Top Banner
EVALUASI NILAI GIZI PROTEIN DENGAN PARAMETER PER DAN NPR SECARA IN VIVO PADA TIKUS PERCOBAAN Oleh : Golongan P2; Kelompok 1 Nurul Agustina Chandradewi F24090042 Mila Kharisma F24090043 Jian Septian F24090046 Ayu Cahyaning Wulan F24090130 Didiet Rayadi F24061503 Dosen : Ir. Sutrisno Koeswara, M.Si Asisten Praktikum : Dede Saputra, S.Pi, M.Si Umi Kulsum, S.TP
32

Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

Aug 06, 2015

Download

Documents

Jian Septian

Mengetahui dan mengenali cara menghitung nilai PER dan NPU
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

EVALUASI NILAI GIZI PROTEIN DENGAN PARAMETER PER DAN NPR SECARA IN VIVO PADA TIKUS PERCOBAAN

Oleh :

Golongan P2; Kelompok 1

Nurul Agustina Chandradewi F24090042

Mila Kharisma F24090043

Jian Septian F24090046

Ayu Cahyaning Wulan F24090130

Didiet Rayadi F24061503

Dosen : Ir. Sutrisno Koeswara, M.Si

Asisten Praktikum : Dede Saputra, S.Pi, M.Si

Umi Kulsum, S.TP

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2012

Page 2: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang

merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu

sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,

oksigen, nitrogen, dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein yang terkandung

dalam bahan pangan setelah dikonsumsi akan mengalami pencernaan

(pemecahan/hidrolisis) oleh enzim-enzim protease menjadi unit-unit penyusunnya

(Muchtadi 1993). Kekurangan Protein dapat menyebabkan penyakit kwashiorkor

dan jika terjadi kekurangan yang terus-menerus akan menyebabkan marasmus

hingga berakibat kematian.

Metode yang digunakan dalam teknik evaluasi nilai gizi protein kali ini

adalah metode invivo yang dilakukan di dalam tubuh makhluk hidup, berupa

hewan percobaan atau manusia (Palupi dan Prangdimurti 2008). Metode in vivo

merupakan metode evaluasi nilai biologis pangan yang sensitif dan dapat

memberikan informasi yang akurat mengenai manfaat dan keamanan pangan

karena dilakukan dengan menggunakan organisme hidup secara utuh. Prinsip dari

metode ini adalah melakukan pemberian makan pada hewan atau manusia untuk

melihat manfaat suatu bahan pangan terhadap tubuh (Zakaria 2007).

Hampir sebagian besar makhluk hidup tersusun oleh protein. Manfaat yang

dimiliki protein cukup bervariasi. Fungsi biologis yang bervariasi dari protein

dapat dikategorikan sebagai berikut: katalis enzim, protein struktural, protein

kontraktil (myosin, actilin, tubulin), hormon (insulin, hormon pertumbuhan),

protein transfer (serum albumin, transferin, hemoglobin), antibodi

(immunoglobulin), protein simpan (albumin telur, protein biji), dan protein

perlindungan (toxin dan allergen) (Fennema 1996). Namun, fungsi yang banyak

ini tidak akan bermanfaat secara optimal jika tidak dapat dicerna maupun diserap

dengan baik. Meski kandungannya sama, protein dari berbagai sumber cenderung

memiliki bioavaibilitas yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh mutu protein dari

sumber tersebut.

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengetahui mutu dari protein

yang berasal dari sumber tertentu. Pertumbuhan adalah salah satu indikator dari

Page 3: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

pemanfaatan protein secara optimal. Kecepatan pertumbuhan suatu binatang

percobaan dalam kondisi tertentu dapat dipakai sebagai ukuran untuk kualitas

suatu protein makanan (Nia 1985). PER dan NPR adalah contoh metode yang

dapat digunakan untuk mengetahui mutu protein terkait dengan pertumbuhan

yang ditunjukkan dari hewan percobaan.

Kedelai merupakan komoditi yang sangat penting karena mengandung

protein dan lemak yang tinggi (Liang 1999). Analisis untuk mengetahui pengaruh

protein ransum adalah melalui penentuan nilai NPR (Net Protein Ratio), PER

(Protein Efficiency Ratio), Biological Value (BV), Net Protein Utilization (NPU),

Protein Retention Efficiency (PRE), Relative Protein Value (RPV), Chemical

score, dan Protein score. Protein efisien rasio merupakan hasil bagi antara

kenaikan berat badan dengan jumlah protein yang dikonsumsi. Kelemahan dari

perhitungan PER adalah seluruh protein yang dimakan diasumsikan dipakai untuk

pertumbuhan dan tidak ada yang digunakan untuk mempertahankan jaringan yang

sudah ada (maintenance) (Nia 1985). Oleh karena itu muncul metode baru untuk

menutupi kelemahan dari PER, yaitu Net Protein Ratio (NPR). Nilai NPR

memberikan informasi kemampuan protein dalam membantu memelihara

(maintenance) dan pertumbuhan (Fennema 1996). Penentuan NPR hampir mirip

dengan penentuan PER, hanya saja pada NPR diperlukan adanya data mengenai

kelompok tikus yang diberi makanan tanpa protein/ non-protein. Pengujian ini

memerlukan adanya protein referensi sebagai standar peembandingann yaitu

kasein.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

protein ransum terhadap nilai gizi protein dengan perhitungan nilai PER (Protein

Efisiensi Ratio) dan NPR (Net Protein ratio). Serta menghitung nilai TD, BV, dan

NPU dalam pemberian ransum tikus menggunakan data sekunder.

