Top Banner
M. Hosnan Shaleh 14710199
11
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Presentasi journal reading SMF mata

M. Hosnan Shaleh14710199

Page 2: Presentasi journal reading SMF mata

Reading JournalEffect of Pterygium Surgery on

Tear Osmolarity

Page 3: Presentasi journal reading SMF mata

Latar Belakang

• Pterygium adalah penyakit umum dari permukaan mata yang ditandai oleh invasi jaringan fibrovaskular dari konjungtiva bulbar ke kornea .

• Pterygium menyebabkan iritasi kronis pada mata , astigmatismus , gangguan tear film (air mata), dan penurunan penglihatan sekunder yang berkembang melebihi sumbu visual.

• Terapi yang paling umum pada ptreygium adalah bedah eksisi.

• Tingkat kekambuhan pterygium setelah operasi sangatlah tinggi.

Page 4: Presentasi journal reading SMF mata

Masalah

• Beberapa studi telah menggunakan tes fungsi air mata seperti Schirmer tes atau tes waktu henti air mata ( BUT ) , untuk menyelidiki hubungan antara pterygium dan sindrom mata kering( DES ), dan ditemukan dengan hasil yang bertentangan.

• Sangat sedikit penelitian yang mengevaluasi efek dari eksisi pterygium pada fungsi air mata. Peningkatan osmolaritas air mata baru-baru ini telah terbukti menjadi indikator yang dapat diandalkan dari DES (Dry Eye Syndrome) , dan telah diusulkan sebagai pemeriksaan standar yang potential untuk diagnosis.

Page 5: Presentasi journal reading SMF mata

Masalah

• Namun, seperti yang kita ketahui saat ini , pengukuran osmolaritas air mata tidak digunakan untuk menyelidiki hubungan antara bedah eksisi pterygium dan DES

Page 6: Presentasi journal reading SMF mata

Tujuan

Untuk menyelidiki perubahan dari hasil tes mata kering pada pasien yang menjalani operasi pterygium.

Page 7: Presentasi journal reading SMF mata

Metodologi

Tujuh puluh empat pasien yang menjalani operasi pterygium primer terdaftar dalam penelitian ini. Pada garis dasar, 3- , 12- , dan 18 - bulan kunjungan , dari pengukuran osmolaritas air mata , tes henti waktu air mata (BUT) , dan uji Schirmer dilakukan . Pasien dibagi menjadi 2 kelompok : Kelompok 1, yang terdiri dari pasien pterygium tidak kambuh , dan Kelompok, yang terdiri dari pasien kambuh setelah operasi pterygium.

Page 8: Presentasi journal reading SMF mata

Hasil

• Pasien di Kelompok 1 memiliki tingkat osmolaritas air mata yang lebih rendah setelah operasi dibandingkan pada garis dasar (semua p < 0,001 ).

• Di kelompok 2 tingkat osmolaritas air mata tidak berbeda dari awal setelah 18 bulan ( p =0.057). Tingkat prevalensi sindrom mata kering ( DES ) lebih rendah dari garis dasar 18 bulan setelah operasi di kelompok 1 (p =0.002).

• Di Kelompok 2 , kejadian sindrom mata kering (DES) lebih rendah setelah 3 bulan dari pada garis dasar (p = 0.03) tapi mirip dengan garis dasar setelah 12 dan 18 bulan ( Keduanya p >0.05).

Page 9: Presentasi journal reading SMF mata

Kesimpulan

Ketidaknormalan fungsi tear film terkait dengan pterygium.

Page 10: Presentasi journal reading SMF mata

Rangkuman dan Hasil Pembelajaran

• Eksisi pterygium meningkatkan tekanan osmolaritas air mata dan fungsi tear film.

• Fungsi osmolaritas air mata akan semakin memburuk dengan adanya

kekambuhan kembali pterygium.

Page 11: Presentasi journal reading SMF mata

Sekian dan Terima Kasih