Metabolic Syndrome Components and Age- Related Cataract: The Singapore Malay Eye Study Charumathi Sabanayagam, Jie Jin Wang, Paul Mitchell, Ava Grace Tan, E. Shyong Tai,Tin Aung, Seang-Mei Saw,and Tien Yin Wong
Metabolic Syndrome Components and Age-Related
Cataract: The Singapore Malay Eye Study
Charumathi Sabanayagam, Jie Jin Wang, Paul Mitchell, Ava Grace Tan,
E. Shyong Tai,Tin Aung, Seang-Mei Saw,and Tien Yin Wong
Oleh :Wahyu Ludiarto
Vioni Venska Ganadhi The
M.Zulfa Nizar Anas
Pembimbing :dr. Rini Kusumawar Dhany SpM
Pembahasan
• Materi
• Pendahuluan
• Tujuan penelitian
• Metode
• Hasil
• Diskusi
• Kesimpulan
Materi Katarak
Definisi
• Katarak merupakan kelainan lensa mata yang keruh didalam bola mata
• Kekeruhan lensa atau katarak akan mengakibatkan sinar terhalang masuk ke dalam mata sehingga penglihatan menjadi menurun
• Gumpalan protein lensa mengakibatkan menurunnya ketajaman bayangan mencapai retina
• Gumpalan kecil tidak mengganggu penglihatan dan gumpalan ini bertambah besar sehingga perlahan-lahan penglihatan bertambah kurang
Tipe Katarak
1. Katarak Nuklear– Bentuk katarak yang sangat umum– Kekeruhan terutama pada nukleus
yang terletak dibagian sentral lensa– Katarak ini diakibatkan oleh
bertambahnya usia
2. Katarak Kortikal – Katarak atau kekeruhan lensa yang
terbentuk pada korteks lensa– Diabetes melitus akan
mengakibatkan katarak kortikal ini
3. Katarak Subkapsular – Biasanya mulai dibagian belakang lensa– Bentuk katarak subkapsular sering
ditemukan pada penderita diabetes melitus, rabun jauh berat, retinitis pigmentosa atau penderita yang memakai steroid lama
Klasifikasi
• Katarak Kongenital
• Katarak Senilis
• Katarak Trauma
• Katarak Komplikata
• Katarak Toksik
Tipe katarak Kausa Penderita
Katarak Senilis Proses bertambahnya usia Usia lanjut terutama usia lebih dari 60 tahun
Katarak Trauma Kerusakan lensa akibat trauma pada kapsul lensa
Bekerja ditempat berbahaya seperti pemanggangan dan
pembakaran kaca
Katarak Komplikata Penyulit penyakit khusus sistemik menahun
Pasien diabetes
Katarak Kongenital Kehamilan ibu dengan penyakit
Bayi baru lahir
Katarak Toksik Pemakaian lama obat atau bahan kimia yang bersifat
racun pada mata
Pemakai steroid tetes mata jangka lama, perokok
Katarak Senilis
• Katarak yang terjadi pada usia lanjut
• Stadium pada katarak senilis :– Katarak Insipien– Katarak Imatur– Katarak Matur– Katarak Hipermatur
Perbedaan StadiumKarateristik Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Tinggi Normal Turun
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
BMD Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test - + - Pseudopositif
Penyulit - Glaukoma sekunder
- Uveitis, glaukoma sekunder
Katarak Insipien
Katarak Imatur
Katarak Matur
Katarak Hipermatur
Katarak Kongenital
• Katarak yang telah timbul sejak lahir
• Sering ditemukan pada bayi yg dilahirkan oleh
ibu yang menderita penyakit : rubella , diabetes
melitus dan toksoplasmosis
• Komplikasi : Makula lutea tidak cukup
mendapatkan rangsangan cahaya,sehingga
tidak bisa berkembang sempurna,meski
dengan operasi visusnya tidak bisa mencapai
5/5 ( ambliopia)
Katarak Kongenital
Katarak Kongenital
Katarak Trauma
Penyebab • Trauma tumpul : bila tidak terdapat penyulit,
maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang,baru dilakukan operasi,bila timbul penyulit berupa glaukoma atau uveitis,segera ekstraksi lensa
• Trauma tajam : dapat menyebabkan robekan kapsul dan masa lensa keluar bercampur humor akuos ,sehingga timbul katarak total
• terapi : ekstraksi katarak
Katarak Trauma
Katarak Trauma
Katarak Komplikata
• Katarak yg disebabkan oleh penyakit diluar mata dan penyakit pada mata
Penyebab penyakit diluar mata,misalnya : diabetes melitus
Penyebab penyakit2 pada mata,antara lain :– Uveitis– Glaukoma– Ablasi retina – Miopia tinggi
• Pengobatan : Operasi dengan ECCE + IOL
Katarak Komplikata
Katarak Toksik