Page 4: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

2. METODOLOGI

2.1 Alat

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari kandang

pemeliharaan, neraca analitik, plastik, saringan teh.

2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung kasein,

tepung tempe, minyak nabati, selulosa (Carboxy Metil Cellulose) sebagai

sumber serat, air, vitamin, campuran mineral dan maizena sebagai sumber

karbohidrat (pati). Air minum tikus adalah air putih dan sebagai perlakuan

digunakan air secang.

2.3 Prosedur

Praktikum ini menggunakan sampel tikus yang telah diberi berbagai

macam perlakuan ransum.

Tabel

1.

Komposisi ransum

Bahan-bahan Jumlah (%)Protein (sampel) A = 1.60 x 100% NMinyak nabati 8 – (A x % ekstrak eter)

100Campuran garam (mineral) 5 – (A x % kadar abu)

100Campuran vitamin 1Serat 1 – (A x % kadar serat kasar)

100Air 5 – (A x % kadar air)

100Karbohidrat (pati) Dibuat 100%

Page 5: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

a. Persiapan RansumMelakukan perhitungan ransum

Serat, kasein / tepung tempe, pati, minyak, air, dan mineral ditimbang

Campurkan dengan diaduk-aduk (pencampuran pati dilakukan terakhir)

Timbang 12 g campuran

Masukkan ke dalam kantong plastik kecil

b. Pemberian Ransum

Disiapkan 6 ekor tikus jenis Wistar untuk setiap kelompok ransum

Ditimbang berat badan awal setiap tikus

Setiap tikus dalam tiap kelompok diberi ransum (ad libitum) yang sama sesuai dengan perlakuan selama 10 hari (sebelumnya telah dilakukan masa adaptasi)

Diamati pertambahan berat tikus dan sisa ransum setiap hari selama 10 hari

Ditimbang berat akhir tikus

Dihitung kenaikan berat badan tikus

Dihitung nilai PER dan NPR

c. Pengelompokan Tikus

Tikus yang digunakan pada percobaan ini adalah tikus berusia

21-28 hari. Tikus tersebut dikelompokkan dalam 4 kelompok tikus dan

tiap kelompok terdiri dari enam tikus. Dalam percobaan ini, perbedaan

berat antar kelompok tikus tidak boleh lebih dari 10 gram dan perbedaan

berat dalam satu kelompok tidak boleh lebih dari 5 gram. Adapun

pengelompokan tikus pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut :

Page 6: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

Tabel 2. Perlakuan ransum dan minum pada kelompok tikus

Kelompok StandarSumber Protein : KaseinMinum : Air bening

Kelompok Non ProteinSumber Protein : -Minum : Air bening

Kelompok SOYSumber Protein : Tepung tempeMinum : Air bening

Kelompok SPLSumber Protein : kaseinMinum : Secang

3. DATA HASIL PERCOBAAN

Berikut data hasil perhitungan PER dan NPU beberapa tikus yang diberi

perlakuan dalam konsumsi ransum berupa kasein, protein tempe, non protein, dan

ransum standar dengan minuman secang. Data konsumsi ransum tikus percobaan

dapat dilihat pada Tabel 11, Tabel 12, Tabel 13, dan Tabel 14 (lampiran).

Tabel 3.Tikus 1

PerlakuanΔBB

(gram)

Konsumsi protein (gram)

PER(10 hari)

PER kasein terkoreksi

PER Sampel

TerkoreksiNPR

Protein tempe 12 10.6653 1.1251 1.0425 0.6563

Protein standar 30 11.1182 2.6983 0.9265 2.5000 2.2486

Protein standar+secang

19 11.4296 1.6624 1.5402 1.2249

Non protein -5 0.0000 - - - -

Tabel 4.Tikus 2

PerlakuanΔBB

(gram)

Konsumsi protein (gram)

PER(10 hari)

PER kasein terkoreksi

PER Sampel

TerkoreksiNPR

Protein tempe 15.5 11.0506 1.4026 1.7411 0.3167

Protein standar 24 11.9167 2.0140 1.2413 2.5000 1.0070

Protein standar+secang

22 11.5318 1.9078 2.3682 0.8672

Non protein -12 0.0000 - - - -

Tabel 5.Tikus 3Perlakuan ΔBB Konsumsi PER PER kasein PER NPR

Page 7: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

(gram)protein (gram)

(10 hari) terkoreksiSampel

Terkoreksi

Protein tempe 22 10.5801 2.0794 1.7889 1.4178

Protein standar 35 12.0446 2.9059 0.8603 2.5000 2.3247

Protein standar+secang

22 11.6223 1.8929 1.6285 1.2906

Non protein -7 0.0000   - - -

Tabel 6.Tikus 4

PerlakuanΔBB

(gram)

Konsumsi protein (gram)

PER(10 hari)

PER kasein terkoreksi

PER Sampel

TerkoreksiNPR

Protein tempe 20.5 12.4007 1.6531 1.9761 0.7258

Protein standar 23 10.9972 2.0914 1.1953 2.5000 1.0457

Protein standar+secang

14 10.8506 1.2903 1.5423 0.2304

Non protein -11.5 0.0000 - - - -

Tabel 7.Tikus 5

PerlakuanΔBB

(gram)

