BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangCicely Williams pada tahun 1933 melukiskan
suatu sindrom yang sering ditemukan pada anak di Ghana. Ia sudah
menduga bahwa sindrom tersebut berhubungan dengan defisiensi
makanan, tetapi belum mengetahui secara pasti defisiensi dari
nutrient apa. Akhirnya baru diketahui bahwa defisiensi protein yang
menjadi penyebabnya.Sindrom seperti ini kemudian dilaporkan oleh
berbagai negeri terutama yang sedang berkembang seperti Afrika,
Asia, Amerika Tengah, Amerika Selatan serta daerah daerah termiskin
di Eropa. Penyakit ini terdapat pada anak dari golongan penduduk
yang berpenghasilan rendah. Ini dapat dimengerti, karena protein
yang bergizi baik yang berasal dari hewan seperti protein susu, ,
keju, telur, daging dan ikan. Bahan makanan tersebut mahal
hargannya sehingga tidak terbayar oleh mereka yang berpenghasilan
rendah (Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 1998). Kualitas sumber
daya manusia (SDM) merupakan syarat mutlak menuju pembangunan di
segala bidang. Status gizi merupakan salah satu factor yang sangat
berpengaruh pada kualitas SDM terutama yang terkait dengan
kecerdasan, produktivitas, dan kreativitas (Arief Mansjoer dkk,
2000).Pada data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2008,
berdasarkan laporan Kabupaten/Kota, pada tahun 2008 diketahui dari
hasil penimbangan pada 2.135.521 balita terdapat 1.554.462 balita
(72,79%) yang naik berat badannya, 72.427 balita BGM (3,39%) dan
13.312 balita gizi buruk (0,61%) namun semua balita gizi buruk yang
dilaporkan telah ditangani sesuai prosedur. Terjadi penurunan kasus
balita gizi buruk tahun 2008 dibandingkan tahun 2007.
(www.dinkesjatim.go.id, 2008).Berdasarkan data laporan
kabupaten/kota pada tahun 2008 jumlah balita dengan gizi buruk di
daerah kabupaten Jember adalah sebanyak 88 orang dengan persentase
sebesar 0,08 dari jumlah balita yang ditimbang di Posyandu. Jumlah
ini tertmasuk kecil apabila dibandingkan dengan daerah lain di jawa
timur, namun pada data tersebut tidak ada satupun kecamatan yang
dilaporkan bebas gizi buruk di wilayah kabupaten Jember, menandakan
perlu ditingkatkannya promosi kesehatan balita secara meyeluruh
diseluruh kecamatan di Kabupaten Jember. Oleh karena itu penulis
mengangkat masalah kwashiorkor yang merupakan salah satu jenis gizi
buruk yang sering terjadi di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah1. Apakah pengertian Kwashiorkor ?2. Apakah
etiologi dari Kwashiorkor pada anak?3. Bagaimanakah patofisiologi
Kwashiorkor pada anak?4. Apa sajakah tanda dan gejala Kwashiorkor
pada anak?5. Bagaimanalah asuhan keperawatan Kwashiorkor pada
anak?
1.3 tujuan1. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit
Kwashiorkor2. Mengetahui dan memahami konsep dasar penyakit
(tinjauan medis) dari Kwashiorkor3. Mengetahui dan menentukan
asuhan keperawatan pada anak Kwashiorkor.4. Memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Keperawatan Anak II.
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Defisiensi gizi terjadi
pada anak yang kurang mendapatkan masukan makanan yang cukup
bergizi dalam waktu lama. Tidak cukup asal anak mendapat makanan
banyak saja tetapi harus mengandung nutrien yang cukup, yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Istilah dan
klasifikasi gizi kurang amat bervariasi, dan masih menjadi masalah
yang pelik. Namun secara sederhana, di klinik dipakai istilah
malnutrisi energi-protein sebagai nama umum. Penentuan jenis MEP
yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri yang
lengkap dibantu dengan pemeriksaan laboratorium. Namun untuk
kepentingan praktis di klinis maupun di lapangan, klasifikasinya
dengan patokan awal yang membandingkan berat badan terhadap umur
(Ngastiyah, 2005).Klasifikasi gangguan giziBerat badan >120%
baku: Gizi lebihBerat badan 80-120% baku: Gizi cukup/baikBerat
badan 60-80% baku, tanpa edema: Gizi kurang (MEP ringan)Berat badan
60-80% baku, dengan edema: Kwashiorkor (MEP berat)Berat badan
lamaPenyerapan usus tergangguAtropi vili ususPencernaan makanan
tergangguGangguan pembentukan enzym tripsin,
pepsin,pepsinogenGangguan sintesis proteinkwashiorkorDefisiensi
proteinKurang pengetahuan nutrisiGangguan pencernaanSindrom
malabsorbsiPenyakit infeksi kronisIntake protein rendahdiare
Motilitas usus Gangguan pembentukan lipoprotein gangguan
pembentukan lipoproteinKulit bersisik & hiperpigmentasigangguan
pembentukan lipoproteinKelemahan fisikIntoleransi aktivitasResiko
ketidakseimbangan cairan