• Adalah katarak yang disebabkan pemakaian lama obat-obatan atau bahan kimia yang bersifat racun pada mata
• Contoh : pemakaian steroid tetes mata dalam waktu lama, merokok
Gejala
• Sering berganti kacamata
• Penglihatan menurun
• Silau terutama bila mengendarai kendaraan malam hari
• Gangguan penglihatan warna
• Melihat ganda dengan satu atau dua mata
Terapi
• ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)
• ECCE ( Ekstra Capsular Cataract Extraction)
• Fakoemulsifikasi
Pendahuluan
• Katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan penglihatan yang buruk dan masalah kesehatan masyarakat yang utama diseluruh dunia ,khususnya di Asia yang memiliki penduduk setengah dari populasi dunia
• Diabetes dan hiperglikemia telah lama dikenal sebagai faktor risiko untuk katarak
• Beberapa studi juga telah mendokumentasikan hubungan antara kelainan metabolik spesifik termasuk obesitas, tekanan darah, lipid, dan tipe tertentu dari katarak
• Sindrom metabolik adalah tanda-tanda termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, dislipidemia, dan hiperglikemia dan merupakan faktor risiko untuk diabetes dan penyakit kardiovaskular
• Apakah sindrom metabolik merupakan faktor risiko untuk katarak adalah belum pasti
• Studi terbaru menunjukkan bahwa sindrom metabolik dikaitkan dengan gangguan mata termasuk glaukoma, diabetes dan nondiabetes retinopati, dan tanda-tanda mikrovaskuler retinal
• Beberapa studi sebelumnya semua dilakukan diantara populasi barat menunjukkan bahwa ada hubungan antara sindrom metabolik dengan katarak
• Hubungan antara sindrom metabolik dan komponen katarak belum dievaluasi dalam populasi Asia di mana prevalensi diabetes tinggi
Tujuan Penelitian
Menguji hubungan antara sindrom metabolik dan komponen-komponennya•Diabetes melitus•Tekanan darah tinggi ( BP / Blood Pressure) •Obesitas•Dislipidemia
dengan usia-terkait katarak pada populasi Melayu dewasa di
Singapura
Metode Penelitian
Studi Populasi
(Jenis penelitian a population – based cross sectional )
16.069 nama Melayu disediakan oleh the Ministry of Home Affairs
5600 orang usia 40 -80 tahun dipilih oleh age-stratified random sampling method dari computer generated random
list
4168 memenuhi syarat
1432 tidak memenuhi syarat
3280 ikut partisipasi
2794 memberikan data lengkap
Penilaian Katarak
• Katarak dinilai menggunakan foto lensa retroillumination (EAS-1000; Nidek, Tokyo, Jepang) dan digital slit-lamp photographs (model DC-1 dengan FD-21 flash attachment, Topcon, Tokyo, Jepang) setelah pupil dilebarkan berdasarkan pada Wisconsin Cataract Grading System at the University of Sydney by trained masked graders
• Katarak nuklear ditentukan dengan membandingkan slitlamp foto peserta dengan satu set empat foto nuklear standar dengan peningkatan opacity
• Nuklear opacity yang lebih buruk daripada foto standar No. 3 dari Wisconsin Grading System didefinisikan sebagai katarak nuklear
• Katarak kortikal dan posterior subcapsular (PSC) dinilai dengan meletakkan kotak dengan sembilan segmen diatas retroillumination foto dan memperkirakan wilayah persentase yang terlibat dengan kekeruhan di masing-masing dari sembilan segmen untuk masing-masing subtipe
• Total area opacity yang terlibat dihitung untuk setiap mata
• Katarak kortikal jika setidaknya terdapat paling sedikit 5% dari total area lensa yang terlibat
• Katarak PSC didefinisikan jika opacity tersebut terdapat pada atau dekat lensa posterior membran kapsuler
• Setiap katarak didefinisikan adanya setidaknya pada satu mata, nuklear , kortikal, atau PSC atau bukti operasi katarak sebelumnya
• Untuk menguji temuan kami, kami juga memeriksa hubungan antara sindrom metabolik dan katarak menggunakan Lens Opacity Classification System (LOCS) III
Dengan demikian, setiap katarak didefinisikan sebagai adanya setidaknya pada satu mata:– Katarak Nuklear (LOCS III Score > 4