Konsumsi protein (gram)

PER(10 hari)

PER kasein terkoreksi

PER Sampel

TerkoreksiNPR

Protein tempe 19 10.7787 1.7627 1.9354 0.8350

Protein standar 27 11.8581 2.2769 1.0980 2.5000 1.4336

Protein standar+secang

16 10.9198 1.4652 1.6088 0.5495

Non protein -10 0.0000 - - - -

Tabel 8.Tikus 6

PerlakuanΔBB

(gram)

Konsumsi protein (gram)

PER(10 hari)

PER kasein terkoreksi

PER Sampel

TerkoreksiNPR

Protein tempe 33.5 11.6723 2.8700 4.6078 2.0133

Protein standar 17 10.9173 1.5572 1.6055 2.5000 0.6412

Protein standar+secang

17 11.1018 1.5313 2.4585 0.6305

Page 8: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

Non protein -10 0.0000 - - - -

Contoh perhitungan (Tikus 5 Protein tempe) :

PER (10 hari) =

PER (10 hari) =

= 1,7627PER kasein terkoreksi=

PER kasein terkoreksi=

= 1,0980

PER sampel terkoreksi =

x 2,5

= x 2,5

= 1,9354

NPR =

= 0,8350

Tabel 9. Rata-Rata Perubahan BB dan Rata-Rata nilai NPR & PER

PerlakuanRata-Rata

NPRRata-Rata

PER

Rata-Rata Perubahan

BBProtein tempe 0,9941 2,1820 20,4167

Protein standar 1,4501 1,1545 26,0000

Protein standar+secang 0,7988 1,8577 18,3333

Non protein 0,0000 0,0000 -9,2500

Page 9: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

Gambar 1. Grafik Rata-Rata Nilai NPR dan PER

Tabel 10. Data sekunder perhitungan nilai DC (TD), BV, dan NPU.

TikusKasein Sampel Non protein

Intake N

Urin Feses Urin Feses Urin Feses

1 0.3031 0.0896 0.2104 0.2894 0.0106 0.0327 2.3120

2 0.2219 0.1219 0.2396 0.3000 0.0539 0.0327 2.2400

3 0.2604 0.0573 0.2719 0.3173 0.0394 0.0211 2.2512

4 0.2969 0.0677 0.2031 0.3144 0.0106 0.0173 2.3072

5 0.4573 0.0705 0.1795 0.2711 0.0205 0.0423 2.3168

6 0.1500 0.0427 0.2604 0.1711 0.0394 0.0106 2.2496

7 0.1073 0.0354 0.3604 0.2423 0.0211 0.0106 2.1424

BV (%) TD (%) NPU (%) Rata-rata BV (%) Rata-rata TD (%)Rata-rata NPU

(%)

Kasein Sampel Kasein Sampel Kasein Sampel Kasein Sampel Kasein Sampel Kasein Sampel

100.47 90.28 97.54 88.90 84.89 80.26

91.69 89.06 97.99 89.01 87.97 79.28

92.19 90.59 96.02 88.07 88.52 79.78

90.02 88.11 98.39 86.84 88.57 76.51

87.31 90.42 97.82 87.12 85.41 78.78

80.91 92.39 98.78 90.12 79.93 83.26

95.01 89.42 98.57 92.87 93.66 83.04

95.93 82.24 98.84 89.19 94.82 73.35

Page 10: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

4. PEMBAHASAN

Uji biologis merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

menilai kualitas protein dari perlakuan yang diberikan. Uji biologis dilakukan

dengan melibatkan penggunaan hewan percobaan (tikus) dan juga menggunakan

manusia (Winarno 2002). Pada percobaan ini, uji biologis dilakukan pada tikus

putih (Rattus norvegicus). Evaluasi kualitas protein dapat dilakukan dengan

berbagai metode, antara lain dengan penghitungan PER (Protein Efficiency Ratio),

NPR (Net Protein Ratio), NPU (Net Protein Utilization), dan BV (Biological

Value). PER merupakan pengukuran yang biasanya melibatkan penggunaan tikus

jantan yang berumur 20-23 hari. Masa percobaan berlangsung selama 28 hari,

dengan pengukuran berat badan dan makanan yang dikonsumsi per harinya.

Kecepatan pertumbuhan tikus percobaan tersebut dipakai sebagai ukuran

pengujian mutu protein yang dikonsumsi. NPR dikembangkan untuk menjawab

kelemahan yang terdapat pada metode PER. Perbedaan kedua metode tersebut

terletak pada penambahan grup non-protein pada NPR, serta masa perlakuan yang

hanya 10 hari. Dengan penambahan grup non-protein, dapat diperkirakan jumlah

protein yang juga digunakan untuk pemeliharaan jaringan, selain untuk

pertumbuhan yang selama ini diacu metode PER. Net Protein Utilization (NPU)

dinyatakan dalam satuan persen nitrogen yang dikonsumsi oleh tikus percobaan.

