00 WIB90Tekanan Darah: 110/50 mmHgNadi :90
x/mntSuhu:36 Cpernapasan:19 x/mntSPO2:99 %
g. TTV pukul 15.15 WIBTekanan Darah: 90/60 mmHgNadi :76
x/mntSuhu:36 Cpernapasan:20x/mnt SPO2:99 %
h. TTV pukul 15.30 WIBTekanan Darah: 90/50mmHgNadi :72
x/mntSuhu:36 Cpernapasan:18x/mntSPO2:99%
12. instrukur Dokterbed rest: totaldiit: Nasi bakar selama 5
hari, laukan rendam duduk denagn menggunakan detol saat
dirumah.
13. terapi medisAmaxon 3 X 1 grketrobat 3x 70 mgsomerol 2X1
Amptransfusi WB 3 kolf
ANALISA DATA PRE OPERASI
NoDATAETIOLOGIMASALAH
1DSKlien mengatakan takut ketika ingin dioperasi dan mengaku
tegang dan gugup
DO Klien tampak cemas Gelisah Wajah tegang Klien sering
bertanyaHemoroid
Proses operasi
Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan operasi
Cemas
Cemas
2DSKlien mengatakan ketika BAB fesesnya bercampur darah
DO: anemis kulit kering penururnan turgor kulit haus kelemahan
Hb preoperasi 8,1 mg/dlHemoroid
Perdarahan saat operasi
Defisit volume cairanDefisit volume cairan
ANALISA DATA POST OPERASI
NoData Etiologi Masalah
1DSKlien mengatakan terasa nyeri diarea anus setelah
operasi.
DO wajah grimice luka insisi diarea anus skala 5 cm sikap
melindungi area insisi/ perubahan posisi melaoprkan skala nyeri 5
pasien merengek
Hemoroidektomi
Proses operasi
Insisi jaringan
Ujung saraf rusak
Pelepasan prostaglandin
Nyeri AkutNyeri Akut
2DSKlien mengatakan ada yang merembes dibagian area operasi.
DO: terdapat darah diarea operasi wajah terlihat anemis kulit
kering turgor kulit menurun Hb post op 7,2 gr/dl
Hemoroid
Hemoroidektomi
Perdarahan post operasi
Devisit volume cairanDevisit volume cairan
14. Prioritas MasalahPre Operasi1. devisit volume cairan2.
kecemasanPost Operasi1. Nyeri Akut2. devisit volume cairan
15. Diagnosa KeperawatanPre Operasi1. devisit volume cairan
berhubungan dengan perdarahan2. cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang proses operasi
post operasi1. Nyeri akut berhubungan dengan hemoroidektomi2.
devisist volume aian berhubungan dengan hemorodektomi
DAFTAR PUSTAKADr. W . Herdin Siuea. Dkk 2009 Ilmu penyakit
dalam. Jakarta : Rineka ciptaPrice , Sylvia Anderson , Wilson ,
lorrraine Mc Cart. 2006 . Patofisiologi konsep klinis proses proses
penyakit , ed. G . volume 1 & 2. Jakarta :ECG