untuk nuclear opalescence atau >4 untuk nuclear colour)
– Katarak Kortikal (LOCS III skor >2 untuk katarak kortikal)
– Katarak PSC (LOCS III skor >2 untuk PSC )
Penilaian dan Definisi Komponen Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik didefinisikan berdasarkan ATP-3 guidelines yaitu adanya 3 atau lebih komponen berikut :
1. Abdominal obesity (definisi abdominal obesity dimodifikasi menggunakan Asia Pacific WHO guidelines indeks massa tubuh [BMI] ≥ 25 kg/m2)
2. Kenaikan trigliserida darah ≥ 150 mg / dL (1,7 mM)
3. Kadar kolesterol HDL yang rendah < 40 mg / dL (1,0 mM) pada pria dan <50 mg / dL (1.3 mM) pada wanita
4. Peningkatan tekanan darah (BP) ≥ 130/85 mmHg atau penggunaan obat tekanan darah (BP)
5. Diabetes mellitus didefinisikan dengan glukosa acak plasma ≥200 mg / dL (11.1mmol / L) atau riwayat yang dilaporkan sendiri dari dokter dan didiagnosis diabetes
Pengukuran BMI
1. Tinggi diukur dalam sentimeter menggunakan a wall-mounted measuring tape
2. Berat badan diukur dalam kilogram dengan menggunakan skala digital (SECA, model 782 2321009, Vogel & Halke, Hamburg, Germany)
BMI dihitung sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (kg/m2)
Pengukuran Tekanan Darah
1. Pengukuran tekanan darah diambil menggunakan automatic blood pressure monitor (Dinamap Model Pro Series DP110XRW, 100V2, GE Medical Systems Information Technologies, Milwaukee, WI)
2. 2 perbedaan dalam 5 menit, setelah peserta duduk selama setidaknya 5 menit
3. Jika kedua pengukuran tekanan berbeda sistolik >10 mmHg dan diastolik >5 mmHg maka dilakukan pengukuran ketiga dan rata-rata dari dua bacaan terdekat diambil sebagai nilai tekanan darah
Pengukuran Biokimia Serum
40 mililiter darah vena dikumpulkan untuk mengukur :– Lipid Serum– HbA1C– Glukosa Acak
Semua tes biokimia serum dilakukan di National University Hospital Reference Laboratory
Penilaian Kovariat
• Informasi tentang demografi peserta, pendidikan yang dicapai , personal dan sejarah medis diperoleh dengan menggunakan standar kuesioner yang diberikan oleh pewawancara terlatih
Usia
Usia didefinisikan sebagai usia pada saat pemeriksaan dan dikategorikan ke dalam empat kelompok:– 40 – 49 tahun– 50 – 59 tahun– 60 – 69 tahun– 70 - 80 tahun
Pendidikan
Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi :• Primary ( SD ) dan dibawahnya ( ≤ 6 tahun)• Secondary ( SMP ) dan diatasnya ( > 6
tahun)
Rokok
Merokok dikategorikan menjadi– Perokok – Mantan perokok – Tidak pernah merokok
Alkohol
Pengkonsumsi alkohol dibagi menjadi :– Peminum alkohol– Bukan peminum alkohol
Analisa Statistik
• Semua analisa statistik dilakukan dengan menggunakan komersial software (SAS v 9.1, SAS, Chicago, IL)
• Kami membandingkan karakteristik dasar dari para peserta menurut status sindrom metabolik menggunakan X2 test atau analisis varians, yang sesuai
• Kami kemudian menghitung odds ratio (OR) dan 95% confidence interval (CI) dari komponen sindrom metabolik yang terkait dengan katarak dalam dua model terpisah
• Model pertama kami sesuaikan dengan usia (tahun) dan jenis kelamin
• Model multivariabel kedua kita tambahkan kategori pendidikan dan merokok
Untuk menilai hubungan dosis-respon dari berbagai komponen sindrom metabolik :– Tekanan Darah– Glukosa Plasma– HbA1C– BMI ( Body Mass Index ) dengan katarak
Kami menilai hubungan antara komponen sindrom metabolik individu dan katarak dengan pengelompokkan setiap komponen dalam kuartil analisis
• Test for trend dilakukan kategori pemodelan paparan sebagai variabel ordinal dalam model regresi multivariabel logistik yang sesuai
• Kita menganalisis peran independen dari setiap komponen sindrom metabolik pada katarak dengan memasukkan semua komponen metabolik sindrom secara bersamaan dalam model multivariabel setelah memeriksa collinearity antara variabel independen dalam model (varians faktor inflasi lebih besar dari 2,5 ditafsirkan sebagai adanya collinearity)