Metode ini didasarkan pada keseimbangan nitrogen, yaitu keseimbangan antara

nitrogen yang masuk ke dalam badan dan nitrogen yang keluar dari badan

(Winarno 2002). Nitrogen dapat hilang melalui feses, urin, kulit, dan rambut. Oleh

karena itu, pada metode NPU dilakukan pengukuran terhadap kadar protein pada

feses dan urin hewan percobaan. Menurut Winarno (2002), BV atau yang dikenal

dengan nilai biologis merupakan harga atau jumlah fraksi nitrogen yang masuk ke

dalam tubuh yang kemudian dapat ditahan oleh tubuh dan dimanfaatkan dalam

proses pertumbuhan, atau untuk menjaga supaya tubuh tetap dalam keadaan

normal.

Tikus percobaan yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan berumur sekitar tiga minggu, memiliki berat badan 49-62 gram, berjumlah

24 ekor tikus. Tikus terlebih dahulu menjalani masa adaptasi selama 3 hari

Page 11: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

sebelum memasuki tahap perlakuan. Pada masa adaptasi ini, tikus diberi ransum

standar yaitu tepung kasein secara ad libitum. Masa adaptasi bertujuan untuk

menyesuaikan dengan lingkungan baru atau lingkungan laboratorium, mengamati

apakah tikus terus digunakan atau tidak dalam percobaan misalnya tidak sakit dan

berprilaku normal dan menyeragamkan kondisi tikus sebelum diberi perlakuan

Puspaningrum (2003). Selama masa adaptasi semua tikus diperlakukan sama,

diberi makan ransum standar dan air. Ransum yang diberikan pada tikus dalam

bentuk bubuk, berjumlah 12 gram/ekor/hari. Pemberian ransum dalam jumlah 20

gram/ekor/hari sudah mencukupi kebutuhan konsumsi ransum tikus perhari untuk

berat badan diatas 250 gram dan untuk menentukan jumlah ransum riil yang

dikonsumsi setiap harinya Puspaningrum (2003). Ransum dan minum yang

diberikan pada tikus setiap hari pada waktu yang sama yaitu pukul 10.00 WIB.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi variabilitas tikus. Ransum sisa ditimbang

setiap hari untuk mengetahui konsumsi riil setiap hari. Penimbangan berat badan

tikus dilakukan setiap dua hari yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan

dan kesehatan tikus percobaan. Pembersihan kandang dilakukan setiap kondisi

kandang kelihatan basah.

Pada akhir masa adaptasi tikus putih dikelompok ke dalam empat

kelompok tikus sebagai perlakuan terdiri dari: (1) kelompok standar (STD) yaitu

diberi ransum dengan sumber protein tepung kasein; (2) kelompok perlakuan

protein (SOY) yaitu diberi ransum dengan sumber protein tepung tempe; (3)

kelompok non protein (NON) yaitu tidak diberi ransum dengan sumber protein;

dan (4) kelompok perlakuan antioksidan (SPL) yaitu diberi ransum dengan

sumber protein tepung kasein dan minuman ekstrak kayu secang. Masing-masing

kelompok tikus terdiri dari enam ekor sehingga jumlah tikus yang digunakan

dalam percobaan ini sebanyak 24 ekor. Pemberian ransum sesuai kelompok tikus

ini dilakukan selama 13 hari.

Selama masa percobaan, tikus mengalami perubahan berat badan yang

berbeda-beda. Pertumbuhan tikus dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang diterima

selama percobaan. Zat makanan seperti karbohidrat, protein, dan lemak di dalam

tubuh akan dioksidasi menjadi energi. Semakin banyak energi yang dihasilkan,

maka semakin banyak pula energi yang tidak terpakai. Energi yang tidak terpakai

akan disimpan dalam tubuh berupa timbunan lemak sebagai cadangan energi.

Page 12: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

Pada kelompok nonprotein tikus terlihat mengalami penurunan yang cukup nyata.

Hal ini wajar terjadi mengingat peran protein yang sangat besar terhadap

pertumbuhan. Menurut Muchtadi (1989), kegunaan utama protein bagi tubuh

adalah sebagai zat pembangun tubuh, zat pengatur dalam tubuh, mengganti bagian

tubuh yang rusak, serta mempertahankan tubuh dari serangan mikroba penyebab

penyakit. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa kelompok tikus yang tidak

diberi protein mengalami aktivitas bergerak yang sedikit dibandingkan kelompok

lain. Hal ini dikarenakan tikus tidak memiliki energi yang cukup untuk bergerak,

seperti yang dinyatakan oleh Du Higginbotham dan White (2000) bahwa

penurunan konsumsi protein (kasein) dari 10% menjadi 2% dalam diet tikus akan

menurunkan berat badan, air tubuh, berat karkas, dan energi tubuh. Hal ini diduga

terjadi akibat terganggunya neurotransmitter dan transport elektron, hingga

akhirnya menurunkan kelincahan dan nafsu makan tikus. Pada kelompok

nonprotein, nilai pertambahan bobot badannya terus menurun setiap harinya.

