Spirometri Pembimbing
Spirometri
Spirometri
Pembimbing
Mekanisme bernafas
Bernapas, yang juga disebut ventilasi, adalah gerakan udara dari luar tubuh ke dalam bronkus beserta cabangnya dan alveoli, diikuti oleh pembalikan dari gerakan udara. Tindakan bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan udara disebut inspirasi atau inhalasi dan ekspirasi atau ekshalasi
Volume dan Kapasitas Respirasi
Keterangan tambahan
Kapasitas Inpirasi merupakan jumlah dari volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi
Kapasitas Residual Fungsional merupakan jumlah dari volume residual ditambah volume cadangan ekspirasi
Kapasitas vital merupakan kapasitas paru total dikurangi volume residual. Kapasitas vital juga merupakan jumlah dari kapasitas inspirasi ditambah volume cadangan ekspirasi.
Definisi
Metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru, suatu proses yang disebut spirometri.
Pengunaan Spirometri
Spirometer ini terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas bak air dan drum tersebut diimbangi oleh suatu beban. Dalam drum terdapat gas untuk bernapas, biasanya udara atau oksigen; dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut dan ruang gas. Apabila seseorang bernapas dari dan ke dalam ruang ini, drum akan naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai di atas gulungan kertas yang berputar
Indikasi Spirometri
Setiap keluhan sesak
Penderita asma stabil
Penderita PPOK stabil
Evaluasi penderita asma tiap tahun dan penderita PPOK tiap 6 bulan
Penderita yang akan di anestesi umum
Pemeriksaan berkala pekerja yang terpajan zat
Pemeriksaan berkala pada perokok
10
Cara penggunaan spirometri
Pointer vitalometer disesuaikan dengan tanda nol
Aktivitas gagang vitalometer itu terhubung ke mulut pasien
Pasien diminta untuk mengeluarkan napas biasanya ke spirometer setelah inspirasi normal melalui hidung untuk merekam volume tidal
Pointer disesuaikan kembali lagi ke nol.
The subjek diminta untuk mengeluarkan napas paksa ke spirometer pada akhir berakhirnya normal setelah inspirasi biasa melalui hidung dan mencatat volume cadangan ekspirasi
Cara penggunaan spirometri
Caranya :
Pointer telah disesuaikan kembali lagi ke nol.
Pasien diminta untuk membuat inspirasi dalam melalui hidung dengan mulut di mulut, sekarang lubang hidung ditutup dengan tangannya sendiri dan diminta untuk mengeluarkan napas secara paksa untuk maksimum melalui mulut ke spirometer. Kapasitas vital direkam.
Prosedur di atas diulang tiga kali dengan jarak 2 menit interval di antara dan nilai tertinggi dilaporkan.
Permulaan uji harus baik
Pemeriksaan selesai
Waktu ekspirasi minimal 3 detik
Grafik flow-volume mempunyai puncak
Hasil yang Dapat Diterima
Permulaan ekspirasi ragu-ragu/lambat
Batuk selama ekspirasi
Manuver valsava
Ekspirasi tidak slesai
Terdapat kebocoran
Mouth piece tersumbat
Meniup lebih dari 1 kali
Pemeriksaan yang Tidak Baik
Volume Ekspirasi Pertama satu detik pertama
FEV1 (Forced Expiratory Volume in one second) atau VEP1 adalah volume maksimal udara dari ekspirasi paksa pada satu detik pertama, inspirasi penuh
VEP1 menurun pada keadaan dimana nilai VEP1 berada di bawah normal (=/> 70%). Bila nilai VEP1 < 70% terjadi pada penyakit paru obstruktif, yaitu bronkitis kronis, emfisema dan asma bronkial.
FVC (Force Vital Capacity) adalah volume maksimal udara dihembuskan dengan maksimal upaya paksa dari inspirasi maksimal
% FEV1 dapat dicari menggunakan rumus :
Data-data yang mempengaruhi Volume Ekspirasi Paksa 1 detik pertama
usia
Berat badan
Tinggi badan
Jenis kelamin
Kapasitas Vital
Kapasitas vital (VC =Vital Capacity) adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan
Kapasitas Vital (KV) paru-paru menurun pada keadaan dimana nilai KV berada dibawah normal (=/> 80%). Bila nilai KV < 80% terjadi pada penyakit paru restriktif, yaitu TBC paru, skoliosis, pleuritis, tumor paru, dan lumpuhnya otot-otot pernapasan.
% VC dapat dicari menggunakan rumus :
Faktor yg mempengaruhi kapasitas paru
Kebiasaaan olah raga juga meningkatkan kapasitas paru dikarenakan saat berolah raga, nafas akan menjadi teratur dan juga membiasakan paru-paru untuk mengembang maksimal
faktor-faktor yang menurunkan kapasitas paru ialah kebiasaan merokok, riwayat pekerjaan, dan pada penderita penyakit paru restriktif (tidak bisa mengembang dengan baik) seperti TBC paru, skoliosis, pleuritis, tumor paru, dan otot-otot pernafasan yang lumpuh
Penyakit Paru
Obstruktif Nilai VEP1 < 70%
Asma bronkial
Bronkitis kronis
Retriktif
Nilai KV < 80%
TB
Skoliosis
emfisema
pleuritis
VEP1 < 80% nilai prediksi
VEP1/KVP < 75%
Obstruksi ringan 75% > VEP1/KVP < 60%
Obstruksi sedang 60% > VEP1/KVP > 30%
Obstruksi berat VEP1/KVP < 30%
OBSTRUKSI
KV < 80% nilai prediksi
KVP < 80% nilai prediksi
Restriksi ringan 80% > KV < 60%
Restriksi sedang 60% > KV < 30%
Restriksi berat KV < 30%
RESTRIKSI