• Kami juga menilai hubungan antara komponen sindrom metabolik dengan subtipe spesifik katarak secara terpisah
• Model multivariabel membandingkan tanpa jenis tertentu katarak atau sejarah operasi katarak sebagai referensi
• Sebagai contoh, hubungan komponen sindrom metabolik dengan katarak kortikal dibandingkan dengan yang tidak katarak kortikal atau sejarah operasi katarak
Analisis Tambahan• Meneliti hubungan
antara komponen sindrom metabolik dan katarak dengan memasukkan masing-masing komponen secara terpisah
• Juga dalam kemungkinan kombinasi dari komponen menggunakan individu tanpa komponen sindrom metabolik sebagai kelompok referensi, dalam model regresi disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin
• Dalam subkelompok analisis, kami meneliti hubungan antara komponen sindrom metabolik dan katarak setelah stratifikasi status populasi diabetes
• Interaksi antara status diabetes dan setiap komponen sindrom metabolik diuji dengan memasukkan cross-product interaksi dalam model multivariabel yang sesuai
• Kami mengulangi analisis (lihat Tabel 2) menggunakan alternatif definisi katarak yang berbasis pada LOCS III Score
•Kami mengulangi analisis termasuk hanya mereka dengan riwayat operasi katarak sebelumnya
Hasil
Prevalensi Sindrom Metabolik
Sindrom Metabolik 42,7 %
Abdominal obesity 58,2
%
TG tinggi 39,7 %
Tekanan darah tinggi
80,2%
Diabetes 21,8%
HDL rendah 27,5%
• Tabel 1 menunjukkan karakteristik dari para peserta dengan status sindrom metabolik
• Peserta dengan sindrom metabolik cenderung:– Lebih tua– Perempuan– Primary ( SD ) atau dibawahnya– Memiliki tingkat kolesterol total yang tinggi– Trigliserida yang tinggi– HbA1C– LDL dan HDL yang rendah– Prevalensi diabetes yang lebih tinggi dan hipertensi– Merokok sedikit
Tabel 1Karateristik Singapore Malay Eye Study
Participants dengan Status Sindroma Metabolik
Karateristik Semua Orang
(n = 2794)
Tanpa Sindrom Metabolik
(n =1600)
Sindrom Metabolik
(n =1194)
P
Jenis Kelamin (pria), % 48.3 52.9 42.2 < 0.0001
Primary ( SD ) / dibawahnya 74.4 69.9 80.4 < 0.0001
Hipertensi % 67.7 56.3 83.1 < 0.0001
Diabetes % 21.8 6.4 42.6 < 0.0001
Perokok % 21.3 24.3 17.3 < 0.0001
Peminum Alkohol % 1.5 1.8 1.3 0.3
Umur , Rata-rata (SD), tahun 58.2 57.4 59.4 < 0.0001
Tekanan darah sistole, rata-rata (SD), mm Hg
146.9 141.5 154.6 < 0.0001
Tekanan darah diastole, rata-rata (SD), mm Hg
80.0 78.5 82.2 < 0.0001
Glukosa Serum, mmol/L 6.7 5.7 8.2 < 0.0001
Serum HbA1c, % 6.4 6.0 7.1 < 0.0001
BMI, rata-rata(SD), kg/m2 26.4 24.7 28.8 < 0.0001
Kolesterol Total, rata-rata (SD), mmol/L
5.6 5.6 5.7 < 0.0001
Kolesterol HDL, rata-rata (SD), mmol/L
1.4 1.5 1.2 < 0.0001
Kolesterol LDL, rata-rata (SD), mmol/L
3.5 3.6 3.5 0.005
Trigliserida, rata-rata (SD),
mmol/L
1.6 1.1 2.3 < 0.0001
Prevalensi Katarak
• Prevalensi katarak adalah 45,4% di seluruh populasi • Prevalensi katarak meningkat dengan meningkatnya
jumlah komponen sindrom metabolik baik pada pria maupun wanita (Gbr. 1)
• Pada Tabel 2 prevalensi katarak meningkat dengan kuartil lebih tinggi pada :
– Glukosa serum– HbA1c– Tekanan darah sistolik– Sejumlah besar komponen sindrom metabolik (P trend <0,0001)
• Setelah penyesuaian untuk usia,jenis kelamin, status merokok, dan pendidikan, sindrom metabolik secara signifikan terkait dengan katarak
• Komponen sindrom metabolik individu, termasuk diabetes, glukosa plasma yang tinggi, HbA1c, tekanan darah sistolik, dan hipertensi, semua secara bermaknaterkait dengan katarak (Tabel 2)
Gambar 1Prevalensi Katarak oleh Peningkatan Komponen
Sindrom Metabolik pada Pria dan Wanita
Gambar 1
Komponen Sindrom Metabolik
Pre
vale
nsi k
atar
ak %
P-Trend = 0.001
Tabel 2Hubungan Katarak dengan Komponen Sindrom
Metabolik
Umur, jenis kelamin-disesuaikan model
Multivariabel – disesuaikan model
Karateristik Resiko n (kasus)
Prevalensi (%)
OR ( 95% CI ) OR ( 95% CI ) P
Diabetes melitus