Uji biologis tikus percobaan dilakukan untuk menilai kualitas protein dari

perlakuan yang diberikan. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai NPR

rata-rata tertinggi diperoleh kelompok tikus STD yaitu sebesar 1,4501, diikuti

oleh kelompok tikus SOY (0,9941), kelompok tikus SPL (0,7988), dan kelompok

tikus NON (0,000). Nilai NPR yang tertinggi pada kelompok STD

mengindikasikan bahwa protein yang terdapat dalam tepung kasein mampu

berperan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan pada tikus secara optimal

karena memiliki kualitas protein yang cukup baik. Penelitian yang dilakukan oleh

Handayani (2005) membuktikan bahwa semakin tinggi pemberian ekstrak

antioksidan pada tikus percobaan dapat menyebabkan pembentukan protein yang

semakin tinggi pula. Kandungan antioksidan dipercaya mampu melindungi

protein dan DNA sebagai unit pembentuk protein dari kerusakan. Apabila

dikorelasikan dengan data percobaan, dapat disimpulkan bahwa kandungan

antioksidan pada tempe serta ekstrak kayu secang tidak mempengaruhi

peningkatan nilai NPR secara signifikan.

Metode lain yang dapat digunakan untuk menilai kualitas protein adalah

metode keseimbangan nitrogen, yang diukur berdasarkan jumlah N yang

dikonsumsi, jumlah N yang diserap, dan jumlah N yang ditahan. Berdasarkan

analisis kadar nitrogen dari ransum yang dikonsumsi (N intake), urin, dan feses,

Page 13: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

maka dapat dihitung Biological Value (BV), daya cerna sejati (TD), dan Net

Protein Utilization (NPU). Menurut Almatsier (2001), nilai biologis suatu produk

menunjukkan jumlah nitrogen produk yang ditahan tubuh dan dapat digunakan

untuk pertumbuhan serta pemeliharaan tubuh yang berasal dari jumlah nitrogen

produk yang diabsorbsi. Makanan yang memiliki nilai biologis 70% atau lebih

mampu memberi pertumbuhan bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dan

konsumsi energi mencukupi. Hasil pengolahan data sekunder menunjukkan

bahwa nilai biologis (BV), daya cerna sejati (TD), dan net protein utilization

(NPU) kelompok kasein masing-masing sebesar 89,77%, 97,99%, dan 87,97%,

sedangkan kelompok sampel masing-masing sebesar 89,06%, 89,01%, dan

79,28%. Nilai biologis yang di atas 70% menandakan bahwa ransum yang

diberikan mengandung asam amino yang terdapat dalam jumlah tinggi sesuai

dengan yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga protein yang diabsorbsi tubuh

mampu ditahan dalam tubuh dan digunakan untuk pertumbuhan (Almatsier 2002).

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai NPR rata-rata tertinggi

diperoleh kelompok tikus STD, diikuti oleh kelompok tikus SOY, kelompok tikus

SPL ,dan kelompok tikus NON. Hasil pengolahan data sekunder menunjukkan

bahwa nilai biologis (BV), daya cerna sejati (TD), dan net protein utilization

(NPU) kelompok kasein masing-masing sebesar 89,77%, 97,99%, dan 87,97%,

sedangkan kelompok sampel masing-masing sebesar 89,06%, 89,01%, dan

79,28%. Nilai biologis yang di atas 70% menandakan bahwa ransum yang

diberikan mengandung asam amino yang terdapat dalam jumlah tinggi sesuai

dengan yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga protein yang diabsorbsi tubuh

mampu ditahan dalam tubuh dan digunakan untuk pertumbuhan.

Page 14: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

6. DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Du F, DA Higginbotham dan BD White. 2000. Food Intake, Energy Balance and

Serum Leptin Concentrations in Rats Fed Low Protein Diets. American

Society for Nutritional Sciences. 514-521.

Fennema OR. 1996. Food Chemistry 3rd edition. New York : Marcel Dekker, Inc.

Handayani CA. 2005. Pembuatan Tepung Kedelai Kaya Isoflavon Melalui

Ekstraksi Asetonitril dan Hidrolisis Bromelin Serta Evaluasi Nilai Gizi

Proteinnya secara Biologis. Tesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor.

Liang, JH. 1999. Flourescence due to interactions of oxidizing soybean oil and

soy proteins. J. Food Chem .,66: 103-108.

Muchtadi D , M Astawan, dan NS Palupi. 1993. Metabolisme Zat Gizi. Sumber,

Fungsi dan Kebutuhan bagi Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar. Harapan.

Nia OK. 1985. Cara Menentukan Kualitas Protein Suatu Bahan Makanan. Cermin

Dunia Kedokteran (37) pp. 62-64.

Palupi NS dan E Prangdimurti. 2008.Modul Teknik Evaluasi Nilai Biologis

Vitamin dan Mineral. ITP-IPB, Bogor.

Puspaningrum R. 2003. Pengaruh Ekstrak Kayu Secang Terhadap Proliferasi Sel

Limfosit Limpa Tikusdan Sel Kanker K-562 Secara In Vitro. Skripsi. Bogor:

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zakaria FR, Mellasanti MA, Sanjaja, Pramudya SM, Richards L.1997. Aktivitas

Proliferasi Limfosit Darah Tepi Konsumen Makanan Jajanan di Bogor, Jawa

Barat. Bul Tek dan Ind Pangan VIII(2) pp. 57-65.

Page 15: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan
Page 16: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

LAMPIRANTabel 11. Data tikus percobaan ransum standar

Hari ke Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g)

12/0 15 50 15 49 15 50

13/0 12 1.5800 10.4200 1.0420 12 3.8462 8.1538 0.8154 12 3.7702 8.2298 0.8230

14/0 12 4.9958 7.0042 63 0.7004 12 2.2336 9.7664 62 0.9766 12 0.5949 11.4051 56 1.1405

15/1 12 2.0559 9.9441 62 0.9944 12 0.8938 11.1062 65 1.1106 12 0.0730 11.9270 54 1.1927

16//2 15 0.9864 14.0136 69 1.4014 15 0.0627 14.9373 70 1.4937 15 0.0000 15.0000 64 1.5000

17/3 15 3.5208 11.4792 74 1.1479 15 0.0000 15.0000 74 1.5000 15 1.3560 13.6440 68 1.3644

18/4 12 0.0000 12.0000 75 1.2000 12 0.2988 11.7012 77 1.1701 12 0.1153 11.8847 71 1.1885

19/5 12 3.4956 8.5044 82 0.8504 12 4.2579 8.7421 80 0.8742 12 3.3000 8.7000 75 0.8700

20/6 12 1.5800 10.4200 82 1.0420 12 2.2336 9.7664 83 0.9766 12 0.5949 11.4051 78 1.1405

21/7 12 0.0000 12.0000 80 1.2000 12 0.0170 11.9830 82 1.1983 12 0.0519 11.9481 76 1.1948

22/8 12 0.0000 12.0000 86 1.2000 12 0.0000 12.0000 80 1.2000 12 0.0000 12.0000 84 1.2000

23/9 12 2.6809 9.3191 90 0.9319 12 0.0316 11.9684 86 1.1968 12 0.0521 11.9479 86 1.1948

24/10 12 0.4985 11.5015 92 1.1502 12 0.0355 11.9645 89 1.1964 12 0.0111 11.9889 89 1.1989

Hari ke Tikus 4 Tikus 5 Tikus 6

MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g)

0 15 51 15 51 15 49

0 12 5.0810 6.9190 0.6919 12 2.446 9.5540 0.9554 12 0.7047 11.2953 1.1295

0 12 2.0267 9.9733 62 0.9973 12 0.0431 11.9569 66 1.1957 12 0.0189 11.9811 60 1.1981

1 12 2.2740 9.8600 62 0.9860 12 1.7623 10.9800 63 1.0980 12 0.4815 11.7700 63 1.1770

2 15 1.7972 13.2028 66 1.3203 15 0.0000 12.0000 68 1.2000 15 0.1129 11.8871 65 1.1887

3 15 4.0230 10.9770 70 1.0977 15 0.0000 15.0000 73 1.5000 15 0.0000 15.0000 68 1.5000

4 12 0.0000 12.0000 72 1.2000 12 0.1593 11.8407 76 1.1841 12 0.0000 12.0000 70 1.2000

5 12 3.4500 8.5500 75 0.8550 12 1.4200 10.5800 78 1.0580 12 1.1700 10.8300 73 1.0830

6 12 2.0267 9.9733 77 0.9973 12 0.4710 11.9569 81 1.1957 12 0.1814 11.9811 73 1.1981

7 12 0.3900 11.6100 59 1.1610 12 0.0000 12.0000 63 1.2000 12 0.5100 11.4900 64 1.1490

8 12 0.8556 11.1444 80 1.1144 12 0.0000 12.0000 86 1.2000 12 0.7011 11.2989 76 1.1299

9 12 0.9400 11.0600 83 1.1060 12 0.0000 12.0000 88 1.2000 12 2.1200 9.8800 80 0.0988

10 12 0.4053 11.5947 85 1.1595 12 1.7772 10.2228 90 1.0223 12 0.0723 11.9277 80 1.1928

Keterangan :MA :berat ransum awalMS :berat ransum sisaKM :berat ransum yang dikonsumsiBB :berat badan tikusKP :jumlah protein yang dikonsumsi (kadar protein ransum 10%)Tabel 12. Data tikus percobaan ransum protein tempe

Page 17: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

Hari ke Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

Page 18: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g)

0 15 53 15 53 15 54

0 12 0.1710 11.8290 1.1829 12 2.2713 10.7287 1.0729 12 8.1516 3.8484 0.3848

0 12 0.0000 12.0000 65 1.2000 12 0.0000 12.0000 62 1.2000 12 7.2700 4.7300 62 0.4730

1 12 3.5906 8.4094 63 0.8491 12 2.5048 9.4952 62 0.9495 12 4.4713 7.5287 60 0.7529

2 15 2.7802 12.2198 67 1.2220 15 3.0906 11.9094 63 1.1909 15 4.2198 10.7802 64 1.0780

3 15 2.4963 12.5037 67 1.2504 15 2.8210 12.1790 65 1.2179 15 3.9320 11.0680 66 1.1068

4 12 0.1761 11.8239 67 1.1824 12 1.0466 10.9534 67 1.0953 12 2.2403 9.7597 68 0.9760

5 12 3.4715 8.5285 72 0.8528 12 0.2033 11.5400 69 1.1540 12 2.7334 11.9835 72 1.1984

6 12 0.7207 11.2793 70 1.1279 12 0.2131 11.7869 71 1.1787 12 0.68000 11.3200 73 1.1320

7 12 0.8063 11.1937 72 1.1194 12 0.4195 11.5805 73 1.1580 12 0.5817 11.4183 76 1.1418