Tidak ada 2184 ( 886 ) 40.6 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi ) < 0.0001
Ada 610 ( 382 ) 62.6 1.95 ( 1.54-2.47 ) 1.89 (1.49-2.40)
Serum Glukosa Acak ( mmol ) Kuartil
1. ( 2.2 – 4.7 ) 680 (229) 33.7 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi )
2. (4.8-5.4 ) 744 (316) 42.5 1.38 (1.05–1.82) 1.35 (1.02–1.77) 0.03
3. ( 5.5-7.0 ) 668 (328) 49.1 1.54 (1.17–2.04) 1.49 (1.13–1.98) 0.005
4. ( 7.1-32.1 ) 702 (395 ) 56.3 1.92 (1.47–2.50) 1.94 (1.47–2.57) < 0.0001
HbA1C ( % ) Kuartil
1. ( 4.2-5.5 ) 789 ( 274 ) 34.7 1.00 (referensi ) 1.00 ( referensi )
2. ( 5.6 -5.9 ) 621 ( 252 ) 40.6 1.17 ( 0.89 -1.55 ) 1.15 (0.87-1.52) 0.32
3. ( 6.0-6.5) 672 ( 331 ) 49.3 1.31 ( 1.00-1.71) 1.28 (0.98-1.68) 0.07
4. ( 6.6–15.1) 712 ( 411 ) 57.7 1.92 ( 1.47-2.50 ) 1.85 (1.42-2.42) < 0.0001
TD tinggi ( TD ≥130/85 mmHg atau
menggunakan obat TD)
Tidak ada 554 ( 115 ) 20.8 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi )
Ada 2240 ( 1153 ) 51.5 2.00 ( 1.54-2.61) 1.92 (1.47-2.52) < 0.0001
Hipertensi
Tidak ada 714 ( 163 ) 22.8 1.00 ( referensi) 1.00 ( referensi )
Ada 2080 ( 1105 ) 53.1 1.88 (1.51-2.34) 1.81(1.45-2.26) < 0.0001
Sistolik ( mmHg) kuartil
1. ( 84.5-129.0) 699 (178) 25.5 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi )
2. (129.1-144.0 ) 706 (272 ) 38.5 1.37 (1.04-1.82) 1.35 (1.02-1.79 ) 0.04
3. (144.1-162.9 ) 704 (363 ) 51.6 1.79 ( 1.35-2.35 ) 1.72 (1.30-2.27) 0.0002
4. ( 163.0-240.0) 685 (455) 66.4 2.16 (1.62-.88) 2.06(1.54-2.76) < 0.0001
Diastole ( mmHg) kuartil
1. ( 48.5-71.0) 789 (358) 45.4 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi )
2. ( 71.1-79.0) 675 (309) 45.8 1.03 (0.79-1.34) 1.04 (0.80-1.36) 0.78
3. ( 79.1-86.9 ) 650 (294 45.2 1.16 (0.88-1.52) 1.15 (0.88-1.51) 0.31
4. ( 87.0-130.0 ) 680 (307) 45.2 1.04 (0.80-1.36 ) 1.02 (0.78-1.33) 0.89
HDL ( < 1.0 dan < 1.3 mmol/L pada pria dan wanita )
Tidak ada 2027 (909 ) 44.8 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi )
Ada 767 (359 ) 46.8 1.20 ( 0.97-1.49 ) 1.19 (0.95-1.48) 0.13
TG (≥1.7 mmol/L)
Tidak ada 1685 (765) 45.4 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi ) 0.58
Ada 1109 (503 ) 45.4 1.07 (0.88-1.30 ) 1.06 (0.87-1.29)
BMI ≥ 25.0 kg/m2
Tidak ada 1167 (543 ) 46.5 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi )
Ada 1627 ( 725 ) 44.6 1.08 ( 0.89-1.32 ) 1.07 (0.88-1.30) 0.52
BMI ( kg/m2) kuartil
1. ( 12.7-23.0) 699 (342) 48.9 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi )
2. (23.1-26.0) 712 (308 ) 43.3 0.87 (0.66-1.14) 0.87 (0.66-1.14) 0.30
3. (26.1-29.3) 685 (297) 43.4 0.91 (0.69-1.19) 0.89 (0.68-1.18) 0.42
4. (29.4-50.8) 698 (321 ) 46.0 1.16 (0.87-1.53) 1.13 (0.86-1.50) 0.38
Sindrom Metabolik
Tidak ada 1600 (669) 41.8 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi )
Ada 1194 (599) 50.2 1.30 (1.07-1.59) 1.27 (1.04-1.55) 0.02
Komponen sindrom metabolik jumlah
≤ 1 komponen 779 (279) 35.8 1.00 ( referensi ) 1.00 ( referensi )
2 komponen 821 (390 ) 47.5 1.57 (1.22-2.04) 1.56 (1.20-2.02) 0.008
3 komponen 733 (340) 46.4 1.31 (1.00-1.71) 1.28 (0.98-1.67) 0.08
4 komponen 368 (207) 56.3 2.17 (1.56-3.00) 2.09 (1.51-2.89) < 0.0001
5 komponen 93 (52) 55.9 2.56 (1.48-4.43 ) 2.48 (1.39-4.16) 0.002
• Tabel 3 menunjukkan hubungan independen antara masing-masing komponen sindrom metabolik dengan katarak, disesuaikan dengan variabel lainnya
• Serupa dengan Tabel 2, hanya tekanan darah tinggi dan diabetes secara independen terkait dengan katarak
• Prevalensi katarak kortikal, nuklear, dan PSC masing-masing adalah 31,8%, 22,5%, dan 16,3%
Tabel 3 Hubungan Multivariabel antara Komponen
Sindrom Metabolik dan Katarak
Komponen sindroma metabolik
Prevalensi katarak (%)
Multivariabel OR ( 95% CI ) P
Diabetes Melitus 51.5 1.77 (1.38-2.25) < 0.0001
TD tinggi ( ≥ 130/85 mmHg atau menggunakan obat
TD)
62.6 1.82 (1.38-2.41) < 0.0001
HDL rendah ( <1.0 dan < 1.3 mmol/L pada pria dan
wanita )
46.8 1.11 ( 0.88-1.40) 0.4