8 12 1.8543 10.1457 73 1.0146 12 0.3083 11.6917 74 1.1692 12 2.2760 9.7240 78 0.9724

9 12 1.5900 10.4100 75 1.0410 12 2.3500 9.6500 76 0.9650 12 1.6800 10.3200 81 1.0320

10 12 1.9428 10.0572 75 1.0057 12 2.2789 9.7211 77.5 0.9721 12 0.1023 11.8977 82 1.1898

Hari ke Tikus 4 Tikus 5 Tikus 6

MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g)

0 15 54 15 54 15 52

0 12 0.2163 11.7837 1.1784 12 0.7259 11.2741 1.1274 12 0.6013 11.3987 1.1399

0 12 0.0800 11.9200 66 1.1920 12 3.0100 8.9900 64 0.8990 12 - - 64 -

1 12 1.3545 10.6455 58 1.0646 12 3.3529 8.6471 63 0.8647 12 1.2500 10.7500 57 1.0750

2 15 0.3986 14.6014 71 1.4601 15 2.1064 12.8936 68 1.2894 15 2.6202 12.3798 70 1.2380

3 15 0.0161 14.9839 72 1.4984 15 2.6380 12.3620 70 1.2362 15 2.2290 12.7710 73 1.2771

4 12 0.0000 12.0000 72 1.2000 12 0.7305 11.2695 71 1.1270 12 1.0098 10.9902 75 1.0990

5 12 0.0000 12.0000 73 1.2000 12 2.2967 9.7033 74 0.9703 12 0.8483 11.1517 78 1.1520

6 12 0.1466 11.8534 72 1.1854 12 0.0165 11.9835 74 1.1984 12 0.2149 11.7851 80 1.1785

7 12 0.0000 12.0000 74 1.2000 12 1.7520 10.2480 78 1.0248 12 0.0756 11.9244 83 1.1924

8 12 0.0477 11.9523 75 1.1952 12 1.3349 10.6651 79 1.0665 12 0.1277 11.8723 86 1.1872

9 12 0.0000 12.0000 78 1.2000 12 1.9700 10.0300 81 1.0030 12 0.3900 11.6100 90 1.1610

10 12 0.0296 11.9705 78.5 1.1970 12 2.3155 9.6845 82 0.9984 12 0.8789 11.1211 90.5 1.1121

Keterangan :MA :berat ransum awalMS :berat ransum sisaKM :berat ransum yang dikonsumsiBB :berat badan tikusKP :jumlah protein yang dikonsumsi (kadar protein ransum 10%)

Tabel 13. Data tikus percobaan ransum non proteinHari ke Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g)

Page 19: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

0 12 62 12 56 12 61

0 12 4.9831 7.0169 0.7017 12 5.4170 6.5830 0.6583 12 3.6714 8.3286 0.8329

0 12 0.2900 11.7100 70 1.1710 12 3.7900 8.2100 63 0.8210 12 0.1000 11.9000 68 1.1900

1 12 3.9817 8.0183 75 0.8018 12 2.7833 9.2167 66 0.9217 12 0.5055 11.4945 70 1.1494

2 12 0.8200 11.1800 73 1.1180 12 1.1624 10.8376 61 1.0838 12 1.1116 10.8884 69 1.0888

3 12 2.1358 9.8642 68 0.9864 12 2.5659 9.4341 61 0.9434 12 1.7784 10.2216 66 1.0222

4 12 3.9627 8.0373 71 0.8037 12 2.5395 9.4605 61 0.9460 12 0.4135 11.5865 69 1.1586

5 12 3.9579 8.0421 70 0.8042 12 0.7338 11.2662 60 1.1266 12 0.1871 11.8129 68 1.1813

6 12 4.0605 7.9395 68 0.7940 12 0.8007 11.1993 59 1.1199 12 0.2964 11.7036 66 1.1704

7 12 2.6809 9.3191 66 0.9319 12 0.0316 11.9684 57 1.1968 12 0.0521 11.9479 66 1.1948

8 12 3.1791 8.8209 65 0.8821 12 2.8142 9.1858 56 0.9186 12 0.1096 11.8904 66 1.1890

9 12 3.2185 8.7815 66 0.8782 12 0.8700 11.1300 56 1.1130 12 4.0600 7.9400 64 0.7940

10 12 0.3233 11.6767 70 1.1677 12 4.0144 7.9856 54 0.7986 12 3.1815 8.8185 63 0.8818

Hari ke Tikus 4 Tikus 5 Tikus 6

MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g)

0 12 56 12 58 12 57

0 12 6.8607 5.1393 0.5139 12 1.8481 10.1519 1.0152 12 2.5467 9.4533 0.9453

0 12 1.4800 10.5200 67 1.0520 12 3.5100 8.4900 68 0.8490 12 0.0400 11.9600 68 1.1960

1 12 2.8637 9.1363 68 0.9136 12 2.4423 9.5577 70 0.9558 12 0.3794 11.6206 67 1.1621

2 12 1.7733 10.2267 67 1.0227 12 1.6529 10.3471 68 1.0347 12 0.0314 11.9686 68 1.1969

3 12 2.0008 9.9992 64 0.9999 12 2.0378 9.9622 67 0.9962 12 0.0000 12.0000 67 1.2000

4 12 2.5306 9.4694 65 0.9469 12 4.5033 7.4967 66 0.7497 12 0.0000 12.0000 66 1.2000

5 12 2.4245 9.5755 65 0.9576 12 3.6554 8.3446 65 0.8345 12 0.3921 11.6079 65 1.1608

6 12 1.2895 10.7105 61 1.0710 12 2.0121 9.9879 63 0.9988 12 0.8532 11.1468 63 1.1147

7 12 1.0956 10.9044 59 1.0904 12 0.4710 11.5290 63 1.1529 12 0.1814 11.8186 64 1.1819

8 12 1.6561 10.3439 58 1.0344 12 0.0000 12.0000 63 1.2000 12 0.6695 11.3305 62 1.1330

9 12 0.1871 11.8129 64 1.1813 12 2.4245 9.5755 63 0.9576 12 0.0000 12.0000 63 1.2000

10 12 2.9027 9.0973 56.5 0.9097 12 0.1221 11.8779 60 1.1878 12 2.1534 9.8466 57 0.9847

Keterangan :MA :berat ransum awalMS :berat ransum sisaKM :berat ransum yang dikonsumsiBB :berat badan tikusKP :jumlah protein yang dikonsumsi (kadar protein ransum 10%)

Tabel 14. Data tikus percobaan ransum standar+secangHari ke Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3

MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g)

0 12 55 12 55 12 55

Page 20: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan

0 12 4.4566 7.5434 0.7543 12 1.6630 10.3370 1.0337 12 3.7416 9.2584 0.9258

0 12 2.8500 9.1500 65 0.9150 12 0.0000 12.0000 67 1.2000 12 1.3300 10.6700 62 1.0670

1 12 2.3054 9.6946 68 0.9695 12 0.4089 11.5911 68 1.1591 12 0.0291 11.9709 63 1.1971

2 12 0.6568 11.3432 71 1.1343 12 0.0000 12.000 72 1.2000 12 0.4658 11.5342 68 1.1534

3 12 0.0255 11.9745 73 1.1974 12 1.7554 10.2446 74 1.0245 12 0.4970 11.5030 69 1.1503

4 12 0.1251 11.8749 75 1.1875 12 0.0000 12.0000 76 1.2000 12 0.1262 11.8738 74 1.1874

5 12 0.0000 12.0000 74 1.2000 12 1.9478 10.0522 78 1.0052 12 3.0000 9.0000 71 0.9000

6 12 1.8543 10.1457 73 1.0146 12 0.3083 11.6917 79 1.1692 12 2.2760 9.7240 79 1.2724

7 12 0.0000 12.0000 80 1.2000 12 0.0170 11.9830 82 1.1983 12 0.0519 12.0000 76 1.2000

8 12 0.7207 11.2793 83 1.1279 12 0.2131 11.7869 83 1.1787 12 0.0165 11.9835 79 1.1984

9 12 0.0020 11.9980 85 1.1998 12 0.0000 11.9826 85 1.1983 12 0.0000 12.0000 84 1.2000

10 12 0.0141 11.9859 87 1.1986 12 0.0153 11.9847 90 1.1985 12 0.3672 11.6328 85 1.1633

Hari ke Tikus 4 Tikus 5 Tikus 6

MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g) MA (g) MS (g) KM (g) BB (g) KP (g)

0 12 55 12 56 12 55

0 12 1.3358 10.6642 1.0664 12 3.8461 8.1539 0.8154 12 4.0216 7.9784 0.7978

0 12 2.6600 9.3400 68 0.9340 12 4.1900 7.8100 64 0.7810 12 6.2100 5.7900 64 0.5790

1 12 3.4875 8.5125 71 0.8512 12 1.9798 10.0202 75 1.0020 12 0 12.0000 70 1.2000

2 12 1.9427 10.0573 71 1.0057 12 2.2478 9.7522 75 0.9752 12 0.0335 11.9665 70 1.1966

3 12 1.4833 10.5167 72 1.0517 12 2.3217 9.6783 77 0.9678 12 1.6029 10.3971 71 1.0397

4 12 4.3351 7.6649 75 0.7665 12 0.0000 12.0000 79 1.2000 12 0.0000 12.0000 73 1.2000

5 12 0.0499 11.9501 74 1.1950 12 0.0000 12.0000 84 1.2000 12 4.5400 7.4600 74 0.7460

6 12 0.0477 11.9523 75 1.1952 12 1.3349 10.6651 80 1.0665 12 0.1277 11.8723 79 1.1872

7 12 0.0080 12.0000 74 1.2000 12 0.0714 11.9286 78 1.1929 12 0.6893 11.3107 79 1.1311

8 12 0.1466 11.8534 80 1.1853 12 2.8169 9.1831 88 0.9183 12 0.2149 11.7851 83 1.1785

9 12 0.0000 12.0000 83 1.2000 12 0.0000 11.9830 90 1.1983 12 0.0000 12.0000 84 1.2000

10 12 0.0000 12.0000 85 1.2000 12 0.0118 11.9882 91 1.1988 12 1.7726 10.2274 87 1.0227

Keterangan :MA :berat ransum awalMS :berat ransum sisaKM :berat ransum yang dikonsumsiBB :berat badan tikusKP :jumlah protein yang dikonsumsi (kadar protein ransum 10%)

Page 21: Praktikum bagaimana menghitung dan mencari nilai Protein efisiensi ratio dan NPU pada percobaan