TG tinggi (≥ 1.7 mmol/L) 45.4 0.96 ( 0.78-1.18 ) 0.8
BMI tinggi (≥ 25.0 kg/m2) 44.6 0.93 (0.76-1.14 ) 0.5
• Tabel 4 menunjukkan hubungan antara komponen sindrom metabolik dan subtipe katarak yang berbeda
• Setelah disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin, tekanan darah yang tinggi, dikaitkan dengan semua 3 subtipe katarak
• Diabetes dikaitkan dengan katarak kortikal dan PSC
• HDL yang rendah dan BMI ≥25 kg/m2 dikaitkan dengan katarak kortikal
• Setidaknya adanya dua komponen sindrom metabolik yang positif terkait dengan katarak kortikal
• BMI ≥ 25 kg/m2 dan adanya tiga dan empat komponen sindrom metabolik secara negatif berhubungan dengan katarak nuklear
Tabel 4Hubungan antara Komponen Sindrom Metabolik
dan Subtipe Katarak Spesifik
Umur, jenis kelamin disesuaikan odds ratio ( 95% CI)
Karateristik Katarak kortikal (n=889 ) Katarak nukelar ( n=630) Katarak PSC ( n=455)
Diabetes melitus 2.28 (1.83-2.83) *** 0.81 ( 0.63-1.04) 1.39 (1.09-1.77)**
TD tinggi ( TD ≥130/85 mmHg atau menggunakan obat TD)
1.46 ( 1.18-1.81) ** 1.37 ( 1.04-1.80)* 1.57 (1.19-2.06)**
HDL rendah ( < 1.0 dan < 1.3 mmol/L pada pria dan wanita )
1.34 (1.09-1.65) * 0.95 (0.74-1.23) 1.03 ( 0.81-1.32)
TG tinggi (≥ 1.7 mmol/L) 1.12 ( 0.93-1.35 ) 0.84 (0.67-1.06) 0.84 ( 0.67-1.04)
BMI tinggi (≥ 25.0 kg/m2) 1.22 ( 1.01-1.48 ) * 0.65 (0.52-0.81)** 1.03 (0.82-1.28)
Sindrom metabolik 1.48 (1.23-1.79) *** 0.83 ( 0.66-1.05) 1.12 ( 0.90-1.40 )
Jumlah komponen sindrom metabolik
≤ 1 komponen 1.0 ( referensi ) 1.0 ( referensi ) 1.0 ( referensi )
2 komponen 1.71 ( 1.33-2.21 ) *** 0.82 ( 0.61-1.10) 1.11 ( 0.82-1.49)
3 komponen 1.66 (1.28-2.16 ) *** 0.64 (0.47-0.88)* 1.01 (0.74-1.37)
4 komponen 2.66 ( 1.95-3.64 ) *** 0.65 (0.45-0.95)* 1.42 ( 1.00-2.03)
5 komponen 2.58 (1.93-3.45 ) *** 0.70 (0.36-1.37) 1.15 ( 0.60-2.18 )
• *P < 0.05•** P < 0.005•*** P < 0.0005
• Dalam analisis tambahan, kami meneliti hubungan berbagai kombinasi dari komponen sindrom metabolik dengan Katarak (Tabel5)
TD tinggi Signifikan
TD tinggi + Diabetes Signifikan
Diabetes, TD tinggi,
Obesitas, HDL rendah
Signifikan OR paling tinggi
Diabetes, TD tinggi, Obesitas Signifikan
Analisis Tambahan
Orang yang memiliki TD tinggi + diabetes memiliki 4 kali kemungkinan lebih besar kena katarak
Tabel 5Hubungan antara Pribadi dan Kombinasi Komponen Sindroma Metabolik Spesifik dan
Katarak
Komponen sindrom metabolik Katarak
Model Diabetes TD tinggi BMI tinggi TG tinggi HDL rendah
n(kasus) Umur,jenis kelamin disesuaikan OR
( 95% CI )
P
Tidak ada komponen sindrom metabolik
1.0 201 (45) 1.0 (referensi)
Komponen sindrom metabolik individu
1.1 x 12 (3) 0.42 (0.09-2.10) 0.7
1.2 x 382 (199) 1.50 (0.94-2.41) 0.03
1.3 x 91 (16) 0.71 (0.34-1.50) 0.8
1.4 x x 53(8) 0.76 (0.29-2.00) 0.3
1.5 30 (5) 0.88 (0.28-2.79) 0.3
Kombinasi 2 komponen sindrom metabolik
2.1 X X 58 (74) 4.73(2.16-10.34) 0.0002
2.2 X X 12(6) 3.18 (0.77-13.03) 0.03
2.3 X x 4 (3) 9.05 (0.66-123.96) 0.2
2.4 x X - - 0.2
2.5 X X 434 (198) 1.71 (1.08-2.72) 0.01
2.6 X X 159 (82) 1.71(0.98-3.01) 0.009
2.7 x X 39 (24) 3.66 (1.52-8.85) 0.03
2.8 X X 37(7) 1.15 (0.42-3.16) 0.5
2.9 x X 35(4) 0.43 (0.13-1.49) 0.2
2.10 X x 22 (6) 2.54 (0.88-7.37) 0.1
Kombinasi 3 komponen sindrom metabolik
3.1 X X x 148 (90) 2.30 (1.29-4.10) 0.005
3.2 X X X 40 (24) 1.85 (0.76-4.49) 0.2
3.3 X X X 24 (18) 3.67 (1.10-12.28) 0.07
3.4 X X X 2 (0) - 0.4
3.5 X X x 2 (0) - 0.1
3.6 X X X 6 (3) 0.96 (0.13-7.13) 0.1
3.7 X X X 274 (109) 1.42 (0.86-2.35) 0.1
3.8 X X X 75 (36) 1.53 (0.75-3.12) 0.2
3.9 x X X 126 (51) 1.07 (0.59-1.97) 0.6
3.10 X x X 33 (8) 1.33 (0.49-3.62) 0.6
Kombinasi 4 komponen sindrom metabolik
4.1 X X X x 84(53) 2.95 (1.48-5.87) 0.005
4.2 X X X X 173 (82) 1.89 (1.09-3.28) 0.01
4.3 X X X X 7 (0) - 0.8
4.4 X X X X 40 (28) 2.24 (0.89-5.66) 0.07
4.5 x X x x 60 (44) 7.20 (3.34-15.56) <0.0001
Kombinasi 5 komponen sindrom metabolik
5.1 x x x x x 91 (52) 3.09 (1.61-5.91) 0.0005
• Dalam analisis kedua, ketika peserta dikelompokkan berdasarkan status diabetes, hanya Tekanan darah tinggi yang bermakna dikaitkan dengan katarak di antara mereka dengan dan tanpa diabetes (Tabel 6)
• Tidak ada interaksi signifikan antara diabetes dan komponen lain dari sindrom metabolik (P interaction >0,05 untuk tekanan darah tinggi, HDL rendah, trigliserida tinggi, dan BMI tinggi)
• Dalam analisis tambahan ketiga, mendefinisikan katarak (n=1408) menggunakan LOCS III classification, diabetes, tekanan darah tinggi dan sindrom metabolik secara bermakna dikaitkan dengan katarak (Tambahan S1 Tabel, http://www.iovs.org/lookup/suppl/ doi: 10.1167/iovs.10-6373/-/DCSupplemental)
• Dalam analisis keempat, termasuk mereka dengan riwayat operasi katarak sebelumnya (n=102), Diabetes, peningkatan trigliserida, dan sindrom metabolik secara signifikan terkait dengan operasi katarak (data tidak ditampilkan)
Tabel 6Hubungan antara Komponen Sindrom Metabolik
dan Katarak dengan Status Diabetes
Ada diabetes Tidak ada diabetes
Karateristik n( kasus ) Multivariabel disesuaikan OR ( 95% CI )*
n ( kasus ) Multivariabel disesuaikan OR ( 95%
CI )*
TD tinggi ( TD ≥130/85 mmHg atau
menggunakan obat TD)
567 (367) 3.04 (1.43-6.47) 1675 (786) 1.58 (1.17-2.14)
HDL ( < 1.0 dan < 1.3 mmol/L pada pria dan
wanita )
229 (142) 1.08 (0.73-1.60) 538 (217) 1.11 (0.85-1.45)
TG (≥1.7 mmol/L) 277 (163) 0.75 (0.52-1.10) 832 (340) 1.13 (0.89-1.43)
BMI ≥ 25.0 kg/m2 413 (248) 0.87 (0.58-1.53) 1214 (477) 1.03 (0.82-1.31)
Sindrom metabolik 508 (312) 0.70 (0.41-1.19) 688 (287) 1.07 (0.83-1.38)
• *Disesuaikan dengan umur, jenis kelamin, pendidikan,status merokok P interaksi (diabetes x TD tinggi )= 0.82, ( diabetes x HDL rendah)= 0.48,( diabetes x TG tinggi )=0.09, (diabetesx BMI tinggi ) = 0.66
Diskusi
• Dalam studi berbasis populasi pada orang dewasa Melayu, kami menemukan bahwa sindrom metabolik dan dua komponen utamanya, diabetes dan tekanan darah tinggi, secara signifikan terkait dengan katarak, dinilai dari foto lensa dengan cara standar
• Dari komponen sindrom metabolik individu, tekanan darah tinggi dan diabetes menunjukkan menjadi kontributor utama dalam hubungan ini
• Tekanan darah tinggi dan diabetes dikaitkan dengan kemungkinan empat kali lipat lebih tinggi untuk kena katarak
• Trigliserida serum atau HDL, dan BMI, yang tidak terkait dengan katarak
• Hubungan ini bertahan ketika kita mendefinisikan katarak menggunakan alternatif definisi, berdasarkan LOCS III Clinical Grading
• Prevalensi sindrom metabolik dalam populasi penelitian kami,berdasarkan kriteria ATP-3 adalah 41,8%
• Temuan kami terdapat hubungan yang positif antara sindrom metabolik, atau dua komponen, diabetes dan tekanan darah tinggi, dengan katarak ,konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Western populations
• Diabetes dan hiperglikemia ditetapkan sebagai faktor risiko untuk katarak, yang didokumentasikan dalam beberapa populasi
• Diabetes telah terbukti berhubungan dengan katarak di beberapa populasi Asia
• Temuan kami dari hubungan diabetes dengan katarak kortikal dan katarak PSC adalah konsisten dengan pengamatan klinis sebelumnya temuan dari Beaver Dam Eye Study, the Barbados Eye Studies dan Blue Mountains Eye Study
• Mekanisme antara diabetes dan hiperglikemia untuk pembentukan katarak meliputi glikasi lensa proteins dan efek hiperosmotik sorbitol pada serat lensa dibentuk melalui aldose reducatse pathway
• Satu hal penting adalah bahwa tekanan darah tinggi, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan komponen sindrom metabolik lainnya bermakna bila dikaitkan dengan katarak
• Tekanan darah tinggi dikaitkan dengan katarak bahkan di antara mereka yang tidak diabetes dan terkait dengan semua tiga subtipe katarak
• Studi sebelumnya telah dilaporkan temuan yang konsisten antara tekanan darah tinggi atau hipertensi dengan katarak
• Dalam ’Physician Health Study, tekanan darah sistolik, tetapi tidak tekanan darah diastolik atau hipertensi, dikaitkan dengan katarak
• Dua penelitian di Eropa dilaporkan hubungan positif antara tekanan darah yang tinggi dan katarak
• Dalam Blue Mountain Eye Study ,penggunaan obat antihipertensi dikaitkan dengan katarak dan operasi katarak
• Mekanisme antara hipertensi dan katarak adalah tidak jelas
• Peradangan dan disfungsi endotel mungkin bisa memainkan peranan dalam hubungan antara hipertensi dan katarak
• Kami menemukan hubungan yang tidak signifikan antara trigliserida yang tinggi atau HDL yang rendah dan katarak
• Namun, hubungan diamati antara HDL yang rendah dan katarak kortikal
• Beberapa penelitian telah melaporkan hubungan antara trigliserida yang tinggi atau kadar HDL yang rendah dengan subpopulations spesifik
• Paunskinis et al melaporkan hubungan positif antara kadar trigliserida yang tinggi dan setiap subtipe katarak pada kalangan wanita berusia 45 - 64 tahun
• Beaver Dam Eye Study, kadar HDL yang rendah dikaitkan dengan katarak kortikal pada wanita
• Framingham Offspring Heart Studi, HDL yang rendah dan trigliserida yang tinggi dikaitkan dengan katarak PSC pada pria
• Penelitian pada hewan telah menunjukkan perkembangan katarak dipercepat dengan :– Diabetes– HDLyang rendah -induced rats– Peradangan dan stres oksidatif akibat
kadar HDL yang rendah bisa mendorong pembentukan katarak
– Hubungan antara HDL yang rendah dan katarak kortikal bisa juga karena kebetulan
• Orang Asia memiliki risiko diabetes yang lebih tinggi dan penyakit kardiovaskular
• Ulasan epidemiologi telah menunjukkan hubungan yang tidak konsisten antara BMI dan katarak
• BMI yang tinggi tidak dikaitkan dengan katarak secara keseluruhan dalam penelitian kami ini , sebuah temuan yang konsisten dari Swedia mammography cohort tetapi tidak konsisten dengan temuan hubungan positif antara BMI dan katarak, dilaporkan dalam Nurses 'Health Study
• Pada analisis dikelompokkan berdasarkan subtipe katarak, BMI ≥ 25 kg/m2 positif terkait dengan katarak kortikal tapi negatif terkait dengan katarak nuklear
• Temuan kami, BMI yang tinggi dikaitkan dengan katarak kortikal adalah konsisten dengan studi sebelumnya Mountains Eye Study report
• Shihpai eye study di Taiwan, BMI tidak terkait dengan katarak nuklear , konsisten dengan laporan kami
• Temuan kami sesuai dengan laporan sebelumnya dari populasi Kaukasia
• Tan et al menunjukkan bahwa sindrom metabolik adalah terkait dengan ketiga jenis katarak dalam study kohort lansia dari Australia dalam Blue Mountains Eye Study .
• Paunksnis et al melaporkan hubungan antara katarak dan sindrom metabolik pada kalangan pria paruh baya dan wanita Eropa
• Sindrom metabolik terbukti berhubungan dengan ekstraksi katarak dalam Italian hospital population dan di antara Wanita Swedia berusia <65 tahun
• Meskipun beberapa faktor termasuk resistensi insulin, inflamasi dan disfungsi endotel bisa menjelaskan hubungan antara sindrom metabolik atau komponennya dan katarak, temuan kami menunjukkan bahwa hubungan ini terutama didorong oleh hubungan antara katarak dan diabetes atau tekanan darah yang tinggi
•Studi cross-sectional dalam membuat
kesimpulan kausal (sebab akibat )
•Penggunaan glukosa plasma acak untuk mendefinisikan diabetes pasti bisa menghasilkan kesalahan dalam klasifikasi kasus diabetes
•Faktor pengganggu yang
mungkin menjelaskan
beberapa hubungan yang diamati dalam penelitian kami
Keterbatasan
•Penilaian kami terhadap tekanan darah yang tinggi didasarkan pada
satu kunjungan, dan kesalahan
pengukuran mungkin
Kesimpulan
1. Sindrom metabolik dan dua faktor komponen pokok, tekanan darah yang tinggi dan diabetes berhubungan dengan usia terkait katarak pada orang dewasa Melayu Asia
2. Temuan ini menyoroti pentingnya penanggulangan faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk pencegahan katarak